Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANANDA FAUZIAH

NIM : 232014320003
SEMESTER : 1 (SATU)
MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU
PROGRAM STUDI : MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TES TENGAH SEMESTER


MATAKULIAH FILSAFAT
JUMAT, 13 OKTOBER 2023
Dosen Pengampu: Dr. Moh. Fatah Yasin, M.Pd

JAWABLAH SOAL-SOAL BERIKUT SECARA SINGKAT DAN JELAS!

1. Filsafat pada dasarnya cara untuk membuktikan kebenaran, sedangkan penelitian


juga merupakan wahana untuk menguji kebenaran. Jelaskan keterkaitan antara
berfikir positivistik dan post positivistik dengan metodologi penelitian serta berikan
argumentasi anda dengan contoh-contoh!
2. Jelaskanlah konsep kebenaran menurut Rasionalisme, Empirisme! Berikan contoh
dalam kehidupan berbahasa sehari-hari sehingga jawaban Anda jelas!
3. Aliran berfikir filsafat pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu a priori dan a
posteriori yang selanjutnya menurunkan filsafat empirisme dan rasionalisme.
Empirisme menggunakan pengalaman indera untuk memperoleh pengetahuan,
sedangkan rasionalisme menggunakan kekuatan berfikir abstraksi dalam
mengkonstruk pengetahuan. Jelaskan hubungan antara empirisme dengan berfikir
positivistik dan antara rasionalisme dengan sistem logika dengan cara menbuat judul
penelitian dan menerapkan kedua konsep epistemology tersebut!
4. Ilmu dan moral serta seni merupakan sesuatu yang sulit untuk dipisahkan dimana
ketiga komponen ini saling mempengaruhi satu sama lain. Bagaimana hubungan
ilmu, moral, dan seni dalam sebuah epistemologi? Berikan contohnya!
5. Anda semua adalah calon Sarjana Pendidikan yang akan mengembangkan
pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia. Coba buatkan konstruksi filsafat ilmu
pengetahuan dimana dalam hal ini pendidikan bahasa dan sastra Indonesia meliputi
aspek ontologi, yaitu hakikat keberadaan atau eksistensi ilmu dan essensi ilmu
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia; aspek epistemologi mengenai hakikat
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, bagaimanakah Anda membuktikan
kebenaran ilmu tersebut dari aspek aksiologi? Apakah manfaat ilmu pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia?

JAWABAN

1. Keterkaitan antara berfikir positivistik dan post positivistik dengan metodologi penelitian
:

a) Berpikir pisitivistik adalah aliran berpikir yang hanya mengakui kebenaran rasional,
empirik, inderawi, objektif. Berpikir Positivistik mengandalkan kemampuan pengam
atan secara langsung (empiris) penalaran yang digunakan induktif. Berpikir positivis
tik terilhami dari gerakan keilmuan masa modern, yang mengharuskan adanya kepas
tian dalam suatu kebenaran.

b) Berpikir Post positivistik merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kel


emahan positivisme, yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung t
erhadap objek yang diteliti. Berpikir Post-Positivistik adalah aliran berpikir yang me
mandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, t
etapi satu hal yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manus
ia (peneliti).

c) metode penelitian adalah tata cara yang berisi bagaimana seorang peneliti melakuka
n kegiatan penelitian. Cara meneliti yang tepat akan membantu mendapatkan data pe
nelitian dan hasil penelitian yang tepat juga.

Jadi keterkaitan antara berpikir positivistik dan post postivistik dengan metodologi
penelitian adalah mekanisme kegiatan ilmiah penelitian dalam rangka mencapai kesimpula
n yang bermakna sebagai pengetahuan. Nilai penting objektivitas dan validitas pada suatu p
enelitian menjadi titik tolak mekanisme penelitian saat ini. hal-hal yang diamati oleh
berpikir positifistik akan disempurnakan atau dilengkapi kekurangan dan kelemahannya
oleh berpikir post-positifistik. Dalam metodologi penelitian, berpikir positifistik
merupakan seperangkat penelitiannya yaitu dari mulai observasi, merencanakan tinjakan,
menentukan hipotesis, melakukan pengamatan dan percobaan sampai didapatkannya
sebuah hasil penelitian. kemuadian berpikir post-positifistik berperan sebagai verifikasi
bagi berpikir positivistik yaitu dilakukannya tindakan refleksi pada hasil penelitian yang
dirasa masih memiliki kekurangan.

