Anda di halaman 1dari 17

PRESENTASI KELOMPOK IV

PANCASILA SEBAGAI ETIKA


POLITIK DAN IDEOLOGI NEGARA

1. Haslinda 4. M Sofyan Arma


2. Indang Setia Ningsih 5. Kholisah Amalia
3. Abu tholib 6. Lutfi Fuad
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
• Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia, juga
merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada
setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem
etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu
sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral
guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai
aspek kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke
dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan
berwawasan moral-akademis.
Pengertian Pancasila
• Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya
lima, sedangkan sila artinya
dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
senonoh. Jadi, Pancasila adalah
lima dasar yang dijadikan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku
Pengertian Sistem
• Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau
elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi
untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem nilai dalam pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai yang ada
dalam pamcasila yang
saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan ataupun
ditukar tempatkan karena saling
berkaitan antara satu dengan yang lain
Nilai-nilai yang dimaksud ialah :
• Pertama, Nilai Ketuhanan:
Secara hierarkis, nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena
menyangkut nilai
yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini (nilai
ketuhanan). Suatu
perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah, dan
hukum Tuhan.
Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang
melanggar
nilai, kaidah, dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang
antarsesama, akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Dari nilai ketuhanan
menghasilkan
nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. (Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)
• Kedua, Nilai Kemanusiaan:
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan
keadaban.
Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan rohani,
individu dan
sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan.
Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lain
seperti
hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik
apabila
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan
keadaban.
Dari nilai kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan contohnya seperti tolong
menolong,
penghargaan, penghormatan, kerja sama, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk,
2015: 180)
• Ketiga, Nilai Persatuan:
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan
kesatuan. Sikap egois
dan menang sendiri merupakan perbuatan yang tidak baik, demikian pula
sikap yang memecah
belah persatuan. Sangat mungkin seseorang seakanakan mendasarkan
perbuatannya atas nama
agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah
persatuan dan kesatuan
maka menurut pandangan etika Pancasila bukan merupakan perbuatan
baik. Dari nilai
persatuan
menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan, dan lain-lain. (Ibid,
Ngadino Surip, dkk, 2015:
180)
• Keempat, Nilai Kerakyatan:
Dalam kaitannya dengan kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat penting, yaitu nilai
hikmat atau kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata hikmat atau kebijaksanaan
berorientasi
pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Atas nama mencari kebaikan,
pandangan minoritas belum tentu kalah dibandingkan dengan pandangan mayoritas.
Pelajaran
yang sangat baik misalnya pada peristiwa penghapusan tujuh kata dalam sila pertama
Piagam
Jakarta. Sebagian
besar anggota PPKI menyetujui tujuh kata tersebut, namun memerhatikan kelompok yang
sedikit (dari wilayah Timur) yang secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka
pandangan minoritas ‘dimenangkan’ atas pandangan mayoritas. Dengan demikian,
perbuatan
belum tentu baik apabila disetujui atau bermanfaat untuk orang banyak, namun
perbuatan itu
baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep hikmah atau kebijaksanaan.
Dari
nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lainlain. (Ibid,
Ngadino Surip, dkk, 2015: 181
• Kelima, Nilai Keadilan:
Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut dilihat dalam konteks
manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks
sosial. Suatu perbutan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat
banyak. Menurut Kohlberg (1995: 37), keadilan merupakan kebajikan utama bagi setiap
pribadi dan masyarakat. Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner yang bebas dan sama
derajatnya dengan orang lain. Dari nilai ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu
dikembangkan sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Dari
nilai
keadilan juga menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dan
lainlain.
(Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 181)
Pengertian Etika
• Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban
moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai mengenai
