Anda di halaman 1dari 102

ETIKA & HUKUM KESEHATAN

Oleh: H. Sjaifuddin, SKM, M.Kes


POKOK-POKOK BAHASAN
Pendahulua
Moral, Norma, Agama, dan Nilai
Manusia dan masyarakat
Hakekat kehidupan manusia
Kebutuhan pokok manusia
Hak dan kewajiban manusia
Profesi dan etika profesi
 Ruang lingkup etika meliputi bagaimana caranya
agar dapat hidup lebih baik dan bagaiman caranya
untuk berbuat baik serta menghindari keburukan
 Etika dibagi dua :
 Etika deskriptif, hanya melukiskan,
menggambarkan, menceritakan apa adanya,
tidak memberikan penilaian, tidak memilih
mana yang baik dan mana yang buruk, tidak
mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat.
Contoh sejarah etika
 Etika normatif, sudah memberikan penilaian
mana yang baik dan mana yang buruk, mana
yang harus dikerjakan dan mana yang tidak
 Etika normatif dibagi dua
 Etika umum, yaitu membicarakan prinsip-
prinsip umum, seperti apakah nilai, motivasi
suatu perbuatan, suara hati, dsb
 Etika khusus, yaitu pelaksanaan dari prinsip-
prinsip umum, seperti etika pergaulan, etika
dalam pekerjaan, dsb
 Pembagian etika yang lain :
 Etika individual, yaitu membicarakan perbuatan
atau tingkah laku manusia sebagau individu,
misal tujuan hidup manusia
 Etika sosial, yaitu membicarakan tingkah laku
atau perbuatan manusia dalam hubungannya
dengan orang lain. Misal, baik atau buruk dalam
keluarga, masyarakat dan negara
Moral
 Moral (mos jamaknya mores) berarti adat atau
cara hidup
 Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam
pemakaian sehari-hari sedikit perbedaan
 Moral dan/atau moralitas dipakai untuk perbuatan
yang sedang dinilai. Adapun etika di pakai untuk
pengkajian sistem nilai yang ada
 Ajaran moral adalah ajaran, wejangan,
khotbah, atau peraturan, apakah lisan atau
tertulis tentang bagaimana manusia harus
hidup dan bertindak agar orang dalam
kedudukan yang berwenang, seperti orang
tua dan guru, para pemuka masyarakat dan
agama
 Etika pada hakikatnya mengamati realitas
moral secara kritis.
 Etika tidak memberikan ajaran melainkan
memeriksa kebiasaan, nilai, norma dan
pandangan-pandangan moral secara kritis
 Norma-norma moral adalah tolak ukur untuk
menentukan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia dilihat dari segi baik buruknya sebagai
manusia dan bukan sebagau pelaku peran tertentu
dan terbatas
 Objek etika (Frans Magnis Suseno, 1987)
adalah pernyataan moral
 Apabila diperiksa segala jenis moral, pada
dasarnya hanya dua macam, yaitu pernyataan
tentang tindakan manusia dan pernyataan tentang
manusia sendiri atau tentang unsur-unsur
kepribadian manusia seperti motif-motif, maksud,
dan watak
 Skema objek etika :

Pandangan
Moral
Pernyataan
Etika Moral

Persoalan
Moral
Pernyataan tentang
tindakan manusia,
pernyataan tentang
manusia sendiri

Pernyataan
Bukan moral
Norma
 Pada mulanya berarti alat tukang batu atau tukang
kayu yang berupa berarti ukuran segitiga
 Pada perkembangannya norma berarti ukuran,
garis pengarah, atau aturan, kaidah bagi
pertimbangan dan penilaian
 Nilai yang menjadi milik bersama di dalam satu
masyarakat dan telah tertanam dengan emosi yang
mendalam akan menjadi norma yang disepakati
bersama
 Segala hal yang dinilai baik, cantik atau berguna
akan diusahakan supaya diwujudkan kembali di
dalm perbuatan kita
 Norma itu kalau telah diterima oleh anggota
masyarakat selalu mengandung sanksi dan
pahala
Tidak dilakukan sesuai norma –
hukuman, celaan, dsb
Dilakukan sesuai dengan norma – pujian,
bala jasa, dsb
Jadi kalau dibuat skema adalah :
Penilaian Nilai

Norma
Macam-macam norma :
 Norma khusus, yaitu norma yang hanya berlaku
dalam bidang dan situasi yang khusus, misalnya
bola tidak boleh disentuh oleh tangan, hanya
berlaku kalau dan sewaktu kita main sepak bola
dan kita bukan kiper
 Norma umum, ada tida macam
 Norma Sopan Santun
 Norma ini menyangkut sikap lahiriah manusia
 Meskipun lahiriah dapat mengungkapkan
sikap hati dan karena itu mempunyai kualitas
moral, namun sikap lahiriah sendiri tidak
mempunyai kualitas moral
 Norma hukum
 Norma hukum adalah norma yang dituntut
dengan tegas oleh masyarakat karena
dianggap perlu keselamatan dan kesejahteraan
umum
 Norma hukum adalah norma yang tidak
dibiarkan dilanggar
 Hukum dipakai untuk menjamin ketertiban
umum
 Jadi, yang melanggar norma hukum pasti
dikenai sanksi
 Norma moral
 Norma moral adalah tolak ukur yang dipakai
masyarakat untuk mengukur kebaikan
seseorang
 Maka dengan norma moral, kita benar-benar
dinilai
 Itulah sebabnya penilaian moral selalu
berbobot
 Manusia tidak dilihat dari salah satu segi
melainkan sebagai manusia
 Apakah seseorang sebagai warga negara yang
selalu taat, seorang munafik
 Apakah kita ini baik atau buruk, itulah yang
menjadi permasalahan moral
Etika dan Etiket
 Kerapkali dua istilah ini dicampuradukan begitu
saja padahal keduanya ada perbedaan dan ada pula
persamaan
 Persamaan etika dan etiket adalah :
 Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia
 Baik etika maupun etiket mengatur perilaku
manusia secara normatif, artinya memberi
norma baik perilaku manusia dan dengan
demikian apa yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan (Bertens, 1993)
 Perbedaan etika dan etiket adalah :
 Etiket, menyangkut cara suatu perbuatan harus
dilakukan manusia, misal menyerahkan sesuatu dengan
tangan kiri, sedangkan etika tidak terbatas pada cara
dilakukannya suatu perbuatan, misal mengambil milik
orang lain tanpa izin
 Etiket, hanya berlaku dalam pergaulan, misal makan
sambil berbunyi atau meletakkan kaki diatas kursi,
sebaliknya etika tidak tergantung pada hadir tidaknya
orang lain, misal larangan mencuri selalu berlaku, entah
ada rang lain hadir atau tidak
 Etiket bersifat relatif, misal makan dnegan
tangan, sedangkan etika jauh lebih absolut,
misal jangan berbohong, jangan mencuri,
jangan membunuh merupakan prinsip-prinsip
etika yang tidak bisa ditawar-tawar
 Jika kita berbicara tentang etiket, kita harus
memandang manusia dari segi lahiriahnya saja,
sedangkan etika menyangkut manusia dari segi
dalam
Kesadaran Moral
 Kesadaran moral muncul apabila kita harus
memutuskan sesuatu yang menyangkut hak dan
kebahagiaan orang lain
 Contoh jika seseorang mengembalikan uang
pinjaman namun ada sisa uang yang baru
diketahui setelah orang itu pulang. Oleh karena
itu wajib mengembalikan uang itu
 Kesadaran yang menyatakan wajib itulah yang
disebut kesadaran moral
 Unsur kesadaran moral :
 Mengungkapkan kesadaran bahwa kewajiban
moral itu bersifat mutlak
 Mengungkapkan rasionalitas kesadaran moral
 Mengungkapkan segi tanggung jawab subjektif
Norma Moral Dasar
 Ada tiga pertanyaan dasar etika, yaitu :
 Apakah yang benar ?
