Anda di halaman 1dari 4

PBM sesi : ke 9

Mata kuliah : Pancasila


Kelas : 1MNM1
Hari/tanggal : Rabu, 23 Nopember 2022
Waktu : pukul 19.30 s.d. 21.10
Program Studi : Sistem Komputer
Shift : sore/malam
Dosen : Dr. Drs. PJP. Ginting, MM.

Topik : Pancasila sebagai etika politik (tahap 2)


Sub Topik : 1. Pengertian politik
2. Pengertian etika politik
3. Pancasila sebagai sumber etika politik
Tujuan pembelajaran : Mahasiswa memahami Pengertian politik, Pengertian etika politik dan Pancasila
sebagai sumber etika politik.

Capaian pembelajaran : Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan Pengertian politik, Pengertian
etika politik dan Pancasila sebagai sumber etika politik

URAIAN

Ad 1 : Pengertian politik
Politik berasal dari kosa kata politic yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari
sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan dari tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan
mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara
beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.
Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum
atau public policies yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau distributions dari
sumber-sumber yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu diperlukan
suatu kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) untuk dipergunakan membina
kerjasama ataupun menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. Cara cara
yang dipakai dapat bersifat persuasi dan jika perlu menggunakan pemaksaan. Paksaan-
paksaan terhadap kebijaksanaan harus dilakukan kalau tidak hanya akan berupa keinginan
belaka (statement of intent).
Politik selalu menyangkut tujuan tujuan dari seluruh masyarakat atau public goals bukan
tujuan pribadi seseorang atau privat goals. Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok
termasuk partai politik, lembaga masyarakat ataupun perseorangan. Berdasarkan pengertian

Pendidikan Pancasila, sesi 9 halaman 1


pokok tentang politik maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep
pokok yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decition making), kebijaksanaan (policy), pembagian (distribution) serta alokasi
(allocation).
Politik jika difahami secara sempit seolah-olah bidang politik lebih banyak berkaitan dengan
para pelaksana pemerintahan negara, lembaga-lembaga tinggi negara, kalangan aktivitas
politik serta para pejabat dan birokrat dalam penyelenggaraan negara. Bila difahami hanya
seperti itu maka akan terjadi penyimpangan dalam aktualisasi berpolitik karena tidak
melibatkan aspek rakyat baik sebagai individu maupun sebagai lembaga yang terdapat dalam
masyarakat. Oleh karena itu politik harus dikaitkan dengan etika politik sehingga jadi lebih
luas yang menyangkut seluruh unsur yang membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut
masyarakat negara.

Ad 2 : Pengertian etika politik


Etika politik termasuk lingkup etika sosial yang secara harfiah berkaitan dengan bidang
kehidupan politik oleh karena itu dalam hubungan ini perlu dijelaskan lingkup politik
sebagai obyek materi bidang kajian ini secara luas dan mendalam.
Sebelumnya telah dijelaskan filsafat dibagi menjadi beberapa cabang. Juga filsafat
dibedakan filsafat teoritis dan filsafat praktis. Juga filsafat dapat dibedakan menjadi etika
umum dan etika khusus. Etika tidak lain mempertanyakan dan membahas tanggungjawab
dan kewajiban manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia, masyarakat, bangsa
dan negara, lingkungan alam serta terhadap tuhannya. Dalam pengertian inilah etika politik
dapat memasuki bidang kajiannya.
Etika umum membahas prinsip-prinsp dasar bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika
khusus membahas prinspi-prinsip dasar dalam hubungannya dengan kewajiban manusia
dalam berbagai lingkup kehidupannya.
Etika sosial pada dasarnya memuat banyak etika khusus menggenai wilayah-wilayah
kehidupan manusia, misalnya etika keluarga, etika profesi, etika lingkungan, etika
pendidikan, etika seksual dan termasuk etika politik yang menyangkut dimensi politik
manusia.
Pengertian etika politik secara substantif tidak dapat dipisahkan dengan subyek pelaku etika
yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral
dalam politik, hal ini berdasarkan kenyataan bahwa manusia sebagai subyek etika

Pendidikan Pancasila, sesi 9 halaman 2


melaksanakan berbagai kegiatan politik. Dalam hal ini kewajiban moral dan etika dibedakan
dengan kewajiban lainnya karena kewajiban moral atau etika adalah kewajiban manusia
sebagai manusia. Walaupun dalam hubungannya dengan masyarakat, bangsa dan negara,
etika politik tetap meletakan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Etika politik lebih
meneguhkan akar bahwa kebaikan senantiasa didasarkan pada hakikat manusia sebagai
mahluk beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa pengelolaan
masyarakat bangsa dan negara akan bisa berkembang ke arah keadaan yang lebih baik bila
para pelaku menggunakan etika politik. Etika politik dalam pelakanaannya dalam aktualisasi
politik senantiasa mendasarkan kepada ukuran dan harkat dan martabat manusia sebagai
manusia. Misalnya dalam sebuah rejim yang dikuasai otoriter penguasa yang memaksakan
kehendak kepada manusia tanpa memperhitungklan dan mendasarkan kepada hak-hak dasar
kemanusiaan, maka rejim tersebut sangat bertentangan dengan etika politik. Sebaliknya
sebuah rejim demokratis yang menghargai hak-hak azasi manusia, persamaan manusia di
depan hukum dan pemerintahan, dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
sebagai manusia pada dasarnya telah melaksanakan aktualisasi etika politik.

Ad 3 : Pancasila sebagai sumber etika politik

Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan, juga


merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan,
hukum dan berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan negara. Sila pertama Ketuhanan
Yang Maha Esa dan sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab merupakan sumber
nilai-nilai moral bagi kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan. Bangsa
Indonesia sebagai bagian dari umat manusia hidup secara bersama dalam suatu wilayah
tertentu dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip hidup demi kesejahteraan bersama.
Demikian nilai yang terdapat dalam sila ketiga. Oleh karena itu manusia dan kemanusiaan
harus menjadi dasar kehidupan penyelenggara negara. Azas-azas kemanusiaan bersifat
mutlak dalam kehidupan negara. Kemanusiaan harus mendapat jaminan hukum atau
jamunan atas hak-hak dasar manusia. Maka kemanusiaan harus menjadi prinsip dasar
moralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar kekuasan
dalam negara dijalankan sesuai dengan 1. Azas legalitas (legitimasi hukum) 2. Disahkan dan
dijalankan secara demokratis (legitimasi demoktratis), 3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-
prinsip moral (legitimasi moral). Pancasila sebagai suatu sistem filsafat dan etika memiliki

Pendidikan Pancasila, sesi 9 halaman 3


tiga dasar tersebut. Dalam penyelenggaraan negara baik menyangkut kekuasaan,
kebijaksanaan publik, pembagian serta kewenangan harus berdasarkan legitimasi moral
religuis (sila pertama) serta moral kemanusiaan (sila kedua) atau berdasarkan moral
ketuhanan dan moral kemanusiaan bukan berdasarkan negara kekuasaan semata-mata.
Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh karena itu keadilan sosial harus tegak dalam
hidup bersama dan merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Hal ini tercermin dalam sila
kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini mengamanatkan bahwa
penyelenggara negara harus berdasarkan prinsip legalitas atau legitimasi hukum.
Negara berasal dari rakyat dan segala bijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa
untuk rakyat (sila keempat). Rakyat adalah asal mula kekuasaan negara oleh karena itu
dalam penyelenggaraan negara segala kebijaksanaan, kekuasaan, serta kewenangan harus
dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka dalam politik praktis
hal-hal yang berkaitan denggan kekuasaan eksekutif, kekuasaan legeslatif, kekuasaan
yudikatif, konsep pengambilan keputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan
legitimasi dari rakyat atau dengan kata lain harus memiliki legitimasi demokratis.
Prinsip-prinsip dasar etika politik itu dalam realisasi praksis dalam kehidupan kenegaraan
senantiasa dilaksanakan secara kolektif antara legitimasi moral, legitimasi hukum dan
legitimasi demokratis. Dari penjelasan tersebut di atas maka Pancasila sebagai sumber etika
politik.

Saudara sekalian, demikianlah materi kuliah kali ini, semoga bermanfaat, bila ada pertanyaan agar
disampaikan. Terima kasih.

Pendidikan Pancasila, sesi 9 halaman 4

Anda mungkin juga menyukai