Anda di halaman 1dari 22

Filsafat Komunikasi di Indonesia: Dari Perspektif Historis Hingga

Perspektif Kontemporer

Makalah diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai tugas 1 Mata Kuliah
Filsafat Komunikasi R.03

Dosen Pengampu : Dr. Drs. TB. M. Ali Asgar, S.H., M.H., M.Si., M.M

Disusun Oleh:

Kanita Maharani (213516516329)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NASIONAL

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, semua ilmu pengetahuan memiliki filsafat. Hal tersebut
disebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu dalam masa
lalu yang berpaku pada filsafat. Seiring perkembangannya dan semakin luasnya
pengaruh peran dari filsafat pada ilmu pengetahuan, filsafat sering disebut
sebagai “Ibu dari segala ilmu pengetahuan”. Dengan filsafat, kita dapat
memikirkan hal secara radikal (mendalam sampai ke seluk beluknya), sistematis
(teratur dan logis) untuk mencapai kebenaran universal (umum). Secara singkat,
berfilsafat adalah kegiatan mengolah pikiran agar mencapai kebenaran yang
logis.
Kata filsafat berasal dari kata Yunani yakni “Philosophia”, yang terdiri dari
kata “Philos” dan “Sophia”. “Philos” berarti cinta atau sahabat, sedangkan
“Sophia” artinya adalah kebijaksanaan, wawasan atau pengetahuan. Jadi,
“Philosophia” berarti cinta akan kebijaksanaan atau cinta akan kebenaran dalam
ilmu pengetahuan. Manusia mampu mencari kebenaran dikarenakan adanya
dorongan oleh cintanya akan suatu kebenaran itu, yang artinya adalah dalam
memecahkan suatu masalah, seseorang akan sebisa mungkin mencari
kebenaran dengan sebijak-bijaknya. Manusia yang cinta akan pengetahuan
sejati disebut dengan filisofia, sedangkan orangnya disebut dengan filosof
maupun filsuf.
Filsafat juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
manusia. Faktanya, dapat dikatakan bahwa filsafatlah yang menjadi penggerak
dalam kehidupan pribadi kita maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk
seperti bangsa atau masyarakat. Filsafat juga merupakan ilmu yang tidak akan
berhenti dalam menuju sasaran yang akan dicapai, yakni kenyataan dan
kebenaran. Memahami filsafat imu berarti memahami kompleksitas ilmu
pengetahuan dari akar serta aspek dan keterkaitannya sampai mendasar agar
dipahami dalam perspektif ilmu, perkembangannya, dan keterkaitannya dengan
cabang ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa
filsafat merupakan ilmu yang secara serius dipelajari, diselidiki, dan didalami
hakikat kebenaran suatu hal.
Sedangkan ilmu merupakan suatu metode berpikir secara objektif dalam
mendeskripsikan dan memberi makna pada dunia fakta dan berprinsip secara
terorganisir dan sistematis. Lalu komunikasi merupakan proses menyampaikan
suatu pesan dari pengirim ke penerima dengan suatu media yag terkadang
mengalami gangguan. Jadi, komunikasi adalah aktivitas dasar manusia seperti
dua orang atau lebih yang terlibat dalam bentuk percakapan yang berlangsung
atas dasar kesamaan makna dan tujuan mengenai apa yang akan
dipercakapkan. Dalam hal ini, mempelajari filsafat komunikasi menjadi salah satu
hal yang sangat menarik, karena di dalamnya juga dibahas hakikat ilmu
komunikasi yang diteliti melalui beberapa pendekatan, yaitu:
1. Ontologi
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Menurut istilah, Ontologi ialah sebuah ilmu hakikat yang menelaah alam
nyata dan bagaimana realitas yang sebenarnya. Sedangkan Epistemologi ialah
