Anda di halaman 1dari 19

1. Bagaimana etika sebagai ilmu dapat dibagi?

Jelaskan setiap tipe etika itu…


Jawab :
Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan
perbuatan-perbuatan yang di lakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk,
dengan kata lain etika dapat diartikan sebagai aturan ataupun pola-pola dari tingkah laku
yang di hasilkan oleh akal manusia. Melalui etika, suatu hubungan dan pergaulan dalam
lingkungan masyarakat atau bermasyarakat akan bisa dilihat baik dan buruknya. Selain itu,
etika juga bisa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam
kehidupan manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak serta
didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan.
Etika merupakan sebuah bagian filosofis yang sangat berhubungan erat sekali dengan
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan juga
penyelesaiannya baik ataupun tidak.
Sebagai suatu ilmu Etika dibagi menjadi beberapa jenis atau tipe, yaitu:
a. Etika Teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan
ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:
 Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan atau sesuai dengan
kehendak Tuhan.
 Perbuatan-perbuatan sebagai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan
 Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.
Orang beragama mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa
agama atau tanpa menjalankan ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber pengetahuan dan kebenaran etika ini adalah kitab suci.
b. Etika Filosofis
Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri
berasal dari kata “philosophis” yang asalnya dari bahasa Yunani yakni: “philos” yang
berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis
adalah etika yang menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan
filsafat. Dalam filsafat yang diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-
kewajiban, maslah nilai-nilai moral secara mendasar. Disini ditinjau hubungan antara
moral dan kemanusiaan secraa mendalam dengan menggunakan rasio sebagai dasar
untuk menganalisa.

1
c. Etika Sosiologis
Etika sosiologis adalah etika yang menitik beratkan pada keselamatan ataupun
kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis memandang etika sebagai alat
mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Jadi etika
sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang bagaimana seharusnya
seseorang menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.
d. Etika Deskriptif
Etika deskriftif merupakan etika yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang
tingkah laku manusia ditinjau dari nilai-nilai baik dan juga buruk serta hal-hal yang
mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai dengan norma etis, yang dianut oleh
masyarakat. Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku
manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika ini berbicara tentang kenyataan sebagaimana adanya tentang nilai dan
pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas
konkrit. Dengan demikian etika ini berbicara tentang realitas penghayatan nilau, namun
tidak menilai. Etika ini hanya memaparkab, karenyanya dikatakan bersifat diskriptif.
e. Etika Normatif
Etika normatif merupakan etika yang berusaha untuk menetapkan sikap dan pola
perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Etika
deskriftif banyak berbicara tentang norma-norma yang menuntun perilaku manusia
serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana
mestinya. Dengan demikian etika normatif memberikan petunjuk secara jelas
bagaimana manusia harus hidup secara baik dan berusaha menghindari hal-hal yang
tidak baik. Dalam pergaulan sehari-hari kita menemukan berbagai etika normatif yang
menjadi pedoman bagi manusia untuk bertindak.
Berdasarkan ukuran baik dan buruknya suatu tindakan manusia, etika normatif
biasanya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Etika Umum
Etika umum adalah etika yang membahas berbagai macam yang berhubungan
dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil berbagai kebijakan
berdasarkan teori-teori dan juga prinsip-prinsip moral.
 Etika khusus
Etika khusus terdiri dari:

2
 Etika sosial adalah yang etika yang menekankan tanggung jawab sosial dan
hubungan antar sesama manusia dalam aktivitas yang dilakukannya.
 Etika individu adalah etika yang lebih menekankan kepada kewajiban manusia
sebagai pribadi.
 Etika terapan adalah etika-etika yang diterapkan pada sebuah profesi.

