Yuni Silvia
Bab 1, Pengertian, Perkembangan dan Masalah Dasar Filsafat
A. Pengertian Filsafat
Secara etimologi atau asal usul bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. “philosophia”,
yang merupakan penggabungan dua kata yakni “philos” atau “philein” yang berarti “cinta”,
“mencintai” atau “pencinta”, serta kata “sophia” yang berarti “kebijaksanaan” atau “hikmat”.
Dengan demikian, secara bahasa, “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanan”. Cinta
artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan,
artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Beberapa definisi filsafat menurut kronologi sejarah filsafat
3. Filsafat Islam
Ketika datang ke Timur Tengah pada abad IV SM, Aleksander Yang Agung membawa bukan hanya kaum
militer tetapi juga kaum sipil. Tujuannya bukanlah hanya meluaskan daerah kekuasaannya keluar
Macedonia, tetapi juga menanamkan kebudayaan Yunani di daerah yang dimasukinnya. Untuk itu, Ia
adakan pembauran orang-orang Yunani yang dibawanya, dengan penduduk setempat. Dengan jalan
demikian berkembanglah falsafah dan ilmu pengetahuan Yunani di Timur Tengah
4. Filsafat Barat
a. Zaman Kuno
b. Puncak Zaman Klasik : Sokrates, Plato, dan Aristoteles
c. Zaman Patristik
d. Zaman Skolastik
e. Zaman Modern
-Zaman Renaissance
-Zaman Pencerahan
-Zaman Romantik
-Masa Kini
C. Masalah-Masalah Dasar Filsafat
4. Metode Filsafat
Metode filsafat menunjuk pada tujuan agar studi filsafat dapat dijelajahi secara tuntas
dan tujuan penyelidikan filsafat tercapai (Suhartono Suparlan, Ph.D. 2007 :87)
Beberapa metode filsafat :
a. Metode Zeno
b. Metode Sokratik
c. Metode Plato
d. Metode Ariatoteles
e. Metode Skolastik
D. Isu-Isu Filosofis Studi Komunikasi
Isu Ontologi
Seseorang pakar mengkonseptualisasikan komunikasi tergantung pada bagaimana ia melihat hakekat komunikasi
-Apakah manusia membuat pilihan yang sebenarnya?
-Apakah prilaku manusia sebaiknya dipahami secara permanen atau temporal?
-Apakah pengalaman manusia bersifat individual atau sosial?
-Atas dasar apa komunikasi dikontekstualisasikan?
Isu Aksiologi
Cabang filsafat yang membahas tentang nilai
-Dapatkah teori bersifat bebas nilai atau tidak?
-Apakah ilmuan memengaruhi teori yang dihasilkan atau tidak?
-Apakah ilmuan memengaruhi proses sosial atau tidak?
Bab 2, Filsafat dan Perkembangan Ilmu Komunikasi
A. Kodrat Filsafat
Ada 3 posisi untuk memahami hubungan antara sains dan agama dalam pencarian kebenaran:
- Sains dan agama memiliki teritorium yang berbeda dalam pencarian kebenaran
- Agama dan sains dapat dibawa ke dalam arena yang sama dalam pencarian makna
- Agama dan sains menerangi realitas yang sama, namun dengan perspektif yang berbeda
Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah “kebenaran akal”, sedangkan kebenaran menurut agama adalah
“kebenaran wahyu”. Dengan demikian, maka sejatinya tanpa agama manusia sudah dapat menemukan
kebenaran, dan bahkan sudah mampu menentukan adanya Tuhan, yakni sesuatu di luar manusia yang bisa
menentukan baik buruknya kehidupan manusia.
C. Relasi Filsafat dan Agama
“Agama adalah candu rakyat”, merupakan teks Karl Marx yang paling umum
dikenal sampai sekarang.
