Anda di halaman 1dari 23

Etika dan Filsafat Komunikasi

oleh : Muhammad Mufid

Yuni Silvia
Bab 1, Pengertian, Perkembangan dan Masalah Dasar Filsafat

A. Pengertian Filsafat

Secara etimologi atau asal usul bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. “philosophia”,
yang merupakan penggabungan dua kata yakni “philos” atau “philein” yang berarti “cinta”,
“mencintai” atau “pencinta”, serta kata “sophia” yang berarti “kebijaksanaan” atau “hikmat”.
Dengan demikian, secara bahasa, “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanan”. Cinta
artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan,
artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Beberapa definisi filsafat menurut kronologi sejarah filsafat

01 Plato (427-347 SM)


Filsafat adalah mengkritik pendapat-pendapat yang
berlaku

02 Aristoteles (384-322 SM)


Filsafat sebagai ilmu menyelidiki tentang hal ada
sebagai hal ada yang berbeda dengan bagian-bagiannya
yang satu atau lainnya

03 Sir Francis Bacon (1561-1626 M)


Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu. Filsafat
menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya
B. Perkembangan Filsafat
1. Filsafat India
Berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara
individu dan kosmos
a. Zaman Weda (2000-600 SM)
b. Zaman Skeptisisme (200 SM-300M)
c. Zaman Puranis (300-1200 M)
d. Zaman Muslim (1200-1757 M)
e. Zaman Modern (setelah 1757 M)
2. Filsafat Cina
Ada tiga tema pokok sepanjang sejarah filsafat Cina, yakni harmoni, toleransi, dan perikemanusiaan.
Selalu dicarikan keseimbangan, harmoni, suatu jalan tengah antara dua ekstrem : antara manusia dan
sesama, manusia dan alam, manusia dan surga
a. Zaman Klasik (600-200 SM)
b. Zaman Neo-Taoisme dan Buddhisme (200 SM-1000M)
c. Zaman Neo-Konfusianisme (1000-1900 M)
d. Zaman Modern (setelah 1900 M)
Lanjutan

3. Filsafat Islam
Ketika datang ke Timur Tengah pada abad IV SM, Aleksander Yang Agung membawa bukan hanya kaum
militer tetapi juga kaum sipil. Tujuannya bukanlah hanya meluaskan daerah kekuasaannya keluar
Macedonia, tetapi juga menanamkan kebudayaan Yunani di daerah yang dimasukinnya. Untuk itu, Ia
adakan pembauran orang-orang Yunani yang dibawanya, dengan penduduk setempat. Dengan jalan
demikian berkembanglah falsafah dan ilmu pengetahuan Yunani di Timur Tengah
4. Filsafat Barat
a. Zaman Kuno
b. Puncak Zaman Klasik : Sokrates, Plato, dan Aristoteles
c. Zaman Patristik
d. Zaman Skolastik
e. Zaman Modern
-Zaman Renaissance
-Zaman Pencerahan
-Zaman Romantik
-Masa Kini
C. Masalah-Masalah Dasar Filsafat

1. Logika sebagai Landasan Penalaran


Istilah logika digunakan pertama kali oleh Zeno. Logika dapat berarti suatu
pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Tapi biasanya logika dilihat sebagai sebuah studi tentang struktur atau
susunan pembahasan rasional

2. Epistemologi sebagai Landasan Pengetahuan


Epistemologi adalah cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan .
Epistemologi adalah ilmu yang memopelajari berbagai bentuk pengenalan dasar
pengetahuan, hakikat dan nilainya. Secara tradisional , yang menjadi pokok
permasalahan dalam epistemology adalah sumber, asal mula, dan sifat dasar
pengetahuan, yakni bidang, batas, dan jangkauan pengetahuan.
Lanjutan

3. Metafisika sebagai Landasan Memahami Hakikat


Metafisika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami
mengenai penyebab adanya segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada.
Metafisika bisa berarti upaya untuk mengkarakterisasi eksistensi atau realitas sebagai
suatu keseluruhan

