Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN III

TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

TUJUAN NASIONAL TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL MISI&VISI

KOMPETENSI PENDIDIKAN PANCASILA

PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH

OBYEK METODE SISTEM UNIVERSAL

TINGKAT PENGETAHUAN ILMIAH


TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang
diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku
yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama,
perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku
kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan perorangan dan golongan. Dengan demikian,
perbedaan pemikiran, pendapat atau kepentingan dapat diatasi
melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
TUJUAN NASIONAL
BANGSA INDONESIA

Proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia berarti mengumumkan kepada


dunia dan bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia telah menjadi negara
yang merdeka dan berdaulat. Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak berarti
bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki tujuan, bahkan sebaliknya dengan
kemerdekaan bangsa Indonesia ingin melaksanakan tujuan nasional yang
diemban oleh kemerdekaan itu.
Tujuan nasional negara Indonesia dituangkan secara jelas dan terang dalam
PembukaanUUD 1945. Tujuan nasional tersebut adalah:
1. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa..
4. melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Penjabaran tujuan nasional khususnya dalam bidang pendidikan
nasional tertuang pada UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Pasal 2
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 3
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pasal 4 ayat (1)
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa.
Misi Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi menjadi
sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program
studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya.

Visi Pendidikan Pancasila bertujuan membantu


mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai dasar agama
dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan
bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang dikuasainya dengan rasa
tanggung jawab kemanusiaan.
KOMPETENSI PENDIDIKAN PANCASILA
Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk
mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati
nuraninya.

Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk


mengenali masalah hidup dan kesejahteraan, serta cara-cara
pemecahannya.

Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-


perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.

Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk


memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH

OBYEK METODE SISTEM UNIVERSAL

TINGKAT PENGETAHUAN ILMIAH

PENGETAHUAN DESKRIPTIF PENGETAHUAN NORMATIF

PENGETAHUAN KAUSALITAS PENGETAHUAN ESSENSIAL


PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH

Pada awalnya pembahasan Pancasila termasuk


ke dalam falsafah. Artinya ada banyak ragam
yang dapat mengetahuinya dari pengalaman-
pengalaman dan keterangan-keterangan

Dalam menanggapi masalah-masalah


yang lahir dari pengetahuan itu
menetapkan susunan pengertiannya,
maka perlu adanya landasan ilmu.
Objek Forma Pancasila, yaitu suatu sudut pandang
tertentu dalam pembahasan Pancasila, atau dari sudut
pandang mana Pancasila itu dibahas. Misal; Filsafat
(Filsafat Pancasila), Ekonomi (Ekonomi Pancasila),
O Demokrasi (Demokrasi Pancasila)
B
J Objek Materia Pancasila, yaitu suatu objek yang
E merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian Pancasila
K baik yang bersifat empiris maupun non-empiris

Bersifat empiris, objek Pancasila adalah dapat berupa lembaran


sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-benda budaya

Bersifat non-empiris, objek materia Pancasila adalah dapat berupa nilai-nilai


budaya, nilai moral, serta nilai-nilai religius yang tercermin dalam
kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola budaya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
METODE

METHODOS

Jalan ke arah ilmu pengetahuan” atau “Cara Kerja”


dan dapat pula diartikan sebagai pangkal haluan

Metode dalam pembahasan Pancasila sangat bergantung pada


karakteristik objek forma dan materia Pancasila. Adapun metode
yang dipergunakan dalam pembahasan Pancasila adalah “analitico
Syntetic” yaitu suatu perpaduan metode analisis dan sintesis. Hal
ini didasarkan pada hasil-hasil budaya dan objek sejarah, oleh
karena itu lazim digunakan metode “hermeneutika” yaitu suatu
metode untuk menemukan makna di balik objek”
Suatu pengetahuan harus merupakan suatu
kesatuan antara bagian-bagian itu saling
S berhubungan, baik berupa hubungan
I interelasi (saling hubungan) maupun
S interdependensi (saling ketergantungan).
T Pembahasan Pancasila secara ilmiah dengan
E sendirinya sebagai suatu sistem dalam dirinya
sendiri yaitu pada Pancasila itu sendiri,
M
karena dalam sila-sila Pancasila senantiasa
bersifat koheren (runut) dan merupakan
suatu kesatuan yang sistemik
UNIVERSAL

Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus


bersifat universal, artinya kebenarannya tidak
terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi
dan kondisi
TINGKAT PENGETAHUAN ILMIAH

Tingkat pengetahuan ilmiah dalam masalah ini bukan


berarti tingkatan dalam hal kebenarannya, namun
lebih menekankan pada karakteristik pengetahuan
masing-masing

Pengetahuan Deskriptif, pertanyaan “bagaimana”

Pengetahuan Kausal, pertanyaan “mengapa”


Pengetahuan normatif, pertanyaan “kemana”
Pengetahuan essensial, pertanyaan “apa”
PENGETAHUAN DESKRIPTIF

Pengetahuan macam ini adalah suatu jenis


pengetahuan yang memberikan suatu keterangan,
penjelasan secara objektif tanpa adanya unsur
subjektivitas. Kajian Pancasila secara deskriptif ini
antara lain berkaitan dengan kajian sejarah
perumusan Pancasila, nilai-nilai Pancasila, serta kajian
tentang kedudukan dan fungsi Pancasila, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
sebagai dasar negara dan lain-lain
PENGETAHUAN KAUSALITAS

Pengetahuan kausal, yaitu suatu


pengetahuan yang memberikan jawaban
tentang sebab dan akibat. Dalam kaitannya
dengan kajian tentang Pancasila, maka
tingkatannya berkaitan dengan kajian
proses perumusan atau terjadinya
Pancasila.
P
E
N
Dalam pembahasan Pancasila tidak
G cukup hanya berupa hasil deskripsi
E
R atau hasil kausalitas belaka,
T melainkan perlu dikaji norma-
I
A normanya. Mengingat Pancasila itu
N
untuk diamalkan, direalisasikan dan
N dikongkritisasikan. Untuk itu harus
O
R memiliki norma-norma yang jelas,
M terutama dalam kaitannya dengan
A
T norma hukum, kenegaraan serta
I
F
norma-norma moral.
PENGETAHUAN ESSENSIAL

Pengetahuan essensial adalah tingkatan


pengetahuan untuk menjawab suatu pertanyaan
yang terdalam, yaitu suatu pertanyaan tentang
hakekat segala sesuatu, dan hal ini dikaji dalam
bidang ilmu filsafat. Oleh karena itu kajian Pancasila
secara essensial pada hakekatnya untuk
mendapatkan suatu pengetahuan tentang inti sari
atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila.
Atau secara ilmiah filosofis untuk mengkaji hakikat
sila-sila Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai