Anda di halaman 1dari 86

APLIKASI BERBAGAI DOSIS PUPUK ANORGANIK

PADA PADI GOGO LOKAL KULTIVAR


KALMARENJA

SKRIPSI

NANA RAHMASARI

i
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

APLIKASI BERBAGAI DOSIS PUPUK ANORGANIK


PADA PADI GOGO LOKAL KULTIVAR
KALMARENJA

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako”

ii
NANA RAHMASARI
E 281 18 043

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

iii
Judul : Aplikasi Berbagai Dosis Pupuk Anorganik Pada Padi
Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja

Nama : Nana Rahmasari

Stambuk : E 281 18 043

Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

Universitas : Tadulako

Palu, September 2022

Mengetahui,

iv
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Maemunah, MP. Dr. Ir Andi Ete, M.S


NIP. 19680719 199203 2 001 NIP. 19620704 198803 2 001

Disahkan Oleh,
a.n Dekan Fakulta Pertanian Universitas Tadulako
Wakil Dekan Bidang Akademik

Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim, STP., MP., IPM., ASEAN Eng
NIP. 1971109 200501 1 001

v
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya ilmiah (SKRIPSI) ini ada dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana, Magister atau Doktor) baik di

Universitas Tadulako maupun diperguruan tinggi lain.

2. Karya ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya

sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing.

3. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarangan dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam penyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya ini, serta sanksi lain sesuai dengan norma yang

berlaku di perguruan tinggi ini.

vi
Palu, September 2022
Yang Membuat pernyataan

Nana Rahmasari
E 281 18 043

RINGKASAN

Nana Rahmasari (E 281 18 043) Aplikasi Berbagai Dosis Pupuk Anorganik Pada
Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja. Dalam penelitian ini dibimbing oleh
Maemunah dan Andi Ete (2022).

Padi merupakan komoditas penting dan strategis, sehingga produksi padi ke depan harus
terus diperbaiki. Kebutuhan akan beras sebagai bahan pangan utama di Indonesia terus
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Produksi padi
nasional masih berfokus pada lahan sawah, akan tetapi setiap tahunnya lahan sawah
mengalami penyusutan akibat alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman, dengan
demikian produksi padi sawah juga mengalami penurunan sehingga tidak dapat lagi
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh dosis pupuk NPK yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Desa
Tamarenja (Kalama) pada ketinggian tempat 180 sampai 250 mdpl, dengan letak lintang
LS 00o26’51.5’’ dan BT 119o49’50.6’’, Kecamatan Sindue (Tobata), Kabupaten
Donggala. Waktu penelitian ini dimulain pada bulan Juni 2021 sampai Desember 2021.

vii
Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 6 taraf
perlakuan NPK yaitu 1). N1=100 kg.h-1(setara dengan 12.6 g/petak), 2).N2=200 kg.h-1
(setara dengan 25.2 g/petak), 3).N3=300 kg.h-1 (setara dengan 37.8 g/petak), 4).N4=400
kg.h-1 (setara dengan 50.4 g/petak), 5).N5=500 kg.h-1 (setara dengan 63 g/petak) dan
6).N6=600 kg.h-1 (setara dengan yang 75.6 g/petak) diulang sebanyak 4 kali. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK 500 ton ha -1 memberikan pengaruh
nyata pada tinggi tanaman umur 3 MST yakni 111,87 cm namun tidak berpengaruh pada
semua parameter amatan dan dosis NPK 400 ton ha -1 (N4) cenderung terbaik
memberikan produksi ton ha-1 tertinggi yakni 2,06.

Kata Kunci : Padi Gogo

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi

dengan judul “Aplikasi Berbagai Dosis Pupuk Anorganik Pada Padi Gogo Lokal Kultivar

Kalmarenja”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pertanian pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Tadulako, Palu.

viii
Selama penyusunan skripsi penulis banyak mendapatkan arahan, bimbingan,

saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan benar. Oleh karenanya, dengan kerendahan hati penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Ir. Maemunah,

MP selaku dosen pembimbing utama, dan ibu Dr. Andi Ete, MS selaku dosen

pembimbing anggota. Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Amar ST,MT.,IPU.,ASEAN Eng. selaku Rektor Universitas

Tadulako.

