Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA

SEBAGAI
SISTEM
ETIKA
Kelompok 8:
1. Karisma Lisha Utari (2101026144)
2. Nanda Ningtyas (2101016165)
3. Meisel Aulia Putri (2101016170)
4. Dian Anggraini (2101016005)
5. Fathur Rahman (2101026243)
6. M. Wahyu Saputra (2101016139)
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilai yang
menjadi sumber dari penjabaran norma, baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat
adalah suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalam hubungannya
dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi
sebagai sistem etika.
Etika
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas
bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi
menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap
dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.
Ada Dua Kelompok Etika:

1. Etika Umum
Mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia. Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsip
yang membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia,
serta system nilai apa yang terkandung didalamnya.
2. Etika Khusus
Membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu
(etika individual) maupun makhluk sosial (etika sosial).
Etika khusus dibagi menjadi 2 macam:

Etika
Individual Etika Sosial
Membahas kewajiban Membahas norma-
manusia terhadap dirinya norma sosial yang harus
sendiri dan dengan dipatuhi dalam
kepercayaan agama yang hubungannya dengan
dianutnya serta kewajiban manusia, masyarakat,
dan tanggung jawabnya bangsa dan negara.
terhadap Tuhannya.
Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika

1. Sila Ketuhanan, mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin prinsip moral. Setiap
perilaku warga negara didasarkan pada prinsip moral yang bersumber pada norma
agama.
2. Sila Kemanusiaan, memiliki prinsip acta humanus. Tindakan kemanusiaan diimplikasikan
melalui sikap adil dan beradab guna menjamin tata pergaulan antar manusia dan antar
makhluk yang berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi.
3. Sila Persatuan, memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas kepentingan individu dan
kelompok dalam kehidupan bernegara. Landasannya adalah nilai solidaritas dan semangat
kebersamaan.
4. Sila Kerakyatan, sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah untuk mufakat.
5. Sila Keadilan, sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan pada kewajiban
saja (deontologi) atau tujuan saja (teleologi). Akan tetapi menonjolkan kebijaksanaan
(virtue ethics).
Contoh Pancasila Sebagai Sistem Etika
Berikut ini adalah contoh Pancasila sebagai system etika yang didasarkan pada butir-butir Pancasila:

1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dengan beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
2. Tidak memaksakan agama yang dianutnya kepada orang lain.
3. Saling menghormati dan mencintai, tidak memiliki stereotip negative antar sesama manusia.
4. Rela berkorban dalam membela kebenaran dan keadilan, mengorbankan tenaga, waktu dan
pikirannya untuk melindungi masyarakat lemah.
5. Menempatkan persatuan di atas kepentingan pribadi dan golongan sehingga menjaga
kedaulatan negara Indonesia tetap utuh.
6. Mengutamakan musyawarah Ketika mengambil keputusan Bersama atas permasalahan yang
sedang dihadapi.
7. Berpatisipasi dalam pemilu dengan jujur, menghindari golput serta tidak memaksakan
pilihannya kepada orang lain.
8. Tidak egois dalam menuntut hak tanpa menjalankan kewajiban sebagai warga negara.
9. Menghargai karya orang lain, tidak membajak tulisan, lagu dan hak cipta milik oranglain untuk
memperkaya dan menguntungkan diri sendiri.
10.Memperjuangkan keadilan dalam penyelesaian peradilan hukum, membela masyarakat yang
menjadi korban ketidakadilan hukum dari penguasa dan pemilik modal.
Nilai
Nilai (value) adalah kemampuan yang
dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia. Nilai
sebagai suatu sistem merupakan salah
satu wujud kebudayaan di samping
sistem sosial dan karya.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat:

a. Alport, mengidentifikasikan nilai-nilai b. Max Scheler, mengelompokkan


yang terdapat di kehidupan masyarakat nilai menjadi enam tingkatan,
dalam enam macam, yaitu: yaitu:
1. Nilai Teori 1. Nilai Kenikmatan
2. Nilai Ekonomi 2. Nilai Kehidupan
3. Nilai Estetika 3. Nilai Kejiwaan
4. Nilai Sosial 4. Nilai Kerohanian
5. Nilai Politik
6. Nilai Religi

c. Notonagoro, membedakan nilai menjadi


tiga, yaitu:
1. Nilai Material
2. Nilai Vital
3. Nilai Kerohanian
Norma
Norma adalah perwujudan martabat
manusia sebagai makhluk budaya, moral,
religi, dan social. Norma merupakan suatu
kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki
oleh tata nilai untuk dipatuhi. Norma
memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena
adanya sanksi.
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain:

Norma Norma Norma Norma


Agama Kesusilaan Hukum Sosial
ketentuan hidup ketentuan hidup ketentuan- ketentuan hidup
masyarakat yang yang bersumber ketentuan tertulis yang berlaku dalam
bersumber pada pada hati nurani, yang berlaku dan hubungan antara
agama. moral atau filsafat bersumber pada manusia dalam
hidup UU suatu negara masyarakat.
tertentu.
Moral
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik
dan buruk, yang menyangkut tingkah laku
dan perbuatan manusia. Moral dapat
berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai
dan norma yang mengikat kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hubungan Nilai, Norma, dan Moral
Keterkaitan nilai, norma, dan moral merupakan suatu kenyataan yang
seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan
manusia. Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang individu,
masyarakat, bangsa dan negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh
dan berkembang.

Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan
tingkah laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih
obyektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam
aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan
dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan martabat manusia.
Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam Kehidupan
Sehari-hari
Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan juga
moral dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Nilai:
• Seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya
akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab.
• Guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik
anak tersebut.
Contoh Norma:
• Saling menghormati kepercayaan orang lain (Norma Agama)
• Menaati peraturan lalu lintas (Hukum)
• Tidak mengambil hak orang lain (Kesusilaan)
• Tidak meludah disembarang tempat (Kesopanan)
Contoh Moral:
• Mengucapkan terima kasih setelah dibantu/mendapat sesuatu dari oranglain
• Menghargai pendapat orang lain
Kesimpulan

Pancasila sebagai system etika adalah cabang-cabang filsafat yang dijabarkan dari sila
sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut
membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai