SEMESTER II-2018/2019
MODUL DBB
DISTILASI BATCH BERTAHAP
Laporan Lengkap
Oleh :
Kelompok B2.1819.K.01
Clarissa Prakarsa (13016082)
Laura Sutanto (13016104)
Pembimbing :
Dr. Danu Ariono
Tabel 3.1 Daftar alat dan bahan pada percobaan Distilasi Batch Bertahap .............. 7
Tabel 4.1 Neraca massa distilasi isian raschig ring ................................................ 27
Tabel 4.2 Neraca massa distilasi sieve tray ............................................................. 27
Tabel A.1 Data densitas air pada berbagai temperatur ............................................. 30
Tabel A.2 Data kapasitas panas air pada berbagai temperatur.................................. 30
Tabel A.3 Data konstanta Antoine .......................................................................... 31
Tabel C.1 Hasil antara penentuan densitas etanol .................................................... 36
Tabel C.2 Hasil antara kalibrasi refraktometer dan kromatografi gas ...................... 36
Tabel C.3 Hasil antara distilasi kolom sieve tray run 1 ........................................... 38
Tabel C.4 Hasil antara distilasi kolom sieve tray run 2 ........................................... 38
Tabel C.5 Hasil antara distilasi kolom sieve tray run 3 ........................................... 39
Tabel C.6 Hasil antara distilasi kolom raschig ring run 1 ....................................... 39
Tabel C.7 Hasil antara distilasi kolom raschig ring run 2 ....................................... 40
Tabel C.8 Hasil antara distilasi kolom raschig ring run 3 ....................................... 40
Tabel C.9 Kalibrasi laju pemanasan ........................................................................ 40
Tabel D.1 Data perhitungan volume piknometer ..................................................... 45
Tabel D.2 Data perhitungan densitas etanol 96% v/v .............................................. 45
Tabel D.3 Data perhitungan densitas etanol PA ...................................................... 45
Tabel D.4 Data mentah kalibrasi refraktometer ....................................................... 46
Tabel D.5 Data mentah kalibrasi gas chromatography ............................................ 46
Tabel D.6 Data mentah distilasi kolom sieve tray run 1 .......................................... 47
Tabel D.7 Data mentah distilasi kolom sieve tray run 2 .......................................... 47
Tabel D.8 Data mentah distilasi kolom sieve tray run 3 .......................................... 48
Tabel D.9 Data mentah distilasi kolom raschig ring run 1 ...................................... 49
Tabel D.10 Data mentah distilasi kolom raschig ring run 2 ...................................... 49
Tabel D.11 Data mentah distilasi kolom raschig ring run 3 ...................................... 50
Tabel D.12 Data mentah neraca massa distilasi kolom isian raschig ring .................. 51
Tabel D.13 Data mentah neraca massa distilasi kolom sieve tray .............................. 51
Tabel D.14 Data fisik kalibrasi laju pemanasan ......................................................... 51
Tabel D.15 Data mentah kalibrasi laju pemanasan pada skala 30 .............................. 52
Tabel D.16 Data mentah kalibrasi laju pemanasan pada skala 40 .............................. 52
Tabel D.17 Data mentah kalibrasi laju pemanasan pada skala 50 .............................. 53
ABSTRAK
Distilasi adalah proses yang bertujuan untuk memisahkan campuran cair-cair berdasarkan
prinsip perbedaan titik didih dan tekanan uap dari komponen penyusun campuran. Proses
distilasi akan menghasilkan produk atas (distilat) yang mengandung komponen yang lebih
mudah meguap dan produk bawah (bottom) yang mengandung komponen yang lebih sulit
menguap. Percobaan modul Distilasi Batch Bertahap bertujuan untuk mempelajari operasi
pemisahan campuran biner etanol-air dengan menggunakan kolom sieve tray dan raschig
ring.
