Perspektif Kontemporer
Makalah diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai tugas 1 Mata Kuliah
Filsafat Komunikasi R.03
Dosen Pengampu : Dr. Drs. TB. M. Ali Asgar, S.H., M.H., M.Si., M.M
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS NASIONAL
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, semua ilmu pengetahuan memiliki filsafat. Hal tersebut
disebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu dalam masa
lalu yang berpaku pada filsafat. Seiring perkembangannya dan semakin luasnya
pengaruh peran dari filsafat pada ilmu pengetahuan, filsafat sering disebut
sebagai “Ibu dari segala ilmu pengetahuan”. Dengan filsafat, kita dapat
memikirkan hal secara radikal (mendalam sampai ke seluk beluknya), sistematis
(teratur dan logis) untuk mencapai kebenaran universal (umum). Secara singkat,
berfilsafat adalah kegiatan mengolah pikiran agar mencapai kebenaran yang
logis.
Kata filsafat berasal dari kata Yunani yakni “Philosophia”, yang terdiri dari
kata “Philos” dan “Sophia”. “Philos” berarti cinta atau sahabat, sedangkan
“Sophia” artinya adalah kebijaksanaan, wawasan atau pengetahuan. Jadi,
“Philosophia” berarti cinta akan kebijaksanaan atau cinta akan kebenaran dalam
ilmu pengetahuan. Manusia mampu mencari kebenaran dikarenakan adanya
dorongan oleh cintanya akan suatu kebenaran itu, yang artinya adalah dalam
memecahkan suatu masalah, seseorang akan sebisa mungkin mencari
kebenaran dengan sebijak-bijaknya. Manusia yang cinta akan pengetahuan
sejati disebut dengan filisofia, sedangkan orangnya disebut dengan filosof
maupun filsuf.
Filsafat juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
manusia. Faktanya, dapat dikatakan bahwa filsafatlah yang menjadi penggerak
dalam kehidupan pribadi kita maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk
seperti bangsa atau masyarakat. Filsafat juga merupakan ilmu yang tidak akan
berhenti dalam menuju sasaran yang akan dicapai, yakni kenyataan dan
kebenaran. Memahami filsafat imu berarti memahami kompleksitas ilmu
pengetahuan dari akar serta aspek dan keterkaitannya sampai mendasar agar
dipahami dalam perspektif ilmu, perkembangannya, dan keterkaitannya dengan
cabang ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa
filsafat merupakan ilmu yang secara serius dipelajari, diselidiki, dan didalami
hakikat kebenaran suatu hal.
Sedangkan ilmu merupakan suatu metode berpikir secara objektif dalam
mendeskripsikan dan memberi makna pada dunia fakta dan berprinsip secara
terorganisir dan sistematis. Lalu komunikasi merupakan proses menyampaikan
suatu pesan dari pengirim ke penerima dengan suatu media yag terkadang
mengalami gangguan. Jadi, komunikasi adalah aktivitas dasar manusia seperti
dua orang atau lebih yang terlibat dalam bentuk percakapan yang berlangsung
atas dasar kesamaan makna dan tujuan mengenai apa yang akan
dipercakapkan. Dalam hal ini, mempelajari filsafat komunikasi menjadi salah satu
hal yang sangat menarik, karena di dalamnya juga dibahas hakikat ilmu
komunikasi yang diteliti melalui beberapa pendekatan, yaitu:
1. Ontologi
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Menurut istilah, Ontologi ialah sebuah ilmu hakikat yang menelaah alam
nyata dan bagaimana realitas yang sebenarnya. Sedangkan Epistemologi ialah
ilmu yang membahas secara mendalam beberapa proses penyusunan
pengetahuan yang benar. Kemudian Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang
meneliti dan membahas hakikat nilai yang dilihat dari sudut kefilsafatan. Filsafat
komunikasi merupakan para ahli yang sepakat bahwa dasar ilmu komunikasi
yang pertama ialah filsafat. Filsafat mendasari ilmu komunikasi dari domain
ethos, pathos, dan logos serta dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos adalah
salah satu komponen filsafat yang mengajarkan para peneliti tentang pentingnya
simbol-simbol normatif dalam suatu pengembangan ilmu pengetahuan lalu
