2. Menghindari mencuri
Agar manusia terhindar dari penderitaan dan kedamaian fisik maupun mental, dan apabila
terjadi pelanggaran maka akan mengakibatkan kegelisahan karena perampokan maupun
pencurian akan menyebabkan kegelisahan dan kesengsaraan.
3. Persatuan Indonesia
Indonesia mengajarkan menjunjung tinggi rasa nasionalisme agar mengatasi paham
golongan suku bangsa serta keturunan.
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan.
Disini kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, perwakilan adalah
suatu sistim dalam arti prosedur mungusahan turut sertanya rakyat
mengambil bagia dalam kehidupan bernegara melalui Lembaga
perwakilan, dan dimana permusyawaratan adalah salah satu tata cara
untuk memutuskan suatu yang merupakan kehendak rakyat sehingga
tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan atau mufakat.
• Moral berasal dari kata mos/mores yang artinya kesusilaan, tabiat dan kelakuan. Moral adalah
ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
• Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, social, moral, dan religi.
Selain itu juga norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai
untuk dipatuhi.
6. NILAI DASAR
• Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa etika terdiei atas nilai,
moral dan norma. Ketiga bagian ini saling berkaitan dan berhubunhan satu sama lain
dalam mengatur bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam kehidupannya
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga bagian ini memiliki ikatan yang
erat antara yang satu dengan yang lainnya untuk membangun sebuah sistem etika.
Dalam kaitannya dengan hubungan ketiga aspek tersebut, Pancasila pada prinsipnya
meripakan sebuah sistem etika yang dibangun dari satu kesatuan niali, moral dan
norma yang bersumber dari tugan dan keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia.
10. PENGERTIAN POLITIK
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk,
atau yang berkaitan dengan warga negara). politik adalah seni
dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional. Pengertian politik secara umum adalah
sebuah tahapan untuk membentuk atau membangun posisi-
posisi kekuasaan didalam masyarakat yang berguna sebagai
pengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan kondisi
masyarakat.
11. PENGERTIAN POLITIK PANCASILA
1. Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk hidup dengan positif, damai,
toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama,
budaya, adat. Pluralisme mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan beragama,
kebebasan berpikir, kebebasan mencari informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan kematangan
kepribadian seseorang dan sekelompok orang.
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia atau sebuah elit atau sekelompok
ideologi berhak untuk menentukan dan memaksakan orang lain harus atau boleh hidup. Demokrasi
berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin mereka
dan kemana mereka mau dipimpin. Jadi demokrasi memerlukan sebuah system penerjemah kehendak
masyarakat ke dalam tindakan politik.
5. Keadilan sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Moralitas masyarakat mulai
dengan penolakan terhadap ketidakadilan. Tuntutan keadilan sosial tidak boleh dipahami secara
ideologis, sebagai pelaksanaan ide-ide, ideologi-ideologi, agama-agama tertentu, keadilan sosial tidak
sama dengan sosialisme. Keadilan sosial adalah keadilan yang terlaksana. Dalam kenyataan, keadilan
sosial diusahakan dengan membongkar ketidakadilan-ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
Ketidakadilan adalah diskriminasi di semua bidang terhadap perempuan, semua diskriminasi atas dasar
ras, suku dan budaya.
13. PENERAPAN
• Ada dasar yang fundamental dalam memfungsikan sistem politik yang memadai.
Beberapa saran penerapan etika politik di Indonesia, adalah sebagai berikut.
• Pertama, membuat masyarakat menjadi kritis. Franklyn Haiman (1958)
mensyaratkan adanya peningkatan kapasitas rasional manusia. Upaya persuasi
seperti kampanye politik, komunikasi pemerintah, periklanan, dan lain-lain, adalah
suatu teknik untuk mempengaruhi penerima dengan menghilangkan proses berfikir
sadarnya dan menanamkan sugesti atau penekanan pada kesadaran, agar
menghasilkan perilaku otomatis yang tidak reflektif.
• Kedua, mengembangkan kebiasaan meneliti. Semua pihak: masyarakat (melalui
LSM), media massa, perguruan tinggi, politisi atau penguasa, sebaiknya
mengembangkan kebiasaan meneliti. Peningkatan rasionalitas pada masyarakat
selayaknya dibarengi dengan kemauan politisi dalam bersikap adil ketika memilih
dan menampilkan fakta dan data secara terbuka.
• Ketiga, kepentingan umum daripada pribadi atau golongan. Politisi hendaknya
mengembangkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan.
Motif pribadi atau golongan, atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan
kolektif oleh publik, sungguh suatu tindakan tercela.
• Keempat, menghormati perbedaan. Etika politik juga dapat dilaksanakan dengan
menghormati perbedaan pendapat dan argumen. Meski diperlukan adanya
kerjasama dan kompromi, nilai dasar hati nurani, perlu menjadi batasan pembuatan
kebijakan.
14. Contoh berpolitik yang tidak berlandaskan pancasila
• Etika terdiri atas nilai, moral, dan norma. Ketiga hal ini saling
berkesinambungan.
• Permasalahan dari etika politik yaitu mengenai legitimasi
etis ( prinsip moral ) dan legalitas ( sesuai hukum ).
• Nilai dasar ( Pembukaan UUD 1945 ), instrumental ( Batang
tubuh UUD 1945 ), dan praktis ( Ketetapan MPR RI, UU, PP,
Perpu, Kepres, dan Perda).
• Nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam politik bangsa
dan bernegara.