ilmu yang membahas secara mendalam beberapa proses penyusunan
pengetahuan yang benar. Kemudian Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang
meneliti dan membahas hakikat nilai yang dilihat dari sudut kefilsafatan. Filsafat
komunikasi merupakan para ahli yang sepakat bahwa dasar ilmu komunikasi
yang pertama ialah filsafat. Filsafat mendasari ilmu komunikasi dari domain
ethos, pathos, dan logos serta dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos adalah
salah satu komponen filsafat yang mengajarkan para peneliti tentang pentingnya
simbol-simbol normatif dalam suatu pengembangan ilmu pengetahuan lalu
menjadi kunci paling penting bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos
juga merupakan salah satu komponen filsafat terkait dengan aspek emosional
yang ada di dalam diri manusia sebagai suatu makhluk yang mencintai
keindahan, penghargaan yang berpeluang untuk melakukan pengembangan ilmu
pengetahuan. Logos adalah salah satu komponen filsafat yang menuntun para
peneliti untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pemikiran yang nalar
dan rasional serta logis. Komponen-komponen tersebut berkaitan dengan aspek
kajian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
Seperti yang sudah disebutkan diawal, setiap ilmu pengetahuan termasuk
ilmu komunikasi memiliki filsafatnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya
perkembangan ilmu pada umumnya pada masa lampau berlandaskan pada
filsafat. Sejak lama, filsafat telah menaruh perhatian pada komunikasi (Rakhmat,
1994:8) yaitu sejak kelompok Sophist yang menjual pemikiran pada orang-orang
Yunani, misalnya Aristoteles. Ia menuliskan 3 jilid buku yang berjudul “De Arte
Rhetorica” yang oleh para komunikolog sebut sebagai buku pertama tentang
retorika paling sistematis dan juga lengkap. Tetapi, filsafat tidak meninjau
komunikasi sebagai alat untuk memperkokoh tujuan kelompok seperti halnya
pandangan sosiologi, filsafat lebih melihat komunikasi secara kritis dan dialektis.
Dapat disebut kritis karena filsafat tidak pernah terbatas dan tidak akan
membiarkan segala sesuatu dianggap telah selesai, bahkan sering kali menuai
perdebatan. Sedangkan dialektis ini berarti berpikir secara totalitas, yang
dimaksud totalitas dalam hal ini ialah sebagai keseluruhan yang memiliki unsur
saling bernegasi, berkontradiksi, dan saling bermediasi.
Seperti yang diketahui, filsafat merupakan bidang yang sangat luas dan
mencakup keseluruhan yang dapat dijangkau dengan pikiran serta suatu bidang
yang berusaha untuk mengerti dunia dalam hal makna dan nilainya (Mudhofir,
1996:1). Maka, filsafat komunikasi ialah suatu disiplin yang menyelidiki
pemahaman secara fundamental, metedologis, sistematis, kritis, analitis, dan
holistis, berteori, dan proses komunikasi yang meliputi semua dimensi dalam
bidangnya, sifatnya, tatanannya, fungsinya, tujuannya, teknik, dan metodenya.
(Effendy, 1993:321). Filsafat mempertanyakan apakah hakikat manusia
komunikan, dan bagaimana komunikasi digunakan untuk berhubungan dengan
kenyataan lain dalam dunia ini, apakah kemampuan berkomunikasi itu dilihat dan
ditentukan dari sifat manusia atau dari sebuah pengalaman yang dialaminya,
bagaimana proses komunikasi berlangsung sejak kognisi ke afeksi sampai ke
perilaku, apakah media komunikasi adalah faktor utama dalam proses penilaian
manusia, dan sebagainya. Filsafat melihat posisi komunikasi dalam hubungan
timbal balik antara manusia dengan alam semesta.

