Tim Peneliti
Piyan Fitriyanto 5202414003
Evan Suseno Anggit 5202414017
Faiz Afifudin 5202414029
Rizki Nuryanto 5202414039
Puji syukur kehadiraat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Uji Performa dengan judul Uji Variasi Keregangan Katup Terhadap Tekanan Akhir
Kompresi dan Konsumsi Bahan Bakar (Premium). Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Rusyanto, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Abdurahman, selaku Dosen I Mata Kuliah Uji Performa, Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
3. Bapak Ahmad Rozikin, M.Pd. selaku Dosen II Mata Kuliah Uji Performa,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
4. Bapak Andi, selaku Kepala Laboratorium TUK, jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Semarang yang telah memeberikan bimbingan
selama pelaksanaan praktik.
5. Dan semua pihak yang telah memebrikan dukungan baik materi maupun non
materi.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan laporan ini, masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
untuk dapat memperbaikinya.
Semoga dengan adanya laporan ini, dapat membantu para pembaca dalam
memahami tentang uji performa kendaraan.
Tim Penyusun
i
Daftar Isi
ii
Daftar Gambar
iii
Gambar 2.11. Pengukuran 1500 Rpm dengan Tachometer .............................. 20
Gambar 2.12. Pengukuran 2000 Rpm dengan Tachometer .............................. 20
Gambar 2.13. Melepas Busi .............................................................................. 21
Gambar 2.14. Mengukur Tekanan Kompresi ................................................... 21
Gambar 2.15. Grafik Keregangan Katup Terhadap Konsumsi Bahan Bakar
(Premium RON 88) .................................................................... 30
Gambar 2.16. Grafik Keregangan Katup Terhadap Konsumsi Bahan Bakar
(Premium) .................................................................................. 30
Gambar 2.17. Variasi Keregangan Katup Terhadap Tekanan Kompresi ......... 31
Gambar 2.18. Grafik Keregangan Katup In 0.5 mm Terhadap Konsumsi
Bahan Bakar (Premium RON 88) .............................................. 31
Gambar 2.19. Grafik Keregangan Katup In 0.5 mm Terhadap Konsumsi
Bahan Bakar (Pertamax RON 92) ............................................. 32
Gambar 3.1. Variasi Keregangan Katup Terhadap Tekanan Kompresi .......... 33
iv
Daftar Tabel
v
BAB I
KAJIAN TEORITIS
A. Motor Bakar
Motor bakar adalah pesawat penggerak yang mengubah tenaga kimia
bahan bakar menjadi tenaga panas (kalor) dengan jalan pembakar, panas
tersebut selanjutnya diubah menjadi tenaga mekanik.
1
B. Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine)
Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah mesin
yang melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar yang menyatu dengan
mesin itu sendiri. Mesin pembakaran dalam bisa diklasifikasikan beberapa jenis
menurut:
a) Tipe Pembakarannya
Berdasarkan tipe pembakarannya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Spark Ignition (SI) / Busi Pembakaran, pada mesin ini proses
pembakaran dengan menggunakan busi. Busi diberikan tegangan yang
tinggi sehingga dapat memercikan bunga api yang digunakan sebagai
sumber panas untuk melakukan proses pembakaran.
- Bensin dan udara dicampur pada karburatir / saluran masuk
- Campuran dimasukan kedalam silinder
- Bunga api dipercikan pada busi dan akan membakar campuran
2
Gambar 1.4. Mesin Compression Ignition (CI)
Sumber: Husni (2013:12)
b) Langkah Mesin
Mesin pembakaran dalam menurut langkahnya dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Mesin 2 langkah
Mesin 2 langkah adalah mesin pembakaran dalam yang melakukan 2
kali langkah piston menghasilkan 1 kali putaran poros engkol.
3
2. Mesin 4 langkah
Mesin 4 langkah adalah mesin pemabakaran dlaam yang
melakukan 4 kali langkah piston menghasilkan 2 kali putaran poros
engkol. Langkah-langkah pistonnya yaitu: langkah hisap, langkah
kompresi, langkah usaha, langkah buang.
4
c) Posisi Katup
Berdasarkan posisi katupnya, mesin pembakaran dalam dibedakan
menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Over Head Camshaft (OHC)
2. Double Over Head Camshaft (DOHC)
3. Over Head Valve (OHV)
5
2. Tpe Mekanisme Katup
Ditinjau dari mekanisme penggerakan katup dapat di bagi dalam 3 tipe
yaitu: tipe over head valve (OHV), tipe Over Head Camshaft (OHC), dan
tipe Double Over Head Camshaft (DOHC).
a. Tipe Over Head Valve (OHV)
Model OHV menggunakan timing gear untuk menghubungkan
putaran poros engkol dengan poros cam, lifter dan push rod digunakan
untuk menggerakan katup melalui nok poros katup.
Keuntungan:
Bentuk ruang bakar baik
Kerugian:
- Banyak bagian-bagian yang bergerak
- Kelembaman massa besar
- Tidak ideal untuk putaran tinggi
6
Gambar 1.9. Mekanisme Katup Tipe OHC
Sumber: Husni (2013:62)
Keuntungan:
- Sedikit bagian-bagian yang bergerak
- Kelembaman massa kecil, baik untuk putaran tinggi
Kerugian:
Konstruksi motor menjadi tinggi
7
Keuntungan:
- Bentuk ruang bakar baik
- Susunan katup-katip menguntungkan (bentuk v)
- Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi
Kerugian:
- Konstruksi mahal, lebih berat
- Penyetelan celah katup lebih sulit
Keterangan:
TMA : Titik Mati Atas
TMB : Titik Mati Bawah
KIB : Katup Isap Buka
KIT : Katup Isap Tutup
KBB : Katup Buang Buka
KBT : Katup Buang Tutup
8
Bagaimanapun ini hanyalah konsep kerja katup saja. Campuran
bahan bakar dan gas pembakaran mempunyai berat jenis sehingga alirannya
tidak sempurna dan membutuhkan janga waktu tertentu. Selanjutnya katup
tidak dapat membuka dan menutup dengan segera juga. Sebagai contoh,
katup isap membutuhkan waktu untuk membuka dnegan sempurna, dan
campuran bahan bakar tidak masuk segera ke dalam silinder tetapi
dibutuhkan beberapa saat untuk masuk karena adanya gaya inertia dari
aliran.
Karena itu, katup seharusnya membuka terlebih dahulu saat piston
mencapai titik atas. Saat piston mulai turun, kemudian katup sudah mulai
terbuka untuk memaskukan campuran bahan bakar ke dalam silinder.
Dengan demikian intake membuka sedikit leih awal, katup akan teruka
dengan campuran ketika piston mencapai titik bawah, agar campuran bahan
bakar yang masuk ke dalam silinder cukup.
9
Gambar 1.13. Waktu Membuka Katup Buang
Sumber: Husni (2013:65)
10
- Dengan Tuas Ayun (Mis. MB, Ford, Nissan)
Pengukuran celah katup harus antara cam dan rocker arm, bukan
antara antara ujung tuas ayun dan ujung batang katup
11
- Penyetel Celah Katup Automatis
Fungsi dari sistem adalah menyetel celah katup sehingga tetap sesuai,
celah katup tidak berubah akiat keausan pada bagian penggerak.
12
Gambar 1.20. Posisi Katup yang dapat distel top 4
Sumber: Husni (2013:71)
F. Kompresi
Kompresi didalam ruang bakar dibuat untuk mengkompresi bahan bakar,
supaya saat terjadi pembakaran terjadi ledakan akibat adanya tekanan sehingga
daya / tenaga yang dihasilkan lebih besar. Besarnya tekanan kompresi pada
setiap kendaraan berbeda-beda sesuai dengan kapasitas mesin dan perbandingan
antara Volume ruang bakar per volume langkah + volume ruang bakar.
Besarnya tekanan kompresi pada kendaraan bisa berubah / menurun
akibat pemakaian yang sudah terlalu lama, antara lain:
- Patahnya ring kompresi pada piston
- Bocornya paking kepala silinder
- Adanya goresan / luka pada dinding silinder
- Adanya kebocoran pada dudukan katup
- Penyetelan katup tidak sesuai
- Pengencangan busi yang kurang
13
BAB II
PROSES EKSPERIMEN
B. Prosedur Eksperimen
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengambilan data
b. Nyalakan mesin, pastikan mesin dalam kondisi normal, biarkan mesin
menyala sampai mencapai suhu kerja (80o 90o C)
c. Kondisikan mesin dalam kondisi standard dan pastikan semua sistem bekerja
dengan baik (sistem pengapian, sistem bahan bakar, sistem pendingin dan
sistem pelumasan)
Beberapa item yang dilakukan pengkondisian antara lain:
- Timing Ignition : 6o BTDC
Penyetelan waktu pengapian dilakukan untuk mendapatkan, waktu
pengapian yang sesuai / pas. Pengukuran timing ignition menggunakan
alat timing light.
14
Gambar 2.1. Penyetelan Timing Ignition
Sumber: Dokumentasi
15
- Celah Busi : 0,8 mm
Celah busi juga memerlukan penyetelah agar bunga api yang dihasilkan
busi bisa maksimal, dan dari hasil pengukuran ternyata ada 1 busi yang
memiliki celah 0,2 mm sehingga harus dilakukan penyetelan celah
menjadi 0,8 mm.
- Tepatkan tanda pada pulley dengan angka nol pada blok mesin
- Selanjutnya cek apakah sudah benar top 1 kompresi atau belum,
dengan cara: (a) melihat posisi rotor distributor apakah menunjuk ke
kabel busi nomor 1 atau tidak, jika ya, berarti benar sudah top 1
kompresi (b) dengan cara menggerakan katup in dan ex pada silinder
16
1, jika terbebas atau bisa digerakan, berarti sudah tepat pada top 1
kompresi.
- Buka tutup kepala silinder dengan cara melepas mur pengikat dengan
menggunakan kunci T (12 mm)
- Letakan tutup kepala silinder dan mur ditempat yang aman
- Lakukan penyetelan posisi top 1 kompresi pada katup silinder 1 (in,
ex), silinder 2 (in), silinder 3 (ex).
- Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller dengan ketebalan
untuk katup in 0,2 mm dan katup ex 0,3 mm dengan bantuan kunci
pass / ring 12 mm dan obeng (-) / (+).
17
Gambar 2.8. Penyetelan Katup Pada Top 4
Sumber: Dokumentasi
18
- Lakukan penyetelan posisi top 4 kompresi pada katup silinder 4 (in,
ex), silinder 3 (in), silinder 2 (ex).
- Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller dengan ketebalan
untuk katup in 0,1 mm dan katup ex 0,3 mm dengan bantuan kunci
pass / ring 12 mm dan obeng (-) / (+).
- Jika sudah dilakukan penyetelan kencangkan kembali semua mur
penyetel celah katup
- Tutup kembali tutup kepala silinder, pasang dan kencangkan mur
pengikatnya dengan menggunakan kunci T (12 mm)
- Langkah Uji
a) 1000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
19
b) 1500 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1500 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
20
- Lakukan pengukuran tekanan akhir kompresi pada setiap silinder
dengan menggunakan compression tester
a. Lepas kabel busi
b. Lepas busi
21
- Lakukan penyetelan posisi top 1 kompresi pada katup silinder 1 (in,
ex), silinder 2 (in), silinder 3 (ex).
- Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller dengan ketebalan
untuk katup in 0,2 mm dan katup ex 0,3 mm dengan bantuan kunci
pass / ring 12 mm dan obeng (-) / (+).
- Jika sudah dilakukan penyetelan kencangkan kembali semua mur
penyetel celah katup
- Putar pulley dengan menggunakan kunci ring (19 mm) satu putaran
penuh untuk mencapai top 4 kompresi
- Tepatkan tanda pada pulley dengan angka nol pada blok mesin
- Lakukan penyetelan posisi top 4 kompresi pada katup silinder 4 (in,
ex), silinder 3 (in), silinder 2 (ex).
- Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller dengan ketebalan
untuk katup in 0,2 mm dan katup ex 0,3 mm dengan bantuan kunci
pass / ring 12 mm dan obeng (-) / (+).
- Jika sudah dilakukan penyetelan kencangkan kembali semua mur
penyetel celah katup
- Tutup kembali tutup kepala silinder, pasang dan kencangkan mur
pengikatnya dengan menggunakan kunci T (12 mm)
- Langkah Uji
a) 1000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
b) 1500 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1500 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
c) 2000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 2000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
22
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
- Lakukan pengukuran tekanan akhir kompresi pada setiap silinder
dengan menggunakan compression tester
a) Lepas kabel busi
b) Lepas busi
c) Pasang alat pengukur tekanan kompresi
d) Starter mesin 3 detik
e) Baca hasil pengukuran dan catat hasilnya
23
- Tutup kembali tutup kepala silinder, pasang dan kencangkan mur
pengikatnya dengan menggunakan kunci T (12 mm)
- Langkah Uji
a) 1000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
b) 1500 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1500 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
c) 2000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 2000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
- Lakukan pengukuran tekanan akhir kompresi pada setiap silinder
dengan menggunakan compression tester
a) Lepas kabel busi
b) Lepas busi
c) Pasang alat pengukur tekanan kompresi
d) Starter mesin 3 detik
e) Baca hasil pengukuran dan catat hasilnya
24
- Posisikan mesin pada top satu kompresi dengan cara memutar pulley
dengan menggunakan kunci ring 19 mm
- Tepatkan tanda pada pulley dengan angka nol pada blok mesin
- Selanjutnya cek apakah sudah benar top 1 kompresi atau belum,
dengan cara: (a) melihat posisi rotor distributor apakah menunjuk ke
kabel busi nomor 1 atau tidak, jika ya, berarti benar sudah top 1
kompresi (b) dengan cara menggerakan katup in dan ex pada silinder
1, jika terbebas atau bisa digerakan, berarti sudah tepat pada top 1
kompresi.
