Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 1

Dasar Pemikiran dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila merupakan pelajaran yang memberikan pedoman kepada setiap


insan untuk mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah pembangunan
bangsa dan Negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi dan dasar
Negara Republik Indonesia. Tujuan Utama Pendidikan Pancasila adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan
bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri
para mahasiswa calon sarjana/ilmuwan NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai
IPTEK. Pendidikan Pancasila juga merupakan upaya untuk memahami dan memperoleh
pengetahuan Pancasila secara baik dan benar, dalam arti yuridis konstitusional dan objektif
ilmiah.

Secara objektif ilmiah artinya Pancasila dasar negara adalah suatu nilai kerokhanian.
Objektif artinya Pancasila bukan milik subjektertentu, tapi milik semua manusia, semua
rakyat, dan bangsa Indonesia.Ilmiah berarti dinalar melalui akal sehat atau logika.Artinya
ajaran Pancasila bukan hanya doktrin belaka yang harus diterima, akan tetapi dirasa
kehadirannya secara logis.
Untuk memahami dan memperoleh pengetahuan tentang Pancasila yang baik dan
benar sebagaimana dimaksud di atas, maka dibutuhkan upaya yakni salah satunya melalui
Pendidikan Pancasila. Melalui endidikan Pancasila mahasiswa dapat mengembangkan
potensi dirinya, berfikir rasional serta peduli dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan
negara berdasarkan nilai-nilai Pancasila serta diupayakan dapat mengaktulisasikan nilai
tersebut dalam berbagai macam kehidupan, baik pada saat menjadi mahasiswa maupun
setelah menyelesaikan studi dan mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat nantinya.

Selain itu Nilai-nilai Pancasila harus dijadikan sebagai dasar dalam diri sanubari
bangsa Indonesia.Pancasila sebagai dasar pendidikan nasional tidak hanya dijadikansebagai
idealisme pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, akan tetapi lebih jauh
dijadikan sebagai misi suci Pendidikan nasional Indonesia.Karena itu, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus diajarkan melalui proses belajar pada setiap peserta didik
sejak dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi Proses belajar yang dimaksud adalah
yang mampu memberi pemahaman tentang Pancasila,serta mampu berkomitmen membangun
tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia sesuai dengan nilai-
nilainya.

Antara sila-sila pancasia itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling
mengualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila yaitu pemikiran tentang
manusia berhubungan dengan tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat
bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Apalagi di Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan Demikian


juga bangsa Indonesia pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan
oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri.Kesemuanya di atas memerlukan
kemampuan warga Negara yang mempunyai bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa.

Terdapat empat dasar pemikiran yang ada di Pendidikan Pancasila yaitu landasan
historis, landasan kultural, landasan yuridis, dan landasan filosofis.

 Landasan Historis

Fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan Pancasila, baik
menyangkut formulasi tujuan, pengembangan materi, rancangan model pembelajaran, dan
evaluasinya.

 Landasan Kultural

Pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas nilai-nilai yang diagungkan, dan


karenanya disepakati dalam kehidupan nasional. Pancasila merupakan salah satu
pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan ke generasi penerus.

 Landasan Yuridis

Menyangkut aturan perundang-undangan yang mendasari pelaksanaan Pendidikan


Pancasila. Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara
sejak dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945.

 Landasan Filosofis

Penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila untuk mengembangkan Pendidikan


Pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup)
berbangsa.
Selain itu Pendidikan Pancasila memiliki Tujuan yaitu menjadi sebuah sarana dalam
mengerti, memahami, serta mendalami makna Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indonesia. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat amat
penting. Bisa juga menelaah dasar-dasar pendidikan pancasilas ebagai bagian yang tidak
terpisah dalam konsep pendukung capaian dalam penyelenggaraanpendidikan pancasila di
perguruan tinggi.

Didalam Pendidikan Pancasila juga ada Kajian Ilmiah-Filsafat nya.

 FILSAFAT
Pengetahuan yang bersifat mendasar dan umum menyangkut masalah-masalah hakiki

ttg manusia, alam dan Tuhan.

1. ILMU AGAMA
Pengetahuan manusia yang didasarkan pada sumber utama berupa kitab

suci dengan landasan keimanan.