Filsafat komunikasi merupakan bidang studi yang penting dalam


memahami fenomena komunikasi dalam masyarakat. Di Indonesia, filsafat
komunikasi menjadi bagian yang semakin penting seiring dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Meskipun
filsafat komunikasi itu penting, penelitian tentang bidang tersebut masih terbatas.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
sejarah dan perkembangan komunikasi di Indonesia. Sejarah Indonesia yang
panjang dan kompleks mempengaruhi perkembangan di Indonesia. Dalam
makalah ini, akan dibahas bagaimana akan dibahas bagaimana filsafat
komunikasi berkembang dari masa kolonial hingga saat ini. Selain membahas
sejarah, makalah ini juga akan membahas perkembangan filsafat komunikasi di
Indonesia pada masa kontemporer. Hal tersebut merupakan suatu hal yang
penting agar dapat memahami tantangan dan peluang yang dihadapi dalam
bidang komunikasi di Indonesia saat ini.

B. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam karya tulis ini antara lain:
1. Apa pengertian dari Filsafat dari segi etimologis, terminologis, serta filsafat
sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup?
2. Apa korelasi Filsafat dan hakikat Filsafat Komunikasi?
3. Bagaimana perspektif sejarah historis Filsafat Komunikasi?
4. Bagaimana perspektif kontemporer Filsafat Komunikasi?
5. Bagaimana perkembangan Filsafat Komunikasi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Politik, makalah
pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas juga memiliki
tujuan sebagai berikut, yaitu untuk:
1. Menafsirkan apa tu Filsafat secara etimologis, terminologis, serta filsafat sebagai
ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup?
2. Mengetahui korelasi hubungan Ilmu Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan lainnya
yaitu Ilmu Komunikasi
3. Mengetahui perspektif historis sejarah dari Filsafat Komunikasi
4. Mengetahui perspektif kontemporer Filsafat Komunikasi
5. Mengetahui perkembangan Filsafat Komunikasi di Indonesia hingga zaman
modern seperti sekarang ini

D. Metode Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data makalah diatas adalah penulis mencari
beberapa referensi di internet seperti mencari artikel, mengumpulkan artikel yang
relevan, membaca jurnal, menandai, mengelompokan, mengklasifikasi data dan
menganalisi data yang sudah terkumpul. Metode deskriptif kualitatif ini adalah
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik
pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Teori
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang membahas masalah umum
dan mendasar mengenai berbagai persoalan. Filsafat mempelajari hakikat
realitas dan keberadaan, soal apa yang mungkin diketahui serta perilaku yang
benar maupun salah. Filsafat juga disebut sebagai ilmu tentang kehidupan dan
manusia secara kritis, logis, dan rasional yang menuntun manusia agar
menjalani hidupnya agar tidak terjadi kesesatan berpikir.
Filsafat komunikasi merupakan disiplin ilmu yang menelaah pemahaman
secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, dan holistis
mengenai teori dari proses komunikasi yang meliputi berbagai dimensi dan
berdasarkan bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode
komunikasi. Konsep dan teori filsafat komunikasi berakar dari Ontologi yang
membahas hal-hal yang ingin diketahui atau apa yang ingin dikaji terkait dengan
komunikasi. Beberapa konseo dan teori filsafat komunikasi yang penting antara
lain:
1. Realitas Konstruktif: Filsafat komunikasi ini menganggap realitas sebagai hasil
konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh interaksi dan komunikasi manusia.
Pandangan ini menekankan bahwa perspektif individu tentang dunia dibentuk
melalui proses komunikasi, dan realitas adalah hasil dari interpretasi dan
konstruksi bersama.
2. Makna dan Simbol: Filsafat komunikasi memperhatikan pentingnya makna dan
simbol dalam proses komunikasi. Makna diartikan sebagai hasil dari interpretasi
dan pemahaman yang dibagikan antara individua tau kelompok dalam konteks
komunikasi. Sedangkan simbol digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan
makna dalam suatu komunikasi.
3. Interaksi dan Dialog: Filsafat komunikasi menekankan pentingnya konteks
pemahaman komunikasi. Konteks yang melibatkan faktor-faktor seperti budaya,
nilai-nilai, norma, kondisi, dan latar belakang sosial yang mempengaruhi
komunikasi. Pemahaman yang baik dalam konteks tersebut dapat membantu
memperkuat jalinan interaksi dan dialog antara individu atau dalam suatu
kelompok.
4. Logika: Filsafat komunikasi juga berkaitan dengan pembahasan terhadap asas
dan metode penalaran secara benar agar tidak terjadi kesesatan bdalam
berpikir. Logika teramat penting dalam komunikasi karena suatu pemikiran harus
dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan harus
merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir logis.
5. Epistemologi: Filsafat komunikasi mempertanyakan bagaimana aspek ontologi,
epistemologi, dan aksiologi komunikasi. Epistemologi merupakan cabang filsafat
tentang bagaimana manusia menerima sebuah pengetahuan.
6. Metafisika/Ontologi: Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas persoalan
tentang keberadaan atau eksistensi. Metafisika dapat didefinisikan sebagai studi
atau pemikiran tentang sifat yang terdalam dari suatu kenyataan.

Konsep dasar filsafat meliputi objek kajian, karakteristik berpikir, dan


pemikiran filsafat. Filsafat diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa saat memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan melihat
dengan keseluruhan segala hubungan. Dalam membangun filsafat komunikasi
untuk mencapai kebenaran, teori komunikasi dan filsafat ilmu saling berkaitan.
Filsafat komunikasi membantu memperdalam pemahaman tentang teori dan
proses komunikasi, sementara teori komunikasi dapat membantu
mengembangkan konsep dan teori dari filsafat komunikasi.
Pendapat ini sejalan dengan Littlejohn (1989 ; 23-24) yang menekankan
bahwa, filsafat sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan persoalan atau
masalah pengetahuan dan realita. Filsafat meragukan asumsi-asumsi dasar dan
metode-metode yang dipakai dalam menumbuhkan pengetahuan dalam segala
lapisan kehidupan. Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan
bahwa bahwa filsafat adalah kegiatan untuk mencari kebenaran, dimana didalam
filsafat sendiri terdiri dari tiga komponen besar yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya, yakni: Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.
1. Ontologi: Ontologi ialah sebuah ilmu hakikat yang menelaah alam nyata dan
bagaimana realitas yang sebenarnya. Pokok-pokok ontologi sangat penting
karena cara seorang teoritis dalam mengkonseptualisasikan komunikasi
bergantung pada ukuran tentang bagaimana komunikator dipandang. Semua
teori komunikasi berawal dengan asumsi-asumsi mengenai manusia.
2. Epistemologi: Epistemologi ialah ilmu yang membahas secara mendalam
beberapa proses penyusunan pengetahuan yang benar. Para ahli epistemologi
bertanya bagaimana orang mengetahui tentang apa yang mereka ketahui.
Ilmuwan epistemologi meragukan observasi dan memberi cara dalam
memahami sifat pengetahuan dan proses-prosesnya. Setiap pembahasan
tentang penyelidikan dan teori akan bertemu dengan pokok epistemologi.
3. Aksiologi: Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas hakikat
nilai yang dilihat dari sudut kefilsafatan. Filsafat komunikasi merupakan para ahli
yang sepakat bahwa dasar ilmu komunikasi yang pertama ialah filsafat.

B. Pengertian Filsafat Secara Etimologis, Terminologis, Filsafat Sebagai Ilmu,


dan Filsafat Sebagai Pandangan Hidup
Kata filsafat berasal dari Bahasa Yunani dari kata Philosophia yang terdiri
dari kata Philein yang berarti cinta dan Sophia yang berarti pengetahuan,
kebijaksanaan atau hikmat. Maka, filsafat secara etimologis artinya adalah cinta
akan pengetahuan, kebijaksanaan, dan kebenaran. Makna cinta disini berarti
keinginan yang mendalam agar mendapatkan pengetahuan sampai ke dasarnya.
Kata filsafat juga terdapat pada Bahasa Arab yaitu falsafah dan ada juga dari
Bahasa India yaitu dharsana yang berarti memandang, memperhatikan,
merenungkan, dan memahami dengan kontemplasi, lalu membentuk sebuah
persepsi untuk memberikan kesimpulan, visi, dan keyakinan (Pendit, 2005:2).
Jadi, secara etimologi dalam Bahasa Yunani, Arab, dan India pada dasarnya
mempunyai makna yang sama yaitu aktivitas berpikir kontemplatif agar
mendapatkan sebuah kebenaran yang hakiki guna menjadikan manusia sebagai
makhluk yang bijaksana.
Sedangkan secara terminologis, filsafat memiliki bermacam artian tergantung
dengan pandangan orang yang melihatnya. Misalnya, pengertian filsafat secara
terminologi dari ahli yang mengemukakan bahwa filsafat merupakan ilmu yang
mencari sebab sedalam-dalamnya untuk segala kemungkinan yang ada dan
sesuatu yang sudah ada (Poedjawiatna, 1982).
Seseorang yang bijaksana harus mempunyai sebuah anutan atas suatu
filsafat. Hal tersebut berarti bahwa ia mempunyai persepsi, dan pedoman hidup
serta nilai yang diresapinya dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan
tujuan hidup yang diinginkan (Woodhouse, 2000). Sedangkan filsafat sebagai
ilmu mempunyai syarat yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ilmu
pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang ditata secara sistematis dan
teratur serta dapat memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan seperti “Apa”
(ontologi), “Bagaimana” cara memperoleh pengetahuan itu (epistemologi), dan
untuk apa “Kegunaan” dari ilmu pengetahuan tersebut untuk manusia (aksiologi)
(Prawironegoro, 2010:19).

C. Definisi Filsafat Komunikasi Menurut Ahli Terkait Komunikasi


Filsafat Komunikasi adalah suatu disiplin ilmu yang menelaah
pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis,
kritis, dan holistik tentang teori dan proses komunikasi yang meliputi segala
dimensinya (Onong U. Effendy). Ilmu komunikasi adalah suatu ilmu yang
mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pesannya kepada
manusia lain (Hoeta Soehoet). Menurut Richard Lanigan, Filsafat komunikasi
adalah upaya menjawab pertanyaan:
a) Apa yang aku ketahui?
b) Bagaimana aku mengetahuinya?
c) Apakah aku yakin?
d) Apakah aku benar?
BAB III
ANALISIS KASUS

