RENVOI

Hukum Perdata
Internasional
Fandu Andika 185010100111164/5

Dinny Amalia Kartika W. 185010100111165/6

Silvia Maharani 185010100111173/8

Imroatin Fauziah 185010101111123/46

Hanifah Farras Fadhillah 185010101111131/47

2
PENGERTIAN RENVOI

Penunjukan
Status Personal
Kembali

Prinsip
Prinsip Domisili
Nasionalitas
 ISTILAH LAIN
RENVOI
Prancis renvoi au premier degre

Jerman riikverweisung

Inggris, USA remissions

Italia rinvio indrietto

 Merupakan salah satu pranata Hukum Perdata Internasional
tradisional yang berkembang di dalam tradisi Civil Law

Dimungkinkan karena adanya

Tujuannya untuk menghindarkan
pemberlakuan kaidah/sistem
hukum yang seharusnya berlaku
(Lex Causae)
berbagai sistem hukum di dunia
yang masing-masing memiliki
sistem dan kaidah-kaidah Hukum
Perdata Internasional-nya
sendiri.
 RUANG LINGKUP
SACHNORMVERWEISUNG GEZAMTVERWEISUNG

Penunjukan ke arah keseluruhan

Penunjukan pada kaidah-kaidah sistem hukum tertentu, yaitu
hukum intern (sachnormen) dari kaidah-kaidah Hukum Perdata
suatu sistem hukum tertentu Internasional (kollisionsnormen)
dari sistem hukum tersebut.
JENIS-JENIS
• Disebut dengan Renvoi Continental
• Penunjukan kembali oleh hukum asing
SINGLE RENVOI
terhadap hukum intern/domestik dari Lex
Fori

• Disebut dengan Renvoi Anglo Saxon

• Dikenal dengan istilah Foreign Court
Theory
• Pengadilan Inggris (Negara Anglo Saxon
DOUBLE RENVOI
lain) harus bertindak sebagai suatu forum
asing dan memutuskan perkara dengan
cara yang sama seperti peradilang asing
itu.
 PERMASALAHAN

KONTRA

RENVOI
PRO
 PRO KONTRA

MEMBERIKAN KEUNTUNGAN YANG

RENVOI TIDAK LOGIS
PRAKTIS

RENVOI SEBAGAI PENYERAHAN

KEPUTUSAN YANG BERBEDA-BEDA
KEDAULATAN LEGISLATIF

HARMONISASI KEPUTUSAN MEMBAWA KETIDAKPASTIAN

Perkara HPI
diajukan ke HAKIM MENERIMA
Jika berakhir disini, artinya RENVOI
Forum
HAKIM MENOLAK RENVOI

Hakim menentukan Lex Third Legal

System
Causae Transmissions
Hakim
menentukan
Lex Causae Kaidah HPI Asing
Lex Fori
Remissions
CONTOH KASUS
RENVOI
CONTOH SINGLE RENVOI (REMISSION)

Apabila seorang WN Inggris berdomisili di Indonesia, untuk

menentukan sudah dewasa atau belum atau akan menikah
atau akan melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan
personilnya, maka menurut HPI Indonesia berdasarkan Pasal
16 AB yaitu Hukum Nasional mengikuti personilnya yakni Hukum Indonesia menunjuk Hukum
yang harus digunakan adalah Hukum Indonesia. Ingris, dan Hukum Inggris menunjuk
kembali Hukum Indonesia.
Menurut Hukum Inggris, berdasarkan kaidah-kaidah HPI-nya
untuk status personil yang digunakan adalah hukum dimana
domisilinya, dalam hal ini di Indonesia, maka yang berlaku
adalah Hukum Indonesia.
CONTOH SINGLE RENVOI (TRANSMISSION)
Dua WN Swiss (Paman dan Saudara Sepupu Perempuan)
berdomisili di Moskow, Rusia dan menikah di Rusia. Menurut HPI
Rusia, Perkawinan harus berdasarkan hukum Rusia, sedangkan
menurut HPI Swiss (Pasal 7f NAG) Perkawinan yang dilakukan di
Luar Negeri menurut hukum yang berlaku disana, dianggap sah.

Disisi lain, Hukum Intern (Nasional) Swiss (Pasal 100 ZGB)

Ketentuan ini tidak berlaku karena perkawinan dilakukan di Luar
Negeri, jadi sebenarnya secara tidak sengaja telah terjadi
“penyeludupan hukum”.

Suami-Istri ini pindah domisi ke Hamburg, terjadi perselisihan dan

pihak istri mengajukan gugatan cerai, sedangkan pihak Paman
(Suami) mengajukan permohonan kepada hakim agar perkawinan
mereka di Rusia dianggap batal karena melanggar Pasal 100 ZGB
Hukum Swiss.
YURISPRUDENSI ASING TERKENAL
KASUS FORGO
Forgo (WN Bavaria) merupakan anak luar kawin. Sejak kecil hingga meninggal
tinggal di Prancis, meninggalkan harta warisan seperti deposito pada
beberapa bank di Prancis. Menurut Hukum Prancis, pada waktu itu Forgo
dianggap belum mempunyai domisili di Prancis, ia masih dianggap
mempunyai domisili asalnya (domicilie of origin) dimana ia dilahirkan. Forgo
tidak meninggalkan surat wasiat, sehingga warisannya akan jatuh kepada ahli
waris ab intestato.