- Buka tutup kepala silinder dengan cara melepas mur pengikat dengan
menggunakan kunci T (12 mm)
- Letakan tutup kepala silinder dan mur ditempat yang aman
- Lakukan penyetelan posisi top 1 kompresi pada katup silinder 1 (in,
ex), silinder 2 (in), silinder 3 (ex).
- Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller dengan ketebalan
untuk katup in 0,4 mm dan katup ex 0,3 mm dengan bantuan kunci
pass / ring 12 mm dan obeng (-) / (+).
- Jika sudah dilakukan penyetelan kencangkan kembali semua mur
penyetel celah katup
- Putar pulley dengan menggunakan kunci ring (19 mm) satu putaran
penuh untuk mencapai top 4 kompresi
- Tepatkan tanda pada pulley dengan angka nol pada blok mesin
- Lakukan penyetelan posisi top 4 kompresi pada katup silinder 4 (in,
ex), silinder 3 (in), silinder 2 (ex).
- Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller dengan ketebalan
untuk katup in 0,4 mm dan katup ex 0,3 mm dengan bantuan kunci
pass / ring 12 mm dan obeng (-) / (+).
- Jika sudah dilakukan penyetelan kencangkan kembali semua mur
penyetel celah katup
- Tutup kembali tutup kepala silinder, pasang dan kencangkan mur
pengikatnya dengan menggunakan kunci T (12 mm)
- Langkah Uji
a) 1000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
b) 1500 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
25
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1500 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
c) 2000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 2000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
- Lakukan pengukuran tekanan akhir kompresi pada setiap silinder
dengan menggunakan compression tester
a) Lepas kabel busi
b) Lepas busi
c) Pasang alat pengukur tekanan kompresi
d) Starter mesin 3 detik
e) Baca hasil pengukuran dan catat hasilnya
26
- Jika sudah dilakukan penyetelan kencangkan kembali semua mur
penyetel celah katup
- Putar pulley dengan menggunakan kunci ring (19 mm) satu putaran
penuh untuk mencapai top 4 kompresi
- Tepatkan tanda pada pulley dengan angka nol pada blok mesin
- Lakukan penyetelan posisi top 4 kompresi pada katup silinder 4 (in,
ex), silinder 3 (in), silinder 2 (ex).
- Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller dengan ketebalan
untuk katup in 0,5 mm dan katup ex 0,3 mm dengan bantuan kunci
pass / ring 12 mm dan obeng (-) / (+).
- Jika sudah dilakukan penyetelan kencangkan kembali semua mur
penyetel celah katup
- Tutup kembali tutup kepala silinder, pasang dan kencangkan mur
pengikatnya dengan menggunakan kunci T (12 mm)
- Langkah Uji
a) 1000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
b) 1500 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1500 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
c) 2000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 2000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
27
- Lakukan pengukuran tekanan akhir kompresi pada setiap silinder
dengan menggunakan compression tester
a) Lepas kabel busi
b) Lepas busi
c) Pasang alat pengukur tekanan kompresi
d) Starter mesin 3 detik
e) Baca hasil pengukuran dan catat hasilnya
28
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
b) 1500 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 1500 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
c) 2000 rpm
1. Isi buret dengan bahan bakar sejumlah 20 ml
2. Nyalakan mesin
3. Posisikan mesin pada kecepatan 2000 rpm (stabil) pengukuran
dengan menggunakan Tachometer
4. Pada saat yang bersamaan catat waktu konsumsi bahan bakar
sebanyak 20 ml
5. Apabila sudah, matikan mesin dan catat waktu konsumsi
bahan bakar
6. Lakukan pengujian ini sebanyak 2 kali
- Lakukan pengukuran tekanan akhir kompresi pada setiap silinder
dengan menggunakan compression tester
a) Lepas kabel busi
b) Lepas busi
c) Pasang alat pengukur tekanan kompresi
d) Starter mesin 3 detik
e) Baca hasil pengukuran dan catat hasilnya
29
C. Hasil Eksperimen
1. Hasil Eksperimen (Bahan Bakar Premimum RON 88)
Tabel 2.2. Hasil Eksperimen Bahan Bakar Premium RON 88
Gap 1000 rpm 1500 rpm 2000 rpm
Katup Kompresi
(kg/cm2)
Konsumsi/20cc Konsumsi/20cc Konsumsi/20cc
(mm)
IN EX 1 2 X 1 2 X 1 2 X
0,1 8,8 58,37 56,90 57,63 32,95 32,13 32,54 21,61 21,75 21,68
0,2 9,1 55,23 54,47 54,85 31,94 33,80 32,87 23,71 24,09 23,90
0,3 0,3 9,2 52,18 59,35 55,76 35,56 34,82 35,19 26,25 27,45 25,35
0,4 9,2 60,17 59,99 60,08 33,69 34,00 33,84 25,34 26,80 26,07
0,5 9,3 57,72 60,28 59 32,96 34,65 33,80 26,65 24,26 25,45
60
32.54 32.87 35.19 33.84 33.8
40 21.68 23.9 25.35 26.07 25.45
20
0
(s)
Celah In 0,1 Celah In 0,2 Celah In 0,3 Celah In 0,4 Celah In 0,5
Celah Katup In (mm)
70
Waktu Konsumsi Bahan Bakar (s)
60 57.63 60.08 59
54.85 55.76
50
40
32.54 32.87 35.19 33.84 33.8
30
23.9 25.35 26.07 25.45
20 21.68
10
0
Celah 0.1 Celah 0.2 Celah 0.3 Celah 0.4 Celah 0.5
Celah Katup In (mm)
30
Variasi Keregangan Katup Terhadap
Tekanan Kompresi
9.4
TEKANAN (KG/CM2)
9.2
9
8.8
8.6
8.4
Celah 0.1 Celah 0.2 Celah 0.3 Celah 0.4 Celah 0.5
CELAH KATUP IN (MM)
Tekanan Kompresi
31
2. Hasil Eksperimen (Bahan Bakar Pertamax RON 92)
Tabel 2.3. Hasil Eksperimen Bahan Bakar Pertamax RON 92
Sumber: Penulis
Gap 1000 rpm 1500 rpm 2000 rpm
Katup
Konsumsi/20cc Konsumsi/20cc Konsumsi/20cc
(mm)
IN EX 1 2 X 1 2 X 1 2 X
0,5 0.3 58,85 63,30 61,07 32,89 33,42 33.15 23,96 24,83 24.39
Waktu Konsumsi bahan Bakar (s)
32
BAB III
PEMBAHASAN
9.2
9
8.8
8.6
8.4
Celah 0.1 Celah 0.2 Celah 0.3 Celah 0.4 Celah 0.5
CELAH KATUP IN (MM)
Tekanan Kompresi
33
Pada celah katup terbesar tekanan kompresi yang dihasilkan juga besar karena
tida terjadi penekanan katup oleh rocker arm. Sehingga katup tertutup sempurna.
3. Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan mendapatkan data bahwa:
Kendaraan dengan bahan bakar benilai oktan tinggi akan cenderung lebih irit dari
pada kendaraan dengan bahan bakar bernilai oktan rendah, hal ini bisa merujuk
pada gambar 2.17 dan 2.18 yang membuktikan bahwa kendaraan uji dengan bahan
bakar pertamax RON 92 lebih irit dibandingkan dengan kendaraan uji berbahan
bakar premium RON 88.
hal ini terjadi karena kandungan iso oktan pada pertamax memiliki kandungan 92%
dan 8% n-heptana sehingga daya ledak pembakaran lebih kencang yang membuat
putaran mesin lebih kencang, hal ini lah yang membuat kendaraan lebih mudah
mencapai putaran tertentu karena, dengan bahan bakar yang sedikit dapat
menghasilkan daya yang lebih besar.
34
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan adalah:
1. Bahwa adanya pengaruh variasi keregangan katup terhadap tekanan akhir
kompresi dan konsumsi bahan bakar.
2. Keregangan katup yang terlelu kecil menyebabkan menurunnya tekanan kahir
kompresi dan membuat konsumsi bahan bakar lebih boros.
3. Konsumsi dengan variasi celah katup in 0.5 mm yang diujikan dengan dua
bahan bakar yang berbeda nilai RON, memberikan kesimpulan bahwa bahan
Bakar Bernilai Oktan lebih tinggi konsumsi bahan bakarnya juga lebih irit.
B. Saran
1. Kendalikan selalu parameter-parameter eksperimen agar data yang
didapatkan valid dan benar.
2. Cek selalu alat uji / alat ukur sebelum digunakan.
3. Pada kendaraan umumnya lakukan penyetelan katup sesuai dengan standar
masing-masing kendaraan.
35
Daftar Pustaka
36