 Apakah yang baik ?
 Apakah yang adil ?
 Apabila diperhatikan keseluruhan teori etika, kita
sampai pada kesimpulan bahwa manusia menjadi
manusia yang sebenarnya jika ia menjadi manusia
etis
 Titik tolaknya adalah :
 Ia percaya kepada kebenaran, kebaikan, dan keadilan
 Ia berusaha sekuat tenaga untuk berbuat secara benar,
baik, dan adil
 Sebagaimana dimaklumi, konsep etika didirikan atas dasar
kepercayaan bahwa kehidupan manusia secara
keseluruhan adalah baik, pada dasarnya manusia adalah
baik.
 Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan
menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam
rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi
dengan sosialnya, antara rohani dan jasmaniahnya, dan
antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan khaliknya
Kode Etik Profesi
 Kode etik adalah daftar kewajiban yang harus
ditaati dan dibuat oleh profesi tertentu itu serta
mengikat semua anggotanya
 Profesi adalah suatu moral community
(masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan
nilai bersama
MORAL, NORMA, AGAMA, HUKUM, DAN NILAI
• Moral
Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya
manusia sebagai manusia.
Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia
yang dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.
Norma moral adalah tolak ukur untuk menentukan
besar salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat
dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan
sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.
Norma moral adalah tolak ukur yang dipakai
masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang,
oleh sebab itu dengan norma moral kita benar-benar
dinilai.
•  
Norma/Kaedah
Norma berasal dari kata “norm” yang artinya
pedoman atau patokan bagi setiap orang dalam
bersikap tindak baik terhadap diri orang lain
ataupun terhadap dirinya sendiri.
Daam bahasa Belanda istilah norma disebut juga
“maatregal”, maat artinya sama dengan kaidah yang
berasal dari kata “aqidah”.
Norma yang menjadi pedoman untuk bersikap
tindak terhadap orang lain adalah sopan santun,
norma hukum, dan norma tata tertib. Norma-norma
ini disebut norma insubjektif.
Norma yang diperlakukan sebagai
pedoman untuk bersikap tindak terhadap
diri sendiri misalnya pola hidup yang baik
dan benar, baik dalam berpikir,
berkehendak dan berbuat, norma
pemeliharaan kesehatan tubuh dan norma
tata busana.
Norma yang menjadi patokan/pedoman
untuk bersikap tindak terhadap diri
sendiri disebut norma reflektif.
Kaedah Kepercayaan/Keagamaan
Kaedah kepercayaan atau keagamaan berkaitan
dengan kehidupan beriman.
Kaedah ini mengacu pada kewajiban manusia
kepada Tuhan dan kepada dirinya sendiri.
Sember atau asal kaedah ini adalah ajaran
kepercayaan dan agama yang oleh pengikutnya
dianggap sebagai perintah Tuhan.
Tuhan yang mengancam pelanggaran-pelanggaran
kaedah kepercayaan atau agam itu dengan sanksi.
Kaedah kepercayaan ini tidak ditujukan kepada
sikap lahir, tetapi kepada sikap batin manusia.
Manusia diharapkan memiliki sikap batin sesuai
dengan isi kaedah kepercayaan atau keagamaan.
Contoh:
Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah sesuatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk (Surah Al Isra’ ayat 32)
Janganlah kamu membunuh,
janganlah kamu berbuat zina
(Keluaran 20 :13,14), dan lain-lain.
Kaedah Kesusilaan
Kaedah kesusilaan berhubungan dengan manusia
sebagai individu karena menyangkut kehidupan
pribadi manusia.
Sebagai pendukung kaedah kesusilaan adalah
nurani individu dan bukan manusia sebagai
makhluk sosial atau sebagai anggota masyarakat
yang terorganisir.
Kaedah ini dapat melengkapi ketidak seimbangan
hidup pribadi dan mencegah kegelisahan diri
sendiri.
Kaedah kegelisahan ini ditujukan kepada umat
manusia agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi
guna penyempurnaan manusia dan melarang
manusia melakukan perbuatan jahat.
Membunuh, berzina, dan mencuri tidak hanya
dilarang oleh kaedah kepercayaan atau keagamaan
saja, tetapi dirasakan juga bertentangan dengan
kaedah kesusilaan didalm setiap hati nurani
manusia. Kaedah kesusilaan hanya membebani
manusia dengan kewajiban saja.
Asal atau sumber kaedah kesusilaan adalah dari
manusia sendiri, jadi bersifat otonom dan tidak
ditujukan kepada sikap lahir, tetapi ditujukan
kepada sikap batin manusia juga.
Batinnya sendirilah yang mengancam perbuatan
yang melanggar kaedah kesusilaan dengan sanksi.
• Kaedah Sopan Santun (Tatakrama/Adat)
 Kaedah sopan santun didasarkan pada kebiasaan,
kepatutan, atau kepantasan yang berlaku dalam
masyarakat.
Kaedah sopan santun merupakan sikap lahir
pelakunya yang konkret demi penyempurnaan atau
ketertiban masyarakat dan bertujuan menciptakan
perdamaian, tata tertib atau membuat “sedap” lalu
lintas antarmanusia yang bersifat lahiriah.
Sopan santun lebih mementingkan lahiriah atau hal
yang formal, misalnya pergaulan, pakaian dan
bahasa kaedah ini tidak semata-mata terkait
individu, tetapi juga terkait makhluk sosial, jadi
menyentuh kehidupan bersama.
Kaedah sopan santun hanya membebani manusia
dengan kewajiban.
Kekuasaan masyarakat secara tidak resmi
memberikan ancaman sanksi jika kaedah sopan
santun itu dilanggar.
Kekuasaan diluar diri kita yang memaksa kita
(heteronom).
Sanksi ini dapat berupa teguran, cemohan, celaan,
dan pengecualian, yang tidak dilakukan oleh
masyarakat secara teroganisir, tetapi oleh setiap
orang secara terpisah yang menghendaki memberi
sanksi.
Sopan santun disuatu daerah tidak sama dengan
yang lain. Berbeda lapisan masyarakat, berbeda
lapisan masyarakat, berbeda pula sopan santunnya.
 Kaedah Hukum
Kaedah hukum melindungi lebihlanjut kepentingan
manusia yang sudah mendapat perlindungan dari
ketiga kaedah lainnya. Selain itu, hukum meliungi
kepentingan-kepentingan manusia yang belum
mendapat perlindungan dari ketiga kaedah tersebut.
