SOAL:
SELAMAT BEKERJA
JAWABAN :
Dari terjadinya proses pendidikan, ada dua segi yang harus dikembangkan,
yaitu proses individual dan proses sosial. Beberapa ahli pendidikan lebih
menekankan kepada bagaimana mengembangkan semua kemampuan dasar yang
sudah dimiliki anak sejak lahir. Adapun pendidikan sebagai proses sosial,
pendidikan harus berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya
kepada generasi penerus. Ditunjau dari tujuan yang akan dicapai dalam proses
pendidikan, maka hal-hal yang dibicarakan lebih banyak mengungkapkan sistem
nilai yang akan dicapai melalui pendidikan, di mana pelaksaan pendidikan
didasarkan pada sistem nilai yang sudah dimiliki oleh suatu masyarakat. Apabila
dalam proses pendidikan lebih menekankan kepada tujuan yang ingin dicapai,
maka hal-hal yang dibicarakan lebih banyak mengungkapkan sistem nilai yang
diharapkan melalui pendidikan. Sistem nilai merupakan sumber dari segala
sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, atau negara.
Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan didasarkan kepda sistem nilai yang
sudah dimiliki oleh masyarakat, bangsa, atau negara tersebut. Pada dasarnya
pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Asumsi
dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan kehidupan
dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang
berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam
masyarakat mempunyai arti penting, baik bagi individu maupun masyarakat.
Sebab antara masyarakat dan individu saling berkaitan.
a) Landasan Filosofis
b) Landasan Sosiologis
c) Landasan Psikologis
Atas dasar itulah pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut
psikologis. Selain itu, psikologi dan pendidikan merupakan kesatuan yang
sangat sulit dipisahkan. Subjek dan objek pendidikan adalah manusia,
sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala perilaku dan perkembangan
psikologis dari manusia.
d) Landasan kultural
4. Bahasa adalah alat komunikasi. Tanpa bahasa tidak akan terjadi sebuah
komunikasi. Tanpa komunikasi tidak akan adanya kordinasi. Begitulah
pentingnya bahasa.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda
dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang
satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun
1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa
Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia
dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan
majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
5. Indonesia memiliki potensi generasi muda untuk dapat memperkuat jati diri
bangsa dalam bidang bahasa. Generasi muda yang komunikatif, adaptif, dan
inovatif perlu menyinergikan potensi dalam penguatan literasi bangsa. Apalagi
literasi di Indonesia tergolong sangat rendah. Dengan adanya pengembangan
minat baca sejak usia dini dan membiasakan untuk mengimpelementasikan
Trigatra Bangun Bahasa (utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah,
dan kuasai bahasa asing) merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan
literasi di Indonesia. Karena generasi muda merupakan generasi penerus bangsa
yang tentunya memiliki andil untuk dapat mengingatkan masyarakat Indonesia
terhadap keutamaan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,
tetap melestarikan bahasa daerah agar senantiasa terjaga, dan menguasai bahasa
asing sebagai salah satu bekal hidup di era global melalui penguatan literasi.
Penguatan literasi sangatlah penting untuk kemajuan suatu peradaban.
Literasi akan menggambarkan majunya suatu bangsa. Semakin banyak literasi
yang seseorang kuasai dengan bahasa, akan semakin mudah seseorang untuk
dapat berkomunikasi dengan baik. Bahasa Indonesia adalah peninggalan leluhur
bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan yang hingga saat ini menjadi bahasa
pemersatu bangsa. Keberadaan bahasa Indonesia memiliki kedudukan penting di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka salah satu peran generasi muda
untuk membiasakan Trigatra Bangun Bahasa adalah dengan menggaungkan
strategi edukasi terkait pentingnya literasi terhadap masyarakat melalui banyak
membaca dan menulis dengan bahasa. Penguatan inilah yang menjadi
penghubung dan penyatu bangsa. Betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan
manusia. Selain itu penguatan literasi dapat di dukung dengan pemanfaatan
sosial media sebagai bagian dari globalisasi. Sosial media dapat digunakan
sebagai alat 'kekuatan lunak' (soft power) untuk mempengaruhi masyarakat
dalam membuat keputusan, berinteraksi dengan pesan pada platform yang sama,
menggiatkan masyarakat untuk menyebarluaskan konten, dan membuat jaringan
di kalangan mereka sendiri dengan slogan Trigatra Bangun Bahasa.
6. Pada pasal 28 UU RI No. 24 tahun 2009, Dalam aturan ini, pidato resmi
kenegaraan baik dalam negeri ataupun luar negeri yang dibawakan oleh kepala
negara dan pejabat negara lainnya di wajibkan menggunakan bahasa Indonesia.
Pada pasal 29 UU RI No. 24 tahun 2009, jika dipandang menurut hukum itu
mengacu pada penggunaan bahasa dalam sistematikan pendidikan yang mana
jika disimpukan bahwa bahasa indonesia itu sebagai landasan atau acuan sebagai
bahasa wajib yang digunakan saat melakukan kegiatan mengajar dan dalam
penggunakan bahasa asing diperbolehkan dalam kegiatana pendidikan untuk
meningkatkan kualitas peserta pendidikan akan tetapi dalam pendidikan asing
bahasa indonesia tidak wajib. Pendidikan.
Pasal 42
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
melakukan pengawasan terhadap penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden ini.
(4) Untuk pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dan
ayat 3), Menteri menetapkan pedoman pengawasan penggunaan Bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Bahasa Asing mempunyai kedudukan dan
fungsi yang berbeda, sebagaimana telah dirumuskan dalam Politik Bahasa
Nasional. Bahasa-bahasa itu sangat diperlukan untuk membangun kehidupan
bangsa yang cerdas, kompetitif, dan berprestasi dengan tetap berpijak pada akar
budaya bangsa sendiri. Ketika batas-batas wilayah negara tidak lagi menjadi batas
wilayah kebahasaan yang tegas, penguasaan Bahasa Asing dapat dipastikan
menjadi sarana yang penting untuk memperoleh manfaat sebanyak- banyaknya atas
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks semacam itu, Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan telah mengatur penggunaan Bahasa Indonesia. Di samping
itu, Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga mengatur Pengembangan,
Pembinaan, Pelindungan Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Daerah,
serta peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.