Filsafat mempertanyakan apakah hakikat manusia komunikan, dan


bagaimana komunikasi digunakan untuk berhubungan dengan kenyataan lain
dalam dunia ini, apakah kemampuan berkomunikasi itu dilihat dan ditentukan
dari sifat manusia atau dari sebuah pengalaman yang dialaminya, bagaimana
proses komunikasi berlangsung sejak kognisi ke afeksi sampai ke perilaku,
apakah media komunikasi adalah faktor utama dalam proses penilaian manusia,
dan sebagainya. Filsafat melihat posisi komunikasi dalam hubungan timbal balik
antara manusia dengan alam semesta. Oleh karena itu, makalah ini dibuat
sebagai pengenalan tentang pentingnya filsafat komunikasi dalam memahami
dasar-dasar manusia, juga pengenalan singkat tentang perkembangan
komunikasi manusia dari masa ke masa.
Filsafat komunikasi merupakan bidang studi yang penting dalam
memahami fenomena komunikasi dalam masyarakat. Di Indonesia, filsafat
komunikasi menjadi bagian yang semakin penting seiring dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Meskipun
filsafat komunikasi itu penting, penelitian tentang bidang tersebut masih terbatas.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
sejarah dan perkembangan komunikasi di Indonesia. Sejarah Indonesia yang
panjang dan kompleks mempengaruhi perkembangan di Indonesia. Dalam
makalah ini, akan dibahas bagaimana akan dibahas bagaimana filsafat
komunikasi berkembang dari masa kolonial hingga saat ini, seperti pandangan
filsafat komunikasi dalam konteks peradaban kuno dari para filsuf besar seperti
Plato dan Aristoteles, juga tentang bagaimana hal tersebut mempengaruhi
pemikiran masyarakat pada saat itu. Selain membahas sejarah, makalah ini juga
akan membahas perkembangan filsafat komunikasi di Indonesia pada masa
kontemporer, yaitu penjelasan tentang pendekatan-pendekatan kontemporer
dalam filsafat komunikasi dan konsep-konsep terkini mengenai filsafat
komunikasi seperti komunikasi digital. Hal tersebut merupakan suatu hal yang
penting agar dapat memahami tantangan dan peluang yang dihadapi dalam
bidang komunikasi di Indonesia saat ini.
Filsafat telah berkembang pesat pada periode Yunani Klasik karena minat
manusia terhadap filsafat semakin besar. Perkembangan tersebut berlangsung
perlahan walaupun secara relatif berjalan dengan cepat. Walaupun dalam filsafat
banyak sekali menuai perdebatan dan perbedaan pendapat diantara para ahli
yang satu dengan yang lainnya, tetapi filsafat adalah suatu kesatuan. Filsafat
adalah upaya memahami suatu fenomena. Dalam hasil analisis makalah ini,
Plato yang merupakan murid dari Socrates, seorang filsuf terkenal di kalangan
para ahli filsafat yang mendasarkan pada keyakinan metafisik adanya eksistensi
dari idea yang tidak berubah tetap dan bersifat umum. Maka Plato menentang
relatvisme kaum sophis dan menolak perspektif indera dari idea tersebut dan
kemudian muncul lah aliran filsafat yang Plato sebut sebagai paham idealisme.
Idealisme merupakan sistem filsafat yang menekankan betapa pentingnya
keunggulan pikiran, roh dan jiwa dari hal yang bersifat kebendaan atau material.
Plato ialah tokoh yang sagngat berpengaruh pada bidang filsafat. Banyak tulisan
yang dihasilkannya sehingga data tentang pemikirannya mudah untuk
didapatkan. Hanya aliran Plato yang nyata memberikan kesempatan yang sama
tanpa melihat gender. Pemikirannya tentang dunia idea dan dunia pengalaman
sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan lama yang mana yang
benar, yang berubah atau yang tetap. Keadaan dan corak masyarakat pada
masa itu dijadikan sebagai dasar dalam pemikirannya dan tidak memaksakan
sistem untuk diterapkan dalam masyarkat. Pada masa itu, kesenjangan antara si