Kaedah hukum ditunjukan terutama kepada
pelakunya yang konkret, yaitu si pelaku pelanggaran
yang jelas-jelas berbuat, bukan untuk
penyempurnaan manusia, melainkan untuk
ketertiban masyarakat agar masyarakat tertib, tidak
ada korban kejahatan, dan tidak terjadi kejahatan.
Isi kaedah hukum ini ditujukan kepada sikap lahir
manusia, mengutamakan perbuatan lahir.
Agama
Tuhan memberikan benih-benih keagamaan kepada
manusia. Manusia dimana-mana percaya bahwa ada
kekuatan atau kekuasaan yang melebihi kuasa
manusia sendiri.
Agar manusia mendapat perlindungan Tuhan,
manusia mengadakan upacara-upacara pada waktu
dan tempat-tempat tertentu. Berbagai unsur
pengajaran diadakan dalam melakukan upacara-
upacara itu.
Orang yang beragama adalah orang yeng percaya
dan berpegang pada suatu yang disembahnya.
Hukum
Jika kita berbicara tentang hukum, pada umumnya
yang dimaksud adalah keseluruhan kumpulan
peraturan atau kaedah dalam suatu kehidupan
bersama.
Yang berarti, hukum merupakan keseluruhan
peraturan tentang tingkah laku dalam suatu
kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan
pelaksanaanya dengan suatu sanksi.
Hukum mengatur hubungan hukum. Hubungan
hukum terdiri dari ikatan-ikatan antara individu dan
masyarakat dan antara individu itu sendiri. Ikatan-
ikatan tercermin pada hak dan kewajiban.
Dalam usahanya mengatur, hukum menyesuaikan
kepentingan perorangan dengan kepentingan
masyarakat dengan sebaik-baiknya: berusaha
mencari keseimbangan antara memberi kebebasan
kepada individu dan melindungi masyarakat
terhadap kebebasan individu.
Mengingat bahwa masyarakat terdiri dari individu-
individu yang mnyebabkan terjadinya interaksi, akan
selalu terjadi konflik atau ketegangan antara
kepentingan perorangan dan kepentingan
masyarakat. Hukum berusaha menampung
ketegangan atau konflik ini sebaik-baiknya.
Dengan mempelajari materi diatas, kita dapat
memebedakan antara hukum dan moral.
Hukum lebih dikodifikasi daripada moralitas,
artinya dituliskan dan disusun secara lebih
sistematis didalam kitab Undang-Undang, sehingga
norma yuridis mempunyai kepastian lebih besar dan
bersifat lebih obyektif.
Baik hukum maupun moral mengatur tingkah laku
manusia, namun hukum membatasi diri pada
tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral
menyangkut juga sikap batin seseorang.
Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda
dengan sanksi yang berakitan dengan moralitas.
Sanksi hukum sebagian besar dapat dipaksakan,
tetapi sanksi norma-norma etis/moral tidak dapat
dipaksaan.
Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan
akhirnya kehendak negara (tidak secara langsung
berasal dari negara), sedangkan moralitas
didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi
kekuasaan individu dan masyarakat. Dengan cara
demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat
mengubah hukum, tetapi tidak pernah masyarakat
dapat mengubah/membatalkan suatu norma moral.
Nilai
 Nilai merupakan hak manusia dan pertimbangan
etis yang mengatur perilaku seseorang.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur
langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena
merupakan cetusan dari hati moral yang dalam dan
diperoleh seseorang sejak kecil.
Nilai adalah suatu yang menyempurnakan manusia
sesuai dengan hakekatnya, sifat-sifat (sesuatu) yang
penting atau berguna bagi kemanusiaan, misalnya
kejujuran.
Ada berapa pengertian nilai, yaitu:
Nilai adalah suatu yang berharga, keyakinan yang
dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai
dengan tuntutan hati nuraninya.
Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap
pribadi sesorang tentang kebenaran, keindahan, dan
penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau
perilkau yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang (Simon dalam Nila Ismani, 2001).
Nilai adalah keyakinan sesorang tentang suatu yang
berharga, kebenaran, atau keinginan mengenai ide-
ide objek, atau perilaku khusus (Jnowski dalam Nila
Ismani, 2001).
Nilai muncul dari pengalaman pribadi seseorang
dan akan berbeda untuk setiap orang. Nilai
memiliki karakteristik, yaitu:
Nilai membentuk dasar perilaku seseorang.
Nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola
perilaku yang konsisten
Nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku
seseorang.
Nilai merupakan komponen intelektual dan
emosional dari seseorang yang secara intelektual
diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang
teguh dan mempertahankannya.
MANUSIA DAN MASYARAKAT
 Menurut kodrat alam, manusia dimana pun pada
zaman apapun juga selalu hidup bersama, hidup
berkelompok-kelompok, dan sekurang-kurangnya
kehidupan bersama itu terdiri dari dua orang,
suami-istri, ataupun ibu dan bayinya.
 Dalam sejarah perkembangan manusia tidak ada
seorang pun yang hidup menyendiri, terpisah dari
kelompok manusia lainnya,
 Hidup menyendiri terlepas dari pergaulan manusia
dalam masyarakat , hanya mungkin terjadi dalam
alam dongeng belaka, karena untuk berkumpul
dengan sesamanya dalam satu kelompok, hasrat
untuk bermasyarakat.
Aristoteles, seseorang ahli pikir Yunani-Kuno
menyatakan bahwa manusia adalah “zoon politicon,”
artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya, jadi manusia
merupakan makhluk yang suka bermasyarakat.
Karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain,
manusia disebut makhluk sosial.
Sebagai individu, manusia tidak dapat mencapai
segala seuatu yang diinginkannya dengan mudah,
misalnya seorang petani baru dapat mengerjakan
tanahnya setelah ia memperoleh alat-alat pertanian
yang dibuat oleh pandai besi dan pakainya bahkan
merupakan hasil karya tukang jahit.
Hasrat untuk hidup bersama memang telah menjadi
pembawaan manusia, dan merupakan suatu
keharusan badaniah utk melangsungkan hidupnya.
Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang
sama disebut masyarakat.
Jadi,masyarakat terbentuk apabila ada dua orang
atau lebih hidup bersama, sehingga dalam pergaulan
hidup timbul pelbagai hubungan atau pertalian yang
menyebabkan individu saling mengenal dan
memengaruhi.
Dalam usaha untuk mendapatkan keperluan
hidupnya, manusia perlu mendapat bantuan orang
lain, karena hidup menyendiri akan menimbulkan
kesulitan dan tiap usaha akan berhasil jika
dikerjakan bersama serta saling membantu.
Manusia sebagai makhluk individu sosial dalam
berhubungan dengan sesamanya dapat dilihat dari dua
aliran atau pandangan.
Aliran individualisme.
Paham individualisme merupakan cikal bakal
paham liberalisme yang memandang manusia
sebagai makhluk individu yang bebas. Nilai tertinggi
manusia adalah perkembangan dan kebahagiaan
individu.
Aliran kolektivitas.
