Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


”Budidaya Tanaman Jagung (Zea Mays l )”

Oleh:

ARYA YUDA
D1E120045
KELAS A

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
LAPORAN PRATIKUM
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (zea mays l )
Laporan
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian praktikum Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan

Oleh:

ARYA YUDA
NIM. D1E120045

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Budidaya Tanaman Jagung (zea mays l )


Nama : ARYA YUDA

NIM : D1E120045

Kelas : Penyuluhan Pertanian -A

Menyetujui,

Koordinator Asisten Praktikum


Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan,

Muhammad Safarrudin
NIM. D1B117083

Mengetahui,

Koordinator Mata Kuliah Koordinator Praktikum Mata


Teknologi Budidaya Tanaman Pangan, Kuliah Teknologi Budidaya
Tanaman Pangan,

Prof. Dr. Halim, S.P., M.P Ibu Nur Aida, S.P.,M.P


NIP.197310282003121 NIP.009808806002
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN

Judul : Budidaya Tanaman Jagung (zea mays l )

Nama : ARYA YUDA

NIM : D1E120045

Kelas : Penyuluh Pertanian-A

Telah diperiksa dan telah diperbaiki sesuai dengan saran-saran asisten


praktikum Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan.

Kendari,8 januari 2023

Asisten Praktikum:

1. Muhammad Safarrudin (D1B117083) (…………………)

2. Amar Muarif Musa S.P (…………………)

3. Ardiyansyah S.P (…………………)

4. Muhammad Aprizal S.P (…………………)


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian kegiatan

praktikum dan penyusunan laporan lengkap praktikum Teknologi Budidaya

Tanaman Pangan. Dalam menyelesaikan laporan lengkap ini, penulis tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk, arahan dan

saran yang berarti selama kegiatan praktikum Ilmu dan Teknologi Benih. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor

Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Ir. H. R. Marsuki Iswandi, M.Si. selaku

Dekan Fakultas Pertanian, Salahuddin, S.P., M.Sc. selaku Ketua Jurusan

Penyuluhan Pertanian yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan di Jurusan Penyuluhan Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Halu Oleo.

2. Prof. Dr. Halim, S.P., M.P. koordinator mata kuliah Teknologi Budidaya

Tanaman Pangan.

3. Selaku Koordinator praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Pangan.

4. Semua teman yang selalu membantu, tak lupa kepada kedua orang tua yang

selalu menjadi semangat bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

Serta kepada Semua asisten dosen pada praktikum Mata Kuliah Teknologi

Budidaya Tanaman Pangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, karena
telah rela meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, bimbingan, kritik,

petunjuk , dan saran yang sangat positif kepada penulis sejak pelaksanaan

praktikum sampai dengan penulisan laporan lengkap ini.

Kendari, 8 Januari 2023

Penulis
RIWAYAT HIDUP

Namaku adalah Arya Yuda atau biasa dipanggil Arya atau Yuda oleh

teman-Temanku. Hobiku adalah membaca dan bermain sepak bola. Aku lahir di

Lipu, Pada tanggal 26 November 2004 dari pasangan Ersy Kasim dan

WD.ydi.Aku Adalah anak bungsu dan memiliki dua orang kakak yang bernama

Eki Setiawan Dan Agus Hutri.Aku terlahir dari keluarga yang cukup mampu.

Ayahku adalah seorang wiraswasta Sedangkan ibuku adalah seorang ibu rumah

tangga. Sejak kecil, aku sudah dididik Kedua orang tuaku untuk selalu bersikap

jujur, rajin beribadah, dan menjadi orang Baik.Aku mulai masuk sekolah dasar

pada saat umurku 4 tahun. Aku bersekolah di SDN15 Kulisusu yang tak jauh dari

rumahku. Kemudian setelah lulus SD, aku Melanjutkan pendidikan di SMPN 1

Kulisusu di tahun 2014.Semenjak SMP, aku selalu berusaha belajar dengan giat

karena aku ingin masuk Ke SMA favorit yang ada di kabupaten Buton Utara.

Ternyata usahaku tidak sia-Sia, setelah lulus SMP aku diterima di SMAN 1

Kulisusu. Salah satu SMA Unggulan di Kabupaten Buton Utara.Sejak duduk

dibangku SMA, aku mulai suka dengan sesuatu yang baru. Aku suka Membaca

namun tidak terlalu suka berbicara. Lalu, aku mengikuti suatu Organisasi di

sekolah yaitu organisasi osis untuk belajar lebih bertanggung jawab Dan

menambah pengalaman dalam hal berorganisasi. Aku merasa banyak belajar

Dengan mengikuti organisasi osis Karena dengan kegiatan tersebut kita di latih

Agar lebih bertanggung jawab dan mengatur waktu. Aku berharap suatu saat nanti
Aku bisa menjadi seorang yang dapat membanggakan kedua orang tua.Setelah

lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di salah satu universitas terbaik di Sulawesi

Tenggara atau, yaitu Universitas Haluoleo (UHO), aku mengambil Jurusan

Penyuluhan pertanian. Dikarenakan aku memilih kuliah di luar kota, Otomatis aku

harus siap untuk hidup sendiri dan menjadi anak kos-kosan.Diawal, menjadi anak

kost merupakan hal yang cukup berat, karena aku harus Mengerjakan semuanya

sendiri. Dari mulai makan, mencuci, membersihkan kosan Dan yang lainnya. Aku

juga harus pintar membagi waktu dan juga uang jatah Bulananku. Tapi semenjak

itu, aku mulai belajar mandiri dan mengerti tentang Hidup.Saat ini, aku masih

menjadi mahasiswa di Universitas Haluoleo mahasiswa Semester 5 yang berharap

wisuda tepat waktu. Sembari Kuliah terkadang aku Mencari kesibukan lain yang

memberikan manfaat bagiku. Seperti membaca Buku-buku dan lainnya.

Email : arya17yudha@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan “Pemangkasan Biji dan Pemangkasan Hasil

Jagung (Zea mayz L). Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Desember

di Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.

Tinggi tanah 115 m jenis tanah vertisol.Penelitian ini menggunakan rancangan

acak lengkap faktorial 2 x 4 Blok. Faktor I jumlah benih jagung per lubang tanam

(B), terdiri dari 2 taraf B1: 1 benih per lubang tanam dengan jarak tanam (kolom)

20 cm, B2: 2 benih per lubang tanam putih jarak tanam (baris) ) 40cm. Faktor

kedua adalah pemangkasan (P), yang terdiri dari 4 taraf yaitu P0 pemangkasan

pucuk (kontrol), P1 pemangkasan daun tongkol jagung, P3 pemangkasan bawah

jantan (rumbai) dan P4 kombinasi. Hasil, semua parameter perlakuan tidak ada

interaksi kecuali bobot biji jagung per tongkol. Semua parameter perlakuan tidak

berbeda nyata kecuali bobot biji jagung per tongkol jagung. Bobot biji terbesar

adalah kombinasi B1P2 (183,93 gram per tongkol jagung, jumlah biji 1 butir

lubang tanam dengan pemangkasan daun dan pejantan. Bobot biji terkecil adalah

kombinasi B1P0 (176,88 gram per tongkol jagung) , jumlah bibit 1 butir lubang

tanam tanpa pangkas.


ABTRACT

This study aims “ The Nubmber of Seeds and Pruning of Maize Yields (Zea mayz

L). The research was conducted in April to December in the village of Pandes,

Wedi Subdistrict, Klaten Regency, Central Javw propince. High land 115 m type

soil vertisol.This research used a completely random factorial 2 x 4 randomized

Block design. The irst factor is the number of corn seeds per planting hole (B),

consisting of 2 levels B1: 1 seed per planting hole with a spasing (coloum) of 20

cm, B2: 2 seeds per palnting hole white a inter spasing (row) 40 cm. The second

factor is pruning (P), consisting of 4 levels: P0 white out pruning (control), P1

pruning leaves unbder the corn cob, P3 pruning male lowers (tassel) and P4 in

combination. Results, all treatment parameter had no interaction, except the

weight of corn seeds per cob. All treament parameter were not signiicantly

different except the weight of corn kernels per corn cob. The largest seed weight is

the combination of B1P2 (183,93 grams per corn cob, number of seeds 1 grain

planting hole with pruning of leaves and male lowers. The smallest seed weight is

the combination of B1P0 (176,88 grams per corn cob, number of seeds 1 grain

planting hole with out pruning.


DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul.............................................................................. i
Halaman Judul.................................................................................. ii
Halaman Pengesahan....................................................................... iii
Halaman Persetujuan ...................................................................... iv
Ucapan Terima Kasih...................................................................... v
Riwayat Hidup.................................................................................. vii
Abstrak.............................................................................................. viii
Abstract............................................................................................. ix
Daftar Isi............................................................................................ x
Daftar Gambar................................................................................. xii
Daftar Tabel...................................................................................... xiv
Daftar Lampiran............................................................................... xv

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang....................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah.................................................................. 5
I.3. Tujuan dan Kegunaan............................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1................................................................................................. Pengertian
Tanaman Jagung..................................................................... 6
2.2. Morfologi Tanaman Jagung................................................... 10
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung ......................................... 12
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu............................................................... 14
3.2. Bahan dan Alat..................................................................... 14
3.3. Prosedur Kerja...................................................................... 14
3.3.1. Pembukaan Lahan............................................................. 14
3.3.2. Pengolahan Lahan............................................................. 15
3.3.3. Pemupukan........................................................................ 15
3.3.4. Penanaman......................................................................... 15
3.3.5. Pemeliharaan..................................................................... 16
3.3.7. Pemanenan......................................................................... 16
IV. PEMBAHASAN
4.1. Hasil..................................................................................... 18
4.2. Pembahasan.......................................................................... 25

V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1. Simpulan............................................................................... 29
5.2. Saran..................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 30
LAMPIRAN...................................................................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengolahan lahan………………………………………………….25

2. Penaman……………………………………………………………25

3. Pemeliharaan……………………………………………………....25

4. Pane………………………………………………………………....25
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jagung manis (Zea mays sacaratha L.) merupakan tanaman yang cukup

populer di masyarakat Indonesia, selain rasanya enak, kandungan karbohidrat,

protein, vitamin serta kadar gulanya cukup tinggi tetapi kandungan lemaknya

rendah. Selain dijadikan sebagai sayuran jagung manis juga bisa direbus dan

dibakar. Permintaan pasar terhadap jagung manis terus meningkat seiring dengan

munculnya pasar swalayan yang senantiasa membutuhkan dalam jumlah yang

cukup besar. Kebutuhan yang cenderung meningkat dan harga yang tinggi

merupakan faktor yang dapat merangsang para petani untuk mengembangkan

usaha tanaman jagung manis. Namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut petani

pada umumnya dalam hal proses pemupukan masih dominan menggunakan pupuk

anorganik.
Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah

suplai unsur hara melalui pemupukan. Pupuk adalah sebuah bahan yangdiberikan

ke dalam tanah dengan tujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimiadan biologi

tanah. Pemupukan sangat berperan penting dalam meningkatkan produksi

tanaman, terlebih lagi dengan banyaknya penggunaan varietas unggul yang

mempunyai respon yang tinggi terhadap pemupukan. Pemupukan merupakan

salah satu cara untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan

produksi tanaman. Pemupukan dapat dilakukan melalui tanah dan daun.

Pengembangan budidaya jagung manis di Provinsi sulawesi tenggara

setiap tahunnya terus meningkat, pada tahunnya produksi jagung manis di

Provinsi ratsulawesi tenggara mengalami peningkatan 7,24 ton dari produksi

tahun 2020 yang hanya mencapai 6,31 ton. Budidaya jagung di Provinsi

Gorontalo tersebut ratsulawesi tenggara – rata masih menggunakan pupuk

anorganik untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis. Hal ini

dapat berdampak kurang baik pada kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk

anorganik yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi lahan dan penurunan

kesuburan tanah secara berkelanjutan.

Pengembangan budidaya jagung manis di Provinsi Gorontalo akan terus

berkelanjutan, jika para petani bisa lebih bijaksana dalam memelihara kesuburan

tanah dengan menggunakan bahan organik dan anorganik sebagai bahan

pemupukan untuk tanaman jagung manis. Pemberian pupuk anorganik sangat

dibutuhkan oleh tanaman jagung menurut Koswara Saragih., et al.,(1983)


menjelaskan bahwa tanaman jagung mengambil N sepanjang hidupnya. Nitrogen

diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji,

sehingga tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus menerus

pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Pemberian pupuk yang

tepat selama pertumbuhan tanaman jagung dapat meningkatkan hasil jagung.

Menurut Nurdin., et al., (2008) mengemukakan bahwa persentase kontribusi

pupuk N berpengaruh secara nyata terhadap umur berbunga betina untuk pupuk N

dan pupuk P berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman dan berat 100

butir jagung tetapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap persentase tinggi

tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur. Persentase

kontribusi pengaruh kombinasi pupuk N (200 kg/ha) dan P (100 kg/ha) berbeda

nyata terhadap umur berbunga betina, tetapi tidak berbeda nyata terhadap tinggi

tanaman, persentase tinggi tongkol terhadap tinggi tanaman, berat jerami kering

jemur dan berat 100 butir jagung.

Pada penelitian selanjutnya mengenai pemupukan anorganik P dan K

sering mengalami perkembangan. tanaman jagung dengan pemberian pupuk P

(150 kg/ha) dan K (100 kg/ha ) medapatkan hasil pipil kering terendah untuk

hibrida sebesar 5,71 t/ha dan komposit sebesar 5,23 t/ha. Uraian tersebut akan

dijadikan sebagai rekomendasi untuk penelitian mengenai pertumbuhan dan

produksi jagung manis melalui pemberian pupuk urea dan phonska.

1.2. Rumusan Masalah

pupuk anorganik pada budidaya jagung manis akan berdampak baik pada

kesuburan tanah apabila penggunaan dosis sesuai rekomendasi,sehingga tanah


tersebut dapat secara berkelanjutan digunakan untuk usaha pertanian berdasarkan

hal tersebut maka rumusan masalah penilitian ini adalah :

1. Bagaimana pertumbuhan dan produksi jagung manis melalui pemberian

pupuk urea dan pupuk kangang?

2. Perlakuan pupuk urea dan pupuk kandang manakah yang terbaik dalam

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi jagung manis?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung manis melalui pemberian pupuk

urea dan pupuk kandang.

2. Mengetahui perlakuan pupuk urea dan pupuk kandang yang terbaik dalam

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi jagung manis

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TANAMAN JAGUNG

A. Pengertian Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan

berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit

berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung

termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan. Kedudukan taksonomi

jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta,

Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo: Graminae, Famili:

Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L.


Jagung semi (baby corn) adalah tongkol jagung yang dipetik ketika masih

sangat muda dan sebelum biji terbentuk. Pada prinsipnya baby corn dapat

dihasilkan dari setiap jenis jagung. Namun untuk mendapatkan hasil baby corn

yang tinggi diperlukan jenis jagung yang khusus. Baby corn dipanen pada umur

yang relatif muda, yaitu sebelum tongkol mengalami pembuahan dan masih lunak.

Baby corn memiliki umur produksi yang lebih singkat sehingga dalam

pengusahaannya lebih menguntungkan petani daripada jagung biasa. Baby corn

digolongkan ke dalam sayursayuran yang dikonsumsi dalam keadaan segar

dengan kelobot atau tanpa kelobot atau berupa produk olahan yang disajikan

dalam kemasan kaleng yang diawetkan .

tanaman jagung memerlukan konsentrasi di atas level S 10 ppm untuk

mencukupi kebutuhan tanaman akan nutrisi yang digunakan selama fase

pertumbuhan. Aplikasi pupuk dengan unsur S telah ditemukan di percobaan tes

tanah, memprediksi respons tanaman terhadap aplikasi S pada tanah di Midwest

USA. Pasokan unsur S pada tanaman tersedia terkait dengan lebih dari konsentrasi

SO4 S di atas 6- in. Berdasarkan uji kandungan tanah, dimana kondisi tanah

kurang subur maka perlu dilakukan pemupukan. Tanah organik materi memiliki

hubungan agak lebih baik untuk menghasilkan respon, tapi untuk alasan yang

sama tidak jelas membedakan antara tanaman yang responsif dan non-responsif.

Hasil ini berhubungan dengan kombinasi kompleks lingkungan, tanah, dan faktor

tanaman yang menghasilkan kekurangan atau memadai terhadap ketersediaan

unsur S. pengamatan visual yang tersedia dari gejala defisiensi dapat


menyebabkan memperbaiki penentuan respon S. Namun, kekurangan unsur S

tidak menunjukkan gejala defisiensi (John et al 2011).

Pengairan pada tanaman jagung melalui teknik pengairan sangat

berpengaruh terhadap hasil gabah jagung dari tiga perawatan irigasi tidak

signifikan berbeda. Hasil ini menunjukkan bahwa kelembaban tanah di lahan bisa

habis sampai 50 % sebelum irigasi diterapkan tanpa secara signifikan penurunan

hasil panen. Hal ini juga menunjukkan rata-rata aplikasi air musiman adalah 70,

106, dan 216 cm ha yang diberikan. Demikian pula, pada tahun 2007, rata-rata

aplikasi air musiman 40, 77, dan. 123 cm per ha. Air rendah aplikasi selama

pertumbuhan vegetatif panggung untuk 0,5 pengobatan FC kontribusi untuk tinggi

tanaman lebih pendek dan diameter batang tetapi mengakibatkan tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam hasil gabah dibandingkan dengan 0,7 FC dan

stres air. Hasil ini menunjukkan bahwa kelembaban tanah memungkinkan akan

habis sampai 0,5 FC sebelum memulai irigasi secara signifikan meningkatkan net

kembali dan kelembaban tanah mengelola untuk menangkap curah hujan dapat

membantu batas aplikasi irigasi. Studi di barat daya Nebraska menunjukkan tidak

ada perbedaan yang signifikan yield ketika lebih dari 30,5 cm (12 in) dari air

irigasi yang diterapkan. Namun, penurunan kelembaban tanah tidak secara

signifikan mempengaruhi hasil produksi (Nelson , 2011).

Berbagai kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman jagung di lahan

tegalan atau lahan kering, dan perlu dilakukan pemenuhan unsur hara esensial

bagi tanaman. Menurut Adisarwanto& Yustina dalam Jemrish dkk. (2013)

menyatakan bahwa nitrogen merupakan salah satu hara makro yang menjadi
pembatas utama produksi tanaman jagung di lahan kering . Sedangkan

pemupukan nitrogen dosis 92 kg / ha menghasilkan produksi jagung 7.91 ton / ha.

Salisburry & Ross (1995), fungsi nitrogen sangat esensial sebagai bahan penyusun

asam-asam amino, protein, dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis

dan penyusunan komponen inti sel yang menentukan kualitas dan kuantitas hasil

jagung. Pemupupukan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman

jagung .

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi

tanaman jagung adalah dengan memilih sistem pola tanam yang tepat. Sistem pola

tanam dapat dilakukan dengan monokultur atau polikultur.Penanaman monokultur

dirasakan kurang menguntungkan karena mempunyai resiko yang besar, baik

dalam keseimbangan unsur hara yang tersedia . Sedangkan penanaman dengan

tumpang saril lebih memungkinkan untuk menambah nilai ekonomis ushatani.

Menurut Marliah dkk. (2010) Tumpangsari (intercropping) merupakan pola tanam

polikultur yang sering digunakan dalam pembudidayaan tanaman, termasuk

tanaman jagung manis.

Jagung manis tergolong dalam tanaman monokotil artinya bahwa benang

sari dan putik terletak pada batang yang berbeda ttetapi pada satu tanaman yang

sama. Berdsarkan tipe bunganya, jagung manis yang berumah satu

penyerbukannya adalah secara silang dan produksi tepung sari oleh bunga jantan

sangat banyak. Sehingga tersedia jutaan tepung sari untuk menyerbuki biji pada

jagung manis. Pertumbuhan dan perkembangan jagung manis paling baik pada

musi kemarau. Tanaman jagung manis dapat beradaptasi di kodisi iklim yang luas
pada 58 derajat LU hingga 40 LS dengan rentang ketinggian hingga 3000 mdpl.

Kondisi temperatur ynag dikehendaki pada temperatur 21-22° C. Sedangkan

untuk pertumbuhan bibit suhu yang dikehendaki adalah 10-40° C setelah

berkecambah (Syukur dan Riflianto, 2013).

Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

budidaya tanaman yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain. Salah

satu penyebab menurunnya produksi jagung diakibatkan oleh kebiasaan petani

dalam budidaya jagung menggunakan benih yang ditanam turun temurun

sehingga produksinya tidak optimal. Mutu benih yang berasal dari varitas unggul

ditanam bermutu (asli. murni vigor, bersih dan sehat) mampu mendukung

peningkatan produksi jagung. Disamping benih unggul, penggunaan pupuk

berimbang dan pengendalian hama terpadu juga menjadi faktor penting dalam

meningkatkan produksi maupun prduktivitas tanaman jagung. Sedangkan Pola

tanam khususnya tanaman pangan disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh tipe

iklim di daerah tersebut (Amin dan Zaenaty , 2012).

B. Morfologi tanaman jagung


Morfologi tanaman jagung adalah sebagai berikut:
a. Biji
Biji jagung tunggal berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung
atau cekung dan dasar runcing. Bijinya terdiri atas tiga bagian, yaitu pericarp,
endosperma, dan embrio. Pericarp atau kulit merupakan bagian paling luar
sebagai lapisan pembungkus. Endosperma merupakan bagian atau lapisan kedua
sebagai cadangan makanan biji.
b. Daun
Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal,
sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari
sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm),
hingga sangat lebar (>11 cm).

c. Batang.
Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk cabangnya silinder dan
terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Adapun tingginya tergantung varietas
dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-250 cm.

d. Akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar
seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar
yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang
semula berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga
adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan
tanah .

e. Bunga
Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki
petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang
berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung
batang. Adapun bunga betina terdapat di bagian daun ke-6 atau ke-8 dari bunga
jantan.

f. Rambut jagung
Rambut jagung adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah Zea mays
L. berupa benang-benang ramping, lemas, agak mengkilat, dengan panjang 10-25
cm dan diameter lebih kurang 0,4 mm. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan
dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh
dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot.
Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot (Subekti
dkk., 2008).
C. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Syarat tumbuh bagi tanaman jagung manis yakni cahaya matahari cukup

atau tidak ternaungi, suhu optimum 24 – 30˚C, curah hujan merata sepanjang

umur tanaman antara 100 – 200 mm perbulan, ketinggian tempat optimal hingga

300 mdpl (Emedinta, 2004). Pertumbuhan jagung manis optimal pada tanah

lempung berdebu dan derajat kemasaman 5,0 – 7,0 serta bebas dari genangan air.

Jagung merupakan tanaman C4 yang memiliki daya adaptasi pada faktor-faktor

pembatas pertumbuhan seperti intensitas radiasi surya tinggi, suhu siang dan

malam yang tinggi, curah hujan rendah serta kesuburan tanah yang rendah.

BAB III. METODELOGIPRATIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Lapangan Lahan 1, Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo. Dari September sampai Desember 2022 sampai selesai.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih jagung (Zea

Mays), pupuk kandang ayam, plastik, tali rafiah dan label. Alat yang digunakan

dalam praktikum ini yaitu parang, patokan, sabit, cangkul, sekop, meteran roll,dan

alat penyiram.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1. Pembukaan Lahan

Sebelum melakukan pembukaan lahan terlabih dahulu siapkan alat dan

bahan berupa parang, cangkul dan sabit yang akan digunakan untuk memotong

kayu atau pun rumput. Sebelum melakukan pembersihan langkah pertama yang

dilakukan ialah menentukan lahan sekaligus melakukan pengukuran dengan

menggunakan meteran roll yang akan digunakan sebagai tempat budidaya,

kemudian lahan tersebut dibersihkan dengan menggunakan parang, sabit dan

cangkul.

3.3.2. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan di lakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan lahan

sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung agar

memperoleh hasil yang lebih maksimal. Apabila lahan sudah bersih selanjutnya

pembuatan bedengan untuk pembagian lahan tiap orang dengan luas bedengan 2

m × 2 m lalu diberi patok kayu sebagai pembatasnya sesuai jarak yang telah

ditentukan. Membuat garis lurus menggunakan tali rafia agar bedengan dan

drainase yang dibuat lebih rapi dengan ukuran 30 cm agar air tidak tergenang

disekitar bedengan dan dapat menghubungkan bedengan yang satu dengan


bedengan yang lain dan yang terakhir melakukan penggemburan tanah dengan

menggunakan cangkul.

3.3.3. Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada pemupukan ini yaitu pupuk kandang ayam.

Pemupukan di lakukan secara langsung dengan mencampur pupuk sekaligus

melakukan penggemburan pada bedengan.

3.3.4. Penanaman

Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu membuat lubang tanam

dengan menggunakan tugal dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm, di setiap lubang

tanam berisi 1 benih jagung, kemudian menutup kembali lubang tanam yang telah

terisi dengan benih menggunakan tanah.

3.3.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan penyiraman rutin

pada pagi dan sore hari dengan air menggunakan gembor, agar tanaman tidak

mengalami cekaman kekeringan. Melakukan penyiangan disekitar tanaman

dengan membersihkan gulma agar tidak terjadi kompetisi antara tanaman

kangkung dan gulma dalam hal pemanfaatan air, unsur hara dan ruang tumbuh.

Melakukan penyemprotan hama dan Pemberian pupuk urea.

3.3.6. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman kangkung sudah berumur 3

bulan. Proses panen dilakukan dengan cara memotong batang dan mengambil

buahnya.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Berdasarkan pratikum di lapangan budidaya tanaman tanaman pangan “budidaya

tanaman jagung zae mays l” dilahan 1 Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

diproleh sebagi berikut :

1. Pengolahan Lahan

No Uraian Keterangan

1 Mulai menggunakan lahan Desember 2022

2 Teknik pengolahan lahan Tanpa olah tanah

3 Teknik pembajakan -

4 Alat pengolahan lahan Parang, Pacul dan Skopang

2. Persiapan Bibit jagung

No Uraian Keterangan

1 Syarat benih bermutu Terbebas dari hama dan

penyakit dan kotoran / berlabel

2 Varietas yang digunakan Jagung manis panah merah

3 Asal usul bahan tanam Beli

3. Teknik Penanaman

No Uraian Keterangan

1 Pola tanam Bergiliran

2 Sistem budidaya Budidaya konvensional


3 Jarak tanam yang digunakan 75 x 20 cm

4 Waktu penanaman Musim kemarau

5 Jumlah benih perlubang 1 butir

6 Teknik penanaman Menual dengan cara menugal

7 Alat yang digunakan Kayu runcing

menanam

4. Pemeliharaan Tanaman

No Uraian Keterangan

1 Umur penyulaman jagung 7 hari setelah tanam

2 Teknik penyiangann jagung Alat menual

3 Nama alat penyiangann Sabit

jagung

4 Teknik pengairan Sebelum tanam

5 Asal sumber air Drainase buatan

6 Jenis pupuk Urea dan NPK

5. Panen

No Uraian Keterangan

1 Waktu panen 90 hari

2 Ciri-ciri tanaman siap panen Tongkol jagung mulai agak

hijau tua dan tongkol

membesar
3 Teknik pemanenan Alat tradisional

4 Hasil Lumayan

4.2 PEMBAHASAN TANAMAN JAGUNG

Jagung manis (Zea mays L. Saccharata) merupakan jenis jagung yang

belum dikenal di Indonesia. Jagung manis ini semakin populer dan sering

dikonsumsi karena memiliki rasa lebih manis dibandingkan jagung biasa. Umur

produksinya pun lebih singkat sehinga sangat baik untuk dibudidayakan.

Kebanyakan warga masyarakat menyukai jagung manis untuk dikonsumsi

(direbus, dibakar, dan dibuat sup). Jagung manis mengadung karbohidrat, protein,

dan vitamin tinggi, serta kandungan lemak yang rendah. Dibandingkan dengan

jagung biasa, jagung manis lebih banyak kandungan vitaminnya. Maka dari itu,

perlu ditingkatkan produksi dan kualitas jagung dengan cara pemberian bahan

organik karena selain dapat memberikan hasil berkualitas, bahan organik juga

dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan bobot pipilan kering jagung.

Oleh karena itu, diperlukan penggunaan bahan organik dalam budi daya jagung

manis. Kutipan makalah tersebut merupakan bagian. Latar belakang b. Rumusan

masalah c. Tujuan penelitian d. Pembahasan e Simpulan

Menurut Hadijah, (2010) bahwa usahatani jagung pada lahan kering

suboptimal dan lahan kering masam melalui pendekatan penelolaan tanaman

terpadu PTTjagung mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani

secara signifikan. Berbagai hasil penelitian telah menghasilkan teknologi budi

daya jagung dengan produktivitas 4,5-10,0 t / ha bergantung pada potensi lahan


dan teknologi produksi yang diterapkan . Teknologi yang diterapkan harus

memenuhi lima kriteria, yaitu kelayakan agronomis. keuntungan yang akan

diperoleh, kompatibilitas (kesesuaian) dengan sistem usahatani (pola dan rotasi

tanam, peralatan, dan sumber daya), kompabilitas dengan prasarana-sarana,

ekonomi dan sosial masyarakat, dan dapat diterima secara sosial-budaya.

komponen teknologi yang relatif mudah digunakan untuk meningkatkan

produktivitas jagung di daerah yang tingkat produktivitasnya rendah (< 5,0 t / ha)

adalah varietas unggul komposit atau hibrida. Hal tersebut dapat difasilitasi

melalui perbaikan sistem produksi dan distribusi benih, pembentukan penangkar

benih berbasis pedesaan, dan bimbingan penerapan PTT jagung.

Peningkatan produksi hasil panen jagung dapat dilakukan dengan upaya

penambahan jumlah input yang salah satunya adalah pupuk. Pupuk merupakan

faktor penting dalam peningkatan produksi jagung. Penambahan pupuk organik

pada tanaman jagung merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan

produksi, yang kaitannya dengan kesuburan tanah. Armando(2009). berpendapat

bahwa pemberian pupuk organik dapat memperpanjang daya serap dan simpan

air, menggemburkan lapiasan tanah sehingga dapat menigkatkan kesuburan tanah.

Tanah yang subur dapat menyebabkan akar tanaman dapat menembus lebih dalam

dan luas sehingga tanamanlebih kuat dan lebih mampu menyerap hara tanaman

dan air lebih banyak sehinggapertumbuhan dan hasil tanaman meningkat.

Peningkatan produksi tanaman jagung dapat diupayakan melalui

memperluas daerah panen, sehingga semakin luas daerah panen maka semakin

tinggi produksi yang diperoleh. Menurut Bustami, (2012) Kalau kita lihat
produksi jagung Indonesia dibandingkan dunia, data Badan Pusat Statistik (BPS)

dan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) diperoleh bahwa

produksi jagung nasional mencapai 17,6 juta ton pipilan kering dengan luas panen

4,8 juta hektar (ha). Selain itu menurut pendapat Sutoro (2012) upaya peningkatan

produksi jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil

tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu. Benih unggul (Hibrida)

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan peningkatan produksi

jagung adalah kondisi benih yang ditanam. Jagung hibrida mampu berproduksi

lebih tinggi daripada jagung bersari bebas. Hal ini dapat dipahami karena jagung

hibrida memiliki gen-gen dominan yang dapat mengekspresikan hasil tinggi

berdasarkan heterosis.

Jarak tanam memiliki pengaruh terhadap produksi tanaman karena jarak

tanam menentukan pertumbuhan gulma, hama, dan penyakit yang akan

berkompetisi dengan tanaman pokok . Jarak tanam berhubungan dengan luas atau

ruang tumbuh yang ditempatinya dalam penyediaan unsur hara, air dan cahaya.

Jarak tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam pemanfaatan lahan, bila

terlalu sempit akan terjadi persaingan yang tinggi yang mengakibatkan

produktivitas rendah.
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Usahatani merupakan suatu tindakan usaha tani, dari laporan ini

menjelaskan uasaha budidaya dari awal pembukaan lahan hingga akhir melakukan

penanaman yang di lakukan usaha pembudidayaan. Hal ini di mulai dari

pengenalan visi misi, mengapa melakukan pembudidayaan tanaman jagung pana

merah, permasalaan yang di hadapai sejak berusah tani, tindakan yang dilakukan,

sampai pada tahap penyelesaian untuk di mendapatkan hasil produktivitas yang

berkualitas.

5.2 saran

Semoga dari penulisan laporan pembudidayaan tanaman pangan jagung

manis pana merah ini dapat bermanfaat bagi pemaca dan penulis itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, 2006. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit PT.

Gramedia.

Fadilah dan Akbar, K. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Fosfat Dan Jarak Tanam

Yang Tepat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis(Zea

mays saccharata sturt). Agrosamudra, Jurnal Penelitian. Vol. 2 No. 2.

Dewanto, Londok, Tuturoong, dan Kaunang (2013). Pengaruh Pemupukan

Anorganik Dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai

Sumber Pakan. Jurnal Zootek Vol. 32, No. 5, 2013. Hlm. 1-8.

Purwono, M dan Hartono, R. 2007. Bertanam Jagung Manis. Penebar Swadaya.

Bogor. 68 hal.
DOKUMENTASI

1. Pengolahan Lahan

2. Penanaman

3. Pemeliharaan 4. panen

Anda mungkin juga menyukai