Contohnya yaitu ketika kita akan meneliti faktor penyebab menurunnya nilai siswa
pada mata pelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan media pembelajaran. Ternyata
dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukannya bahwa guru hanyalah
menggunakan LKS sebagai media pembelajaran dan tidak menggunakan benda kongkrit
atau benda yang mampu mewakili materi yang disampaikan sehingga lebih mudah untuk
dipahami. Proses seperti ini adalah contoh dari proses berpikir positivistik. Sedangkan
solusi untuk menanggulangi atau memperbaiki proses pembelajaran tersebut merupakan
peranan dari post-positivistik yaitu dengan lebih memperbanyak lagi media pembelajaran
seperti benda konkrit, gambar, atau media lainnya yg mendukung pembelajaran tersebut
sehingga nilai siswa dapat meningkat.

2. konsep kebenaran menurut Rasionalisme, Empirisme dan contohnya dalam kehidupan


sehari-hari.

a. rasionalisme Adalah pah


am yang berdasarkan akal pikiran manusia. Tanpa adanya pikiran yang masuk akal paham ter
sebut tidak bisa dikatakan dengan paham rasionalisme.Paham rasionalisme tidak dapat dipaha
mi oleh manusia, jika tidak adakehadiran bahasa. Suatu ilmu bahasa adalah sarana komunikas
i manusia untuksaling berinteraksi dalam masyarakat. Apabila manusia tidak mengenal bahas
amakan paham rasionalisme tidak bisa dipahami oleh manusia. Dapat disimpulkan bahwa pah
am rasionalisme dan ilmu bahasa merupukanhubungan yang tidak bisa terpisahkan atau bersif
at korelasi

b. Empiris

Adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara


keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indera. Dan
doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan
bahwa semua ide merupakan absraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang
dialami, pengalaman inderawi adalah salah satu sumber pengetahuan, dan bukan akal.

Adapun contohnya pada kehidupan dalam berbahasa sehari-hari “Universitas


Tadulako berada di Sulawesi Tengah” maka pendapat tersebut benar, karena pendapat ter
sebut sesuai dengan fakta yaitu Sulawesi Tengah memang benar tempat dimana Universi
tas Tadulako berada. Apabila ada orang lain yang berpendapat bahwa “Universitas
Tadulako berada di Sulawesi Tengah” maka pendapat itu tidak benar, karena tidak terdap
at fakta yang benar dengan pendapat tersebut. Dengan demikian, dalam hal ini secara fak
tual “Universitas Tadulako bukan berada di Sulawesi Tengah, melainkan di Sulawesi
Tengah”.

3. hubungan antara empirisme dengan berfikir positivistik dan antara rasionalisme dengan
sistem logika dengan cara menbuat judul penelitian dan menerapkan kedua konsep episte
mology

 hubungan antara empirisme dengan berfikir positivistik

1) Empirisme dan berfikir positivisme saling resap-meresapi. Berfikir positivisme


hanya menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta dan
berkaitan erat dengan apa yang dicita-citakan oleh empirisme

2) Empirisme dan berfikir positivisme mempunyai hubungan melalui pemikiran


positivisme yang logis tetap setia padasifatnya yang empiristis dengan menganggap
hukum-hukum logis sebagai hubungan melulu antara istilah - istilah hasil
kesepakatanmenimbulkan sistem terbentuk.

3) Berfikir positivisme mencari fakta-fakta atau sebab-sebab dari gejala-gejala sosial


tanpa memperhatikan keadaan individu sebagai subyek. Empirisme juga
menganjurkan kepada ilmuwan sosial untuk mencari fakta-fakta atau gejala-gejala
sosial dan memandangnya sebagai “barang sesuatu” (thing) yang memberikan
pengaruh eksternal terhadap tingkah laku manusia secara indrawi atau empiris.