Paham kolektivitas merupakan cikal bakal
sosialisme dan komunisme, yang menadang sifat
kodrat manusia sebagai makhluk sosial saja.
Individu dipandang sekedar sebagai sarana bagi
masyarakat
Pertumbuhan Masyarakat Sekunder
Masyarakat sekunder yang mempunyai pola hidup
menuju kearah kehidupan moderen cenderung
mengutamakan kepentingannya dengan
menerapkan arus konsumerisme.
Pola hidup masyarakat dengan ciri konsumerisme
dibanding pelayanan kesehatan membutuhkan
akibat merosotnya sikap paternalisme profesi tenaga
kesehatan dalam hubungannya dengan pasien
konsumerisme bertentangan dengan paternalisme.
 Penyalahgunaan profesi (provessional abuse) akan
menjadi meluas apabila terus didorong oleh arus
konsumerisme, terutama jika sifat konsumerisme
pasien (The patient knows best) juga semakin luas
yang dikehendaki terhadap pelayanan kesehatan.
Perubahan Masyarakat
Sejak awal tahun 460 SM, sudah ada upaya dan
hippocrates untuk merasionalisasikan kegiatan ilmu
kedokteran.
Perkembangan ilmu pengobatan memang
mengalami perubahan dari sifatnya yang mistis
kearah moralitas dan paternalistis pada sekitar abad
ke-15.
Selanjutnya pada abad ke-18 – 19 terjadi perubahan
kegiatan ilmu kedokteran yang mendapat pengaruh
pertumbuhan ilmu ekonomi dari faktor permintaan-
penawaran dengan pola hidup konsumerisme dan
sekaligus menimbulkan pola hidup komersialisme
yang berdampak terhadap kegiatan ilmu pengobatan
menjadi tindakan sehat
Nilai Moral Profesi
 Etika kedokteran erat hubungannya dengan profesi
kedokteran/kesehatan.
Nilai suatu etika profesi tidaksama dengan nilai
etika yang berlaku umum, namun kedua etika itu
mempunyai kesamaan pada kesadaran moral yang
menjadi landasan setiap perbuatan manusia.
Moralitas adalah kualitas perbuatan manusiawi
untuk berperilaku benar atau salah, baik atau buruk
dan perbuatan yang demikian itu dikehendaki atau
tidak (objektif) serta perbuatan itu seseuai atau
tidak dengan suara hati nuraninya (subjektif).
Didalam masyarakat, sering terjadi simpangsiur atau
tumpang tindih antara norma lama yang sudah
memudar dengan tumbuhnya norma baru, atau
datangnya nilai baru karena percampuran
keanekaragaman kelompok kultural yang ada
(akulturasi).
Keadaan yang demikian itu menyebabkan pola sikap
hidup dalam masyarakat yang cenderung bersikap
membatasi untuk mempertahankan nilai-nilai dan
noram-norma yang berlaku sesuai dengan
kesepakatan dari masyarakat yang bersangkutan
Apabila ada anggota masyarakat menentang
pembatasan tersebut, akan dianggap terjadi
pelanggaran dan oleh masyarakat yang bersangkutan
menganggap sebagai sikap tindakan bermoral (imoral)
yang dapat menumbuhkan demoralisasi.
Mayarakat Kelompok Sekunder Dan Etika Profesi
Dalam kelompok masyarakat primer yang
mempunyai hubungan erat (face to face) pada pola
kehidupannya, peneyelesaian konflik saat terjadi
pelanggaran moral cenderung lebih mudah
dilakukan, karena nilai dan moral kelompok
mempunyai daya paksa yang tinggi.
Masyarakat urban, masyarakat industri, dan
masyarakat modern lainnya yang cenderung
memiliki hubungan yang sangat kompleks.
Didalam masyarakat sekunder, orang mulai
menyadari arti pentingnya pembagian kerja dan
upaya spesialisai agar keahlia akan semakin terampil
dan bermutu untuk pelayanan yang lebih baik bagi
peningkatan kesejahteraan hidup bersama.
Setiap panggilan hidup adalah mulia jika diwujudkan
dengan cara bermatabat, yakni dengan penuh
kesungguhan, kecermatan, dan tanggung jawab.
Ciri umum profesi adalah adanya:
1. Pelayanan pada individu secara langsung
(umumnya bersifat konfidensial).
2. Pendidikan tertentu dengan melalui ujian tertentu
sebelum melakukan pelayanan.
3. Anggota yang relatif homogen
4. Standar pelayanan tertentu
5. Etik profesi yang ditegakkan oleh suatu organisasi
profesi.
Talcott Parsons (dalam Indar, 2006) Mengemukakan
ciri-ciri khsus profesi sebagai berikut:
a. Disinterestednes atau tidak mengacu pada pamrih
b. Rasionalitas, karena profesi merupakan suatu
sistem okupasi yang perwujudannya dilaksanakan
dengan menerapkan ilmu tertentu.
c. Spesifitas fungsional, para profesional itu memiliki
kewibawaan (otoritas).
d. Universalisme dalam pengertian objektivitas
sebagai lawan dari subjektivitas, yang berati bahwa
landasan pertimbangan proferional dalam
pengambilan keputusan di dasarkan pada “apa
yang menjadi masalahnya” dan tidak pada
“siapa orangnya” atau “keuntungan pribadi apa
yang diperolehnya
Dalam kaintanya dengan etika, syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh suau kelompok masnyarakat
untuk disebut profesi adalah:
a. Penguasaan sistemik pengetahuan tentang
keahlian (a mastery of a systemic body of
knowledge).
b. Menerapakan keahlian yang tinggi , yang
memerlukan pendidikan khusus dan lama.
c. Pekerjaan/full time dan seumur hidup
d. Menunjukan dedikasi yang ideal terhadap
pelayanan kepada masyarakat.
e. Mempunyai monopoli tentang pengetahuannya
f. Adanya kolegialitas
g. Mengatur dan mengontrol diri sendiri
Berdasarkan pengetian di atas, terdapat kaidah-kaidah
pokok etika profesi sebagai berikut:
1. Profesi harus dipandang dan dihayati sebagai
suatu pelayanan, sehingga sifat tanpa pamrih
menjadi ciri khas dalam mengemban profesi.
2. Pelayanan profesional dalam mendahulukan
kepentingan pasien mengacuh pada kepentingan
atau nilai-nilai luhur sebgai norma kritik yang
memotifasi sikap dan tindaka.
3. Pengembanan profesi harus selalu mengacuh pada
masyarakat sebagai keseluruhan.
4. Agar persaingan dalam pelayanan berlangsung
secara sehat sehinga dapat menjamin mutu dan
peningkatan mutu pengembanan profesi harus
bersemangatkan solidaritas sesama rekan profesi.
Etika prifesi diwujudkan dalam kode etik
yang memberikan araha bagi suatu
pekerjaan profesi dan sekaligus menjamin
mutu moralitas profesi dimata masyarakat.
Kode etik provesi membawa tanggung jawab
profesi yang mengandung tuntutan:
1. Keharusan untuuk menjalankan
profesinyasecara bertanggung jawab
2. Keharusan untuk tidak melanggar hak-
hak orang lain.