4. Metode Filsafat
Metode filsafat menunjuk pada tujuan agar studi filsafat dapat dijelajahi secara tuntas
dan tujuan penyelidikan filsafat tercapai (Suhartono Suparlan, Ph.D. 2007 :87)
Beberapa metode filsafat :
a. Metode Zeno
b. Metode Sokratik
c. Metode Plato
d. Metode Ariatoteles
e. Metode Skolastik
D. Isu-Isu Filosofis Studi Komunikasi

Stephen W. Littlejhon dalam bukunya yang berjudul Theories of Human


Communication (1999 : 31), menjelaskan bahwa terdapat sejumlah isu filosofis
tentang studi komunikasi, yang disebut sebagai “metateori”. Sesuai dengan
namanya, imbuhan “meta” merujuk pada spekulasi yang menyertai sebuah teori .
Metateori mengajukan sejumlah pertanyaan menyangkut sebuah teori yakni apa
yang dibahas, bagaimana pengamatan dilakukan, dan bagaimana suatu teori
terbentuk.
Isu-Isu Epistemologi
Little Jhon menjelaskan bahwa paling tidak ada 5 pertanyaan yang harus dijawab terkait isu epistemology yakni
- Apakah pengetahuan ada karena pengalaman?
- Apakah pengetahuan bersifat pasti?
- Proses apa yang menyebabkan tumbuhnya pengetahuan?
- Apakah pengetahuan sebaiknya dipahami secara terpisah atau
menyeluruh?
- Apakah pengetahuan harus ekspilisit?

Isu Ontologi
Seseorang pakar mengkonseptualisasikan komunikasi tergantung pada bagaimana ia melihat hakekat komunikasi
-Apakah manusia membuat pilihan yang sebenarnya?
-Apakah prilaku manusia sebaiknya dipahami secara permanen atau temporal?
-Apakah pengalaman manusia bersifat individual atau sosial?
-Atas dasar apa komunikasi dikontekstualisasikan?

Isu Aksiologi
Cabang filsafat yang membahas tentang nilai
-Dapatkah teori bersifat bebas nilai atau tidak?
-Apakah ilmuan memengaruhi teori yang dihasilkan atau tidak?
-Apakah ilmuan memengaruhi proses sosial atau tidak?
Bab 2, Filsafat dan Perkembangan Ilmu Komunikasi

A. Kodrat Filsafat

Ada keyakinan mendasar bahwa filsafat bertitik tolak pada


pengalaman. Manusia yang berfilsafat berada dalam satu konteks
pengalaman tertentu. Dari sejarah filsafat sendiri, filsuf selalu
mulai dengan apa yang dianggap sebagai pengetahuan, sistem
ide, keyakinan dan hidup dalam tradisi masyarakat waktu itu

Ada 3 ciri khas kualitas pengetahuan filsafat yaitu:

-Alat analisi filsafat adalah akal budi


-Hakikat metode filsafat adalah rasional
-Tujuan filsafat bukan bersifat praktis
B. Relasi Filsafat dan Ilmu

Ada 3 posisi untuk memahami hubungan antara sains dan agama dalam pencarian kebenaran:
- Sains dan agama memiliki teritorium yang berbeda dalam pencarian kebenaran
- Agama dan sains dapat dibawa ke dalam arena yang sama dalam pencarian makna
- Agama dan sains menerangi realitas yang sama, namun dengan perspektif yang berbeda

Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah “kebenaran akal”, sedangkan kebenaran menurut agama adalah
“kebenaran wahyu”. Dengan demikian, maka sejatinya tanpa agama manusia sudah dapat menemukan
kebenaran, dan bahkan sudah mampu menentukan adanya Tuhan, yakni sesuatu di luar manusia yang bisa
menentukan baik buruknya kehidupan manusia.
C. Relasi Filsafat dan Agama

“Agama adalah candu rakyat”, merupakan teks Karl Marx yang paling umum
dikenal sampai sekarang.

