Sistem Informasi merupakan sebuah alat atau sarana yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil keputusan. O’brian (2005) menjelaskan bahwa Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengolahan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintah secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kapada masyarakat. Menurut Kepmenkes Nomor 551 tahun 2002 tentang kebijakan dan strategi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah memfasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA). Setiap sistem informasi menyajikan tiga aspek pokok yaitu: Pengumpulan dan pemasukan data; Penyimpanan dan pengambilan kembali (Retrieval) data dan penerapan data, yang dalam hal sistem informasi termasuk penayangan (display) data. Dalam konsep dasar sistem informasi terdapat empat aktivitas dasar yaitu: 1. Input, melibatkan pengumpulan data mentah dari dalam organisasi atau dari lingkungan eksternal untuk pengolahan dalam suatu sistem informasi. 2. Process, melibatkan proses mengonversi input mentah ke bentuk yang lebih bermakna. 3. Output, mentransfer proses informasi kepada orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang akan digunakan. 4. Feedback, output yang di kembalikan ke anggota organisasi yang sesuai untuk kemudia membantu mengevaluasi atau mengoreksi tahap input. Menurut Depkes RI (2006:65), Secara garis besar jenis pelaporan Rumah Sakit dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu: 1. Laporan intern Rumah Sakit yaitu pelaporan yang disesuaikan dengan kebutuhan Rumah Sakit. Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan pelaporan Rumah Sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 s/d 24.00 WIB setiap harinya 2. Laporan ekstern Rumah Sakit yaitu laporan yang ditunjukan kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik RI, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pelaporan ekstern Rumah Sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan Departemen Kesehatan RI. Sifat pelaporan SIRS sebagaimana dimaksud pada PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima) Rekapitulasi Laporan (RL) , diantaranya : 1. RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data besar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan data yang bersifat terbarukan setiap saat (updated). 2. RL 2 beriskan Data Ketenagaan yang dilaporkan periodik setiap tahun. 3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik setiap tahun. 4. RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan periodik setiap tahun. 5. RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan berisikan data kunjungan dan data 10 besar penyakit.
2.2 Sistem Informasi TB
Sistem Informasi Tuberculosis Terpadu (SITT) yang kemudian berubah
menjadi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) adalah system yang digunakan untuk pencatatan, pengolahan data, dan pelaporan terkait data tuberkulosis. Pengguna SITB adalah pemegang program (programmer) TB yaitu seorang perawat, 1 orang penanggung jawab laboratorium dan 1 orang petugas farmasi. Data yang dimasukkan atau diinput ke dalam SITB adalah data sosial demografi dan data medis pelayanan atau perawatan kesehatan pasien. Data sosial demografi meliputi : nomor kartu identitas penduduk (KTP), nomor medical record pasien, nama lengkap pasien, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan nomor telepon. Data medis meliputi tanggal registrasi/ pendaftaran, anamnese, pemeriksaan fisik, diagnosa, kode diagnosa, pemeriksaan laboratorium, dan obat. Evaluasi penggunaan SITB sebelumnya belum pernah dilakukan baik di tingkat dinas kesehatan dan tingkat rumah sakit, sehingga penelitianini akan menjelaskan evaluasi SITB dengan pendekatan frame work HOT-FIT. Untuk evaluasi penggunaan aplikasi SITB di rumah sakit Siaga Al- Munawwarah sudah sangat baik melihat dari hasil observasi kami bahwasannya SITB merupakan aplikasi yang paling mudah digunakan dan jarang mengalami gangguan ataupun terjadi error dalam penggunaannya. Syam, N. S., & Nurfita, D. (2022). Evaluasi Penggunaan Sistem Informasi Tuberkulosis dengan HOT-FIT Framework di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Riset Informasi Kesehatan, 11(1), 94-102 Anita, S. (2019). Sistem Informasi Kesehatan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.