Penulis:
M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO, M.Si
i
BUKU AJAR
SOSIOLOGI HUKUM
Penulis
M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si
Judul Buku : Sosiologi Hukum
Nama : M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si
NIPS : 137 030 233
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum
Universitas : Iqra Buru
Alamat e-mail : chairulbasrun@gmail.com
SOSIOLOGI HUKUM
vii + 167 hal; 14,8 x 21 cm
ISBN
978-602-335-213-5
ii
Kata Pengantar
Sosiologi Hukum.
pemahaman.
iii
perkembangan terupdate menjelang akhir tahun 2013
disempurnakan lagi.
penulisan.
Sampul ………………………………………........................................... i
Identitas Penulis ……………………..……………….………..………... ii
Kata Pengantar …………….................…………………………........... iii
Daftar Isi ………………………………...............……………...…….…….. v
Glosarium ………………………………............………………………...... vi
Bahan Pelajaran I Pemahaman Dasar Tentang
Sosiologi Hukum...............................……......................................
1
Bahan Pelajaran II Sejarah dan Perkembangan
Sosiologi Hukum .............................……....…......…................…..
21
Bahan Pelajaran III Pendekatan dan Aliran Yang
Ada Dalam Sosiologi Hukum........…….................................... 31
Bahan Pelajaran IV Paradigma-Paradigma
Dalam Sosiologi Hukum ..................................……………… 47
Bahan Pelajaran V Teori-Teori Sosiologi Hukum …….. 66
Bahan Pelajaran VI Hukum dan Solidaritas Sosial…..... 98
Bahan Pelajaran VII Hukum dan Perubahan Sosial……. 177
Bahan Pelajaran VIII Hukum dan Pembangunan
di Indonesia............ ………………………………………………………. 134
Bahan Pelajaran IX Perencanaan Penelitian
Sosiologi Hukum ......................……...................…………..…….. 155
Daftar Pustaka ….......................................……..….…............... 165
v
Glosarium
Civil Law Sistem hukum yang berkembang di dataran
Eropa. Titik tekan pada sistem hukum ini
adalah, penggunaan aturan-aturan hukum
yang sifatnya tertulis.
Das sein Merupakan peristiwa konkrit yang terjadi
Das sollen Segala sesuatu yang merupakan keharusan,
atau yang mengharuskan kita untuk berpikir
dan bersikap tindak secara tertentu dalam
menghadapi pekerjaan atau masalah tertentu.
Deskriptif Bersifat deskripsi; bersifat menggambarkan
apa adanya
Difusi hukum Penyebaran hukum di kalangan masyarakat
agar diketahui dan dipahami meskipun belum
tentu ditaati oleh warganya
Dimensi hukum Segi hukum yg menjadi pusat tinjauan ilmiah
Egosentris Menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat
pemikiran (perbuatan); berpusat pada diri
sendiri (menilai segalanya dari sudut diri
sendiri)
Fakta Hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan
kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau
terjadi
Fungsionalisme Teori yg menekankan bahwa unsur-unsur di dl
suatu masyarakat atau kebudayaan itu saling
bergantung dan menjadi kesatuan yg
berfungsi; doktrin atau ajaran yg menekankan
manfaat kepraktisan atau hubungan
fungsional
Hukum positif Adalah Peraturan hukum yang berlaku pada
saat ini/ sekarang untuk masyarakat dari
dalam suatu daerah tertentu. Ius
Constitutum merupakan hukum yang berlaku
untuk suatu masyarakat dalam suatu tempat
pada suatu waktu tertentu
Hukum Peraturan atau adat yg secara resmi dianggap
mengikat, yg dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah; 2 undang-undang, peraturan, dsb
untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat; 3 patokan (kaidah, ketentuan)
mengenai peristiwa (alam dsb) yg
tertentu; 4 keputusan (pertimbangan) yg
ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis;
vi
Integritas Mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan
yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan
yg memancarkan kewibawaan; kejujuran;
Komprehensif Bersifat mampu menangkap (menerima) dng baik;
luas dan lengkap (tata ruang lingkup atau isi);
mempunyai dan memperlihatkan wawasan yg luas
Kontekstual Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat
yang dapat mengandung atau menambah kejelasan
makna. Kontekstual adalah makna kata yang sesuai
dengan konteks nya.
Metafisika Ilmu pengetahuan yg berhubungan dng hal-hal yg
nonfisik atau tidak kelihatan
Objek hukum Objek atau kepentingan yg dilindungi dalam hukum
sebagai Jurisprudence.
1
segala keberhasilan dan kegagalanya (Wignjosoebroto,
2002).
(Mastur, 2013);
kategoris.
ahli-ahli hukum.
ada.
sama.
4
Sosiologi Hukum sebagai ilmu pengetahuan, maka
survey.
2013:87).
5
B. Uraiaan Bahan Pembelajaran
Defenisi Sosiologi Hukum
satu dari banyak sistem sosial dan bahwa justru sistem sosial
7
- Soejono Soekanto
lainnya.
- Satjipto Raharjo
- R. Otje Salman
- H.L.A. Hart
9
Sosiologi Hukum bertindak kepada nilai-nilai dan
gagasan hukum, dan kepada kepercayaan serta
lembaga-lembaga kolektif yang bercita-citakan nilai
ini dan memahami gagasan-gagasan ini, dan
mewujudkan dirinya dalam fakta-fakta normative yang
serta merta sumber kesahan (validity), yakni
keabsahan dari kepositifan segala hukum” (Utsman,
203; 116).
10
perkembangan hukum yang ada di dalam
masyarakat.
Sosiologi Hukum.
Hukum.
masyarakat
masyarakat.
sosial.
2013: 133).
13
sosial masyarakat tanpa harus menunggu konsesus bersama
pemaksa.
yang opportunitis.
1) masyarakat,
2) lembaga,
3) interaksi.
14
masyarakat, serta dampak yang dihasilkan tentunya akan
kembali ke masyarakat.
tindakan hukum.
para ahli hukum. Kini banyak ahli hukum yang tidak sekedar
apakah kualitas tertentu ada atau tak ada dalam objek yang
1994;17).
18
Ruang Lingkup Sosiologi Hukum
Bermula dari maraknya pemikiran bahwa hukum as it
dan kontroversial.
19
hukum itu. Selain itu, dikemukakan dan
perkembangan hukum.
masyarakat itu.
yaitu:
23
C. Penutup
Sosiologi Hukum merupakan salah satu domain dari
ilmu sosial yang menggabungkan dua pendekatan dalam
setiap aplikasinya, yaitu dengan mempergunakan
pendekatan hukum dan pendekatan sosiologi. Ada hal yang
bisa kita simpulkan bersama sebagai ranah untuk kedua
disiplin tersebut yaitu; 1) masyarakat, 2) lembaga, 3)
interaksi.
Mengkonseptualisasikan Sosiologi Hukum yaitu
menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik
antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya, juga
termasuk didalamnya pola perilaku masyarakat dalam
konteks sosialnya dan berbagai gejala hukum yang tampak
dari kehidupan masyarakat.
Mempelajari Sosiologi Hukum tidak sekedar
mengartikan atau pula mendefenisikan namun terlebih lagi
kita juga harus mamahami kebermanfaatan yang salah
satunya memetakan dampak maupun konsekuensi yang
terjadi akibat penerapan hukum dalam masyarakat juga
memilah-milah objektifitasi dari Sosiologi Hukum yaitu
hukum dan masyarakat.
Selain itu perlu juga kita batasi ruang lingkup dari
Sosiologi Hukum dengan memahami dasar-dasar sosial dari
hukum atau basis sosial dari hukum dan efek-efek hukum
terhadap gejala-gejala sosial lainnya.
24
Latihan
Hukum?
Hukum?
Sosiologi Hukum?
25
BAHAN PEMBELAJARAN II
Sejarah dan Perkembangan Sosiologi Hukum
A. Pendahuluan
Dilihat dari sudut historis istilah Sosiologi Hukum
Hukum.
27
dikhususkan kepada hukum negara Yunani masa itu
28
dan bahwa ia “tidak menilai kebiasaan-kebiasaan melainkan
normative.
29
B. Uraian Bahan Pembelajaran
Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum
sosialis.
(Raharjo, 2010;12).
30
Perkembangan yang patut dicatat pula dalam kajian-
tradisionalnya”.
2010;13).
33
mempergunakan bahasa dan kerangka
pemikiran yang sama ( Mastur, 2013).
Seperti juga halnya di negara-negara lain, munculnya
Sosiologi Hukum di Indonesia masih tergolong cukup baru.
Namun demikian sebagaimana juga telah dibicarakan
sebelumnya bahwa sebagi suatu pendekatan (approach) ia
sudah hampir sama tuanya dengan Ilmu Hukum itu sendiri.
kalau dikatakan bahwa Sosiologi Hukum itu merupakan
disiplin yang relatif baru di Indonesia, maka hal itu tidak
mengurangi kenyataan, bahwa Van Vollenhoven sudah sejak
di awal abad ini menggunakan pendekatan Sosial dan
Sosiologis terhadap hukum. Untuk kesimpulan awal, wacana
hukum yang melibatkan pendekatan Sosiologis sudah
dimulai sejak sebelum didirikan lembaga pendidikan tinggi
(Raharjo, 2010;32).
Keadaan dan perubahan yang demikian itu pada
gilirannya menimbulkan dampak terhadap pemikiran
mengenai hukum. perilaku dan dengan demikian juga
perilaku hukum yang berubah sangat mempengaruhi
hukum di Indonesia. Sebagai mata kuliah, Sosiologi Hukum
memasuki kurikulum Fakultas Hukum di Indonesia dengan
nama “Hukum dan Masyarakat”. Pada tahun 1980 terbit
buku dengan nama yang sama, yang merupakan karya
pertama yang agak lengkap mengenai filsafat, pendekatan
dan analisis Sosiologis terhadap Hukum. Di tahun 90-an,
mata kuliah tersebut sudah makin biasa diberikan di Fakultas
34
hukum serta menggunakan nama “Sosiologi Hukum”
(Raharjo, 2010; 38).
Keterasingan para mahasiswa dan para sarjana
hukum dari paradigma, teori dan metode sosiologi (hukum)
itu lebih diperkuat lagi tatkala pendidikan hukum di
Indonesia hingga kini masih saja dimaksudkan secara kurang
realistis sebagai studi profesi yang monolitik semata, yang
meyakini bahwa kehidupan bermasyarakat yang kompleks
ini dapat begitu saja diatur secara apriori menurut model-
modelnya yang normatif-positif, yang ditegakkan
berdasarkan prosedur-prosedur bersanksi.
Bermaksud begitu, pendidikan hukum di Indonesia
menganut tradisi Civil Law dari Eropa Kontinental lalu
cenderung memperlakukan hukum sebagai kaidah-kaidah
positif (yang terumus secara eksplisit dan terinterpretasi
secara konsisten) yang terorganisasi di dalam suatu sistem
normatif yang tertutup, dengan metodenya yang monismus
yang ternyata dimaksudkan untuk hanya bisa mengenali
prosedur-prosedur penalaran yang formal-deduktif saja.
Karena metode deduksi ini hanya bermanfaat untuk
menemukan dasar pembenaran atau dasar legitimasi (itu
pun hanya yang formal saja), dan tidak sekali-kali mampu
menemukan hubungan antarvariabel di alam amatan
sebagaimana halnya metode induksi, maka tak pelak lagi
“ilmu hukum” ini sulit digolongkan ke dalam bilangan ilmu;
yaitu ilmu dalam artinya yang khusus sebagai (empirical)
science (Wignjosoebroto. 2002).
35
C. Penutup
Seperti halnya di negara-negara lain munculnya
Sosiologi Hukum di Indonesia masih tergolong , cukup baru,
ilmu hukum di Indonesia datang dan di usahakan melalui
kolonialisasi belanda atas negeri ini, pendidikan tinggi
hukum yang boleh di pakai sebagai lambang dari kegiatan
kajian hukum baru di mulai pada tahun 1942, yaitu dengan
di bukanya rechtchogeschool di Jakarta yang didirikan pada
tahu 1909, dengan masa belajar dengan enam
tahun.lembaga ini belum dapat di maksudkan ke dalam
kategori lembaga keilmuan, karena separuh dari masa itu
masih juga di pakai untuk melakukan pendidikan menengah
atau SLTP atas untuk di ketahui pendidkan menengan atas
baru ada di Indonesia pada tahu 1919.
Kendati perubahan sudah mulai terjadi sejak
kolonialisasi oleh belanda atas Indonesia, namun karena
sempat ‘’ mengadap’’ selama ratusan tahun,maka hilanglah
kualitas perubahan tersebut bahkan masa di bawah
penjajahan belanda sudah di sebut sebagai “zaman norma”
perubahan dan keguncangan sosial yang kemudian
berlangsung secara akumulatif,benar-benar di mulai sejak
kapitulasi Belanda di hadapan jepang. Itulah saatnya bangsa
Indonesia benar-benar merasakan terjadinya suatu
“perubahan guncangan dalam hidupnya” keadaan tak
seperti biasa, zaman normal dan sudah lewat
(Rahardjo,2010:32-34).
36
Keadaan dan perubahan yang demikian itu pada
gilirannya menimbulkan dampak terhadap pemikiran
mengenai hukum. Prilaku dan dengan demikian juga prilaku
hokum yang berubah sangat mempengaruhi praktik hokum
di Indonesia, apabila pada masakolonial hukum relative
mampu menjadi sarana berlangsungsungnya proses-proses
dalam masyarakat secara teratur, tidak demikian keadaanya
sesudah terjadi gelombang perubahan tersebut di atas,
dapat dikatakan, hukum telah kehilangan cengkramannya
terhadap masyarakat.
Dalam suasana demikian itu adalah sangat logis
apabila pemikiran dan studi hukum positivistis,yaitu yang
mendasar pada telaah perundang undangan mengalami
gugatan. Pada waktu orang berpaling ke ilmu hokum dan
mencari tahu bagaimana dapat terjadi perubahan seperti
itu,teori-teori hukum yang positivistis tidak mampu memberi
jawaban atau penjelasan. Sebuah artikel sederhana pada
tahun 1971 telah mengemukakan kekurangan tersebut, yaitu
tentang keterbatasan dari studi hokum normative dan
diperlakukanya suatu pendekatan lain Decade 70-an dapat
di sebut sebagai momentum mulai berkembangnya
Sosiologi Hukum di Indonesia, di tandai dengan munculnya
tulisan-tulisan yang tergolong ke dalam studi sosial
mengenai hukum dalam konteks sosial yang lebih besar
(Rahardjo,2010:36).
37
Latihan
anda pahami?
Indonesia?
Hukum di Indonesia?
38
BAHAN PEMBELAJARAN III
Pendekatan Dan Aliran Yang Ada Dalam
Sosiologi Hukum
A. Pendahuluan
Dalam berbagai disiplin ilmu yang ada sudah barang
ingin dipahami.
39
logika, namun the life of law has not been logic, it is
experience”.
Adapun yang dimaksudkan dengan experience oleh
Holmes di sini tak lain adalah The social atau mungkin pula
(Wignjosoebroto, 2002).
40
B. Uraian Bahan Pembelajaran
Pendekatan Hukum Sebagai Nilai
dan dikualifikasikan.
41
Pendekatan Hukum Sebagai Institusi
Mazhab Formalitas
42
Tokoh terpenting dalam mazhab ini adalah Jhon
dalam masyarakat.
manusia
dibawah perwalian.
sebagaimana seharusnya.
45
o Suatu hukum dapat saja tidak adil, namun tetap
penguasa.
46
1. Rasionalisme abad XVIII yang didasarkan pada
Savigny yaitu:
masyarakat.
47
o Sumber utama hukum adalah adanya kesetiaan
berbentuk:
2) Melalui undang-undang,
ahli hukum.
Aliran Utilitarianisme
Prinsip aliran ini adalah bahwa masyarakat bertindak
49
“Dalam teorinya tentang hukum, Bentham
menggunakan salah satu prinsip dari aliran
utilitarianisme yakni bahwa manusia bertindak untul
memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi
penderitaan… setiap kejahatan harus disertai dengan
hukuman-hukuman yang sesuai dengan kejahatan
tersebut. Dan hendaknya penderitaan yang dijatuhkan
tidak lebih dari apa yang diperlakukan untuk
mencegah terjadinya kejahatan”.
51
nasionalis tetapi pada tingkat-tingkat perkembangan
52
sebagai suatu lembaga kemasyarakatan yang berfungsi
secara maksimal.
nyata.
dalam masyarakat.
54
Amerika. Konsep mereka sangat radikal tentang proses
55
- Hakim harus mendasarkan putusan-putusannya
pada akar dari hukum itu sendiri, yaitu yang
berada di dalam kebutuhan masyarakat itu
sendiri (in social need).
56
C. Penutup
Sosiologi Hukum adalah disiplin ilmu yang sudah
Ilmu Sejarah.
58
Latihan
Hukum?
59
BAHAN PEMBELAJARAN IV
Paradigma-Paradigma Dalam Sosiologi Hukum
A. Pendahuluan
Sebagai ilmu monografis maka Sosiologi Hukum
dikuasainya”.
60
berbeda. Segelas air, sebagai misal, di satu pihak dapat
mengetahuinya.
baru
62
Perbincangan mengenai teori-teori sosial tentang
oleh para pakar pada belahan akhir abad 20 ini yaitu seabad
klasik.
63
B. Uraian Bahan Pembelajaran
Pendefenisian Paradigma
dilakukan.
Paradigma Aristotelian:
apa adanya).
realitas (korespondensi).
sendiri.
penjelasan adikodrati.
72
6. Mekanisme, paham yang mengatakan bahwa
(Anwar, 2008).
langsung
terdistorsi.
73
Kedua, teori kritis dilandaskan pada pendekatan
berpikir historis.
komprehensif.
tahap konstruktivisme;
(Anwar, 2008).
75
Alam Pemikiran Eropa Barat
sarana ekploitasi.
76
2. Hukum bukan alat integrasi tetapi merupakan
kekuasaannya.
sebagai berikut;
77
1. Masyarakat bukanlah masyarakat yang serba
askripsi tersebut.
3. Kenyataan dalam masyarakat berubah tatkala
(Anwar, 2008).
sanksi tersebut.
individual.
79
Hukum yang menindak mencerminkan masyarakat
dalam hukum.
dari:
warga masyarakat
80
2. Suatu persetujuan yang dipertahankan secara
proses-proses
hakim harus selalu sadar dan yakin bahwa hukum itu adalah
81
Dengan demikian, Holmes sesungguhnya memandang
hukum sebagai sejumlah keputusan. Pada hakikatnya,
keputusan tersebut merupakan cerminan kepentingan
mereka yang dominan di dalam masyarakat. menurut
Holmes, hukum bukan saja dilihat dari defenisi Yuriprudensi
tetapi ramalan-ramalan yang akan diputuskan oleh
pengadilan.
Benjamin Nathan Cardozo perhatiannya ditujukan
pada aktivitas-aktivitas dalam pengadilan. Menurutnya,
dalam setiap praktik peradilan terdapat suatu ketidakpastian
yang semakin besar yangdiakibatkan oleh keputusan
pengadilan. Adalah suatu manifestasi yang tidak dapat
dicegah dari kenyataan bahwa proses peradilan bukanlah
penemuan hukum, melainkan penciptaan hukum.
Pemikiran Cardozo Adalah Sebagai berikut;
1. Hakim memiliki kebebasan untuk memutuskan
suatu perkara tetapi batasannya tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan umum.
2. Berbagai kepentingan sosial seperti logika,
rakyat, sejarah dan standar moralitas yang
disepakati bersama-sama dalam kehidupan,
merupakan instrument kea rah terciptanya
hukum.
3. Hukum harus tetap sejalan dengan kebutuhan-
kebutuhan sosial (Anwar, 2008).
82
Sementara itu Roscoe Pound memiliki pandangan
hukum diselenggarakan untuk memaksimalkan pemuasan
kebutuhan dan kepentingan (interest). Dalam buku Alvin S
Johnson, Sociology of Law, dituliskan bahwa yang menjadi
pokok pikiran dari Pound adalah sebagai berikut.
1. Ia lebih menelaah akibat-akibat sosial yang
actual dari adanya lembaga-lembaga hukum
dan doktrin-doktrin hukum (lebih pada fungsi
hukum daripada isi abstraknya).
2. Mengajukan studi Sosiologis untuk
mempersiapkan perundang-undangan dan
menganggap hukum sebagai suatu lembaga
sosial yang dapat diperbaiki oleh usaha-usaha
yang bijaksana dalam menemukan cara-cara
terbaik untuk melanjutkan dan membimbing
usaha-usaha yang seperti itu.
3. Untuk menciptakan efektifitas cara dalam
membuat peraturan perundang-undangan dan
memberi tekanan kepada hukum untuk
mencapai tujuan-tujuan sosial (tidak ditekankan
kepada sanksi).
Dengan demikian, Pound lebih memandang hukum
sebagai proses rekayasa sosial. Hukum adalah sarana utuk
dapat mengontrol masyarakat.
83
C. Penutup
Ilmu yang mempelajari hukum disebut secara umum
85
Latihan
Hukum?
86
BAHAN PEMBELAJARAN V
Teori-teori Sosiologi hukum
A. Pendahuluan
Teori berasal dari kata theoria dalam bahasa Latin
kata thea dalam bahasa Yunani yang berarti ‘cara atau hasil
pengalaman hidupnya.
bermasyarakatnya.
87
Betullah apa yang dikatakan secara ringkas dalam
indrawi.
apabila jamak).
88
Adapun yang disebut hukum dalam artinya yang
itu wajib dijalani, dan mana pula yang buruk, yang karena itu
wajib dijauhi).
89
B. Uraian Bahan Pembelajaran
Pendefenisian Teori
Karya-karya Durkheim dan Weber merupakan contoh
(Raharjo, 2010;109).
realitas sosial.
90
berlawanan dengan peraturan-peraturan dengan sanksi-
Kajian Strukturalisme
(Fuady, 2013:118).
91
Paham strukturalisme menekankan kepada arti
(Podgorecki, 1987:390).
dan lain-lain.
(Fuady. 2013:140).
94
Analisis strukturalis ke dalam sosiologi bidang hukum
2013:151).
95
Kaum strukturalisme beranggapan bahwa suatu
2013:156).
(Sulhanudin, 2008).
96
hubungan antar istilah-istilah yang saling
terikat.
99
Kajian Fungsional Struktural
lain. Manusia yang satu akan menjadi serigala bagi yang lain
(Fuady, 2013:191).
100
Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert
Spencer.
modern.
101
Teori Fungsionalisme mengajarkan bahwa secara
1987:384).
berikut;
104
berkelas-kelas, kepada sistem masyarakat tanpa
kelas (Fuady, 2013:195).
Sosiologi\Auguste Comte).
perkambangan gagasan-gagasan
hukum-hukum itu.
gejala fisik.
109
kemanusiaan. (Pada kesempatan lain Comte mengusulkan
adanya Agama Humanitas untuk menjamin terwujudnya suatu
keteraturan sosial dalam masyarakat positif ini).
110
Ferdinand De Saussure dalam linguistik. Sebagai
disebut semiologi.
112
pelestarian disiplin tertentu dalam lingkungan dan ranah
sosial juga berlaku pendekatan itu. Dalam disiplin ini, Focault
menyarankan, di dalam perubahan teori dan praktek dari
kegilaan,kriminalitas, hukuman, seksualitas, kumpulan
catatan itu dapat menormalisasi setiap individu dalam
pengertian mereka.
Pierre Bourdieu Bourdieu pada awalnya menghasilkan
Louis Althusser.
113
Habitus mencerminkan pembagian obyektif dalam
struktur kelas seperti umur, jenis kelamin, kelompok dan
yang sama.
(gaya hidup).
114
2. Sebagai motivasi, preferensi, cita rasa atau
perasaan (emosi).
(kosmologi).
praktis.
struktur lingkungan.
universitas).
pengetahuan praktis.
buruk.
116
Modal kultural ini terbentuk selama bertahun-tahun
tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan
118
sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan Robert K.
tersebut.
yang lain.
lain.
120
c. Setiap posisi memiliki kualifikasi dan bakat yang
berbeda.
kebutuhan.
tujuannya.
pemeliharaan pola.
122
struktural) telah membawa kemajuan bagi pengetahuan
Sosiologis.
yang lain.
merupakan keharusan.
(1976:505).
127
C. Penutup
Mahzab strukturalisme yang berkembang, bermula
Differences.
Signifier dan Signified berbeda satu sama
dan objektif.
128
Strukturalisme disini bersifat anti-humanis, untuk
yang objektif.
menginterpretasikan keadaan.
131
Latihan
Struktural?
132
BAHAN PEMBELAJARAN VI
Hukum dan Solidaritas Sosial
A. Pendahuluan
Teori-teori mengenai masyarakat, berkembang sesuai
disebutnya masyarakat.
untuk melanggarnya.
136
B. Uraian Bahan Pembelajaran
Pendefenisian Solidaritas Sosial
disebutnya masyarakat.
dikemukakan.
138
Karena itu, landasan solidaritas
bersama”.
(pembagian kerja).
140
Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada
kompleks.
martabat individu.
sosial.
142
berlangsung. Diskursus tentang penerapan hukum dalam
negatif.
144
manusia dapat hidup lebih layak sesuai dengan
martabatnya.
justices).
Bagi masyarakat tertentu perkembangan hukum bisa
mafia penyidikan.
Solidaritas mekanis
Solidaritas mekanis ini, terjadi dalam masyarakat yang
146
mereka masih dapat berlangsung apabila salah satu aspek
d) Individualitas rendah
Solidaritas organis
Solidaritas organis terjadi di masyarakat yang relatif
148
a) Adanya pola antar-relasi yang parsial dan
fungsional
parsial.
149
pembagian kerja yang mengambil alih peran yang semula di
Indonesia.
150
Karl Manheim lebih mencermati pandangan Durkheim,
masyarakat.
d) Individualitas tinggi;
penting;
yang menyimpang;
membentuknya.
152
Bagi Durkheim, struktur sosial adalah pola perilaku
153
Durkheim juga menyorot integrasi sosial. Pandangan
masyarakat.
155
dan mereka hanya mau bekerja jika kompetensi masing-
masing diimbali dengan uang.
156
C. Penutup
Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanis
solidaritas mekanis.
individu.
158
ketergantungan yang kompleks antara berbagai individu
yang berspesialisasi atau kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Oleh karena itu, sifat ganjaran-ganjaran yang
diberikan kepada seseorang pelaku kejahatan berbeda
dalam kedua undang-undang itu. Mengenai tipe sanksi
yang bersifat restitutif Durkheim mengatakan “bukan bersifat
balas dendam, melainkan hanya sekedar menyehatkan
keadaan”.
Terlaksananya undang-undang represif sebenarnya
bukan memperkuat keadaan karena sudah adanya investasi
nilai tetapi represif sedikit demi sedikit akan menuju kepada
undang-undang restitutif.
159
Latihan
1. Jelaskan konsep solidaritas sosial dari beberapa ahli?
organis?
160
BAHAN PEMBELAJARAN VII
Hukum dan perubahan sosial
A. Pendahuluan
mempertahankan eksistensinya
a. Budaya.
b. Sosial.
Sosialis, Islam).
c. Politik.
politik.
d. Ekonomi.
pemerataan ekonomi.
Dalam hal ini, maka hukum dapat menjadi alat ampuh untuk
Langsung.
tujuan tersebut.
yakni:
165
B. Uraian Bahan Pembelajaran
Defenisi Dan Konsep Perubahan Sosial
ahli.
167
Lalu apa yang kita artikan dengan perubahan sosial
kemasyarkatan.
masyarakat tersebut
170
1. Pergeseran Struktur Kekuasan: Otokrasi Menjadi
Oligarki, Kekuasaan terpusat pada sekelompok
kecil elit, sementara sebagian besar rakyat
(demos) tetap jauh dari sumber-sumber
kekuasaan (wewenang, uang, hukum, informasi
dan sebagainya.). Krisis dalam representative
democracy dan civil society.
2. Kebencian Sosial Yang Tersembunyi (Socio–
Cultural Animosity). Pola konflik di Indonesia
ternyata bukan hanya terjadi antara pendukung
fanatik Orba dengan pendukung Reformasi,
tetapi justru meluas antar suku, agama, kelas
sosial, kampung dan sebagainya. Sifatnya pun
bukan vertikal antara kelas atas dan bawah
tetapi justru lebih sering horizontal, antara
rakyat kecil, sehingga konflik yang terjadi bukan
konflik yang korektif tetapi destruktif.
a) Konflik sosial yang terjadi di Indonesia
bukan hanya konflik terbuka (manifest
conflict) tetapi lebih berbahaya lagi adalah
“hidden atau latent conflict” antara
berbagai golongan.
b) Cultural animosity adalah suatu kebencian
budaya yang bersumber dari perbedaan
ciri budaya tetapi juga perbedaan nasib
yang diberikan oleh sejarah masa lalu,
sehingga terkandung unsur keinginan
balas dendam. Konflik tersembunyi ini
171
bersifat laten karena terdapat mekanisme
sosialisasi kebencian yang berlangsung
dihampir seluruh pranata sosialisasi (agent
of socialization) di masyarakat (mulai dari
keluarga, sekolah, kampung, tempat
ibadah, media massa, organisasi massa,
organisasi politik dan sebagainya.
c) Kita belum berhasil menciptakan
kesepakatan budaya (civic culture)
d) Persoalannya adalah proses integrasi
bangsa kita yang kurang mengembangkan
kesepakatan nilai secara alamiah dan
partisipatif (integrasi normatif), tetapi lebih
mengandalkan pendekatan kekuasaan
(integrasi koersif)
e) Karena kebencian sosial yang tersembunyi,
maka timbul suatu budaya merebaknya
pengangguran. Secara sosiologis,
penganggur adalah orang yang tidak
memiliki status sosial yang jelas
(statusless), sehingga tidak memiliki
standar pola perlaku yang pantas atau
tidak pantas dilakukan, cenderung mudah
melepaskan diri dari tanggungjawab sosial
(Umanailo, 2013).
172
Hukum Dan Perannya Dalam Perubahan Sosial
Dalam Masyarakat Indonesia
mengalami perubahan-perubahan.
