PENDAHULUAN
1
strategis yaitu tidak dapat menghasilkan laporan internal dan eksternal untuk
pengambilan suatu keputusan.
Evaluasi itu sendiri merupakan suatu penilaian terhadap objek tertentu yang
akan menghasilkan kekurangan dan kelebihan objek tersebut. Perlu dilakukanya
pengevaluasian implementasi SIMRS dibagian rawat jalan, rawat inap dan kasir dan
farmasi serta petugas IT yang bertugas menjalankan SIMRS tersebut untuk mencari
dimana ketidak optimalan sistem tersebut.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui masalah yang terjadi pada penerapan sistem informasi rumah sakit
2. Mengetahui issu dan trend yang berkembang menegenai SIMRS
1.3 Manfaat
1. Memperoleh gambaran kendala yang dialami pengungguna terhadap kinerja SIMRS
sehingga dapat di gunakan sebagai bahan evaluasi
2. Memperoleh informasi mengenai issu dan trend yang berkembang tentang SIMRS
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tujuan Utama Sistem Informasi Manajemen Umumnya Mencakup Bidang Manajemen
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM = Human Resource Management)
2. Medical Information System yaitu sistem yang mencatat semua kegiatan operasional
rumah sakit baik yang bersifat medis maupun non medis. Meliputi proses pendaftaran
pasien, admisi, tindakan medis, laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya
tercatat secara elektronis pada database medical record. Modul ini menggunakan engine
software opensource Care2X dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem
informasi manajemen rumah sakit yang diinginkan dan telah diintegrasikan dengan
modul
3. Accounting Information System merupakan sistem yang mencatat semua aspek keuangan
yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada modul Medical Information System,
pencatatan hutang piutang, invoice, pelunasan, inventory control (obat dan bahan-bahan
medis), point-of-sales, sampai dengan laporan-laporan keuangan seperti neraca, laba rugi,
buku besar, dan sebagainya. Modul ini menggunakan engine software opensource SQL-
Ledger dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi keuangan
3
rumah sakit yang diinginkan. Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak
perusahaan beberapa negara.
4
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi
teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis,
memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi
seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point
lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung
jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna
dapat dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan
pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk
mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
5
lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap
pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inap.
Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan
dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium
Yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL,
CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran
Meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis
(laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan
dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien
(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-
obatan.
6
2.5 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit
tersebut.
2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal
penting yaitu kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS dan sasaran pengembangan
SIRS tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam
penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam
jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada
maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya
investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang
berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan,
karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan
adaptasi dengan sistem yang baru.
7
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan
pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan
sebagai penjabaran dari Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai
berikut:
Memiliki aspek pengawasan terpadu
Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan
tetapi cukup lengkap dan terpadu.
Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat
dinamis.
Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan
pemborosan.
Terjaminnya konsistensi data.
Orientasi ke masa depan.
Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah
ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan
mempertimbangkan integrasinya sesuai
8
dan end user
2. Aplikasi SIM harus sesuai untuk kebutuhan di tingkat low, middle dan top
management.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Pelaporan SIRS Versi 6. Sehingga laporan yang dihasilkan oleh SIM-RS di Rumah
Sakit, harus menyesuaikan standar tersebut.
4. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 yang di dalamnya mengatur tentang
penggunaan dan pengelolaan sistem informasi.
5. Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang informasi dan transaksi elektronik.
Sehingga aturan tersebut, juga dapat dijadikan acuan dan dasar dalam
pengembangan electronic medical record (EMR) dan digitalisasi pelayanan.
9
12. Beban kerja petugas cukup berat, karena harus mencatat di catatan manual
dan komputerisasi.
13. Beberapa laporan yang dihasilkan SIM-RS, masih belum sesuai dengan
kebutuhan untuk kegiatan pelaporan ke eksternal rumah sakit.
14. Belum memiliki peraturan/ perencanaan tertulis terkait pengembangan SI/ TI
serta SOP pengelolaan dan manajemen SI/TI
15. Belum adanya Rencana Strategis SI/TI.
16. Belum semua kegiatan pelayanan terkomputerisasi.
17. Kegagalan registrasi terutama disebabkan oleh ketidakpatuhan petugas dalam
pengisisan data
18. Medical Record yang disebabkan oleh kegagalan eMR terutama pada
methode pengumpulan data yang tidak efisien dan optimal
19. Monitoring Dan Evaluasi. Kegagalan monev terutama disebabkan Proses
pengumpulan maupun format data yang tidak akurat
20. Pelaporan disebabkan oleh ketidakakurasian laporan disebabkan banyaknya
data tidak teridentifikasi seperti halnya ketidaksepahaman nomenklatur
21. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang
terintergrasi dan berbasi kmputer
22. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyeluruh sehingga
menimbulkan kekacaun pada data transaksi.
23. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-
masing.
24. Berubah-ubahnya kebijakan dan perubahan format laporan.
25. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida
dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi,
penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber
informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga
terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan praktis
dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak
terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan
kebijakan oleh manajemen tingkat puncak.
Sistem informasi rumah sakit ini dibuat dengan maksud untuk dapat
membantu kinerja sebuah rumah sakit namun jika dilihat dari uraian diatas bahwa
sistem informasi rumah sakit masih banyak ditemui kendala dalam
pengaplikasianya yang menyebabkan kurang optimalnya kinerja sistem tersebut
dan tidak sedikit pula menghambat serta memperberat kinerja dari petugas yang
bersangkutan dalam membuat pelaporan.
3.2 Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, dapat dijadikan referensi untuk
mengevaluasi kembali sistem informasi memanjemen rumah sakit dalam SIM RS
upaya peningkatan kesehatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fahmi Hakam, Eko Nugroho, Andreasta Meliala.2017. Analisis Sistem Dan Teknologi
Informasi Sebagai Acauan Dalam Perancangan Rencana Strategis Sistem Informasi Dan
Teknologi Informasi (RENSTRA SI/TI) Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.
Jogjakarta : Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL.9, NO.1, April 2017, ISSNPrint : 2085-1588,
ISSNOnline : 2355-4614
[2] http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-manajemen-rumah-
sakit.html
[3] http://alpiyansuyadi.blogspot.co.id/2015/04/makalah-system-informasi-manajemen.html
12