2. TEKNOLOGI
Pengetahuan yang awalnya ditujukan untuk mempermudah manusia dalam

memanfaatkan hasil-hasil alam, mengolah dan mengeksploitasi alam.

3. SENI
Pengetahuan dan ekspresi rasa keindahan manusia sebagai makhluk estetis.
4. PACASILA
Pengetahuan reflektif bukan spontan.

Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah-filosofis dapat dipahami dari :

1. VERBALIS
Melalui aspek rangkaian kata-kata yang diucapkan ( misal : Pidato, upacara dsb )
2. KONOTATIF
Melalui ratio.( Pancasila dipahami, ditafsirkan dan dimaknai berdasarkan metode
ilmiah ).
3. DENOTATIF
Melalui fakta, realita yang menunjukkan adanya perwujudan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan

Kebenaran Ilmiah dalam Pancasila

 Pengetahuan yang dikejar manusia identic dengan pengejaran kebenaran, maka


apabila pengetahuan diperolehnya adalah benar.
 Pengetahuan manusia diperoleh melalui proses yg dimulai dari awal-tengah-akhir.
 Akhir proses pengetahuan manusia diungkapkan melalui pernyataan-pernyataan yang
benar.

Teori Kebenaran :
1. Teori kebenaran koherensi
2. Teori kebenaran korespondensi
3. Teori kebenaran pragmatisme
4. Teori kebenaran consensus

 Kebenaran koherensi : ditandai dengan pernyataan yang satu dengan yang lain saling
berkaitan, konsisten dan runtut serta tidak saling bertentangan.
 Kebenaran korespondensi : ditandai adanya kesesuaian antara pernyataan dengan
kenyataan
 Kebenaran pragmatis : berdasarkan kreteria bahwa pernyataan – pernyataan yang
dibuat harus membawa manfaat bagi sebagian besar umat manusia.
 Kebenaran konsesnsus : didasarkan pada kesepakatan bersama.

Pancasila Sebagai sistem Filsafat

1. Konsep-Konsep Dasar Filsafat

Dalam konteks mempelajari Pancasila dalam perspektif filfasat berarti upaya


mengkaji secara kritis semua pernyataan-pernyataan tentang Pancasila, sehingga diperoleh
kebenaran koherensi, korespondensi, pragmatisme tentang Pancasila.

2. Metode Filsafat Pancasila


Notonegoro mengatakan untuk menemukan kebenaran hakiki Pancasila dapat
digunakan metode analitico syntetik, yang merupakan metode gabungan antara analisa
dan syntetik.

3. Berbagai Pengetahuan tentang Pancasila

Kata tanya “bagaimana” untuk memperoleh pengetahuan (kebenaran) yang bersifat


deskriptif.Kata tanya “mengapa” digunakan untuk menemukan pengetahuan (kebenaran)
yang bersifat kausal, yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Kata tanya
“kemana” untuk memperoleh pengetahuan normatif.Kata tanya “apa” untuk memperoleh
pengetahuan essensial.

4. Pancasila sebagai Paham Filsafat

Pancasila merupakan consensus filsafat yang akan melandasi dan memberikan arah bagi
sikap dan cara hidup bangsa Indonesia.

Selain dasar pemikiran Pendidikan Pancasila kita juga mempelajari tentang Urgensi
Pendidikan Pancasila.Urgensi adalah sesuatu hal yang sangay penting dan membutuhkan
perhatian segera. Contoh penggunaan kata urgensi adalah, “menignkatkan disiplin dalam
menggunakan bahasa Indonesia jelas sekali urgensinya.

Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa


sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) bagi
calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan.

Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah
terpengaruh oleh pemahaman asing yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-
nilai Pancasila.

Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menjawab tantangan


dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai pengetahuan, pemahaman,
penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan Pancasila.

Hal tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti
pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-
lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik,
lembaga-lembaga bisnis, dan profesi lainnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Jadi, pendidikan Pancasila adalah untuk membangun generasi bangsa yang cerdas dan
berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan agar mahasiswa mampu berpartisipasi
dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan
damai.

Anda mungkin juga menyukai