Anda di halaman 1dari 5

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN

Kelompol 1:
M Yusuf Irham (2102046017)
Farah Difa (2102046018)
Zahra Fauziah (2102046023)

Bab pertama membahas dasar-dasar etika dalam konteks profesi hukum. Etika
profesi hukum melibatkan prinsip-prinsip moral yang mengarahkan perilaku para
praktisi hukum dalam melaksanakan tugas mereka. Bab ini menjelaskan pentingnya
etika dalam menjaga integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam praktek hukum.
Lebih lanjut, bab ini memberikan gambaran tentang perkembangan etika profesi
hukum dan bagaimana etika memainkan peran sentral dalam membangun sistem
hukum yang adil dan berfungsi dengan baik.

A. PERILAKU
Dari aspek biologis perilaku merupakan suatu kegiatan, atau aktivitas makhluk
hidup. Adapun aktivitas menusia terdiri atas:
 Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, contohnya: belajar, berbicara, berlari
dll.
 Aktivitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain, contohnya: berfikir, bahagia,
bersikap dll.
Defenisi perilau manusia oleh beberapa tokoh:
 Skinner (1938)
Seorang ahli psikologi, Ia mendefenisikan perilaku adalah respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus. Dan teori ini disebut terori S-O-R (Stimulus
Organisme Respons). Skinner membedakan respin menjadi 2:
 Respondent Response atau Reftexsiver yaitu, respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan stimulus tertentu, dan menibulkan respon yang relatif tetap.
Contohnya: makanan yang enak membuat kita ingin menambah dan
memakannya lagi.
 Operant Response atau Instrumental Respons yaitu, respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu. Contohnya: seorang
kariawan menegerjakan tugany dengan baik (tugas pekerjaan), karena
kerjanya bagus atasan menambahkn bonus bulan ini. Maka kariawan ini akan
lebih baik lagi untuk bekerja.
 Robert Kwik (1974)
Perilaku merupakan tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati
dan bahkan dapat dipelajari, perilaku ini tidak sama dengan sikap.
 Sunaryo (2004)
Perilaku adalah aktivitas yang timbul timbul karena adanya stimulus dan respons
serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat secara langsung maupun
tidak dapat diamati oleh pihak dari luar.
Untuk kepentingan pendidikan domain perilaku ini dibagi menjadi 3, (ranah
kognitif, ranah affektif, dan ranah pesikomotor). Dan bisa diukur dari beberapa aspek:
1. Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan: internal (minat, konisi fisik), eksternal
(keluarga, masyarakat), pendekatan belajar (strategi, metode belajar). Adapun
tingkatan pengetahuan (Tahu – Memahami – Aplikasi – Analisis – Sintesa –
Evaluasi)
2. Sikap
Sikap memiliki 3 komponen: kepercayaan, ide, kehidupan emosional,
kecendrungan untuk bertindak. Tingkatan sikap diantaranya (Menerima –
Merespon – Menghargai – Bertanggung Jawab)
3. Peraktik dan tindakan
Ada beberapa tingkatan (Persepsi – Respon terpimpin – Mekanisme – Adopsi).
Menurut penelitian Rigers (1974) sebelum orang mengadopsi perilaku baru, ada
beberapa proses:
 Kesadaran  Mencoba
 Tertarik  Menerima
 Evaluasi

B. MORAL
Moral secara etimologis, berasal dari bahasa Latin, “mos” jamaknya “mores”
yang berarti tata cara atau adat istiadat. Dalam KBBI “moral” berarti akhlak, budi
pekerti, atau susila. Moral secara terminologi, terdapat berbagai rumusan pengertian
moral, dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, sedangkan bentuk
formalnya terdapat perbedaan. Berikut beberapa pendapat tokoh:
a. Widjaja, moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlak)
b. Al-ghazali, akhlak sama dengan moral, sebagai perangai dalam jiwa manusia dan
menjadi sumber dari perbuatan yang dilakukannya.
c. Wila huky (dikutip oleh Bambang Daroeso), moral sebagai perangkat ide-ide
tentang tingkah laku hidup; Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik
berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu; moral menjadi dasar
kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan.
Wujud moral dalam diri seseorang dapat dilihat dari penampilan dan
perilakunya. Berikut macam-macam moral, sebagai berikut:
a. Moral Ketuhanan
Moral yang berhubungan dengan keagamaan berdasarkan ajaran agama
tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang. Contoh: menghargai sesama
manusia, menghargai agama, hidup rukun dengan yang berbeda agama, dan
lain sebagainya.
b. Moral Ideologi dan Filsafat
Moral yang berhubungan dengan semangat kebangsaan, loyalitas kepada cita-
cita bangsa dan negara. Contoh: menjunjung tinggi dasar negara Indonesia,
menolak ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.
c. Moral Etika dan Kesusilaan
Moral yang berkaitan dengan etika dan kesusilaan yang dijunjung oleh
masyarakat, bangsa dan negara. Contoh: menghargai orang yang berbeda
pendapat, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
d. Moral Disiplin dan Hukum
Moral yang berhubungan dengan kode etika profesional dan hukum yang
berlaku di masyarakat dan negara. Contoh: tidak melanggar peraturan.
Tujuan dan fungsi moral secara umum adalah untuk mewujudkan harkat dan
martabat kepribadian manusia melalui pengalaman nilai-nilai dan norma. Berikut
beberapa tujuan dan fungsi moral adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan
kemanusiaan.
b. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan
dan kebijakan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral.
c. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.

C. NORMA
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan suatu alasan tertentu dengan
disertai sanksi. Berikut macam-macam norma dalam kekehidupan sehari-hari:
1. Norma Agama
Norma agama adalah aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan larangan-
larangan yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Aturan tersebut tidak hanya
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah), tetapi juga mengatur tentang
hubungan antara manusia dengan manusia.
2. Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan adalah aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan buruk,
yang berupa “bisikan-bisikan” atau suara batin yang berasal dari hati nurani setiap
manusia.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang
baik dan tidak baik, patut dan tidak patut yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Norma ini biasanya berasal dari adat istiadat, budaya atau nilai-nilai masyarakat.
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang,
yang mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban masyarakat.

D. NILAI
1. Pengertian Nilai
Nilai dalam bahasa Inggris value dan bahasa latin valere yang mempunyai arti
berguna, berdaya dan kuat. Nilai merujuk pada prinsip-prinsip abstrak yang
menggambarkan pandangan kita tentang apa yang dianggap penting, baik, atau
bermakna dalam kehidupan. Nilai-nilai mencakup keyakinan, prinsip, dan standar
yang membimbing perilaku dan keputusan seseorang. Nilai-nilai dapat berasal dari
budaya, agama, pendidikan, dan pengalaman pribadi. Dalam konteks etika, nilai-nilai
moral menjadi dasar bagi pemahaman tentang apa yang benar dan salah, serta
membentuk landasan bagi norma-norma dan panduan dalam berbagai profesi dan
kehidupan sehari-hari.
Nilai dalam segi harkat adalah sesuatu hal yang disukai atau diinginkan.
Dalam segi keistimewaan nilai adalah apa yang di harapkan atau dihargai sebagai
sesuatu kebaikan.
Menurut Soerjono Soekamto nilai adalah suatu konsep abstrak yang terdapat
pada manusia, hal itu disebabkan atas nilai yang menurutnya baik ataupun jelek
sekalipun. Apabila nilai baik maka mengambarkan sesuatu hal yang baik atau
kepribadian yang baik.

2. Hakikat Nilai
Hakikat nilai dapat dijawab dengan tiga cara :
a. Nilai sepenuhnya berhakakekat subjektif, tergantung kepada manusia yang
memberi nilai itu sendiri
b. Nilai merupakan kenyataan-kenyataan yang ditinjau dari segi ortology.
Namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu.
c. Nilai merupakan unsur unsur objektif yang menyusun sebuah kenyataan.

3. Makna Nilai
Sesuatu itu harus mengandung nilai atau unsur kebergunaan, merupakan nilai
(baik, benar atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan objek yang mempunyai
kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap “menyetujui”.

4. Jenis-Jenis Nilai
Apabila dipandang dalam bentuknya, nilai dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu
nilai kebenaran, keindahan, sosial, moral, serta nilai agama.
a. Nilai Kebenaran
Nilai kebenaran berasal dari pikiran manusia yaitu cipta, rasio, dan
juga budi pekerti. Nilai tersebut sudah ada sejak lahir, itu sebabnya nilai
kebenaran sering diartikan sebagai kodrat dari Tuhan yang sudah diberikan
untuk semua orang.
b. Nilai Keindahan
Nilai keindahan merupakan unsur rasa yang bersumber pada diri
manusia, istilah mudahnya sering disebut sebagai nilai estetika.
c. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah sifat yang sudah ada pada setiap orang. Nilai sosial
selalu berhubungan dengan perilaku dan tinda- kan seseorang, jadi nilai
tersebut mampu mengubah per- ilaku untuk bersifat mandiri.
d. Nilai Moral
Nilai moral merupakan pandangan yang berasal dari keingi- nan
seseorang, entah itu karsa atau etik. Dari nilai moral it- ulah, seseorang bisa
berkumpul secara benar dengan orang lain.
e. NIlai Agama
Nilai agama sangat penting bagi seseorang karena nilal ini
berhubungan langsung dengan kepercayaan yang dianut. Sumber utama nilai
agama langsung dari Tuhan,

5. Ciri Khusus Nilai


Nilai menurut Cirinya dibagi menjadi dua hal, yaitu nilai dominan yang
artinya semakin lama orang menganut nilai tersebut maka semakin tinggi pula makna
nilai itu dan nilai mendarah (internalized) yang artinya nilai yang menjadi wujud
perilaku seseorang.

6. Fungsi Nilai
Secara umim nilai mempunyai peran penting dalam tatanan hidup seseorang.
Antara lain nilai menjadi bahan seseorang untuk berlindung, nilai menjadi alat
penentu akhir suatu kelompok dalam masyarakat, nilai dijadikan sebagai alat
pembeda derajat,nilai dijadikan dalam panduan hidup dan nilai sebagai petunjuk
pemersatu sebuah kelompok masyarakat.

7. Proses Terbentuknya Nilai


Sumber utama pembentukan nilai itu terdapat pada pemberian Tuhan dan juga
perbuatan masyarakat itu sendiri namun juga bisa terbentuk dari proses bersikerasnya
sebuah individu dalam melakukan sebuah hal tertentu.

Anda mungkin juga menyukai