Anda di halaman 1dari 9

CABANG FILSAFAT ETIKA

DISUSUN OLEH:
MUHSIN AL-KASYAF

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE


FAKULTAS ILMU BUDAYA
PRODI ANTROPOLOGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang "Cabang-
cabang Filsafat".
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah turut memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di zaman modern ini, masalah etika di Indonesia mulai mengalami penurunan.


Sebagian besar masyarakat mulai mengabaikan persoalan erikanya. Terutama etika
dalam pergaulan. Hal ini terjadi di akibatkan masuknya ajaran-ajaran barat yang
akhirnya mengikis ada budaya masyarakat Indonesia secara perlahan-perlahan.

Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral
yang menentukan dan terwujud. Nilai yang terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-
petuah, nasihat, wejangan peraturan, perintah dan semacamnya. Pada dasarnya
memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini.

B. Rumusan Masalah
1. Defenisi Etika
2. Pembagian Etika
3. Sistematika Etika
4. Pendapat dan aliran dalam Etika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika

Etika adalah sebuah refleksi kritis dan moral yang menentukan dan terwujud
dalam sikp dan dola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Menurut Magnis Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan suatu ajaran.

Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik
sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah,
nasihat, wejangan peraturan, perintah dan semacamnya yang bersifat turun temurun.

Jadi moralitas adalah petunjuk konkrit yang siap pakai tentang bagaimana kita
harus hidup sedangkan etika adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral
yang siap pakai itu.

Pada dasarnya keduanya memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita
harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi bedanya moralitas langsung mengatakan
“inilah caranya harus melangkah”, Sedangkan etika justru mempersoalkan “apakah
harus melangkah dengan cara ini dan mengapa harus dengan cara ini”

B. Pembagian Etika

Dalam kaitannya dengan nilai dan norma, kita menemukan 2 macam etika:

➢ Etika deskriptif, berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai dan
pola prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas
konkrit yang membudaya
➢ Etika normatif, berbicara mengenai norma-norma yang menentukan tingkah
laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk
bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.

Perbedaannya adalah etika deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk


mengambil keputusan tentang perilaku dan sikap yang mau diambil sedangkan etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang diputuskan.
Secara umum norma dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

➢ Norma khusus, contohnya bermain bola


➢ Norma umum, terdiri dari:
❖ Norma sopan santun, contohnya cara bertemu, makan, duduk dan
sebagainya
❖ Norma hukum, lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh hukum
terhadap para penggarnya
❖ Norma moral, yakni aturan mengenai sikap dan perilaku manusia
sebagai manusia. Penilaiannya bukan berdasarkan profesi tetapi
manusia yang menjalankan profesi tertentu.
C. Sistematika Etika

Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori:

➢ Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia


bertindak secara etis, mengambil keputusan secara etis serta tolak ukur dalam
menilai baik buruknya suatu tindakan.
➢ Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan seperti “bagaiman saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang
lakukan yang didasari olah cara, teori dan prinsip moral dasar”
❖ Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri
❖ Etika sosial, berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota manusia
D. Pendapat dan Aliran dalam Etika
1. Etika Deontology
Deontolgi berarti kewajiban (duty) maksudnya bahwa manusia ditekankan
untuk berbuat baik. Menurut etika ini suatu tindakan dikatakan baik bukan nilai
berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan
tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.
Menurut Immanuel Kant (1764 – 1804), kemauan baik harus dinilai baik pada
dirinya sendiri terlepas dari apa pun juga. Dalam menilai seluruh tindakan kita,
kemauan baik harus selalu dinilai paling pertama dan menjadi kondisi dari
segalanya.