benar
dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat. Secara garis besar etika
dikelompokkan
menjadi :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk
sosial (etika sosial)
• Pancasila sebagai Sistem Etika
Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila Pancasila dalam
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Etika
Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam sistem pemerintahan.
Hal ini dikarenakan konsep deontologis dan teologis terkandung di dalam Pancasila.
Deontologi artinya Pancasila mengandung kewajiban yang harus dilaksanakan oleh warga
negara. Teleologi artinya Pancasila menjadi tujuan dari negara Idonesia. Namun, Pancasila
tetap bersumber pada etika kebajikan. Tidak hanya berorientasi pada kewajiban dan tujuan.
Adapun pemaknaan tersebut di dapatkan dari jenis etika yang mana senantiasa terkait erat
dengan bagaimana manusia bertingkah laku yang baik. Etika bersifat universal, berbeda dengan
etiket yang berlaku pada tempat tertentu (misal adat bertamu orang Jawa berbeda dengan adat
bertamu orang Batak). Etika mencakup norma moral yang bersumber dari hati nurani demi
kenyamanan bersama.
Pengertian Ideologi Negara
• Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk, yaitu idea dan logos, yang
berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana, ideologi berarti suatu
gagasan yang berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran
filsafat. Dalam arti kata luas, istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-
cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai
pedoman normatif. Dalam artian ini, ideologi disebut terbuka. Dalam arti sempit,
ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai
yang menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
Artian ini disebut juga ideologi tertutup. Kata ideologi sering juga dijumpai untuk
pengertian memutlakkan gagasan tertentu, sifatny tertutup, di mana teori-teori bersifat
pura-pura dengan kebenaran tertentu, teta api bertentangan denga menyembunyikan
kepentingan kekuasaan tertentu yang ben rinya. Dalam hal ini, ideologi diasosiasikan
kepada hal yang bersifat negative
• Ideologi juga diartikan sebagai ajaran, doktrin, teori, atau ilmu yang diyakini
kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya
dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (Bahan Penataran BP-7 Pusat, 1993) Suatu pandangan hidup
akan meningkat menjadi suatu falsafah hidup, apabila telah mendapat landasan berpikir
maupun motivasi yang lebih jelas, sedangkan kristalisasinya kemudian membentuk
suatu ideologi. Keterikatan ideologi dengan pandangan hidup akan membedakan
ideologi suatu bangsa dengan bangsa lain..
Ideologi dipandang sebagai pemikiran yag timbul karena pertimbangan
kepentingan. Sedaangkan ilmu,filsafat,ataupun teologi merupakan pemikiran yaang
bersifat refleksi,kritis,dan sistematik dimana pertimbangan utamanya adalah kebenaran
pemikiran. Karena perbedaan itu ideologi disebut sebagai suatu sistem pemikirn yang
sifatnya tertutup.dalam perkembangan itu ideologi mempunyai arti yang berbeda.
Perrtama ideologi diartikan weltanschung, yaitu pengetahuan yang mengandung
pemikiran pemikiran besar,cita cita besar,mengenai sejarah, manusia, masyrakat,
negara ( sciencee of ideas)
Pancasila sebagai ideologi nasional
• Ideologi adalah istilah yang sejak lama telah dipakai dan menunjukan
beberapa arti.
Menurut Destutt de Tracy pada tahun 1976, semua arti itu memakai
istilah ideologi dengan
pengertian science of ideas yaitu suatu program yang diharapkan
dapat membawa
perubahan institusional dalam masyrakat prancis. dalam orientasi ini
ideologi mempunyai
pandangan tentang alam,masyarakat,manusia dan segala realitas
yang dijumpai serta
dialami semasa hidupnya.
Terdapat empat tipe ideologi, yaitu :
• 1. Ideologi konservatif. yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada
(status quo)
setidaknya tidaknya secara umum , walaupun membuka kemungkinan
perbaikan
dalam hal hal teknis.
2. Kontra ideologi yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam
masyrakat
sebagai yang sesuai dan malah dianggap baik.
3. Ideologi reformasi yaitu ideologi yang bertujuan mengubah keadaan.
4. Ideologi revolusioner yaitu ideologi yang bertujuan mengubah seluruh
sistem nilai
masyarakat.
• Kita mengenal berbagai istilah ideologi, seperti ideologi negara,
ideologi bangsa dan
ideologi nasional. Ideologi nasional , ideologi nasional ,ideologi negara
khusus dikaitkan
dengan pengaturan penyelenggara pemerintah negara . sedangkan
ideologi nasional
mencakup bagi bangsa indonesia ,ideologi yang berhubungan dengan
pandangan hidup
bangsa bagi bangsa indonesia ,ideologi nasionalnya tercermin dan
terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945
• Ideologi nasional bangsa indonesia tercermin dan terkandung dalam
Pembukaan
UUD 1945 adalah ideologi perjuangan yaitu sarat dengan jiwa dan
semangat perjuangan
bangsa untuk mewujudkan negara
merdeka,bersatu,berdaulat,adil,dan makmur.
Pancasila sebagai ideologi nasional,dapat sebagai suatu pemikiran
yang memuat
pandangan dasar dan cita cita mengenai
sejarah ,manusia,masyarakat,hukum,dan negara
indonesia yang bersumber dari Kebudayaan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai