Anda di halaman 1dari 25

Kumpulan Asuhan Keperawatan

Menjadi seorang perawat adalah pilihan hidup, mengabdikan diri di dunia medis untuk orang-
orang yang membutuhkan. Semoga ilmu yang diperoleh di bangku kuliah berguna sewaktu
kita menjalankan profesi kita.... ;)

Rabu, 29 Januari 2014


ANALISA PROGRAM PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Salah satu masalah pokok kesehatan di negara-negara sedang berkembang adalah
masalah gangguan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan
Gizi (AKG). Gizi buruk dapat disebabkan oleh daya beli keluarga rendah/ekonomi lemah,
lingkungan rumah yang kurang baik, pengetahuan gizi kurang, perilaku kesehatan dan gizi
keluarga kurang serta penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan yang masih kurang.
World Healthy Organization (WHO), menjelaskan bahwa permasalahan gizi dapat
ditunjukan dengan besarnya angka kejadian gizi buruk di negara tersebut. Angka kejadian
gizi buruk di Indonesia menduduki peringkat ke 142 dari 170 negara dan terendah di
ASEAN. Data WHO menyebutkan angka kejadian gizi buruk pada balita tahun 2002
meningkat 8,3% dan gizi kurang 27%. Tahun 2007 lalu tercatat sebanyak 4 juta balita di
Indonesia mengalami gizi kurang dan 700 ribu anak dalam kategori gizi buruk.
Sedangkan berdasarkan data dari Global Hunger Index (GHI) tahun 2010, tingkat
kelaparan dan gizi buruk di Indonesia sendiri berada pada level 'serius', yaitu satu tingkat di
bawah level 'mengkhawatirkan'.
Dalam rangka mencapai kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat 2010
pemerintah  telah menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang dan terpadu, salah satunya memanfaatkan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) di berbagai daerah sebagai pusat pelayanan kesehatan terdepan dan sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masysrakat diwilayah kerjanya. Agar upaya
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan kerjasama lintas program dan lintas
sektor yang sesuai dengan fungsi puskesmas sebagaimana di dalam Sistem Kesehatan
Nasional terdapat tiga (3) fungsi utama  puskesmas, yakni : pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan pusat
pelayanan kesehatan tingkat dasar.
Meningkatnya permintaan akan pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas sejalan
dengan semakin terbatasnya kemampuan masyarakat untuk mengakses unit-unit pelayanan
swasta, dan puskesmas telah  menjadi tumpuan utama akan pelayanan kesehatan. Namun
demikian pelayanan kesehatan di puskesmas sendiri masih dihadapkan pada masalah yang
berkaitan dengan kualitas pelayanan.
 Keberhasilan program gizi salah satunya yang sangat strategis ditentukan oleh
konsistensi kualitas pelayanan yang diberikan di unit-unit pelayanan kesehatan. Walaupun
strategi pembangunan kesehatan diarahkan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
namun strategi tersebut dalam operasionalisasinya lebih metitikberatkan pada aspek-aspek
cakupan pelayanan seperti cakupan penimbangan, cakupan pemberian kapsul vitamin A,
tablet tambah darah, dan kapsul yodium serta cakupan balita gizi buruk. Sehingga hal-hal
yang berkaitan dengan kualitas pelayanan seperti penerapan prosedur pelayanan, perubahan
perilaku, kepatuhan serta “kepuasan” klien bahkan dampak pelayanan masih kurang
diperhatikan.
       Mutu pelayanan puskesmas, termasuk pelayanan gizi sangat bervariasi antar
puskesmas dan banyak ditentukan oleh faktor petugas (kemampuan dan motivasi) dan
sebagian lagi oleh faktor sumber daya lainnya.

Program gizi adalah suatu perencanaan kegiatan untuk memberikan pelayanan gizi
professional yang bertujuan untuk pencegahan, penagulangan, pennyembuhan dan pemulihan
penyakit yang berkaitan dengan gizi.
Konsling gizi adalah kegiatan pemberian informasi atau nasehat tentang gizi dan diet
yang erat kaitannya dengan giizi dan kesehatan seseorang. Konsling gizi diawali dengan
pengkajian gizi.
Di dalam program gizi di Puskesmas ini terdapat berbagai macam kegiatan baik yang
diselenggarakan di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung puskesmas. Kami akan
menganalisa salah satu kegiatan dalam program gizi yaitu Pojok Gizi puskesmas dari segi
pelaksanaan dan keikutsertaan masyarakat mengikuti kegiatan tersebut.
B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan kegiatan Program konseling gizi di Pojok gizi (POZI) Puskesmas
Mertoyudan I selam empat bulan terahir tahun 2013.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui program pojok gizi di wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan I empat bulan
terahir tahun 2013.
b.      Mengetahui angka penemuan kasus penderita yang mengikuti program konseling gizi di
bagian Pojok Gizi Puskesmas Mertoyudan I empat bulan terahir tahun 2013.
c.       Melakukan analisa Program Kegiatan Konseling gizi di bagian Pojok gizi Puskesmas
Mertoyudan I empat bulan terahir tahun 2013.

