Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sri Shinta Awalinda

NIM : 2111016101
Mata Kuliah : Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Program
Gizi
Dosen Pengampu : Ibu Indria Pijaryani, S.ST., M.Gz

“Program Theurapetic Feeding Center (TFC) dalam Upaya Penanganan


Kasus Gizi Buruk pada Balita di Puskesmas Bumijawa, Kabupaten Tegal”
Pengantar Bedasarkan Buku Saku Kesehatan Jawa Tengah
2020 Triwulan 3, terdapat peningkatan kasus balita
dengan status gizi yang buruk dan Kabupaten Tegal
sendiri berada pada urutan kedua pada tahun 2019.
Sehingga adanya upaya pemerintah dalam mengatasi
permasalahn ini dan ikut serta bertanggung jawab dalam
menetapkan standar pelayanan gizi dan mutu pelayanan
gizi sesuai dengan kemajuan ilmu teknologi yang ada.
Program Program Therapeutic Feeding Centre (TFC)
merupakan upaya Kemenkes menunjuk Puskesmas
sebagai pelayanan sentral untuk menangani gizi buruk
baik di perkotaan atau di perdesaan.

Salah satun bentuk yang dilakukan oleh salah satu


puskesmas di Kabupaten Tegal yaitu Puskesmas
Bumijawa ialah membangun Therapeutic Feeding
Center (TFC) atau biasa disebut sebagai pusat
pemulihan gizi buruk dengan perawatan serta pemberian
makanan anak secara intensif dan adekuat sesuai usia
dan kondisinya dengan melibatkan perasn serta orang
tua terutama ibu agar dapat mandiri ketika kembali
kerumah melihat dari lumayan tingginyab kasus gizi
buruk disana.

Kegiatan ini menjadi satu satunya program yang


sudah berdiri di Puskesmas Bumijawa pada Agustus
2018 yang didukung penuh oleh pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal dan masih berjalan sampai detik ini.
Evaluasi Program Bedasarkan jurnal penelitian yang telah dilakukan,
adanya evaluasi program Theurapeutic Feeding Centre
(TFC) di Puskesmas Bumijawa ditinjau dari beberapa
komponen, yaitu :

1) Komponen Input
- Dimana nakes ataupun kader memiliki
masing-masing peran dan berperan penting
dalam pelaksaan tugas guna menentukan
keberhasilan program.
- Adanya pendanaan yang digunakan dalam
pelaksaan program TFC berasal dari dana
BOK, dana APBD 2, dan dana BLUD yang
dialokasikan khusus untuk seluruh kegiatan
program.
- Perlu adanya ketersediaan komponen bahan
yang digunakan untuk keberlangsungan
pelaksanaan program. Seperti paket dus
berupa biscuit MP ASI, susu formula,
vitamin, syirupsing Zink dan bahan-bahan
pelatihan sesuai kebutuhan
- Perlu adanya sarana peralatan yang memadai
dalam pelaksanaan program seperti peralatan
penunjang dan peralatan pemeriksaan.
- Program TFC dilaksanakan setiap 1 bulan
sekali seperti perawatan jalan dan kegiatan-
kegiatan penunjang lainnya pada balita yang
terdeteksi gizi buruk.

2) Komponen Proses
- Melakukan penimbangan yang dilakukan
oleh kader dan didampingi petugas kesehatan
untuk menangani langsung kasus gizi buruk
dalam pelaksanaan program dan posyandu
balita.
- Membuat laporan mengenai kasus yang
ditemukan dan dilakukan langsung oleh
kader kepada ahli gizi TFC.
- Adanya penanganan khusus terhadap kasus
gizi buruk yang dibagi menjadi dua, rawat
jalan dan rawat inap. Dimana rawat jalan
untuk balita yang memiliki permasalahan
gizi buruk tanpa penyakit penyerta
sedangkan rawat jalan untuk balita yang
memiliki permasalahan gizi buruk dengan
bawaan penyakit penyerta.

3) Komponen Output
Untuk komponen output program TFC lebih ke
capaian program tersebut efektif atau tidak
dalam mengatasi permasalahan gizi buruk di
Puskesmas Bumijawa, Kabupaten Tegal.
Pencapaian Bedasarkan jurnal penelitian yang saya baca,
Program bahwa pelaksanaan program TFC di Puskesmas
Bumijawa bahwa selama mengikuti program TFC
adanya perubahan terutama pada berat badan balita
namun penambahan berat badan tersebut bertahap
yaitu mulai dari 1 ons sampai 1 kg/bulan. Selain itu,
Tingkat keefektifan program TFC dalam mengatasi
masalah gizi buruk pada balita di Puskesmas Bumijawa
dapat dilihat dari data rekam medis adanya peningkatan
berat badan. Data rekam medis diambil dari hasil
penimbangan di TFC selama 3 tahun terakhir sejak
berdirinya TFC Puskesmas Bumijawa. Kemudian dari
kasus gizi buruk dipantau berat badannya selama 90
hari.

Ciri Khas Program Ciri khas program TFC ini menjadi tempat pemberian
makanan tambahan disertai dengan terapi diet dan medis
pada anak yang menderita gizi buruk (sangat kurus)
yang bertujuan menurunkan angka kematian balita
dengan sasaran yaitu balita kurus dan sangat kurus.

Berbeda dengan program TFC yang lebih ke tindakan


kuratifnya, terdapat program pemerintah yang menaungi
permasalahan gizi buruk yaitu program Sapu Bersih
Entaskan Gizi Buruk dan Kurang (SABER GEBUK)
yang lebih mengarah ke tindakan preventif dan promotif
diantaranya pemberdayaan keluarga melalui
komunikasi, informasi dan edukasi gizi buruk, dalam
bentuk bakti sosial, pertemuan, lokakarya, sarasehan,
seminar dan pertemuan kelompok masyarakat.

Selain itu, tidak semua program mengenai


penanggulangan gizi buruk tersebar secara merata di
Indonesia. Ada juga daerah yang sama sekali masih
belum memiliki program dalam menanggulangi
permasalahan tersebut sehingga hal itulah yang masih
menjadi tantangan pemerintah dalam menentas gizi
buruk dan permasalahan gizi lainnya.

Sumber :
Umami, N. A., & Farida, E. (2022). Evaluasi Program Theurapetic Feeding Center
dalam Upaya Penanganan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Kabupaten Tegal
(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bumijawa, Tegal Tahun
2021). Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 2(1), 67-74.
https://doi.org/10.15294/ijphn.v2i1.50214
KOMPAK. Diambil dari
https://sikompak.bappenas.go.id/storage/app/uploads/public/625/528/274/62
5528274536a640860182.pdf

Anda mungkin juga menyukai