173
mempunyai pengaruh langsung dan pengaruh tidak
1980).
Dalam hal ini, maka hukum dapat menjadi alat ampuh untuk
Langsung.
kenyataan.
176
tidak hanya diartikan sebagai peraturan (rule), tetapi juga
prilaku (behavior).
177
Fuady (2011: 52), yang jika dilihat dari perkembangan
2. Hukum Progressive
4. Hukum Stagnan
179
C. Penutup
Perubahan sosial dalam masyarakat adalah suatu
effect relationship).
Hukum dipergunakan sebagai suatu alat oleh agent of
(Soekonto, 1988:99).
180
Hukum mepunyai pengaruh langsung atau pengaruh
181
kemampuan hukum untuk menikah tanpa harus di dampingi
182
Latihan
1. Jelaskan pemahaman anda tentang hukum dan
perubahan sosial?
masyarakat Indonesia?
Indonesia?
183
BAHAN PEMBELAJARAN VIII
Hukum Dan Pembangunan Di Indonesia
A. Pendahuluan
Pembangunan (development) mulai ramai diper-
(underdevelopment).
184
sukses maupun kegagalan-kegagalan yang dialami amat
menggantikannya.
185
Akan tetapi, suka atau tidak suka disadari atau tidak
186
Dalam bidang politik, hukum menata bagaimana
waktu-waktu sebelumnya.
187
B. Uraian Bahan Pembelajaran
188
‘pengembangan’ sendiri pada hakekatnya juga dapat saling
dipertukarkan.
189
kebutuhan dasarnya (basic needs), seperti makan,
periode pembangunannya.
191
Di Asia Tenggara, Singapura lebih dulu diakui oleh
bangsa.
dan
193
Selain itu, ada pula kegiatan lain yang sering
2006).
194
Dalam keseluruhan elemen, komponen, hirarki dan
hukum.
(Asshiddiqie, 2006).
bersifat simetris.
dibuat tidak akan efektif, tidak akan tegak, dan tidak akan
tersebut di atas.
198
sekarang telah ditegaskan dalam rumusan ketentuan Pasal 1
dari atas (top down) dengan politik hukum yang tidak atau
(September, 1999):
1. Supremasi hukum
masyarakat.
perundang-undangan dan
perselisihan.
2004).
hukum.
(Mahfud, 2001).
golongan kecil.
209
C. Penutup
Bahwa Hukum merupakan pilar utama yang memiliki
ekonomi.
berkelebihan
211
Latihan
1. Jelaskan pengertian dan konsep pembangunan?
212
BAHAN PEMBELAJARAN IX
Perencanaan penelitian Sosiologi hukum
A. Pendahuluan
Kata penelitian merupakan terjemahan dari bahasa
(Suparmoko, 1991).
perbedaan konteks.
213
Tugas peneliti adalah mengumpulkan data dan
penuh makna.
214
B. Uraian Bahan Pembelajaran
Metode penelitian kualitatif
Metodologi secara umum didefinisikan sebagai ”a
215
melengkapi data yang dihasilkan dari proses wawancara dan
perbedaan konteks.
penuh makna.
217
yang dijalankan sejalan dengan makna terhadap barang
yang digunakan.
asas delegasi.
terdiri dari:
219
1. Penelitian yang berupa inventarisasi hukum
positif.
positif.
220
Kerlinger menyebutkan bahwa hipotesis yang baik harus
3. Spesifik/terinci.
(1989)
dan menarik).
sinkronisasi.
223
Dalam penelitian hukum empiris kerangkat teori dan
penelitian.
Hukum?
Sosiologi Hukum?
kualitatif?
226
5. Jelaskan analisa data yang dipergunakan di dalam
penelitian hukum?
227
Daftar Pustaka
Abdullah, Taufik & Der Leeden , A. C. Van. 1986. Durkheim dan
Pengantar Sosiologi Moralitas, Yayasan Obor
Indonesia ,Jakarta
Ali, Prof. Dr. H. Zainuddin. 2005. Sosiologi Hukum. Sinar
Grafika. Jakarta.
Anwar, Yesmil. 2008. Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta.
Grasindo.
Apeldoorn, Prof Mr. Dr. L.J. 1983. Pengantar Ilmu Hukum. P.T.
Pradnya Paramita. 1983
Asshiddiqie Prof. Dr. Jimly, S.H. 2006. “Menyoal Moral Penegak
Hukum” Disampaikan pada acara Seminar dalam rangka
Lustrum XI Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
Darji Darmodihardjo dan Shidarta, 1999, Pokok-Pokok Filsafat
Hukum, Gramedia, Jakarta
Fuady, Munir, 2011, Teori-teori dalam Sosiologi
Hukum, Prenada Media Group, Jakarta
Garna, Judistira K. 1994. Materi Kuliah Teori-teori Ilmu Sosial,
Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung
Hadjon, Philipus M., 1998, Penelitian Hukum Normatif (Buku
Ajar), pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga,
John J. Macionis, Sociology ...,
Johnson, Alvin S. 1994. Sosiologi Hukum. Pt Rineka Cipta.
Jakarta
Kanto, Prof. Dr. Ir. Sanggar Ms, Dan A. Imron Rozuli,Se,M.Si.
2013. Tindakan Ekonomi Dan Keterlekatan Pondok
Pesantren Dengan Santri Karyawan Jurusan Sosiologi,
228
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas
Brawijaya, Malang.
Kartasasmita, Ginandjar, 1996, Pembangunan Untuk Rakyat,
Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, CIDES,
Jakarta
Koentjaraningrat, 1987........
Kuhn, Thomas S., 1962,The Structure of Scientific Revolutions :
Chicago University Press
Lili Rasjidi, Hukum Sebagai Suatu Sistem, 1993, Remaja
Rosdakarya, 84 Bandung
Marbun, S.F. Dkk. 2004, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum
Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta
Mastur, Sh,Mh, 2013. Peranan Dan Manfaat Sosiologi Hukum
Bagi Aparat Penegak Hukum. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum
Qisti, Fak. Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang
Mertokusumo, Sudikno, 2005. Mengenal Hukum, Liberty, Cet-2,
Yogyakarta
Mahfud, Moh MD, 2001, Politik Hukum Di Indonesia, LP3IS,
Jakarta
Muttaqin, Zainal S.Ip. 2010. Universitas Serang Raya Bahan
Belajar Mahasiswa Untuk Mata Kuliah Sosiologi Dan
Politik Semester Genap Tahun Akademik 2010/2011
Universitas Serang Raya
Paul Johnson, Doyle, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern,
Penerbit PT Gramedia, Jakarta
Podgorecki, Adan Dan Christopher J. Whelan. 1987. Pendekatan
Sosiologis Terhadap Hukum. Pt Bina Aksara. Jakarta
229
Poerwadarminta, 1976,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta,
Rahardjo, Satjipto, 2009, Hukum dan Prilaku, Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara
Raharjo, Prof. Dr. Satjipto, Materi Kuliah Pengantar Ilmu Hukum.
Match Day 25. Ilmu Hukum Sebagai Ilmu Kenyataan
(Bagian 1)
Raharjo, Prof. Dr. Satjipto, SH. 2010. Sosiologi Hukum,
Perkembangan Metode Dan Pilihan Masalah. Genta
Publishing. Yogyakarta
Reksodiputro, Mardjono. 2009. Menyelaraskan Pembaruan
Hukum. Komisi Hukum Nasional Repubik Indonesia.
Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2008. Teori Sosiologi
Dari Teori Sosiologi Klasik
Rosana, Ellya. 2011. Modernisasi dan Perubahan Sosial. Jurnal
Tapis Vol.7 No.12 Januari-Juli.
Rustiadi, Ernan, et., al., 2006, Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah, edisi Mei 2006, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor
Satjipto Rahardjo, 1998, Sosiologi Hukum, Muhammadiyah
University Press, Surakarta
Setiawan, Ramadhani. 2013. Solidaritas Mekanik Ke Solidaritas
Organik (Suatu Ulasan Singkat Pemikiran Emile
Durkheim). Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Singgih, Doddy Sumbodo. 2011. Prosedur Analisis Stratifikasi
Sosial Dalam Perspektif Sosiologi. Jurnal Masyarakat
Kebudayaan Dan Politik Volume 20, Nomor 1
Soekanto, Soerjono, 1985, Emile Durkheim: Aturan-aturan
Metode Sosiologis, Rajawali, Jakarta:
230
Soekanto, Soerjono. 1988, Pokok-Pokok Sosiologi
Hukum, Rajawali Pers cet-5, Jakarta
Soemitra, R.H., 1990, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri,
Ghalia Indonesia, Jakarta
Soeryono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI
Press, Jakarta
Somantri, Gumilar Rusliwa, Memahami metode kualitatif,
Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005:
57-65 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Sumardjono, Maria S.W., 1989,Pedoman Pembuatan Usulan
Penelitian, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Suparmoko, M., 1987, Metode Penelitian Praktis untuk limit
Sosial dan limit Ekonomi, BPFE, Yogyakarta
Todaro, Michael P. & Stephen C. Smith, 2003, Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga, edisi kedelapan, Erlangga,
Jakarta
Umanailo, M. Chairul Basrun. 2013. Perubahan Sosial Di
Indonesia : Tradisi, Akomodasi, Dan Modernisasi
Academia.Edu.
Utsman, Sabian. 2013. Dasar-Dasar Sosiologi Hukum, Makna
Dialog Antara Hukum Dan Masyarakat. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Waluyo., (dalam A. Santoso), 1991-1992, Menetapkan dan
Merumuskan Masalah Dalam Kegiatan Penelitian
(Makalah Latihan Jabatan Metodologi Penelitian Bagi
Tenaga Edukatif), UNTAG, Semarang
231
Wignjosoebroto, Soetandyo. 2002. Hukum: Paradigma, Metode
Dan Masalah. Lembaga Studi Dan Advokasi Masyarakat
(Elsam), Perkumpulan Untuk Pembaruan Hukum Berbasis
Masyarakat Dan Ekologi (Huma). Jakarta
Zaini, Dr. Zulfi Diane S.H., M.H Jurnal Hukum, Vol XXVIII, No. 2,
Desember 2012
232
Biografi Penulis