C.     MANFAAT
1.      Bagi puskesmas
a.       Untuk meningkatkan mutu dan kualitas yang ada di Puskesmas Mertoyudan I.
b.      Untuk mengetahui perkembangan pelayanan pengobatan yang ada di Puskemas Mertoyudan
I.
c.       Untuk meningkatkan program pengobatan dan mutu karyawan yang ada di Puskesmas
Mertoyudan I.
2.      Bagi Mahasiswa
a.       Mengetahui gambaran program pengobatan yang ada di Puskesmas Mertoyudan I.
b.      Menganalisa mutu dan kualitas pelayanan pengobatan yang ada dipuskesmas Mertoyudan I.
3.      Bagi Masyarakat
a.       Mendapatkan pelayanan pengobatan yang lebih berkualitas
b.      Meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam pelayanan pengobatan yang telah di lakukan
oleh Puskesmas Mertoyudan I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.      RUANG LINGKUP PROGRAM GIZI


Status pelayanan kesehatan terdiri dari cakupan pengelolaan pelayanan program
kesehatan dan sarana-prasarana kesehatan. Salah satu pengelolaan program kesehatan adalah
pengelolaan program perbaikan gizi. Pada tingkat kecamatan atau Puskesmas program
perbaikan gizi merupakan salah program dasar puskesmas dari 7 (tujuh) program dasar yang
ada, yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Perbaikan Gizi, Program
Kesehatan Lingkungan, Program Promosi Kesehatan, Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit (P2P), Program Pengobatan dan Program Spesifik Lokal. Berhasil
tidaknya pelaksanaan ke tujuh program ini, semua tergantung dari pengelolaan atau
penyelenggaraannya termasuk pengelolaan program perbaikan gizi.
Pengelolaan program gizi di Puskesmas, sebenarnya telah diatur oleh program gizi
ditingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), namun demikian agar program
perbaikan gizi di Kecamatan dapat langsung memberikan dampak pada tingkat kabupaten,
seyogyanya harus di kelolah dengan baik. Ada lima langkah yang harus di perhatikan dalam
pengelolaan program perbaikan gizi pada tingkat puskesmas seperti yang diperlihatkan pada
gambar berikut :
Lima langkah pengelolaan program perbaikan gizi di Puskesmas pada dasarnya sama
dengan langkah-langkah pada pedoman pengelolaan gizi yang dilakukan di Tingkat
Kabupaten yang dikeluarkan Direktorat Bina Gizi Depkes RI, yaitu : Langkah pertama yaitu
Identifikasi Masalah, kemudian Langkah Kedua Analisis masalah. Langkah pertama dan
kedua biasa dikenal dengan perencanaan (planing). Langkah Ketiga adalah Menentukan
kegiatan perbaikan gizi, langkah ini biasa juga dikenal atau disebut juga dengan
pengorganisasian (organising). Langkah Keempat adalah melaksanakan program perbaikan
gizi, langkah ini disebut juga dengan Pelaksanaan (actuating). Dan yang terakhir adalah
Langkah Kelima yaitu pantauan dan evaluasi, langkah ini disebut juga dengan (controlling
anda evaluation).
1.      Langkah Pertama Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah gizi langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah mempelajari
data berupa angka atau keterangan-keterangan yang berhubungan dengan identifikasi
masalah gizi. Kemudian melakukan validasi terhadap data yang tersedia, maksudnya melihat
kembali data, apakah sudah sesuai dengan data yang seharusnya dikumpulkan dan dipelajari.
Selanjutnya mempelajari besaran dan sebaran masalah gizi, membandingkan dengan ambang
batas dan atau target program gizi, setelah itu rumuskan masalah gizi dengan menggunakan
ukuran prevalensi dan atau cakupan.
2.      Langkah Kedua : Analisis Masalah
Analisis masalah didasarkan pada penelaahan hasil identifikasi dengan menganalisis faktor
penyebab terjadinya masalah sebagaimana yang disebutkan diatas, tujuannya untuk dapat
memahami masalah secara jelas dan spesifik serta terukur, sehingga mempermudah
penentuan alternatif masalah. Caranya dapat dilakukan dengan analisis hubungan, analisis
perbandingan, analisis kecenderungan dan lain-lain.
3.      Langkah Ketiga : Menentukan Kegiatan Perbaikan Gizi
Langkah ini didasarkan pada analisis masalah di kecamatan yang secara langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan upaya peningkatan status gizi masyarakat, langkah
ketiga pengelolaan program perbaikan gizi ini dimulai dengan penetapan tujuan yaitu upaya-
upaya penetapan kegiatan yang dapat mempercepat penanggulangan masalah gizi yang ada.
Dalam menyusun tujuan di kenal dengan istilah “ SMART” yang singkatan dari Spesific
(khusus), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Realistic (sesuai fakta real),
Timebound ( ada waktu untuk mencapaianya).
4.      Langkah Keempat: Melaksanakan program perbaikan gizi
Setelah kegiatan perbaikan gizi tersusun, kemudian dilakukan langkah-langkah yang
terencana untuk setiap kegiatan. Jenis kegiatan yang akan dilakukan meliputi Advokasi,
Sosialiasi, Capacity Buiding, Pemberdayaan Masyarakat dan keluarga, Penyiapan sarana dan
prasarana, Penyuluhan Gizi dan Pelayanan Gizi di Puskesmas maupun di Posyandu.
5.      Langkah Kelima : Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan pemantauan yang baik selalu dimulai sejak langkah awal perencanaan dibuat
sampai dengan suatu kegiatan telah selesai dilaksanakan, sedangkan evaluasi hanya melihat
bagian-bagian tertentu dari kegiatan yang dilaksanakan.
PEMANTAUAN adalah Pengawasan secara periodik terhadap pelaksanaan kegiatan program
perbaikan gizi dalam menentukan besarnya INPUT yang diberikan, PROSES yang
berjalan maupun OUTPUT yang dicapai. Tujuannya untuk menindak lanjuti kegiatan
program SELAMA pelaksanaan kegiatan, dilakukan untuk menjamin bahwa PROSES
pelaksanaan sesusai Action Plan dan jadwal.
Kegiatan pemantauan dapat dilakukan melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan termasuk
laporan khusus, Pelaksanaan Quality Assurance Pelayanan Gizi dan Unit pengaduan
masyarakat. Hasil Kegiatan pemantauan kemudian dibuatkan lagi
2.         POJOK GIZI (POZI) / KLINIK GIZI
1)      Batasan dan Pengertian
Pojok Gizi (POZI) merupakan pelayanan gizi profesional yang diberikan di puskesmas oleh
tenaga gizi terdidik / terlatih kepada setiap pengunjung puskesmas yang membutuhkan dan
bertujuan untuk pencegahan, penanggulangan, penyembuhan dan pemulihan penyakit yang
berkaitan dengan gizi. (Depkes RI, 2001).
Pelayanan profesional (menyeluruh) merupakan pelayanan gizi yang diberikan di puskesmas oleh
tenaga gizi terdidik / terlatih berupa konseling dan anjuran dietetik, pemberian intervensi gizi
berdasarkan hasil pengkajian yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi. Kajian gizi meliputi kajian
status gizi, kebiasaan makan, laboratorium dan klinis (sesuai dengan buku pedoman puskesmas).
(Depkes RI, 2001).
a.       Ciri-ciri pelayanan gizi menyeluruh
Menurut Depkes RI, 2001 ciri-ciri pelayanan gizi menyeluruh adalah sebagai berikut :
- Ketepatan / ketelitian dalam menghitung kebutuhan gizi individu / pengunjung.
-       Informasi dietetik yang diberikan bersifat akurat sesuai kebutuhan individu (berdasarkan hasil
pengkajian gizi) dan prosedur tetap (protap) yang merupakan langkah-langkah pelayanan gizi
yang harus dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas dalam memberikan pelayanan gizi kepada
pengunjung.
-       Komunikasi bersifat dua arah dan menggunakan alat peraga/media penyuluhan yang tepat
-       Data jenis pelayanan gizi/dietetik dan hasil yang dicapai dicatat secara tertib pada kartu status
gizi dan catatan harian pelayanan gizi.
b.      SDM (Ketenagaan)
Tenaga pelaksana gizi puskesmas merupakan tenaga gizi terdidik dan terlatih yang telah dilatih
dalam bidang pelayanan gizi menyeluruh (tenaga berpendidikan gizi atau tenaga non gizi yang
telah dilatih khusus dibidang gizi/konseling dietetik).
c.       Sistem Rujukan
Sistem rujukan yang baik adalah alur pelayanan gizi yang jelas dan terkoordinasi dengan baik
bagi pengunjung puskesmas baik di dalam unit-unit dalam yang berada di puskesmas itu sendiri
maupun pengunjung yang datang berdasarkan rujukan dari pustu, polindes, posyandu, atau unit
lain di luar puskesmas.
d.      Sistem Pencatatan dan pelaporan
Sistem pencatatan dan pelaporan standar merupakan salah satu cirri pelayanan gizi menyeluruh
yang harus dilaksanakan oleh petugas gizi puskesmas dengan menggunakan formulir pencatatn
dan pelaporan khusus dan mekanisme pelaporan yang sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan
pelayanan gizi puskesmas.
2)      Pengorganisasian
a.       Tingkat pusat
Penanggung jawab : Direktorat Gizi Masyarakat
Tugas dan Fungsi :
-          Mengkoordinir kegiatan yang bersifat kebijaksanaan, pembinaan, pemantauan, dan penilaian.
-          Menyiapkan pedoman pelaksanaan pelayanan gizi (POZI/klinik gizi), pedoman pelatihan,
menyelenggarakan pelatihan, menyusun pedoman diet dan bahan-bahan penyuluhan, serta
melaksanakan pembinaan serta melaksanakan pembinaan, pemantauan dan penilaian pelaksanaan
klinik gizi di daerah.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut dibentuk kelompok kerja POZI/klinik gizi yang
anggotanya terdiri dari Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Kesehatan Khusus, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit dan Unit-unit lainnya yang terkait. (Depkes
RI,2001)
b.      Tingkat Propinsi
Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Tugas dan Fungsi      :
-          Menjabarkan kebijaksanaan, pedoman pelaksanaan POZI dan bahan-bahan penyuluhan,
pedoman pembinaan, pemantauan dan penilaian yang dikeluarkan oleh pusat sesuai situasi dan
kndisi daerah.
-          Menyusun perencanaan logistic dan ketenagaan POZI pada sskala propinsi dan melakukan
bimbingan teknis kepada pelaksana POZI di lapangan, baik dalam bentuk pelatihan/orientasi
maupun dalam kegiatan pemantauan dan penilaian.
-          Menyusun laporan pelaksanaan POZI tingkat propinsi setahun sekali.
c.       Tingkat Kabupaten / kotamadya
Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Tugas dan Fungsi    :
-          Membuat petunjuk pelaksanaan sesuai dengan arahan propinsi.
-          Melaksanakan kegiatan pembinaan, pemantauan, dan penilaian pelaksanaan POZI di lapangan.
-          Melakukan pertemuan dan koordinasi secara periodik untuk membahas masalah–masalah yang
ditemui dalam pelaksanaan POZI di puskesmas.
-          Menyusun laporan pelaksanaan POZI tingkat kabupaten setiap 6 bulan sekali.
-          Menyusun perencanaan pelaksanaan POZI selanjutnya, meliputi kebutuhan logistik, ketenagaan,
pelatihan tenaga, perlengkapan, bahan penyuluhan.
d.      Tingkat Kecamatan / Puskesmas dan Unit Sarana Kesehatan Lainnya
Penangung Jawa : Kepala Puskesmas
Tugas dan Fungsi    :
-          Sebagai penanggung jawab pelaksanaan POZI di puskesmas wilayahnya.
-          Kepala puskesmas menugaskan tenaga gizi terlatih sebagai tenaga POZI.
-          Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) bertugas melaksanakan pelayanan gizi POZI, melaksanakan
pelayanan gizi POZI, melakukan pencatatan dan pelaporan serta membuat visualisasi
cakupan POZI dan jenis pelayanan gizi yang diberikan, mendiskusikan permasalahan dengan
pemimpin, menyusun kebutuhan sarana dan dana penyelenggaraan POZI.
3)      Tenaga
Untuk dapat melaksanakan pelayanan gizi secara menyeluruh dan berkualitas maka diperlukan
tenaga gizi terdidik D3, S1 gizi. Bagi puskesmas yang belum memiliki tenaga gizi terdidik, maka
tenaga para medis puskesmas (bidan dan perawat) yang diberi tugas melaksanakan pelayanan gizi
dengan syarat telah mengikuti pelatihan gizi POZI terlebih dahulu. Pelatihan difokuskan kepada
komponen-komponen pelayanan gizi yaitu pengkajian gizi meliputi pengkajian status gizi
(antropometri, klinis, lab) dan kebiasaan makan/pola makan, konseling gizi, dan anjuran dietetik.
Settelah mengikuti pelatihan ini diharapkan tenaga tersebut dapat melaksanakan pelayanan gizi
sesuai standar yang telah ditentukan.
4)      Mekanisme Kerja POZI / Klinik Gizi
a.       Alur Pelayanan Pozi / Klinik Gizi
Pengunjung puskesmas pada umumnya datang secara langsung ke puskesmas atau berdasarkan
rujukan dari Pustu, Polindes, Posyandu, Kelurahan / Desa. Sebelum memperoleh pelayanan gizi,
pengunjung puskesmas mendaftar di loket dan selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan di
BKIA, balai pengobatan (BP), dan lain-lain. Pengunjung puskesmas datang ke POZI berdasarkan
dari rujukan unit-unit tersebut, dari dokter ataupun datang langsung ke POZI untuk kunjungan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Dengan demikian pengunjung POZI dapat :
-          Dirujuk dari balai pengobatan (BP) oleh pimpinan puskesmas
-          Dirujuk dari unit pelayanan lain di puskesmas (BKIA)
-          Datang langsung ke POZI untuk kunjungan ulang
b.      Sistem Rujukan
Rujukan POZI mengikuti standar rujukan yang berlaku. Pengunjung POZI dapat dirujuk ke
rumah sakit bila memerlukan pelayanan kesehatan yang belum mampu diberikan oleh puskesmas
yang bersangkutan. Pengunjung tersebut dapat pulang dirujuk kembali ke pustu, polindes ataupun
posyandu bila permasalahannya sudah dapat diatasi di puskesmas dan tindak lanjutnya dapat
dilayani oleh unit-unit pelayanan tersebut.
c.       Komponen Pelayanan Gizi
Pengunjung yang datang ke POZI akan memperoleh pelayanan gizi menyeluruh melalui langkah-
langkah sebagai berikut : (Depkes RI,2001)
-          Pengkajian gizi yang meliputi : kajian status gizi, kajian klinis, kajian hasil laboratorium, kajian
kebiasaan makan/pola makan dan asupan makanan sehari.
-          Konseling gizi
Konseling gizi adalah kegiatan pemberian informasi/nasehat tentang gizi dan dietetk yang erat
kaitannya dengan gizi dan kesehatan seseorang. Konseling gizi diawali dengan pengkajian gizi.
-          Dietetik
Dietetik yaitu anjuran pemberian makanan khusus atau diet yang sesuai dengan penyakit
seseorang termasuk pemberian suplementasi gizi.
Konseling gizi dan dietetik adalah teknik dan prinsip penerapan gizi dan dietetik komunikasi dan
nasehat gizi kepada pasien berkaitan dengan penyakit. Anamnesa diet dan terapi diet (Depkes
RI,2006).
d.      Prosedur Kerja Tetap (Protap) POZI/ Klinik Gizi
Pengunjung yang datang ke Pozi atau klinik gizi akan memperoleh pelayanan gizi menyeluruh
sesuai dengan protap gizi sebagai standar pelayanan gizi. Protap yang telah disusun untuk
memperoleh pelayanan gizi POZI adalah protap diet tinggi energi tinggi protein (ETPT) untuk
penderita KEP, protap diet rendah energi (RE), untuk penderita kegemukan (obesitas), protap diet
rendah garam (RG) untuk penderita hipertensi, dan protap diabetes mellitus (DM) untuk penderita
kencing manis, protap diet penyakit degeneratif lainnya yaitu: protap diet penyakit lambung, diet
rendah protein, diet rendah kolesterol,dan lemak terbatas, diet penyakit hati, dan diet penyakit
urin.
Sejalan dengan perkembangan ilmu penyakit maka rumah sakit sudah dapat mendeteksi dan
menyembuhkan penyakit degeneratif lainnya seperti penyakit hati, jantung, ginjal, lambung, asam
urat dll. Oleh karena itu, POZI di puskesmas sudah dapat menerima rujukan diet penyakit
tersebut dari rumah sakit untuk kesembuhan penderita setelah diperbolehkan pulang ke rumah.
Setelah dilakukan pengkajiann gizi maka pengunjung dapat dikategorikan dalam gizi baik, gizi
salah (kelainan gizi dan obesitas), dan pengunjung yang menderita penyakit terkait gizi. Masing-
masing kategori tersebut dikelompokkan menurut sasaran penderita menurut jenis penyakitnya:
1.      Gizi baik
Pengunjung puskesmas yang tergolong ke dalam gizi baik (bayi, balita, usia sekolah, remaja,
dewasa, ibu hamil, ibu menyusui dan usia lanjut) diberikan pelayanan berupa penyuluhan tentang
gizi seimbang dan pemberian paket pertolongan gizi ini sudah terintegrasi dalam pelayanan gizi
di posyandu berupa kapsul vitamin A, tablet Fe dan kapsul yudium. Dosis pemberinnya
disesuaikan dengan pedoman yang sudah ada.
2.      Gizi salah
Gizi salah atau gangguan gizi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara
relatif maupun absolute satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2006).
Penyakit yang termasuk dalam gizi salah adalah penyakit kelainan gizi dan kegemukan (obesitas).
Penyakit kelainan gizi merupakan masalah gizi utama di Indonesia yaitu KEP, KVA, GAKY, dan
AGB.
e.       Penyakit Terkait Gizi Lainnya
1.      Hipertensi
Hipertensi berkaitan erat dengan terjadinya penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal.
Seseorang dikatakan hipertensi apabila nilai tekanan darah diatas normal yaitu >160/95 mmHg,
sedangkan nilai normal bagi orang dewasa adalah < 140/90mmHg. (Depkes RI,2001)
2.      Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus merupakan kelainan metabolik, gula dalam tubuh akan diubah
menjadi energi oleh insulin yaitu suatu zat atau hormon penting yang dibentuk pada kelenjar
pankreas. Bila produksi insulin tidak mencukupi maka gula dalam darah tidak dapat digunakan
oleh tubuh sehingga kadar gula darah meningkat dan kelebihannya terbuang melalui urin.
(Depkes RI, 2001).
3.      Penyakit Lambung
Keadaan dimana terjadinya kerusakan dinding lambung dan ini akan beraibat timbulnya gejala
dari nyeri epigastria, mual, muntah, cepat kenyang, kembung, anoreksia dan flatulens.
4.      Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal adalah keadaan terganggunya fungsi ginjal yang disebabkan ginjal tidak dapat
menyaring sisa proses dalam tubuh (diukur dengan test kliren kreatin).
5.      Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah suatu penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner,
dapat juga berupa angina sectoris infark miokard akut yang disebut dengan serangan jantung.
6.      Penyakit Gout / Artritis
Disebabkan penimbunan Kristal asam urat. Penyakit ini ditandai oleh meningginya kadar asam
urat darah dan penumpukan garam juga menumpuk pada ginjal yang menyebabkan batu ginjal.
Penderita ini perlu diberikan diet rendah purin.
f.       JADWAL POZI
JADWAL kerja pelayanan POZI disesuaikan dengan kemampuan puskesmas masing-masing.
Bila kemampuan puskesmas terbatas maka POZI dilaksanakan minimal 1 kali seminggu, bila
tenaga pelaksana POZI cukup banyak, maka JADWAL pelayanannya dapat mengikuti pola kerja
puskesmas. Hal ini sepenuhnya diserahkan kepada kemampuan dan kebijaksanaan dalam
pengelolaan puskesmas.
g.      Perlengkapan Standar POZI
Perlengkapan standar pelayanan gizi di puskesmas terdiri dari 3 golongan yaitu:
1.      Bahan penyuluhan / konseling gizi terdiri dari :
a)      prosedur Tetap (PROTAP)
b)      brosur/ Leaflet Diet
c)      pedoman pemanfaatan ASI
d)     pedoman MP-ASI
e)      pedoman makanan ibu hamil dan menyusui
f)       pedoman makanan usia lanjut
g)      KMS balita, anak sekolah, ibu hamil dan usila
h)      Poster grafik IMT dan buku Pedoman IMT
i)        PUGS
j)        Pedoman penanggulangan kelainan gizi (KVA, Anemia, GAKI, KEP)
k)      Angka Kecukupan Gizi (AKG)
l)        Daftar bahan makanan penukar
m)    Daftar komposisi bahan makanan
n)      Formulir kajian kebasaan makan dan asupan makanan sehari
o)      Kartu status / formulir registrasi dan formulir rekapitulasi
2.      Bahan paket pertolongan gizi terdiri dari : Kapsul iodium, kapsul vitamin A, tablet/sirup Fe,
obat cacing, oralit, layanan dietetic dan pemberian makanan tambahan pemulihan.

3.      Alat – alat yang digunakan di POZI / Klinik Gizi puskesmas adalah sebagai berikut : Hb
meter, tensi meter, timbangan mikrotoa, LILA, Reagen reduksi urin, mikroskop, filling
cabinet.

h.      Pencatatan dan Pelaporan : Setiap pengunjung POZI di daftar pada kartu status. Pada kartu
status tersebut berisi informasi tentang identitas responden, keluhan/diagnosa, hasil spesimen
(BB, TB, LILA, lab, klinik, diagnosa gizi) anamnesis (konsumsi energi, frekuensi makan dan
pantangan) dan nasehat gizi (diet dan suplementasi). Kartu status ini disimpan oleh pelaksana
POZI di puskesmas. Data pada kartu status dicatat dalam formulir catatan harian POZI. Sebagai
laporan pelayanan POZI di tingkat puskesmas catatan harian perbulan dipindahkan ke formulir
rekapitulasi triwulan. Baik catatan harian maupun formulir laporan triwulan diparaf oleh petugas
puskesmas. Setiap 3 bulan sekali tim Pembina POZI tingkat kabupaten / kota mengambil hasil
rekapitulasi data POZI. Setiap 6 bulan sekali koordinator gizi kabupaten / kota membuat
rekapitulasi pelayanan POZI di tingkat kabupaten / kota dan mengirimkan ke tingkat propinsi.
Tim Pembina POZI tingkat propinsi melaporkan cakupan dan hasil kunjungan POZI pada
kadinkes propinsi dengan tembusan ke pusat 1 kali setahun. Disamping itu pihak penerima
laporan (kab/prop/pusat) diharapkan memberikan umpan balik kepada pengelola POZI ditingkat
bawah. Rekapitullasi laporan triwulan dibuat rangkap dua. Satu copy rekapitulasi laporan
triwulan diberikan kepada tim Pembina POZI tingkat kabupaten pada saat yang bersangkutan
berkunjung ke puskesmas.

BAB III
GAMBARAN UMUM

A.    SITUASI UMUM


1.      Analisis Situasi Umum
Puskesmas Mertoyudan 1 merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Magelang
yang terletak di daerah Kabupaten Magelang yang termasuk diwilayah Kecamatan
Mertoyudan. Berada di Jl. Mayjend Bambang Soegeng km.5 Santan, Kelurahan Sumberejo,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Kode Pos 56172, Telp. 0293-326037.
Luas tanah        : 1.100 m2
Luas bangunan  : 472.5 m2
Jumlah Desa      : 4 desa dan 1 kelurahan
Jumlah Dusun    : 50 dusun
Luas Wilayah     : 19.6 Km2
2.      Sarana Kesehatan Puskesmas Mertoyudan I, terdiri atas :
a.       1 Puskesmas Induk (Sumberejo).
b.      1 Puskemas Pembantu (Donorojo).
c.       4 PKD (Banyurojo, Mertoyudan, Danurejo, Donorojo).
d.      49 Posyandu Balita.
e.       21 Posyandu Lansia.
f.       1 Unit Ambulance7. 4 Unit Sepeda Motor.
g.      1 Unit Telepon.
h.      Sarana Penunjang : Alat pemeriksaan Sederhana Laboratorium.
i.        Ruang Pelayanan dan Penunjang Pelayanan :
1)      Loket Pendaftaran
2)      Ruang Rekam Medis
3)      Ruang Administrasi Umum
4)      Poli Gigi
5)      Ruang KIA & KB
6)      Ruang Imunisasi
7)      Ruang Bidan
8)      Ruang UGD
9)      Ruang Laboratorim Klinik
10)  Ruang Klinik Gizi
11)  Ruang Klinik Sanitasi
12)  Ruang Apotik
13)  Ruang Gudang Obat
14)  Ruang Tata Usaha
15)  Ruang Tamu
16)  Ruang Dokter
17)  Ruang Pertemuan (Aula)
18)  Dapur
19)  Gudang
20)  Garasi Mobil
3.      Konsep Manajemen Puskesmas
Poli Umum            : Dokter dan Perawat
Poli Gigi                : Dokter Gigi dan Perawat Gigi
KIA                       : Bidan
Laboratorium        : Petugas laboatorium
Unit Gawat Darurat : Dokter dan Perawat
Apotik                   : Asisten Apoteker
Klinik Gizi            : Petugas Gizi
Klinik Sanitasi       : Petugas Sanitarian
Klinik TB              : Perawat Koordinator P2M
4.      Pelayanan Luar Gedung
Posyandu Balita & Lansia            : Bidan, Perawat, Kader
Puskesling                         : Bidan, Perawat
PKD                                  : Bidan, Perawat
Pustu                                 : Perawat, Bidan
UKS – UKGS                   : Dokter, Perawa, Perawat Gigi     
Gambar 1. Denah Puskesmas

( http//dinkes.magelangkab.go.id/demo/pages/mertoyudan-i)
5.      Analisis Situasi Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan I yaitu daerah Kabupaten Magelang dengan
lingkungan yang sangat padat.
Adapun batas – batas wilayah kerja :
a)      Sebelah Utara    : Berbatas dengan kota Mungkid
b)      Sebelah Selatan : Berbatas dengan  Magelang Selatan
c)      Sebelah Timur   : Berbatas dengan Kec. Candimulyo
d)     Sebelah Barat    : Berbatas dengan Bulurejo, Sukorejo dan Bondowoso
Wilayah kerja 5 kelurahan yang semua wilayahnya dapat dijangkau dengan kendaraan.
Adapun 5 kelurahan tersebut adalah :
a)      Kelurahan Donerojo
b)      Kelurahan Danurejo
c)      Kelurahan Sumberejo             
d)     Kelurahan Banyurojo             
e)      Kelurahan Mertoyudan
6.      Visi dan Misi Puskemas Mertoyudan I
a.       Visi
Terpercaya dalam mutu dan pelayanan memuaskan bagi pelanggan.
b.      Misi
1)      Meningkatkan mutu pelayanan yang menyeluruh, efektif dan efisiensi sehingga dapat
mempertinggi kepercayaan masyarakat.
2)      Menyelenggarakan pelayanan yang cepat, tepat dan bermutu sesuai prosedur dan setandar
professional bagi seluruh pelanggan.
3)      Meningkatkan peran serta masyarakat dan mendorong kemandirian masyarakat dibidang
kesehatan.
4)      Meningkatkan kesejahteraan karyawan dalam lingkungan kerja yang sehat dan harmonis.
7.      Analisis Kependudukan
Jumlah penduduk di kecamatan Mertoyudan, yaitu :
a.       Kelurahan Donerojo                : 4.567
b.      Kelurahan Danurejo                : 7.597
c.       Kelurahan Sumberejo              : 8.777
d.      Kelurahan Banyurojo              : 14.286
e.       Kelurahan Mertoyudan           : 13.086
8.      Analisis Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi diwilayah kerja Pukesmas Mertoyudan 1 dapat dilihat dari tingkat
pendidikan yang ada, dan mata pencaharian penduduk sehari – hari yang beraneka ragam,
mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, Swasta, Wirausaha, Pedagang, Pensiunan,
Polri, dan Petani.
B.     DATA DASAR KONSELING PROGRAM GIZI PUSKESMAS MERTOYUDAN 1
Program gizi di Puskesmas Mertoyudan 1 terdiri dari berbagai kegiatan, di antaranya:
1.         Pemantauan UPGK
2.         Pelacakan gizi buruk.
3.         Penanganan kasus gizi buruk.
4.         Distribusi kapsul vitamin A.
5.         Pemantauan garam beryodium.
6.         Pemantauan kerawanan pangan dan gizi.
7.         Pemantauan konsumsi gizi.
8.         Pemantauan status gizi.
9.         Penanggulangan akibat kekurangan yodium.
10.     Pemantauan status gizi anak sekolah.
11.     Distribusi zat besi (Fe).
12.     Pemberian makan tambahan pemulihan pada gizi buruk (BGM).
13.     Pemberian makanan tambahan penyuluhan.
14.     Pemantauan keluarga sadar gizi.
15.     Pembinaan keluarga sadar gizi.
16.     Pembinaan kader gizi.
17.     Konseling gizi di pojok gizi.
18.     Pembinaan posbindu.

C.     DATA LOGISTIK


1.      Tersedianya ruangan.
2.      Adanya kegiatan pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan, lingkar lengan. Alat - alat yang tersedia diantaranya: Timbangan digital,
microtoize, food model  dan midline.
3.      Adanya protap atau prosedur tetap dalam pelayanan konseling gizi.
4.      Sarana dan alat
Sarana       : ruangan konseling Pojok Gizi
Alat           : 1 komputer, 1 timbangan, 1 microtoize, meja kursi,1 tensimeter,  1 midline.

D.    ALUR LAYANAN POJOK GIZI ( POZI ) DI PUSKESMAS MERTOYUDAN 1


 

Gambar 2. Alur Layanan Gizi di Puskesmas Mertoyudan 1

E.     JAM BUKA PELAYANAN


Senin – kamis  : 07.30 – 11.00 WIB
Jumat – Sabtu : 07.30 – 10.00 WIB

F.      TENAGA PELAKSANA


1.      Penanggung jawab oleh 1 petugas gizi : Bp. Budi Irianto
2.      Tenaga pembantu :
G.    ALUR KONSELING POJOK GIZI DI PUSKESMAS MERTOYUDAN
 

Menghitung kebutuhan gizi


 

 
Kesepakatan kunjungan ulang
   
 
 
 

Gambar 3. Alur konseling gizi

H.    PENEMUAN PENDERITA


Penemuan kasus penyakit yang harus dirujuk ke Pojok Gizi Puskesmas Mertoyudan 1 selama
empat bulan terakhir tahun 2013.
Tabel 1.
Penemuan Penderita
No Bulan/ Tahun Diit Kasus penyakit Jumlah Jumlah
. Penderita rujukan gizi
1. Januari s/d  BGM (gizi buruk) 11 2
2. April 2013 Diabetes Melitus 91 3
3. Hipertensi 248 -
4. Asam Urat 11 1

Total : 369 6 (2%)

I.       EVALUASI AKHIR KONSELING


No Yang konsul Peningkatan pengetahuan
.
1. 6 6

BAB IV
PEMBAHASAN

    Upaya peningkatan cakupan tiap program yang ada di Puskesma terus dilakukan
dengan berbagai cara dan strategi, namun saat ini khususnya di Puskesmas Mertoyudan I
masih ada target cakupan yang belum tercapai secara maksimal. Maka dengan dilakukannya
pengkajian dan analisa lebih lanjut akan timbul pemahaman terhadap permasalahan program
yang dirasakan serta mencari problem solving yang tepat. Di dalam program gizi di
Puskesmas ini terdapat berbagai macam kegiatan baik yang diselenggarakan di dalam gedung
puskesmas maupun di luar gedung puskesmas seperti yang telah dijelaskan diatas. Kami akan
menganalisa salah satu kegiatan dalam program gizi di Pojok Gizi puskesmas dari segi
pelaksanaan dan keikutsertaan masyarakat mengikuti kegiatan tersebut.

A.       ANALISA SWOT PROGRAM KONSELING POJOK GIZI DI PUSKESMAS


MERTOYUDAN 1
1.      Strenght
a.       Pendokumentasian akurat terstruktur, sehingga program konseling gizi dapat terlaksana
b.      Program konseling aktif dipojok gizi selama ada rujukan dari Balai Pengobatan(BP) / Poli
umum
c.       Sudah terbentuk struktur program gizi yang dikoordinasi oleh satu orang petugas.
d.      Program gizi sangat penting diadakan, karena :
1)      Untuk mengetahui kasus penyakit yang membutuhkan diit khusus program gizi
2)      Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
sebagai kolaborasi dengan tim medis lain.
3)      Untuk memberikan layanan gizi professional untuk pengunjung puskesmas yang
membutuhkan.
4)      Pengunjung puskesmas/POZI memperoleh informasi yang akurat tentang gizi atau diit sesuai
kondisi keadaannya.
5)      Pengunjung POZI dapat terhindar atau lebih cepat sembuh dari penyakit yang berkaitan
dengan gizi.
6)      Menurunkan resiko sakit, sehingga lebih produktif.
7)      Terhindar dari “case fatality” penyakit yang berkaitan dengan gizi.
2.      Weakness
a.       Adanya keterbatasan tenaga kerja di puskesmas yang mengakibatkan terjadinya tugas
rangkap di program gizi.
b.      Kurang maksimal dalam pemanfaatan program.
c.       Kurangnya media yang memadai, seperti leaflet.
d.      Terbatasnya sarana dan alat yang tersedia
e.       Tidak terjadwalnya pasien yang mengikuti konseling untuk mengikuti kunjungan
selanjutnya.
3.      Opportunity
a.       Antusiasme masyarakat dalam mengikuti program konseling cukup tinggi apabila ada arahan
dari badan pemeriksaan.
b.      Kepatuhan penderita melaksanakan progam konseling
4.      Treathen
Meningkatnya angka kesakitan masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan gizi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hal yang telah kita paparkan dalam pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa program konseling pojok gizi akan terlaksana apabila ada arahan dari
Badan Pemeriksaan maupun badan rujukan lainnya seperti posyandu, posbindu dan anjuran
petugas laboratorium. Penyakit degenerative yang erat kaitannya dengan gizi, seperti:
Kardiovaskuler dan Diabetes Mellitus. Sementara kasus yang banyak di temukan di program
konseling POZI diantaranya 8 kasus gizi buruk pada balita (BGM/ Bawah Garis Merah), 7
kasus Diabetes Mellitus, 2 kasus Hipertensi, 2 kasus Asam Urat dan 1 kasus Kolesterol.
Dari hasil analisa program didapatkan hasil bahwa dalam pelaksanaan program
konseling pojok gizi di Puskesmas Mertoyudan I sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Namun belum optimal dalam pelaksanaan program karena keterbatasan sarana dan tenaga
kesehatan yang ada di puskesmas Mertoyudan I.
B.     SARAN
1.      Perlunya penambahan tenaga kesehatan professional yang bertugas di bidang gizi Puskesmas
Mertoyudan 1.
2.      Perlunya koordinasi yang baik antara petugas Pojok Gizi (POZI) dengan petugas bagian
pemeriksaan dalam melakukan rujukan penderita dengan masalah gizi.
3.      Perlunya peningkatan sarana dan prasarana di bagian program gizi Puskesmas Mertoyudan 1.

DAFTAR PUSTAKA

Husein. 2012. Keperawatan komunitas. Salemba medika: Jakarta.


http://dwiqeajach.blogspot.com/2013/01/makalah-status-gizi.html/ diakses 16 Mei 2013
http://arali2008.wordpress.com/2010/04/05/pedoman-pengelolaan-program-gizi-puskesmas/ diakses
16 Mei 2013
http//dinkes.magelangkab.go.id/demo/pages/mertoyudan-i/diakses 16 Mei 2013
Ilham Akhsanu Ridlo. 2008. Asuhan Keperawatan Komunitas edisi 2. Salemba medika: Jakarta.
Wahidah, Siti. 2008. Analisis Kebutuhan Pasien dalam Pelayanan di Puskesmas. Jakarta. FKM UI.
Diposkan oleh Lika Liku di 19.34.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Makalah
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

My Daily Calendar
Mini sLide ,,
Salam kenal, namaku Lika. Perawat baik hati dari kota
Sejuta Bunga.....

Lika Liku
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini


Memuat...

Translate
Arsip Blog
 ▼  2014 (12)
o ▼  Januari (12)
 SAP DIARE
 ANALISA PROGRAM PUSKESMAS
 ANALISA PROGRAM PUSKESMAS
 Askep Gerontik
 AsKep Hiperthyroid
 AsKep Diabetes Mellitus
 Askep Pada Lansia
 Resume CVA Bleeding
 Asuhan Keperawatan dengan Hipertensi
 Asuhan Keperawatan dengan Hipertensi
 PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK
 Askep Jiwa HDR

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai