Anda di halaman 1dari 4

PBM sesi : ke 2

Mata kuliah : Pancasila


Kelas : 1MNM1
Hari/tanggal : Rabu, 21 September 2022
Waktu : pukul 19.30 s.d. 21.10
Program Studi : Sistem Komputer
Shift : sore/malam
Dosen : Dr. Drs. PJP. Ginting, MM.

Topik :
Pendahuluan : Landasan Pendidikan Pancasila. Tujuan Pendidikan Pancasila, Pembahasan
Pancasila Secara Ilmiah, Beberapa Pengertian Pancasila
Tujuan pembelajaran - Mahasiswa memahami Landasan Pendidikan Pancasila, Tujuan Pendidikan Pancasila,
Pembahasan Pancasila secara ilmiah, beberapa pengertian Pancasila.

Capaian pembelajaran - Mahasiswa memahami Landasan Pendidikan Pancasila, Tujuan Pendidikan Pancasila,
Pembahasan Pancasila secara ilmiah, beberapa pengertian Pancasila..

URAIAN MATERI KULIAH :

Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 dann tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun ke II
nomor 7 bersama-sama dengan Batang Tubuh Undang Undang Dasar 1945.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia
mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa
demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi ideologi negara Pancasila.
Dengan kata lain kedudukan Pancasila tidak lagi diletakan sebagai dasar filsafat serta pandangan
hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi, dan dimanipulasi demi
kepentingan politik penguasa pada saat itu.
Berdasarkan kenyatan tersebut di atas, gerakan reformasi berupaya mengembalikan kedudukan dan
fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia, direalisasikan melalui Ketetapan
Sidang Istimewa MPR tahun 1998 nomor : XVIII/MPR/1998 sekaligus pencabutan P4 dan Asas
Tunggal`Pancasila bagi orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus mencabut mandat MPR
yang diberikan kepada Presiden.
Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh penguasa pada masa lampau dewasa ini
banyak kalangan elit politik beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru.

1. Landasan Pendidikan Pancasila

a. Landasan historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang sejak jaman
kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yanbg menjajah dan
menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan
hidupnya berjuang menemukan jatidiri sebagai suatu bangsa merdeka, mandiri dan
memiliki prinsip pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa setelah melalui proses

Pendidikan Pancasila, sesi 2 halaman 1


panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia di dalamnya tersimpul ciri khas,
sifat, karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara
kita dirumuskan dalam satu rumusan yang sederhana namun mendalam yang meliputi
lima prinsip atau lima sila yang diberi nama Pancasila. Secara historis nilai-nilai yang
terkandung dalam sila setiap Pancasila sebelum dirumuskan dan disyahkan menjadi
Dasar Negara Republik Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleg Bangsa
Indonesia sendiri. Nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain dari bangsa Indonesai sendiri.
Atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kausamaterialis Pancasila.
Kesimpulannya berdasarkan fakta obyektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. Atas dasar pengertian dan alasan
historis inilah maka sangat penting bagi para generasi penerus bangsa terutama kalangan
intelektual kampus untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan berdasarkan
pendekatan ilmiah sehingga memiliki suatu kesadaran serta kebangsaan yang kuat
berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri.

b. Landasan kultural
Setiap bangsa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memiliki suatu
pandangan hidup, falsafah hidup, pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam
pergaulan internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang
berbeda dengan bangsa lain. Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan
melekat pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya merupakan hasil konseptual seseorang
saja melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia yang diangkat dari
nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia melalui proses refleksi, filosofis
para pendiri negara, seperti Soekarno, Yamin, Hatta, Soepomo dan lain lain.

c. Landasan yuridis
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi tertuang dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat
2 disebutkan bahwa sistem pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, ini mengandung
makna bahwa secara material Pancasila merupakan sumber hukum pendidikan nasional.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas pada pasal 37 tentang kurikulum pendidikan tinggi
memuat : Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa,
Pendidikan Pancasila adalah mata kuliah yang mendidik warga negara akan dasar
filsafat negara, nilai-nilai kebangsaan, serta kecintaan terhadap tanah air.

d. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa. Maka suatu
keharusan moral secara konsisten merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila
Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia.
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah bangsa yang
berketuhanan dan berperikemanusiaan. Kenyataan obyektif bahsa manusia adalah
mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan
yang terwujudkan sebagai rakyat sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan. Konsekwensinya rakyat merupakan dasar ontologis demokrasi karena
reakyat merupakan asal mula kekuasaan negara.

Pendidikan Pancasila, sesi 2 halaman 2


2. Tujuan Pendidikan Pancasila.
Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijelaskan bahwa tujuan materi Pancasila dalam rambu-rambu pendidikan kepribadian
mengarahkan pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, beraneka ragam
kepentingan, memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan iptek, seni dengan penuh sara tanggung jawab
dan bermoral. Secara lebih terperinci Pendidikan Pancasila bertujuan menghasilkan peserta
didik yang berperilaku:
1) Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan
hati nuraninya.
2) Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya
3) Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
4) Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.

3. Pembahasan Pancasila secara ilmiah


Pembahasan Pancasila harus memenuhi syarat syarat ilmiah yaitu berobyek, bermetode,
bersistem, bersifat universal.
Berobyek, syarat pertama ilmu pengetahuan harus berobyek. Pancasila memiliki obyek
forma dan obyek materia. Obyek forma Pancasila adlah satu sudut pandang
tertentu tentang pembahasan Pancasila. Hakihatnya Pancasila dibahas dari
berbagai macam sudut pandang seperti moral Pancasila, ekonomi Pancasila,
pers Pancasila, hukum dan kenegaraan Pancasila, filsafat Pancasila.
Obyek Materia, adalah obyek yang merupakan sasaran pembahasan. Misalnya
Pancasila adalah hasil budaya bangsa Indonesia maka bangsa Indonesia
merupakan kausa materialis Pancasila. Oleh karena itu obyek materia
pembahasan Pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala aspek
budayanya berupa lembaran sejarah, bukti bukti sejarah, benda-benda sejarah,
benda-benda budaya, adat-istiadat, lembaran negara, lembaran hukum, naskah-
naskah kenegaraan, nilai budaya, nilai moral, kepribadian, sifat, karakter dan
lain-lain.
Bermetode, setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki metode yaitu seperangkat cara atau
sistem pendekatan untuk mendapatkan suatu kebenaran. Salah satu metode
dalam pembahasan Pancasila adalah metode analiticosintetic yaitu suatu
perpaduan metode analisis dan sintesis yaitu obyek Pancasila banyak berkaitan
dengan hasil-hasil budaya dan obyek sejarah lazim digunakan metode
hermeneutika yaitu suatu metode menemukan makna dibalik obyek. Demikian
juga menggunakan metode koherensi historis serta metode pemahaman,
penafsiran dan interpretasi. Metode-metode tersebut didasarkan atas dasar-
dasar hukum logika dalam penarikan kesimpulan.
Bersistem, suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan sesuatu yang bulat dan utuh. Bagian
bagian pengetahuan ilmiah saling berhubungan, saling ketergantungan dalam
satu kesatuan. Pembahasan Pancasila harus merupakan suatu kesatuan dan
keutuhan sehingga Pancasila disebut kesatuan dan keutuhan majemuk tunggal
yaitu sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.

Pendidikan Pancasila, sesi 2 halaman 3


Bersifat universal, kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal. Kebenaran
tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi maupun jumlah
tertentu. Pembahasan Pancasila hakikat ontologisnya nilai-nilai Pancasila
bersifat universal atau intisari, esensi, makna terdalam sila-sila Pancasila
hakikatnya bersifat universal.

4. Beberapa Pengertian Pancasila


Pengertian Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusan maupun peristilahan
melingkupi pengertian sebagai berikut :
1) Pengertian Pancasila secara etimologis yaitu Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta
yang terdiri dari panca dan sila panca artinya lima, dan sila artinya dasar, batu sendi,
alas, peraturan tingkah laku yang baik yang penting atau yang senonoh. Dengan
demikian pengertian Pancasila dari sudut etimologis ialah lima dasar yang mengandung
nilai-nilai yang dijadikan sebagai peraturan tingkah laku yang baik dalam kehidupan
bersama.
2) Pengertian Pancasila secara historis yaitu perumusan Pancasila diawali dalam sidang
BPUPKI pertama yang dipimpin Radjiman Widiodiningrat yang mengajukan rumusan
dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Muncullah tiga pembicara yaitu Muhammad
Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir.
Soekarno berpidato secara lisan tanpa teks mengenai rumusan dasar negara Indonesia
yang diberi nama Pancasila yang artinya lima dasar. Pada tanggal 17 Agustus 1945
Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, keesokan harinya tanggal 18 Agustus
1945 disyahkan Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan Undang Undang
Dasar 1945 yang didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai dasar negara
yang diberi nama Pancasila. Demikianlah riwayat singkat Pancasila baik dari segi
perumusan maupun istilahnya sampai menjadi dasar negara yang syah sebagaimana
terdapat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
3) Pengertian Pancasila secara termilologis, pengertian Pancasila secara terminologis
ialah pemberlakuan Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai era pelaksanaan yang
rumusannya berbeda-beda.
a. Era 18 Agustus 1945 sampai dengan 28 Desember 1949. Rumusannya ialah: 1.
Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, 3. Persatuan
Indonesia, 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan, 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
b. Era konstitusi RIS yang berlaku 29 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950.
Rumusannya sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Perikemanusiaan, 3.
Kebangsaan, 4. Kerakyatan, 5. Keadilan Sosial.
c. Era Undang-Undang Dasar Sementara 1950 dari 17 Agustus 1950 sampai dengan 5
Juli 1959, rumusannya sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa, 2.
Perikemanusiaan, 3. Kebangsaan, 4. Kerakyatan, 5. Keadilan Sosial.

Demikian materi PBM kali ini disampaikan, bila ada pertanyaan agar disampaikan. Terima kasih.

Pendidikan Pancasila, sesi 2 halaman 4

Anda mungkin juga menyukai