Percobaan dilakukan dengan melakukan variasi rasio refluks pada kolom sieve tray sebesar
3, 5, dan 7. Sedangkan variasi laju pemanasan pada kolom raschig ring yang dilakukan
pada percobaan ini adalah 30, 40, dan 50. Langkah percobaan dimulai dengan membuat
umpan etanol-air dengan fraksi mol etanol 0,2 dari etanol teknis 96% v/v. Kemudian,
rangkaian kolom dialirkan air kondensor, dinyalakan dengan sumber listrik dan di atur
heater sehingga campuran umpan menguap dan terjadi proses distilasi. Setelah
temperature operasi stabil, produk atas diambil setiap 5 menit selama 30 menit untuk
setiap variasi run. Produk atas yang diambil kemudian dianalisis menggunakan gas
chromatography dan refraktometer untuk menentukan komposisi etanol dalam produk atas
setiap run. Pada percobaan ini juga dilakukan perhitungan neraca massa untuk menghitung
galat kehilangan massa.
Hasil percobaan modul Distilasi Batch Bertahap dengan kolom isian raschig ring dan
sieve tray secara umum menunjukan hasil yang sesuai dengan teori. Pada kolom sieve tray,
peningkatan rasio refluks menunjukan peningkatan konsentrasi etanol dalam produk atas
dan penurunan volume distilat. Pada kolom raschig ring, peningkatan skala pemanasan
menunjukan penurunan konsentrasi etanol dalam produk atas dan peningkatan volume
distilat. Adapun galat massa yang hilang yg didapat untuk setiap run bernilai lebih kecil
dari 5% sehingga dapat dinyatakan data percobaan yang dilakukan adalah berlaku atau
valid.
Kata kunci: Air, batch, distilasi, etanol, kontinu, raschig ring, sieve tray.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pada rangkaian proses industri kimia sering menjumpai proses pemisahan saat
mengambil produk dari suatu campuran senyawa kimia. Salah satu metode
pemisahan adalah distilasi. Distilasi merupakan proses pemisahan dua komponen
atau lebih dengan memanfaatkan prinsip perbedaan titik didih dan tekanan uap tiap
komponen penyusunnya. Pada proses distilasi, komponen yang lebih mudah
menguap akan menguap terlebih dahulu dan keluar sebagai distilat. Sedangkan
komponen yang lebih sulit menguap akan menjadi bottom product atau produk
bawah.
Proses distilasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu distilasi secara partaian (batch) dan
distilasi secara kontinu. Pada distilasi secara partaian produk atas dan bawah dapat
langsung diambil dan tidak dikembalikan untuk menjadi umpan ke kolom distilasi.
Contoh jenis kolom dalam distilasi partaian adalah kolom raschig ring dan kolom
sieve tray tanpa refluks. Kemurnian produk atas dan bawah proses distilasi secara
partaian dapat ditingkatkan dengan mengatur komposisi umpan dan tekanan operasi.
Pada distilasi secara kontinu, produk yang dihasilkan diumpankan kembali, yang
disebut refluks. Rasio refluks adalah perbandingan jumlah produk yang
dikembalikan ke kolom dan yang di keluarkan sebagai distilat. Proses refluks
dilakukan pada distilasi secara kontinu untuk memperoleh hasil distilasi dengan
kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan proses batch. Kemurnian produk pada
proses distilasi kontinu dipengaruhi oleh komposisi umpan, tekanan operasi, jumlah
tray dan rasio refluks. Contoh kolom distilasi kontinu adalah kolom sieve tray.
1. Bagaimana hubungan antara komposisi etanol pada produk atas (distilat) hasil
distilasi batch pada kolom sieve tray dengan variasi nilai rasio refluks?
1 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
2. Bagaimana hubungan antara komposisi etanol pada produk atas (distilat) hasil
distilasi bertahap pada kolom raschig ring dengan variasi nilai skala
pemanasan?
3. Bagaimana neraca massa distilasi batch bertahap dengan kolom sieve tray dan
raschig ring?
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan suatu campuran homogen berfasa cair
berdasarkan volatilitas masing-masing komponen campuran. metode pemisahan ini
dibantu oleh separating agent yaitu panas. menurut volatilitas atau kemudahan
menguapnya, komponen yang lebih volatil lebih banyak berada pada fasa uap. Fasa
uap yang dihasilkan kemudian didinginkan dengan bantuan kondensor, sehingga
menjadi cairan distilat.
Berdasarkan sifat fisis masing-masing komponen, proses distilasi terbagi menjadi
empat, yaitu distilasi sederhana, distilasi bertahap, distilasi uap, dan distilasi vakum.
Distilasi bertahap dilakukan pada kolom berisi tray atau isian (packing) yang
berguna sebagai tempat terjadinya kontak antara komponen mudah menguap dengan
komponen yang sukar menguap.
Pada kolom distilasi, terdapat dua bagian yaitu pengkayaan (enriching) dan
stripping. Pada bagian pengkayaan dilengkapi dengan kondensor. Kondensor ini
bertujuan untuk mengembalikan uap yang terbentuk dalam reboiler, kemudian naik
ke atas menjadi cairan yang sebagian dialirkan ke dalam kolom. Karena terdapat
aliran yang kembali ke kolom, maka terdapat refluks. Refluks itu sendiri adalah
perbandingan antara jumlah cairan yang dikembalikan ke kolom dengna cairan yang
diambil sebagai distilat. Adanya refluks bertujuan untuk membuat proses distilasi
menjadi lebih kontinu, serta meningkatkan kontak antara fasa cair dan uap. Apabila
cairan hasil kondensasi dialirkan seluruhnya ke dalam kolom, maka kondisi inilah
yang disebut dengan refluks total.
Pemisahan dengan distilasi memerlukan kondisi seperti berikut: (1) dua fasa selalu
terbentuk sehingga cairan dan uap yang ada dapat mengalami kontak ketika mengalir
secara counter current di dalam tray column atau packed column, (2) komponen-
komponen yang akan dipisahkan memiliki volatilitas yang berbeda sehingga terdapat
partisi di antara fasa cair dan gas, (3) fasa cair dan gas dapat dipisahkan dengan
gravitasi atau cara-cara mekanik (Seader, 2010).
3 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
4
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
5
2.5 Refraktometer
Refraktometer merupakan alat untuk mengukur indeks bias. Pengukuran indeks bias
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu komponen campuran.
Refraktometer bekerja dengan memanfaatkan refraksi cahaya polikromatis. Pada
refraktometer terdapat pelat transparan sebagai tempat meneteskan sampel.
Selanjutnya, pelat ini disinari sinar lampu yang menghasilkan cahaya polikromatis
yang diteruskan ke prisma. Prisma berfungsi mengubah cahaya polikromatis menjadi
cahaya monokromatis yang selanjutnya diteruskan ke pelat lainnya setelah
difokuskan dengan lensa.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
6
memanfaatkan sifat kepolaran. Pada percobaan kali ini, terdapat kolom porapaq
yang bersifat non polar, sehingga mengakibatkan fasa gerak yang bersifat polar akan
lebih cepat terpisahkan. Dalam hal ini, fasa gerak yang bersifat polar memiliki waktu
retensi dalam kolom yang lebih singkat. Peristiwa ini terjadi pada detektor. Tidak
hanya untuk mengetahui senyawa mana yang keluar terlebih dahulu, gas
chromatography dapat digunakan untuk mengetahui persen masing-masing
komponen yang terdapat pada suatu senyawa kimia. Sedangkan analisis jumlah
komponen terjadi pada bagian rekorder.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan modul Distilasi Batch
Bertahap disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Daftar alat dan bahan pada percobaan Distilasi Batch Bertahap
Alat Bahan
Kolom raschig ring Aqua dm
Kolom sieve tray Etanol teknis
Refraktometer Etanol PA
Gas Chromatography Limbah etanol-air
Neraca analitik Aseton
Labu leher tiga 2 L Alumunium foil
Heating mantle
Sampler dan filler
Termometer
Piknometer
Gelas kimia
Vial
Botol penampung sampel
Sumbat karet
Stopwatch
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
8
Pada percobaan Distilasi Batch Bertahap, digunakan kolom distilasi berupa kolom
raschig ring dan sieve tray. Skema kolom distilasi batch kolom sieve tray dan
raschig ring disajikan dalam Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 sebagai berikut.
kondenser
E-1
Penga-
tur
refluks
pompa
Bottom
sample
detector
reboiler cooler
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
9
Kondenser
termometer
E-6
Percobaan modul Distilasi Batch Bertahap terbagi ke dalam tiga bagian utama.
Tahap pertama adalan penentuan densitas etanol menggunakan piknometer. Tahap
kedua adalah kalibrasi indeks bias terhadap fraksi mol etanol menggunakan
refraktometer dan kalibrasi persen luas kromatogram terhadap fraksi mol etanol
menggunakan Gas Chromatography (GC). Tahap ketiga adalah distilasi larutan
umpan 0,2 fraksi mol dalam etanol- air dengan kolom raschig ring dan sieve tray.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
10
Densitas etanol ditentukan dengan alat ukur piknometer. Gambar 3.3 menunjukkan
diagram alir penentuan densitas etanol menggunakan piknometer.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
11
Larutan standar dibuat untuk membuat kurva kalibrasi rekraktometer dan Gas
Chromatography (GC). Gambar 3.4 menunjukkan diagram alir pembuatan larutan
standar.
Kalibrasi refraktometer dilakukan untuk melihat hubungan antara indeks bias bacaan
refraktometer dengan persen mol etanol dalam larutan campuran. Gambar 3.5
menunjukkan diagram alir kalibrasi refraktometer.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
12
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
13
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
14
Larutan umpan dibuat dari campuran etanol dengan air maupun campuran limbah
etanol-air dengan air untuk mendapatkan umpan dengan komposisi sesuai dengan
penugasan. Gambar 3.7 menunjukkan diagram alir pembuatan larutan umpan
distilasi.
Distilasi dilakukan pada kolom sieve tray dengan variasi laju refluks dilakukan untuk
mendapatkan distilat yang kemudian dianalisis komposisinya. Gambar 3.8
menunjukkan diagram alir proses distilasi yang dilakukan pada kolom sieve tray.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
15
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
16
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
17
Distilasi dengan kolom raschig ring dilakukan untuk mendapatkan distilat dan
dianalisis komposisinya. Gambar 3.9 menunjukkan diagram alir proses distilasi yang
dilakukan pada kolom raschig ring
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
18
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
19
Pada distilasi menggunakan kolom sieve tray dilakukan variasi refluks 3,5, dan 7.
Pada distilasi dengan kolom raschig ring dilakukan variasi laju pemanasan 30, 40,
dan 50.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil kalibrasi refraktometer dengan larutan standar yang telah diketahui
komposisinya, didapakan persamaan kalibrasi yaitu y= 9055,56 x2 - 24533x + 16616
dengan nilai R-square 0,9508. Dengan y adalah fraksi mol, dan x adalah indeks bias.
Karena nilai R-square mendekati 1, maka persamaan kalibrasi dapat dipercaya.
20 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
21
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
22
Pada percobaan Distilasi Batch Bertahap hari pertama digunakan kolom sieve tray.
Umpan campuran etanol-air yang digunakan merupakan campuran etanol-air dengan
fraksi 0,2 mol etanol. Umpan yang digunakan dibuat dari campuran etanol teknis
96% v/v dan aqua dm. Berdasarkan penugasan, variasi rasio refluks yang diuji pada
rasio 3, 5, dan 7. Untuk rasio refluks 9 tidak sempat untuk dilaksanakan. Hasil
percobaan pengaruh rasio refluks terhadap waktu ditunjukkan pada Gambar 4.3
hingga 4.6
Gambar 4.3 Konsentrasi distilat terhadap waktu untuk fraksi mol etanol umpan 0,2
pada refraktometer dengan distilasi sieve tray
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
23
Gambar 4.4 Konsentrasi distilat terhadap waktu untuk fraksi mol etanol umpan 0,2
pada kromatografi gas dengan distilasi sieve tray
Gambar 4.3 dan 4.4 menunjukkan pengaruh rasio refluks terhadap konsentrasi
distilat. Secara teoritis, peningkatan rasio refluks akan mengakibatkan produk atas
yang semakin murni dalam hal ini konsentrasi etanol semakin tinggi. Rasio refluks
yang tinggi artinya nilai L/D yang semakin tinggi. Hal ini berarti untuk nilai L/D
yang semakin tinggi membutuhkan lebih sedikit tahap untuk mencapai suatu
konsentrasi pada level yang sama. Pada praktikum kali ini, jumlah tahapan tetap
sehingga dengan L/D yang lebih tinggi akan menghasilkan konsentrasi etanol yang
lebih murni.
Secara umum, rasio refluks yang lebih besar (2 dan 3) menunjukkan kelakuan data
yang sesuai dengan teoritis, yakni semakin lama waktu distilasi semakin rendah
fraksi mol etanol. Hal ini dapat terjadi karena komposisi etanol yang ada semakin
rendah sehingga panas yang ada digunakan lebih banyak untuk menguapkan air.
Pengambilan data ketiga run sudah konsisten. Namun adanya penyimpangan data
kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya faktor etanol yang mudah menguap
(volatile).
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
24
Gambar 4.5 Volume distilat terhadap waktu untuk fraksi mol etanol umpan 0,2
dengan distilasi sieve tray
Dari Gambar 4.5, didapat bahwa nilai volume distilat dipengaruhi oleh rasio refluks.
Rasio refluks yang semakin tinggi, menandakan lebih banyak volume cairan yang
dikembalikan ke kolom, sehingga volume yang dihasilkan sebagai distilat lebih
sedikit.
Percobaan hari kedua menggunakan kolom distilasi rasching ring secara batch
dengan variasi laju pemanasan. Komposisi umpan etanol- air yang digunakan adalah
0.2 fraksi mol etanol. Hasil percobaan disajikan pada Gambar 4.6 dan 4.7. Data
distilat yang diambil dianalisis dengan menggunakan refraktometer dan gas
chromatography. Variasi laju pemanasan yang digunakan pada percobaan adalah
skala 30, 40, 50, dan 20. Namun karena keterbatasan waktu, percobaan hanya
mampu dilakukan hingga variasi ke 3.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
25
Gambar 4.6 Konsentrasi distilat terhadap waktu untuk fraksi mol etanol umpan 0,2
dengan refraktometer dengan distilasi kolom isian raschig ring
Gambar 4.7 Konsentrasi distilat terhadap waktu untuk fraksi mol etanol umpan 0,2
dengan kromatografi gas pada distilasi kolom isian raschig ring
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
26
jumlah air yang terbawa ke distilat akan meningkat. Meningkatnya fraksi komponen
air yang menguap mengakibatkan penurunan fraksi komponen etanol dalam distilat.
Distilat dengan komposisi etanol terendah diperoleh pada laju pemanasan 50, dan
komposisi tertinggi pada laju pemanasan 30.
Gambar 4.8 Volume distilat terhadap waktu untuk fraksi mol etanol umpan 0,2
pada distilasi kolom isian raschig ring
Gambar 4.8 menunjukan perbandingan volume distilat terhadap fraksi mol dengan
variasi skala pemanasan. Penurunan konsentrasi distilat seiring dengan waktu
distilasi disebabkan oleh semakin lama waktu, panas yang dipasok ke sistem
semakin banyak. Panas ini digunakan untuk menguapkan air. Pada percobaan,
diperoleh tren komposisi etanol distilat yang menurun sepanjang waktu distilasi.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
27
Berdasarkan data yang diperoleh, neraca massa menunjukan jumlah massa yang
hilang kecil (lebih kecil dari 5%) maka dapat dinyatakan bahwa percobaan distilasi
yang dilakukan berlangsung valid. Adapun kemungkinan massa yang hilang dapat
disebabkan oleh penguapan campuran etanol-air.
