Disusun Oleh:
Mohammad Rezza Pachrurazi NIM : 17644019
Pembimbing :
Oky Adi Purnomo
Irmawati Syahrir S.T., M.T
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada plant 3 unit HCU PT. Pertamina RU V Balikpapan memiliki serangkaian alat
distilasi, Pembahasan alat distilasi yang digunakan pada topik ini adalah kolom
debutanizer C-3-14 A/B. kolom debutanizer berfungsi untuk memisahkan komponen-
komponen hidrokarbon ringan menjadi produk atas C3 (propane), C4 (butane) serta
sedikit fraksi ringan lainnya dan produk bawah hidrokarbon berat (C5+). Produk atas ini
kemudian dipompakan menuju LPG Recovery Unit. Produk bawah kolom debutanizer
akan menjadi umpan pada kolom fractionator C-3-16. Produk atas diharapkan
menghasilkan produk LPG yang memenuhi standar spesifikasi.
Kondisi operasi kolom distilasi memainkan peran yang penting dalam kinerja
kolom. Perubahan kondisi operasi kolom dapat mengubah komposisi atau kemurnian
komponen yang diinginkan. Dalam beberapa tahun, untuk memaksimalkan pemisahan
1
2
pada kolom distilasi standar operasi dasar untuk proses distilasi adalah dengan
memaksimalkan refluks. Perubahan pada kondisi operasi terutama temperatur akan
mempengaruhi kualitas LPG. apabila terlalu tinggi maka LPG akan terkontaminasi
produk bawah yang tidak diinginkan.
Optimasi kondisi operasi merupakan bagian dari optimasi proses. Optimasi proses
memainkan peranan yang penting dalam membuat keputusan di industry dan salah satu
alat utama untuk mendapatkan desain yang bagus, memaksimalkan profit, dan
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Oleh sebab itu di perlukan optimasi kinerja kolom debutanizer unit HCU plant 3
untuk mengetahui kondisi operasi optimum dengan menggunakan software simulasi
Hysys (Hyphothetical System).
1.2. Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk optimasi kinerja kolom debuthanizer C-
3-14 pada plant 3 unit HC-Unibon dengan mengoptimalkan kondisi operasi
a. Panas sensibel, yaitu panas yang dapat diukur dengan termometer, dan merupakan
panas untuk menaikkan suhu zat sampai mencapai titik didihnya.
b. Panas laten, yaitu panas yang diserap untuk mengubah wujud zat dan tidak
mengubah suhu. Panas laten diserap oleh tiap molekul ketika zat berubah dari fasa
cair ke fasa uap.
Ada dua jenis tekanan yang penting untuk proses distilasi, yaitu:
a. Tekanan uap, yaitu tekanan oleh molekul uap ketika melepaskan diri dari
permukaan suatu cairan. Tekanan uap dihasilkan oleh molekul-molekul yang
meninggalkan suatu cairan dan tekanan uap suatu cairan adalah tekanan yang
ditimbulkan oleh molekul-molekul uap yang lepas.
b. Tekanan ekstern, yaitu tekanan yang diakibatkan oleh atmosfer terhadap zat,
sehingga sering disebut dengan tekanan atmosfer atau udara.
3
4
a. Tray, yaitu yang memaksa uap yang naik agar menggelembung melalui sebuah
lubang penurunan cairan. Tipe ini dibagi menjadi dua macam kolom yang sering
dipakai, yaitu:
1. Bubble cap tray yaitu tray dengan sejumlah lubang yang dipasangi dengan
riser dimana uap dari tray dibawah dapat melewatinya. Tiap-tiap riser ditutup
dengan sebuah bubble cap (Coulson, 1983).
2. Perforated tray atau sieve tray adalah bubble cap tray yang diganti dengan
lubang-lubang kecil. Semakin kecil lubangnya, maka kontak uap cairan akan
semakin baik (Coulson, 1983).
b. Packing, yaitu kolom distilasi yang diisi dengan bahan isian untuk menciptakan
suatu permukaan untuk cairan agar dapat menyebar. Lapisan film tipis cairan
5
mempunyai luas permukaan yang besar untuk transfer massa antara cairan dan
uap.
