Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Men.Kes/Per/II/1988 tanggal 29 Februari 1988, disebutkan
bahwa :
1.
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
2.
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang
bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.
Tahun 1994, Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan medik spesialistik, pelayanan penunjang medis, pelayanan perawatan, baik
rawat jalan, rawat inap maupun pelayanan instalasi. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan dapat
diselenggarakan oleh pemerintah, dan atau masyarakat.
2.
b.
B.
Pelayanan medis
Pelayanan rujukan
Rekam Medis
1.
2.
3.
a.
Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan peramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b.
Aspek Medis
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar merencanakan
pengobatan atau perawatan yang diberikan kepada pasien.
c.
Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai hokum, karena isinya menyangkut masalah adanya kepastian hokum atas
dasar keadilan. Dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
d.
Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan
biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan, maka pembayaran
pelayanan di rumah sakit tidak dapat di pertanggungjawabkan.
e.
Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengandung data atau informasi tentang
perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
digunakan sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.
f.
Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus di
dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
C.
1.
Sistem informasi rumah sakit di Indonesia sudah dikembangkan sejak tahun 1972, dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 651/XI-AU/PK/72 yang mengatur sistem pelaporan rumah sakit sebagai pengganti
sistem yang sebelumnya ada. Pada perkembangan berikutnya, sistem pelaporan rumah sakit disempurnakan kembali
sebagai revisi ketiga dengan surat keputusan menteri kesehatan RI No 691 A /Menkes/SK/XII/84. Pembakuan dari pada
sistem pelaporan rumah sakit merupakan landasan di dalam upaya memantapkan sistem informasi rumah sakit, karena
salah satu modal utama untuk menunjang kelancaran informasi adalah tersedianya data dasar dari unit pelapor.
2.
a.
Pencatatan
Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis seorang pasien ke dalam rekam medis.
Data pasien dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu data sosial dan data medis.
Untuk mendapatkan data medis yang baik, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh dokter dan ahli di bidang
kesehatan lainnya, yaitu mencatat secara tepat waktu, up to date, cermat dan lengkap, dapat dipercaya dan menurut
kenyataan, berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga tidak bertele-tele, bersifat subjektif sehingga
menimbulkan kesan jelas.
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan ataupun tindakan
kepada pasien.
Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu:
b.
1.
2.
c.
3.
1.
Data deskriptif, masih menggambarkan keadaan apa adanya dan belum memberikan gambaran makna daripada
keadaan tersebut.
2.
Data analitik, sudah dapat memberikan makna dari pola keadaan sesuatu sehingga dapat memberikan suatu
informasi yang dapat dipakai sebagai bahan tindak lanjut oleh pengambil keputusan.
a.
b.
Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1) yang isinya mencakup: jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal
keluar, diagnosis, penyebab luar cedera dan keracunan, operasi atau tindakan keadaan keluar rumah sakit
dan sebagainya.
Morbiditas untuk pasien kebidanan (RL.2.2) yang isinya mencakup : jati diri pasien, tanggal masuk dan
tanggal keluar, cara melahirkan, diagnotis utama, masa getasi, operasi atau tindakan. Keadaan keluar rumah
sakit, tanggal melahirkan, paritas, dan jumlah kelahiran hidup atau mati.
Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup : tanggal masuk dan tanggal keluar
pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir, keadaan lahir, diagnosis utama, dan keadaan keluar rumah sakit.
1.
2.
Rekapitulasi data keadaan morbiditas rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan RL2a1 untuk laporan survailans
terpadu) memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut daftar
tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit ke sepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi
informasi mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur, serta jumlah pasien keluar mati.
3.
Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran RL2a1 yang memuat informasi tentang penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
4.
Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di rumah sakit (RL2b, dan RL 2b1), memuat data
kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar
klasifikasi internasional penyakit kesepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai
jumlah kasus baru menurut golongan umur dan serta jumlah kunjungan.
5.
Data inventarisasi (data dasar) rumah sakit (RL 3), memuat data identitas rumah sakit, surat ijin penyelenggaraan,
direktur rumah sakit, fasilitas kesehatan gigi, fasilitas tempat tidur, fasilitas unit rawat jalan.
6.
Data ketenagaan rumah sakit (RL 4), memuat informasi rekapitulasi data jumlah tenaga yang bekerja di rumah
sakit menurut kualifikasi pendidikan dan status kepegawaian, dan RL 4a yang merupakan data individual
ketenagaan rumah sakit memuat data pribadi, data pekerjaan, pendidikan lanjut, pengalaman kerja, latihan
jabatan dan status kepegawaian.
7.
4.
Data peralatan rumah sakit (RL5) memuat informasi rekapitulasi data jumlah peralatan medik yang ada di rumah
sakit menurut sumber pengadaan dan keadaannya, dan RL5a yang merupakan data individual peralatan medik di
rumah sakit, memuat nama atau jenis alat, tipe atau model, kapasitas dan sebagainya (Ditjen Yan.Med, 1992).
a.
b.
5.
a.
Dari unit pelapor terutama menyangkut kecepatan, ketepatan dan akurasi data yang dilaporkan
Ketepatan dan akurasi data yang dilaporkan masih memprihatinkan dan ini dipengaruhi oleh tingkat kesadaran dan
beban kerja. Rendahnya tingkat kesadaran untuk menghasilkan laporan yang baik disebabkan adanya sikap belum merasa
memiliki dan memerlukan data untuk unitnya sendiri, bertambahnya macam-macam dan bentuk laporan yang diminta
sebagai konsekuensi pengembangan program, menyebabkan bertambahnya macam dan bentuk laporan yang diminta
sebagai konsekuensi pengembangan program, menyebabkan bertambahnya beban kerja petugas pelaporan rumah sakit.
b.
Dari unit pengelola ditingkat pusat, berkisar pada terbatasnya dana untuk pembinaan dan pelatihan serta bertambahnya
kebutuhan akan data (Nugroho, 1996).
D.
b.
Ad. a.
1)
a)
b)
c)
d)
e)
Hari perawatan
2)
Prosentase pemakaian TT
3)
Kegiatan persalinan
4)
5)
2)
3)
Data Keadaan Morbiditas penyakit Khusus Pasien Rawat Inap (RL 2a1)
4)
5)
Data Keadaan Morbiditas Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan (RL 2b1)
6)
a)
b)
c)
7)
8)
9)
(RL 1) dibuat setiap tribulan berdasarkan catatan harian yang dikompilasi setiap bulan
2.
3.
4.
5.
6.
(RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem sampling dari tangan 1 s/d 10 setiap bulan : Pebruari, Mei, Agustus dan
Nopember khusus ke DepKes RI
7.
8.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
Pertinggal (Arsip)
Sedangkan laporan lainnya (RL 2 s/d RL 5) cukup dibuat
(RL 1) dibuat setiap tribulan berdasarkan catatan harian yang dikompilasi setiap bulan
5.
6.
7.
8.
9.
(RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem sampling dari tangan 1 s/d 10 setiap bulan : Pebruari, Mei, Agustus dan
Nopember khusus ke DepKes RI
Untuk pelaporan bulanan / tribulan dikirim ke instansi Departemen Kesehatan paling lambat tanggal 15 pada bulan
berikutnya.
Untuk laporan tahunan dikirim setiap tanggal 15 Januari pada tahun berikutnya.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas, maka pengumpulan data laporan dari masing-masing unti terkait ditetapkan
paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya.
Khusus untuk pengumpulan data individual morbiditas pasien rawat inap sampling tanggal 1 s/d 10 sesuai bulan
pelaporan, formulir dilampirkan dalam berkas RM setelah disi oleh dokter yang merawat sekurang-kurangnya :
1)
Diagnosa
2)
3)
E.
Evaluasi
Menurut Depkes RI (1991) Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan yang telah ditentukan dalam
menilai efektifitas suatu rencana. Tujuan evaluasi dapat juga berguna sebagai :
1.
Alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang.
2.
3.
4.
Alat untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik dari pada suatu program.
4.
5.
6.
7.
a.
Kekurangan obat adalah jumlah obat yang diperlukan saat terjadi kekosongan obat
Rumus
Kekurangan obat=waktu kekosongan obat x pemakaian rata-rata
Menghitung obat yang sesungguhnya (Riil)
Kebutuhan obat sesungguhnya = pemakaian nyata + kekurangan obat
Menghitung kebutuhan obat tahun yang akan datang
Kebutuhan obat tahun yang akan datang adalah ramalan kebutuhan obat yang sudah
mempertimbangkan peningkatan jumlah pelanggan yang akan dilayani.
Rumus
Kebutuhan obat tahun yang akan datang=kebutuhan obat yang sesungguhnya+kebutuhan obat
yang sesungguhnya x 15%
Menghitung kebutuhan leadtime
Leadtime adalah waktu yang dibutuhkan sejak rencana diajukan sampai dengan obat yang
diterima
Kebutuhan leadtime=pemakaian rata-rata x waktu tunggu (bulan)
Menentukan stok pengaman (Buffer Stok)
Buffer stok adalah jumlah obat yang diperlukan untuk menghindari terjadinya kekosongan obat.
Cara menentukan buffer stok :
Berdasarkan Leadtime
Waktu Tunggu (Bulan)
Buffer Stok
(Minggu)
1
2
2
4
3
5
4
6
6
8
8
9
12
12
Metoda morbiditas
Perhitungan jumlah kebutuhan perbekalan farmasi yang berdasarkan beban kesakitan yang harus
dilayani.Metoda morbiditas adalah perhitungan perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit,
perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu.
1.2 PENGADAAN
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan :
a.
Pembelian
Pembelian adalah rangkaian proses pengadaan untuk mendapatrkan perbekalan farmasi.
Hal in sesuai denga perpres RI No 94 tahun 2007 tentang pengendalian dan pengawasan atas
pengadaan dan penyaluran bahan obat, obat spesifik dan alkes yang berfungsi sebagai obat da
perpres RI No 95 tahun 2007 tentang perubahan ketujuh atas kepres No 80 tahun 2003 tentang
pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintahan.
Ada 4 metoda pada proses pembvelian :
1. Tender terbuka
Berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.Pada penentuan harga metoda ini lebih menguntungkan, untuk pelaksanaanya staf
yang kuat, waktu yang lam serta perhatian penuh.
2. Tender terbatas
Sering disebut lelang tertutup.Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan
memiliki riwayat yang baru.Harga masih dapat dikendalikian, tenaga dan beban kerja lebih
ringan bila dibandingkan dengan lelang terbuka.
3. Pembelian dengan tawar-menawar
Dilakukan bila item tidak penting, tidak banyak dan biasanya dilakukan pendekatan langsung
untuk item tertentu.
4. Pembelian langsung
Pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia, harga tertentu dan relatif agak mahal.
b.
Produksi
Produksi perbekalan farmasi dirumah sakit merupakan kegiatan membuat, membentuk
sediaan dan pengemasan kembali sedian farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kriteria perbekalan farmasi yang diproduksi :
- Sediaan farmasi dengan formula khusus
- Sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga lebih murah
- Sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali
- Sediaan farmasi yang tidak tersedia dipasaran
- Sediaan farmasi untuk penelitian
- Sediaan nutrisi parenteral
- Sediaan farmasi yang harus selalu di buat baru
1.3 PENERIMAAN
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai
dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, atau sumbangan.Penerimaan
perbekalan farmasi harus dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab, harus terlatih baik,
serta harus mengerti sifat penting perbekalan farmasi.
Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak
baik spesifikasi utu, jumlah maupun waktu kedatangan. Semua perbekalan farmasi yang diterima
harus diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi pada order pembelian rumah sakit. Semua
pembekalan farmasi harus ditempatkan dalam tempat persediaan, segera setelah diterima,
perbekalan farmasi harus segera disimpan di dalam lemari atau tempat lain yang aman.
Perbekalan farmasi yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang telah
ditetapkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan adalah :
Harus mempunyai MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk bahan yang berbahaya
Harus mempunyai sertifkat asli untuk alat kesehatan
Sertifikat analisis produk
1.4 PENYIMPANAN
Penyimpanan adalah suatu kegiatan penyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan
fisik yang dapat merusak obat.
Tujuan penyimpanan :
- Memelihara mutu sediaan farmasi
- Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
- Menjaga ketersediaan
- Memudahkan pencarian dan pengawasan
Metoda penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk
sediaan dan alfabet dengan menerapkan prinsip FIFO dan FEFO dan serta sistem informasi yang
selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
Pengaturan tata ruang untuk memberikan kemudahan dalam penyimpanan,
penyusunan, pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi diperlukan pengaturan tata ruang
gudang yang baik.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan gudang adalah :
- Kemudahan bergerak
Untuk kemudahan bergerak, gudang ditata menggunakan sistem sati lantai, tidak bersekat-sekat.
Berdasarkan arah arus p[enerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi, ruang gudang ditata
berdasarkan sistem garis lurus, arus U atau aurs L.
- Sirkulasi udara yang baik
- Rak dan pallet
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet dapat meningkatkan sirkulasi udara dan
perputaran stok perbekalan farmasi.
- Kondisi penyimpanan khusus
Seperti vaksin memerlukan Cold Chain khusus dan harus dilindungi, narkotika dan bahan
berbahay harus disimpan dalam lemari khusus dan terkunci, bahan-bahan yang mudah terbakar.
Pencegahan kebakaran
Hindari penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar dan pemadam kebakaran harus dipasang
pada tempat-tempat yang mudah dijangkau.
1.5 PENDISTRIBUSIAN
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelyanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medis. Tujuan pendistribusian adalah tersedianya perbekalan farmasi di
unit-unit pelayanan secara tepat waktu jenis dan jumlah.
Jenis Sistem Distribusi :
a.
Resep Perorangan
b.
Sistem distribusi persediaan lengkap di ruang
c.
Sistem distribusi dosis unit
1.6 PENCATATAN DAN PELAPORAN
1.6.1 Pencatatan
Pencatatan bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan
masuk.Pencatatan memudahkan untuk melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu obat
yang sub standar dan harus ditarik dari peredaran.Pencatatan dapat dilakukan dengan
menggunakan bentuk digital maupun manual.Kartu yang umum digunakan untuk melakukan
pencatatan adalah kartu stok.
Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan perbekalan farmasi bersangkutan,
pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari, setiap terjadi mutasi perbekalan farmasi
(penerimaan, pengeluaran, hilang atau rusak/kadaluwarsa) langsung dicatat dalam kartu stok,
penerimaan dan pengeluaran barang dijumlahkan pada setiap akhir bulan.
1.6.2 Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan
farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang
berkepentingan.Tujuan pelaporan adalah tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi,
tersedianya informasi yang akurat, tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran sureat dan
laporan, mendapat data yang lengkap untuk membuat perencanaan.