Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

PELAYANAN KONSULTASI GIZI

I. Pendahuluan

Masalah Gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak


dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja, masalah gizi
disamping sebagai sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan ,
perilaku yang kurang mendukung pola hidup.

Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan,
dimulai sejak dalam kandungan ( janin ), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode
dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada
periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada
masa selanjutnya terpenuhi. Oleh karena itu untuk mengatasi gangguan gizi di setiap
kehidupan, maka adanya Upaya Perbaikan Gizi.

Gizi berperan penting dalam kesehatan. Gizi mempengaruhi proses tumbuh kembang pada
anak, memelihara kesehatan umum, mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari dan
melindungi tubuh terhadap penyakit. Bagi orang sakit gizi dapat mempengaruhi proses
penyembuhan penyakit, timbulnya komplikasi, lamanya hari rawat dan mortalitas. Oleh
karena itu asupan makanan dalam jumlah dan jenis zat gizi yang sesuai kebutuhan sangat
penting bagi orang sehat maupun orang sakit. Problem gizi timbul bila terjadi ketidaksesuaian
antara asupan dan kebutuhan tubuh akan zat gizi.

Masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi yang sering muncul di masyarakat seperti
masalah pada anak (diare, malnutrisi, dll), masalah ibu hamil dan menyusui (anemia gizi,
kurang energi kronis, toksemia kehamilan yaitu preeklampsia dan eklampsia), penyakit
infeksi (diare, tuberkulosis, dll), dan penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes melitus, dll).

II. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan


kesehatan primer, yang melayani pasien dengan berbagai masalah kesehatan termasuk
masalah gizi. Tingginya masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi di masyarakat
memerlukan penanganan yang paripurna. Untuk itu diperlukan kompetensi petugas yang
handal dan profesional dalam manajemen pelayanan kesehatan dan gizi di puskesmas.
Pelaksanaan pelayanan klinik yang bermutu di puskesmas merupakan salah satu indikator
penting dalam kinerja puskesmas.

Dalam upaya kuratif dan rehabilitatif yang paripurna untuk asuhan pasien/klien di
puskesmas diperlukan 3 jenis layanan yaitu :
a. Pelayanan/asuhan medis (medical care)
b. Pelayanan/asuhan keperawatan (nursing care)
c. Pelayanan/asuhan gizi (nutrition care)

Ketiga jenis pelayanan tersebut mempunyai peranan masing-masing, akan tetapi saling
terkait dan berkesinambungan, karenanya perlu sinkronisasi secara serasi dan terpadu.
Agar kegiatan asuhan gizi di puskesmas berjalan lebih optimal perlu didukung sistem
administrasi yang mapan dan pembagian tugas yang jelas. Untuk itu diperlukan
pendekatan tim yang terdiri dari dokter, perawat/bidan dan nutrisionis/dietisien (Tim
Asuhan Gizi), dengan rincian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

1. Dokter
a. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta menegakkan diagnosa medis
b. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium dan perawatan
c. Menentukan terapi obat dan preskipsi diet awal berkolaborasi dengan petugas gizi
(Ahli Gizi)
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan
e. Melakukan konseling penyakit
f. Melakukan rujukan

2. Perawat/Bidan
a. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan bagi pasien
b. Melaksanakan tindakan dan perawatan (pengukuran berat badan dan tinggi
badan, infus, Naso Gastric Tube/NGT) sesuai instruksi dokter
c. Memotivasi anak dan keluarga agar anak mau makan
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian makan kepada penderita

3. Nutrisionis/Dietisien
a. Bertanggung jawab memberikan asuhan gizi
b. Melakukan pengkajian gizi dengan anamnesis gizi
c. Menentukan diagnosa gizi
d. Menerjemahkan preskripsi diet kedalam jumlah dan jenis makanan
e. Melakukan penyuluhan dan konseling gizi
f. Monitoring dan evaluasi gizi : pemantauan dan evaluasi sttaus gizi dengan
melakukan pengukuran antropometri dan asupan gizi

III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


A. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan asuhan gizi yang bermutu guna mempertahankan status gizi
yang optimal dan untuk mempercepat penyembuhan.
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan dengan membantu mencari
solusi masalah gizinya
2. Memberikan nasihat gizi mengenai jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diet
yang tepat, jadwal makan dan cara makan, dll
3. Memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil kurang energi kronis (KEK), bayi
dan balita (6-59 bulan) sebagai upaya mempertahankan/meningkatkan status gizi

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

Pelayanan Konseling Gizi Mengumpulkan data gizi (nutrition


asessment)

Menetapkan diagnosa (nutrition diagnosis)

Merencanakan dan menetapkan intervensi


gizi (nutrition intervention)

Monitoring dan evaluasi intervensi gizi


(nutrition monitoring and evaluation)
V. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran
A. Cara melaksanakan kegiatan

1. Penerimaan Pasien
Petugas Konseling Gizi

- Menerima rujukan internal dari pasien dan memberikan nomor urut (jika
diperlukan)
2. Kumpulkan informasi
Petugas Konseling Gizi

- Mengumpulkan informasi dari pasien sebanyak-banyaknya dan dilakukan Tanya


jawab, berkaitan dengan pola makan, dll.
- Apabila ada informasi yang kurang jelas, data dikonfirmasi ulang
- Melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan (jika diperlukan) untuk
mengetahui status gizi pasien (sesuai IMD : Indeks masa Tubuh)
3. Olah Informasi dan solusi
Petugas Konseling Gizi

- Mengklasifikasi informasi yang benar dan mengklarifikasi jika ada informasi


yang kurang tepat / tidak sesuai yang dilakukan oleh pasien
- Memberikan solusi terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan brosur /
informasi penting lainnya untuk dipahami
- Konsultasi ke dokter (jika diperlukan)
4. Rujukan (jika diperlukan)
Petugas Konseling Gizi

- Menjelaskan alasan rujukan


- Meminta persetujuan rujukan kepada pasien/ keluarga pasien
- Mengisi formulir rujukan eksternal dan internal
B. Sasaran
Semua pasien anak dan dewasa yang mempunyai masalah gizi di wilayah kerja
Puskesmas Ulee kareng.
VI. Jadwal Pelaksananaan Kegiatan

Pelaksanaan Tahun 2023

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pelayanan Konsultasi Gizi

VII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


A. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi akan dilakukan setiap satu bulan sekali oleh Petugas gizi yang
bertanggung jawab.
2. Evaluasi dilakukan pada saat mini lolakakarya.
B. Pelaporan
Pelaporan dilakukan satu bulan sekali di akhir bulan.

VIII. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Pencatatan
Pencatatan hasil konsultasi di lakukan oleh petugas gizi yang bertanggung jawab di
buku registrasi pelayanan gizi
2. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap bulanan, tiga bulan sekali dan dibahas pada saat
Minilokakarya lintas program dan minilokakarya lintas sector.

Anda mungkin juga menyukai