Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT PENDIDIKAN

PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
NAMA : SUGIANOR
NIM : 22.1.13.013
MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPU : ISWANTO, M.Pd

SEKOLAH TINGGI ISLAM (STAI) SANGATTA


KUTAI TIMUR 2022
FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa dalamnya konsep etika yang terkandung.
Indonesia yang mempunyai fungsi dalam Dasar ontologis Pancasila sebagai sistem
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. filsafat bisa diinterpretasikan bahwa adanya
Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan negara perlu dukungan warga negara.
sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. Kualitas negara sangat bergantung pada
Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang kualitas warga negara.
mendalam tentang pendidikan berdasarkan
filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pendidikan dilakukan oleh manusia melalui
Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau kegiatan pembelajaran. Dalam praktik
dari filsafat pendidikan, maka Pancasila pendidikan yang universal banyak ditemukan
merupakan pandangan hidup bangsa yang beragam komunitas dari manusia yang
menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. memberikan makna yang beragam dari
Karena itu, sistem pendidikan nasional pendidikan. Di Indonesia, pendidikan
Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan ditekankan pada penguasaan landasan
mencerminkan identitas Pancasila. terbentuknya masyarakat meritorik, artinya
memberikan waktu jam pelajaran yang luas
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup dalam penguasaan mata pelajaran tertentu.
rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat
lima dasar yang isinya merupakan jati diri Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada
bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila nilai-nilai budaya yang terkandung pada
menggambarkan tentang pedoman hidup Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus
berbangsa dan bernegara bagi manusia ditanamkan pada peserta didik melalui
Indonesia seluruhnya dan seutuhnya. penyelenggaraan pendidikan nasional dalam
semua level dan jenis pendidikan. Ada dua
Filsafat yang dikembangkan harus pandangan yang menurut (Jumali dkk, 2004),
berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu perlu dipertimbangkan dalam menetukan
bangsa, sedangkan pendidikan merupakan landasan filosofis dalam pendidikan
suatu cara atau mekanisme dalam Indonesia. Pertama, pandangan tentang
menanamkan dan mewariskan nilai-nilai manusia Indonesia. Filosofis pendidikan
filsafat tersebut. Pendidikan sebagai suatu nasional memandang bahwa manusia
lembaga yang berfungsi menanamkan dan Indonesia sebagai:
mewariskan sistem norma tingkah laku a. makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan
perbuatan yang didasarkan kepada dasar- segala fitrahnya;
dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga b. makhluk individu dengan segala hak dan
pendidikan dan pendidik dalam suatu kewajibannya;
masyarakat. Untuk menjamin supaya c. makhluk sosial dengan segala tanggung
pendidikan dan prosesnya efektif, maka jawab hidup dalam masyarakat yang
dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan pluralistik, baik dari segi lingkungan sosial
landasan ilmiah sebagai asas normatif dan budaya, lingkungan hidup, dan segi kemajuan
pedoman pelaksanaan pembinaan. Negara Kesatuan Republik Indonesia di
tengah-tengah masyarakat global yang
Pancasila sebagai sistem filsafat bisa dilihat senantiasa berkembang dengan segala
dari pendekatan ontologis, epistemologis, tantangannya.
maupun aksiologis. Diktat “Filsafat
Pancasila” (Danumihardja, 2011) Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa
menyebutkan secara ontologis berdasarkan Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
pada pemikiran tentang negara, bangsa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
masyarakat, dan manusia. Secara personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
epistemologis berdasarkan sebagai suatu watak”. Adapun berkarakter adalah
pengetahuan intern struktur logis dan berkepribadian, berperilaku, bersifat,
konsisten implementasinya. Secara bertabiat, dan berwatak”. Menurut Musfiroh
aksiologis bedasarkan pada yang terkandung (2008), karakter mengacu kepada
di dalamnya, hierarki dan struktur nilai, di serangkaian sikap (attitudes), perilaku

1
(behaviors), motivasi (motivations), dan
keterampilan (skills). Karakter berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau
menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga
orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan
perilaku jelek lainnya dikatakan orang
berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang
perilakunya sesuai dengan kaidah moral
disebut dengan berkarakter mulia. Dari
pengertian di atas dapat dimaknai bahwa
pendidikan karakter merupakan suatu proses
penanaman perilaku yang didasarkan pada
budi pekerti yang baik sesuai dengan
kepribadian luhur bangsa Indonesia yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Salah satu cara untuk menerapkan pendidikan


karakter adalah dengan melaksanakan nilai-
nilai Pancasila. Di bawah ini ada beberapa
poin yang harus dilakukan oleh pendidik
dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila. a.
Harus memahami nilai-nilai Pancasila
tersebut. b. Menjadikan Pancasila sebagai
aturan hukum dalam kehidupan. c.
Memberikan contoh pelaksanaan nilai-nilai
pendidikan kepada peserta didik dengan baik.
Dengan melaksanakan tiga point di atas,
diharapkan cita-cita bangsa yang ingin
melaksanakan pendidikan berkarakter sesuai
falsafah pancasila akan terwujud. Karena
bagaimanapun juga perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terus berkembang
setiap waktu sehingga tidak mungkin rasanya
menghambat perkembangan itu. Untuk itu,
satu-satunya jalan dalam menerapkan
pendidikan berkarakter adalah dengan
melaksanakan poin-poin di atas.

Refensi :
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI
/article/view/21286

Anda mungkin juga menyukai