Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN PUSTAKA

1.Etika

Etika adalah sebuah refleksi kritis dan moral yang menentukan dan
terwujud dalam sikp dan dola perilaku hidup manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok. Menurut Magnis Suseno, etika adalah
sebuah ilmu dan bukan suatu ajaran.

Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup


secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran
berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan peraturan, perintah dan
semacamnya yang bersifat turun temurun.

Jadi moralitas adalah petunjuk konkrit yang siap pakai tentang


bagaimana kita harus hidup sedangkan etika adalah perwujudan secara
kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.

Pada dasarnya keduanya memberi kita orientasi bagaimana dan


kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi bedanya
moralitas langsung mengatakan “inilah caranya harus melangkah”,
Sedangkan etika justru mempersoalkan “apakah harus melangkah
dengan cara ini dan mengapa harus dengan cara ini”
2.Pembagian Etika

Dalam kaitannya dengan nilai dan norma, kita menemukan 2 macam


etika:

Etika deskriptif, berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai


nilai dan pola prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas konkrit yang membudaya

Etika normatif, berbicara mengenai norma-norma yang menentukan


tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada
manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-
norma.

Perbedaannya adalah etika deskriptif memberi fakta sebagai dasar


untuk mengambil keputusan tentang perilaku dan sikap yang mau
diambil sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang diputuskan.

Secara umum norma dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Norma khusus, contohnya bermain bola

Norma umum, terdiri dari:

Norma sopan santun, contohnya cara bertemu, makan, duduk dan


sebagainya
Norma hukum, lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh hukum
terhadap para penggarnya

Norma moral, yakni aturan mengenai sikap dan perilaku manusia


sebagai manusia. Penilaiannya bukan berdasarkan profesi tetapi
manusia yang menjalankan profesi tertentu.

3.Sistematika Etika

Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori:

Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana


manusia bertindak secara etis, mengambil keputusan secara etis serta
tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan.

Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam


bidang kehidupan yang khusus. Penerapan seperti “bagaiman saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang lakukan yang didasari olah cara, teori dan prinsip
moral dasar”

Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap


dirinya sendiri

Etika sosial, berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku


manusia sebagai anggota manusia

4.Pendapat dan Aliran dalam Etika


a.Etika Deontology

Deontolgi berarti kewajiban (duty) maksudnya bahwa manusia


ditekankan untuk berbuat baik. Menurut etika ini suatu tindakan
dikatakan baik bukan nilai berdasarkan akibat atau tujuan baik dari
tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik
pada dirinya sendiri.

Menurut Immanuel Kant (1764 – 1804), kemauan baik harus dinilai baik
pada dirinya sendiri terlepas dari apa pun juga. Dalam menilai seluruh
tindakan kita, kemauan baik harus selalu dinilai paling pertama dan
menjadi kondisi dari segalanya.

Ada 2 pokok yang ditekankan oleh Kant:

Tidak ada di dunia ini yang dianggap baik tanpa kualifikasi kecuali
kemauan baik.

Tindakan yang baik adalah tindakan yang dijalankan demi kewajiban.

b.Etika Teleologis

Teori ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan


yang mau dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan tersebut.
Ada 2 aliran etika teleologis

1.Egoism

Menurut aliran yang dapat dinilai baik itu adalah sesuatu yang memberi
mandaat bagi kepentingan diri, kepada vakunya. Sebab itu orang
seperti ini disebut egoisme

2.Utilitarianisme

Paham ini menilai baik dan tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu,
ditinjau dari segi kegunaan atau faedah yang didatangkannya.

Dikenalkan ada 2 jenis yaitu:

a.Utilisme Individual

Paham ini menganggap seseorang boleh bersikap sesuai dengan situasi


yang menguntungkan dirinya. Jadi boleh berpura-pura hormat, bersikap
menjilat asalkan perbuatan membwa keuntungan bagi individu

b.Utilisme Sosial
Paham ini beranggapan demi untuk kepentingan orang banyak tidak
ada berdusta, tidak apa bermulut manis. Dipakai dalam kelangkaan
politis atau diplomatik

Egoism menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan


akibat dari tindakan bagi diri sendiri, sedangkan utilisme menilai baik
buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan akibat dari tindakan
bagi banyak orang

Universitas

Berarti umum. Universalisme sebagai ajaran etika berarti sesuatu dapat


dinilai baik bila dapat memberikan kebaikan kepada orang banyak.
Universalisem berarti memikirkan kepentingan umum dimana
kepentingan individu tidak terpadat di dalamnya.

Intuitionisme

Berasal dari kata intuition: ilham, bisikan kalbu. Paham ini berpendapat
bahwa baik buruknya atau susah tidaknya dapat merupakan suatu
pertimbangan rasa yang timbul dari bisikan kalbu. Bukan merupakan
pemikiran secara analisis tapi dengan jalan perenungan dan semadi.

Menurut psikologi dan sosiologi, ada 2 sumber kekuatan yang


mempengaruhi perbuatan dan kelakuan seseorang:
Ekstern : pengaruh pergaulan, ajaran/pendidikan, kebudayaan

Intern : pengaruh cara berpikir, karsa/kemauan, insting, dan kejiwaan.

Hedonism

Berasal dari kiat hedone : pleasure : kesenangan. Prinsipnya bahwa


sesuatu dianggap baik sesuai dengan kesenangan yang didatangkan.
Jadi semua yang mendatangkan kesusahan dianggap tidak baik.

Pengatnut ajaran ini biasanya boros dan memburu kesenangan tanpa


melihat halal-haramnya

Eudemonisme

Berasal dari kata eudaemonisme : happy : bahagia, dengan menitik


beratkan pada rasa.

Prinsip ajaran menilai baik buruk sesuatu berdasarkan ada tidaknya


kebahagiaan yang didatangkan. Walau menempuh jalan yang susah tapi
didapatkan perasaan bahagia maka cara ini dianggap baik oleh aliran
ini.

Altruisem

Berasal dari kata alteri : others : prinsipnya mengutamakan


kepentingan orang sebagai lawan kepentingan diri sendiri.
Tradisional

Berasal dari kata tradisional : kebiasaan, adat-istiadat. Menurut paham


ini susah tidaknya dinilai dari sebagai kebiasaan atau adat istiadat yang
berlaku. Apa yang memperkukuh tradisi dianggap baik dan yang
menentang dianggap tidak baik.

Pengertian Penyuluh Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non


formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk
bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan
(better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan
bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian
lingkungannya (better environment).

Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan


pada tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya
perubahan pengertian penyuluhan pertanian. Menurut Undang-undang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai