Anda di halaman 1dari 24

PENGERTIAN PANCASILA, SISTEM

DAN ETIKA
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila.
Panca artinya lima, sedangkan sila artinya dasar atau
peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan
acuan dalam bersikap dan bertingkah laku.
Sedangkan Sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi untuk mencapai suatu tujuan.
NILAI-NILAI DALAM PANCASILA
1. Pertama, Nilai Ketuhanan: Secara hierarkis, nilai ini bisa
dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut
nilai yang bersifat mutlak.
2. Kedua, Nilai Kemanusiaan: Suatu perbuatan dikatakan baik
apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip
pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan
dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan,
antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan
sosial,
3. Ketiga, Nilai Persatuan: Suatu perbuatan dikatakan baik
apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap
egois dan menang sendiri merupakan perbuatan yang tidak
baik, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan
4. Keempat, Nilai Kerakyatan: Dalam kaitannya dengan
kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat penting,
yaitu nilai hikmat atau kebijaksanaan dan
permusyawaratan. Kata hikmat atau kebijaksanaan
berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai
kebaikan tertinggi
5. Kelima, Nilai Keadilan: Apabila dalam sila kedua
disebutkan kata adil, maka kata tersebut dilihat dalam
konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan
pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial.
Suatu perbutan dikatakan baik apabila sesuai dengan
prinsip keadilan masyarakat banyak
PENGERTIAN ETIKA
Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari
bahasa Yunani, Ethos, yang artinya watak kesusilaan atau
adat. Istilah ini identik dengan moral yang berasal dari
bahasa Latin, mos yang jamaknya Mores, yang juga
berarti adat atau cara hidup. Meskipun kata etika dan
moral memiliki kesamaan arti, dalam pemakaian sehari-
hari dua kata ini digunakan secara berbeda. Dalam
bahasa Arab, padanan kata Etika adalah Akhlak yang
merupakan kata jamak khuluk yang berarti perangai,
tingkah laku atau tabiat (Zakky, 2008).
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk serta tentang hak dan
kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan masyarakat. Etika sangat erat kaitannya
dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik
pada diri sendiri serta orang lain.
Norma-moral adalah merupakan ajaran-
ajaran, wejangan-wejangan, patokan-patokan
kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis
tentang bagaimana manusia harus hidup dan
bertindak agar menjadi manusia yang baik.
PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI
SISTEM ETIKA
1. Masih terdapat kasus korupsi yang melemahkan sendi
kehidupan negara.
2. Masih terdapat kasus terorisme yang mengatasnamakan
agama sehingga menurunkan sikap toleransi dan menghambat
integrase nasional.
3. Masih terjadinya pelanggaran atas arti HAM dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Terdapat kesenjangan antara kelompok miskin dan kaya serta
masih terdapatnya kaum marginal di beberapa wilayah yang
merasa terasingkan.
5. Masih adanya ketidakadilan hukum dalam sistem peradilan di
Indonesia.
6. Banyak terjadi pengingkaran dalam pembayaran pajak, dan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA MELIPUTI

1. Menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan


penentu sikap, tindakan serta keputusan yang akan
diambil setiap warga negara.
2. Pancasila memberikan pedoman bagi setiap warga
negara agar memiliki orientasi yang jelas dalam
pergaulan regional, nasional dan internasional
3. Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat
penyelenggara negara sehingga mencerminkan
semangat kenegaraan berjiwa Pancasila
4. Pancasila menjadi filter terhadap pluralitas nilai yang
berkembang dalam berbagai bidag kehidupan
ALIRAN ETIKA
1.Etika deontologi
Aliran deontologis tidak mempersoalkan akibat dari tindakan
tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah ketika seseorang
melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya.
2. Etika Teologi
Aliran ini berpandangan bahwa baik buruk suatu tindakan
dilihat berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan itu.
Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan, tidak
juga mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban
terhadap hukum moral universal, tetapi pada pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang. Orang tidak hanya
melakukan tindakan yang baik, melainkan menjadi orang
yang baik.
 Etika teleologi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
egoisme etis dan utilitarianisme.
1. Egoisme etis memandang bahwa tindakan yang baik
adalah tindakan yang berakibat baik untuk pelakunya.
Secara moral setiap orang dibenarkan mengejar
kebahagiaan untuk dirinya dan dianggap salah atau
buruk apabila membiarkan dirinya sengsara dan
dirugikan.
2. Utilitarianisme menilai bahwa baik buruknya suatu
perbuatan tergantung bagaimana akibatnya terhadap
banyak orang.
 Sonny Keraf (2002: 19-21) mencatat ada enam
kelemahan etika Utilitarianisme yaitu:
1. Karena alasan kemanfaatan untuk orang banyak
berarti akan ada sebagian masyarakat yang dirugikan,
dan itu dibenarkan. Dengan demikian utilitarianisme
membenarkan adanya ketidakadilan terutama
terhadap minoritas.
2. Dalam kenyataan praktis, masyarakat lebih melihat
kemanfaatan itu dari sisi yang kuantitas materialistis,
kurang memperhitungkan manfaat yang non-material
seperti kasih sayang, nama baik, hak dan lain-lain.
3. Karena kemanfaatan yang banyak diharapkan dari segi
material yang tentu terkait dengan masalah ekonomi, maka
untuk atas nama ekonomi tersebut hal-hal yang ideal seperti
nasionalisme, martabat bangsa akan terabaikan, misal atas
nama memasukkan investor asing aset-aset negara dijual
kepada pihak asing, atau atas nama meningkatkan devisa
negara pengiriman TKW ditingkatkan.
4. Kemanfaatan yang dipandang oleh etika utilitarianisme sering
dilihat dalam jangka pendek, tidak melihat akibat jangka
panjang. Padahal, misal dalam persoalan lingkungan,
kebijakan yang dilakukan sekarang akan memberikan dampak
negatif pada masa yang akan datang.
5 Karena etika utilitarianisme tidak menganggap penting nilai
dan norma, tapi lebih pada orientasi hasil, maka tindakan
yang melanggar nilai dan norma atas nama kemanfaatan yang
besar, misalnya perjudian/prostitusi, dapat dibenarkan.
Menyadari kelemahan itu etika utilitarianisme
membedakannya dalam dua tingkatan, yaitu
utilitarianisme aturan dan tindakan. Atas dasar ini,
maka
1. Pertama, setiap kebijakan dan tindakan harus dicek
apakah bertentangan dengan nilai dan norma atau tidak.
Kalau bertentangan maka kebijakan dan tindakan
tersebut harus ditolak meskipun memiliki kemanfaatan
yang besar.
2. 3. Kedua, kemanfaatan harus dilihat tidak hanya yang
bersifat fisik saja tetapi juga yang non-fisik seperti
kerusakan mental, moralitas, kerusakan lingkungan dsb.
3. Ketiga, terhadap masyarakat yang dirugikan perlu
pendekatan personal dan kompensasi yang memadai
untuk memperkecil kerugian material dan non-material
3.Etika Keutamaan
Etika ini tidak mempersoalkan akibat
suatu tindakan, tidak juga mendasarkan pada
penilaian moral pada kewajiban terhadap
hukum moral universal, tetapi pada
pengembangan karakter moral pada diri setiap
orang. Orang tidak hanya melakukan tindakan
yang baik, melainkan menjadi orang yang baik.
Karakter moral ini dibangun dengan cara
meneladani perbuatan-perbuatan baik yang
dilakukan oleh para tokoh besar.
ETIKA PANCASILA
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan
penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan.
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan
penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.
Makna Nilai Dasar Pancasila
 Makna nilai dasar pancasila dikaji dalam
perspektif filosofis yaitu, Pancasila
sebagai dasar filsafat negara serta
sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
yang pada hakikatnya merupakan suatu
nilai yang bersifat sistematis. Pengertian
Pancasila harus dimaknai kesatuan yang
bulat, hirarkhis dan sistematis.
Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-
nilai kerohanian yaitu nilai-nilai kebenaran, keadilan,
kebaikan, kebijaksanaan, estetis dan religius yang
manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa
Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.
Oleh karena itu, Pancasila yang diambil dari nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia pada dasarnya bersifat religius,
kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan
keadilan .Disamping itu Pancasila bercirikan asas
kekeluargaan dan gotong royong serta pengakuan atas
hak-hak individu
. Pancasila Sebagai Dasar Etika
Kehidupan


Sebagaimana dipahami bahwa sila-sila
Pancasila adalah merupakan suatu
sistem nilai, artinya setiap sila memang
mempunyai nilai akan tetapi sila – sila
tersebut saling berhubungan, saling
ketergantungan secara sistematik dan
diantara nilai satu sila dengan sila
lainnya memiliki tingkatan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PADA
HAKEKATNYA ADALAH
1. Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa
Indonesia bahwa Tuhan sebagai penjamin prinsip-
prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara
harus didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber
pada norma agama.
2. Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus,
yaitu tindakan manusai yang mengandung implikasi
dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus
homini, yaitu tindakan manusia yang biasa
3. Hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk
hidup bersama sebagai warga bangsa yang
mementingkan masalah bangsa diatas kepentingan
individu atau kelompok
4. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip
musyawarah untuk mufakat,. Artinya, menghargai diri
sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
5. Hakikat sila keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia merupakan perwujudan dari sistem etika
yang tidak menekankan pada kewajiban semata atau
menekankan pada tujuan belaka, tetapi lebih
menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam nilai
keadilan itu sendiri
TERDAPAT 4 MACAM NORMA DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
1. Norma agama
Norma agama adalah sekumpulan tatanan hidup
manusia yang bersumber dari wahyu Tuhan. Tidak
hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan,
tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya. Sebagai umat beragama, manusia
berusaha mengendalikan sikap dan perilaku dalam
kesehariannya. Manusia harus menaati segala perintah
Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Norma Hukum
 Norma hukum ialah aturan tentang tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat yang disusun oleh badan-badan resmi
negara dan sifatnya memaksa sehingga harus ditaati oleh
masyarakat.
3. Norma Kesusilaan
 Norma kesusilaan adalah aturan hidup yang berhubungan dengan
bisikan kalbu dan suara hati nurani manusia. Suara hati nurani
menjadi tuntunan bagi manusia dalam menempuh kebaikan.
Tujuan norma kesusilaan adalah mewujudkan keharmonisan
hubungan antar manusia. Bagi pelanggar norma kesusilaan akan
merasakan penyesalan atas perbuatannya yang tidak benar
4. Norma Kesopanan
 Norma kesopanan ialah norma yang mengatur pergaulan hidup
manusia. Norma ini bersumber dari tata kehidupan atau budaya
berupa kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam mengatur
kehidupan berkelompok.
NILAI-NILAI PANCASILA BERSIFAT OBJEKTIF
DAPAT DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT

1. Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya


hakikat yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat
umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.
2. Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang
masa dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga
pada bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan,
kenegaraan, maupun dalam kehidupan keagamaan.
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,
menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
fundamental negara sehingga merupakan suatu sumber hukum
positif di Indonesia.
TUJUAN ETIKA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
Etika dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat bertujuan untuk:
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh
komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan
kebangsaan dalam berbagai aspek
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi
pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
ETIKA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA,
BERNEGARA, DAN BERMASYARAKAT
BERTUJUAN UNTUK:
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh
komponen bangsa dalam menjalankan
kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi
pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai