Anda di halaman 1dari 13

203403149_Bayu Aryo Seno

Pancasila sebagai suatu sistem etika politik

1. Jelaskan pengertian menurut para ahli

 Jack Fraencel

Suatu ide (gagasan) atau konsep tentang apa yang dipikir penting oleh seseorang didalam
hidupnya. Nilai sebagai asumsi yang abstrak dan sering tidak didasari tentang apa yang benar. Nilai adalah
standar tingkah laku kelompok tertentu.

 Milton Roekah

Nilai adalah suatu kepercayaan atau keyakinan yang bersumber pada sistem nilai seseorang
mengenai apa yang patut dilakukan seseorang ayau mengenai apa yang berharga dari apa yang tidak
berharga. Nilai juga dapat disebut sebagai hal yang berguna dan tidak berguna/

 Max scheler

Nilai-nilai yang ada tidak sama luhurnya dan sama tingginya. Menurut tinggi rendahnya nilai,
dikelompokan dalam 4 tingkatan:

1. Nilai kenikmatan
2. Nilai kehidupan
3. Nilai kejiwaan
4. Nilai kerohanian

 Walter G Everet

Mengolongkan nilai manusiawi ke dalam 8 kelompok

1. Nilai ekonomi
2. Nilai Kejasmanian
3. Nilai Hiburan
4. Nilai sosial
5. Nilai watak
6. Nilai estetis
7. Nilai intelektual
8. Nilai keagamaan

 Notonegoro

Membagi nilai menjadi 3 macam nilai, yaitu:

1. Nilai material, segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia atau kebutuhan
ragawi manusia.
2. Nilai vital, untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas
3. Nilai kerohanian, untuk rohani yaitu :
a. Kebenaran
b. Keindahan
c. Kebaikan
d. Religius

2. Jelaskan Pengertian nilai menurut Lacey ?

Lacey (1999: 23) menjelaskan bahwa paling tidak ada 6 pengertian nilai dalam penggunaan secara
umum, yaitu sebagai berikut:

 Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya


 Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna dan pemenuhan karakter untuk
kehidupan seseorang
 Suatu kualitas atau tindakan sebagian membentuk identitas seseorang sebagai pengevaliasian diri
mengtinterpretasian diri, dan pembentukan diri.
 Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik di antara berbagai
kemungkinan tindakan.
 Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh sesorang ketika bertingkah laku bagi dirinya
dan orang lain
 Suatu objek nilai, suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yang sekaligus membentuk hidup
yang berharga dengan identitas kepribadian seseorang. Objek nilai mencakup karya seni, teori
ilmiah, teknologi, objek yang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang lain, dan alam itu sendiri.

3. Jelaskan hubungan nilai, norma, dan Moral

Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat yang dijadikan landasan, alasan dan
motivasi dalam bersikap. Agar nilai tersebut menjadi lebih berguna maka perlu dikonkritkan lagi. Wujud
yang lebih konkrit dari sebuah nilai adalah norma. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral,
karena kepribadian seseorang ditentukan moral yang dimilikinya.

Sementara itu, norma adalah bentuk nyata dari nilai-nilai sosial di dalam masyarakat yang
berbudaya, memiliki aturan-aturan, dan kaidah-kaidah, baik yang tertulis maupun tidak. Norma-norma ini
mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat.

4. Jelaskan 4 jenis norma

Menurut Kaelan (2016:85) norma dibagi menjadi

1. Norma susila (kesusilaan), yaitu peraturan hidup yang berasal dari hati nurani manusia. Norma
susila menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Norma susila yang mendorong manusia
untuk kebaikan akhlak pribadinya.
Contoh-contoh norma susila antara lain:
a. Jangan mencuri barang milik orang lain
b. Jangan membunuh sesama manusia
c. Hormatilah sesamamu
d. Bersikaplah jujur
Norma susila memiliki sanksi atau ancaman hukuman bagi yang melanggar norma
tersebut dan sanksinya adalah perasaan manusia itu sendiri, yang akibatnya adalah penyesalan.

2. Norma Kesopanan, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari pergaulan dalam masyarakat. Dasar
dari norma kesopanan adalah kepantasan, kebiasaan dan kepatutan yang berlaku dalam
masyarakat. Norma kesopanan sering dinamakan norma sopan santun, tata krama, atau adat
istiadat. Norma sopan santun yang aktuan dan khas berbeda antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain. Contoh dari norma kesopanan, antara lain :
a. Generasi yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua usianya
b. berangkat ke sekolah harus berpamitan dengan orang tua terlebih dahulu
c. Memakai pakaian yang pantas dan rapi dalam mengikuti pelajaran di sekolah
d. Janganlah meludah di dalam kelas

Bagi mereka yang melanggar norma kesopanan, sanksi yang diberikan akan menimbulkan celaan
dari sesamanya, dan celaan itu dapat berwujud kata-kata, sikap kebencian, pandangan rendah
dari orang sekelilingnya, dijauhi dari pergaulan, dll.

3. Norma Agama, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, yang isinya berupa
larangan, perintah-perintah, dan ajaran. Norma agama berasal dari wahyu tuhan dan mempunyai
nilai yang fundamental yang mewarnai berbagai norma yang lain, seperti norma susila, norma
kesopanan, dan norma hukum.
Contoh-contoh norma agama, antara lain:
a. Tidak boleh membunuh sesama manusia
b. Tidak boleh mencuri harta orang lain
c. Hormatilah orang tua.

Pelanggar norma agama tidak langsung dirasakan didunia, akan tetapi dikenakan sanksi oleh
Tuhan kelak di akhirat nanti.

4. Norma hukum, yaitu ketentuan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang mempunyai sifat
memaksa untuk melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan hidup di masyarakat dan
mengatur tata tertib kehidupan bermasyarakat.
Contoh beberapa norma hukum, antara lain :
a. Pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa barang siapa mengambil sesuatu barang yang
seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak
60 juta rupiah.

Bagi pelanggar norma hukum dapat dikenakan sanksi berupa hukuman mati, penjara, ataupun
denda maupun pembatalan atau pernyataan tidak sahnya suatu kegiatan atau perbuatan, dan
sanksi tersebut dapat dipaksakan oleh lembaga yang berwenang.
5. Jelaskan Pengertian moral secara etimologis dan pembagiannya

Secara etimologis, kata moral berasal ddari kata Latis mos yang berarti tata cara, adat istiadat
atau kebiasaan, sedangkan jamaknya adalah mores. Dalam arti adat istiadat atau kebiasaan, kata moral
mempunyai arti sama dengan bahasa Yunani ethos, yang menurunkan kata etika. Dalam bahasa arab, kata
moral berarti budi pekerti, yang memiliki makna sama dengan kata akhlak, sedangkan dalam Bahasa
Indonesia, kata moral dikenal dengan arti kesusilaan. Pengertian moral dalam kamus psikologi dinyatakan
bahwa moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau
adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Moral adalah ukuran atau aturan.

Moral dibagi menjadi 3, yakni :

 Science of belong (merasa memiliki)


 Science of lows (hukum)
 Science of responsibility (bertanggung jawab)

6. Jelaskan pengertian moral menurut para ahli

1. Franz Magnis Suseno


Kata moral mengacu pada bail buruknya manusia sebagai manusia
2. Bertens
Memaknai moralitas sebagai sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan
baik dan buruk.
3. Poespoprodjo
Mengartikan moralitas sebagai kualitas dalam perbuatan itu benar atau salah, dan baik atau
buruk.
4. Chaplin
Mengartikan moral dalam tiga hal, yaitu (1) akhlak, moral, dan tingkah laku yang susila, (2) ciri-
ciri khas seseorang atau sekelompok orang dengan perilaku pantas dan baik, (3) hukum atau
adat kebiasaan yang mengatut tingkah laku.
5. Rachel
Mendefinisikan moralutas sebagai sebuah usaha untuk membimbing tindakan seseorang
dengan akal, yakni untuk melakukan apa yang paling baik menurut akal seraya memberi bobot
yang sama menyangkyt kepentingan setiap individu yang akan terkena oleh tindakan itu.

7. Gambarkan hubungan nilai, norma, dan Moral

Nilai/value yang dalam istilah filsafat nilai dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth), atau
kebaikan (goodness). Semua nilai harus dijabarkan kedalam norma (ukuran aturan) dan melalui moral
judgement terwujud menjadi actus humanus. Actus humanus merupakan tindakan manusia yang
mengandung konsekuensi moral.

a) Kualitas akidah/keagamaan yang tinggi (s), tetapi juga sangat menghormati keberadaan agama
lain/ toleransi (0)
b) Kualitas keilmuan yang tinggi (s), tetapi juga mengamalkannya orang lain merasakan
manfaatnya/ meningkatkan peradaban (0)
c) Kepribadian tinggi (s), menghormati dan dihormati orang lain/menjaga nama baik (0)
d) Mampu mengelola diri (s) juga mengelola orang lain/menghargai potensi (0)
e) Mandiri (s) dan peduli pada orang lain/berbagi kesejahteraan

8. Jelaskan tentang pengertian etika

Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos, artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir (Van Ness 2010: 14). Dalam bentuk
jamak, ta etha artinya adalah adat kebiasaan. Dalam KBBI, etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002: 308)

Sementara itu, etik diartikan dalam dua hal. Pertama, etik sebagai kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan ahklak. Kedua, etik sebagai nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
atau masyarakat. Dari pandangan tersebut, etika dipahami sebagai ilmu yang menyelidiki mana perbuatan
yang dipandang baik dan mana yang dianggap buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat di ketahui oleh akal pikiran.

Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Bagaimana seseorang harus hidup, dibicarakan dalam moral sedangkan etika hendak
mengkaji tentang mengapa seseorang harus mengikuti ajaran moral tetentu atau bagaimana ia
mengambil sikap yang bertanggung jawab ketika di hadapkan pada berbagai ajaran moral (Handoyo,
Susanti, & Munandar, 2016 :14).

9. Jelaskan aliran Etika Keutamaan, Etika Teologis, dan Etika Deontologi

a. Etika Keutamaan

Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang mempelajari keutamaan ( virtue), artinya
mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika Kebajikan ini mengarahkan
perhatiannya kepada keberadaan manusia, lebih menekankan pada what should I be?, atau saya harus
menjadi orang yang bagaimana?

b. Etika Teologis

teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral menentukan nilai tindakan atau
kebenaran tindakan dn dilawankan dengan kewajiban.

C. Etika deontologis

Teori etis yang berkaitan dengan kewajiban moral sebagai hal yang bemar dan bukannya
membicarakan tujuan atau akibat. Kewajiban moral bertalian dengan kewajiban yang seharusnya,
kebenaran moral atau kelayakan, kepatutan. Kewajiban moral mengandung kemestian untuk melakukan
tindakan (Dikti, 2016: 178)
Aliran-aliran Etika dan karakteristiknya

Aliran Orientasi Watak Nilai Keterangan


Etika Keutamaan Keutamaan atau Disiplin, kejujuran, Moralitas yang
Kebajikan belas kasih, murah hati, didasarkan pada agama
dan seterusnya kebanyakan menganut
etika keutamaan.
Etika Teleologis Konsekuensi atau Kebenaran dan Aliran etika yang
akibat kesalahan didasarkan berorientasi pada
pada tujuan akhir konsekuensi atau hasil
seperti: eidaemonisme,
Hedionisme,
Utilitarianisme
Etika Deontologis Kewajiban atau Kelayakan. Kepatutan , Pandangan etika yang
keharusan kepantasan mementingkan
kewajiban seperti
halnnya pemikiran
Immanuel Kant yang
terkenal dengan sikap
impertaif kategoris,
perbutana baik
dilakukan tampa
pamrih
Sumber: Dikti (2016:179-180)

10. Jelaskan 3 pengertian politik

Istilah politik sudah berkembang sejak zaman Yunani Kuno, tentunya kita mengenal salah satu
tokohnya yakni Aristoteles. Merujuk pada pendapat Aristoteles (Agustino, 2006:34-35) setidaknya ada
beberapa hal penting untuk dapat mendefiniskan apa itu politik. Pertama, politik membahas tentang
negara yang dalam konteks yang dikenal dengan polis. Pembahasan ini khususnya berkonsentrasi pada
bentuk ideal suatu negara. Kedua, politik akan bersinggungan dengan kekuasaan. Untuk mewujudkan
sebuah negara terbaik seperti yang dicitakan oleh Aristoteles dan para pemikir yang akan mengelola
negara. Ketiga, politik juga membahas tentang keneradaan warga negara sebagai entitas penting dalam
kehidupan bernegara. Entitas tentu daja diinignkan oleh Aristoteles entias yang memiliki keseragaman
nilai dan tujuan sehingga penciptaan tujuan akan mudah untuk dilakukan.

11. Apakah politik praksis itu dan jelaskan 8 syarat untuk berpolitik praksis

Menurut Sharma (2004: 18) politik praktis adalah opini/ pendapat, pemikiran/ide, keputusan,
penetapan hukum, pengaturan, yang dilakukan oleh penguasa negara dan/ atau oleh rakyat/masyarakat
setiap negara, yang berkenaan dengan sistem ketatanegaraanya,, dengan hal-hal/masalah yang dapat
mempengaruhi jalannya atau kelangsungan hidup negaranya, dengan pelaksanaan kepada sistem
kekuasannya oleh penguasa yang sedang berkuasa, dan dengan hal-hal/masalah yang berhubungan
dengan negara lain.
8 Syarat untuk berpolitik praksis menurut (Sharma, 2004:24)

1. Adanya pemikiran, ide-ide, konsep-konsep mengenai hal-hal yang berkenaan dengan perkara
atau masalah politik
2. Pandai bicara dan menyakinkan orang lain, apalagi bila memiliki suara keras dan lantang
3. Memiliki suatu wewenang kekuasaan sebagai penguasa
4. Memiliki kedudukan dalam masyarakat yang cukup terpandang, misalnya sebagai tokoh
masyarakat, orang kaya, ilmuan, ulama , dan sebagainya
5. Memiliki kekuatan fisik tubuh, senjata atau dukungan militer
6. Memiliki pengikut yang cukup besar, misalnya sebagai pemimpin suatu organisasi massa
7. Memiliki pengetahuan dasar tentang sejarah, adat istiadat, budaya, status sosial, dan lain-lainnya
daripada massa/ orang-orang yang akan dipengaruhi dengan kegiatan politiknya

12. Apakah etika politik itu?

Etika politik berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral. Hal itu berdasarkan kenyataan
bajwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Walaupun dalam
hubungannya dengan masyarakat bangsa maupun negara, etika politik tetap meletakan dasar
fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan
senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya.
Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa maupun negara bisa berkembang kearah
keadaan yang tidak baik dalam arti moral (Kaelan, 2016 : 87)

Etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bkan
hanya sebagai warga negara terhadap negara (Suseno, 1994: 14)

13. Jelaskan 3 dimensi politik manusia

Dalam perspektif etika politik, manusia memiliki dimensi politis. Dimensi politis manusia, dapat
dikaji dari tiga hal. Pertama, manusia sebagai mahluk sosial. Kedua. Manusia dengan dimensi
kesosialannya. Ketiga, dimensi politis kehidupan manusia (Handoyo, Susanti, & Munandar, 2016: 55-56)

1. Manusia sebagai mahkluk sosial

Berbagai paham antropologi filsafat memandang hakikat sifat kodrat manusia, dari kacamata yang
berbeda-beda. Paham individualis yang merupakan bakal paham liberalisme, memandang manusia
sebagai makhluk individu yang bebas, konsekuansinya dalam setiap kehidupan masyarakat, bangsa,
maupun Negara dasar merupakan dasar politik Negara.

Segala hak dan kewajiban dalam kehidupan bersama senantiasa diukur berdasarkan kepentingan dan
tujuan berdasarkan paradigma sifat kodrat manusia sebagai individu. Sebaliknya kalangan kolektivitisme
yang merupakan cikal bakal sosialisme dan komunisme memandang sifat manusia sebagai manusia sosial.
Individu menurut paham kolektivitisme dipandang sebagai sarana masyarakat. Oleh karena itu,
konsekuansinya adalah segala aspek dalam realitas kehidupan masyarakat, bangsa, dan, Negara paham
kolektivitas mendasarkan kepada sifat kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Segala hak dan kewajiban,
baik moral maupun hukum, dalam hubungan masyarakat, bangsa dan Negara diukur berdasarkan filsofi
manusia sebagai makhluk sosial.

2. Dimensi Politis Kehidupan Manusia

Dalam kerangka dimensi-dimensi kesosialan manusia itu dimensi politis mencakup lingkaran kelembagaan
hukum dan negara dan sistem-sistem nilai dan ideologi-ideologi yang memberikan legistimasi kepadanya.

Dimensi politis manusia adalah dimensi masyarakat sebagai keseluruhan. Jadi yang menjadi ciri khas suatu
pendekatan yang disebut politis adalah bahwa pendekatan itu terjadi dalam kerangka acuan yang
berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan. Sebuah keputusan bersifat politis apabila diambil
dengan memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan.

Dimensi politis ini sendiri mempunyai dua segi fundamental yang saling melengkapkan, sesuai dengan dua
kemampuan fundamental manusia. Manusia adalah makhluk yang tahu dan mau, yang disatu pihak
memerlukan orientasi, dilain pihak berdasarkan orientasi itu mengambil tindakan. Dua kemampuan
fundamental manusia adalah pengertian dan kehendak untuk bertindak. Struktur ganda itu, tahu dan
mau, dapat kita amati dalam semua bidang kehidupan manusia.

14. Apakah etika politik pancasila itu?

Etika Pancasila merupakan cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur
perilaku kehidipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika
Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima
nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan
menganding dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada sang
pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan menganding dimensi humanus,
artinya menjadikan manusia lebuh manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam
pergaulan antar sesama. Si;a persatuan menganding dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein),
cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap mengahragai orang lain, dapat
mendegar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Sila keadilan
mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain (
Dikti,2016 :180).

15.Jelaskan 6 urgensi Pancasila terhadap system etika politik ?

Urgensi Pancasila sebagai sistem etika pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan
problem yang dihadapi Bangsa Indonesia sebagai berikut. Pertama, banyaknya kasus korupsi yang
melanda Negara Indonesia sehingga dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga dapat merusak semangat
toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, dan meluluhlatahkan semagat persatuan atau
mengancam disintergrasi bangsa. Ketiga, masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dalam
kehidupan bernegara. Keempat, kesenjangan antara kelompok masyarakat masih menandai kehidupan
Bangsa Indonesia. Kelima, ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia.
Keenam, banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak dengan baik.
16.Sebutkan 5 alasan mengapa Pancasila dijadikan dasar system etika politik ?

1. Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda sehingga
membahayakan kelangsungan hidup bernegara.
2. Korupsi akan merajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki rambu rambu normatif
dalam menjalankan tugasnya.
3. Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam penbangunan melalui pembayaran pajak.
4. Pelanggran hak hak asasi manusia dalam kehidupan bernegara di Indonesia di tnadai dengan
melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain
5. Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai asapek kehidupan manusia, seperti
kesehatan, kelancaran penerbangan. Nasib generasi yang akan datang, global warming,
perubahan cuaca, dan sebagainya.

17.Jelaskan 5 hakekat mengapa Pancasila di jadikan dasar system etika politik ?

Hakekat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut:

a) Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan Bangsa Indonesoa bahwa tuhan sebagai penjamin
prinsip prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara harus didasarkan atas nilai nilai moral
yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral yang berlandaskan pada nprma agama,
maka prinsip tersebut memiliki kekuatan untuk dilaksanakan oleh pengikut pengikutnya
b) Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia yang mengandung
implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini, yaitu tindakan manusia
yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang mengandung implikasi moral diungkapkan dengan cara
dan sikap yang adil dan beradab sehingga menjamin tata pergaulan antarmanusia dan antar
mahkluk yang besendikan nilai nilai kemanusiaan yang tertinggi, yaitu kebajukan dan kearifan
c) Hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidu bersama sebagai warga bangsa yang
mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok. Sisten etika yang
berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas sosial akan melahirkan kekuatan untuk
menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah bangsa
d) Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Aritnya menghargai diri
sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain
e) Hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan dari sistem etika
yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologis) atau menekankan pada tujuan
belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan (virtue ethics) yang terkandung dalam
nilai keadilan itu sendiri (Dikti, 2016: 192-193)

18.Sebutkan 4 urgensi pengembangan Pancasila sebagai system etika politik ?

Urgensi bagi pengembangan pancasila sebagai sistem etika meliputi hal hal sebagai berikut:

1. Meletakan sila sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan Pancasila sebagai sumber
moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga
negara.
2. Pancasila sebagai sistem etika member guidance bagi setiap warga negara sehingga memiliki
orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupun internasional
3. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjasi dasar analisis bagi berbagai kebijakan yang dibuat
oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dai semangat negara kebangsaan yang berjiwa
pancasilais
4. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang memengaruhi
pemikiran warganegara (Dikti, 2016: 193-194)

19.Sebutkan 3 Azas etika politik dalam penyelenggaraan Negara ?

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik menurut agar kekuasaan dalam
negara dijalankan sesuai dengan:

a. Asas legalitas

b. Asas demokratis

c. Legitimasi moral.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki 3 dasar tersebut. Dalam pelaksanaan dan
penyelengaraan negara, baik menyangkut kekuasaan, kebijaksanaan yang menyangkut publik pembagian
serta kewenangan harus berdasarkan legitimasi moral religius serta moral kemanusiaan (Kaelan, 2016:
94)

20. Jelaskan pendidikan politik menurut Alfian ?

Alfian (1992: 235) menguraikan arti pendidikan politik sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses
sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul nilai nilai yang
terkandung dalam sistem politik yang ideal uang hendak dibangun.
Tugas Lanjutan :

a) Mencari informasi tentang moralitas bangsa Indonesia!