Menurut K. Bertens, versi pertama (candu bagi rakyat) memberi kesan seolah-olah
agama menjadi alat dalam tangan golongan kecil (alim ulama, kaum rohaniwan )
untuk mempermainkan dan menindas rakyat, barangkali atas nama dan bekerja
sama dengan golongan yang berkuasa (kaum kapitalis)

Maksud Karl Marx tidak demikian, menurutnya agama menjadi candu rakyat
sebagai keadaan objektif dalam masyarakat. Dengan demikain, hubungan filsafat
dan agama dalam konteks ilmu pengetahuan bisa dibilang mutual
D. Filsafat dan Perkembangan Ilmu Komunikasi
Semua makhluk hidup pada dasarnya berkomunikasi. Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi”
berasal dari bahasa Inggris”communication” yang mempunyai akar kata dari bahasa Latin “communicare”
(Weekley,1967:338). Scara umum komunikasi adalah proses penyampaian informasi (pesan, gagasan, ide)
dari satu pihak kepada pihak lain.

Secara mendasar, komunikasi mempunyai 6 unsur sebagai berikut :


1. Komunikasi melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain atau hubungan seseorang dengan
lingkungan
2. Proses, yakni akivitas yang nonstatis, bersifat terus menerus
3. Pesan, yaitu tanda (signal) atau kombinasi tanda yang berfungsi sebagai stimulus (pemicu) bagi
penerima tanda
4. Saluran (chanel), adalah wahana dimana tanda dikirim
5. Gangguan (noise), segala sesuatu yang dapat membuat pesan menyimpang, atau segala sesuatu yang
dapat mengganggu diterimanya pesan
6. Perubahan, yakni komunikasi menghasilkan perubahan pada pengetahuan, sikap atau tindakan orang-
orang yang terlibat dalam proses komunikasi
Sejarah perkembangan disiplin ilmu komunikasi :

1. Masa Awal Pembentukan Disiplin Komunikasi


Sepanjang terekam dalam literatur, teoritisasi komunikasi dimulai sejak masa Yunani Kuno. Ketika itu,
Corax mengajarkan teori berbicara di depan pengadilan, yang kemudian dianggap sebagai cikal bakal
keterampilan persuasi (membujuk)

2. Periode 1900-1930
Periode ini disebut juga “masa perkembangan speech and journalism”, yakni masa berkembangnya
disiplin komunikasi yang ditandai dengan berdirinya organisasi dan jurnal komunikasi

3. Periode 1930-1950
Periode ini bisa disebut dengan masa “persilangan komunikasi dengan disiplin ilmu lain”. Memang
sejak awal pembentukkannya, disiplin ilmu komunikasi tidak terlepas dari persilangan disiplin lain
seperti filsafat dan teknologi. Namun persilangan yang terjadi pada era ini adalah persilangan
komunikasi dengan disiplin ilmu sosial dan psikologi
Selanjutnya komunikasi berkembang sesuai payung teorinya yang dibagi menjadi 4 golongan besar yakni:

Discourse of Representative, aliran ini menekankan pada keterwakilan, yakni teori komunikasi yang dikembangkan
secara kuantitatif (factor X mempengaruhi factor Y)

Discourse of Understanding, aliran ini menekankan pada pemahaman. Yakni untuk memahami objek kita harus
melakukan interaksi dengan yang diteliti

Discourse of Suspicion, aliran ini disebut juga aliran kritis, yakni berusaha mendobrak struktur komunikasi dan struktur
sosial yang mempengaruhi pola komunikasi suatu masyarakat.

Discourse of Vulnerability, aliran ini disebut juga aliran postmodernism, yakni aliran yang menolak keberadaan
struktur sosial.
Littlejohn (2002 : 12-13) mengidentifikasi lima kelompok teori komunikasi yang kini tengah
berkembang dalam diskurusus ilmu komunikasi

1. Structural and functional theories : yakni teori komunikasi yang dikembangkan dari
ilmu sosial
2. Cognitive and behavioral theories : merupakan teori yang dikembangkan dari psikologi,
yakni berfokus pada hubungan cara berfikir dengan tingkah laku individu
3. Interactionist theories : teori yang melihat kehidupan sosial sebagai proses interaksi
4. Interpretative theories : teori ini mencoba menjelaskan arti dari suatu Tindakan atau teks
dalam kaitannya dengan pengalaman individu
5. Critical theories : teori ini berupaya menelisik kepentingan public dalam struktur
komunikasi yang ada
Bab 3, Kebenaran Dalam Etika dan Filsafat Komunikasi

A. Pengertian Kebenaran

Secara etimologi (bahasa) kata “benar” mempunyai arti :


1. Tidak salah, lurus, dan adil
Contohnya dalam kalimat, “hitungannya benar”
2. Sungguh-sungguh, tidak bohong
Contohnya dalam kalimat, “kabar itu benar”
3. Sesungguhnya, memang demikian halnya
Contohnya dalam kalimat,”benar ia tidak bersalah, tetapi ia terlibat
perbuatan ini”
4. Sangat, sekali
Contohnya dalam kalimat, “enak benar manga ini”
B. Kebenaran Ilmiah dan
Kebenaran Non Ilmiah

Kebenaran secara ilmiah dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden
dan koheren / penalaran logika ilmiah

Kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah, diantaranya


- Kebenaran karena kebetulan
- Kebenaran karena akal sehat
- Kebenaran agama dan wahyu
- Kebenaran intuitif
- Kebenaran karena trial dan eror
- Kebenaran spekulasi
- Kebenaran karena kewibawaan
-Kebenaran karena kekuasaan
C. Kebenaran Kefilsafatan

1. Objek materi, dimana filsafat mempelajari


2. Objek forma, kebenaran ilmu pengetahuan
segala sesuatu yang ada, sehingga dapat kita
filsafat itu bersifat metafisika, yakni meliputi
pahami bahwa kebenaran ilmu pengetahuan
ruang lingkup mulai dari konkret-khusus
filsafat bersifat universal, yang berarti tidak
sampai kepada yang abstrak-universal
terkait dengan jenis objek tertentu

4. Sistem, kebenaran bersifat dialektis, yakni


3. Metode, kefilsafatan terarah pada
senantiasa terarah kepada keterbukaan bagi
pencapaian pengetahuan esensial atas setiap hal
masuknya ide-ide baru dan pengetahuan-
dan pengetahuan eksistensial daripada segala
pengetahuan baru yang semakin memperjelas
sesuatu dalam keterikatan yang utuh (kesatuan)
kebenaran
D. Kebenaran Sebagai Nilai Fundamental

Komitmen terhadap kebenaran merupakan salah satu


nilai fundamental dalam kehidupan manusia, yang
tealh ada sejak zaman dahulu kala. Immanuel Kant,
misalnya mengatakanbahwa kebenaran merupakan
sesuatu yang harus ditegakkan, apapun resiko yang
ada
E. Makna Penting Kebenaran

Kebenaran sejatinya merupakan rumusan bersama sebagai hasil interaksi


sosial.Dalam konteks interaksi sosial inilah, terdapat sejumlah hal sehingga
kebenaran dipandang sebagai sesuatu yang penting dalam sebuah peradaban.
Selain itu kebenaran merupakan unsur yang esensial bagi kelancaran proses
demokrasi. Menurut Habermas, negara hukum modern berciri demokratis
jika terjadi komunikasi politis intensif antara ruang public dan sistem politik.
F. Dikotomi Kebenaran dalam Komunikasi

Menurut Yasraf Amir Piliang (1999), jaringan komunikasi yang berskala global telah menggiring ke arah proses
komunikasi dan arus informasi yang berlangsung cepat dan padat. Peningkatan tempo kehidupan di dalam
skema globalisasi informasi tealh menciptakan kebergantungan tinggi pada berbagai teknologi informasi dan
komunikasi

Dalam jurnalistik sendiri terdapat standar minimum sebagai konsep dari kebenaran dalam mereport kebenaran
1. Report harus akurat, dengan cara melakukan verifikasi fakta sehingga diperoleh bukti yang valid
2. Untuk mendukung kebenaran dalam media seseorang jurnalis perlu melakukan upaya pencerdasan dengan
cara mendorong pemahaman audiensi
3. Suatu laporan mesti bersifat fair dan seimbang
150,000
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai