SKRIPSI
NANA RAHMASARI
i
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
ii
NANA RAHMASARI
E 281 18 043
iii
Judul : Aplikasi Berbagai Dosis Pupuk Anorganik Pada Padi
Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Mengetahui,
iv
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Disahkan Oleh,
a.n Dekan Fakulta Pertanian Universitas Tadulako
Wakil Dekan Bidang Akademik
Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim, STP., MP., IPM., ASEAN Eng
NIP. 1971109 200501 1 001
v
PERNYATAAN
1. Karya ilmiah (SKRIPSI) ini ada dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
3. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lain sesuai dengan norma yang
vi
Palu, September 2022
Yang Membuat pernyataan
Nana Rahmasari
E 281 18 043
RINGKASAN
Nana Rahmasari (E 281 18 043) Aplikasi Berbagai Dosis Pupuk Anorganik Pada
Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja. Dalam penelitian ini dibimbing oleh
Maemunah dan Andi Ete (2022).
Padi merupakan komoditas penting dan strategis, sehingga produksi padi ke depan harus
terus diperbaiki. Kebutuhan akan beras sebagai bahan pangan utama di Indonesia terus
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Produksi padi
nasional masih berfokus pada lahan sawah, akan tetapi setiap tahunnya lahan sawah
mengalami penyusutan akibat alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman, dengan
demikian produksi padi sawah juga mengalami penurunan sehingga tidak dapat lagi
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh dosis pupuk NPK yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Desa
Tamarenja (Kalama) pada ketinggian tempat 180 sampai 250 mdpl, dengan letak lintang
LS 00o26’51.5’’ dan BT 119o49’50.6’’, Kecamatan Sindue (Tobata), Kabupaten
Donggala. Waktu penelitian ini dimulain pada bulan Juni 2021 sampai Desember 2021.
vii
Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 6 taraf
perlakuan NPK yaitu 1). N1=100 kg.h-1(setara dengan 12.6 g/petak), 2).N2=200 kg.h-1
(setara dengan 25.2 g/petak), 3).N3=300 kg.h-1 (setara dengan 37.8 g/petak), 4).N4=400
kg.h-1 (setara dengan 50.4 g/petak), 5).N5=500 kg.h-1 (setara dengan 63 g/petak) dan
6).N6=600 kg.h-1 (setara dengan yang 75.6 g/petak) diulang sebanyak 4 kali. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK 500 ton ha -1 memberikan pengaruh
nyata pada tinggi tanaman umur 3 MST yakni 111,87 cm namun tidak berpengaruh pada
semua parameter amatan dan dosis NPK 400 ton ha -1 (N4) cenderung terbaik
memberikan produksi ton ha-1 tertinggi yakni 2,06.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi
dengan judul “Aplikasi Berbagai Dosis Pupuk Anorganik Pada Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Tadulako, Palu.
viii
Selama penyusunan skripsi penulis banyak mendapatkan arahan, bimbingan,
saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik dan benar. Oleh karenanya, dengan kerendahan hati penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Ir. Maemunah,
MP selaku dosen pembimbing utama, dan ibu Dr. Andi Ete, MS selaku dosen
pembimbing anggota. Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada :
Tadulako.
2. Prof. Dr. Ir. Muhardi, M.Si., IPM., ASEAN Eng. selaku Dekan Fakultas Per-
3. Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim, S.T.P., M.P., IPM., ASEAN Eng. selaku Wakil
4. Dr. Rustam Abd. Ra’uf, SP., M.P. Selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
5. Dr. Isrun, SP., MP., IPM., ASEAN Eng. selaku Wakil Dekan Bidang Kemaha-
6. Dr. Ir. Muh Ansar Pasigai, M.P. selaku Ketua Ketua Jurusan Budidaya Perta-
7. Dr. Irwan Lakani, SP., M.Si. selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
ix
8. Syamsiar, SP. MP. selaku Ketua BKU Agronomi Fakultas Pertanian Universi-
tas Tadulako.
9. Dr. Ir. H. Usman Made, MP. Selaku Dosen Wali yang senantiasa peduli, mem-
berikan bimbingan dan arahan sejak semester awal hingga selesai skripsi ini.
10. Dr.Ir. Sakka Samudin, MP.,IPM., ASEAN Eng dan Dr. Ir. H. Usman Made,
11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako yang telah
han.
12. Kakak-kakak yang membantu dalam penelitian : Mustakim, S.P., M.P., Mus-
Agronomi yang telah bersama-sama dan saling membantu selama masa perkuliahan.
didikan di Universitas Tadulako dengan penuh kasih dan sayang saya sebutkan namanya
Moh. Fadil Akbar, I’in Apriyani Lalusu, Siti Maemunah Kerompot, S. Agr, Nurviani
S.Agr, Erfina S.Agr, Eka Triwahyuni S.Agr. Terimakasih sudah menemani saya dan
15. Para sahabat yang senantiasa membantu dalam proses penelitian dengan hormat
saya sebutkan namanya Muh Nurroddin, S.P, Idzha Mahendra, S.P, Rona Wicaksana,
Johan, S.P, Muhammad Fadli, Lilis Hendriani, S.P, Rahmatia, Nurnaningsih B. Halik,
x
Weli, Husna, Moh. Arsad, Randi Hidayat, Dwi Wahyono, Nur Fahmi, Farid Hidayat,
S.P, Chealse Risky Darmawan dan masih banyak lagi teman-teman yang tidak bisa saya
Akhirnya dengan penuh rasa haru, secara khusus penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus kepada ayahanda tercinta yakni I Nyoman Karya dan ibunda
tersayang yakni Mardalena atas segala bentuk perhatian, pengorbanan dan kasih
sayang yang tak ternilai sehingga penulis senantiasa termotivasi dalam menyelesaikan
Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini agar hasil
tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Namun sebagai manusia
biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Olehnya itu, penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata, semoga tulisan
Penulis
DAFTAR ISI
xi
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN......................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
xii
4.2.3 Presentasi Gabah Hampa.......................................................... 25
4.2.4 Berat 1000 Gabah..................................................................... 26
4.2.5 Produksi ha-1............................................................................. 27
4.2.6 Jumlah Anakan Produktif.......................................................... 27
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Dosis Pupuk NPK .....................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
BIODATA PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
4.1 Rata-rata tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 5, 7, 9 .......14
Dan 11 MST
4.2 Rata-rata jumlah daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.3 Rata-rata jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.4 Rata-rata panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.5 Rata-rata jumlah gabah permalai padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.6 Rata-rata jumlah anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
4.1 Rata-rata tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja .................. 15
13 ST
4.2 Rata-rata panjang helaian daun padi gogo kultivar kalmarenja................... 17
4.3 Rata-rata umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja............... 20
4.4 Rata-rata umur panen padi gogo kultivar kalmarenja.................................. 22
4.5 Rata-rata presentasi gabah hampa padi gogo kultivar kalmarenja............... 25
4.6 Rata-rata berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja................ 26
4.7 Rata-rata produksi/ha padi gogo lokal kultivar kalmarenja......................... 28
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 5 MST. 36
1b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 5 MST.... 36
2a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 7 MST. 36
2b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 7 MST. . 37
3a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 9 MST. 37
3b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 9 MST..... 37