menjadi kunci paling penting bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos
juga merupakan salah satu komponen filsafat terkait dengan aspek emosional
yang ada di dalam diri manusia sebagai suatu makhluk yang mencintai
keindahan, penghargaan yang berpeluang untuk melakukan pengembangan ilmu
pengetahuan. Logos adalah salah satu komponen filsafat yang menuntun para
peneliti untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pemikiran yang nalar
dan rasional serta logis. Komponen-komponen tersebut berkaitan dengan aspek
kajian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
Seperti yang sudah disebutkan diawal, setiap ilmu pengetahuan termasuk
ilmu komunikasi memiliki filsafatnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya
perkembangan ilmu pada umumnya pada masa lampau berlandaskan pada
filsafat. Sejak lama, filsafat telah menaruh perhatian pada komunikasi (Rakhmat,
1994:8) yaitu sejak kelompok Sophist yang menjual pemikiran pada orang-orang
Yunani, misalnya Aristoteles. Ia menuliskan 3 jilid buku yang berjudul “De Arte
Rhetorica” yang oleh para komunikolog sebut sebagai buku pertama tentang
retorika paling sistematis dan juga lengkap. Tetapi, filsafat tidak meninjau
komunikasi sebagai alat untuk memperkokoh tujuan kelompok seperti halnya
pandangan sosiologi, filsafat lebih melihat komunikasi secara kritis dan dialektis.
Dapat disebut kritis karena filsafat tidak pernah terbatas dan tidak akan
membiarkan segala sesuatu dianggap telah selesai, bahkan sering kali menuai
perdebatan. Sedangkan dialektis ini berarti berpikir secara totalitas, yang
dimaksud totalitas dalam hal ini ialah sebagai keseluruhan yang memiliki unsur
saling bernegasi, berkontradiksi, dan saling bermediasi.
Seperti yang diketahui, filsafat merupakan bidang yang sangat luas dan
mencakup keseluruhan yang dapat dijangkau dengan pikiran serta suatu bidang
yang berusaha untuk mengerti dunia dalam hal makna dan nilainya (Mudhofir,
1996:1). Maka, filsafat komunikasi ialah suatu disiplin yang menyelidiki
pemahaman secara fundamental, metedologis, sistematis, kritis, analitis, dan
holistis, berteori, dan proses komunikasi yang meliputi semua dimensi dalam
bidangnya, sifatnya, tatanannya, fungsinya, tujuannya, teknik, dan metodenya.
(Effendy, 1993:321). Filsafat mempertanyakan apakah hakikat manusia
komunikan, dan bagaimana komunikasi digunakan untuk berhubungan dengan
kenyataan lain dalam dunia ini, apakah kemampuan berkomunikasi itu dilihat dan
ditentukan dari sifat manusia atau dari sebuah pengalaman yang dialaminya,
bagaimana proses komunikasi berlangsung sejak kognisi ke afeksi sampai ke
perilaku, apakah media komunikasi adalah faktor utama dalam proses penilaian
manusia, dan sebagainya. Filsafat melihat posisi komunikasi dalam hubungan
timbal balik antara manusia dengan alam semesta.
B. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam karya tulis ini antara lain:
1. Apa pengertian dari Filsafat dari segi etimologis, terminologis, serta filsafat
sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup?
2. Apa korelasi Filsafat dan hakikat Filsafat Komunikasi?
3. Bagaimana perspektif sejarah historis Filsafat Komunikasi?
4. Bagaimana perspektif kontemporer Filsafat Komunikasi?
5. Bagaimana perkembangan Filsafat Komunikasi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Politik, makalah
pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas juga memiliki
tujuan sebagai berikut, yaitu untuk:
1. Menafsirkan apa tu Filsafat secara etimologis, terminologis, serta filsafat sebagai
ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup?
2. Mengetahui korelasi hubungan Ilmu Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan lainnya
yaitu Ilmu Komunikasi
3. Mengetahui perspektif historis sejarah dari Filsafat Komunikasi
4. Mengetahui perspektif kontemporer Filsafat Komunikasi
5. Mengetahui perkembangan Filsafat Komunikasi di Indonesia hingga zaman
modern seperti sekarang ini
HASIL ANALISIS