Prinsip dasar etika kesehatan adalah:
1. Berkebajikan (beneficienc): kewajiban untuk selalu
berbuat baik.
2. Tidak merugikan (nonmalefisience).
3. Menghormati otonomi pasien (respect for
autonomy): hak setiap pasien untuk membentuk
keputusan bagi dirinya sendiri
4. Keadilan (justice): kewajiban utnuk selalu bersikap
adil.
5. Menjaga kerahasiaan (confidencialipy)
6. Menghormati prifasi
7. Berkata benar (veracity)
KODE ETIK
Kode etik berati himpunan berati himpunan norma
yang disepakati dan ditetapkan oleh dan untuk
pengemban profesi.
Kode etik adalah kumpulan asas dan nilai yang
berkenaan dengan moral, sehingga bersifat normatif
dan tidak empiris seperti halnya pada bhvioral
science.
 Tiap profesi mengenal pendidikan/latihan yang
khusus.
Selain itu, tiap profesi harus mengabdi kepada
masnyarakt dan memiliki suatu kode moral, suatu
kode etik tersendiri.
Pengembangan kode rtik profesi untuk dipatuhi dan
dilaksanakan oleh pendukunya mengandung tiga nilai
yaitu:
1. Suatu kode etik profesi memudahkan dalam
pengambilan keputusan secara efisien. Dalm hal
ini kode etik berfungsi sebagai arahan khusus nya
dalam menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan
2. Secara individual para pengemban profesi itu
sering kali membutuhkan arahan dalam
menjalankan tugas profesionalnya.
3. Kode etik profesi para pengemban suatu pola
perilaku yang diharapkan oleh klien/pasiennya
secara profesional.
Secara umum, tujuan kode etik adalah:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra
profesi. Demi menjaga citra serta mencegah pihak
luar meremehkan atau melecehkan profesi kode
etik tiap profesi melarang para anggotanya
bersikap dan melakukan tibdakan yang akan
mencemarkan nama profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggotanya.
3. Untuk menigkatkan pengabdian para anggota
profesi. Kode etik profesi menetapkan tujuan
pengabdian pra anggotanya terutama tugas dan
tanggung jawab pengabdian profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu prifesi.
Kode etik suatu profesi biasanya ditetapkan oleh
profesi yang bersangkutan dalam suatu kongres,
sehingga mempunyai kekuatan mengikat dan
pemberian sangsi yang tegas bagi setiap anggota
profesi yang melakukan pelanggaran terhadap kode
etik.
Dengan demikian kode etik profesi dapat disebut
khusus profesi
Sebagai pedoman dalam bertindak bagi profesi, kode
etik harus memiliki sifat-sifat antara lain:
1. Kode etik harus rasional, tetapi tidak kering dari
emosi
2. Kode etik harus konsisten, tetapi tidak kakuh.
3. Kode etik harus bersifat universal.
Standar profesi
Semua profesional dalam melaksanakan pekerjaanya
harus sesuai dengan apa yang dibamakan standar
(ukuran) profesi.
Adapun tujuan ditetapkanya standar profesi adalah:
1. Melindungi masyarakat (pasien) dari praktik yang
tidak sesuai dengan profes.
2. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang
tidak wajar
3. Sebagai pedoman dalam pengawasan, pembinaan,
dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
4. Sebagai pedoman untuk menjalankan pelayanan
kesehatan yang efisien dan efektif
HAKEKAT KEHIDUPAN MANUSIA

Manusia sebagai mahluk yang berakal


Manusia sebagai mahluk yang berbeda dengan
mahluk lain.
Ia memiliki akal (homo sapien).
Dengan akal itu dia berpikir dan mempunyai
kecerdasan.
Oleh karena itu manusia mampu berpikir apa yang
baik dan berguna untuk masa yang sekarang
berdasarkan pengalaman masa lalu dan apa yang
baik dan berguna untuk masa yang akan datang.
Dengan akal manusia memiliki kemampuan
wujudkan segala keinginan dan memecahkan
masalah yang dihadapi melalui pikiran dan
pengalamannya.
Akal manusia mencari dan menguak tabir rahasia
alam.
Kata akal berasar dari bahasa Arab’aqala’ yang
berarti mengikat dan menahan.
Pada jaman jahilia, orang-orang yang berakal dapat
menahan amarah dan mengendalikan hawa
nafsunya sehingga mereka dapat bersikap dan
bertindak tepat dan bijak sana dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang dihadapi.
Ada yang membagi akal menjadi dua yaitu akal
praktis dan akal teoritis.
Akal praktis, menerima arti-arti yang berasal dari
materi melalui indra pengigat, sedangkan akal
teoritis menangkap arti-arti yang tidak pernah ada
dalam materi bersifat metafisis.
Akal teoritis ini mempunyai daya pikir, hal-halyang
abstrak, dan dapat dikeluarkan (diaktualisasikan)
setiap saat jika di kehendaki.
Akal inilah yang mampu menerima limpah ilmu,
jadi akal pada hakikatnya adalah untuk
menghasilkan tindakan yang positif dan berakibat
positif pula tidak sebaliknya.
Manusia sebagai makhluk tuhan
Manusia sebagai makhluk tuhan atau makhluk
beragama yaitu sebagai homoreligius, percaya dan
menerima wahyu (Wahtu Ilahi) sebagai sumber
kebenaran.
Melakukan sesuatu dan mendasari perilaku sebagai
homo religius dengan keimanan dan ketaqwaan.
Manusia memandang nilai yang tertinggi dalam
kehidupan ini adalah pengabdian kepada
kekusasaan yang dipercayai sebagaisuatu yang
dipercayai sebagai pencipta dan sebagai awal dari
sesuatu.
Bail-buruk benar salah secara hakekat berasal dari
Tuhan melalui wahyu yang disampaikan melalui
para nabi.
Keimanan dan ketaqwaan wujudkan dalam
menjalankan dan mentaati kwajiban-kewajiban
menjauh larang-larangannya sesuai dengan ajaran
dan aturan agama dan kepercayaan
Hidup membawa konsekuensi positif dan negatif.
Sebagai makhluk beragama dapat mentaati ajaran-
Nya, meninggalkan larangan-Nya, pandai bersyukur,
aktif bekerja dan berdoa.
Akal yang dimiliki manusia sebagai daya untuk
mengerti, memahami dan mengetahui Tuhan,
berterima kasih kepata Tuhan, mengetahui baik dan
buruk, kewajiban melakukan yang baik dan mejauhi
yang buruk, mengamalkannya dalam kehidupannya.
Ajaran Tuhan dari yang mulai disebut “Yang
Mbaureksa,
Sang Murbeng Dumai,dan Allah subhanau wata’ala,
mengandung ajaran yang baik dan buruk, melalui
wahyun-Nya menurukan kewajiban-kewajiban dan
menjauhilarangan-larangan atau hal-hal yang harus
dijauhi baik secara horizontal dan vetikal, kepada
Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam
sejenisnya.
Tujuan hidup dengan manusia yang tertinggi adalah
menuju dan memuliakan Tuhan dengan keimanan
dan ketaqwaannya.
Manusia sebagai makhluk sosial
Secara umum bahwa manusia demikian dapat
diambil pengertian secara umum bahwa manusia
mempengaruhi secara timbal balik dan saling
berhubungan baik langsung maupun tidak
langsung.
Bahkan saling tergantung satu sama lainnya
(interdepensi) dalam mewujutkan tujuan hidupnya.
 Manusia tidak bisa hidup sendiri. Sebagai contoh
awal kehidupan manusia (bayi)tergantung oleh
orang lain (orang tuanya) tetapi seumur hidupnya
memerlukan orang lain.
Sebagai makhluk sosial, manusia dapat berinteraksi,
beradaptasi dan bersosialisasi dengan baik.
Di dalam masnyarakat terdapat interaksi, aturan,
budaya sampai kepada nilai-nilai.
Mereka membentuk aturan, hukum dan nilai-nilai.
Sekumpulan orang yang mendiami ciri-ciri sbb:
1. Menempati suatu daerah dalam waktu yang
relatif lama/menetap,
2. Mempunyai hubungan satu sama lain secara
relatif teratur,
3. Mempunyai ikatan-ikatan dan mempunyai
perasaan solidaritas dan kebersamaan dalam
gradasi tertentu (sense of sharing),
4. Terdapat kesadaran salaing tergantung satu sama
lainnya, dan
5. Membentuk budaya, nilai-nilai dan norma.
Manusia sebagai makhluk manusia filosofi
Berpikir berkompletansi mencari kebenaran yang
hakiki.
Manusia sehari-hari dalam kehidupanya mengalami
dan menghadapi hal-hal yang konkret secara hakikat
dan baik dan buruk dari yang konkret itu.
Filsafat dari kata Yunani berasal dari dua kata philos
dan sphia philos artinya senang, gemar dan atau
cinta, sopihia artinya bijaksana atau arif.
Di dalam bahasa sehari-hari filsafat dapat dikatakan
sebagai hakikat dan atau hikmah dari yang nyata
dan konkret sampai kepada yang abstrak yang telah
didalami atau direnungkan sedalam-dalamnya.
Manusia sebagai filosofi dapat memangadang udara,
air, makanan, minuman dan apa saja yang konkret
dan nyata dari dimensi filosofi secara filosofis.
Manusia bisa merenungi sedalam-dalamnya hakikat
dari air, bagaimana hakikat air sebagai es ketika
menjadi uap sampai kepada menjawab pertanyaan
mengapa diciptakan air?
Bagai mana perilaku manusia ketika udara dan air
habis?
Bagai mana sikap dan perilaku manusia terhadap
udara dan air, setelah merenung tentang udara dan
air.
Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai makhluk ia dapat menjadikan
dirinya soptimal mungkin sesuai dengan bakat tanpa
merugikan orang lain.
Ia mempunyai hak asasi manusia yang melekat pada
diri semua orang.
Menusia sebagai individu memiliki otak, memiliki
kemampuan memecahkan masalah dan juga
sebaliknya memiliki kemampuan daya rusak yang
dahsyat.
Sebagai individu memiliki pandangan salah dan
benar, dan unik.
Sebagai individu mempunyai hakdasar yang
dinamakan hak asasi.
Sebaliknya seseorang sebagai seorang individu yang
memiliki hak asasi memiliki juga kewajiban-
kewajiban.
Pada suatu saat, manusia berada dalam suatu
kesendirianya.
Setiap orang memiliki cara-cara yang berbeda dari
satu dengan lainnya, resiko dan konsekuensi apapun
setiap orang menanggung/atas perbuatan masing-
masing.
Setiap manusia dan kreativitas individual, dan
muncullah apa yang sering disebut dengan
semboyang “strugle for life” dan survival of the fittes”.
Individu atau diri adalah sebagai pelaku hidup dan
bertanggung jawab atas dari adalah pelaku dan
harus bertanggung jawab atas tindakannya.
Namun walaupun demikian, sebagai makhluk
individu masih banyak terikat selain tanggung
jawab atas tindakan dan terhadap dan terhadap
dirinya masih terkait dengan orang atau individu
lain oleh karena itu semua sikap dan
tindakannya juga harus dapat
ditanggungjawabkan kepada orang lain.
Demikian juga kewajiban terhadap dirinya juga
ada kewajiban yang terkait dan terhadap
individu lain dan kewajiban terhadap Tuhan dan
ciptaanNya alam dan seisinya.
KEBUTUHAN POKOK MANUSIA
Menurut teori penemuan kebutuhan, orang bersikap
dan bertindak didasar atau dorongan oleh tinggkat
kebutuhannya.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginan
di dalam dirinya menyebabkan seseorang berbuat
atau bertindak.
Kebutuhan pokok manusia secara hierakis
digambarkan oleh Abraham Maslow dan selanjutnya
ditambah oleh Feld Man, yang pada dasarnya
demilikinya oleh setiap orang secara hierarki (dari
bawa yaitu kebutuhan no. 1 meningkat sampai
kebutuhan ke 8) sebagai berikut:
1. Physiological Needs (kebutuhan fisik)
2. Sefety and Security (kebutuhan keamanan dan rasa
ama)
3. Love and Belonging (kebutuhan dicintai dan
dimiliki)
4. Esteen and Self Esteen Needs (kebutuhan diakui)
5. Congnitive Needs (kebutuhan pengetahuan)
6. Asthetic Need (kebutuhan keindahan)
7. Self Actualization Needs (kebutuhan aktualisasi
diri)
8. Needs for Tracendence (kebutuhan menyatu
dengan Tuhan)
Selain kebutuhan sebagai motivasi, ada 5 teori
motivasi yang lain yaitu:
1. Teori motivasi dari Frederict Herzberg yang
menyangkut: kepuasan pekerjaan berkaitan
dengan isi jenis pekerjaan (job content) dan
ketidak puasan bekerja berhubungan dengan
aspek-aspek disekitar pekerjaan, disebut faktor
hygiene seperti gaji-upah, perbaikan lingkungan
keja (Job Context).
2. Teori prestasi David Mc Clelland, “apa” yang
mendorong untuk melakukan tindakan. Di dalam
teori ini ada kebutuhan untuk berprestasi (needs
for achievement), kebutuhan untuk afiliasi (needs
for affiliation) dan kebutuhan untuk berkuasa
(needs for power).
Karakteristik orang-orang yang berprestasi tinggi:
 Suka mengambil risiko moderat (moderate risks)
 Memerlukan umpan balik yang segerah
 Memperhitungkan keberhasilan
 Menyatu dengan tugas
3. Teori Motivasi Alderfer (Alderfer’s ERG Theory)
 Exsitent Needs: kebutuhan fisik dan pisikologis
 Relatedness Needs kebutuhan sosial atau afiliasi
 Growth Needs kebutuhan mengembangkan diri.