4a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 11 MST 38
4b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 11 MST. . . 38
5a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 13 MST 38
5b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 13 MST. . . 39
6a. Rata-rata jumlah daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja........................... 39
6b. Sidik ragam jumlah daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja ...................... 39
7a. Rata-rata panjang helaian daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja............40
7b. Sidik ragam panjang helaian daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja........ 40
8a. Rata-rata jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja...................... 40
8b. Sidik ragam jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja.................. 41
9a. Rata-rata umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja................ 41
9b. Sidik ragam umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja.............41
xvi
10a. Rata-rata anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja.................. 42
10b. Sidik ragam anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja.............42
11a. Rata-rata umur panen padi gogo lokal kultivar kalmarenja........................... 42
11b. Sidik ragam umur panen padi gogo lokal kultivar kalmarenja...................... 43
12a. Rata-rata panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja...................... 43
12b. Sidik ragam panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja.................. 43
13a. Rata-rata jumlah gabah per malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja....... 44
13b. Sidik ragam jumlah gabah per malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja... 44
14a. Rata-rata presentasi gabah hampa padi gogo lokal kultivar kalmarenja..... 44
14b. Sidik ragam presentasi gabah hampa padi gogo lokal kultivar kalmarenja . 45
15a. Rata-rata berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja ................. 45
15b. Sidik ragam berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja ............ 45
16a. Rata-rata produksi ton h-1 padi gogo lokal kultivar kalmarenja................... 46
16b. Sidik ragam produksi ton h-1 padi gogo lokal kultivar kalmarenja............... 46
xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas penting dan strategis, sehingga
produksi padi ke depan harus terus diperbaiki. Seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk, kebutuhan beras juga semakin meningkat. Hal ini merupakan tantangan
bagi petani untuk mencari pilihan teknologi yang mampu meningkatkan produksi
padi nasional masih berfokus pada lahan sawah, akan tetapi setiap tahunnya lahan
sawah mengalami penyusutan akibat alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman,
dengan demikian produksi padi sawah juga mengalami penurunan sehingga tidak
dapat lagi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia (Samudin et al., 2020).
Produksi padi di Indonesia pada tahun 2020 menujukan angkat 55,16 juta ton
dengan daerah penghasil terbesar Jawa Timur sejumlah 10,02 ribu ton, sedangkan
1
jumlah produksi sebesar 810 ton (BPS, 2021). Sampai saat ini, sumbangsih produksi
padi nasional masih dari padi sawah sementara padi gogo masi sangat kecil, hal ini di
Semakin berkurang lahan sawah karena alih fungsi lahan, serta pengembangan
varietas padi lebih berorientasi pada padi sawah hal ini sebagai salah satu kendala
yang tidak bersifat teknis untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia
dan swasembada beras. Alih fungsi lahan tersebut menyebabkan penurunan daya
dukung lahan sawah terhadap produksi padi, sehingga perlu adanya lahan alternatif
yang dapat membantu lahan sawah dalam memenuhi kebutuhan beras padi gogo
(Suryana, 2016).
Salah satu upaya meningkatkan produksi padi gogo yaitu melalui pemupukan
dengan dosis yang tepat. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
pemupukan serta terjadinya perubahan status hara di dalam tanah maka rekomendasi
pemupukan yang telah ada perlu diteliti dan disempurnakan. Pemupukan merupakan
usaha pemberian atau penambahan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk peningkatan produksi dan mutu tanaman (Jauhari et al., 2020). Pemberian
pupuk kedalam tanah akan menambah satu atau lebih unsur hara tanah dan ini akan
mengubah keseimbangan hara lainnya (Siregar dan Yusuf, 2020). Pupuk yang
2
mengandung unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) merupakan tiga unsur
yang paling baik dan yang paling banyak diperlukan untuk tanaman padi dan
yaitu kultivar Jahara yang mengalami perubahan karakter morfologi akibat proses
keunggulan yang sama dengan kultivar Jahara yaitu memiliki produksi yang tinggi
dan memiliki bulu ujung gabah yang panjang sehingga tidak disukai burung,
(Sandiana et al., 2021; Samudin et al., 2020). Berdasarkan uraian diatas maka perlu
mengkaji aplikasi berbagai dosis pupuk anorganik pada padi gogo lokal kalmarenja
3
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi pengembangan ilmu
pupuk NPK majemuk untuk pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo kultivar
kalmarenja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Penelitian Terdahulu
(2015), tentang “Pengaruh Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza sativa L.)”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa waktu aplikasi pupuk A1 menghasilkan anakan produktif yang lebih tinggi
0,212 butir setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk NPK 400 kg/ha,
menghasilkan gabah isi 255,4 butir dan bobot kering gabah per hektar lebih tinggi
0,364 ton/ha daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3 menurunkan
gabah total dan bobot kering gabah masing-masing 0,225 butir dan 0,007 g setiap
penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk NPK 400 kg/ha berbagai taraf
dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada parameter pengamatan
tinggi tanaman, anakan produktif, panjang malai, gabah isi, gabah total, bobot 100
butir, bobot kering gabah dan bobot kering gabah per hektar; waktu aplikasi pupuk
NPK terbaik adalah aplikasi pupuk dengan dosis pupuk NPK 231,67 kg/ha
Wiwik dan Ladiyani (2015), “Pengaruh pupuk majemuk NPKS dan NPK
5
terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah pada “inceptisol” Hasil penelitian
menunjukan bahwa pupuk NPK pupuk majemuk NPKS 750 kg/ha memberikan
serapan N,P,K tertinggi dan nyata meningkatkan P tersedia. Pupuk majemuk NPK
dengan dosis 600 kg/ha memberikan serapan P tertinggi. Pupuk NPK 15:15:15 efektif
meningkatkan pertumbuhan dan bobot gabah kering yang setara dengan NPK standar
dosis 300-750 kg/ha. Dosis optimum NPK 440 kg/ha ditunjukan oleh capaian hasil
Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang nyata antara kombinasi
dosis pupuk majemuk NPK dan varietas padi terhadap parameter rata-rata tinggi
tanaman umur 45 dan 60 HST, jumlah anakan per rumpun umur 45 dan 60 HST,
Shoot Root Ratio umur 45 dan 60 HST, Laju Pertumbuhan Tanaman umur 30 sampai
45 HST dan umur 45 sampai 60 HST, dan gabah kering panen per rumpun dan per
petak, (2) gabah kering panen per petak tertinggi terdapat pada perlakuan F (250
kg/ha dan Varietas Hibrida DG-1) yang menghasilkan 8,03 kg/petak atau setara
dengan 10,71 ton/ha dengan asumsi 80 % lahan efektif, (3) terdapat korelasi yang
nyata antara komponen pertumbuhan tinggi tanaman umur 30, 45, dan 60 HST,
6
jumlah anakan per rumpun umur 30 dan 45 HST,dan Laju Pertumbuhan Tanaman
umur 30 sampai 45 HST dan umur 45 sampai 60 HST dengan gabah kering panen per
petak.
Akar merupakan komponen vegetatif padi yang berperan untuk menyerap zat
7
makanan dan air dari dalam tanah, menopang tegaknya batang, dan untuk bernapas.
Tanaman padi mempunyai perkembangan akar padi kira-kira 5-6 hari setelah
berkecambah. Akar keluar dari batang yang masih pendek yaitu berupa akar serabut
yang pertama dan sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh teratur. Pada saat
permulaan batang mulai bertunas (kira-kira umur 15), akar serabut berkembang
dengan pesat. Letak susunan akar tidak dalam, kira-kira pada kedalaman 20-30 cm.
Oleh karena itu akar banyak mengambil zat-zat makanan pada bagian tanah yang di
Batang padi terdiri dari rangkaian ruas dan ruas yang satu dan ruas lainnya
dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi berlubang dan berbentuk bulat, dari atas
ke bawah ruas buku diperpendek. Segmen yang lebih pendek ditemukan di bagian
bawah batang dan segmen ini tidak dapat dibedakan sebagai segmen yang berdiri
sendiri. Sumbu panjang batang dapat dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio
Tanaman padi memiliki daun tunggal, terdiri atas helai daun, lidah daun dan
pelepah daun. Permukaan helai daun kasar dan pada bagian ujung meruncing.
Panjang helai daun sangat bervariasi, umumnya antara 50-100 cm. Daun padi
8
berwarna hijau tua dan akan berubah kuning keemasan setelah memasuki masa
panen. Bunga padi secara keseluruhan disebut malai yang merupakan bunga
majemuk. Malai terdiri atas dasar malai dan tangkai malai yang menghasilkan bunga.
Sebelum muncul bunga, malai dibalut oleh seludang atau pelepah daun terakhir.
Umumnya, varietas padi hanya menghasilkan satu malai atau satu anakan tetapi ada
beberapa varietas padi lokal yang mampu menghasilkan malai lebih dari satu, namun
Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling
atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan
sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai
tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam 30 cm
(Rembang, 2018).
Buah padi (gabah) merupakan ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma
dan palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai
9
2.2.2 Syarat Tumbuh Padi Gogo
tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada daerah mulai
dari daratan rendah sampai dataran tinggi. Tumbuh di daerah tropis subtropis pada 5
LU sampai 5 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi. Rata-rata curah hujan
yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000
Padi gogo dapat tumbuh dalam iklim yang beragam, tumbuh di daerah tropis
dan subtropis pada 45oLU dan 45oLS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi
dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan
atau 1500-2000 mm/tahun. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan irigasi
selalu tersedia, pada musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun
0-650 mdpl dengan temperatur 22-27o C sedangkan di dataran tinggi 650-1500 mdpl
Pupuk NPK Mutiara merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang
10
mempunyai kandungan sedikitnya lima unsur hara makro maupun mikro yang
penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk NPK Mutiara dalam bentuk butiran
granul dengan warna biru agak pudar. Pupuk NPK Mutiara mengandung 16% N
(nitrogen), 16% P2O5 (phosphate), 16% K2O (kalium), 0.5% MgO (magnesium),
dan 6% CaO (kalsium). Pupuk ini dikenal dengan istilah pupuk NPK 16-16-16. Hara
N, P, dan K merupakan hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak.
Hara N dalam tanaman berfungsi sebagai pembentuk zat hijau daun (klorofil) dan
unsur pembentuk protein. Hara P yang berfungsi sebagai penyimpan dan transfer
Peran utama dari nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang
pertumbuhan tanaman. Selain itu, nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan
klorofil yang sangat berguna untuk proses fotosintesis. Unsur N mempunyai peran
penting bagi tanaman padi yaitu mendorong pertumbuhan tanaman lebih cepat,
memperbaiki tingkat hasil dan kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan,
pengembangan luas daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan sintesis protein.
Tanaman padi 6 yang kekurangan unsur N menyebabkan jumlah anakan sedikit dan
11
pertumbuhannya kerdil, serta daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan mulai mati
dari ujung kemudian menjalar ke tengah helai daun. Jika N diberikan berlebih, maka
mudah rebah dan menurunkan kualitas hasil tanaman padi . Nitrogen dapat diserap
tanaman dalam bentuk ion NO3 − dan NH4 + (Tando 2018). Fosfor (P) berperan
penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses proses di dalam
tanaman lainnya. Kalium (K) berperan memperkuat tubuh tanaman seperti daun,
bunga dan buah agar tidak mudah gugur. Selain itu, K juga berperan dalam proses
translokasi fotosintat dari daun ke organ tanaman lainnya (Fatirahma dan Kastono,
2020).
2.3 Hipotesis
12
BAB III
METODE PENELITIAN
ketinggian tempat 180 sampai 250 mdpl, dengan letak lintang LS 00 o26’51.5’’ dan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas parang, sabit, cangkul,
alat semprot, lirang, mistar, meteran, gunting, kamera, alat tulis, kertas label, kantong
plastic sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari padi gogo
dengan 6 taraf perlakuan NPK yaitu N1=100 kg.h-1(setara dengan 12.6 g/petak),
N2=200 kg.h-1 (setara dengan 25.2 g/petak), N3=300 kg.h-1 (setara dengan 37.8
13
g/petak), N4=400 kg.h-1 (setara dengan 50.4 g/petak), N5=500 kg.h-1 (setara dengan 63
g/petak) dan N6=600 kg.h-1 (setara dengan yang 75.6 g/petak) diulang sebanyak empat
kali sehingga diperoleh 24 petak percobaan, dimana setiap petak percobaan terdapat
dengan ukuran 1,2 × 2,1 m dengan tinggi bedengan 30 cm dan jarak antar bedengan
(Tanaman Benih Langsung) dengan cara tugal, setiap lubang tanam terisi 5 benih
tanaman yang tidak tumbuh dan pada umur 21 hari dijarangkan menjadi 2
dan pemupukan menggunakan pupuk NPK. Pupuk NPK diberikan dengan cara
dilakukan pada umur 3 MST dengan perbandingan 50% kemudian pemupukan kedua
14
(Samudin, et al., 2020; Mustakim, et al., 2019; Samsudiar dan Samudin, 2021;
pengaplikasian pupuk, pengamatan dimulai pada umur 5 MST, yang diamati setiap
MST, yang diamati setiap dua minggu sekali hingga umur 13 MST dengan
15
menghitung ketambahan daun pertanaman.
Diukur pada umur 11 MST dengan mengukur daun kedua di bawah daun
padi.
16
Diamati dari awal penanaman sampai keluarnya malai dimana posisi malai
Panjang malai (cm) Diukur pada saat panen dengan cara mengukur dari buku pertama
mulai hingga ujung gabah dan apabila gabahnya berbulu maka mengukurnya hingga
Diukur pada saat panen dengan cara mengukur dari buku pertama mulai
hingga ujung gabah dan apabila gabahnya berbulu maka mengukurnya hingga
17
ujung bulu gabah
Jumlah gabah per malai (gabah) Dihitung pada saat panen dengan cara menghitung
keseluruhan gabah yang ada dalam satu malai baik yang hampa atau tidak hampa
Dihitung pada saat panen dengan cara menghitung keseluruhan gabah yang ada
18
9. Persentase gabah hampa (%)
Diukur setelah panen dengan cara menghitung jumlah gabah hampa dalam
setiap malai kemudian dibahagi jumlah keseluruhan gabah per malai dan dikali 100%
Dihitung pada saat panen dengan cara memisahkan gabah dari malai
kemudian menimbang dengan menggunakan timbangan analitik pada kadar air 14%.
Diukur setelah panen dengan cara memisahkan gabah dari malai setiap
a. Analisis Data
19
Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya di analisis menggunakan
analisis ragam (Anova), jika perlakuan memberikan pengaruh yang nyata atau sangat
nyata maka akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5% untuk
BAB IV
Data rata-rata tinggi tanaman pada Tabel Lampiran 1a-5a, sedangkan sidik
pemberian dosis NPK pada padi gogo berpengaruh nyata pada umur 5,7,9,11 MST.
Sedangkan 13 MST berpengaruh tidak nyata. Rata-rata tinggi tanaman umur 5,7,9,11
MST pada pemberian dosis pupuk NPK disajikan pada table 4.1
Tabel 4.1. Rata-rata tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja pada
pemberian dosis pupuk NPK umur 5,7,9 dan 11 MST
20
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.
Hasil uji BNJ 5% Tabel 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada umur
5,7,9,11 pada dosis pupuk NPK 600 ton ha -1 memiliki tinggi tanaman yang tidak
berbeda dengan dosis pupuk 400 ton ha-1 dan 500 ton ha-1. Tetapi berbeda dengan
perlakuan pada dosis pupuk NPK 100 ton ha-1, 200 ton ha-1, dan 300 ton ha-1
Perlakuan dosis pupuk NPK 600 ton ha -1 pada umur 5,7,9,11 MST mampu
meningkatkan tinggi tanaman pada awal pertumbuhan tanaman Hal ini disebabkan
karena pada pemberian pupuk yang tepat dapat mendukung pertumbuhan tanaman
padi. Hal ini didukung oleh (Prasetya, 2014) yang menyatakan bahwa Semakin
meningkat dosis pupuk, maka terjadi kenaikan pertumbuhan tinggi tanaman, hal ini
disebabkan bahwa dengan semakin dewasanya tanaman, maka sistem perakaran telah
berkembang dengan baik dan lengkap, sehingga tanaman semakin mampu menyerap
Hasil penelitian pada dosis NPK 600 ton ha -1 menghasilkan tinggi tanaman
67,03 umur (5 MST). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Made et al.
(2022) pada dosis NPK 600 ton ha -1 menghasilkan tinggi tanaman berturut-turut
21
adalah 81,56 (7 MST), 107,42 (9 MST) dan 218,84 (11 MST).
pemberian NPK dengan dosis 100 ton ha-1 - 600 ton ha-1 cenderung terbaik
memberikan tinggi tanaman yang signifikan yakni dengan pemberian dosis pupuk
100 kg ha-1 dengan nilai 122,87 ,pemberian dosis pupuk 200 kg ha -1 dengan nilai
143,45 ,pemberian dosis pupuk 300 kg ha -1 dengan nilai 153,10 ,pemberian dosis
pupuk 400 kg ha-1 dengan nilai 166,04 , pemberian 500 kg ha-1 dengan nilai
terhadap jumlah daun padi gogo lokal kultivar Kalmarenja. Rata-rata jumlah daun
22
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.
Hasil uji BNJ 5% pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun
padi gogo kultivar kalmarenja pada umu 5 MST dengan pemberian NPK dengan
dosis 100-600 ton ha-1 cenderung terbaik memberikan jumlah daun yang signifikan
yakni dengan pemberian dosis pupuk 100 kg ha-1 dengan nilai 7,33 ,pemberian dosis
pupuk 200 kg ha-1 dengan nilai 8.,54 ,pemberian dosis pupuk 300 kg ha -1 dengan
nilai 8,93 ,pemberian dosis pupuk 400 kg ha -1 dengan nilai 9,34 , pemberian 500 kg
ha-1 dengan nilai 9,60 ,pemberian 600 kg ha-1 dengan nilai 10,74.
semakin tinggi dosis pemberian pupuk NPK cenderung meningkatkan jumlah daun.
Hal ini dikarenakan jumlah daun berhubungan dengan tinggi tanaman, karena
semakin tinggi tanaman maka semakin banyak daun yang terbentuk. (Abu et al.,
2017). Jumlah daun yang lebih banyak menghasilkan fotosintat yang lebih banyak
karena semakin banyak jumlah daun klorofil yang ada juga semakin banyak dan
distribusi (pembagian) cahaya antar daun lebih merata (Made et al., 2022).
23
4.1.3 Panjang Helaian Daun
Data rata-rata panjang helaian daun ditampilakan pada Tabel lampiran 13a,
sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 13b. Sidik ragamnya menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik terhadap panjang
helaian daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata panjang helaian
Gambar 4.2 Rata-rata panjang helaian daun padi gogo kultivar kalmarenja
Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa pemberian NPK dengan dosis 200
ton ha-1 (N2) cenderung terbaik memberikan panjang helaian daun tertinggi yakni
dengan rata-rata 58,12 cm dan terendah terdapat pada dosis 500 ton ha -1 (N5) dengan
rata-rata 48,25 cm. Wuryaningsih dan Badriah, (2015) menyatakan bahwa panjang
daun dengan nilai tertinggi dapat dihasilkan dengan penggunaan pupuk dengan unsur
24
nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan unsur P dan K. Nitrogen merupakan
komponen yang menyusun protein dan enzim sebagai senyawa esensial tumbuhan.
oksigen O2 dengan memanfaatkan CO2, air, dan cahaya matahari yang ada di alam,
penguapan air dari jaringan tanaman (transpirasi) yang lebih tinggi dibandingkan
tanaman yang memiliki daun yang pendek, karena daun yang panjang mempunyai
stomata yang lebih banyak dibandingkan dengan daun yang pendek dan akan
mengakibatkan tanaman lebih cepat layu dan membutuhkan air yang lebih banyak
sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 14b. Sidik ragamnya menunjukksn
bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap jumlah
25
anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata jumlah anakan ditampilkan
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.
Tabel 4.3 Rata-rata jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja
dengan dosis 600 ton ha-1 (N6) cenderung terbaik memberikan jumlah anakan
tertinggi yakni dengan rata-rata 8,06 dan terendah terdapat pada dosis 200 ton ha -1
pertambahan jumlah anakan dan jumlah anakan produktif tanaman dapat terjadi.
tinggi tanaman, jumlah malai, berat gabah, bobot 1000 bulir, dan hasil produksi.
26
4.1.5 Umur Keluar Malai
Data rata-rata umur keluar malai ditampilakan pada Tabel lampiran 15a,
sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 15b. Sidik ragamnya menunjukksn
bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap umur keluar
malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata umur keluar malai ditampilkan
Gambar 4.3 Rata-rata umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja
malai pada masing-masing dosis perlakuan yakni 98 hari. Pendapat Arraudeau dan
Vergara et al., (1992) bahwa perbedaan umur keluar malai disebabkan faktor genetik
tanam yakni umur tanaman. Perbedaan keluar malai pada varietas disebebkan oleh
Pertumbuhan fase vegetatif tanaman berakhir dengan keluarnya malai yang disebut
27
dengan fase generatif. Apabila tanaman memilik fase vegetatif yang panjang, maka
sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 17b. Sidik ragamnya menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap umur panen
padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata umur panen ditampilkan pada
Gambar 4.4
pada masing-masing dosis perlakuan yakni 134 hari. Menurut Yoshida et al. (1981)
dua sifat yang sangat disukai oleh petani, semakin pendek padi gogo dinilai lebih
28
baik karena ketersediaan air sangat penting pada saat pembentukan bunga. Menurut
Sujitno et al. (2011) umur panen yang pendek potensi hasilnya rendah karena
tanaman tidak mempunyai cukup waktu untuk menggunakan sinar matahari dan hara
didalam tanah.
Sesuai dengan pendapat Manurung dan Ismunadji et al. (1998) oleh fase
pertumbuhan vegetatif yang baik dan fase generatif yang baik pula sehingga tanaman
padi yang malainya keluar lebih cepat akan memiliki masa umur panen yang relatif
lebih singkat. Maisura et al. (2001) menambahkan bahwa umur berbunga sangat erat
sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 18b. Sidik ragamnya menunjukksn
bahwa terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap panjang malai padi
gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata panjang malai ditampilkan pada Tabel 4.4
29
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.
Tabel 4.4 Rata-rata panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja
Hasil uji BNJ 5% Tabel 8 menunjukkan bahwa dosis 600 ton ha -1 (N6)
cenderung terbaik dengan memberikan panjang tertinggi yakn malai tertinggi yakni
49,89 cm dan terendah terdapat pada dosis perlakuan 100 ton ha -1 (N1) yakni 40.33
dikuti dengan 200 ton ha-1 (N2) yakni 43,98 cm, 300 ton ha-1 (N3) yakni 44,24 cm,
400 ton ha-1 (N4) yakni 46.31 cm, dan 500 ton ha -1 (N5) yakni 49.09 cm. Pemberian
pupuk NPK yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi
utamanya pemanjangan malai, karena pupuk NPK merupakan jenis pupuk yang
al., 2017). Menurut (Hatta et al., 2010), panjang malai juga tergantung kepada
varietas tanaman itu sendiri, semakin panjang malai berpengaruh terhadap jumlah
19a, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 19b. Sidik ragamnya
jumlah gabah permalai padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata jumlah gabah
30
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.
Tabel 4.5 Rata-rata jumlah gabah permalai padi gogo kultivar kalmarenja
Hasil uji BNJ 5% Tabel 9 dosis 600 ton ha -1 (N6) cenderung lebih baik
memberikan jumlah gabah permalai yakni 219,60 dan terendah terdapat pada dosis
berbagai faktor salah satu faktor yang penting adalah karakteristik panjang malai dan
jumlah bakal gabah dengan kecenderungan semakin panjang malai semakin banyak
20a, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 20b. Sidik ragamnya
terhadap presentasi gabah hampa padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata
31
presentasi gabah hampa ditampilkan pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Rata-rata presentasi gabah hampa padi gogo kultivar kalmarenja
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa gabah hampa terendah terdapat pada dosis
600 ton ha-1 (N6) dengan rata-rata 5,97 dan diikuti dengan dosis 200 ton ha -1 (N2)
dengan rata-rata 5,99, kedua dosis memiliki selisis gabah hampa 0,01 sedangkan
gebah hampa tertinggi terdapat pada dosis 500 ton ha-1 (N5) dengan rata-rata 6,39.
Gabah hampa pada tanaman padi lebih dominan di pengaruhi oleh faktor
lingkungan di banding faktor genetik, itulah yang menyebabkan tanaman padi yang
menjadi sempurna. Apabila saat proses pengisian gabah tidak diimbangi dengan
32
Ketersediaan nutrisi yang cukup pada tanaman memacu pertumbuhan akar dan
pertumbuhan sistem perakaran tanam yang baik sehingga tanaman dapat mengambil
unsur hara lebih banyak. Semakin tinggi persentase gabah isi yang diperoleh
Purnomo, 2014).
Data rata-rata berat 1000 gabah ditampilakan pada Tabel lampiran 21a,
sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 21b. Sidik ragamnya menunjukksn
bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik terhadap berat 1000
gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata berat 1000 gabah ditampilkan
Gambar 4.6 Rata-rata berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja
terdapat pada dosis 500 ton ha -1 (N5) dengan rata-rata 3,88 g dan terendah terdapat
33
pada dosis 300 ton ha-1 (N3) dengan rata-rata 3,70 g.
bobot 1000 biji beberapa kultivar padi gogo memiliki nilai heritabilitas yang tinggi,
yang artinya karakter tersebut dapat diwariskan kegenerasi berikutnya sebab karakter
tersebut lebih dominan di pengaruhi oleh faktor genetik dibandingkan dengan faktor
lingkungan. Kandungan unsur hara yang cukup tersedia bagi tanaman merupakan
kandungan hara yang dibutuhkan dan dapat diserap oleh tanaman. Hal ini didukung
oleh (Kanfany et al., 2014), bahwa umumnya hasil gabah meningkat dengan
sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 22b. Sidik ragamnya menunjukksn
bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik terhadap produksi
ton/ha padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata produksi ton//ha ditampilkan
34
Gambar 4.7 Rata-rata produksi ton/ha padi gogo lokal kutivar kalmarenja
Gambar 4.7 menunjukan bahwa dosis NPK 400 ton ha-1 (N4) cenderung
terbaik memberikan produksi ton ha-1 tertinggi yakni 2,06 dan terendah terdapat pada
Tanaman akan berproduksi optimum bila unsur hara didalam tanah mampu
diserap dalam jumlah yang cukup. Produksi juga didukung oleh beberapa parameter
pendukung seperti jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai,
dan bobot 1000 gabah. (Samudin et al., 2020). Menurut (Nazirah et al., 2015),
tingginya produksi suatu varietas mungkin disebab kan oleh faktor genetik dan
kultivar tersebut yang memang mempunyai potensi hasil yang lebih baik.