Kekhususan etika sebagai cabang filsafat adalah:

Dari cabang filsafat lain etika dibedakan oleh karena tidak mempersoalkan keadaan
manusia, melainkan bagaimana ia harus bertindak. Etika adalah filsafat tentang praksis
manusia. Etika adalah praksiologik. Semua cabang filsafat berbicara tentang “yang ada”,
sedangkan etika membahas “yang harus dilakukan”. Itu sebabnya etika tidak jarang disebut
juga “filsafat praktis” (Bertens, 1993:27). “Praktis”, karena menurut Bertens, cabang ini
langsung berhubungan dengan perilaku manusia, dengan yang harus atau tidak boleh dilakukan
manusia.

Sifat dasar etika adalah sifat kritis. Etika bertugas untuk mempersoalkan norma yang
dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu
membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu. Terhadap norma yang de facto berlaku,
etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya. (Apakah berlaku de jure pula). Norma
yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis ini akan kehilangan haknya
(Zubair, 1990:9-10).

2. Mengapa hati nurani bersifat personal dan mengapa juga ada aspek
suprapersonal dan apakah artinya,jika dikatakan bahwa hati nurani merupakan
norma moral yang subjektif…?

Jawab:

Hati nurani berasal dari bahasa Latin yaitu Conscientia yang berarti kesadaran. Hati
nurani juga bisa diistilakan sebagai suara hati, suara batin, atau kata hati. Jika didefinisikan
secara luas, hati nurani adalah kesadaran moral yang tumbuh di dalam hati manusia dan
mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Hati nurani dalam bahasa arab di sebut dlamir atau wijdan sedang dalam bahasa inggris
di sebut dengan conscience. kata consciece diterjemah balik maka artinya menjadi suara hati,

3
kata hati atau hati nurani. Berdekatan dengan kata conscience, ada kata conscious. Conscious
artinya sadar, berkesadaran, atau kesadaran. Disamping kedua kata ini, ada satu lagi yang
berdekatan maknanya yaitu intuition, intuition artinya gerak hati, lintasan hati, gerak batin.

Consciece sama dengan Conscience is an ability or a faculty that distinguishes whether


one’s actions are right or wrong. It leads to feelings of remorse when one does. Hati nurani
adalah kemampuan yang membedakan apakah salah satu dari tindakan apakah benar atau salah.
The moral sense of right and wrong, chiefly as it affects one’s own behaviour; Consciousness;
thinking; awareness, especially self-awareness. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah,
terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir; kesadaran,
terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang memperjelas secara
sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan kita. Kajian-kajian yang
mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh terutama di dalam sains psikologi.

Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa Hati nurani adalah suatu kekuatan
dalam hati seseorang yang selalu memberikan penilaian benar dan salahnya atau baik dan
buruknya atau perbuatan yang akan di lakukan. Hati nurani merupakan penerapan kesadaran
moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati
menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai
hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau
melakukan sesuatu , ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang
baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar
kesadarannya berbeda – beda.

Mengapa hati nurani bersifat personal

Hal ini disebabkan karena hati nurani selalu berkaitan erat dengan pribadi yang
bersangkutan. Norma-norma dan cita-cita yang diterima dalam hidup sehari-hari dan seolah-
olah melekat pada pribadinya, akan tampak juga dalam ucapan-ucapan hati nuraninya. Seperti
perkataan bahwa tidak ada dua manusia yang sama, begitu pula tidak ada dua hati nurani yang
persis sama. Hati nurani diwarnai oleh kepribadiannya. Hati nurani akan berkembang juga
bersama dengan perkembangan seluruh kepribadiannya; sebagai orang setengah baya yang
sudah banyak pengalaman hidup tentu hati nuraninya pun bercorak lain dibandingkan ketika
masih remaja. Ada alasan lain lagi untuk mengatakan bahwa hati nurani bersifat personal, yaitu

4
hati nurani hanya berbicara atas nama pribadinya. Hati nurani hanya memberi penilaiannya
tentang perbuatannya sendiri.

Mengapa ada aspek suprapersonal

Disamping aspek personal, hati nurani menunjukan juga suatu aspek supra personal.
Selain bersifat pribadi, hati nurani juga seolah olah melebihi pribadi kita, seolah olah
merupakan instansi diatas kita. Terhadap hati nurani, kita seakan akan menjadi “ pendengar
“.kita seakan akan mengambil sikap preseftif dan membuka diri terhadap suara yang datang
dari luar. Karena asfek supra natural itu, orang beragama kerapkali mengatakan bahwahati
nurani adalah suara Tuhan atau bahwaTuhan berbicara melalui hati nurani. Selain bersifat
pribadi hati nurani juga seolah-olah melebihi pribadi kita, seolah-olah merupakan instansi di
atas kita. Aspek “hati nurani”berarti hati yang diterangi (nur cahaya) .hati nurani seolah-olah
ada cahaya dari sinar yang menerangi budi dan hati kita. Aspek yang sama tampak juga dalam
nama-nama lain untuk menunjukan hati nurani suara hati,kata hati,suara batin. Aspek ini sangat
mengesankan hingga terungkap banyak nama,tarhadap hati nurani ,kita seakan - akan menjadi
“pendengar” kita seakan-akan membuka diri terhadap suara yang datang dari luar. Hati nurani
mempunyai satu aspek teransenden artinya melebihi pribadi kita. Aspek adi personal, orang
beragama kerap kali mengatakan bahwa hati nurani adalah suara tuhan atau bahwa tuhan
berbicara melalui hati nurani, sehingga bagi orang beragama hati nurani memiliki suatu
dimensi religious.

Hati nurani merupakan norma moral yang subjektif

Hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup moral kita. hati nurani adalah
norma terakhir untuk perbuatan kita. Kita selalu mengikuti hati nurani dan tidak pernah boleh
kita lakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani. Dalam arti itu hati nurani mengikat
kita secara mutlak. Putusan hati nurani yang merupakan norma moral terakhir bersifat
subjektif. Dan belum tentu perbuatan yang dilakukan atas desakan hati nurani adalah baik juga
secara objektif bisa saja hati nurani menyatakan sesuatu adalah baik, bahkan wajib dilakukan
padahal secara objektof perbuatan itu buruk.
Dengan hati nurani yang baik dan benar, seseorang akan selalu terdorong untuk
bertindak melakukan kehendak Tuhan dan menuruti norma-norma moral obyektif. Pembinaan
hati nurani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang tentang
kebenaran dan nilai-nilai, ataupun kemampuan untuk memecahkan dilema moral, tetapi juga

5
harus memasukkan ke dalamnya pembinaan karakter moral seseorang secara lebih penuh.
Pembinaan hati nurani merupakan upaya yang hakiki agar manusia lebih mampu hidup dan
bertindak sesuai dengan bisikan hati hati nurani yang bisa dipertanggungjawabkan secara
moral. Melalui pembinaan hati nurani, manusia diharapkan bisa terhindar dari kesesatan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan. Dengan begitu, perbedaan ataupun keragaman tidak
menjadi permasalahan yang dapat memicu konflik.

Dalam hadis diungkapkan ”Sesungguh-nya Allah tidak memandang bentuk dan


tubuhmu, tetapi Dia memperhatikan hati dan perbuatanmu.” (HR Muslim). Allah hanya
memperhatikan hati, karena hati itulah yang menjadi hakikat manusia. Karakter seseorang
berbeda dengan yang lain karena hatinya berbeda. Perbedaan itu pula yang menyebabkan
perbedaan dalam cara Allah memperlakukan sang hamba itu sendiri.

Sebagai contoh, seseorang dengan hati nurani, melihat ada orang lain yang patut
ditolong pasti akan ditolongnya tanpa menghiraukan apa jenis warna kulitnya dari bangsa atau
kelompok mana yang ditolong itu berasal. Dengan hati nurani juga manusia bisa berbuat baik
untuk seluruh mahluk yang ada di alam ini dengan memberi perlindungan secara maksimal
dengan menjaga keseimbangannya. Inilah manusia yang dapat memberi rahmat atas alam ini,
pembawa damai dan toleransi.

Mungkin pembunuhan mahatma gandhi atau martin luther king pun beranggapan
melakukan suatu perbuatan baik yang diperintahkan hati nurani. Padahal, semua orang yang
berfikiran sehat akan menolak pembunuhan pembunuhan itu sebagai kejahatan besar.
Tapi yang sebenarnya diungkapkan oleh hati nurani bukan baik burkunya perbuatan itu sendiri,
melainkan bersalah tindaknya sipelaku.
Manusia adalah orang yang hidup baik ( secara moral ) bila ia selalu hidup menurut hati
nuraninya. Manusia bukan saja wajib untuk selalu mengikuti hati nuraninya,ia wajib juga
mengembangkan hati nuraninya dan seluruh kepribadian etisnya sampai menjadi matang
seimbang.

3. Jika kita membandingkan nilai moral dengan nilai-nilai lain,apa yang menjadi
ciri-ciri khasnya? Dan bagaimna norma dapat dibagi….

Jawab:
6
 Pengertian moral

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara
terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif
materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda. Widjaja (1985: 154)
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlak). Al-Ghazali (1994: 31) mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata
moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan
sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu
dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Sementara itu Wila Huky, sebagaimana dikutip oleh
Bambang Daroeso (1986: 22) merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensip
rumusan formalnya sebagai berikut : 1. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku
hidup, dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam
lingkungan tertentu. 2. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu. 3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang
mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik ,
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.

Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas perlu diberikan ulasan bahwa substansi
materiil dari ketiga batasan tersebut tidak berbeda, yaitu tentang tingkah laku. Akan tetapi
bentuk formal ketiga batasan tersebut berbeda. Batasan pertama dan kedua hampir sama, yaitu
seperangkat ide tentang tingkah laku dan ajaran tentang tingkah laku. Sedangkan batasan ketiga
adalah tingkah laku itu sendiri Pada batasan pertama dan kedua, moral belum berwujud tingkah
laku, tapi masih merupakan acuan dari tingkah laku. Pada batasan pertama, moral dapat
dipahami sebagai nilai-nilai moral. Pada batasan kedua, moral dapat dipahami sebagai nilai-
nilai moral atau norma-norma moral. Sedangkan pada batasan ketiga, moral dapat dipahami
sebagai tingkah laku, perbuatan, atau sikap moral. Namun demikian semua batasan tersebut
tidak salah, sebab dalam pembicaraan sehari-hari, moral sering dimaksudkan masih sebagai
seperangkat ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma. Akan tetapi lebih kongkrit dari itu , moral
juga sering dimaksudkan sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang
didasarkan pada ajaran, nilai, prinsip, atau norma.

7
 Ciri-ciri norma:

Ciri-ciri dari nilai moral adalah sebagai berikut :


a. Bertanggung jawab berkaitan dengan tanggung jawab kita.
Nilai moral berakitan dengan pribadi manusia. Tetapi hal yang sama dapt dikatakan juga
tentang nilai-nilai yang lain. Yang khususnya menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini
berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan
seseotang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
b. Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minat untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam undangan
atau himbauan. Niali estetis, misalnya, seolah-olah “minta” supaya diwujudkan dalam bentuk
lukisan, komposisi music, atau cara lain. Dan apabila sudah jadi, lukisan “minta” untuk
dipamerkan dan music “minta” untuk diperdengarkan tetapi pada nilai-nilai moral tututan ini
lebih mendesk dan lebih serius. Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan “imbauan” dari ahti
nurani.
c. Mewajibkan
Berhubungan erat dengan nilai-nilai moral yang mewajibkan kita untuk selau absolute dan
dengan tidak bias ditawar-tawar. Nilai-nilai lain sepatutnya diwujudkan atau seyogyanya di
akui. Nilau estetis umpamanya.
d. Bersifat formal
Nilai moral tidak merupakan suatu jenis nilai yang bias ditempatkan begitu saja disamping
jenis-jenis nilai lainnya, Biarpun nilai-nilai moral merupakan nilai-nilai tertingi yang harus
dihayati diatas semua nilai lainnya, seperti sudah menjadi jelas dari analisis sebelumnya,
namun itu tidak berarti bahwa nulai-nilai ini menduduki jenjang teratas dari suatu hirarki nilai-
nilai.
e. Norma moral
Ada banyak sekali macam norma misalnya ada norma yang menyangkut benda dan norma lain
yang menyangkut tingkah laku manusia. Contoh tentang norma yang menilai benda.

 Pembagian norma
Pembagian norma berdasarkan sumber/asal usulnya dapat diperhatikan melalui tabel berikut:

No Norma Pengertian Contoh Sanksi

8
1 Agama Petunjuk hidup yang
a. Shalat Umumnya tidak
berasal dari Tuhan yang
b. Tidak berjudi langsung karena
disampaikan melalui
c. Suka berbuat diberikan setelah
utusannya yang berisi baik, dll meninggal dunia
perintah, larangan atau
anjuran
2 Kesusilaan Aturan yang datang atau
a. Berlaku jujur Tidak tegas, karena
bersumber dari hati
b. Bertindak adil hanya diri sendiri yang
nurani manusia (insan
c. Meng-hargai merasakan (Merasa
kamil)tentang baik orang lain bersalah, malu,
buruknya suatu menyesal, dsb.)
perbuatan
3 Kesopanan Peraturan hidup yang
a. Meng-hormati Tidak tegas tapi dapat
timbul dari hasil orang yang lebih diberikan oleh
pergaulan segolongan tua masyarakat berupa
manusia di dalam
b. Tidak berkata celaan, cemoohan atau
masyarakat dan kasar dikucilkan dari
dianggap sebagai
c. Menerima pergaulan.
tuntutan pergaulan dengan tangan
sehari-hari kanan
Norma kesopanan ini
d. Tidak boleh
bersifat relatif, artinya meludah
apa yang dianggap disemba-rang
sebagai norma tempat
kesopanan berbeda-
beda di berbagai tempat,
lingkungan dan waktu

4 Hukum Norma hukum adalaha. Harus tertib Tegas, Nyata, mengikat


pedoman hidup yangb. Harus sesuai dan bersifat memaksa.
dibuat dan dipaksakan aturan
oleh negara. c. Dilarang
mencuri,

9
Ciri norma hukum membu-nuh,
antara lain adalah diakui meram-pok, dsb.
oleh masyarakat sebagai
ketentuan yang sah dan
ada penegak hukum
sebagai pihak yang
berwenang memberikan
sanksi
Tujuan utama norma
hukum adalah
menciptakan suasana
aman dan tentram dalam
masyarakat.

4. Sebutkan jenis-jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh guru? Buatlah


penjelasan ringkas mengenai keterkaitan masing-msing jenis kompetensi guru

Jawab:

Jenis – jenis kompetensi yang dimiliki seorang guru ada 4 yaitu :

1) Kompetensi Pedagogik
2) Kompetensi Kepribadian
3) Kompetensi Sosial
4) Kompetensi Profesional
Penjelasannya:
1) Kompetensi Padagogik
yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik peserta
didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual. Kemampuan yang harus dimiliki guru dal kompeteni ini yaitu;
a) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
b) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan
yang diampu.
c) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

10
d) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
f) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
g) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
h) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2) Kompetensi Kepribadian
Yaitu Guru dituntut harus mampu membelajarkan peserta didiknya tentang disiplin diri,
belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar,
mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan
berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam kompetensi ini yaitu:
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
d) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3) Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama,
bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria kinerja guru
dalam kaitannya dengan kompetensi sosial disajikan berikut ini.
a) Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya.

11
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
4) Kompetensi Professional
Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
perencanaan danpelaksanaan proses pembelajaran. Kemampuan yang harus dimiliki
pada dimensi kompetensi profesional atau akademik dapat diamati dari aspek-aspek
berikut ini;
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
5. Jelaskan apa yang dimaksud:
- Etika keutamaan juga membutuhkan etika kewajiban
- Etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan
Jawab:
Dua pendekatan moral yang sudah dapat ditemukan dalam hidup sehari-hari ini dalam
tradisi pemikiran filsafat moral tampak sebagai dua tipe teori etika yang berbeda yaitu: etika
kewajiban dan etika keutamaan

 Mengapa etika keutamaan juga memebutuhkan etika kewajiban

Etika keutamaan membutuhkan juga etika kewajiban. Etika keutamaan saja adalah
buta, jika tidak di pimpin oleh norma dan prinsip. Benci sebagai sifat mudah membawa orang
ke perbuatan seperti membunuh atau merugikan orang lain. Keadilan sifat yang membawa kita
ke suatu keadaan dimana kita memperlakukan orang lain secara adil dengan membayar gaji
yang pantas umpamanya kepada karyawan. Bagaimana kita tahu bahwa yang satu adalah buruk
dan yang lain adalah baik? Tentu karena kita berpegang pada norma. Kita tidak dapat
membedakan dua sifat watak tadi, Karena kita menerima norma moral “jangan membunuh

12
orang yang bersalah” dan “kita harus memperlakukan orang lain dengan adil”. Jadi, rinsip
moral dan keutamaan moral tidak terlepas satu sama lain.moral.

Berpegangan pada norma moral memang merupakan syarat bagi perilaku yang baik.
Akan tetapi, membatasi diri pada norma saja belum cukup untuk dapat disebut seorang
yang baik dalam arti sepenuhnya. Contohnya, seorang dokter yang belum pernah melakukan
malapraktek, karena selalu patuh pada aturan yang berlaku (dalam arti hukum maupun moral),
belum tentu merupakan dokter yang sungguh-sungguh baik dari sudut moral. Supaya menjadi
dokter yang baik, perlu ia memiliki juga sikap rela melayani sesama yang sakit. Dengan kata
lain, perlu ia memiliki keutamaan. Pohon yang baik dengan sendirinya akan menghasilkan
buah yang baik. Etika keutamaan langsung bertujuan membuat manusia menjadi seperti pohon
yang baik, sehingga tidak bisa lain perbuatannya akan baik juga.

 Mengapa etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan

Etika kewajiban dan etika keutamaan saling membutuhkan satu sama lainnya Etika
kewajiban mempelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan moral yang berlaku untuk perbuatan
kita. Etika ini menunjukan norma-norma dan prinsip-prinsip mana yang perlu diterapkan dalam
hidup moral kita, lagi pula urutan pentingnya yang berlaku di antaranya. Jika terjadi konflik
antara dua prinsip moral yang tidak dapat dipenuhi sekaligus, etika ini mencoba menentukan
yang mana harus diberi prioritas. Pendeknya, etika kewajiban menilai besar salahnya kelakuan
kita dengan berpegang pada norma dan prinsip moral saja.

Etika keutamaan mempunyai orientasi yang lain. Etika ini tidak begitu menyoroti
perbuatan satu demi satu, apakah sesuai atau tidak dengan norma moral, tapi lebih
memfokuskan pada manusia itu sendiri. Etika ini mempelajari keutamaan (virtue), artinya sifat
watak yang dimiliki manusia. Etika keutamaan tidak menyelidiki apakah perbuatan kita baik
atau buruk, melainkan kita sendiri orang baik atau buruk.

Alasan mengapa etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan , jika kita mentaati prinsip
dan norma moral, kita belum tentu menjadi manusia yang sungguh-sungguh baik secara
moral.

6. Bagaimana perbedaan etika,moral,norma,nilai.Serta bagaimana anjuran dalam


menerapkan etika dan moral?
Jawab

13
Sebelum menjawab perbedaaan maka akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian
etika,moral,norma dan nilai

 Etika
Etika bila dilihat dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa
yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Kata ini berasal dari
bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan yang dimaksud
kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang sehingga mudah untuk
dilakukan seperti merokok yang menjadi kebiasaan bagi pecandu rokok. Sedangkan
etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika membahas tentang tingkah laku
manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan
oleh akal manusia.
 Norma
Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku,
suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat
mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah
sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan
norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan. Tetapi jika
tidak adanya norma maka kiranya kehidupan manusia akan manjadi brutal. Pernyataan
tersebut dilatar belakangi oleh keinginan manusia yang tidak ingin tingkah laku
manusia bersifat senonoh. Maka dengan itu dibutuhkan sebuah norma yang lebih
bersifat praktis. Memang secara bahasa norma agak bersifat normatif akan tetapi itu
tidak menuntup kemungkinan pelaksanaannya harus bersifat praktis.
 Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila.
Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan
manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Antara etika dan moral memang
memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika lebih banyak bersifat
teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut pandangan ahli filsafat,
etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan

14
moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu. Istilah
moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai
dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak
ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya
sebagai manusia
 Nilai
Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan
(motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah
satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya. Nilai adalah sesuatu yang
abstrak bukan konkret. Nilai hanya bisa dipikirkan, dipahami, dihayati. Nilai juga
berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat batiniah.
Menilai berati menimbang, yaitu kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain untuk mengambil suatu keputusan.
 Perbedaan etika,moral,norma dan nilai

Perbedaan Umum Khusus

Etika Dibagi Dibagi


menjadi 2: menjadi 2:

a.etika umum, berbicara mengenai Etika individual dan etika sosial,


kondisi-kondisi dasar bagaimana yang keduanya berhubungan dengan
manusia bertindak secara tingkah laku manusia sebagai warga
etis,bagaimana manusia mengambil masyarakat.
keputusan etis, teori-teori etika dan
Etika individual membahas
prinsip-prinsip moral dasar yang
kewajiban manusia terhadap diri
menjadi pegangan bagi manusia dalam
sendiri dalam kaitannya dengan
bertindak serta tolak ukur dalam
kedudukan manusia sebagai warga
menilai baik atau buruknya suatu
masyarakat.
tindakan.
Sedangkan Etikasosial menyangkut
hubungan antar manusia baik

15
Etika umum dapat di analogkan dengan hubungan yang bersifat langsung
ilmu pengetahuan, yang membahas maupun dalam bentuk
mengenai pengertian umum dan teori- kelembagaan. Contoh
teori etika sosial antara lain, etika
b.etika khusus, merupakan penerapan profesi , etika politik, etika bisnis,
prinsip-prinsip moral dasar dalam etika
bidang kehidupan yang khusus. lingkungan hidup, dan sebagainya.
Penerapan ini
bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak
dalam bidang kehidupan dan kegiatan
khusus yang saya lakukan, yang
didasari oleh cara,teori dan prinsip-
prinsip moral dasar. Namun, penerapan
itu dapat juga berwujud : Bagaimana
sayamenilai perilaku saya dan orang
lain dalam bidang kegiatan dan
kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis:
cara bagaimana manusia mengambil
suatu keputusan atau tidanakn, dan
teori serta prinsip moral dasar yang ada
dibaliknya.

Moral Moralitas perbuatan yang menentukan Moralitas perbuatan yang


suatu perbuatan, baik atau buruk menentukan suatu perbuatan benar
berdasarkan hakikatnya terlepas tidak atau salah, baik atau buruk
bergantung dari pengaruh hokum berdasarkan hakikatnya bergantung
positif, contohnya berilah kepada orang dari pengaruh hokum positif.
lain apa yang menjadi haknya. Hal Hukum positif dijadikan patokan

16
tersebut pada dasarnya sudah dalam menentukan kebolehan dan
merupakan kewajiban. Meskipun larangan atas suatu perbuatan.
kemudian diatur dalam hokum positif,
tidaklah memberikan akibat yang
signifikan.

Nilai Nilai umum dibedakan menjadi 3, yaitu


nilai sopan santun, nilai hukum dan
nilai moral.

1. Nilai Sopan Santun, nilai ini disebut


juga sebagai nilai etiket,
yaitu nilai yang mengatur pola perilaku
dan sikap lahiriah manusia, misalnya
sikap duduk, makan dan minum,
berpakaian, dan sebagainya.

2. Nilai Hukum, yaitu nilai yang


dituntut keberlakuannya secara tegas
oleh masyarakat karena dianggap perlu
dan niscaya demi keselamatan dan
kesejahteraan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.

3. Nilai Moral, yaitu aturan mengenai


sikap dan perilaku manusia
sebagai manusia. Nilai ini menyangkut
aturan tentang baik buruknya, adil
tidaknya tindakan dan perilaku
manusia sejauh ia dilihat sebagai
manusia.

17
 Bagaiman anjuran dalam menerapkan etika dan moral

Etika merupakan kebiasaan yang benar dalam pergaulan dan dapat dirumuskan sebagai
suatu batasan yang menilai tentang salah atau benar serta baik atau buruk suatu tindakan.Kunci
utama penerapan etika adalah memperlihatkan sikap sopan santun, rasa hormat terhadap
keberadaan orang lain dan mematuhi peraturan serta tatakrama yang berlaku pada lingkungan
tempat kita berada.

Dalam bersosialisasi di masyarakat, manusia memerlukan etika sebagai pedoman


dalam berkata, berpikir dan melakukan suatu kebiasaan yang baik untuk dianut sehingga dapat
diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Maka dari itu, pemahaman akan etika
dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat sangat penting untuk dalam
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari

Etika menjadi tolak ukur dalam menghadapi berbagai perbedaan moral yang ada di
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat berargumentasi secara rasional dan kritis serta dapat
mengambil sikap wajar dalam menghadapi sesamanya.

Etika memiliki cakupan yang sangat luas dalam kehidupan manusia. Etika dalam
masyarakat berkembang sesuai dengan adat istiadat , kebiasaan, nilai dan pola perilaku
manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

Contoh etika adalah sebagai berikut :

-) Mengucapkan salam saat bertamu

-) Cium tangan orang tua sebelum melakukan aktifitas sehari-hari

-) Membuang sampah pada tempatnya

-) Meminta maaf saat melakukan kesalahan

-) Makan menggunakan tangan kanan

Etika dan moral saling berhubungan yaitu bahwa pelanggaran etika dan moral bisa saja
menyentuh wilayah hukum dan akan mendapatkan sanksi hukum. Namun pada kondisi lain,
bisa saja pelanggaran etika hanya mendapat sanksi sosial dari masyarakat karena pelanggaran
tersebut tidak menyentuh wilayah hukum positif yang berlaku.

18
Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterkaitan etika,nilai, norma dan
moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup
dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang individu,
masyarakat, bangsa dan negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan
berkembang Sebagaimana tersebut di atas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan
tingkah laku manusia bila dikongkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga
memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari hari. Dalam kaitannya
dengan moral maka aktivitas turunan dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan
martabat manusia. Derajat kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya.
Sementara itu, hubungan antara moral dan etika kadang-kadang atau seringkali disejajarkan
arti dan maknanya. Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak berwenang menentukan
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu dipandang berada di
tangan pihak yang memberikan ajaran moral.

19

Anda mungkin juga menyukai