Menurut K. Bertens, versi pertama (candu bagi rakyat) memberi kesan seolah-olah
agama menjadi alat dalam tangan golongan kecil (alim ulama, kaum rohaniwan )
untuk mempermainkan dan menindas rakyat, barangkali atas nama dan bekerja
sama dengan golongan yang berkuasa (kaum kapitalis)
Maksud Karl Marx tidak demikian, menurutnya agama menjadi candu rakyat
sebagai keadaan objektif dalam masyarakat. Dengan demikain, hubungan filsafat
dan agama dalam konteks ilmu pengetahuan bisa dibilang mutual
D. Filsafat dan Perkembangan Ilmu Komunikasi
Semua makhluk hidup pada dasarnya berkomunikasi. Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi”
berasal dari bahasa Inggris”communication” yang mempunyai akar kata dari bahasa Latin “communicare”
(Weekley,1967:338). Scara umum komunikasi adalah proses penyampaian informasi (pesan, gagasan, ide)
dari satu pihak kepada pihak lain.
2. Periode 1900-1930
Periode ini disebut juga “masa perkembangan speech and journalism”, yakni masa berkembangnya
disiplin komunikasi yang ditandai dengan berdirinya organisasi dan jurnal komunikasi
3. Periode 1930-1950
Periode ini bisa disebut dengan masa “persilangan komunikasi dengan disiplin ilmu lain”. Memang
sejak awal pembentukkannya, disiplin ilmu komunikasi tidak terlepas dari persilangan disiplin lain
seperti filsafat dan teknologi. Namun persilangan yang terjadi pada era ini adalah persilangan
komunikasi dengan disiplin ilmu sosial dan psikologi
Selanjutnya komunikasi berkembang sesuai payung teorinya yang dibagi menjadi 4 golongan besar yakni:
Discourse of Representative, aliran ini menekankan pada keterwakilan, yakni teori komunikasi yang dikembangkan
secara kuantitatif (factor X mempengaruhi factor Y)
Discourse of Understanding, aliran ini menekankan pada pemahaman. Yakni untuk memahami objek kita harus
melakukan interaksi dengan yang diteliti
Discourse of Suspicion, aliran ini disebut juga aliran kritis, yakni berusaha mendobrak struktur komunikasi dan struktur
sosial yang mempengaruhi pola komunikasi suatu masyarakat.
Discourse of Vulnerability, aliran ini disebut juga aliran postmodernism, yakni aliran yang menolak keberadaan
struktur sosial.
Littlejohn (2002 : 12-13) mengidentifikasi lima kelompok teori komunikasi yang kini tengah
berkembang dalam diskurusus ilmu komunikasi
1. Structural and functional theories : yakni teori komunikasi yang dikembangkan dari
ilmu sosial
2. Cognitive and behavioral theories : merupakan teori yang dikembangkan dari psikologi,
yakni berfokus pada hubungan cara berfikir dengan tingkah laku individu
3. Interactionist theories : teori yang melihat kehidupan sosial sebagai proses interaksi
4. Interpretative theories : teori ini mencoba menjelaskan arti dari suatu Tindakan atau teks
dalam kaitannya dengan pengalaman individu
5. Critical theories : teori ini berupaya menelisik kepentingan public dalam struktur
komunikasi yang ada
Bab 3, Kebenaran Dalam Etika dan Filsafat Komunikasi
A. Pengertian Kebenaran
Kebenaran secara ilmiah dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden
dan koheren / penalaran logika ilmiah
Menurut Yasraf Amir Piliang (1999), jaringan komunikasi yang berskala global telah menggiring ke arah proses
komunikasi dan arus informasi yang berlangsung cepat dan padat. Peningkatan tempo kehidupan di dalam
skema globalisasi informasi tealh menciptakan kebergantungan tinggi pada berbagai teknologi informasi dan
komunikasi
Dalam jurnalistik sendiri terdapat standar minimum sebagai konsep dari kebenaran dalam mereport kebenaran
1. Report harus akurat, dengan cara melakukan verifikasi fakta sehingga diperoleh bukti yang valid
2. Untuk mendukung kebenaran dalam media seseorang jurnalis perlu melakukan upaya pencerdasan dengan
cara mendorong pemahaman audiensi
3. Suatu laporan mesti bersifat fair dan seimbang
150,000
Terima Kasih