Anda di halaman 1dari 32

Modul Ke :

Mata Kuliah: Teori

01
Fakultas :
Komunikasi
Membahas Komunikasi sebagai ilmu multidisipliner dan
tiga aliran ilmu yang mempengaruh ilmu komunikasi
serta Pendekatan pendekatan yang mempengaruh ilmu
komunikasi
FASILKOM

Program Studi :
PUBLIC
RELATIONS
Maksimus RamsesS.Sos, M.Sc
HP: 082210058882
maksimusramses@mail.com
Latar Belakang Pengampu
• Pendidikan Terakhir S2 Ilmu Komunikasi
• Dosen Universitas Mercu Buana, Jakarta, (2013-Sekarang)
• Pernah mengajar Jurusan Komunikasi, UNDANA Kupang
• Pernah mengajar di STIKES CHMK
• Pernah mengajar di Universitas Terbuka
• Pernah menjadi Jurnalis antv
• Pernah menjadi Jurnalis DAI TV
• Pernah menjadi Tenaga Ahli Fraksi Partai Demokrat DPRD Mabar
• Tenaga Ahli Fraksi Hanura DPR RI (2017-Oktober 2019)
• Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia (2016-Sekarang)
• Dan penulis sejumlah buku
• Selebihnya tanya GOOGLE
Syarat Kelulusan

• Syarat Kelulusan Tatap E-Learling:


• Absensi : 10% dari 71,5% (Toleransi 4X dari
forum dan quis)
• Tugas : 40%
• UTS : 25%
• UAS : 25%
APA ITU TEORI?
• Sebelum lebih jauh membahas Teori Komunikasi, terlebih
dahulu anda pahami apa itu Teori?
• Teori adalah serangkaian bagian atau variable dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan
sistematis mengenai fenomena dengan menentukan
hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah.
• Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-
bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantng pada
metodologi dan konteks diskusi. Secara umum teori
merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu
dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta.
• Teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau
kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau
fenomena sosial tertentu.
• Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut
metode ilmiah.
• Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti
kebenarannya.
• Manusia membangun teori untuk menjelaskan,
meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu
(misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam,
atau tingkah laku hewan)
• Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas
kenyataan (misalnya apabila kucing mengeong berarti
minta makan).
• Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak
pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang
koheren dan saling berkaitan.
• Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan
sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun
belum pernah terpengamatan. (Contoh: sampai
dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan
sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori
relavitas umum tetapi belum pernah teramati di
dalam.
ELEMEN TEORI
• Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang
mengikutinya.
• Elemen ini berfungsi untuk mempersatukan variabel-
variable yang terdapat di dalam teori tersebut.
• Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide
yang diekspresikan dengan simbol atau kata.
• Konsep dibagi dua yaitu, simbol dan definisi. Dalam ilmu
sosial konsep diekspresikan dengan kata-kata melalui
simbol-simbol.
• Menurut Neuman, kata-kata juga merupakan simbol karena
Bahasa itu sendiri adalah simbol.
• Elemen kedua yaitu, Scop. Dalam teori seperti yang
dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini ada
yang bersifat abstak dan ada juga yang bersifat
kongket.
• Teori dengan konsep-konsep abstrak dapat
diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih
luas, dibanding teori yang memiliki konsep-konsep
yang kongkret.
• Elemen ketiga adalah relationship. Teori merupakan
sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara lebih
jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-konsep
berhubungan.
• Hubungan ini seperti pernyataan sebab-akibat.
PENDAHULUAN
• Istilah komunikasi sudah sangat akrab di telinga kita, namun
membuat definisi komunikasi mengenai komunikasi
ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan.
• Stephen Littlejohn mengatakan, komunikasi sulit untuk
didefinisikan. Kata komunikasi bersifat abstrak, seperti
kebanyakan istilah memiliki banyak arti.
• Kesulitan dalam mendefinisikan kata komunikasi baik bagi
kepentingan akademis maupun penelitian, disebabkan kata
kerja to communicate (berkomunikasi) sudah sangat
mapan sebagai kosakata yang sangat umum dan
karenanya tidak mudah ditangkap maknanya untuk
keperluan ilmiah.
• Kata komunikasi merupakan kata yang paling
sering digunakan dalam percakapan baik dalam
Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.
• Berikut ini beberapa definisi komunikasi sebagai
gambaran awal dalam memahami lebih dalam
tentang teori komunikasi.
• Secara Etimologis kata komunikasi berasal dari bahasa
Inggris yaitu dari kata Communication yang berasal dari
kata Latin Communicatio yang bersuber dari
kata Communis yang berarti sama,sama disini adalah sama
makna.
Definisi Komunikasi menurut Para Ahli :
• Harold Lasswell
“Who Says Wahat In Which Channel to Whom With What
Effect?” (Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa
Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?)
• Theodore M Newcomb
“Komunikasi adalah setiap tindakan komunikasi
dipandang sebagi suatu tranmisi informasi yang terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada
• Evereet M Rogers
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.”
• Sukanto Reksodiprojo
“Komunikasi adalah usaha untuk mendorong orang lain untuk
menginterpretasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh
orang yang mempunyai pendapat tersebut serta diharapkan di peroleh
titik kesamaan untuk pengertian.”
• Sesuai dengan pendapat-pendapat para ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Komunikasi adalah proses interaksi atau
hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesama manusia
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
ASAL USUL TEORI KOMUNIKASI
• Aristoteles dan gurunya Plato merupakan tokoh paling
sentral dalam permulaan studi komunikasi. Keduanya
menganggap komunikasi sebagai seni atau keahlian untuk
dipraktikkan sekaligus sebagai bidang studi.
• Aristoteles melihat komunikasi sebagai sarana melalui
mana warga negara berpartisipasi dalam berdemokrasi.
• Bagi Aristoteles, komunikasi terutama kegiatan verbal
melalui mana pembicara berusaha membujuk untuk
mencapai tujuan yang dimilikinya dengan seorang
pendengar melalui penyusunan argument secara mahir dan
melalui penyampaian pidato.
KOMUNIKASI SEBAGAI ILMU MULTIDISIPLINER
• Komunikasi sudah lama menarik perhatian para ilmuwan
luar bidang komunikasi. Mereka umumnya ahli di
bidangnnya masing-masing namun tertarik mempelajari
aspek-aspek komunikasi yang relevan atau miliki hubungan
dengan bidang ilmunya.
• Hasil studi para ahli ini selain untuk mendukung bidang
ilmunya, juga telah memberi sumbangan terhadap
lahirnya ilmu komunikasi sebagai suatu kajian ilmiah.
• Sebab, sebelumnya komunikasi hanya sebuah studi retorika
dan jurnalistik yang banyak berkaitan dengan dengan
pembentukan pendapat umum/khayalak.
• Dalam peta ilmu pengetahuan, komunikasi dinilai
banyak orang sebagai ilmu monodisiplin yang
berinduk pada ilmu politik.
• Melalui kemajuan kajian, ilmu komunikasi yang
sebelumnya hanya dipelajari di lembaga-lembaga
pendidikan ilmu sosial, tumbuh dan berkembang
diajarkan hampir disemua disiplin ilmu, baik itu
kedokteran, ekonomi, pertanian, hokum, dan ilmu-
ilmu sosial lainnya yang relevan.
• Fakta ini menunjukkan ilmu komunikasi semakin
disadari bukan lagi ilmu yang monodisiplin yang
berinduk pada ilmu politik, namum sudah diakui
sebagai ilmu yang multidisipliner.
Mengapa Komunikasi Masuk Kategori Ilmu
Multidisiplin
• Komunikasi meliputi pemahaman tentang bagaimana
manusia berperilaku dalam menciptakan pesan. Karena itu
penelitian komunikasi mengkombinasikan metode ilmih
dan sastra.
• Komunikasi sebagai ilmu sosial memang amat bervariasi
dari yang menggunakan unsur-unsur ilmiah hingga
kesusastraan. Secara tradisional teori-teori kesusatraan
tentang komunikasi dikenal sebagai teori retorika.
• Sedangkan pemahaman teori-teori ilmiah merupakan teori
komunikasi. Pemisahan seperti ini harusnya tidak perlu ada,
karena komunikasi merupakan ilmu yang bersifat
multidisipliner.
• Komunikasi sendiri sudah mencakup baik metode sastra
maupun metode ilmiah dan kedua-duanya sama-sama
diperhitungkan di dunia ilmu pengetahuan tentang
komunikasi.
• Ilmu komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan
sosial yang bersifat multidispliner. Disebut multidisipliner
karena, komunikasi berkembang melalui beberapa
pendekatan.
• Pendekatan-pendekatan yang dipergunakan yang
mempengaruhi peta ilmu komunikasi berasal dari
berbagai disiplin ilmu lain seperti psikologi, politik,
filsafat, antropologi, sosiologi, elektronika dan bidang
ilmu sosial lainnya.
• Sifat kemultidisiplinan ini tidak dapat
dihindari karena obyek pengamatan dalam
ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks
yang meyangkut berbagai aspek sosial,
budaya, budaya ekonomi, dan politik dari
kehidupan manusia.
Tiga Aliran Ilmu yang Pengaruhi Ilmu Komunikasi dan
Pendekatan yang Pengaruhi Ilmu Komunikasi

• Sebelum sampai pada pembahasan tentang berbagai teori


dan model dalam ilmu komunikasi, baiknya kita lebih
dahulu membahas mengenai pandagan-pandangan dalam
keilmuan yang berlaku dikalangan akademis.
• Pandangan-pandangan tersebut merupakan kerangka dasar
dari berbagai teori dan model yang ada dalam ilmu
komunikasi.
• Ilmu komunikasi adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Disebut
demikian karena pendekatan-pendekatan yang
dipergunakan bersal dari dan menyangkut berbagai bidang
keilmuan (disiplin) lainnya.
• Ada tiga aliran ilmu yang turut mempengaruhi
perkembangan ilmu komunikasi.
• Menurut Littlejohn dalam bukunya Theories of
Human Communications (Teori Komunikasi) yang
terbit dalam beberapa edisi; tahun 1989, 1995,
2002 menerangkan tiga kelompok atau aliran
pendekatan yang berkaitan dengan obyek pokok
pengamatan.
• Ketiga kelompok pendekatan tersebut adalah:
1. Aliran pendekatan Scientific (ilmu empiris); umumnya berlaku di
kalangan para ahli ilmu eksakta seperti, fisika, biologi, kedoteran,
matematika, dan lain-lain. Aliran ini ditandai dengan beberapa hal
yakni; pertama, mengasosikan ilmu dengan objektivitas. Objektivitas
yang dimaksudkan di sini adalah objektivitas yang menekankan pada
prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofifnya
bahwa dunia dipandang dalam bentuk dan struktur. Secara individual
boleh jadi peneliti berbeda pandangan satu sama lain tentang
bagaimana rupa atau macam dari bentuk dan struktur tersebut. Namun
apabila para peneliti melakukan penelitian terhadap suatu fenomena
dengan menggunakan metode yang sama, maka akan dihasilkan
temuan yang sama. Di sinilah hakikat dari objektivitas dalam konteks
staandarisasi observasi dan konsistensi. Kedua, fokus perhatiannya
pada dunia hasil penelitian (discovering world). Ketiga, terdapat
pemisahan yang jelas antara known (objek atau hal yang ingin
diteliti/diketahui) dan knower (subjek pelaku atau pengamat).
• Keempat, aliran ini lazim menggunakan metode eskperimen. Melalui
metode ini penelti secara sengaja melalukan suatu percobaan
terhadap objek yang diteliti. Tujuan penelitian diarahkan pada upaya
mengukur ada tidaknya pengaruh atau hubungan sebab-akibat
diantara dua variabel atau lebih, dengan mengontrol pengaruh dari
variabel lain. Prosedur yang umum dilakukan adalah dengan cara
memberikan atau mengadakan suatu perlakukan khusus kepada
objek yang diteliti serta meneliti dampak atau pengaruhnya. Contoh;
4 ekor ayam diberi suntikan Y, sementara 4 ayam lainnya tidak.
Setelah kurun waktu tertentu dibandingkan ada tidaknya perbedaan
di antara dua kelompok ayam tersebut. Bila ada perbedaan dapat
ditarik kesimpulannya bahwa perbedaan tersebut terjadi karena
pengaruh dari suntikan Y itu. Kelima, pemahaman dan kesimpulan
terhadap suatu fenomena dilakukan dengan berupaya memperoleh
consensus. Toeri atau model komunikasi yang secara tegas
mencerminkan pengaruh pendekatan ini adalah model komunikasi
stimulus-respon. Teori ini didasarkan pada prinsip bahwa stimuli akan
menciptakan efek atau dampak.
• Menurut teori ini efek merupakan reaksi tertentu terhadap
stimulus (rangsang) tertentu.
2. Pendekatan Humanistic; bila aliran pendekatan scientific
mengutamakan prinsip objektivitas maka kelompok
pendekatan humanistic mengasosiakan ilmu dengan prinsip
subjektivitas yang mengutakan kreatifitas individual.
Bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan
subjentif individual, memfokuskan perhatiannya dunia para
penemunya (discovering person), ilmu pengetahuan dilihat
sebagai bagian dari diri, terhadap fenomena yang diamati
pemahaman dilakukan dengan mengutamakan interpretasi-
interpetasi alternatif, metode penelitian yang lazim digunakan
adalah partisipasi observasi, melalui penelitian seperti ini
penelitian dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-
orang yang ditelitinya membaur dan melibatkan diri secara
• Teori komunikasi yang berkembang dan dipengaruhi oleh
pendekatan ini adalah teori-teori kritis yang berkembang
dari disiplin ilmu sastra dan sosiologi yang dimotori ahlinya
seperti Karl Marx, Max Weber, Ferdinand de Saussure dan
Charles Pierce dari ilmu sastra.
• Pandangan klasik dari aliran humanistic adalah cara
pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan
penggambaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Karena
sifatnya yang subjektif dan interpretative, maka
pendekatan aliran humanistic ini lazimnya cocok
diterapkan untuk mengkaji persoalan-persoalan yang
menyangkkut system nilai, kesenian, kebudayaan, sejarah
dan pengalaman pribadi.
Perbedaan aliran scientific dengan humanistic
No Scientific Humanistic

1 Ilmu bertujuan untuk Mengutamakan kreatifitas individual


menstandarisasikan observasi

2 Ilmu adalah mengurangi perbedaan- Bertujuan untuk memahami tanggapan dan


perbedaan pandangan tentang hasi hasil temuan subjektif individual
pengamatan
3 Ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang Ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada
berada di sana (out there) diluar diri di sini (in here) dalam arti berada dalam diri
pengamat atau peneliti (pemikiran, interpretasi) pengamat/peneliti
4 Memfokuskan perhatiannya pada dunia Menitikberatkan perhatiannya pada dunia para
hasil penemuan (discovered world) penemunya (discovering person)