Ada 2 pokok yang ditekankan oleh Kant:


➢ Tidak ada di dunia ini yang dianggap baik tanpa kualifikasi kecuali kemauan
baik.
➢ Tindakan yang baik adalah tindakan yang dijalankan demi kewajiban.
2. Etika Teleologis
Teori ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
mau dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.
Ada 2 aliran etika teleologis:
➢ Egoisme
Menurut aliran yang dapat dinilai baik itu adalah sesuatu yang memberi
mandaat bagi kepentingan diri, kepada vakunya. Sebab itu orang seperti ini
disebut egoisme
➢ Utilitarianisme
Paham ini menilai baik dan tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu,
ditinjau dari segi kegunaan atau faedah yang didatangkannya.
Dikenalkan ada 2 jenis yaitu:
❖ Utilisme Individual
Paham ini menganggap seseorang boleh bersikap sesuai dengan
situasi yang menguntungkan dirinya. Jadi boleh berpura-pura
hormat, bersikap menjilat asalkan perbuatan membwa keuntungan
bagi individu
❖ Utilisme Sosial
Paham ini beranggapan demi untuk kepentingan orang banyak
tidak ada berdusta, tidak apa bermulut manis. Dipakai dalam
kelangkaan politis atau diplomatik
Egoism menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan akibat
dari tindakan bagi diri sendiri, sedangkan utilisme menilai baik buruknya suatu
tindakan berdasarkan tujuan dan akibat dari tindakan bagi banyak orang.

3. Universitas
Berarti umum. Universalisme sebagai ajaran etika berarti sesuatu dapat
dinilai baik bila dapat memberikan kebaikan kepada orang banyak. Universalisem
berarti memikirkan kepentingan umum dimana kepentingan individu tidak terpadat
di dalamnya.
4. Ntuitionisme
Berasal dari kata intuition: ilham, bisikan kalbu. Paham ini berpendapat
bahwa baik buruknya atau susah tidaknya dapat merupakan suatu pertimbangan
rasa yang timbul dari bisikan kalbu. Bukan merupakan pemikiran secara analisis tapi
dengan jalan perenungan dan semadi.
Menurut psikologi dan sosiologi, ada 2 sumber kekuatan yang mempengaruhi
perbuatan dan kelakuan seseorang:
➢ Ekstern : pengaruh pergaulan, ajaran/pendidikan, kebudayaan
➢ Intern : pengaruh cara berpikir, karsa/kemauan, insting, dan kejiwaan.
5. Hedonism
Berasal dari kiat hedone : pleasure : kesenangan. Prinsipnya bahwa sesuatu
dianggap baik sesuai dengan kesenangan yang didatangkan. Jadi semua yang
mendatangkan kesusahan dianggap tidak baik.
Pengatnut ajaran ini biasanya boros dan memburu kesenangan tanpa melihat
halal-haramnya
6. Eudemonisme
Berasal dari kata eudaemonisme : happy : bahagia, dengan menitik beratkan
pada rasa.
Prinsip ajaran menilai baik buruk sesuatu berdasarkan ada tidaknya
kebahagiaan yang didatangkan. Walau menempuh jalan yang susah tapi didapatkan
perasaan bahagia maka cara ini dianggap baik oleh aliran ini.
7. Altruisem
Berasal dari kata alteri : others : prinsipnya mengutamakan kepentingan
orang sebagai lawan kepentingan diri sendiri.
8. Tradisional
Berasal dari kata tradisional : kebiasaan, adat-istiadat. Menurut paham ini
susah tidaknya dinilai dari sebagai kebiasaan atau adat istiadat yang berlaku. Apa
yang memperkukuh tradisi dianggap baik dan yang menentang dianggap tidak baik.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup
manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Dalam kaitannya dengan nilai dan norma, kita menemukan 2 macam etika,
yaitu etika deskriptif dan etika normatif. Adapun sistematika etika juga di bagi
menjadi 2 kategori, yaitu etika umum dan etika khusus.
Sedangkan pendapat dan aliran dalam etika terbagi atas 8 bagian, yaitu:
1. Etika edontologi
2. Etika teleologis
3. Etika universalisme
4. Etika intunisionisme
5. Etika hedonism
6. Etika eudemonisme
7. Etika altruisme
8. Etika tradisionalisme
B. Saran
Dalam pergaulan sehari-hari di kita dituntut memiliki etika yang baik agar
dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis dengan orang lain yang
memiliki adat, budaya, suku, ras, agama dan keyakinan yang berbeda dengan kita.

Anda mungkin juga menyukai