Pada setiap tray, uap terpisah dari campuran yang mendidih dan naik melalui
lubang-lubang pada tray yang diatasnya. Lubang-lubang ini dipasangi pipa yang disebut
riser dan di atasnya dipasang bubble cap untuk memaksa uap yang naik mengelembung
melalui cairan yang terkondensasi pada tray diatasnya. Pada setiap tray banyak terdapat
riser dan bubble cap, sehingga uap yang naik bersentuhan secara maksimal dengan cairan.
Dengan demikian terjadi perpindahan panas dan massa secara maksimal.
𝐹 = 𝐷 + 𝐵 ……………… (2.1)
Dimana:
F = laju aliran umpan
D = laju aliran distilat
B = laju aliran produk bawah
Sedangkan kesetimbangan massa total pada kondensor dan refluks dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑑𝑀𝐷
= 𝑉𝑇 − 𝐿 − 𝐷 ……………… (2.3)
𝑑𝑡
Dimana:
𝑉𝑇 = laju aliran uap keluaran kolom atas
L = laju aliran refluks
𝑑(𝑀𝐷 𝑋𝐷 )
= 𝑉𝑇 𝑋𝑉𝑇 − (𝐿 + 𝐷) 𝑋𝐷 ……………… (2.4)
𝑑𝑡
𝑑(𝑀𝐷 ℎ𝐷 )
= 𝑉𝑇 ℎ𝑉𝑇 − 𝐿ℎ𝐿 − 𝐷ℎ𝐷 + 𝑄𝐶 ……………… (2.5)
𝑑𝑡
Dimana:
ℎ𝑉𝑇 = entalpi pada uap keluaran kolom atas
ℎ𝐷 = entalpi pada distilat
ℎ𝐿 = entalpi pada refluks
𝑄𝑐 = laju aliran panas kondensor
8
Gambar 2.2 Kesetimbangan massa pada kondensor dan reflux drum (ROBBINS, 2011)
Gambar 2.3 Kesetimbangan massa pada reboiler dan base kolom (ROBBINS, 2011)
Untuk kesetimbangan massa total pada reboiler dan base kolom dapat dituliskan dengan
rumus sebagai berikut:
𝑑𝑀𝐵
= 𝐿1 − 𝑉𝑅𝐵 − 𝐵 ……………… (2.6)
𝑑𝑡
Dimana:
𝐿1 = laju aliran keluaran kolom bawah
𝑉𝑅𝐵 = laju aliran steam reboiler
𝑑(𝑀𝐵 𝑋𝐵 )
= 𝐿1 𝑋1 − 𝑉𝑅𝐵 𝑋𝑉𝑅𝐵 − 𝐵𝑋𝐵 ……………… (2.7)
𝑑𝑡
Dimana:
9
Dan kesetimbangan massa energi pada reboiler dan base kolom dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑑(𝑀𝐵 ℎ𝐵 )
= 𝐿1 ℎ1 − 𝑉𝑅𝐵 ℎ𝑉𝑅𝐵 − 𝐵ℎ𝐵 + 𝑄𝐵 ……………… (2.8)
𝑑𝑡
Dimana:
ℎ1 = entalpi keluaran kolom bawah
ℎ𝑅𝐵 = entalpi steam reboiler
ℎ𝐵 = entalpi produk bawah
𝑄𝐵 = laju aliran panas pada reboiler.
𝑌𝑖 𝑌𝑖 𝑃∗
𝐾𝑖 = 𝑋𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑢 = ……………… (2.9)
𝑋𝑖 𝑃
Jika Hukum Raoult dan Hukum Dalton berlaku, nilai-nilai Ki dapat dihitung
dari tekanan uap (Pi*) dan tekanan total (Pt) sistem : 𝑃𝑡 = 𝑃𝑡 ∗ 𝑋𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑡 = 𝑌𝑡 𝑃𝑡
𝑃 𝑃𝑡 𝑃𝑖 ∗
𝐾𝑡 = 𝑃 𝑖//𝑃 ∗ = 𝑃𝑡
……………… (2.10)
𝑖 𝑖
𝐵
𝐿𝑜𝑔 𝑃∗ = 𝐴 − (𝐶+𝑇) ……………… (2.11)
Dimana:
Dalam keadaan setimbang jumlah cairan yang menguap sebanding dengan jumlah
uap yang mengembun pada tekanan dan suhu yang tetap dan kondisi ketimbangan ini
sangat berperan pada proses distilasi.
• Fase Fluida
Dimana :
𝑌𝑖
∑Xi = ∑ 𝐾𝑖 = 1 ……………… (2.13)
Dimana :
12
𝐾
∑α𝐴𝐵 = 𝐾𝐴 ……………… (2.14)
𝑩
13
Dimana :
Light Key Component (LK) dan Heavy Key Component (HK) adalah komponen
kunci (key component) yang ditentukan dengan cara memilih dua komponen yang
konsentrasinya di dalam distillate atau bottom dapat merupakan petunjuk yang baik
mengenai pemisahan yang dicapai. Setelah komponen-komponen ini ditentukan,
komponen yang lebih tinggi volatilitasnya (lebih mudah menguap) ditandai dengan
subscript LK dan disebut light key component, dan yang lebih rendah volatilitasnya
ditandai dengan subscript HK dan disebut heavy key component.
Dalam menentukan dua komponen sebagai kunci (key), biasanya kedua kunci itu
dipilih yang berdampingan dalam urutan volatilitasnya. Pemilihan demikian disebut
pemisahan tajam (sharp separation). Pada pemisahan tajam hanya kedua kunci itulah yang
merupakan komponen yang terdapat pada kedua hasil dalam konsentrasi yang cukup
besar.
dapat dicari dengan berbagai metode. Salah satu metode yang digunakan adalah metode
Underwood berdasarkan nilai konstanta Underwood (θ) pada perhitungan kondisi umpan
masuk kolom sebagai berikut :
dimana harga konstanta Underwood (θ) dapat ditentukan dengan metode coba
ulang (trial & error) pada persamaan berikut :
(𝛼𝑖 )𝑎𝑣𝑔(𝑋𝑖𝑓 )
1−𝑞 =∑ (𝛼𝑖 )𝑎𝑣𝑔−𝜃
……………… (2.16)
q adalah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 mol umpan menjadi uap
panas jenuh per panas penguapan dari 1 mol umpan tersebut, atau :
𝐻𝑣 −𝐻𝐹
𝑞= ……………… (2.17)
𝐻𝑣 −𝐻𝐿
Dimana :
Rm = Rasio reflux minimum
(αi)Avg = Relative volatility light key komponen “i” terhadap heavy key
XiD = Fraksi mol komponen “i” dalam distillate, (% mol)
XiF = Fraksi mol komponen “i” dalam umpan, (% mol)
HV = Enthalpy uap umpan (saturated vapor) pada titik embunnya, (Btu/lb)
HF = Enthalpy umpan pada kondisi masuk kolom, (Btu/lb)
HL = Enthalpy cairan umpan pada titik didihnya, (Btu/lb)
Θ = Konstanta Underwood
L = Jumlah fraksi cair
D = Jumlah distillate
𝐿0
𝑅= ……………… (2.18)
𝐷
Dimana :
R = Rasio reflux operasi
LO = Jumlah reflux pada puncak kolom, (kgmol/jam)
D = Jumlah Produk puncak, (kgmol/jam)
𝑅𝑒𝑓𝑙𝑢𝑥 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑅𝑒𝑓𝑙𝑢𝑥 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑅𝑒𝑓𝑙𝑢𝑥 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 ……………… (2.19)
𝑋 𝑋
log[( 𝐿𝐾 ) ( 𝐻𝐾 ) ]
𝑋𝐻𝐾 𝐷 𝑋𝐿𝐾 𝐵
𝑁𝑚 = ……………… (2.20)
log(𝛼 𝐿𝐾 )𝑎𝑣𝑔
𝐻𝐾
Dimana :
D = Distillate, (kgmol/jam)
𝑋 𝑋
( 𝐿𝐾 ) ( 𝐻𝐾 )
𝑋𝐻𝐾 𝐷 𝑋𝐿𝐾 𝐵
(𝛼 𝐿𝐾 )𝑎𝑣𝑔 = ……………… (2.21)
𝐻𝐾
2
𝑅𝑜𝑝𝑠 −𝑅𝑚𝑖𝑛
1. Hitung harga dimana :
𝑅𝑜𝑝𝑠 +1
kemudian tentukan harga ordinat dengan grafik tersebut yang merupakan harga
𝑁−𝑁𝑚𝑖𝑛
dimana :
𝑁+1
𝑚 𝐵 𝑋 𝑋 2
𝑙𝑜𝑔 𝑃 = 0,206 log{𝐷 (𝑋 𝐿𝐾 ) (𝑋 𝐿𝐾 ) } ……………… (2.22)
𝐻𝐾 𝐹 𝐻𝐾 𝐹
Dimana :
m = Jumlah tray teoritis di atas tray umpan
p = Jumlah tray teoritis di bawah tray umpan
m + p = N (Jumlah tray teoritis)
𝑁𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝜂= 𝑥 100% ……………… (2.23)
𝑁𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Dimana :
η = Efisiensi tray keseluruhan
Nideal teoritis = Jumlah tray teoritis
Naktual = Jumlah tray aktual
Untuk distilasi hidrokarbon, batasan harga efisiensi keseluruhan berkisar antara 50%
sampai dengan 85%.
2.17 Peng-Robinson
Equation of state (persamaan keadaan) adalah persamaan termodinamika yang
menggambarkan keadaan materi di bawah keadaan fisik yang ada. Persamaan ini
merupakan persamaan konstitutif yang menyediakan hubungan matematis antara dua atau
lebih fungsi keadaan terkait dengan zat atau unsur, seperti suhu, tekanan, volume, atau
energi internal. Persamaan keadaan berguna untuk mengkorelasikan kepadatan gas dan
cairan dengan suhu dan tekanan.
𝑅𝑇 𝑎𝛼
𝑝=𝑉 −𝑉 2 ……………… (2.24)
𝑚 −𝑏 𝑚 +2𝑏𝑉𝑚 −𝑏 2
𝑅 2 𝑇𝑐 2
𝑎 = 0,45724 ……………… (2.25)
𝑃𝑐
𝑅𝑇𝑐
𝑏 = 0,07780 ……………… (2.26)
𝑃𝑐
dimana:
p = tekanan (mutlak)
V = volume
n = jumlah mole pada zat
Vm = V/n = volume molar, volume dari 1 mole gas atau cair
T = temperatur mutlak
R = gas konstan ideal (8,3144621 J/molK)
Pc = tekanan pada titik kritis
Tc = temperatur mutlak pada titik kritis.
1. Pengaruh Tekanan
Kebanyakan kolom di set pada tekanan tertentu dan tidak diatur secara regular
Jika terjadi perubahan tekanan, misalkan jika tekanan naik , dibutuhkan panas yang lebih
pada reboiler di bawah kolom. Naiknya tekanan akan menaikan titik didih sehingga
tentunya temperaturnya pun dibutuhkan lebih tinggi untuk laju alir yang sama, sebaliknya
jika tekanan berkurang, temperatur yang dibutuhkan juga berkurang.
2. Pengaruh Temperature
Pengaturan temperatur pada bagian puncak kolom ditujukan untuk memperoleh
komposisi produk distillate yang stabil dengan kadar C5 yang minimum. Penurunan
temperatur pada puncak kolom akan menghasilkan produk distillate dengan kadar C5
yang lebih rendah, dan sebaliknya akan meningkatkan kadar C4 pada produk bawah.
21
Besarnya temperatur puncak kolom diatur melalui jumlah aliran refluks. Hal ini bertujuan
untuk menjaga kemurnian produk puncak yang dibatasi spesifikasinya.
3. Pengaruh Jumlah Tray
Pada setiap tray terjadi perhitungan Flash ( Flash calculation). Semakin banyak
jumlah tray terjadi perhitungan flash yang semakin bertingkat-tingkat. Semakin tinggi
kemurnian produk yang diinginkan maka dibutuhkan jumlah tray yang lebih tinggi.
Namun semakin tinggi tray dibutuhkan kalor baik di reboiler maupun di kondenser yang
lebih besar dan mengakibatkan tidak efisien. Jumlah Tray yang efisien jika di setiap tray
terjadi kondisi flash yang efisien.
4. Pengaruh Refluks
Refluks sangat penting dalam pemisahan fraksinasi karena semakin besar refluks
semakin tinggi kemurnian produk, namun harus dilakukan dengan hati-hati karena kolom
dapat menjadi tidak efisien jika terlalu banyak, dikarenakan perbedaan tekanan di kolom
akan semakin besar. Refluks yang terlalu banyak membuat kolom menjadi tidak efisien
karena perbedaan tekanan kolom akan semakin besar yang akan mengakibatkan
penambahan panas yang banyak pada reboliernya.Rasio refluks adalah laju alir molar dari
refluks dibandingkan dengan kuantitas produk yang dikeluarkan dari bagian atas kolom.
Rasio refluks mengindikasikan banyaknya produk yang dbalikkan kembali di atas kolom.
5. Operasi Kolom Debutanizer
Kolom debutanizer bertujuan untuk memisahkan C4 dari C5+. Karena C5+ yang
memiliki nilai keekonomian lebih tinggi maka diharapkan sedikit C5+ yang keluar di atas
kolom. Jika C5+ yang keluar di atas kolom melebihi spesifikasi, ada beberapa hal yang
harus dilakukan :
• Jika C5+ di dalam butana di atas spesifikasi dan komponen butana yang keluar
dari bawah kolom Debutanizer sesuai spesifikasi atau lebih maka perlu
menaikan laju alir refluks Debutanizher untuk mengurangi C5+ di atas kolom
Debutanizher supaya jatuh ke bawah kolom. Bagaimanapun ketika menaikan
laju alir refluks dari kolom fraksinasi, dibutuhkan kenaikan panas di reboiler
bawah kolom yang akan menurunkan efisiensi kolom karena tambahan energi
panas pada pemanasan reboiler. Refluks sangat penting dalam pemisahan
22
5. Penarikan kesimpulan
6. Penyusunan laporan
24
25
debutanizer C-3-14 A/B dilakukan pengambilan data-data yang terdapat pada control
panel dan laboratorium.
Setelah didapat data aktual furnace F-4-01, data-data tersebut dimasukkan ke
dalam program simulasi HYSYS v8.8 untuk menentukan komposisi LPG aktual. Hasil
perhitungan tersebut kemudian di optimasi agar produk LPG memenuhi spesifikasi.
Tabel 3.1 Data Kondisi Operasi Kolom Debuthanizer Unit HCU plant 3
Kondisi Operasi
Feed tray 16
Studi Literatur
Pengumpulan data
komdisi operasi
Simulasi kolom
debutanizer berdasarkan
kondisi aktual
Kesimpulan
Penulisan laporan
Tabel 4.2 Neraca Massa Total Hasil Simulasi Kolom Debutanizer setelah optimasi
Produk
Feed
Ovhd (Off Gas) Bottom (C5+) Distilate (LPG)
Komponen
% Massa Massa % Massa % Massa
% Vol
Vol (kg/h) (kg/h) Vol (kg/h) Vol (kg/h)
C1 0.35 186.85 10.47 183.74 0.00 0.00 0.69 3.11
C2 0.51 323.31 14.51 302.50 0.00 0.00 3.89 20.81
C3 1.56 1404.71 39.55 1174.49 0.00 0.00 30.23 230.21
i-C4 1.10 1091.83 23.35 769.12 0.00 0.95 38.10 321.76
n-C4 0.70 732.82107 12.07 415.13 0.07 79.97 26.84 237.72
i-C5 0.07 77.09 0.05 1.79 0.07 73.20 0.22 2.10
n-C5 0.02 25.81 0.00 0.03 0.02 25.74 0.00 0.04
C5 + 95.69 136840.53 0.00 0.08 99.83 136840.32 0.01 0.13
Total 100 140682.95 100 2846.88 100 137020.17 100 815.90
27
28
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Hysys Pada Tekanan Operasi 12 bar Variasi Temperatur
T T T Mass
C5+ Reboiler duty Condensor
Condensor Top reboiler flow
(%vol) (kW) Duty (kW)
(0C) (0C) (0C) LPG
71 331.03 11.21 17975.47 911.89 2104.31
70 330.75 10.38 17945.70 894.92 2037.83
69 330.45 9.55 17906.93 878.23 1971.02
68 330.10 8.63 17854.45 860.62 1901.90
67 329.78 7.73 17806.37 843.60 1833.16
66 329.45 6.82 17759.54 826.66 1763.85
65 329.13 5.90 17712.97 809.82 1694.03
40
64 328.80 4.97 17666.04 793.07 1623.26
63 328.46 4.05 17618.20 776.24 1550.74
62 328.11 3.15 17568.01 759.14 1474.68
61 327.71 2.29 17513.62 741.40 1392.74
60 327.25 1.51 17448.78 722.53 1302.37
59 326.67 0.91 17371.15 702.20 1200.23
58 325.15 0.62 17178.90 670.28 1027.45
30
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Hysys Pada Tekanan Operasi 9 bar Variasi Temperatur
T T T Mass
C5+ Reboiler duty Condensor
Condensor Top reboiler flow
(%vol) (kW) Duty (kW)
(0C) (0C) (0C) LPG
71 324.08 13.26 17192.54 994.76 1954.10
70 323.81 12.44 17165.73 976.61 1883.61
69 323.49 11.54 17119.84 957.60 1810.67
68 323.16 10.62 17071.24 938.67 1736.81
67 322.82 9.67 17022.31 919.84 1662.32
66 322.50 8.71 16973.85 901.24 1587.65
65 322.18 7.73 16926.66 882.85 1513.18
40
64 321.86 6.74 16880.59 864.76 1439.01
63 321.54 5.73 16828.95 846.59 1364.64
62 321.38 4.73 16832.53 829.07 1290.34
61 320.94 3.69 16740.69 811.12 1213.38
60 320.58 2.61 16688.28 792.44 1128.68
59 320.15 1.54 16629.82 772.42 1032.57
58 319,20 0.24 16496.67 729,70 816.14
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Hysys Pada Tekanan Operasi 7,5 bar Variasi Temperatur
T T T Mass
C5+ Reboiler duty Condensor
Condensor Top reboiler flow
(%vol) (kW) Duty (kW)
(0C) (0C) (0C) LPG
71 296.30 24.91 13901.77 1098.62 1402.19
70 296.01 24.09 13882.83 1075.67 1303.33
69 295.63 23.18 13828.17 1051.42 1204.29
68 295.26 22.18 13773.18 1027.84 1106.88
67 294.89 21.33 13695.34 1004.80 1010.35
66 294.54 20.38 13667.32 981.96 913.65
65 294.19 19.40 13615.61 959.32 815.84
40
64 293.84 18.37 13563.95 936.68 715.71
63 293.48 17.29 13512.05 913.93 613.08
62 293.13 16.16 13460.37 891.21 508.29
61 292.78 14.98 13409.71 868.66 402.44
60 292.45 13.78 13360.55 846.40 296.45
59 292.11 12.51 13306.64 824.05 190.21
58 291.81 11.26 13261.44 802.53 84.05
31
4.2. Pembahasan
Proses pada kolom debutanizer unit HCU C-3-14 bertujuan untuk memisahkan C3
dan C4 dari C5+. Produk atas C3 dan C4 kemudian dipompakan menuju LPG Recovery
Unit. Produk bawah kolom debutanizer akan menjadi umpan pada kolom fractionator C-
3-16. Produk atas diharapkan menghasilkan produk LPG yang memenuhi batasan
spesifikasi.
Simulasi dijalankan berdasarkan kondisi operasi aktual dan data komposisi tiap
komponen yang didapatkan melalui laboratorium PT.PERTAMINA RU V Balikpapan.
Data kondisi operasi aktual dengan temperatur condensor 40 0C, temperatur atas kolom
71 0C, temperatur bawah 330 0C, tekanan atas kolom 14,5 bar dan tekanan bawah kolom
15,5 bar, didapatkan hasil komposisi Produk atas LPG dengan tingkat kemurnian C1
sebesar 1,37%, C2 sebesar 6,77 %, C3 dan C4 sebesar 81,58 % dan C5+ sebesar 10,28
%. Komponen C5+ melebihi batasan spesifikasi yaitu maksimum 2%, karena itu perlu
dilakukan optimasi kondisi operasi agar produk LPG memenuhi batasan spesifikasi.
Tujuan utama pada tugas khusus ini adalah untuk mendapatkan kondisi operasi
optimum, dalam hal ini tekanan yang tepat agar proses pemisahan antara produk puncak
dan bawah maksimal. Sehingga bisa diketahui sejauh mana perubahan tekanan kolom
dapat mempengaruhi kualitas pemisahan.
Kebanyakan kolom di set pada tekanan tertentu dan tidak diatur secara regular
Jika terjadi perubahan tekanan, misalkan jika tekanan naik , dibutuhkan panas yang lebih
pada reboiler di bawah kolom. Naiknya tekanan akan menaikan titik didih sehingga
tentunya temperaturnya pun dibutuhkan lebih tinggi untuk laju alir yang sama, sebaliknya
jika tekanan berkurang, temperatur yang dibutuhkan juga berkurang. Karena itu untuk
menentukan kondisi operasi optimum selain memvariasikan tekanan perlu juga
memvariasikan temperatur.
Kondisi optimal yang diharapkan adalah meminimalkan C5+ yang terdapat pada
produk LPG, karena C5+ memiliki nilai keekonomian lebih tinggi maka diharapkan
sedikit C5+ yang keluar di atas kolom. dengan batasan C5+ maksimum 2 % volume.
32
Pertimbangan untuk variabel apa yang bisa dirubah dalam rangka pengoptimalan
adalah dilihat dari kemungkinan untuk diterapkan dalam operasi di lapangan. Parameter
yang memiliki kemungkinan paling besar ialah temperatur bottom, temperatur top dan
tekanan di top dan bottom. Dalam hal ini parameter yang digunakan adalah temperatur
top, tekanan top dan tekanan bottom dalam pengubahan kondisi operasi. Pembatasan ini
didasarkan pada penurunan tekanan operasi akan penurunkan temperature yang
dibutuhkan sehingga kebutuhan energi pada reboiler dapat di minimalkan. Untuk
perhitungan komposisi C5+, dan kebutuhan energi di produk LPG dengan tekanan operasi
15 bar, 12 bar, 9 bar, dan 7,5 bar pada temperature yang berbeda-beda dapat dilihat secara
berturut-turut pada table 4.4, 4.5, 4.6 dan 4.7.
33
Dari hasil tersebut terlihat bahwa penurunan tekanan akan memberikan kebutuhan
energi reboiler yang jauh lebih kecil dan komposisi C5+ di LPG yang lebih kecil, namun
pada tekanan operasi 7,5 bar, komposisi C5+ di LPG tidak memnuhi batasan spesifikasi.
Dan pada tekanan operasi 9 bar didapatkan komposisi C5+ di LPG yang yang paling
minimal. Sehingga dipilih tekanan operasi pada 9 bar dengan temperatur top yaitu 58 0C
dan temperatur reboiler yaitu 319,2 0C. dengan kondisi operasi tersebut maka akan
dihasilkan komposisi C5+ di LPG sebesar 0,24%, sehingga LPG sudah memenuhi
batasan spesifikasi yaitu C5+ maksimum 2%.
Untuk mendapatkan produk atas LPG yang memenuhi batasan spesifikasi kondisi
operasi dari kolom harus tetap dijaga dengan top pressure 8,5 bar, bottom pressure 9,5
bar, top temperature 58 0C dan bottom temperature 319,2 0C.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tugas khusus optimasi kinerja kolom
debutanizer C-3-14 unit Hydrocracker Unibon (HCU) adalah :
Untuk mendapatkan produk atas LPG yang memenuhi batasan spesifikasi kondisi
operasi dari kolom harus tetap dijaga dengan top pressure 8,5 bar, bottom pressure 9,5
bar, top temperature 58 0C dan bottom temperature 319,2 0C.
27
DAFTAR PUSTAKA
Adikusumo, Wismo. 2018. Evaluasi kolom debutanizer 014c101 Unit platforming foc ii
PT. Pertamina (persero) RU IV Cilacap. PEM Akamigas. Cepu
Aulia, Haris Numan. 2018. Maksimasi produk naphta kolom debutanizer. Jurnal
.Politeknik Negeri Banjarmasin. http://e-prosiding.poliban.ac.id/. (Diakses pada
tanggal 15 april 2020).
Lubqi, Luqman. 2019. Laporan Khusus Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU
V Balikpapan. Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda.
Ramadhan, Tiara Rizky. 2018. Laporan Khusus Kerja Praktek PT. PERTAMINA
(Persero) RU V Balikpapan. Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda.
33
LAMPIRAN
34
35