5 Berupaya memperoleh consensus Mengutamakan interpretasi-interpretasi


alternative

6 Membuat pemisahan yang tegas antara Cenderung tidak memisahkan kedua hal
known dan knower tersebut
• 3. Pendekatan khusus ilmu pengetahuan sosial (social
sciences); pendekatan yang diterapkan oleh para
pendukung kelompok aliran ini pada dasarnya merupakan
gabungan atau kombinasi dari pendekatan-pendekatan
aliran scientific dan humanistic. Pendekatan ilmu sosial
merupakan perpanjangan extension dari pendekatan ilmu
alam (natutal science), karena beberapa metode yang
diterapkan banyak diantaranya yang ambil dari ilmu
alam/fisika. Namun metode-metode pendekatan aliran
humanistic juga diterapkan.
• Dipergunakannya dua pendekatan scientific dan
humanistic yang masing-masing berbeda prinsip ini,
karena yang menjadi objek studi dalam ilmu
pengetahuan sosial adalah kehidupan manusia.
• Untuk memahami tingkahlaku manusia diperlukan
pengamatan yang cermat dan akurat. Pengamatan harus
dilakukan seobjektif mungkin agar hasilnya dapat berlaku
umum tidak bersifat khusus. Dengan kata lain, para ahli
ilmu sosial, seperti halnya para ahli ilmu alam harus mampu
mempercayai kesepakatan mengenai hasil temuan
pengamatannya, meskipun consensus yang dicapai tersebut
sifatnya relative dalam arti dibatasi oleh faktor-faktor
waktu, situasi dan kondisi tertentu.
• Disamping faktor objektivitas, ilmu pengetahuan sosial juga
mengutamakan faktor penjelasan dan interpretasi. Hal ini
disebabkan oleh manusia yang menjadi objek pengamatan
adalah makhluk yang aktif, memiliki daya piker,
berpengetahuan, memegang prinsip dan nilai-nilai tertentu,
serta sikap tindaknnya bisa berubah-ubah sewaktu-waktu.
• Karena itulah maka interpretasi subjetif terhadap
kondisi-kondisi spesifik tingkah laku manusia yang
jadi objek pengamatan juga diperlukan guna
menangkap makna dari tingkah laku tersebut.
• Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan
ilmu pengetahuan sosial kemudian secara umum
terbagi lagi dalam dua kubu yakni; ilmu
pengetahuan tingkah laku (behavioral science) dan
ilmu pengetahuan sosial (social science).
• Kubu behavioral science menekankan pengkajian
pada tingkah laku individual manusia, sedangkan
social science menekankan pada interaksi
antarmanusia.
• Perbedaan keduanya hanya menyangkut aspek
permasalahan yang diamati sementara metode
pengamatannya relatif sama.
• Bidang kajian ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu
pengetahuan sosial, pada dasarnya difokuskan pada
pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia
dalam menciptakan, mempertukarkan dan
menginterpretasikan pesan-pesan untuk tujuan tertentu.
• Namun dengan adanya dua pendekatan scientific dan
humanistic yang diterapkan muncul dua kelompok
masyarakat ilmuwan komunikasi yang berbeda, baik dalam
spesifik objek permasalahan yang diamati, maupun dalam
hal aspek metodologis serta teori-teori dan model-model
yang dihasilkannya.
Referensi
• Sasa Djuarsa Sendjaja dkk. Teori Komunikasi.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 2014.
• John Fiske. Introduction to Communication Studies,
Sage Publications, 2010.
• Stephen W. Littlejohn. Theories of Human
Communiation. New Jersey: Wadsworth
Publication.1996.
• Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss. Human
Communication. McGrawHills. 2000.
• Joseph DeVito. The Interpersonal Communication
Book. Person Education Inc. 2013.
Latihan
1. Jelaskan pokok-pokok pikiran dari pendekatan scientific
(ilmiah emperis)
2. Jelaskan pokok-pokok pikiran dari pendekatan humanistic
(humaniora-interpretatif)
3. Jelaskan pokok-pokok pikiran dari pendekatan social
sciences (ilmu-ilmu sosial)
4. Mengapa ilmu komunikasi masuk dalam kelompok social
sciences?
5. Mengapa pendekatan yang digunakan dalam ilmu
komunikasi umumnya menggunakan pendekatan
gabungan atau kombinasi dari dua pendekatan ilmiah
empiris dan pendekatan humaniora-interpretatif?
Terima
Kasih
Maksimus Ramses

Anda mungkin juga menyukai