Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA SEBAGAI ETIKA

POLITIK, PENGERTIAN NILAI,


NORMA, MORAL DAN HUBUNGAN
NILAI, NORMA DAN MORAL
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Pancasila sebagai sistem filsafat hakekatnya merupakan nilai sehingga merupakan


sumber dari segala penjabaran norma.
Suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang
merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis, melainkan suatu nilai-nilai
yang bersifat mendasar.
Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang fundamental dan universal
bagi manusia baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai, Norma dan Moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Maka dari
ketiganya akan memberikan suatu pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem
etika.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam masyarakat, berbangsa
dan negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian mejadi pedoman.
Norma adalah aturan yang menjadi ukuran atau standar tingkah laku manusia dalam
kehidupan antar sesama manusia dengan lingkungan maupun Tuhan.
Jenis-jenis norma dibagi 2 cabang atau bentuk yaitu:
1. Norma Moral adalah berkaitan dengan tingkah laku manusia, diukur dari sudut
pandang baik dan buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila.
2. Norma hukum adalah sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber Hukum Negara (Pasal 2 UU no 12
tahun 2011).
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praktis melainkan suatu sistem nilai-nilai etika yang
merupakan sumber norma.

Hubungan Nilai, Norma dan Moral

Sebagaimana dijelaskan bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan
landasan alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun
tidak.
Nilai berbeda dengan fakta dimana fakta dapat diobservasi melalui suatu verifikasi
empiris, sedangkan nilai bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan,
dimengerti dan dihayati oleh manusia. Dengan demikian nilai tidak bersifat konkret yaitu
tidak dapat ditangkap dengan panca indra manusia dan nilai dapat bersifat subjektif
maupun objektif.
Bersifat subjektif manakala nilai tersebut diberikan oleh subjek dan bersifat objektif
jikalau nilai tersebut telah melekat pada sesuatu, terlepas dari penilaian manusia. Agar nilai
tersebut lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu lebih
di konkritkan lagi serta diformulasikan menjadi objektif sehingga memudahkan manusia
untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara konkrit.
Maka wujud yang lebih konkrit dari nilai adalah merupakan suatu norma, selanjutnya
nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika, istilah moral mengandung
integritas dan martabat pribadi manusia.
Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya, maka
moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah
laku. Dalam pengertian ini, kita memasuki wilayah norma sebagai penuntun sikap dan
tingkah laku manusia.
Pengertian Etika

Etika adalah kelompok filsafat praktis filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral.
Etika merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai
ajaran moral.
Etika terbagi atas 2 kelompok yaitu :
1. Etika umum adalah mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia.
2. Etika khusus adalah membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia baik sebagai individu
(etika individusl) maupun makhluk sosial (etika sosial).
Pancasila sebagai Etika Politik

Pengertian politik berasal dari kata “politics”, yang memiliki makna bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan.
Etika politik adalah cabang dari filsafat politik yang membicarakan perilaku atau
perbuatan politik untuk dinilai dari segi baik atau buruknya.
Filsafat politik adalah seperangkat keyakinan masyarakat berbangsa dan bernegara
yang berbeda-beda dan diperjuangkan oleh para penganutnya, seperti komunisme dan
demokrasi.
Secara substantif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai
pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu, etika politik berkaitan erat dengan bidang
pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa
menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika.
Kewajiban moral dibedakan dengan pengertian kewajiban-kewajiban lainya. Karena
yang dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia, walaupun dalam hubungannya
dengan masyarakat, berbangsa maupun negara.
Etika politik tetap meletakan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini
lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa di dasarkan kepada hakikat
manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya berdasarkan suatu kewajiban
bahwa masyarakat, bangsa manapun negara bisa berkembang ke arah keadaan yang tidak
baik dalam arti moral.

Tujuan Etika Politik

Mengarahkan kehidupan politik yang lebih baik, baik bersama dan untuk orang lain,
dalam rangka membangun institusi-institusi politik yang adil.
Etika politik membantu untuk menganalisa korelasi antara tindakan individual,
tindakan kolektif, dan struktur-struktur politik yang ada.
Pancasila sebagai etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan
sesuai dengan :
1. Legitimasi Hukum.
2. Legitimasi Demokratis.
3. Legitimasi Moral.

Anda mungkin juga menyukai