Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tifani Adnia

NIM : 230401110262

KElas : PSIKOLOGI-G

ETIKA POLITIK BERDASARKAN PANCASILA

A. Pengertian Norma, Nilai, dan Moral

Secara sederhana nilai adalah sesuatu yang berharga baik menurut standart logika
(baik-jelek), estetika (bagus-buruk), etika (adil-tidak adil), agama (haram dan halal), dan hokum
(sah-absah), serta menjadi acuan dan atau system keyakinan diri maupun kehidupan. Menilai
berarti menimbang-nimbang dan membandingkan sesuatu dengan yang lain untuk kemudian di
jadikan dasar mengambil sikap atau keputusan. Hasil pertimbangan dan perbandingan yang
dibuat itulah yang disebut nilai.
Agar system nilai yang ada pada orang (masyarakat) itu dapat diangkat kepermukaan,
sehingga tidak menghasilkan sikap dan perilaku yang diskriminasif, perlu ada wujud nilai yang
kongkrit. Kingkritisasi ini menghasilkan norma. Istilah norma dapat dihasilkan dengan sesuatu
ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang dalam lingkungannya dengan sesame, atau
lingkungannya (Sri Haryati. dkk, 2009:33). Menurut Soerjono Soekamto dalam (Sri
Haryati.dkk, 2009:34 dan Purnadi Purbacaraka) kaedah norma diartikan dengan patokan atau
ukuran ataupun pedoman untuk berperilaku atau bersikap dalam kehidupan. Sehingga dilihat dari
bentuk hakikatnya, maka kaedah merupakan perumusan suatu pandangan mengenai perilaku.
Kata moral bersal dari latin mores yang artinya kebiasaan-kebiasaan, adat-istiadat yang
kemudian berarti kaedah tingkah laku. Seseorang (individu) yang tingkah lakunya menaati kaedah-
kaedah yang berlaku dalam masyarakat disebut baik secara moral, dan jika sebaliknya jika tidak
baik adalah amoral (immoral) (L. Pramuda. 1995:15). Moral jauh lebih luas dari pada susila. Moral
adalah hasil penilaian tentang baik buruk seseorang atau suatu masyarakat. Penilaian disini berarti
suatu tindakan terhadap seseorang atau masyrakat.
B. Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis
1. Nilai dasar Pancasila
Nilai dasar adalah nilai secara hakikat dari kelima sila dalam Pancasila. Nilai dasar ini
bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai-nilai ini bersifat universal
sehingga terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik serta benar dalam setiap sila.
Berikut nilai dasar dalam Pancasila :

1.Ketuhanan Yang Maha Esa.


2.Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Maka dari itu, nilai
instrumental ini bersifat lebih khusus dibandingkan nilai dasar.
Nilai instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Bentuk dari nilai
instrumental adalah ketentuan konstitusional mulai dari Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Perpu, Perda.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis adalah realisasi dari nilai instrumental dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari
itu, nilai praksis biasanya terus berkembang atau berubah seiring perkembangan zaman.
Hal ini terjadi karena Pancasila sejatinya merupakan ideologi yang terbuka, sehingga nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya dapat berkembang ke arah perbaikan seiring perkembangan
zaman. Contoh nilai praksis Pancasila dari masing-masing sila :
Sila ke-1: Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing.
Sila ke-2: Tenggang rasa kepada orang lain dan tidak semena-mena serta mengakui persamaan
derajat, hak, dan kewajiban antarsesama manusia.
Sila ke-3: Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sila ke-4: Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Sila ke-5: Menghormati hak-hak orang lain dan menghargai hasil karya orang lain.
C. Etika Politik

1. Pengertian Politik
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Teori
Klasik Aristoteles). politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik
pemerintahan dan negara. politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik Pemerintahan.
2. Dimensi Politik Manusia

Dalam hubungannya dengan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial, dimensi
politis manusia berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum sehingga berkaitan juga dengan
kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Sebuah keputusan bersifat politis jika diambil dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai suatu hal menyeluruh. Dengan demikian,
dimensi politis manusia dapat ditentukan sebagai suatu kesadaran manusia akan dirinya sendiri
sebagai anggota masyarakat sebagai keseluruhan yang menentukan alur kehidupannya.

Dimensi politis manusia memiliki dua hal fundamental, yaitu pengertian dan kehendak
untuk bertindak. Dua segi fundamental itu dapat diamati dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Dua aspek ini yang senantiasa berhadapan dengan tindakan moral manusia. Apabila tindakan
moralitas kehidupan manusia tidak dapat dipenuhi ketika berbenturan hal orang lain dalam
masyarakat maka harus dilakukan suatu pembatasan secara normatif. Lembaga penata normatif
masyarakat adalah hukum.

3. Nilai-nilai Pancasila sebagai Sumber Etika Politik

Hakikat Pancasila sebagai system etika terletak pada hal-hal sebagai berikut :
a. Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara harus didasarkan
atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral yang berlandaskan
pada norma agama, maka prinsip tersebut memiliki kekuatan untuk dilaksanakan oleh pengikut-
pengikutnya.
b. Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusai yang
mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini, yaitu
tindakan manusia yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang mengandung 14 implikasi moral
diungkapkan dengan cara dan sikap yang adil dan beradab sehingga menjamin tata pergaulan
antarmanusia dan antarmakhluk yang bersendikan nilainilai kemanusiaan yang tertinggi, yaitu
kebajikan dan kearifan.
c. Hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa diatas kepentingan individu atau kelompok. System
etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas social akan melahirkan kekuatan
untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah bangsa.
d. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat,. Artinya,
menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
e. Hakikat sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan
dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata atau menekankan pada tujuan
belaka, tetapi lebih menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Suyatno. (Juni 2012). NILAI, NORMA, MORAL, ETIKA DAN PANDANGAN HIDUP PERLU
DIPAHAMI OLEH SETIAP WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA. PKn Progresif.

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230524112518-569-953340/nilai-nilai-yang-
terkandung-dalam-pancasila-dan-contohnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik#:~:text=politik%20adalah%20usaha%20yang%20ditempuh,
dan%20pelaksanaan%20kebijakan%20publik%20Pemerintahan.
http://megatriswade.blogspot.com/2016/12/dimensi-politik-manusia.html

Maradona Sapri Saragih. 2022. Etika Politik Berdasarkan Pancasila. https://dosen.upi-


yai.ac.id/v5/dokumen/materi/050009/2_20221025055042_Makalah%20Kelompok%204_%20Etika%20P
olitik%20Berdasarkan%20Pancasila.pdf. 6 Oktober.

Anda mungkin juga menyukai