Saudara kandung Forgo meng-claim harta warusan tersebut berdasarkan

ketentuan Hukum Bavaria yang mengakui hak warisan dari anak luar kawin,
dilain Pihak Pemerintah Prancis, berdasarkan hukum intern (Nasional)
Prancis yang tidak mengenal warisan anak luar kawin, sehingga warisan
Forgo tersebut dianggap jatuh kepada Pemerintah Prancis.
 KASUS FORGO

Apakah penunjukan HPI Prancis

Menurut HPI Prancis, warisan kepada Hukum Bavaria meliputi
benda bergerak berlaku hukum seluruh hukumnya (termasuk HPI
domisili asal (domicilie of Bavaria) atau hanya kepada
origin) dari pewaris (WN Hukum Intern Bavaria?
Jerman). Dalam hal ini, HPI
COUR DE CASSATION
Prancis menunjuk hukum
dalam putusannya tahun 1878, telah
Bavaria, tetapi HPI Bavaria Jika seluruhnya, maka ada
menerima penunjukan kembali Hukum
penunjukan kembali kepada
menentukan bahwa warisan Prancis dan menggunakan Hukum Hukum Prancis dan Renvoi akan
benda-benda bergerak Intern
akan Prancis. Sehingga warisan Forgo
diterima dengan memberlakukan
jatuh ke tangan Pemerintah Prancis.
berlaku hukum tempat tinggal hukum Intern Prancis. Namun, jika
sebenarnya dari si Pewaris, hanya kepada Hukum Intern
yaitu Hukum Prancis Bavaria, maka hukum warisan
Bavaria yang diberlakukan.
 DOUBLE RENVOI
FOREIGN COURT THEORY

KASUS ANNESLEY
Ny. Annesley (WN Inggris), domisili dan meninggal (1942) 1. Hakim Inggris menggunakan FCT,
di Prancis, kemudian membuat wasiat berdasarkan hukum ia bertindak seolah sebagai hakim
Inggris sedemikian rupa sehingga anak laki-lakinya tidka Prancis;
Dengan menggunakan Hukum Intern 2. HPI Pancis menganut asas Prinsip
mendapatkan warisan. Hukum Inggris dalam hal ini
Prancis, wewenang Ny. Annesley dalam Nasionalitas yaitu menunjuk
mengizinkan.
membuat surat wasiat dibatasi, maka Hukum Inggris; dan
anak lelakinya mendapatkan warisan
3. HPI Inggris menganut asas
Tejadi perselisihan antara HPI Inggris vs HPI Prancis.
berdasarkan “Ligitime Portie” Domisili yaitu menunjuk Hukum
Dimana HPI Inggris, wasiat tersebut sah, namun HPI
Prancis mengenal adanya “legitime portie” yang Prancis.
memberikan hak pada sang anak sekurang-kurangnya
sepertiga bagian harta warisan.
 Publik Order/ Ketertiban Umum

Terbagi Menjadi 2

Ketertiban umum Ketertiban umum

internasional intern

kaidah kaidah yang kaidah kaidah yang

bermaksud untuk hanya membatasi
melindungi kebebasan
kesejahteraan negara peeseorangan
dalam keseluruhannya.
 Contoh Kasus Public Order

Dalam beberapa kasus di Pengadilan Jerman, ketertiban

umum dikesampingkan karena asas nasionalitas dalam
masalah hukum status personal.
 1. Kasus penyelesaian perkara perkawinan dan
perceraian

Masalah pelarangan perkawinan beda agama (dalam hukum

Islam) sangat bertentangan dengan public order Jerman, yaitu tentang
kesetaraan dan kebebasan beragama. Akan tetapi, pada tahun 1976,
pengadilan tingkat banding di Oldenburg Jerman menerima pelarangan ini
tanpa mempertimbangkan banyak hal tentang hak-hak konstutusional bagi
para pasangan.
 2. Bagi warga negara muslim yang tinggal di
Jerman, suami memiliki hak talaq.

Pengadilan tingkat pertama di Fankfurt menganggap talak bertentangan dengan konstitusi

Jerman tentang kesetaraan gender. Kasus-kasus terakhir di tahun 1998 memutuskan
talak melanggar public order Jerman, tetapi Pengadilan Jerman dapat menerima talak jika
istri yang hendak dicerai menyetujuinya di depan pengadilan, sebagaimana kasus tahun
1992 di AG Esslingen yang juga menerima talak untuk memutuskan perkawinan setelah
suami mengucapkan talak di depan hakim
 DI PERANCIS

MAHAR sebagai pemberian dari suami kepada istrinya, dalam hukum Islam,
sering juga muncul dalam kasus perceraian di Perancis dan dianggap
bertentangan dengan public order Perancis. Terkait dengan
penerapan hukum perdata inetrnasional, pengadilan Perancis sering
memutuskan masalah mahar ini.
 DI AMERIKA

Kasus antara Shike v Shike tahun 2000, pasangan muslim yang menikah
dalam upacara perkawinan Islam di Pakistan dan kemudian
didokumentasikan di Texas dengan lisensi standar perkawinan yang
ditandatangani oleh Imam di Texas. Pasangan ini percaya bahwa perkawinan
meraka telah bersifat mengikat, tetapi pengadilan menolak perkawinan
tersebut, sehingga mereka menikah kembali berdasarkan hukum Texas.
Terima Kasih