35
16a, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 16b. Sidik ragamnya
menunjukksn bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap
jumlah anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata jumlah
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.
Tabel 4.6 Rata-rata jumlah anakan produktif padi gogo kultivar kalmarenja
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dosis 600 ton ha -1 (N6) cenderung terbaik
dengan memberikan jumlah anakan produktif tertinggi yakni 11,40 dan terendah
terdapat pada dosis perlakuan 100 ton ha -1 (N1) dikuti dengan 300 ton ha-1 (N3) yakni
(tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun) (Pradipta et al., 2017). Diperkuat
36
oleh (Yetti dan Adrian, 2010) bahwa jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman
memiliki sifat genetik yang baik ditambah dengan keadaan lingkungan yang
4.3 Pembahasan
pengaruh nyata dari pemberian dosis pupuk NPK terhadap semua parameter yang
diamati kecuali parameter tinggi tanaman umur 13 MST, panjang helaian daun, umur
keluar malai, umur panen, presentasi gabah hampah,berat 1000 gabah, produksi
ton/ha-1. Hasil parameter nyata menunjukan bahwa setiap dosis pupuk NPK memiliki
keunggulan yang berbeda dengan dosis pupuk NPK lainnya seperti dapat
dicontohkan bahwa dosis pupuk 600 kg/ha-1 memiliki keunggulan pada semua
37
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dosis pupuk NPK 500
ton ha-1 memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 3 MST yakni 111,87
cm namun tidak berpengaruh pada semua parameter amatan dan dosis NPK 400 ton
5.2 Saran
dengan menggunakan dosis pupuk NPK 500 ton ha -1 pada kultivar padi gogo yang
38
DAFTAR PUSTAKA
Abu, R.L., Z. Basri, dan U. Made, 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Padi Terhadap Kebutuhan Nitrogen Menggunakan Bagan Warna Daun.
Agroland: 24(2):119-127.
Badan Pusat Statik, 2021. Luas Panen dan Produksi Padi Di Indonesia 2019.Tersedia
Di,https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/10/15/1757/luas-panen- produksi-
padi-pada-tahun-2020-mengalami-kenaikan-dibandingkan-tahun-201 masing-
masing-sebesar-1-02-dan-1-02-persen-.html. Di Akses Pada Tanggal 20
Februari 2021.
Hatta, S., I. Cincera, T.I. Frion, V. Ughini, M Gatti, A. Palliotti, and S. Poni, 2010.
Relationship Among Night Temperature, Carbohydrate Translocation And
Inhibition Of Grapevine Leaf Photosynthesis. Environmental and
Experimental Botany. 157: 293–298.
Hasmi, I., L.M. Zarwazi, Widyantoro dan A. Ruskandar. 2020. Pengaruh Pemupukan
39
Npk Majemuk Dan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Gogo. Jurnal
Agroswagati. 8(2) : 80-85.
Fatirahma, F., dan D. Kastono, 2020. Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Hasil
Bawang Merah (Allium cepa L.) Aggregatum group Di Lahan Pasir.
Vegetalika 9(1): 305-315.
Kanfany, G., E.K. RaafaKabirou, 2014. Assessment of rice inbred lines and hybrids
under low fertilizer levels in Senegal. Sustainability. 6: 1153-1162.
40
L.) Pada Penanaman Model Vertikultur. Jurnal Siliwangi, 1(1): 41-50.
Made, U., Mustakim dan Ayu Al Waalibau M. 2022. Pertumbuhan Dan Hasil Padi
Gogo Kultivar Buncaili Pada Berbagai Dosis Pupuk NPK. AGROLAND:
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN. 29(2) : 164-172.
Maemunah, S. Samudin, dan Mustakim, 2021. Penampilan 3 Galur Padi Gogo (Oryza
sativa L.) Lokal Hasil Seleksi Massa. Agrotekbis. 9(2): 360-365.
Mahmud, Y., dan S.S. Purnomo, 2014. Keragaman Agronomis Beberapa Varietas
Unggul Baru Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Model Pengelolaan
Tanaman Terpadu. Jurnal Ilmiah Solusi. 1(1): 1-10.
Montolalu, I.R., 2015. Beberapa sistem tanam pada tanaman padi sawah (Oryza
Sativa L.). Jurnal ilmiah Unklab. 19(1): 12-21.
Munawaroh, L., E. Sulistyono, dan I. Lubis, 2016. Karakter Morfologi dan Fisiologi
yang Berkaitan dengan Efisiensi Pemakaian Air pada Beberapa Varietas Padi
Gogo. Jurnal Agronomi Indonesia. 44(1): 1-7.
Manurung dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Padi Buku1. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Maisura. 2001. Daya Interaksi Antara Beberapa Varietas Dengan Berbagai Devisiensi
Air Fase Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merril) Berdasarkan
Pertumbuhan Produksi Dan Kandungan Prolinnya. Tesis S2 Pasca Sarjana
Universitas Andalas. Padang. Tidak Dipubilasikan.
Nazirah, L., B. Sengli, J. Damanik. 2015. Pertumbuhan dan hasil tiga varietas padi
gogo pada perlakuan pemupukan. Jurnal Floratek. 10: 54-60.
Putra, O.D., S. Samudin., dan I. Lakani. 2014. Karakterisasi Genotip Padi Lokal
Kamba Asal Dataran Lore. Agrotekbis. 2(2): 146-154.
41
Pradipta, A.P., A. Yunus, dan Samanhudi. 2017. Hasil padi hibrida genotipe T1683
pada berbagai dosis pupuk NPK. Agrotech Research Journal. 1(2): 24-28.
Prasetya, M.E., 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting Varietas
Arimbi (Capsicum annuum L.). Jurnal Agrifor. 8(2): 191-198.
Rahayu, A.Y., dan T. Harjoso, 2010. Karakter Agronomis dan Fisiologi Padi Gogo
yang di Tanam Pada Media Tanah Bersekam pada Kondisi Air di Bawah
Kapasitas Lapang. Akta Agrosia. 13(1): 40-49.
Rembang, J.H.W., A.W. Rauf, dan J.O.M. Sondakh, 2018. Karakter Morfologi Padi
Sawah Lokal Di Lahan Petani Sulawesi Utara. Buletin Plasma Nutfah. 24(1):
18.
Ruminta, A., Wahyudin.,dan M.L. Hanifa, 2017. Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk
Organik Kelinci terhadap Hasil Sorgum (Sorghum bicolor [Linn.] Moench) di
Lahan Tadah Hujan Jatinangor. Jurnal Kultivasi. 16(2): 362-367
Samudin, S., Maemunah, Adrianton, Mustakim, Dan Yusran, 2020. Daya Hasil
Beberapa Kultivar Padi Gogo Lokal Asal Kabupaten Tojo Una-Una Dan Sigi.
Agroland: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 27(2): 183-190
Simanjuntak, C.P.S., J. Ginting dan Meiriani, 2015. Pertumbuhan dan Produksi Padi
Sawah Pada Beberapa Varietas dan Pemberian Pupuk NPK. Agroekoteknologi.
3(4): 1416-1424
Siregar, A.F., Dan W.A. Yusuf, 2020. Ameliorasi Berbasis Unsur Hara Silika di
Lahan Rawa. Jurnal Sumber daya Lahan. 14(1): 37-47.
42
Sujitno, E., T. Fahmi dan S. Teddy. 2011. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul
Padi Gogo pada Lahan Kering Dataran Rendah di Kabupaten Garut. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol.14(1): 62–69.
Susanto, A., A.E. Prasetyo, H. Priwiratama, dan M. Syarovi, 2020. Laju fotosintesis
pada tanaman kelapa sawit terinfeksi karat daun Cephaleuros virescen. Jurnal
Fitopatologi Indonesia. 16(1): 21–29.
Suryana, 2016. Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Tani Terpadu Berbasis
Kawasan Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian. 35(2): 57-68.
Tando, E, 2018. Upaya efisiensi dan peningkatan ketersedian nitrogen dalam tanah
serta serapan nitrogen pada tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) Buana
Sains. 18(2) : 171-180.
Widiatmika, I,K,D., G. Wijana, Dan I.N. Artha, 2017. Pengaruh beberapa jenis pupuk
dan umur bibit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.)
Agrotop. 7(2): 189-198.
Wiwik, H., dan W.K. Ladiyani, 2015. Pengaruh pupuk majemuk NPKS dan NPK
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah Pada Inceptisol. Jurnal
Sumberdaya Alam. 34(3) 175-186.
Wuryaningsih, S., dan D.S. Badriah, 2015. Pengaruh Macam dan Fruekuensi Pupuk
43
Anorganik terhadap Pertumbuhan Anggrek Bulan. Prosiding Simposium
Hortikultura Nasional. Malang. P. 459-465
Yetti, H., dan Ardian, 2010. Pengaruh penggunaan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan produksi padi sawah (Oryza sativa L.) varietas IR 42 dengan
metode SRI (System Of Rice Intensification). Sagu. 9(1): 21- 27.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of rice crop science. IRRI. Los Banos. Laguna.
Philippines
Zulhaedar, F., dan Mardiana, 2017. Kearifan Lokal Budidaya Padi Gogo Di Lahan
Sub Optimal Kabupaten Lombok Utara. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi
Spesifik Lokal Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
LAMPIRAN
44
45
ULANGAN 1 ULANGAN 2 ULANGAN 3 ULANGAN 4 U
N6 U1 N4U2 N2U3 N1U4
N5 U1 N6U2 N5U3 N3U4
N2U1 N3U2 N0U3 N0U4
N4U1 N1U2 N3U3 N5U4
N1U1 N0U2 N4U3 N2U4
N0U1 N2U2 N1U3 N6U4
N3U1 N5U2 N6U3 N4U4
DENAH PENELITIAN
U
46
47
Tabel Lampiran 1a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 5
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 44,26 37,51 58,37 32,27 172,41 43,10
N2 49,37 40,25 57,26 37,43 184,31 46,08
N3 50,38 59,32 50,17 50,35 210,22 52,56
N4 51,28 64,31 62,34 54,24 232,17 58,04
N5 59,21 69,27 63,36 52,35 244,19 61,05
N6 67,38 71,27 64,23 65,25 268,13 67,03
Total 321,88 341,93 355,73 291,89 1311,43 327,86
Tabel Lampiran 1b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 5
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 384,05 128,02 3,18 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 1667,94 333,59 8,29 2,90 4,56 **
Galat 15 603,71 40,25
Total 23 2655,70
KK = 12%
48
Tabel lampiran 2a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 7
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 55,52 52,23 62,33 53,27 223,35 55,84
N2 64,34 56,46 66,24 53,34 240,38 60,10
N3 67,24 71,36 73,54 53,37 265,51 66,38
N4 72,32 73,56 74,37 64,32 284,57 71,14
N5 80,53 75,43 75,46 69,43 300,85 75,21
N6 85,31 79,34 87,32 74,26 326,23 81,56
Total 425,26 408,38 439,26 367,99 1640,89 410,22
Tabel lampiran 2b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 7
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 476,05 158,68 13,37 3,29 5,42 **
Perlakuan 5 1831,70 366,34 30,88 2,90 4,56 **
Galat 15 177,98 11,87
Total 23 2485,73
KK = 5%
49
Tabel lampiran 3a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 9
MST
Tabel lampiran 3b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 9
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 693,44 231,15 4,57 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 4182,81 836,56 16,53 2,90 4,56 **
Galat 15 759,34 50,62
Total 23 5635,59
KK = 8%
Keterangan: tn = tidak nyata
** = sangat nyata
50
Tabel lampiran 4a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 11
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 88 111,25 87,43 87,43 374,42 149,77
N2 105,24 118,59 95,52 95,35 414,70 165,88
N3 123,37 122,53 115,53 100,26 461,69 184,68
N4 133,58 125,43 120,43 113,54 492,98 197,19
N5 135,32 140,46 120,46 116,43 512,67 205,07
N6 136,64 156,55 138,58 115,32 547,09 218,84
Total 722,46 774,81 677,95 628,33 2803,55 1121,42
Tabel lampiran 4b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 11
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 1953,44 651,15 15,40 3,29 5,42 **
Perlakuan 5 5127,31 1025,46 24,25 2,90 4,56 **
Galat 15 634,29 42,29
Total 23 7715,05
KK = 3%
51
Tabel lampiran 5a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 13
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 145,34 127,31 115,41 103,43 491,49 122,87
N2 157,43 133,36 154,57 128,42 573,78 143,45
N3 167,45 147,24 168,38 129,33 612,40 153,10
N4 178,32 158,27 178,34 149,23 664,16 166,04
N5 198,38 168,38 198,27 168,26 733,29 183,32
N6 202,35 176,43 202,42 200,34 781,54 195,39
Total 1049,27 910,99 1017,39 879,01 3856,66 964,17
Tabel lampiran 5b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 13
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 3359,12 1119,71 12,80 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 14119,03 2823,81 32,29 2,90 4,56 tn
Galat 15 1311,81 87,45
Total 23 18789,96
KK = 6%
52
Tabel lampiran 6a. Rata-rata Jumlah Daun Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Tabel lampiran 6b. Sidik ragam Jumlah Daun Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB Notasi
SK DB JK KT F HIT
5% 1%
Kelompok 3 1,38 0,46 0,78 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 10,12 2,02 3,42 2,90 4,56 *
Galat 15 8,89 0,59
53
Total 23 20,39
KK = 8%
Tabel lampiran 7a. Rata-rata Panjang Helaian Daun Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 72,34 47,32 51,41 33,23 131,96 43,99
N2 59,24 54,31 73,32 46,24 233,11 58,28
N3 51,23 50,35 70,33 41,43 213,34 53,34
N4 63,33 44,26 45,43 61,32 214,34 53,59
N5 62,43 49,23 36,27 46,35 194,28 48,57
N6 65,41 68,34 37,33 32,43 203,51 50,88
Total 301,64 313,81 314,09 261,00 1190,54 308,63
Tabel lampiran 7b. Sidik ragam Panjang Helaian Daun Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 315,09 105,03 0,41 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 1534,86 306,97 1,20 2,90 4,56 tn
Galat 15 3846,68 256,45
Total 23 5696,63
54
KK = 31%
Tabel lampiran 8a. Rata-rata Jumlah Anakan Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Tabel lampiran 8b. Sidik ragam Jumlah Anakan Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 4,83 1,61 3,77 3,29 5,42 *
Perlakuan 5 7,69 1,54 3,59 2,90 4,56 *
55
Galat 15 6,42 0,43
Total 23 18,94
KK = 10%
Keterangan: * = nyata
Tabel lampiran 9a. Rata-rata Umur Keluar Malai Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Tabel lampiran 9b. Sidik ragam Umur Keluar Malai Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
56
Kelompok 3 0,00 0,00 0,00 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 0,00 0,00 0,00 2,90 4,56 tn
Galat 15 0,00 0,00
Total 23 0,00
KK = 0%
Tabel lampiran 10a. Rata-rata Jumlah Anakan Produktif Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 2,33 3,83 2,33 3,17 11,66 4,66
N2 3,17 2,67 3,83 2,67 12,34 4,94
N3 3,83 3,33 2,17 4,33 13,66 5,46
N4 3,50 3,67 3,50 4,83 15,50 6,20
N5 4,67 4,50 3,67 3,50 16,34 6,54
N6 4,33 4,17 4,83 5,67 19,00 7,60
Total 21,83 22,17 20,33 24,17 88,50 35,40
Tabel lampiran 10b. Sidik ragam Jumlah Anakan Produktif Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
57
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 1,25 0,42 0,84 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 9,42 1,88 3,80 2,90 4,56 *
Galat 15 7,44 0,50
Total 23 18,11
KK = 12%
Tabel lampiran 11a. Rata-rata Umur Panen Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
58
Tabel lampiran 11b. Sidik ragam Umur Panen Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 0,00 0,00 0,00 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 0,00 0,00 0,00 2,90 4,56 tn
Galat 15 0,00 0,00
Total 23 0,00
KK = 0%
Tabel lampiran 12a. Rata-rata Panjang Malai Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
59
N5 27,34 31,46 30,46 33,47 122,73 49,09
N6 27,56 35,27 30,53 31,36 124,72 49,89
Total 151,92 170,94 186,79 174,96 684,61 273,84
Tabel lampiran 12b. Sidik ragam Panjang Malai Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 104,83 34,94 7,18 3,29 5,42 **
Perlakuan 5 98,91 19,78 4,06 2,90 4,56 *
Galat 15 73,04 4,87
Total 23 276,78
KK =5%
Kererangan: * = nyata
** = sangat nyata
Tabel lampiran 13a. Rata-rata Jumlah Gabah Per Malai padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 32,83 40,33 48,33 67,83 189,32 75,73
N2 44,17 56,67 52,17 83,67 236,68 94,67
60
N3 51,50 65,17 121,5 86,17 324,34 129,74
N4 63,67 81,33 150,33 113,33 408,66 163,46
N5 83,33 112,5 170,83 127,5 494,16 197,66
N6 124,17 112,83 188,17 123,83 549,00 219,60
Total 399,67 468,83 731,33 602,33 2202,16 880,86
Tabel lampiran 13b. Sidik ragam Jumlah Gabah Per Malai Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 10800,92 3600,31 9,93 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 25350,64 5070,13 13,98 2,90 4,56 **
Galat 15 5439,47 362,63
Total 23 41591,04
KK = 13%
Tabel lampiran 14a. Rata-rata Presentase Gabah Hampah Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
61
N1 70,33 60,00 52,08 35,06 217,47 54,37
N2 54,90 58,68 31,91 36,36 181,85 45,46
N3 40,70 54,90 29,08 31,40 156,08 39,02
N4 34,67 50,00 27,93 29,20 141,80 35,45
N5 22,89 25,89 23,81 22,62 95,21 23,80
N6 17,98 16,00 20,63 13,56 68,17 17,04
Total 241,47 265,47 185,44 168,20 860,58 215,15
Tabel lampiran 14b. Sidik ragam Presentase Gabah Hampah Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 1051,97 350,66 5,87 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 3777,48 755,50 12,64 2,90 4,56 tn
Galat 15 896,20 59,75
Total 23 5725,66
KK = 22%
Tabel lampiran 15a. Rata-rata Berat 1000 Gabah Padi Gogo Lokal Kultivar
62
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 34,00 34,00 38,00 37,00 143,00 35,75
N2 37,00 31,00 38,00 37,00 143,00 35,75
N3 39,00 33,00 38,00 38,00 148,00 37,00
N4 37,00 38,00 36,00 42,00 153,00 38,25
N5 36,00 39,00 40,00 38,00 153,00 38,25
N6 39,00 39,00 39,00 37,00 154,00 38,50
Total 222,00 214,00 229,00 229,00 894,00 223,50
Tabel lampiran 15b. Sidik ragam Berat 1000 Gabah Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 25,50 8,50 1,76 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 32,50 6,50 1,34 2,90 4,56 tn
Galat 15 72,50 4,83
Total 23 130,50
KK = 6%
63
Tabel lampiran 16a. Rata-rata Produksi ton h-1 Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Tabel lampiran 16b. Sidik ragam Produksi ton h-1 Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 0,32 0,11 1,76 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 0,40 0,08 1,34 2,90 4,56 tn
Galat 15 0,90 0,06
Total 23 1,61
KK = 6%
Keterangan: tn = tidak nyata
64
DOKUMENTASI
65
Gambar 3. Pengukuran Tinggi Tanaman
66
Gambar 5. Hasil Panen dan Penimbangan Hasil Panen
BIODATA PENULIS
yang sama melanjutkan studi di SMP Negeri Model Terpadu Madani dan selesai pada
tahun 2015. Setelah itu, pada tahun yang sama melanjutkan studi di SMA Negeri 5
PALU dan selesai pada tahun 2018. Kemudian pada tahun yang sama pula, penulis
67
(SNMPTN) dan diterima di Fakultas Pertanian pada Program Studi Agroteknologi,
68