2018/2019
Kelompok 3 :
Aura Wahyuningsih
Delia Salsabila
Evi Widiastri
Halwa Nazela
A. ETIKA
Istilah etika berasal dari kata latin ‘ethic’, dalam bahasa gerik ‘ethicos’ a body of
moral principles of values. Ethic = arti sebenarnya ialah kebiasaan, habbit, custom. Jadi
dalam pengertian aslinya, apa yang disebutkan baik itu adalah yang sesuai dengan kebiasaan
masyarakat dewasa. Lambat laun pengertian etika itu berubah seperti pengertian
sekarang.etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat.[ CITATION Sal00 \l 1033 ]
Etika termasuk kelompok filsafat praktis yang di bagi menjadi dua kelompok, yaitu
etika umum dan etika khusus.Etika merupakan suatu pemikiran kritis yang mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
Pengertian politik berasal dari kosa kata ‘politics’ yang memiliki makna kegiatan dalam suatu
system politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan – tujuan dari system
itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan – tujuan itu. Berdasarkan pengertian pokok tentang
politik makan secara operasional bidang politik menyangkut konsep – konsep pokok yang
berkaitan dengan Negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision
making), kebijakan (policy), pembagain (distribution), serta alokasi (allocation).
Pengertian politik secara sempit yaitu bidang politik lebih banyak berkaitan dengan
para pelaksana pemerintahan Negara, lembaga – lembaga tinggi Negara, kalangan aktivis
politik serta para pejabat serta birokrat dalam pelaksanaan dan penyeleggaraan Negara.
Pengertian politik yang lebih luas yaitu menyagkut seluruh unsur yang membentuk suatu
persekutuan hidup yang disebut masyarakat Negara.
C. ETIKA POLITIK
Etika politik adalah perkembangan filsafat di zaman pasca tradisional. Dalam tulisan
para filosof politik klasik : plato, aristoteles, Thomas Aquinas, marsilius dari padua, ibnu
khaldun. Etika politik termasuk dalam kelompok etika social yakni yang membahas norma-
norma moral yang seharusnya menimbulkan sikap dan tindakan antar manusia, karena hampir
semua kewajiban manusia bergandengan dengan kenyataan bahwasanya ia merupakan
makhluk social. Etika bersifat reflektif yakni memberikan sumbangan pemikiran tentang
bagaimana masalah kehidupan dapat kita hadapi, tetapi tidak menawarkan tentang bagaimana
cara memecahkannya. Dengan demikian etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia sebagai manusia bukan sebagai warga Negara terhadap Negara, terhadap
hokum yang berlaku dan lain sebagainya.
Etika politik merupakan filsafat moral tentang dimensi politis kehidupan manusia atau
cabang filsafat yang membahas prinsip-prinsip moranlitas politik.Etika politik sebagai ilmu
dan cabang filsafat lahir di Yunani pada saat struktur –struktur politik tradisional mulai
ambruk.[ CITATION Mag91 \l 1033 ] Dengan kata lain, etika politik merupakan prinsip moral
tentang baik buruk dalam tindakan atau perilaku dalam berpolitik. Etika politik juga dapat
diartikan seabagai tata susila (kesusilaan) tata sopan santun (kesopanan) dalam pergaulan
politik.[ CITATION Wid97 \l 1033 ] Dalam praktiknya, etika politik menuntut agar segala klaim
atas hak untuk menata masyarakat dipertanggung jawabkan pada prinsip-prinsip moral dasar. [
CITATION Mag91 \l 1033 ]
Fungsi etika politik terbatas pada penyediaan pemikiran-pemikiran teoritis untuk
mempertanyakan dan menjelaskan secara bertanggung jawab, rasional,, objektif dan
argumentative. Oleh karena itu etika politik dalam arti mebantu agar pembahasan masalah-
masalah ideology dapat dijalankan dengan objektif artinya berdasarkan argument-argument
yang dapat dipahami dan dianggap oleh semua pihak yang mengerti permasalahan. Etika
politik dapat memberi patokan-patokan , orientasi,dan pegangan normative bagi mereka yang
memang ingin menilai tatanan dan kehidupan politikdengan tolak ukur martabat manusia.
[ CITATION Har03 \l 1033 ]
Selain itu etika politik dapat berfungsi sebagai sarana kritik ideology (bukan Negara
dan hokum) berupa paham-paham dan strategi legitimasi yang mendasari penyelenggaran
Negara. Jadi etika politik dapat membantu usaha masyarakat untuk menjalankan ideology
Negara yang luhur kedalam realitas politik yang nyata.[ CITATION Har03 \l 1033 ]
D. NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan
menyadarkan manusia akan harkat dan mertabatnya. Nilai bersumber pada budi yang
berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan prilaku manusia.Nilai sebagai suatu sistem
(sistem nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya.
Dan adanya Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai
sistem nilai.Dalam kaitannya dengan penjabarannya, nilai dapat dikelompokan kepada tiga
macam, yaitu :
1. Nilai Dasar
Dalam kenyataannya nilai berhubungan denga tingkah laku atau
berbagai aspek kehidupan manusia.Setiap nilai memiliki nilai dasar, yaitu
berupa hakikat, esensi, intisari, atau makna yang dalam dari nilai-nilai
tersebut.Nilai dasar yang menjadi sumber etika bangsamIndonesia adalah
nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari
nilai dasar.Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar
tersebut belum memiliki formulasi atau ukuran yang jelas dan konkret.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental
dalam kehidupan yang lebih nyata.Niali praksis nerupakan pelaksanaan secara
nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental.Maka, nilai praksis dijiwai
oleh nilai-nilai dasar dan instrumental dan sekaligus tidak bertentangan
dengan nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.
Di samping teori nilai yang terurai di atas, Prof. Notonegoro membagi nilai dalam
tiga kategori, yaitu sebagai berikut .
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi umat manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan
aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian dapat dirinci menjadi empat maam, yaitu :
a) Nilai kebenaran, yaitu bersumber kepada unsur rasio manusia, budi, dan
cipta.
b) Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur rasa dan intuisi.
c) Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau kemauan,
d) Nilai religi, yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, keyakinan dan
keimanan manusia kepada Tuhan.
E. NORMA
Manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan tuhan, masyarakat , dan alam
sekitarnya denga selaras. Hubungan manusia terjalin secara vertikal (Tuhan), horizontal
(masyarakat), dan hubungan vertikal horizontal (alam, lingkungan alam) secara seimbang,
serasi dan selaras.Oleh karena itu juga manusia memerlukan pengendalian diri, baik terhadap
manusia sesamanya, lingkungan alam dan tuhan. Kesadaran akan hubungan yang ideal akan
menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan dan norma. Norma adalah petunjuk tingkah
laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu.
Norma juga merupakan aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran
tertentu yang didalamnya terkandung nilai benar dan salah. Norma juga bisa diartikan sebagai
kaidah atau petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia dalam
kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.
Sesungguhnya norma merupakan perwujudan martabat manusia sebagai makhluk
budaya, social, moral, dan religi.Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu, norma dalam perwujudannya
dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hokum dan norma
social. Norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi , yang dikenal dengan sanksi,
misalnya :
a) Norma agama, merupakan ketentuan hidup yang bersumber dari tuhan yang
maha esa. Isinya berupa perintah –perintah, ajaran dan larangan. Norma
agama berasal dari wahyu tuhan yang mempunyai nilai dasar yang mewarnai
macam-macam norma yang lain, seperti norma kesopanan,norma susila, dan
norma hukum. Sanksi yang didapatkan ketika melakukan pelanggaran norma
agama yaitu sanksi oleh tuhan kelak di akhirat, yaitu berupa siksa neraka.
Salah satu contoh norma agama yaitu: tidak boleh membunuh sesalam
manusia atau hormatilah bapa ibumu.
b) Norma kesusilaan, merupakan peraturan hidup yang bersumber dari hati
nurani manusia. Norma ini menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
Norma susila mendorong manusia untuk berbuat baik serta mencegah manusia
untuk melakukan perbuatan yang buruk. dengan sanksi yang didapat apabila
melanggar norma susila ini yaitu perasaan manusia tersebut yang akibatnya
akan menimbulkan rasa malu dan menyesal terhadap diri sendiri. Salah satu
contoh norma kesusilaan yaitu : jangan mencuri barang milik orang lain atau
bersikap jujur dan sebagainya.
untuk mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang
berlaku. (nilai dasar)
Menciptakan ketertiban dan keadilan didalam masyarakat
Menciptakan kenyamanan kemakmuran dan kebahagiaan
Tujuan norma
Norma mempunyai tujuan yang baik untuk setiap anggotanya. Tujuan norma
yaitu menjadi pedoman, arahan, Dasar dan tata tertib bagi anggota masyarakat agar
tercipta masyarakat yang teratur, tingkah laku masyarakat serta membedakan mana
yang benar dan mana yang salah.
E. MORAL
Dapat disimpulkan bahwa moral adalah Aturan atau norma yang mengatur
perilaku atau akhlak suatu individu atau kelompok yang berhubungan dengan
sesuatu yang baik dan yang buruk sesuai dengan tata cara, kebiasaan, atau adat
istiadat pada suatu budaya.
1. Moral merupakan kewajiban mutlak yang harus dimiliki oleh manusia sedangkan
etika tidak mutlak tetapi lebih baik jika dimiliki.
2. Etika tidak tepat dikatakan untuk seseorang yang melakukan perbuatan baik
karena etika adalah sebuah studi sedangkan moral lebih tepat karena moral lebih
tepatkarena moral lebih mengarah pada sifat manusia tersebut.
3. Kebanyakan masyarakat kelas menengah hingga kelas bawah memiliki moral
tetapi jarang yang memperhatikan pada wilayang etika. Etika umumnya hanya di
pikirkan oleh lembaga lembaga tertentu, seperti pemerintah, khususnya anggota
DPR dalam membuat peraturan.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatu yang
bermanfaat bagi manusia. Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan atau
acuan dalam berprilaku yang baik salah satunya di lingkunagn politik. Nilai dapat
bersifat subjektif jikalau nilai tersebut diberikan oleh subjek atau seseorang, nilai pun
dapat bersifat objektif jikalau nilai htersebut telah melekat pada sesuatu yang terlepas
dari penilaian manusia. Agar nilai tersebut menjadi lebih berguna dalam menentukan
tingkah laku manusia maka perlu dikongkritkan lagi, dan wujud yang lebih kongkrit
dari nilai tersebut merupakan suatu norma.
Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral
mengandung arti sebagai akhlak manusia.Derajat kepribadian manusia dapat
ditentuakna oleh moralitas yang dimilikinya.Makna moral yang terkandung dalam
kepribadian seseorang tercermin melalui sikap dan tingkah laku manusia tersebut.
DAFTAR ISI
Magnis, S. F. (1991). Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum.
http://www.yuksinau.id/macam-macam-norma/