KITA tidak tahu persis bagaimana nasib keberlangsungan negara-bangsa di masa yang akan datang.
Globalisasi dan perkembangan teknologi (telematika) bisa saja membawa disrupsi pada pola-pola
pengorganisasian masyarakat manusia, yang membawa perubahan signifikan terhadap eksistensi negara
bangsa. Yang bisa kita katakan saat ini ialah rasa syukur. Lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka,
keberadaan superorganisme bernama 'bangsa Indonesia', dengan jejaring 'sarang lebah' yang
menyatukan segala keragaman dan keluasaan Tanah Air ini, telah menjalankan fungsi emansipatorisnya
secara mengagumkan. Ini mungkin terdengar ganjil bagi mindset kebanyakan kita yang telanjur rutin
dibanjiri kabar buruk. Lebih dari itu, sejarah evolusi manusia dalam ratusan tahun lamanya membentuk
otak manusia memiliki kesadaran yang sangat akut terhadap potensi bahaya. Kombinasi kedua hal ini
merintangi kemampuan kita untuk bisa melihat kabar baik. Nyatanya, sejarah perjalanan 'negara-bangsa'
Indonesia mengukir banyak kabar baik, selama mengarungi segala tantangan dan cobaan. Secara
eksternal, solidaritas kebangsaan ini berhasil membebaskan aneka kelompok etno-religius dari belenggu
penjajahan dari luar. Secara internal, solidaritas kebangsaan telah menjadikan Indonesia rumah yang
relatif damai bagi segala kemajemukan yang ada. Konflik-peperangan antarsuku dan antarkelompok
agama menjadi lebih jarang terjadi. Tingkat kematian di negeri ini terus menurun secara gradual dari 14,6
per 1.000 penduduk pada 1967 menjadi 7,1 per 1.000 penduduk pada 2016. Angka harapan hidup pun
terus meningkat dari 52,8 tahun pada 1967 menjadi 69,2 tahun pada 2016; tumbuh dalam kisaran 0,55%
per tahun (World Data Atlas, 2017). 'Penemuan' bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah
menorehkan pencapaian yang fenomenal. Bermula dari rumpun bahasa Melayu Riau, bahasa ini dengan
cepat berkembang menjadi lingua franca di seantero negeri, bahkan menjadi bahasa pertama bagi
sebagian besar generasi baru, yang menyediakan sarana komunikasi yang amat penting bagi pergaulan
lintas kultural bangsa majemuk ini. Lebih dari itu, daya adaptif bahasa ini untuk mengikuti perkembangan
zaman membuat beberapa peneliti bahasa di Eropa menyebut bahasa Indonesia sebagai contoh kasus
tentang apa yang dinamakan modernisasi bahasa yang berhasil secara gilang-gemilang. Sedemikian rupa
sampai-sampai seorang sarjana Prancis, Jerome Samuel, menulis buku Kasus Ajaib Bahasa Indonesia
(2008). Ketegangan antaridentitas (suku, agama, ras, golongan) sesekali memang bisa meledak. Sebagian
musababnya karena warisan patologi pascakolonial yang belum bisa disembuhkan sepenuhnya di rumah
sehat kebangsaan. Bukan karena ketidakmanjuran resep nilai kebangsaan itu sendiri, melainkan justru
karena kurangnya takaran dan konsistensi pemakaian obat nilai kebangsaan. Horor pertumpahan darah
juga pernah terjadi dengan melibatkan elemen masyarakat dan negara dalam pola aksi-reaksi yang dipicu
oleh persepsi tentang ketidakadilan sosial-ekonomi, yang memancing reaksi balik dalam wujud ledakan
aspirasi totalitarianisme, baik yang bercorak komunisme maupun fasisme. Namun, dalam semua peristiwa
tragedi nasional itu, konflik tidak merobohkan rumah kebangsaan. Solidaritas kebangsaan malah diseru
untuk menjadi penawarnya dan komunitas bangsa diajak belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang
sama. Dengan mengatakan demikian, bukan berarti tidak ada potensi ancaman terhadap
keberlangsungan 'negara-bangsa' kita. Secara eksternal, intensitas dan ekstensivitas arus globalisasi bisa
menguatkan pengaruh nilai-budaya dan peradaban dari luar, yang dapat membawa dampak pluralisasi,
polarisasi, dan fragmentasi ideologi dalam kehidupan kebangsaan. Secara internal, ancaman terhadap
keberlangsungan negara bangsa bisa terjadi karena dekadensi dalam dimensi mental-kultural, kesalahan
tata kelola insitusi negara dan demokrasi, serta ketidakmampuan mengemban negara kesejahteraan yang
menjamin keadilan sosial. Secara eksternal, ancaman muncul dari implikasi globalisasi dengan penetrasi
nilai-nilai, institusi dan materi baru, yang bisa memengaruhi eksistensi negara-bangsa.

Sumber: https://mediaindonesia.com/kolom-pakar/211790/menjaga-indonesia-menjaga-moral-republik

b) Bagaimana untuk mengamalkan pancasila itu?

Pengamalan Pancasila dalam Kegiatan Sehari-hari

Tak perlu susah-susah untuk bisa mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, berikut ini
adalah beberapa contohnya.

Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa

Pengamalan sila pertama yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya.

 Mengajak keluarga yang memiliki kepercayaan yang sama untuk beribadah bersama

 Menghormati umat agama lain dan tidak memaksakan ajaran agama kepada umat lain

 Menjaga ketertiban di rumah ibadah

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Bentuk pengamalan sila kedua, yakni antara lain:

 Saling menghormati dengan orang lain tanpa memandang derajat dan kesukuan

 Tolong menolong dengan tetangga

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Untuk pengamalan sila Persatuan Indonesia, antara lain bisa melakukan hal berikut ini:

 Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar ketika bertemu dengan orang yang
berbeda daerah

 Mendukung usaha anak bangsa dengan membeli produk dalam negeri

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan

Perwujudan pengamalan sila keempat, antara lain:

 Terlibat dan aktif dalam gerakan sosial, seperti donor darah, donasi, dan bersedekah

 Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dengan tidak korupsi, tepat
waktu, dan disiplin

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pengamalan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat diwujudkan dalam perlikau berikut
ini:

 Menggunakan dan menjaga kebersihan fasilitas umum


 Membayar iuran BPJS

 Membayar pajak

Anda mungkin juga menyukai