kaya dan si miskin sangat mencolok juga dengan pertentangan politik yang
menjadi topik panas. Sistem pemerintahaj tidak pernah berjalan secara tetap
karena adanya perubahan aristokrasi, oligarki hingga demokrasi.
Dalam filsafat ini, Plato menyebutkan bahwa alam materi pada dasarnya
hanya sekedar cerminan dari alam idea. Alam idea merupakan alam yang
terbentuk dari sesuatu yang sudah ada yang bersifat abadi dan tidak tunduk
pada hukum materi. Dalam filsafat ini Plato menyebutkan bahwa sebelum jasad
tercipta, jiwa merupakan etitas di alam idea. Dalam entitas alam idea, jiwa
mempunyai semua kesempurnaan pengetahuan karena jiwa ialah sesuatu yang
sempurna karena jiwa mengetahui segala sesuatu. Ide menjadi inti dasar dari
keseluruhan filsafat yang telah diajarkan oleh Plato. Beliau menganggap bahwa
ide adalah suatu yang objektif, ide tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi
pemikiran itu tergantung dari ide-ide. Dalam menjelaskan ide tersebut, Plato
menjelaskan dengan teori 2 dunianya yaitu dunia yang mencakup benda jasmani
yang disajikan pancaindera, sifat dari dunia ini terus berubah dan tidak tetap.
Dunia lainnya ialah dunia ide dan dalam dunia tersebut semuanya bersifat tetap
dan abadi.
Dampak Plato pada filsafat dan sifat manusia memiliki dampak yang
bertahan jauh melampaui tanah airnya di Yunani. Karyanya mencakup spektrum
minat dan gagasan yang luas: matematika, sains dan alam, moral dan teori
politik. Keyakinannya tentang pentingnya matematika dalam pendidikan telah
terbukti sangat penting untuk memahami seluruh alam semesta. Sejarah
pemikiran Plato tercermin dalam karyanya tentang penggunaan akal untuk
mengembangkan masyarakat yang lebih adil dan berfokus pada kesetaraan
individu menjadi dasar bagi demokrasi modern.
Salah satu alasan yang mendasari kesimpulan Aristoteles adalah,
ketahanan pendapat dia, bahwa fisika tertuju pada soal mengubah objek dengan
realitasnya sendiri, sedangkan matematika tertuju pada benda yang tidak
berubah tanpa realitasnya sendiri. Dalam filosofi ini, Aristoteles tidak dapat
membayangkan bahwa ada hubungan di antara objek dengan realitas. Dia
mengajukan doktrin tentang empat “penyebab” dari segala perubahan objek,
namun makna kata sebab (bahasa Yunani: αἰτἱα, aitia) tidak digunakan dalam
pengertian modern seperti “sebab dan akibat”, di mana sebab adalah peristiwa
atau keadaan. Inilah cara berbeda untuk menjelaskan sesuatu; misalnya sebab-
sebab materiel dan formal adalah faktor internal dari suatu benda, dan ini hanya
dapat dipisahkan dalam pikiran; sementara itu sebab efisien dan final adalah
faktor eksternal. Aristoteles menulis, “kita tidak memiliki pengetahuan tentang
suatu hal sampai kita memahami sebabnya, yaitu, penyebabnya.” “Sebab”
adalah terjemahan tradisional dari aitia Yunani (αἰτία), dalam arti teknis yang
tidak sesuai dengan makna sehari-harinya. Terjemahan αἰτία ᆳ ngan bahasa
biasa adalah “penjelasan”. Aristoteles berpendapat bahwa ada empat jenis
jawaban untuk pertanyaan “Mengapa” (Fisika II: 3, dan Metafisika V: 2).
Menyebabkan hasil perubahan (atau gerakan). “Empat Penyebab” adalah
jawaban untuk pertanyaan “Mengapa?”. (Steven, M. Carr, 2020). Aristoteles
berpendapat bahwa benda-benda alami seperti “manusia individu” memiliki
keempat penyebab. Sebagai contoh, penyebab atau penjelasan dari sebuah
meja, dalam hal empat aitias, adalah bahwa meja tersebut padat dan berbutir
karena terbuat dari kayu (bahan), tidak runtuh karena desainnya dengan empat
kaki dengan panjang yang sama (formal).), itu terjadi karena tukang kayu
membuatnya dari kayu (badan), dan memiliki dimensi ini karena dimaksudkan

untuk mendukung benda (tujuan). (Steven, M. Carr, 2020). Aristoteles


mengembangkan karya filosofis awal Socrates dan Plato dengan cara yang lebih
praktis dan sederhana, dan merupakan orang pertama yang menciptakan sistem
filsafat yang komprehensif, yang mencakup etika, metafisika, estetika, logika,
epistemologi, politik, dan ilmu pengetahuan. Dia menolak rasionalisme dan
idealisme yang dianut oleh Platonisme, dan menganjurkan sifat khas Aristotelian
dari “phronesis” (kebijaksanaan praktis atau kehati-hatian). Landasan lain dari
Aristotelianisme adalah gagasan teleologi (gagasan bahwa segala sesuatu
dirancang untuk, atau diarahkan menuju, hasil atau tujuan akhir). Silogisme
adalah suatu bentuk penalaran tertentu di mana suatu kesimpulan dibuat
berdasarkan dua premis. Demikian pula proses deduksi logis ini ditemukan oleh
Aristoteles. Dia adalah orang pertama yang menemukan prosedur autentik dan
logis untuk menyimpulkan pernyataan berdasarkan proposisi. Proposisi atau
premis ini disediakan sebagai fakta atau hanya diambil sebagai asumsi. Sebagai
contoh: Socrates adalah seorang pria. Semua manusia fana. Kedua premis ini
dapat disimpulkan sebagai “Socrates fana”. Logika di balik menemukan alasan
berdasarkan proposisi dan inferensi yang memiliki sesuatu yang sama dengan
proposisi tersebut cukup mudah. Kesederhanaannya yang deduktif dan
kemudahan penggunaan melambungkan teori silogisme Aristoteles, sehingga
dia memiliki pengaruh yang tak tertandingi pada sejarah logika dan penalaran
Barat. Namun, di era pasca-Renaisans yang mengarah ke zaman modern, kita
berhadapan dengan pendekatan logis yang lebih didasarkan pada deduksi
matematis (dan jauh lebih akurat) dan lebih sedikit pada ketidakpastian tempat
yang tidak masuk akal. Teori logis silogisme kategoris Aristoteles mencapai
status yang membuatnya jauh lebih dari sekadar keingintahuan sejarah belaka.
Aristoteles adalah orang pertama yang menulis buku yang berhubungan dengan
spesifik psikologi: De Anima atau On the Soul. Dalam buku ini, dia mengusulkan
gagasan abstraksi yang berkuasa atas tubuh dan pikiran manusia. Tubuh dan
pikiran ada dalam wujud yang sama dan terjalin sedemikian rupa sehingga
pikiran adalah salah satu dari banyak fungsi dasar tubuh. Da-lam analisis
psikologis yang lebih perinci, ia membagi kecerdasan manusia menjadi dua
kategori penting: kecerdasan pasif dan kecerdasan aktif. Menurut Aristoteles,
adalah sifat manusia untuk meniru sesuatu yang, bahkan jika pada tingkat yang
dangkal, memberi kita rasa kebahagiaan dan kepuasan. Mungkin puncak dari
pengamatan psikologisnya adalah hubungan halus yang mengikat psikologi
manusia dengan fisiologi manusia. Kontribusinya adalah lompatan besar dari
psikologi era pra-ilmiah yang mendahuluinya dan membawa kita ke era analisis
kualitatif dan kuantitatif yang jauh lebih tepat
Aristoteles dianggap sebagai bapak logika, dan kontribusinya dalam
pengembangan logika masih relevan hingga saat ini. Pemikirannya mengenai
syllogisme dan hukum-hukum berpikir menjadi dasar bagi pengembangan logika
formal. Logika merupakan alat penting dalam pemecahan masalah, argumentasi,
dan pengambilan keputusan yang rasional.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan disinformasi saat ini, pemikiran
Aristoteles tentang logika menjadi semakin relevan. Kemampuan untuk berpikir
kritis, menganalisis argumen, dan menyusun penalaran yang valid adalah
keterampilan yang sangat diperlukan dalam menavigasi informasi yang datang
dari berbagai sumber.
Pemikiran Aristoteles memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks
modern. Kontribusinya terhadap pemahaman ilmiah, etika, politik, dan logika
tetap relevan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Konsep pengetahuan
berdasarkan pengalaman dan eksperimen, hubungan antara struktur dan fungsi,
kebahagiaan dan etika, peran negara dalam mencapai keadilan, serta
keterampilan logika yang diperlukan dalam berpikir kritis, semuanya masih
berdampak pada kehidupan kita saat ini. Aristoteles tetap menjadi sosok yang
mempengaruhi cara kita memahami dunia dan diri kita sendiri, dan pemikirannya
masih menjadi landasan bagi pemikiran manusia hingga saat ini.
BAB IV

