NIM : 4212211013
Mekatronika A Malam
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia,
juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai
sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap
individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral
guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai
aspek kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke
dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan
berwawasan moral-akademis.
Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima, sedangkan
sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau senonoh. Jadi,
Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan. Sistem nilai dalam pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai yang
ada dalam pancasila yang saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan ataupun
ditukar tempatkan karena saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Nilai-nilai yang
dimaksud ialah :
Pengertian Etika
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat. Secara garis besar etika
dikelompokkan menjadi :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk sosial (etika sosial)
Pancasila sebagai Sistem Etika
Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila Pancasila
dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Etika Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam
sistem pemerintahan. Hal ini dikarenakan konsep deontologis dan teologis terkandung di
dalam Pancasila.
Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir. Secara etimologi, etika
mengandung arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan. Etika sangat erat
kaitannya dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri sendiri serta orang
lain. Etika bertendensi dengan kata moral, berarti berasal dari hati nurani setiap orang.
Pada intinya, etika adalah struktur pemikiran yang disusun guna memberi tuntunan
kepada manusia dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik di
Indoensia. Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma dasar
(grundnorm) yang digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan.
Secara politis, Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku politikus
yang berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial,
politik dan ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus mencerminkan
etika dari Pancasila.
1. Menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan penentu sikap, tindakan serta
keputusan yang akan diambil setiap warga negara.
2. Pancasila memberikan pedoman bagi setiap warga negara agar memiliki orientasi yang
jelas dalam pergaulan regional, nasional dan internasional
3. Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat penyelenggara negara sehingga
mencerminkan semangat kenegaraan berjiwa Pancasila
4. Pancasila menjadi filter terhadap pluralitas nilai yang berkembang dalam berbagai bidag
kehidupan
1. Sila Ketuhanan mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin prinsip moral. Setiap
perilaku warga negara didasarkan pada prinsip moral yang bersumber pada norma agama.
Ketika prinsip moral berlandaskan pada norma agama, maka akan memberikan kekuatan
pada prinsip agar dilaksanakan oleh pengikutnya.
2. Sila Kemanusiaan memiliki prinsip acta humanus. Tindakan kemanusiaan diimplikasikan
melalui sikap adil dan beradab guna menjamin tata pergaulan antar manusia dan antar
makhluk yang berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi (kebajikan dan kearifan).
3. Sila Persatuan memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas kepentingan individu dan
kelompok dalam kehidupan bernegara. Landasannya adalah nilai solidaritas dan semangat
kebersamaan yang melahirkan kekuatan dalam menghadapi ancaman pemecah belah
bangsa.
4. Sila Kerakyatan sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah untuk mufakat.
5. Sila Keadilan sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan pada kewajiban saja
(deontologi) atau tujuan saja (teleologi). Akan tetapi lebih menonjolkan pada
kebijaksanaan (virtue ethics).
Sumber Historis
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
Philosofische Grondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum
ditegaskan ke dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup
masyarakat. Masyarakat dalam masa orde lama telah mengenal nilai-nilai kemandirian
bangsa yang oleh Presiden Soekarno disebut dengan istilah berdikari (berdiri di atas kaki
sendiri).
Pada zaman orde baru, Pancasila sebagai system etika disosialisasikan melalui
penataran P-4 dan diinstusionalkan dalam wadah BP-7, Ada banyak butir Pancasila yang
dijabarkan dari kelima sila Pancasila sebagai hasil temuan dari para peneliti BP-7, sebagai
berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, cara pengamalan nya :
a. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antar para pemeluk agama dan para penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam hiruk-pikuk
perebutan kekuasaan yang menjurus kepada pelanggaran etika politik. Salah satu bentuk
pelanggaran etika politik adalah abuse of power, baik oleh penyelenggara negara di legislatif,
eksekutif, maupun yudikatif. Penyalahgunaan kekuasaan atau kewenangan inilah yang
menciptakan korupsi di berbagai kalangan penyelenggara negara.
Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat”. Masih
banyak lagi mutiara kearifan local yang bertebaran di bumi Indonesia sehingga memerlukan
penelitian yang mendalam.
Sumber Politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar
sebagai sumber penyusunan berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia. Hans
Kelsen mengatakan bahwa teori hokum itu suatunorma yang membentuk piramida. Norma
yang lebih rendah memperoleh kekuatannya dari suatu norma yang lebih tinggi. Semakin
tinggi suatu norma, akan semakin abstrak sifatnya, dan sebaliknya, semakin rendah
kedudukannya, akan semakin konkrit norma tersebut. Pancasila sebagai system etika
merupakan norma tertinggi yang sifatnya abstrak, sedangkan perundang-undangan
merupakan norma yang ada di bawahnya bersifat konkrit.
4. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat,. Artinya,
menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
5. Hakikat sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan dari
sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata atau menekankan pada tujuan
belaka, tetapi lebih menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam nilai keadilan itu
sendiri.
Kedua, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda
sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi muda yang tidak
mendapat pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda
Indonesia sebagai akibat globalisasi sehingga mereka kehilangan arah.
Dekadensi moral itu terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai
Pancasila, tetapi justru nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi moral,
antara lainpenyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa hormat kepada
orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan para pelajar. Kesemuanya itu
menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena
itu, Pancasila sebagai sistem etika diperlukan kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk
pendidikan karakter di sekolah-sekolah.
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku
manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia sebagai sistem
etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan demikian,
pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat
diminimalkan.
Daftar Pustaka
https://lms--paralel-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/lms
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-malang/pancasila-education-
pancasila-education/makalah-pancasila-sebagai-sistem-etika/23134423
https://elearning.ikipjember.ac.id/claroline/work/user_work.php?
cmd=exDownload&authId=3386&assigId=7&workId=355&cidReset=true&cidReq=0070
02C_003
8. PENDIDIKAN PANCASILA.pdf (sharepoint.com)