Etika Profesi
Disusun Oleh :
NIM : 061640411587
Kelas : 8 EGA
PALEMBANG
2020
Resume Moral, Etika dan Hukum
1
masyarakat, melainkan semata keputusan rasionalisme
universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.
2) Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala
sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek
tertentu.Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif,
yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.
b. Macam-Macam Etika
1) Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai
dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas
yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.
2) Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada
manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang
berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket,
padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang
berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus
dilakukan.Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu
perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas pada pergaulan.
Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya
orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama
antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika
bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket
memandang manusia dipandang dari segi lahiriah.Sementara
itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah
2
aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
manusia.
2. Moral
a. Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores
yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam
kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah
pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral
adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar
atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan
lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral
memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang
perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik
atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan
moral memiliki perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan
etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral
tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh
dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.Dengan demikian
etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-
konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul
dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.
3
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk
mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan
lainnya yang berlaku di masyarakat.
3. Perbedaan Antara Etika dan Moral
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada
sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang
sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai
yang ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang
dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen,
geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran
moral mencakup tiga hal, yaitu:
a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang
bermoral.
b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu
suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh
masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan
secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu
dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang
sejenis.
c. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
4
3. Hukum
a. Pengertian Hukum
Disamping adat istiadat tadi, ada kaidah yang mengatur
kehidupan manusia yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan
sengaja dan mempunyai sanksi yang jelas. Hukum dibuat dengan
tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi
keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang
dibangun oleh suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum
dibuat oleh lembaga – lembaga yang diberikan wewenang oleh
rakyat.
Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah
mengatur masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati
oleh system social dan budaya yang berlaku pada masyarakat
tersebut.
Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak
atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota
masyarakat tersebut.Setiap tindakan manusia dalam masyarakat
selalu mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku
berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara bertindak
seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang
lain. Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan
dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang berhubungan
dengan orang lain, dinamakan social organization.
b. Tujuan Hukum
Pada umumnya hukum bertujuan menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat.Namun tiap perkara harus diputuskan
oleh hakim berdasarkan dengan ketentuan yang sedang berlaku.
Banyak teori atau pendapat mengenai tujuan hukum. Berikut
teori-teori dari para ahli :
1. Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara
yaitu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya
5
dengan cara menyelenggarakan keadilan. Keadilan itu
menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang
mendapat bagian yang sama pula.
2. Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah
mengatur hubungan antara sesama manusia secara damai.
Hukum menghendaki perdamaian antara sesama. Dengan
menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan
seimbang.
3. Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai
keadilan. Dan ia kepentingan daya guna dan kemanfaatan
sebagai unsur dari keadilan.
4. Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai
alat merekayasa masyarakat (law is tool of social
engineering).
5. Muchtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok
dan utama dari hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan
ketertiban ini merupakan syarat pokok bagi adanya suatu
masyarakat manusia yang teratur.
1. Etika Moral Hukum. Etika juga tidak terlepas dari hukum urutan
kebutuhan (needs theory). Menurut Maslow, yang paling pokok adalah
pemenuhan kebutuhan jasmaniah terlebih dahulu agar dapat merasakan
urgensi kebutuhan ekstrim dan aktualisasi diri sebagai professional.
6
Pendapat kontroversial responden Kohlberg menunjukan bahwa menipu,
mencuri, berbohong adalah tindakan etis apabila digunakan dalam
kerangka untuk melanjutkan hidup.
7
3. Golongan non-hierarkis (hukum profesi, atau hukum organisasi profesi)
seperti misalnya accountant disciplinary law. Hukum disiplin ini pada
pokoknya memiliki ciri sanksi yang diberikan tidak terlalu keras,
penegakan moral dan edukatif. Pengadilan umum disiplin dapat dilakukan
secara terbuka ( anggota lain hadir ) atau pintu tertutup, lalu hasilnya
diumumkan.
Etika = Moral = Hukum
8
DAFTAR PUSTAKA
Surya, M. 2015. Etika Profesi . Diakses pada tanggal 29 Maret 2020 melalui
https://muhammadsurya15.wordpress.com/2015/03/09/etika-profesi/
Fitria, NH, dkk. 2018. Makalah Manusia , Nilai , Moral dan Hukum. Diakses
pada tanggal 29 Maret 2020 melalui
http://catatananakdakwah.blogspot.com/2018/08/makalah-manusia-nilai-
moral-dan-hukum.html
Anton. 2009. Hubungan antara Etika, Norma, dan Hukum. Diakses pada tanggal
29 Maret 2020 melalui
https://anton44n.wordpress.com/2009/02/01/hubungan-antara-etika-
norma-dan-hukum/