Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

“Landasan Filosofis Ilmu Komunikasi”


Mata Kuliah : Ilmu Komunikasi
Dosen : Munawar Sadali, S.H.I, M.Pd.I

Kelompok 1
Oleh :
Said Omar Syarief 19810794
Muhammad Rafii Ramadhan 19810794
Muhammad Resya Pahlevi 19810794

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
BANJARMASIN

2022
PENDAHULUAN
a. Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya

Filsafat pada dasarnya adalah perbuatan manusia 1 dan tiap-tiap manusia akan
berlaku sebagai filsufpada waktu ia dalam kehidupan sehari- harinya menginsyafi
(menyadari) akan tujuan hidupnya dan makna semua perbuatannya. Filsafat
bukanlah suatu hikmah tersembunyi ataupun suatu ilmu yang sangat sukar. Andai
kata seseorang belum mengenal istilah filsafat, orang itu dapat mewujudkan
perilaku filsafati ataupun mempunyai watak filsafati. Namun ada perbedaan
diantara suatu ilmu yang sulit dan filsafat yang dilaksanakan setiap manusia. Ilmu-
ilmu mencoba merumuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memerlukan
keahlian tertentu. Sedangkan filsafat tidak bermaksud membentuk keahlian,
melainkan untuk memperluas cakrawala pandangan manusia. Dalam filsafat
terdapat dua aspek, yaitu ilmu sebagai jawaban terhadap pertanyaan, dan filsafat
sebagai pertanyaan pada jawaban.
Filsafat dalam bahasa yunani “ Philos sophia” mengandung makna cinta akan kebijaksanaan
atau kebenaran. Sementara itu, filsafat ilmu dapat diartikan sebagai landasan pemikiran yang
mendasar dari suatu ilmu untuk mencapai kebenaran. Dimana kita ketahui bahwa filsafat
merupakan induk dari ilmu pengetahuan termasuk ilmu komunikasi.

Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara mendasar mengenai keilmuan
komunikasi dari teori hingga semua hal yang terkait dengannya. Menurut Prof. Onong Uchjana
Effendy, filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara fundamental,
metodologis, analitis, kritis, dan holistis teori.
Tidak hanya itu, filsafat komunikasi juga mempelajari proses komunikasi yang meliputi segala
dimensi menurut bidangnya, sifat, tatanan, tujuaan dan fungsinya, teknik, serta peranannya.

Sementara itu menurut Richard Logan filsafat komunikasi adalah suatu disiplin dalam rangka
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

 Apa yang Aku ketahui ?


 Bagaimana Aku mengetahuinya?
 Apakah Aku yakin ?
 Apakah Aku benar ?

Empat Pilar Filsafat Komunikasi

Terdapat empat pilar dalam filsafat komunikasi, yaitu :

 Ontologi

Menurut Suparlan (2005) ontologi berarti telaah atau studi mengenai arti sesuatu yang “ada” dan
“berada”, tentang ciri-ciri yang mendasar yang ada padanya menurut bentuknya yang paling
abstrak.
Ontologi merupakan teori yang membahas mengenai hakikat dari suatu ilmu pengetahuan.
Hakikat diartikan sebagai suatu realitas kenyataan yang utuh, dapat pula dikatakan yang sebenar-
benarnya. Lebih lanjut, ontologi merupakan kajian mengenai objek materil dan objek formil dari
ilmu pengetahuan, yaitu berkenaan dengan hal-hal yang bersifat empiris.

Dalam pandangan ontologi, ilmu komunikasi dipahami melalui objek materil dan objek
formilnya. Objek materil dalam kacamata ontologi dimaknai bahwa komunikasi sebagai sesuatu
yang berada pada tingkat paling abtrak. Sementara itu, objek formal dalam kacamata ontologi
memandang bahwa komunikasi merupakan sebuah sudut pandang (point of view) yang kemudian
memberikan kerangka bagi dimensi studi itu sendiri.

Sehingga dapat disimpulkan ontologi komunikasi memberikan penjelasan yang dimaksud


hakikat komunikasi.
 Epistemologi

Epistemologi merupakan metode atau teori yang mengkaji bagaimana suatu ilmu pengetahuan
didapat atau diperoleh. Fokus dari pada epistemologi adalah metode atau cara memperoleh
pengetahuan. Kemudian juga tentang verifikasi dan kebenaran dari suatu pengetahuan.