4. Teori X dan teori Y dari Douglas McGregor
Asumsi Teori X:
 Tidak menyukai bekerja
 Tidak mau bertanggung jawab
 Menyukai diarahkan diperintah
 Tidak memiliki kreasi memecahkan masalah
 Membutuhkan motifasi fisiologi dan keamanan
Asumsi teori Y:
 Pekerjaan itu, hakikatnya seperti bermain,
memberikan kepuasan, aktiivitas fisik dan mental
 Manusia dapat mengawasi diri sendiri
 Memiliki kemampuan beraktivitas
 Memiliki motivasi untuk kebutuhan fisik, mental
dan sosial
 Dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam
bekerja bila dapat motivasi dengan cepat
5. Teori Dewasa Dan Tidak Dewasa Chris Argyris
 Pasif dan aktif
 Keadaan tergantung ke keadaan relatif merdeka.
 Bertindak sedikit ke bertindak dengan berbagai
cara.
 Minat yang tidak menentu lebih kearah
mendalam dan kuat.
 Prespektif waktu dari singkat ke waktu jangka
panjang yaitu masa lalu, sekarang dan masa
depan.
 Sub ordinat ke arah setara dan sepadan.
 Kurang sada akan dirinya ke arah sadar akan
dirinya dan mampu mengendalikan dirinya
HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIA
 
Pengertian, Ruang Lingkup dan Sejarah
Timbulnya Hak Asasi Manusia
 Pengertian HAM
 HAM/Hak Asasi Manusia adalah yang melekat pada
diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat di ganggu
gugat siapa pun.
 Sebagai warga negara yang baik kita mesti
menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa
membedakan status, golongan, jabatan dan lain
sebagainya
Ruang Lingkup HAM
 Hak hidup, kemerdekaan dan keamanan pribadi
 Hak persamaan & kebebasan dari diskriminasai
 Kebebasan dari penganiayaan & perlakuan
melecehkan
 Hak persamaan di depan hukum & memperoleh
keadilan
 Hak ikut dalam pemerintahan negara
 Bebas dalam berkeyakinan & beragama
 Hak untuk bekerja
 Hak memiliki standar hidup untuk kesehatan &
kesejahteraan
 Hak untuk pendidikan
Perkembangan HAM di indonesia
 Dalam pembukaan UUD 1945, secara umum
telah di tetapkan HAM,seperti di uraikan
dalam alinea pertama: “bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa, dan oleh karena
itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesui dengan
prikemanusiaan dan prikeadilan.”
 Sebagai anggota PBB, sejak 10 Desembar
Indonesia wajib melaksanakan UNIVERSAL
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS
(DEKLARASI HAM).
 Dalam konvensi dunia ke II di Wina pada
tahun 1993 telah ditetapkan UU Internasional
HAM, dihadiri 185 negara anggota, sebagai
perjanjian bersifat mendasar & harus dipatuhi
semua negara (termasuk Indonesia).
 Sejak tahun 1993 Indonesia telah membentuk
KOMNAS HAM.
 Pada tanggal 23 September 1999 ditetapkan
UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM.
 Ditetapkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
pengadilan HAM
Kewajiban Manusia
 Kewajiban adalah rangkaian pasangan dari hak
manusia
 Kewajiban adalah keharusan tentang apa yang perlu
dilakukan oleh manusia, agar dia mendapat haknya
 Setiap orang yang ingin memperoleh sesuatu, maka
ia harus melakukan kewajiban tertentu kepada
pihak lainnya.
 Contoh:
Setiap orang berhak makan direstoran X; bila
seseorang ingin makan di restoran X, maka ia
berkewajiban membayar sejumlah uang sesuai
harga makanan itu;
Macam-macam kewajiban manusia
 Kewajiban manusia dapat dikelompokan menjadi
dua bagian, yaitu kewajiban umum dan kewajiban
khusus.
 Kewajiban umum adalah kewajiban manusia yang
satu dengan manusia lainnya di dalam kehidupan
bermasyarat;
 Kewajiban umum dapat dibedahkan menjadi 3
macam, yaitu:
 Kewajiban terhadap diri sendiri, dan kewajiban
terhadap manusia lainnya.
 Kewajiban terhadap tuhan
 Kewajiban manusia terhadap diri sendiri
 Kewajiban terhadap sesama manusia
 Kewajiban khusus adalah kewajiban manusia dalam
hubungan antar manusia yang bersifat khusus,
misalnya:
 Kewajiban warganegara terhadap pemerintah
 Kewajiban suami terhadap istrinya
 Kewajiban istri kepada suaminya;
 Kewajiban anak terhadap orang tuanya;
 Kewajiban mahasiswa terhadap dosen;
 Kewajiban mahasiswa terhadap organisasi
kemahasiswaan.
PROFESI DAN ETIKA PROFESI

Apa yang dimaksud dengan profesi?


Ada sejumlah karakteristik profesi yaitu:
menggunakan waktu penuh untuk menjalankan
pekerjaannya, terikat oleh suatu panggilan hidup dan
memperlakukan pekerjaan sebagai seperangkat norma
kepatuhan dan perilaku seseorang, menjadi anggota
organisasi profesi yang formal, menguasai
pengetahuan yang berguna dan keterampilan atau
dasar spesialisasi, kesadaran prestasi dan pengabdian
berdasarkan spesialisasi, kesadaran prestasi dan
pengabdian berdasarkan spesialisasi teknik yang
tinggi.
Menurut Hoyle ciri-ciri pokok suatu profesi
sebagai berikut :
Body of knowledge (batang tubuh ilmu): profesi
didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis dan eksplisit (a systematic body of
knowledge) dan bunkan hanya common sense.
Proses pemerolehan keterampilan: keterampilan
tidak hanya diperoleh secara rutin, melainkan
bersifat pemecahan masalah atau penaganan situasi
kritis yang menuntut pemecahan.
Masa pendidikan: mempelajari dan menguasai
batang tubuh ilmu dan keterampilan-keterampilan
(teknologi) membutuhkan masa yang lama,
bertahun-tahun dan tidak cukup beberapa minggu
atau bulan (dilakukan pada pendidikan tinggi).
 Keterampilan: untuk mewujudkan fungsi tersebut
dituntut derajat-derajat keterampilan tertentu.
 Fungsi dan ssignifikasi sosial: profesi merupakan
suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan
signifikansi sosial yang besar.
 Sosialisasi nilai-nilai profesional: pembelajaran,
merupakan masa dan media sosialisasi nilai-nilai
profesional dikalangan mahasiswa.
 Kode etik: dalam melaksanakan
pekerjaan/memberikan pelayanan kepada klien,
seorang profesional berpegang teguh kepada kode
etik yang telah disusun dan disepakati serta
pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi.
Setiap pelanggaran terhadap kode etik dikenakan
sanksi.
 Kebebasan untuk membrikan judment (expert
judgment): anggota suatu profesi memiliki
kebebasan untuk menetapkan judment-nya sendiri
dalam menghadapi atau memecahkan suatu
masalah dalam lingkungan kerjanya.
 Tanggung jawab profesional: komitmen suat
profesi adalah klien dan masyarakat luas. Tanggung
jawab profesional diabdikan kepada mereka, maka
praktik profesional tersebut adalah otonom dari
campur tangan pihak luar.
 Imbalan: seorang profesional mempunyai prestise
yang tinggi di mata masyarakat, dan atas
pekerjaan /pelayanan yang diberikan mendapat
imbalan yang layak.