HASIL ANALISIS

Berdasarkan analisis permasalahan pada bab sebeiumnya, dapat dijabarkan


bahwa filsafat komunikasi mempertanyakan hakikat manusia sebagai komunikan berarti
bagaimana manusia bisa menerima dan memproses informasi yang diterima melalu
sebuah komunikasi. Sebagai komunikan, manusia mempunyai kemampuan untuk
menafsirkan, memahami, dan merespons pesan yang diterimanya. Akan tetapi,
kemampuan tersebut tidak selalu sama pada setiap individu karena pengaruh dari
faktor lainnya seperti latar belakang, pengalaman, dan kondisi psikologis. Filsafat
mempertanyakan bagaimana komunikasi digunakan untuk berhubungan dengan
realitas dalam dunia ini, komunikasi berguna untuk memperoleh informasi,
mempengaruhi perilaku orang lain, dan membangun hubungan sosial, manusia bisa
mendapatkan pemahaman tentang dunia dan lingkungan di sekitarnya karena adanya
filsafat sebagai pedoman untuk melihat suatu kenyataan yang mana yang benar dan
yang salah serta agar menjalani hubungan yang harmonis dengan orang lain.
Kemampuan berkomunikasi ditinjau dari sifat manusia dan pengalaman yang
dialaminya, hal tersebut dipengaruhi dari kemampuan berbahasa, memahami sebuah
pesan dan bagaimana meresponsnya, serta dapat dilatih, juga menjadikan sebuah
pengalaman untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan terarah.

Proses komunikasi berlangsung dari kognisi ke afeksi serta ke perilaku dalam


proses tersebut melibatkan beberapa tahapan yaitu encoding, decoding, dan feedback.
Encoding ialah proses mengubah data dari satu bentuk ke bentuk lainnya sesuai
dengan format atau metode, dalam penyusunan pesannya biasanya menggunakan
kode-kode tertentu. Decoding ialah proses mengubah pesan yang telah disusun
menjadi bentuk yang bisa dipahami oleh penerima pesan, proses decoding ini
melibatkan penerima pesan yang harus menjabarkan kode yang digunakan oleh
pengirim pesan. Sedangkan feedback adalah tanggapan, reaksi, atau timbal balik dari
informasi yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan. Proses
komunikasinya juga dipengaruhi oleh faktor seperti media, konteks, dan keadaan
psikologis. Walaupun media komunikasi bukan menjadi faktor utama dalam proses
penilaian manusia, penilaian tersebut lebih dipengaruhi dari isi pesan dan cara
penyampaiannya. Oleh karena itu, pemilihan media komunikasi yang tepat sangat
penting dalam memastikan sebuah pesan bisa diterima dengan baik oleh komunikan.

Filsafat komunikasi menganggap realita sebagai hasil konstruksi sosial yang


dipengaruhi dariinteraksi dan komunikasi manusia. Pandangan tersebut menekankan
bahwa pespektif individu tentang dunia dibentuk melalui proses komunikasi dan realita
itu sendiri dari interpretasi dan konstruksi bersama. Selain itu memahami dasar filsafat
komunikasi dapat membantu dalam melihat komunikasi sebagai fenomena yang lebih
dalam. Hal tersebut membantu kita untuk merenungkan suatu makna, nilai, dan
implikasi komunikasi di kehidupan sehari-hari. Filsafat komunikasi juga membantu
manusia dalam memahami pemikiran manusia secara kritis dan logis.
https://etheses.uinsgd.ac.id/39067/1/Filsafat%20Komunikasi%20Dr.
%20Aang.pdf
https://farrosy.blogspot.com/2018/06/makalah-makalah-filsafat-komunikasi.html
http://repository.ut.ac.id/4144/1/IDIK4006-M1.pdf
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Books-22931-10_0078.pdf
https://www.researchgate.net/publication/
336901438_FILSAFAT_KOMUNIKASI_DALAM_MAKROKOSMOS/fulltext/
5db9c65b92851c8180191dc2/FILSAFAT-KOMUNIKASI-DALAM-
MAKROKOSMOS.pdf
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/33794
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1035/667
file:///C:/Users/User/Downloads/1035-2288-1-PB.pdf
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/13350/1/Karya%20Ilmiah_Nina
%20Siti%20Salmaniah%20Siregar_Perkembangan%20Filsafat%20Komunikasi
%20di%20Indonesia.pdf
https://www.academia.edu/12500939/hakikat_filsafat_komunikasi
https://fisip.umsu.ac.id/2023/06/16/dasar-dasar-filsafat-komunikasi/
https://fisip.umsu.ac.id/2023/06/16/dasar-dasar-filsafat-komunikasi/
#:~:text=Filsafat%20komunikasi%20adalah%20disiplin%20ilmu,%2C%20teknik
%2C%20dan%20metode%20komunikasi.
https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/02/26/filsafat-komunikasifile:///C:/Users/
User/Downloads/31657-73996-1-SM.pdf
/

Anda mungkin juga menyukai