2. Prof. Dr. Ir. Muhardi, M.Si., IPM., ASEAN Eng. selaku Dekan Fakultas Per-

tanian Universitas Tadulako

3. Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim, S.T.P., M.P., IPM., ASEAN Eng. selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

4. Dr. Rustam Abd. Ra’uf, SP., M.P. Selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Pertanian.

5. Dr. Isrun, SP., MP., IPM., ASEAN Eng. selaku Wakil Dekan Bidang Kemaha-

siswaan Fakultas Pertanian.

6. Dr. Ir. Muh Ansar Pasigai, M.P. selaku Ketua Ketua Jurusan Budidaya Perta-

nian Universitas Tadulako.

7. Dr. Irwan Lakani, SP., M.Si. selaku Ketua Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

ix
8. Syamsiar, SP. MP. selaku Ketua BKU Agronomi Fakultas Pertanian Universi-

tas Tadulako.

9. Dr. Ir. H. Usman Made, MP. Selaku Dosen Wali yang senantiasa peduli, mem-

berikan bimbingan dan arahan sejak semester awal hingga selesai skripsi ini.

10. Dr.Ir. Sakka Samudin, MP.,IPM., ASEAN Eng dan Dr. Ir. H. Usman Made,

MP. Selaku Dosen Penguji

11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako yang telah

banyak memberikan Ilmunya selama penulis menempuh pendidikan dibangku perkulia-

han.

12. Kakak-kakak yang membantu dalam penelitian : Mustakim, S.P., M.P., Mus-

tamin, S.P, Samsudiar, S.P, Fajar, Fikran, S.P.

13. Teman-teman angkatan 2018 Fakultas Pertanian, khususnya teman-teman BKU

Agronomi yang telah bersama-sama dan saling membantu selama masa perkuliahan.

14. Teman Seperjuangan yang senantiasa bersama-sama dalam menempuh pen-

didikan di Universitas Tadulako dengan penuh kasih dan sayang saya sebutkan namanya

Moh. Fadil Akbar, I’in Apriyani Lalusu, Siti Maemunah Kerompot, S. Agr, Nurviani

S.Agr, Erfina S.Agr, Eka Triwahyuni S.Agr. Terimakasih sudah menemani saya dan

berjuang bersama-sama hingga sampai titik ini.

15. Para sahabat yang senantiasa membantu dalam proses penelitian dengan hormat

saya sebutkan namanya Muh Nurroddin, S.P, Idzha Mahendra, S.P, Rona Wicaksana,

Johan, S.P, Muhammad Fadli, Lilis Hendriani, S.P, Rahmatia, Nurnaningsih B. Halik,

x
Weli, Husna, Moh. Arsad, Randi Hidayat, Dwi Wahyono, Nur Fahmi, Farid Hidayat,

S.P, Chealse Risky Darmawan dan masih banyak lagi teman-teman yang tidak bisa saya

sebutkan namanya, terima kasih sudah banyak membantu selama ini.

Akhirnya dengan penuh rasa haru, secara khusus penulis mengucapkan terima

kasih yang tulus kepada ayahanda tercinta yakni I Nyoman Karya dan ibunda

tersayang yakni Mardalena atas segala bentuk perhatian, pengorbanan dan kasih

sayang yang tak ternilai sehingga penulis senantiasa termotivasi dalam menyelesaikan

segala hal yang berkaitan dengan akademik.

Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini agar hasil

tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Namun sebagai manusia

biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Olehnya itu, penulis sangat

mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata, semoga tulisan

ini mendapat ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, September 2022

Penulis

DAFTAR ISI

xi
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN......................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 4
2.2 Landasan Teori................................................................................... 5
2.2.1 Klasifikasi dan Botani Padi Gogo............................................. 5
2.2.2 Syarat Tumbuh Padi Gogo........................................................ 7
2.2.3 Pupuk NPK ............................................................................... 8
2.3 Hipotesis ............................................................................................ 9

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu ............................................................................ 10
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 10
3.3 Desain Penelitian ............................................................................... 10
3.4 Pelaksanaan penelitian ....................................................................... 11
3.5 Parameter Pengamatan ...................................................................... 11
3.6 Analisis Data ..................................................................................... 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Parameter Pertumbuahan.................................................................... 14
4.1.1 Tinggi Tanaman........................................................................ 14
4.1.2 Jumlah Daun............................................................................. 16
4.1.3 Panjang Helaian Daun.............................................................. 17
4.1.4 Jumlah Anakan......................................................................... 18
4.1.5 Umur Keluar Malai................................................................... 19
4.1.6 Umur Panen.............................................................................. 21
4.2 Parameter Hasil.................................................................................. 23
4.2.1 Panjang Malai........................................................................... 23
4.2.2 Jumlah Gabah Per Malai.......................................................... 24

