Anda di halaman 1dari 5

Kuis Pertemuan V

Nama : Theresia Yulinawati


NIM : 43219110136
Matkul : Pendidikan Agama Katolik

1. Apa bedanya moral dan etika?

Beberapa perbedaan etika dan moral adalah :

 moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang benar.
 moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak sesuai
dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
 moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
 moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan.
 moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai arah
yang telah ditetapkan (menuju arah).
 moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti arah
kompas dalam menjalani kehidupan.
 moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan.

2. Apa bedanya etika dan etiket?

Etika

 Selalu berusaha walaupun tidak ada saksi mata. Contoh: larangan untuk menyatakan tetap ada
walaupun tidak ada yang melihat kita.
 Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak. Contoh: “Jangan Mencuri” adalah prinsip etika yang
tidak bisa ditawar-tawar lagi.
 Memandang manusia dari segi dalam. Contoh: Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah
pencuri. Orang yang berpegang teguh pada etika tidak mungkin munafik.
 Anggotai norma tentang perbuatan itu sendiri. Contoh: barang milik orang lain tanpa izin
orang tersebut tidak diizinkan.

Etiket

 Hanya dalam pergaulan. Etiket tidak berkelanjutan saat tidak ada orang lain atau saksi mata yang
melihat. Contoh: Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang tidak sopan. Namun, hal itu
tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang melihat
sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan.
 Bersifat relatif. Contoh: Yang tidak sopan dalam suatu kebudayaan dalam suatu kebudayaan,
sopan dalam kebudayaan lain.
 Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja. Contoh: Banyak penipu dengan maksud
jahat berhasil mengelabui korbannya karena penampilan dan tutur kata mereka yang baik.
 Etiket bangun cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia. Misalnya: Memberikan
sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan.

3. Apa persamaannya moral, etika, dan etiket?


 Persamaan,secaraetimologismoralsamadenganetikayangberupanilai-nilaidannorma-
normayangmenjadipeganganmanusiaataukelompokdalammengaturperilakunya
 PersamaanmenurutBerten,dalamMuhammadNuh,2011,antaralain:Etikadanetiketmenyangkutperila
kumanusia,keduanyamenyatakanapayangharusdilakukandanapayangtidakbolehdilakukan;3

4. Mengapa tokoh agama banyak yang menyukai moral tapi tak suka etika? apa
buktinya?
Moral dan etika selalu menjadi bajan pembicaraan akhir-akhir ini, pendapat dari Colquitt, Lepine
dan Wesson (2011) “ethics reflects the the degree to which the behaviors of an authority are in
accordance with generally accepted moral norms”. Dalam hal ini etika merefleksikan perilaku dari
individu seseorang sesuai dengan moral dan standar norma yang berlaku. Pada dasarnya seseorang
bertanggungjawan atas perilaku sosial di masyarakat yang seharusnya dilandasi oleh moral yang
berlaku di masyarakat. Jadi selalu ada kendali moral terhadap setiap perilaku dan sikap seseorang
di lingkungnan sosial. Kata bermoral mengacu pada bagaimana suatu masyarakat yang berbudaya
atau berperilaku seturut nilai dan seseorang yang berlaku. Rumusan arti kata moral adalah nilai-
nilai dan norma-norma yang menjadi bagi seseorang atau suatu kelompok dalam pembinaan
tingkah lakunya. Moral sesuai dengan ide-ide yang umum tentang tindakan manusia, mana yang
diterima dan mana yang wajar.
Moral mengacu pada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti pembicaraan tentang
moral adalah bidang masalah kehidupan manusia dari baik buruknya perbutaannya selaku
manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan
tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia.
Secara etimologis etika mempunyai arti sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan bagaimana bertindak sesuai dengan kebiasaan adat. Etika merupakan ilmu
kritis, refleksif, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia. Etika bertanya tentang apa
yang harus dan tidak boleh, apa yang baik dan yang buruk.
Etika bukan suatu sumber tambahan bagi moral, pemikiran kritis dan mendasar tentang moral.
Etika mempertanyakan mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana sikap
kita terhadap pelbagai ajaran moral. Etika berusaha untuk mengerti mengapa atau atas dasar apa
kita harus hidup menurut norma-norma tertentu. Moral memberikan petunjuk bagaimana kita harus
hidup dengan baik, sedangkan etika memberikan pengertian. Ibarat kendaraan, etika buku petunjuk
bagaimana kita harus memperlakukan (mempergunakan) kendaraan, sedangkan etika memberikan
pengertian tentang struktur dan teknologi kendaraan itu.

5. Apa itu aliran deontologi?

Istilah deontologi berasal dari perkataan Yunani, “deon”, yang berarti, “kewajiban” atau “sesuatu
yang diwajibkan”. Tokoh teori deontologi adalah Immanuel Kant (1724-1804). Dalam teori ini
yang menjadi dasar baik dan buruknya suatu perilaku itu adalah kewajiban yang diwajibkan”.
Suatu perbuatan itu baik, dan karena itu kita wajib melakukannya. Sementara perbuatan itu buruk,
maka dilarang bagi kita. Teori inimenegaskan baik atau buruknya suatu perilaku itu tidak dinilai
berdasarkan dampak yang ditimbulkannya, tetapi kewajiban. Sebagai contoh, kenapakita harus
berlaku jujur, adil, ikhlas, amanah, tidak menyakiti orang lain, karena itu adalah kewajiban.
Perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik, melainkan hanya karena wajib
dilakukan. Karena itu, bisa dimengerti bahwa deontologi selalu menekankan bahwa perbuatan
tidak dihalalkan karena tujuannya.
6. Apa yang dimaksud dengan aliran eudomonisme?

Eudaimonisme adalah pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan segala
tindak-tanduk manusia. Dalam eudaimonisme, pencarian kebahagiaan menjadi prinsip yang paling
dasariah. Kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya terbatas kepada perasaan subjektif seperti
senang atau gembira sebagai aspek emosional, melainkan lebih mendalam dan objektif
menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan suatu individu (aspek moral, sosial,
emosional, rohani). Dengan demikian, eudaimonisme juga sering disebut etika pengembangan diri
atau etika kesempurnaan hidup.

Prinsip pokok didalam faham ini yakni suatu kebahagiaan bagi diri sendiri serta kebahagiaan bagi
orang lain. Aristoteles juga mengemukakan bahwa untuk dapat mencapai eudaemonia ini
diperlukan 4 hal yaitu;

 Kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan serta kekuasaan


 Kemauaan
 Perbuatan baik
 Pengetahuan batiniah

7. Ajaran Tuhan Yesus termasuk aliran etika yang mana? Apa bukti dan
argumentasinya?

Setiap masyarakat -baik primitif maupun modern- membutuhkan peraturan-peraturan untuk


mengatur perilaku para anggotanya. Seringkali peraturan itu merupakan hasil pengalaman-
pengalaman yang dianggap sebagai cara terbaik dalam melakukan sesuatu. Ada kalanya -seperti
halnya beberapa undang-undang dari Timur Tengah zaman kuno- peraturan-peraturan tersebut
berasal dari sebuah agama atau bahkan tradisi. Kadang-kadang, seperti dalam Perjanjian Lama,
kita menemukan campuran dari keduanya.

Ajaran Yesus bukanlah suatu hukum, melainkan suatu etika hidup. Setiap orang yang menerima
kedaulatan Allah di dalam hidupnya bisa menikmati kebebasan untuk mengenalNya sebagai Bapa
dengan sebuah hubungan yang hidup.

bukti dan argumentasinya

 “apa artinya bagiku diciptakan dalam gambar dan keserupaan dengan Allah dan hidup dalam
Kristus Yesus?”
 Bagaimanakah hidup seturut Kristus itu (Kol 2, 6)? Bagaimanakah menjadi “manusia
rohaniah” (1 Kor 2, 15)?
 Bagaimanakah mengenakan sikap Yesus pada diri kita (Fil 2, 5)?
 Bagaimanakah mengenakan diri yang baru yang sudah diciptakan dalam jalan kebenaran dan
kekudusan dalam kebenaran (Ef 4, 24) itu?

Argumen :

Manusia bisa tahu apa rencana dan panggilan Allah terhadap manusia dari Kitab Suci. Karena itu,
teologi moral berupaya merefleksikan secara rasional, kritis, sistematis Kitab Suci untuk mencari
apa yang menjadi rencana kehendak Allah atau panggilanNya pada manusia dan bagaimana
manusia dapat dengan tepat menjawabnya. Akan tetapi, Allah mewahyukan rencana dan
kehendakNya juga dalam tatanan ciptaan yang dapat dikenali manusia dengan akal budinya
(hukum kodrat). Rasio berperan untuk menangkap dan memahami rencana kehendak Allah dalam
tatanan ciptaan

Teologi merupakan refleksi rasional, sistematis, terhadap sumber-sumber yang di dalamnya


terkandung kebenaran iman (Kitab Suci, Tradisi, Magisterium) untuk mencari pengertian akan
kebenaran-kebenaran iman. Duacabang teologi sistematis adalah kontemplatif (dogmatis), yang
berusaha membuat suatu pandangan akan realitas yang tunggal namun koheren dalam terang
iman, dan teologi moral, yang merefleksikan kebenaran-kebenaran iman, tetapi lebih memberi
perhatian pada untuk menunjukkan bagaimana seseorang seharusnya hidup dalam terang iman
kristen.

D. M. Prummer mendefinisikan teologi moral sebagai “bagian dari ilmu telogi yang menimbang
dan mengarahkan tindakan-tindakan manusia seturut tujuan adikodrati, menurut prinsip-prinsip
Pewahyuan.” S. Pinckaers mengajukan definisi tentang teologi moral, yaitu: “cabang teologi yang
mempelajari tindakan-tindakan manusiawi sedemikian rupa untuk mengarahkannya pada suatu
pandangan cinta akan Allah yang dilihat sebagai kebahagiaan sejati, lengkap dan tujuan akhir
kita.”

Anda mungkin juga menyukai