Disusun Oleh :
TEKNIK KIMIA
PRODI DIV TEKNIK ENERGI
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita
semua, Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
iii
BAB VII MIANTENANCE & TROBLESHOOTING........................................ 40
7.1 Maintenance Turbin Gas ............................................................................ 40
7.2 Trobleshooting ........................................................................................... 41
BAB VIII PENUTUP ........................................................................................... 42
8.1 Kesimpulan................................................................................................. 42
8.2 Saran ........................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan turbin gas siklus tertutup dengan siklus terbuka ............. 9
Tabel 2.2 Data Manufaktur turbin gas poros tunggal........................................... 10
Tabel 6.1 Batasan operasi PLTGU Cilegon ......................................................... 37
Tabel 6.2 Vibration limits setting value (peak to peak) ....................................... 37
Tabel 6.3 Lube oil pressure setting ...................................................................... 37
Tabel 6.4 Lube oil temperature setting................................................................. 38
Tabel 6.5 Cooling temperature setting ................................................................. 38
Tabel 6.6 Exhaust gas pressure setting................................................................. 38
Tabel 6.7 Blade path and exhaust temperature alarm setting ............................... 38
Tabel 6.8 Low frequency interlock summary ...................................................... 39
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana prinsip kerja turbin gas?
3. Bagaimana klasifikasi tubin gas?
4. Apa saja siklus-siklus turbin gas?
5. Bagaimana persamaan energy yang umum untuk proses aliran tunak
dan penerapannya pada system turbin gas?
6. Bagaimana SOP turbin gas?
7. Bagaimana troubleshooting turbin gas?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah turbin gas.
2. Mengetahui prinsip kerja turbin gas.
3. Mengetahui klasifikasi turbin gas.
4. Mengetahui siklus-siklus turbin gas.
5. Mengetauhi persamaan energy yang umum untuk proses aliran tunak
dan penerapannya pada system turbin gas.
6. Mengetahui SOP turbin gas.
7. Mengetahui troubleshooting turbin gas.
2
BAB II
TURBIN GAS
3
daripada mesin torak. Perkembangannya memang lamban, karena
pengetahuan tentang material dan aerotermodinamika belum memadai.
Selanjutnya prinsip system turbin gas yang terdiri dari kompresor, ruang
bakar (pembakaran kontinyu pada tekanan konstan) dan turbin (impuls)
yang banyak digunakan sekarang oleh John Barber (Nuneaton, Inggris)
pada tahun 1791. Kemajuan teknologi turbin gas juga dipacu oleh temuan
oleh turbin uap reaksi oleh Sir Charles Parsons (Inggris) pada tahun 1884.
Turbin uap kemudian diterapkan pada system propulsi kapal dan pusat
tenaga listrik.
Usaha pengembangan system turbin gas diteruskan terutama
dengan terlebih dahulu meningkatkan efisiensi kompresor. Penggunaan
turbin impuls pada system turbin gas juga dilakukan oleh Rene
Armengaud dan Charles Lemale (Perancis) yang menghasilkan daya poros
500 Hp pada 5000 rpm, dengan efisiensi termal disekitar 3-5%. Pada
waktu itu sudu-sudu didinginkan dengan air yang disemprotkan.
Sedangkan jenis turbin yang digunakan adalah turbin bertekanan rendah.
Namun F. Stolze (Jerman) kemudian juga mencoba menggunakan turbin
reaksi yang dirancang pada tahun 1872 tetapi baru dapat dibuat dan diuji
sekitar tahun 1904.
4
usaha telah dilakukan untuk mengatasi kesulitan biaya dan mendapatkan
dukungan, tetapi baru 5 tahun kemudian konsep rancangannya mendapat
tanggapan. Pada tahun 1937 motor turbojet berhasil diuji dengan hasil
yang baik. Hal tersebut kemudian memicu pengembangan desain dan
pembuatan motor turbojet. Penelitian dan pengembangan ditekankan pada
peningkatan efisiensi kompresor (sentrifugal). Namun, perlu perlu dicatat
bahwa sebelum Frank Whittle, sebenarnya sudah ada paten motor jet oleh
Lorin (1908) berdasarkan prinsip motor torak sebagai pembangkit gas,
kemudian juga Lorin (1913) tentang prinsip ramjet, dan M. Guillaume
(1921) berdasarkan prinsip turbin gas sebagai pembangkit turbin gas.
Tetapi hal tersebut baru diketahui pada tahun 1939 oleh Gohlke, seorang
pemeriksa paten dari Jerman.
2.2 Pengertian Turbin Gas
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas
sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan
menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin
sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor
atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah
turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator
listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gas adalah motor
bakar yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : kompresor, ruang
bakar, dan turbin seperti terlihat pada gambar 2.2. system ini dapat
berfungsi sebagai pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros. Ciri
utama turbin gas adalah kompak, ringan, dan mampu menghasilkan daya
tinggiserta bebas getaran. Dengan demikian mudah pemasangannya dan
tidak memerlukan pondasi kuat.
5
Gambar 2.2 Turbin gas
Berbeda dengan motor bakar torak, pada terbin gas tidak terdapat
bagian yang bergerak translasi sehingga turbin gas dikatakan bebas
getaran. Disamping itu proses kompresi, pembakaran, dan ekspansi terjadi
secara terpisa, masing-masing didalam kompresor, ruang bakar, dan
turbin. Turbin menghasilkan daya yang sebagian besar diperlukan untuk
menggerakan kompresornya sendiri, sisanya untuk menggerakan beban
disebut daya poros seperti ditunjukan pada gambar 2.3.
6
Beban dapat berupa roda penggerak, propeller, generator listrik,
pompa, fan, atau kompresor. Apabila semua daya turbin untuk
menggerakan kompresornya sendiri, maka pasangan kompresor, turbin,
dan ruang bakar tersebut hanya berfungsi menghasikan gas panas. Oleh
karena itu pasangan tersebut dinamai pembangkit-gas (gas generator)
seperti pada motor turbo jet tersebut pada gambar 2.4. pada motor turbojet,
turbin gas berfungsi sebagai pembangkit-gas untuk nosel yang berfungsi
menghasilkan pancaran (jet) gas berkecepatan tinggi, untuk menghasilkan
gaya dorong.
7
dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati
turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang
(exhaust).
8
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang
menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan
angin.
9
digunakan.
5 Sudu turbin tidak cepat aus, Sudu turbin cepat au, karena udara
karena gas tidak terkontaminasi dari atmosfir terkontaminasi ketika
ketika melewati ruang bakar. melewati ruang bakar.
6 Karena udara didinginkan dengan Karena udara dari turbin dibuang ke
sirkulasi air, cocok digunakan atmosfir, cocok digunakan untuk
untuk jenis instalasi stasioner atau kendaraan yang bergerak.
di kapal.
7 Biaya perawatan tinggi Biaya perawatan rendah
8 Berat instalasi perdaya (HP) lebih Berat instalasi perdaya (HP) lebih
besar. kecil.
10
Turbin Stage 2
Turbin Speed 5100 rpm
Inlet Temperature 32.2oC
Inlet Pressure 1.0333 kg/cm2
Exhaust Temperature 488oc
Exhaust Pressure 1.0333 kg/cm2
Pressure Ratio 9.4
Desired min. Horse Power 33.000 HP
Fuel Natural Gas
Fuel Systems Gas/Oil (Unit A dan B)
Gas (Unit C, D, E, F, G, dan H)
Control system Speedtronic
Accessory Gear Type A500
Starting System 400 HP Induction Motor (Unit
C/H)
500 HP Motor Diesel (Unit A/B)
11
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang
terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic)
dan dua proses isobarik dapat balik (reversible isobaric). Proses
perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di dalam
komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi
termalnya adalah : hth = 1 T1/Th, dimana T1 = temperatur buang
dan Th = temperatur panas.
2. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua
proses isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume
tetap (isokhorik). Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal
pada siklus Ericson.
3. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin
gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh
pembuat mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk
performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses
kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas
pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses
dapat dianalisa secara berikut:
12
Proses 2 ke 3, pemasukan bahan bakar pada tekanan
konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3
h2).
13
Gambar 2.9 Diagram T-S Siklus Brayton dengan reheat regeneration
dan intercooling
14
Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana
didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.
15
Gambar 2.11 Tipe turbin rotor assembly
B. Compressor Stator.
Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
16
Gambar 2.12 Casing Kompresor
3. Combustion Section.
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar
dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan
bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang
diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas
tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle.
Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi
panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari
komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi
tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-
komponen itu adalah :
17
Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan
bakar ke dalam combustion liner.
4. Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi
kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak
compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang
dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
Turbin Rotor Case
18
turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang
lebih besar.
19
3. Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
B. Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros
yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis
coupling yang digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan
accessory gear dan HP turbin rotor.
2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory
gear dengan HP turbin rotor.
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan
kompressor beban.
C. Fuel System.
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system
dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan
sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan
partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut
diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang
berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat
pada fuel gas.
D. Lube Oil System.
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara
kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil
disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush
bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:
Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
Oil Quantity
Pompa
Filter System
Valving System
Piping System
20
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan
untuk mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama
yang digerakkan oleh HP shaft pada gear box
yang mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa
lube oil yang digerakkan oleh tenaga listrik,
beroperasi apabila tekanan dari main pump
turun.
3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa
yang beroperasi jika kedua pompa diatas tidak
mampu menyediakan lube oil.
E. Cooling System.
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air
dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai
komponen pada section dan bearing. Komponen-komponen
utama dari cooling system adalah:
Off base Water Cooling Unit
21
Gambar 2.14 Prinsip kerja unit pembangkit turbin gas
22
BAB III
BAHAN BAKAR TURBIN GAS
23
3. Kemurnian dan kestabilan bahan bakar harus terjamin, yaitu bahan
bakar tidak mudah mengendap, tidak banyak mengandung zat-zat
seperti air, debu, dan belerang. Kandungan zat zat tersebut apabila
terlalu banyak akan sangat membahayakan pada proses
pembakaran. Khusus untuk belerang, zat ini akan korosif sekali
pada material sudu turbin.
4. Flash point dan titik nyala tidak terlalu rendah, sehingga
penyimpanan lebih aman.
5. Gradenya harus tinggi, bahan bakar harus mempunyai kualitas
yang bagus, tidak banyak mengandung unsur-unsur yang
merugikan seperti dyes dan tretaetyl lead.
Dengan karakteristik bahan bakar untuk turbin gas pesawat terbang
seperti yang disebutkan di atas, terlihat bahwa bahan bakar tersebut
adalah bermutu tinggi, untuk menjamin faktor keamanan yang tinggi
pada operasi turbin gas selama penerbangan. Kegagalan operasi
berakibat sangat fatal yaitu turbin gas mati, pesawat terbang
kehilangan gaya dorong, kondisi ini dapat dipastikan pesawat terbang
akan jatuh. Bahan bakar pesawat yang biasa digunakan adalah dari
jenis gasoline dan kerosene atau campuran keduanya, tentunya sudah
dimurnikan dari unsur-unsur yang merugikan. Sebagai contoh, standar
yang dikeluarkan American Society for Tinting Material Spesification
(ASTM) seri D-1655, yaitu Jet A, Jet A1, Jet B. Notasi A, A, dan B
membedakan titik bekunya.
3.2 Proses Pembakaran Turbin Gas
Pada gambar, dapat dilihat dari konstruksi komponen ruang bakar, apabila
digambarkan ulang dengan proses pembakaran adalah sebagai berikut:
24
Gambar 3.1 Ruang bakar dan proses pembakaran turbin gas
25
pada sekunder pada zona itu adalah mendinginkan gas pembakaran
yang bertemperatur tinggi menjadi temperatur yang aman apabila
mengenai sudu-sudu turbin ketika gas pembakaran berekspansi.