4) Berfikir positivisme dan empirisme meneliti fakta-fakta dan sebab-sebab melalui


metodologi seperti kuisioner, pencatatan barang-barang, dan analisis demografi
yang menghasilkan data kuantitatif (jumlah, angka-angka) yang memungkinkannya
untuk membuktikan hubungan anatara variabel secara statistik. Sehingga keduanya
dalam riset harus melakukan pengukuran yang akurat, dan juga menguji hipotesis
melalui analisa atas angka-angka yang berasal dari pengukuran.

 Hubungan antara rasionalisme dengan sistem logika

a) Berfikir logika, sebagai sumber kebenaran pengetahuan bagi rasionalisme, karena


hanya ada dua sumber pengetahuan: penalaran logis dan pengalaman empiris. Yang
pertama adalah analitik apriori, sedangkan yang kedua adalah sintetik a posteriori,
maka sintetik a priori tidak ada.

b) Rasionalisme merupakan hasil dipertanyakan berfikir logika formal. Menurut


rasionalitas ini, adalah mungkin untuk menerjemahkan teori ilmiah dalam bahasa
murni observasional tanpa kehilangan kekuatan berfikir logika yang kuat.

c) Peran rasionalisme adalah klarifikasi makna pernyataan dan hubungan logis mereka.
Tidak ada berfikir logika yang berbeda atas dan di atas pengetahuan rasionalis.

d) Berfikir logika berkaitan erat dengan apa yang dicita-citakan oleh rasionalisme.

e) Keduanya mempunyai maksud untuk menelaah pengalaman lahiriah yang


menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang berhubungan dengan pribadi
manusia.

Adapun judul penelitian dan menerapkan kedua konsep epistemology adalah


“RASIONALSIME DAN EMPIRISME kontribusi dan dampaknya pada perkembangan
ilmu filsafat” dari judul tersebut dapat menggunakan kajian epistimology dalam
melakukan kajian ilmu yang digunakan dalam penelitian tersebut,

4. hubungan ilmu, moral, dan seni dalam sebuah epistemologi? Berikan contohnya!

 Hubungan ilmu dalam sebuah epistimology

Secara epistemologis, ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses


tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu
dengan buah pemikiran yang lainnya. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh
dengan menerapkan metode keilmuan.

 Hubungan moral dalam sebuah epistimology


Epistemik moral yang cukup penting saat ini, perdebatan tentang apakah epistem
ologi moral dapat dinaturalisasikan (secara kasar, dipindahkan ke arah menjadi ilmiah).
Kedua, kita membahas konteks epistemologi moral yang lebih luas sebagai subbidang m
etaetika (secara kasar, bagian dari teori etika yang mengkaji asumsi terdalam di balik pe
mikiran moral kita); kami menggunakan diskusi terakhir ini untuk memperkenalkan mas
alah tentang objek pengetahuan moral.

 Hubungan seni dalam sebuah epistimolgy

karya seni dianggap memiliki kemampuan untuk memberi kita akses imajinatif dan
epistemik terhadap jenis pengalaman tertentu yang relevan dengan pengetahuan dan peni
laian moral. Kita tidak hanya dapat merespons secara emosional terhadap situasi moral te
rtentu yang dihadirkan melalui karya seni; kita pasti merasa marah atau sedih secara mor
al atas penderitaan karakter fiksi tertentu.

Ilmu dan moral serta seni merupakan sesuatu yang sulit untuk di pisahkan dimana k
e tiga komponen ini saling mempengaruhi satu sama lain. Setiap manusia memiliki penal
aran yang luar biasa, maka sering orang berkata bahwa makin cerdas atau pandai kita me
nemukan kebenaran makin benar maka makin baik pula perbuatan kita. Atau sebaliknya
semakin tinggi tingkat penalaran, makin berbudi sesorang tersebut sebab moral mereka d
ilandasi analisis yang hakiki atau sebaliknya semakin cerdas seseorang maka makin pand
ai pula kita berdusta dan begitu juga dengan kemajuan teknologi membuat semakin giat
orang untuk bersaing. Demikian kemajuan teknologi membuat atau menuntut seseorang
menghasilkan sesuatu,

Adapun contonhya sebagai berikut seseorang ahli kimia merakit sebuah bom, kema
mpuan merakit tersebut merupakan suatu ilmu yang dimiliki oleh orang tersebut, kemudi
an apa manfaat dan kegunaan dari apa yang dibuatnya (bom) di sinilah peranan moral or
ang tersebut. Seperti yang dialami oleh Leo Szilard, seorang ilmuwan yang menemukan
Bom Atom. Walaupun dia yang menemukan bom atom tapi dia tidak setuju kalau penem
uannya digunakan untuk memusnahkan kehidupan manusia. Ia pun sempat berkirim sura
t kepada Presiden Amerika Serikat saat itu F.D. Roosevelt untuk tidak menggunakan rum
us bom atomnya dalam Perang Dunia 2.
5. Konstruksi filsafat ilmu pendidikan bahasa dan sastra indonesia meliputi aspek ontologi,
epistemologi, dan aksiologi dan manfaat ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia:
a) Aspek ontologi
Objek ontologis dalam penilaian autentik dari mata pelajaran bahasa Indonesia ad
alah nilai atau skor yang diperoleh dari keterampilan peserta didik ketika proses belajar
mengajar di dalam kelas. Keterampilan tersebut lebih ditekankan pada kemampuan men
ulis karena di dalam kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran yang berbasi
s dengan teks. Selain itu, sikap juga menjadi salah satu objek yang diamati dalam penilai
an autentik ini sesuai dengan kompetensi inti yang ada pada kurikulum 2013. Untuk men
dapatkan skor tersebut, guru harus membuat angket sikap dan pengamatan terhadap sika
p peserta didik di kelas terutama untuk sikap religius.
b) Aspek epistimologi
ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melaksanakan penilaian autentik s
eperti yang sudah dikemukakan, ada berbagai jenis penilaian autentik yang meliputi waw
ancara, menceritakan kembali isi teks atau cerita, karya tulis, tugas proyek, eksperimen,
pertanyaan terbuka dan menjawab soal dengan uraian, portofolio, dan pengamatan oleh g
uru (Nurgiyantoro, 2011: 34). Di antara bentuk penilaian ini, penilaian yang dapat ditera
pkan dalam pembelajaran bahasa adalah penilaian kinerja, wawancara lisan, pertanyaan t
erbuka, menceritakan kembali isi teks atau narasi, proyek, dan portofolio
c) Aspek aksiologi
Landasan aksiologi penilaian autentik merupakan nilai-nilai yang bermanfaat dan pe
nilaian autentik dari penilaian autentik mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Berke
naan dengan hal tersebut penilaian autentik perlu dikembangkan agar sesuai dengan kaid
ah-kaidah penilaian autentik. Berkenaan dengan aksiologi penilaian autentik juga menek
ankan pada nilai etika dan estetika. Estetika yang dimaksud merupakan cara atau proses
dari pengambilan nilai peserta didik. Seorang guru tentunya dalam melakukan pengambil
an nilai dan memberi nilai kepada peserta didik tentunya harus objektif dan sesuai denga
n keadaan yang sesungguhnya di lapangan.Penilaian pendidikan merupakan pengumpul
an dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar dari peserta didik
yang mencakup; (1) penilaian autentik; (2) penilaian diri; (3) penilaian berbasis portofoli
o; (4) ulangan harian; (5) ulangan tengah semester; (6) ulangan akhir semester; (7) ujian t
ingkat kompetensi; (8) ujian mutu tingkat kompetensi; (9) ujian sekolah; dan (10) ujian n
asional.
Adapun Secara umum manfaat pembelajaran bahasa Indonesia menurut (Depdiknas,
2004: 10) adalah sebagai sarana:
(1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa;
(2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam ra
ngka pelestarian dan pengembangan budaya;
(3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam ra
ngka meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
(4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai ke
perluan menyangkut berbagai masalah; dan
(5) sarana pengembangan penalaran

OOO0 SELAMAT MENGERJAKAN 0OOO

Anda mungkin juga menyukai