Aspek epistemologi adalah suatu kebenaran. Realitas atau fakta yang dipandang dari aspek
mengapa dan bagaimana realitas atau fakta itu benar dan apakah realitas atau fakta itu
dibuktikan kebenarannya. Epistemologi pada dasarnya adalah suatu metode yang didalamnya
membahas bagaimana suatu pengetahuan dirangkai dari data-data yang diperoleh menggunakan
metode ilmiah yang dapat di pertanggungjawabkan.

Kemudian, kaitannya dalam bahasan ini adalah, bahwa kemunculan ilmu komunikasi sebagai
suatu ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu sosial sebagai payung
diatasnya. Perkembangan keilmuan pada ilmu sosial memberikan sebuah landasan bagi
terciptanya cabang keilmuan yang baru. Sehingga, diperoleh ilmu komunikasi sebagai sebuah
ilmu pengetahuan yang utuh. Dimana dalam komunikasi sendiri, epistemologi komunikasi
diartikan sebagai suatu penjelasan yang membahas metode, teori, serta proses komunikasi.

 Aksiologi

Aksiologi mempelajari dan membahas tentang manfaat yang diperoleh dari suatu ilmu
pengetahuan, serta menyelidiki hakikat nilai baik etika maupun estetika. Dalam pandangan ini,
hakikat ilmu pengetahuan yang bersifat etik sangat terkait dengan aspek kebermanfaatan dari
ilmu pengetahuan itu sendiri.

Aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan yang bersifat filosofis pragmatis. Tujuan tersebut
memiliki asas kebermanfaatan yang terkait dengan tujuan dan kepentingan dari pada manusia itu
sendiri. Bahwa, perkembangan ilmu komunikasi tidak terlepas dari kebutuhan manusia itu
sendiri akan pentingnya komunikasi. Kebutuhan manusia akan komunikasi inilah yang diartikan
sebagai suatu tujuan pragmatik.

Sehingga dapat disimpulkan, aksiologi komunikasi adalah sebuah penjelasan mengenai


substansi, tujuan dan manfaat komunikasi.
 Logika

Logika berkaitan dengan kajian terhadap prinsip-prinsip dan metode pemikiran atau penalaran
secara benar. Bahwa suatu pemikiran yang dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain
merupakan suatu keputusan sebagai hasil dari olah pikir seseorang secara logis dan rasional.

Dalam berkomunikasi diperlukan suatu pemikiran yang logis dan benar (pertimbangan logis).
Pertimbangan tersebut dilakukan sebelum memutuskan untuk menyampaikan suatu pesan,
gagasan, dan informasi serta simbol tersebut kepada orang lain yang menjadi lawan komunikasi.

Bahkan dalam komunikasi, logika menjadi sangat penting bagi berlangsungnya komunikasi yang
baik. Dalam hal ini, logika merupakan menjadi kunci bagi tersampainya pesan yang logis dan
dapat diterima. Oleh karena itu, tanpa logika mustahil komunikasi akan berjalan sebagaimana
mestinya.

Metodologi Penelitian Komunikasi

 Positivistik

Pandangan ini merupakan pandangan tertua dalam kajian ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi.
Positivistik merupakan pandangan yang berpendekatan sebagaimana ilmu-ilmu alam. Pandangan
ini melihat suatu peristiwa sosial yang ada sebagai suatu gejala sebab-akibat. Dapat dikatakan
pula sebagai sesuatu yang terjadi disebabkan oleh alasan tertentu. Pandangan ini menyetarakan
ilmu-ilmu tetang manusia dengan ilmu-ilmu alam.

Menurut Ardianto (2009), ilmu komunikasi memandang bahwa positivistik ini


adalah komunikasi sebagai sebuah proses linier sebab-akibat yang mencerminkan upaya
pengiriman pesan untuk mengubah pengetahuan penerima pesan yang aktif. Artinya, dalam
pandangan ini proses komunikasi ditentukan oleh si pengirim pesan. Berhasil atau tidaknya itu
tergantung bagaimana upaya si pengirim pesan. Jika berhasil, berarti disebabkan upaya yang baik
dari pengirim pesan, jika tidak maka sebaliknya.
Dalam pandangan ini penelitian komunikasi disamaratakan dengan penelitian ilmu alam
menggunakan metode kuantitatif , yakni menggunakan data berupa angka sebagai ukuran dan
pedomannya. Teori kultivasi dan teori agenda setting merupakan teori yang terkait dengan
pandangan ini.

