Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Sistem Pelaporan Rumah Sakit


Sistem Informasi merupakan sebuah alat atau sarana yang bertujuan untuk
mengolah data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil
keputusan. O’brian (2005) menjelaskan bahwa Sistem Informasi merupakan
kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengolahan data dan informasi kesehatan di
semua tingkat pemerintah secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kapada
masyarakat. Menurut Kepmenkes Nomor 551 tahun 2002 tentang kebijakan dan
strategi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah
memfasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA).
Setiap sistem informasi menyajikan tiga aspek pokok yaitu: Pengumpulan dan
pemasukan data; Penyimpanan dan pengambilan kembali (Retrieval) data dan
penerapan data, yang dalam hal sistem informasi termasuk penayangan (display) data.
Dalam konsep dasar sistem informasi terdapat empat aktivitas dasar yaitu:
1. Input, melibatkan pengumpulan data mentah dari dalam organisasi atau dari
lingkungan eksternal untuk pengolahan dalam suatu sistem informasi.
2. Process, melibatkan proses mengonversi input mentah ke bentuk yang lebih
bermakna.
3. Output, mentransfer proses informasi kepada orang yang akan menggunakannya
atau kepada aktivitas yang akan digunakan.
4. Feedback, output yang di kembalikan ke anggota organisasi yang sesuai untuk
kemudia membantu mengevaluasi atau mengoreksi tahap input.
Menurut Depkes RI (2006:65), Secara garis besar jenis pelaporan Rumah Sakit
dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Laporan intern Rumah Sakit yaitu pelaporan yang disesuaikan dengan kebutuhan
Rumah Sakit. Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan
pelaporan Rumah Sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 s/d 24.00
WIB setiap harinya
2. Laporan ekstern Rumah Sakit yaitu laporan yang ditunjukan kepada Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik RI, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pelaporan ekstern Rumah Sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan
Departemen Kesehatan RI.
Sifat pelaporan SIRS sebagaimana dimaksud pada PERMENKES RI NOMOR
1171/MENKES/PER/VI/2011 ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima) Rekapitulasi Laporan (RL) , diantaranya :
1. RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila
terdapat perubahan data besar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan
data yang bersifat terbarukan setiap saat (updated).
2. RL 2 beriskan Data Ketenagaan yang dilaporkan periodik setiap tahun.
3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik
setiap tahun.
4. RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan periodik setiap
tahun.
5. RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan
berisikan data kunjungan dan data 10 besar penyakit.

2.2 Sistem Informasi TB

Sistem Informasi Tuberculosis Terpadu (SITT) yang kemudian berubah


menjadi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) adalah system yang digunakan untuk
pencatatan, pengolahan data, dan pelaporan terkait data tuberkulosis. Pengguna
SITB adalah pemegang program (programmer) TB yaitu seorang perawat, 1
orang penanggung jawab laboratorium dan 1 orang petugas farmasi. Data yang
dimasukkan atau diinput ke dalam SITB adalah data sosial demografi dan data
medis pelayanan atau perawatan kesehatan pasien. Data sosial demografi meliputi :
nomor kartu identitas penduduk (KTP), nomor medical record pasien, nama
lengkap pasien, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan nomor telepon.
Data medis meliputi tanggal registrasi/ pendaftaran, anamnese, pemeriksaan
fisik, diagnosa, kode diagnosa, pemeriksaan laboratorium, dan obat. Evaluasi
penggunaan SITB sebelumnya belum pernah dilakukan baik di tingkat dinas
kesehatan dan tingkat rumah sakit, sehingga penelitianini akan menjelaskan
evaluasi SITB dengan pendekatan frame work HOT-FIT.
Untuk evaluasi penggunaan aplikasi SITB di rumah sakit Siaga Al-
Munawwarah sudah sangat baik melihat dari hasil observasi kami bahwasannya SITB
merupakan aplikasi yang paling mudah digunakan dan jarang mengalami gangguan
ataupun terjadi error dalam penggunaannya.
Syam, N. S., & Nurfita, D. (2022). Evaluasi Penggunaan Sistem Informasi Tuberkulosis
dengan HOT-FIT Framework di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Riset Informasi
Kesehatan, 11(1), 94-102
Anita, S. (2019). Sistem Informasi Kesehatan. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.

Anda mungkin juga menyukai