Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTEMUAN KE 2

FILSAFAT, AGAMA, ETIKA DAN HUKUM

Pertanyaan :

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat ?


2. Jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam filsafat.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan agama serrta unsur-unsur utama dalam agama.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika? Jelaskan juga arti yang terkandung dalam etika.
5. Apa yang dimaksud dengan nilai?
6. Jelaskanlah hubungan antara Agama, Etika dan nilai.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum, Etika dan Etiket.
8. Jelaskan juga apa saja persamaan dan perbedaannya antara hukum, etika dan etiket
tersebut.

Jawaban :

1. Filsafat adalah pemikiran dan kajian menyeluruh terhadap suatu pemikiran, kepercayaan,
dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian ulang dan analisis
konsep dasar untuk menciptakan kebenaran, pertimbangan, dan kebijaksanaan yang lebih
baik. Filsafat secara harfiah berarti “mencintai kebijaksanaan”

2. UNSUR-UNSUR FILSAFAT

1. Ontologi
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan
tertentu (S.Suriasumantri, 1990:63). Ontologi membahas tentang yang ada yang
universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari
inti yang termuat dalam setiap kenyataan. Objek formal ontologi adalah hakikat
seluruh realitas.
Dengan demikian Ontologi adalah hakikat yang Ada (being, sein) yang merupakan
asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran (Sutardjo
AW, 2007:34).

2. Epistemologi

Istilah epistimologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F. Ferrier
pada tahun 1854 (Runes, 1971:94)
Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat episteme, pengetahuan; dan
logos, theory. Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai
masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan (Uyoh
Sadulloh,2007:30). Epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-usul,
asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi
penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat, atau cara
mendapatkan pengetahuan yang benar (Suriasumantri J, 1990:101)
Dengan pengertian ini epistemologi tentu saja menentukan karakter pengetahuan,
bahkan menentukan “kebenaran” macam apa yang dianggap patut diterima dan
apa yang patut ditolak. Bila kumpulan pengetahuan yang
benar/episteme/diklasifikasi, disusun sitematis dengan metode yang benar dapat
menjadi epistemologi. Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta / kenyataan
dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat
diverifikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya (Sutardjo AW, 2007:32).

3. Axiologi (teori tentang nilai)

filsafat yang membahas apa kegunaan ilmu pengetahuan manusia Aksiologi


menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi
metode ilmiah dengan norma-norma moral?

3. Apa sih agama itu? Kita sering menyebut tentang agama masing-masing. Seperti ketika
ditanya agamamu apa? Kita menjawab islam. Lalu ketika kita ditanya apa sih agama itu?
Bisakah kita menjawab? Bagi yng belum bisa menjawab, disini akan sedikit saya jelaskan
pengertian dari agama.

Agama dari bahasa Sansekerta berasal dari dua kata yakni “a” yang berarti tidak dan “gama”
yang artinya kacau. Sehingga bisa diartikan menjadi tidak kacau atau adanya peraturan yang
diberikan kepada menusia sehingga hidupnya menjadi teratur.

Masih banyak lagi pengertian tentang agama, ada yang mengatakana agama adalah cara-
cara yang dilakukan manusia untuk menyembah apa yang dipercayainya atau yang dianggap
Tuhan yang maha Esa olehnya.

Menurut kamus bahasa Indonesia, agama memliki pengertian sebagai suatu sistem yang
mengatur tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.

Seorang ahli agama dari luar negeri, Emile Durkheim menyatakan bahwa agama yaitu suatu
sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal
yang suci, sehingga kita sebagai umat yang beragama semaksimal mungkin berusaha untuk
terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah serta mencapai rohani yang
sempurna kesuciannya.
Dari pengertian agama yang telaha ada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa agama itu
adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mengenal dan menyembah Tuhannya yang
dapat dipercayai dapat memberikan kesejahteraan dan keselamatan hidup manusia yang
taat kepadaNya dengan cara melakukan berbagai ritual penyembahan sebagai bukti bakti
manusia kepada Tuhannya.

Adapun unsure-unsur dari agama sebagai berikut:

1.Emosi keagamaan

Hal yang membuat seseorang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi.

2.Sistem kepercayaan

Suatu keyakinan yang dipercaya dan membuat manusia menjalankan apa yang diyakininya.

3.Upacara keagamaan

Simbol bahwa masyarakat meyakini adanya Tuhan

4.Umat penganut Religi

Orang yang menganut suatu sistem keyakinan.

4. Secara bahasa, kata etika asalnya adalah dari bahasa Yunani Kuno, Ethikos. Arti dari kata ini
adalah sesuatu yang timbul dari adanya kebiasaan. Sehingga, etika memiliki sudut pandang
yang normatif dengan objek berupa manusia serta perbuatan manusia itu sendiri.
Secara umum, etika adalah suatu aturan atau norma yang digunakan sebagai pedoman
seseorang dalam bertingkah laku. Penggunaan norma ini sangat berkaitan dengan sifat baik
dan sifat buruk yang terdapat di masyarakat.
Ada juga yang mengartikan etika sebagai sebuah ilmu mengenai kesusilaan dan juga perilaku
manusia. Ini sangat berhubungan dengan pergaulan manusia sehari-hari dengan sesamanya.
Selain itu, juga berhubungan dengan aturan serta prinsip mengenai perbuatan yang benar.
Akhirnya, etika bisa dimaknai sebagai suatu tanggung jawab dan kewajiban moral seseorang
dalam berbuat sesuatu.
Etika dicirikan dengan beberapa hal. Misalnya etika akan senantiasa berlaku sekalipun tidak
ada orang yang melihat. Etika juga memiliki sifat yang sangat mutlak dan memiliki cara
pandang dari segi batiniah manusia itu sendiri. Selain itu, etika juga sangat berhubungan
dengan perilaku kehidupan keseharian manusia.

5. Nilai adalah sesuatu yang berharga atau ukuran yang dijadikan sebagai pengukuran bagi
seseorang dan dijunjung tinggi oleh sekelompok masyarakat atau penilaian yang dijadikan
suatu objek untuk menilai perilaku seseorang baik dan buruknya, benar dan salah, berguna
ataupun tidak berguna.

6. Antara agama,etika dan nilai tidaklah dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak
mengajarkan nilai etika/moralitas. Semua agama mengajarkan umatnya untuk melakukan
segala hal yang berkenan di hadapan Allah-Nya. Itu artinya semua manusia harus melakukan
hal yang tidak bertentangan dengan hukum dari agama yang dianutnya. Jika semua manusia
melakukan yang sesuai dengan hukum agama, secara otomatis mereka telah melakukan
nilai-nilai etika/moralitas yang berkenan bagi semua orang dan akan menjadi modal mereka
untuk memperoleh hidup kekal di dunia Akhirat nantinya.

7. Etika merupakan suatu karakter individu serta suatu hukum yang di dalamnya mengatur,
mendalikan serta mengulas tentang perilaku manusia. Etiket adalah suatu sikap seperti
sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang
beradab dalam pergaulan. Etiket berasal dari kata bahasa Prancis "etiquette".

8. Etika berarti moral, sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah ethic and etiket.
Persamaan antara etika dan etiket adalah:
Etika dan etiket mengacu pada perilaku manusia.
Keduanya secara normatif mengatur perilaku manusia, yaitu memberikan norma bagi
perilaku manusia. Ini menunjukkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
Perbedaan antara etika dan etiket adalah:
Label mengacu pada bagaimana melakukan tindakan manusia, yaitu bagaimana hal itu
ditentukan dan diharapkan dalam lingkaran tertentu. Sementara etika tidak terbatas pada
bagaimana melakukan suatu tindakan, etika memberikan norma-norma tentang tindakan itu
sendiri dan membahas pertanyaan apakah tindakan tersebut dapat dilakukan atau tidak.
Tak hanya berlaku untuk asosiasi, artinya tak hanya berlaku jika ada orang lain atau saksi
mata. Padahal etika selalu berlaku meski tidak ada orang lain di sana.
Label itu relatif, artinya seseorang yang dianggap melanggar label dalam satu budaya belum
tentu melanggar etika di budaya lain. Sedangkan Etika bersifat permanen dan tidak dapat
ditawar-tawar lagi.
Tak hanya melihat manusia dari perspektif eksternal atau dari perspektif eksternal.
Sedangkan etika memandang manusia dari dalam. Maksudnya adalah orang yang berpegang
pada etika masih bisa menjadi orang munafik, sebaliknya orang yang berpegang pada etika
tidak akan menjadi orang munafik, karena jika orang itu munafik, maka orang itu tidak etis
(orang yang benar-benar baik).

Anda mungkin juga menyukai