Disamping itu, udara sekunder juga akan menambah massa dari gas
pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa yang lebih besar energi
potensial gas pembakaran juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah energi
kinetik gas pembakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah
udara sekunder adalah m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:
Dengan penambahan massa dari udara sekunder m2, maka energy kinetic
menjadi:
Jadi, dapat dilihat Wkinetik,2 ( dengan udara sekunder) lebih besar dari
Wkinetik,1 (tanpa udara sekunder).
Proses pembakaran pada turbin gas memerlukan udara yang
berlebih, biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses
pembakaran dengan jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan
berkebalikan, apabila udara pembakaran terlalu berlimpah (lebih
30%), udara justru akan mendinginkan proses pembakaran dan mati,
karena panas banyak terbuang ke luar melalui gas bekas yang
bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang sama, apabila
jumlah udara kurang dari normal, yaitu terjadi overheating, material ruang
bakar dan sudu-sudu turbin bekerja melampaui kekuatannya dan ruang
bakar dapat pecah, hal ini berarti turbin gas berhenti bekerja atau proses
pembakaran terhenti.
26
BAB IV
INTERCOOLER
4.1 Intercooler
Daya yang dihasilkan turbin sebagian besar digunakan oleh
kompresor. Daya ini bisa diturunkan dengan mengkompresi udara secara dua
tingkat dan menggunakan intercooler diantara kedua tingkat tersebut. Pengaturan
secara skematik untuk intercooler diperlihatkan oleh gambar 4.1.
Gambar 4.1 Skema susunan intercooling pada turbin gas siklus tertutup
27
Gambar 4.2 Diagram T-s untuk intercooling
28
Tb = Ti (Pd/Pi)(n-1)/n
dimana
Tb = temperatur akhir kompresi Ti = temperatur awal kompresi pd = tekanan
akhir kompresi
pi = tekanan hisap kompresi
n = faktor politropie ( n=1 ~n = 1,4)
dan persamaan kerja dari kompresor adalah
Wkompresor = Ri Ts n/(n-1)[(Tb/Ti)-1]
29
Gambar 4.2 Diagram p-v kompresor bertingkat dengan intercooler
30
BAB V
PERSAMAAN ENERGI YANG UMUM UNTUK PROSES
ALIRAN TUNAK DAN PENERAPANNYA PADA SISTEM
TURBIN GAS
31
dalam system sebesar Q dan system menghasilkan kerja mekanik sebesar W.
sebenarnya Q = Qi dan W = Wi karena Qi dapat masuk ke dalam system
melalui banyak tempa, dan Wi dapat juga dihasilkan di beberapa tempat. Qi dan
Wi masing-masing dapat bernilai positif maupun negative. Qi adalah positif jika
panas masuk ke dalam system dan negative apabila panas keluar dari system,
sedangkan Qi = 0 berlaku untuk proses adiabatic. Demikian pula Wi bernilai
positif jika system menghasilkan kerja, seperti pada mototr torak atau turbin, dan
bernilai negative jika system dikenai atau memerlukan kerja, seperti pada pompa,
blower, dan kompresor.
Dengan demikian persamaan energy yang umum untuk proses aliran tunak dapat
dituliskan sebagai
(5.1)
atau,
(5.2)
Dimana
mi= massa fluida masuk system
32
J = factor pengubah satuan, misalnya J = 778 atau J = 0.427
Q = perpindahan panas; negative jika panas keluar system, dan positif jika panas
masuk system.
W = kerja mekanik; positif jika system menghasilkan kerja mekanik seperti pada
turbin, dan negative jika system dikenai atau memerlukan kerja mekanik seperti
pada kompresor atau pompa.
Subskripsi i dan e berturut-turut menyatakan pada seksi masuk dan keluar system.
Jika pada system hanya terdapat satu lubang fluida masuk dan satu lubang fluida
keluar, maka mi = me sehingga persamaan 5.2 menjadi:
he + (5.3)
Dimana,
5.2 Penerapan Persamaan Energi Yang Umum Untuk Proses Aliran Tunak
Jika batas-batas system yang akan dibahas telah ditetapkan dengan jelas
dan tegas, dan semua energy yang terlibat telah diketahui semuannya, maka
persamaan (5.1), (5.2), (5.3) dapat digunakan.
Selanjutnya persamaan tersebut akan digunakan untuk menganalisis prestasi
komponen utama turbin gas, yaitu saluran masuk atau difusser, kompresor, ruang
bakar, turbin, nosel, pemanas, dan pendingin, seperti diuraikan pada beberapa
pasal berikut ini, akan tetapi disini penulis akan menjabarkan mengenai turbin
saja. Penggunaan akan makin jelas jika disertai dengan diagram entalpi versus
entropi atau temperature versus entropi. Melalui setiap titik pada diagram entapli
versus entropi terdapat garis Ykonstan, garis pkonstan dan vkonstan, berturut-turut
dengan sudut kemiringan yang makin besar, seperti ditunjukan pada gambar 5.2.
Untuk gas ideal dengan cp konstan garis T konstan tegak lurus sumbu-h.
33
Gambar 5.2 Diagram entropi versus entropi
5.3 Turbin
Persamaan energy pada turbin sama halnya seperti pada kompresor. Pada
turbin juga digunakan beberapa idealisasi dan asumsi. Namun, prosesnya adalah
ekspansi yang dianggap berlagsung adiabatic, Q 0. Sedangkan selisih energy
potensial gas keluar dan masuk turbin dianggap kecil dibandingkan dengan suku-
suku lainnya. Sehingga dapat diabaikan, PE 0. Dengan demikian persamaan
5.3, untuk turbin menjadi
( ) ( )
( ) ( ) (5.4)
Dimana,
(5.5)
34
Gambar 5.3 Diagram entalpi versus entropi sebuah turbin
35
BAB VI
PROSEDUR PENGOPERASIAN TURBIN GAS PLTGU CILEGON
36
Pastikan semua signal and communications dari local gas turbine
system beserta peralatan bantunya masuk ke control unit.
c. Electrical
37
Tabel 6.4 Lube oil temperature setting
Lube oil supply temperature control 460 C
Lube oil supply temperature alarm > 600 C
Journal bearing metal temperature > 1070 C
alarm
Thrust bearing metal temperature alarm > 990 C
Bearing drain oil temperature alarm > 770 C
38
Blade path temp. spread trip, untuk gas -60 / +300 C dan oil fuel 800 C
fuel-
39
BAB VII
MAINTENANCE DAN TROUBLESHOOTING TURBIN GAS
40
Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan yang
beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama,
apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
4. Corrective Maintenance.
Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang
terjadi dalam disain, serta menambahkan komponen-komponen yang
sesuai dan juga menambahkan material-material yang cocok.
5. Break Down Maintenance.
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan
pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
6. Modification Maintenance.
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit.
Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah
tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
7. Shut Down Maintenance.
Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
7.2 Trobleshooting
Secara umum ada beberapa permasalahan yang sering terjadi pada PLTG :
Pengoperasian pembangkit LTG dalam waktu yang lama secara terus menerus,
dengan kondisi lingkungan yang berdebu (lingkungan tropis) semakin
mempercepat penurunan kinerja kompresor ditandai dengan menurunnya
tekanan.Kinerja kompresor dapat menerun dikaranakan adnya kontaminan deposit
yang menempel pada kompresor dan inlet guide vane. Semakin tebal deposit yang
menempel semakin menurun unjuk kerja kompresor.
Penurunan kinerja kompresor mengakibatkan penurunan output turbin gas, yang
mana menjadikan kinerja turbin gas mejadi menurun. Dengan menurunnya kinerja
kompresor dan turbin gas sangat mempegaruhi efisiensi pembangkit.
Permasalahan tersebut diatas dapat ditanggulangi lagi dengan melakukan
pembersihan pada kompresor(Compressor C leaning) atau pasir halus.
41
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
1. Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu : kompresor, ruang bakar, dan turbin
2. Bahan bakar untuk turbin gas harus memenuhi persyaratan tertentu
sebelum digunakan pada proses pembakaran. Persyaratan tersebut
yaitu bahan bakar mempunyai kadar abu yang tidak tinggi.
( ) ( )
42
DAFTAR PUSTAKA
43