 Post-Positivistik

Pandangan ini merupakan pandangan yang menentang atau anti thesis pandangan positivistik,
dengan alasan tidak mungkin menyetarakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam.
Dikarenakan tindakan dan perilaku manusia tidak dapat diprediksi dengan satu penjelasan
mutlak, sebab manuasia merupakan makhluk yang dinamis dan senantiasa berubah.

Pada satu sisi post-positivistik sepaham dengan positivistik yang menyatakan bahwa realitas
sosial itu nyata keberadannya disesuaikan dengan hukum alam. Akan tetapi, disatu sisi, post-
positivistik berpendapat bahwa realitas sosial yang sebenarnya tidak mungkin didapatkan
saat mereka tidak terlibat dengan objek yang diteliti. kebenaran suatu realitas sosial akan
didapatkan saat kita terlibat langsung dengan objek yang diteliti.

Hubungan antara peneliti dengan suatu realitas haruslah bersifat interaktif dan untuk itu perlu
menggunakan prinsip trianguulasi yaitu suatu metode yang membandingkan data dari berbagai
subjek terkait guna memperoleh data yang benar-benar objektif tidak hanya dari satu sudut
pandang.

Dalam hal ini komunikasi, tidak hanya ditentukan oleh pengirim pesan saja melainkan oleh
keduanya. Dimana faktor keberhasilan dan kegagalan komunikasi dapat disebabkan dan sangat
dimungkinkan oleh salah satu diantara penerima maupun pengirim pesan, bahkan keduanya.

 Konstruktivistik

Pandangan konstuktivistik berpendapat realitas sosial bukanlah suatu hal alamiyah, melainkan
terbentuk dari suatu konstruksi. Sebagaimana dijelaskan dalam pandangan positivitik,
Pandangan ini berfokus pada analisis bagaimana suatu peristiwa atau realitas dikonstruksi dan
dibentuk.

Dalam pandangan konstruktivistik subjek dengan objek komunikasi merupakan suatu kesatuan.
Dalam pandangan ini bahasa yang menjadi objek penelitian tidak hanya untuk memahami apa
yang menjadi realitas saja. Namun lebih dari itu, bahasa dipandang sebagai bagian tak
terpisahkan dari subjek sebagai pengirim pesan. Sementara itu subjek sendiri dalam paradigma
konstruktivistik diasumsikan sebagai pemain utama dalam suatu komunikasi. Teori kegunaan
dan kepuasan serta teori interaksionalisme simbolik adalah teori yang berada dibawah paradigma
ini.

 Kritis

Paradigma kritis ini lahir sebagai sebuah gagasan yang tidak sepakat pandangan kontruktivistik
yang dianggap kurang peka terhadap proses pemaknaan dan pemaknaan kembali terhadap suatu
realitas baik terjadi baik secara historis maupun secara institusional.

Analisis pada teori kritis tidak hanya terfokus pada apa yang dianggap benar dan tidak benar
dalam penggunaan sebuah strukur bahasa maupun proses penafsiran serta penggunaan simbol –
simbol komunikasi layaknya pada pandangan kontruktivistik.

Menurut Pambanyun (2013) paradigma kritis bersifat realism historis, artinya suatu realitas
objektif diasumsikan dan harus dipahami sebagai suatu yang plastis atau tidak sebenarnya.
Artinya realitas objektif itu dibentuk secara terus menerus atau kontinyu oleh berbagai faktor,
seperti sosial,politik, ekonomi dan budaya yang justru bahkan disatukan kedalam suatu rangkain
struktur yang sekarang ini dianggap sebagai sesuatu yang nyata atau alamiah.
Sebagian besar ahli beranggapan bahwa teori kritis ini sangat erat kaitanya dengan media massa,
dimana massa pembawa informasi yang mampu menggugah kritik terhadap realitas objektif atau
peristiwa yang menjadi muatanya.
Dalam ilmu komunikasi pandangan ini memberikan sumbangsih pada teori Feminis dan Teori
Analisi Wacana.

Teori Filsafat Dalam Ilmu Komunikasi

Landasan ilmu komunikasi yang pertama, sebagaimana induk dari ilmu pengetahuan adalah
filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi berdasar teori dari aristoteles dan plato yaitu Ethos,
Pathos dan Logos.

Ethos dapat pula diartikan sebagai etika, yaitu etika dalam keilmuan. Hal ini memberikan
landasan dan batasan serta rambu-rambu kepada para ilmuwan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Kemudian, menjadi hal yang teramat penting kaitannya dengan hubungan ilmu
pengetahuan dan masyarakat.

Phatos dapat diartikan sebagai sebuah rasa atau emosi yang ada dalam diri manusia yang
notabene akan terus memiliki rasa terkait dengan keindahan dan penghargaan. Kemudian, atas
dasar rasa ini, manusia memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan.

Logos atau dapat diartikan sebagai logika merupakan bagian dari filsafat yang memberikan
pedoman kepada para ilmuan untuk senantiasa mengambil keputusan secara rasional. Keputusan
diambil berdasarkan kajian, pertimbangan serta argumen-argumen logis yang dapat diuji
kebenarannya.

Filsafat Komunikasi dan Penelitian Komunikasi

filsafat merupakan kajian akan sebuah kebenaran, dimana kebenaran merupakan hakikat dari
sebuah ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, filsafat komunikasi sebagaimana dijelaskan
oleh Prof. Onong Uchiana Efendi, sebagai suatu disiplin yang memiliki makna bahwa filsafat
komunikasi merupakan kajian mendalam dan mendasar yang mengkaji hakikat ilmu komunikasi
sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang utuh.

Sehingga filsafat komunikasi merupakan kajian yang menjadi pondasi atau dasar bagi berdirinya
ilmu komunikasi secara utuh yang meliputi hakikat secara mendalam termasuk metodologi,
analitis, teori, dan segala bentuk dimensinya.

Disisi lain dalam pengembangan dan penelitian suatu ilmu pengetahuan haruslah mempunyai
dasar yang kokoh. Dan dasar atau pondasi tersebut diperoleh melalui kajian filsafat, sebagaimana
dalam penjelasan diatas dijelaskan apa yang menjadi pilar dalam ilmu komunikasi diakaji dari
teori filsafat serta bagaimana paradigma penelitian dalam ilmu komunikasi.

Dengan kata lain filsafat komunikasi merupakan dasar atau pondasi bagi pengembangan dan
penelitian ilmu komunikasi. Dimana melalui kajian filsafat ini lah diperoleh dasar keilmuan yang
menjadi pedoman dalam penelitian dan pengembangan suatu ilmu pengetahuan tak terkecuali
ilmu komunikasi. Oleh karenanya, erat kaitannya antara filsafat komunikasi dengan penelitian
komunikasi. Dimana, filsafat berperan memberikan kearangka keilmuan, sedangkan penelitian
bertugas mengembangkan sebuah ilmu pengetahuan.
Manfaat Mempelajari Filsafat Komunikasi

Sebagai induk dari ilmu pengetahuan, filsafat merupakan kajian yang penting. Sebuah
pengetahuan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan apabila telah memenuhi syarat
sebagai suatu ilmu, tak terkecuali ilmu komunikasi, dan filsafat komunikasi sebagai suatu kajian
yang mendasar atas keilmuan ilmu komunikasi itu sendiri.

Sehingga dengan mempelajari filsafat komunikasi banyak manfaat yang dapat kita peroleh dalam
rangka mempelajari ilmu komunikasi secara utuh. Dengan mempelajari filsafat komunikasi kita
menjadi paham mengenai hakikat ilmu komunikasi itu sendiri serta bagaimana dan apa yang
menjadi dasar atau kerangka dari keilmuan tersebut. Sehingga kedepanya semakin
memantabkan pengetahuan dan keilmuan kita sebagai bekal dalam mempelajari perkemnbangan
ilmu komunikasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai