A. Latar Belakang
B. Tujuan
D. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di Puksesmas
diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legatahun
2004 tentang Pral aspect). Beberapa ketentuan perndang-
undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak
2. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah
Daerah
4. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahubn 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI
Eksklusif
8. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
9. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999
tentang Standar Pelayanan Puskesmas Perawatan
11. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No.
894/Menkes/SKB/VIII/2001 dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara No. 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2004 tentang
Pedoman Penyusunan SDM Kesehatan Di Tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota Serta RS
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Pusat Kesehatan
Masyarakat
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
741/Menkes/SK/VII/2008 tentang standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang
angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
17. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2013 tentang
Praktik Tenaga Gizi
E. Definisi Operasional
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara
lain konseling gizi terkait penyakit dan factor risikonya, konseling
ASI, konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),
konseling faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) dan konseling
bagi Jemaah haji.
1. Perencanaan Menu
6. Pelayanan
makanan pasien 3. Penerimaan &
Penyimpanan
Bahan Makanan
4. Distribusi Makanan
5. Penyajian Makanan di
Ruang Rawat Inap
Alur Pelayanan Gizi Dalam Gedung
Loket
Ditemukan Pasien
bermasalah gizi dan atau
Kondisi khusus
Rujuk ke
Rawat jalan Rawat inap
fasyankes yg
lbh tinggi
Pengkajian gizi
Diagnosis gizi
Rujukan
Balik
Tindak Lanjut
Contoh Ruang Konsultasi Gizi di Puskesmas
Alat Antropometri
Pin
tu
Je Meja konsultasi
nd
el
a kursi
Contoh Ruang Produksi Makanan di Puskesmas
Jendela
Pe
rsi Kulkas
Bak cuci & Tiris
ap
an
&p
en Lemari
gol bahan
ah makana
n kering
Penya
jian
Maka
nan
Lemari
peralat
an
Meja penerimaan
Pintu
B. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
1. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung
Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan kearah promotif dan
preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
1). Edukasi gizi/pendidikan gizi
Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan
sesuai dengan risiko / masalah gizi.
2). Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas
3). Lokasi edukasi gizi anatara lain : Posyandu, Pusling, Institusi
pendidikan, kelas ibu, kelas balitaUpaya Kesehatan Kerja
(UKK), dll
2. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA
a. Tujuan konseling ASI Eksklusif dan PMBA adalah
1). Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga, sehingga
bayi baru lahir segera diberikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
meneruskan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
2). Sejak usia 6 bulan di samping meneruskan ASI mulai diperkenalkan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
3). Meneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok umur sampai usia 24
bulan
b. Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga dan ibu yang
mempunyai anak usia 0-24 bulan.
c. Lokasi konseling anatara lain Posyandu, Kelonpok Pendukung Ibu (KP-
Ibu),terintegrasi dengan program lain dalam kegiatan kelas balita, kelas
ibu.
3. Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular(Posbindu PTM)
a. Tujuan : mencegah dan mengendalikan factor risiko PTM
berbasis masyarakat sesuai dengan sumber daya dan kebiasaan
masyarakat agar masyarakat dapat mawas diri (awareness)
terhadap factor riisko PTM.
b. Sasaran : masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
berusia > 15tahun
c. Lokasi : Posbindu PTM di integrasikan ke kegiatan masyarakat
yang sudah aktif berjalan baik antara lain institusi pendidikan, di
tempat kerja maupun di lingkungan tempat kerja maupun di
lingkungan tempat tinggal dalam wadah desa, yang dilakukan
minimum 1 (satu) kali dalam sebulan.
d. Peran tenaga gizi Puskesmas pada Posbindu PTM adalah
sebagai konselor gizi terkait factor risiko PTM yang ditemukan
saat pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis.
4. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita
menggunaka KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA.
b. Sasaran kegiatan ini adaalh kader posyandu
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain :
1). Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah
kerja Puskesmas
2). Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu
melakukan pemantauan pertumbuhan di posyandu
3). Melakukan penimbang
4). Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
5). Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
pertumbuhan di wilayah kerja Puskesmas
6). Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan pertumbuhan.
5. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
b. Sasaran : bayi, balita, dan ibu nifas
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di posyandu
d. Ketentuan dalam pemberian vitaminA :
1). Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A 100.000 SI warna biru, Diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
2). Balita 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah,
diberikan dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus
3). Bayi dan Balita Sakit
Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-59 bulan yang sedang menderita
campak, diare, gizi buruk, xeroftalmia, diberikan vitamin A dengan dosis
sesuai umur
4). Ibu nifas (0-42)
Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1
Kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam berikutnya.
6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan
pemberian TTD untuk kelompok masyarakat yang rawan
menderita anemia gizi besi yaitu Ibu Hamil melalui pembinaan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi.
b. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas
c. Lokasi : ditempat praktek bidan, posyandu.
7. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
dan WUS
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada kelompok sasaran.
b. Sasaran : Remaja putri, WUS
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah)
d. Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Remaja Putrid an WUS
1). Pencegahan : 1 tablet/hari selama haid dan 1 tablet/minggu
2). Pengobatan : 1 tablet/hari sampai kadar Hb normal