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan modul Distilasi Batch Bertahap
adalah:
1. Peningkatan rasio refluks mengakibatkan peningkatan konsentrasi etanol
dalam distilat dan penurunan volume distilat.
2. Peningkatan skala pemanasan mengakibatkan penurunan konsentrasi etanol
dalam distilat dan peningkatan volume distilat
5.2 Saran
Saran yang praktikan berikan untuk percobaan modul Distilasi Batch Bertahap
adalah:
1. Sebaiknya, alat ukur diperbanyak agar proses pengukuran dapat berjalan
dengan efisien dan tidak membuang waktu untuk mengantri alat.
2. Sebaiknya, termokopel pada kolom sieve tray diperbaiki.
28 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C. J., “Transport Process and Separation Process Principles”, 3rd Edition.,
Prentice Hall, New Jersey, 1993.
Perry,Robert H; Don W Green., “Perry’s Chemical Engineer Handbook”, 8th edition., Mc-
Graw Hill, USA, 2008.
Seader, J. D., dkk., “Separation Proess Principles”, 3rd Edition., John Wiley and Sons
Inc., USA, 2011.
Van Ness, H. C., dkk. , “Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics”, 5th
Edition., Mc-Graw Hill, USA, 2001.
29 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
30 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
A.3 Konstanta Antoine Air dan Etanol
𝐵
ln 𝑃 𝑠𝑎𝑡 (𝑘𝑃𝑎) = 𝐴 −
𝑡 ( 𝑜𝐶 ) + 𝐶
A.4 Grafik T-xy dan x-y Campuran Etanol/Air pada Tekanan 696 mmHg
Gambar A.1 Grafik T-xy terhadap x-y campuran etanol-air pada tekanan 696
mmHg.
31 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
Gambar A.2 Grafik konsentrasi fasa uap terhadap konsentrasi fasa cair campuran
etanol-air pada tekanan 696 mmHg.
32 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
massa aqua dm
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡er = (B.1)
densitas aqua dm
5,33
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡er = =5,3456 mL
0,99708
4,271
ρetanol 96 %v/v = = 0,7990 gr/ml
5,3456
33 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
B.4 Penentuan Fraksi Mol Etanol dalam Campuran pada Larutan Standar
Konversi fraksi volume menjadi fraksi mol digunakan untuk kalibrasi refraktometer
dan gas chromatography.
Misal volume etanol 4 ml, densitas etanol murni 0,7857 gr/ml, densitas aqua dm
0,99708 gr/ml.
Fraksi mol etanol dapat diperoleh menggunakan Persamaan B.3 sebagai berikut.
0,96 × 6 × 0,7857
𝑋𝑒𝑡 = 46 = 0,31
0,96 × 6 × 0,7857 0.04 × 6 × 0,99708 4 × 0,99708
+ +
46 18 18
Maka, fraksi mol etanol adalah 0,31.
0,97708
𝑉𝑒𝑡,𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ = 18 × 0,2 × 5
0,281 × 0,8876 0,887644 0,97708
− 0,2 (
25,868 25,868 − 18 )
𝑉𝑒𝑡,𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ = 3,9972 𝐿
𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎 𝑑𝑚 = 𝑉𝑓𝑒𝑒𝑑 − 𝑉𝑒𝑡,𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ = 5 − 3,9972 = 1,0028 𝐿
Maka, diperlukan etanol limbah sebesar 3,9972 L dan aqua dm sebesar 1,0028 L
34 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
B.5.2 Komposisi Limbah Lebih Encer dari Feed
Jika limbah lebih encer dari feed, maka etanol limbah harus dicampur dengan etanol
teknis.
Misal: Xet, teknis = 0,8809; Xet, limbah = 0,1358; Xet, feed diinginkan 0,2; dan
Vfeed diinginkan 5 L. Diketahui densitas etanol murni adalah 0,7857 gr/ml dan
densitas air adalah 0,97708 gr/ml.
Volume etanol limbah dan etanol tekniks yang diperlukan diperoleh menggunakan
Persamaan B.5 sebagai berikut.
𝑉𝑒𝑡,𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ
𝑋𝑒𝑡,𝑡 × 𝜌𝑒𝑡 (1 − 𝑋𝑒𝑡,𝑡 ) × 𝜌𝑎𝑖𝑟
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × {( ) (1 − 𝑋𝑒𝑡 ) + 𝑋𝑒𝑡 ( )}
𝑀𝑟𝑒𝑡 𝑀𝑟𝑎𝑖𝑟 (B.5)
=
𝑋𝑒𝑡,𝑙 × 𝜌𝑒𝑡,𝑙 𝑋𝑒𝑡,𝑡 × 𝜌𝑒𝑡 𝜌𝑒𝑡,𝑙 𝑋𝑒𝑡,𝑡 × 𝜌𝑒𝑡 (1 − 𝑋𝑒𝑡,𝑡 ) × 𝜌𝑎𝑖𝑟
( 𝑀𝑟𝑒𝑡,𝑙 − 𝑀𝑟𝑒𝑡 ) − (𝑀𝑟𝑒𝑡,𝑙 − 𝑀𝑟𝑒𝑡 − 𝜌𝑎𝑖𝑟 ) × 𝑋𝑒𝑡
𝑉𝑒𝑡,𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ
0,8809 × 0,7857 (1 − 0,8809) × 0,97708
5 × {( 46 ) (1 − 0,2) + 0,2 ( 18 )}
=
0,1358 × 0,8876 0,8809 × 0,7857 0,8876 0,8809 × 0,7857 (1 − 0,8809) × 0,97708
( − ) − (21,8009 − − ) × 𝑋𝑒𝑡
21,8009 46 46 18
Vet,limbah = 4019,0403 ml = 4,0190 L
𝑉𝑒𝑡,𝑡𝑒𝑘𝑛𝑖𝑠 = 𝑉𝑓𝑒𝑒𝑑 − 𝑉𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ = 5 − 4,0190 = 0,9810 𝐿
Maka, diperlukan etanol limbah sebesar 4,0190 L dan etanol teknis sebesar 0,9810 L.
35 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
LAMPIRAN C
HASIL ANTARA
Variabel Nilai
Massa aqua dm 5,33 gram
volume piknometer 5,35 ml
massa etanol 96% v/v 4,271 gram
densitas etanol 96% v/v 0,7990 gram/ml
densitas etanol murni 0.7857 gram/ml
Indeks bias
Xetanol,mol Persen area
1 2 Rata-rata
0,20 1,357160 1,357160 1,357160 0,31423
0,25 1,358170 1,358150 1,358160 0,32722
0,31 1,358176 1,360174 1,359175 0,40998
0,41 1,360190 1,360188 1,360189 0,48480
0,47 1,360199 1,360199 1,360199 0,50907
0,54 1,361200 1,361980 1,361590 0,52304
0,62 1,362189 1,362189 1,362189 0,66432
0,72 1,362182 1,362182 1,362182 0,71889
36 B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
37
0.80
0.70
0.60
Fraksi mol etanol
Gambar C.1 Kurva kalibrasi fraksi mol etanol terhadap indeks bias
0.80
0.70
0.60
Fraksi mol etanol
0.50
0.40
0.30 y = 1.2183x - 0.1633
0.20 R² = 0.9708
0.10
0.00
0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 0.8000
%Luas
Gambar C.2 Kurva kalibrasi fraksi mol etanol terhadap persen area
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
38
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
39
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
40
30 24,7822
40 34,6951
50 44,6080
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
45
LAMPIRAN D
DATA MENTAH
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
46
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
47
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
48
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
49
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
50
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
51
Tabel D.13 Data mentah neraca massa distilasi kolom sieve tray
Konsentrasi Rasio Massa Massa Massa
umpan (%- Refluks Umpan Distilat Bottom
mol Etanol) (g) (g) (g)
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
52
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019
53
B2.1819.K.01/Sem-II/2018-2019