Berdasarkan batasan tersebut maka seseorang
memiliki pekerjaan yang profesional apabila
memenuhi syarat-syarat atau memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
 Memiliki pengetahuan dan teknologi yang hanya
diketahui dan dimiliki oleh orang-orang tertentu
saja karena proses pendidikan dan atau pelatihan.
 Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaan
berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang khusus dan spesifik yang diperoleh dari proses
pendidikan dan pelatihan tersebut. Pekerjaan
khusus atau spesifik tersebut diketahui oleh
masyarakat yang lebih luas.
 Mendapat izin dari negara atau organisasi profesi
untuk melakukan suatu tindakan tertentu, seperti
sertifikasi dan akreditasi.
 Memiliki dan menjadi anggota organisasi profesi
yang sama-sama mempunyai hak dan suara yang
menyebarkan standar atau cita-cita perilaku yang
saling mendisiplinkan diri sesuai dengan standar
tersebut.
 Di muka publik mereka mengucapkan sumpah atau
janji untuk memberikan bantuan kepada mereka
yang membutuhkan. Komitmen moral dan
kesanggupan untuk melayani kliennya.
Kepercayaan
 Kepercayaan bahwa apa yang dilakukan oleh
profesional terhadap seseorang atau masyarakat
mempunyai nilai atau memebawa kebaikan
terhadap seseorang atau massyarakat itu.
 Kepercayaan ini didasarkan keilmuan dan
keteranmpilan yang dimiliki secara khusus yang
tidak dipunyai oleh orang lain.
 Tindakan apa yang dilakukan tidak terbatas sesaat
saja tetapi berlansung terus sesuai dengan
kehendak seseoarang atau masyarakat yang
dilayani.
 Kepercayaan ini sebenarnya didasari oleh
kompetensi yang dimiliki oleh profesional.
Kompetensi sebagai landasan profesi.
Tanggung Jawab Profesi
 Pekerjaan yang dilakukan didalam
memberikan pelayanan kepada klien
menjadi tanggung jawab sepenuhnya dan
apabila terjadi malpraktik dituntut secara
hukum yang berlaku.
 Tanggung jawab profesi didasarkan pada
pekerjaan yang dilakukan secara
profesional sesuai dengan kompetensi
profesionalnya.
Kompetensi Profesi
 Kompetensi dalam pengertian kemampuan dan
kewenangan yang dimiliki teknis (tehnical
competency) dan kemantapan mental/ moral
(personal attribute) yang terkait dengan sikap,
perilaku/moralitas etik untuk melakukan sesuatu
sebagai tanggung jawab terhadap pelayanan yang
diberikan kepada klien.
 Didalam proses pendidikan tersebut di sediakan
kurikulum (dengan kurikulum yang berbasis
kompetensi) untuk melakukan tindakan profesional
seseorang profesional dipersyaratkan memiliki
seperangkat/set pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang memenuhi standar dalam
melakukan tindakan (standar pelayanan).
Standar Profesi
 Dalam menjalankan tugas dan kewajiban profesi,
organisasi profesi menyusun perangkat-perangkat
profesi diantaranya tentang standar kompetensi,
kode etik profesi, standar praktik profesi/standar
pelayanan sampai kepada standar pendidikan
profesi sesuai dengan tingkat kemampuan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki
sebagai pedoman melaksanakan pekerjaannya
sebagai standar pelayanan.
 Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban profesi
senantiasa diupayakan melakukan yang terbaik
(ideal). Oleh kerena itu seorang profesional harus
selalu mencari dan mengembangkan keilmuan
secara terus-menerus.
Sikap dan Perilaku Profesi
 Sikap dan perilaku profesi atau yang disebut dengan
perilaku profesional selain suatu yang dapat
dipertanggung jawabkan, harus didasari oleh
keyakinan, kompeten, tepat/taat asas, cermat
dengan tindakan intelektual/cerdas, semangat
tinggi/ethos kerja, disiplin, percaya diri atas
kemampuan (self efficacy), optimistik, bermoral,
berkepribadian mantap dan bersikap dan berpikiran
positif. Pekerjaan dilakukan karena kemampuan,
pekerjaan yang membaggakan, bukan sebagai tugas
belaka dan perintah atasan, tetapi memang tugas
dan pekerjaan pilihan, dilakukan karena
kemampuan kompetensi yang dimiliki dari proses
pendidikan dan latihan.
 Sikap dan perilaku profesional terbentuk melalui
pendidikan, membentuk jati diri dan diakui oleh
masyarakat.
 Oleh karena itu tugas dan pekerjaan profesional
terus-menerus dikembangkan dan ditingkatkan
mutunya dari waktu ke waktu sehingga hasilnya
semakin baik dan mencapai yang terbaik. Motivasi
tinggi melebihi yang di syaratkan.
 Di dalam melakukan tugas dan pekerjaan,
perangkat yang digunakan bukanlah dianggap
sebagai pranata/alat belaka tetapi merupakan
bagian dari tanggung jawabnya, karena alat akan
merupakan bagian dari proses pekerjaan
profesionalnya.
 Seorang profesional bukan sekedar menguasai
ilmu/kompetensi dan teknik, tetapi juga
menggunakan ilmu dan tekniknya secara arif,
peduli dan inovatif mengembangkan secara
berkelanjutan.
 Dengan demikian seorang profesional bertugas dan
bekerja atas panggilan dharma baktinya, dan tidak
hanya secara kolektif (seprofesi) tetapi juga
sekaligus sebagai pribadi/individu. Jadi dengan
rendah hati sebagai anggota masyarakat di tengah-
tengah lingkungannya tetapi dengan tanggung
jawab yang tinggi.
Kode Etik Profesi
 Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang
berupa kata-kata, tulisan atau benda yang
disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan
atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga
dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
 Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan
aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang
tidak benar dan tidak baik bagi seorang profesional.
 Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan
apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik profesi
 Agar para profesional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai atau nasabahnya
 Untuk menjujung tinggi martabat profesi
 Untuk menjaga dan memelihara kesejathraan
anggota
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi
 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
 Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
 Menentukan baku standarnya sendiri.
Fungsi dari kode etik profesi
 Kode etik profesi memberikan pedoman bagi
setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan;
 Kode etik profesi merupakan sarana kontrol
sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan;
 Kode etik profesi mencegah campur tangan
pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi
Pelanggaran terhadap kode etik
 Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak
mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang
seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu.
Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan
pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk
mendapatkan keuntungan uang yang berlebihan
ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi; dan
 Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
profesi yang kurang mencerminkan kualitas
keahlian yang sulit atau kurang dapat
dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun
kriteria profesional.
Sanksi pelanggaran terhadap kode etik profesi
Sanksi sosial atau sanksi moral
Sanksi sosial/moral pada umumnya diberikan oleh
dewan kehormatan profesi, mulai dari peringatan
tertulis sampai dikeluarkan dari keanggotaan profes.
Sanksi hukum
Diberikan kepada pelanggar berskala besar yaitu
merugikan pihak lain. Tergantung dari besar
kecilnya pelanggaran, sanksinya dapat berupa
hukum pidana menempati prioritas utama, diikuti
oleh hukum perdata.

Anda mungkin juga menyukai