xii
4.2.3 Presentasi Gabah Hampa.......................................................... 25
4.2.4 Berat 1000 Gabah..................................................................... 26
4.2.5 Produksi ha-1............................................................................. 27
4.2.6 Jumlah Anakan Produktif.......................................................... 27
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Dosis Pupuk NPK .....................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan...................................................................................... 29
5.2 Saran................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
BIODATA PENULIS

xiii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

4.1 Rata-rata tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 5, 7, 9 .......14
Dan 11 MST
4.2 Rata-rata jumlah daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.3 Rata-rata jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.4 Rata-rata panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.5 Rata-rata jumlah gabah permalai padi gogo lokal kultivar kalmarenja
4.6 Rata-rata jumlah anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja

xiv
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

4.1 Rata-rata tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja .................. 15
13 ST
4.2 Rata-rata panjang helaian daun padi gogo kultivar kalmarenja................... 17
4.3 Rata-rata umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja............... 20
4.4 Rata-rata umur panen padi gogo kultivar kalmarenja.................................. 22
4.5 Rata-rata presentasi gabah hampa padi gogo kultivar kalmarenja............... 25
4.6 Rata-rata berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja................ 26
4.7 Rata-rata produksi/ha padi gogo lokal kultivar kalmarenja......................... 28

xv
DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 5 MST. 36
1b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 5 MST.... 36
2a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 7 MST. 36
2b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 7 MST. . 37
3a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 9 MST. 37
3b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 9 MST..... 37
4a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 11 MST 38
4b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 11 MST. . . 38
5a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo lokal kultivar kalmarenja 13 MST 38
5b. Sidik ragam tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja 13 MST. . . 39
6a. Rata-rata jumlah daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja........................... 39
6b. Sidik ragam jumlah daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja ...................... 39
7a. Rata-rata panjang helaian daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja............40
7b. Sidik ragam panjang helaian daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja........ 40
8a. Rata-rata jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja...................... 40
8b. Sidik ragam jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja.................. 41
9a. Rata-rata umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja................ 41
9b. Sidik ragam umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja.............41

xvi
10a. Rata-rata anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja.................. 42
10b. Sidik ragam anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja.............42
11a. Rata-rata umur panen padi gogo lokal kultivar kalmarenja........................... 42
11b. Sidik ragam umur panen padi gogo lokal kultivar kalmarenja...................... 43
12a. Rata-rata panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja...................... 43
12b. Sidik ragam panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja.................. 43
13a. Rata-rata jumlah gabah per malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja....... 44
13b. Sidik ragam jumlah gabah per malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja... 44
14a. Rata-rata presentasi gabah hampa padi gogo lokal kultivar kalmarenja..... 44
14b. Sidik ragam presentasi gabah hampa padi gogo lokal kultivar kalmarenja . 45
15a. Rata-rata berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja ................. 45
15b. Sidik ragam berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja ............ 45
16a. Rata-rata produksi ton h-1 padi gogo lokal kultivar kalmarenja................... 46
16b. Sidik ragam produksi ton h-1 padi gogo lokal kultivar kalmarenja............... 46

xvii
xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas penting dan strategis, sehingga

produksi padi ke depan harus terus diperbaiki. Seiring dengan kenaikan jumlah

penduduk, kebutuhan beras juga semakin meningkat. Hal ini merupakan tantangan

bagi petani untuk mencari pilihan teknologi yang mampu meningkatkan produksi

(Widiatmika et al., 2017).

Kebutuhan akan beras sebagai bahan pangan utama di Indonesia terus

meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Produksi

padi nasional masih berfokus pada lahan sawah, akan tetapi setiap tahunnya lahan

sawah mengalami penyusutan akibat alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman,

dengan demikian produksi padi sawah juga mengalami penurunan sehingga tidak

dapat lagi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia (Samudin et al., 2020).

Produksi padi di Indonesia pada tahun 2020 menujukan angkat 55,16 juta ton

dengan daerah penghasil terbesar Jawa Timur sejumlah 10,02 ribu ton, sedangkan

Sulawesi Tengah menempati urutan ke-14 dari 34 provinsi di Indonesia dengan

1
jumlah produksi sebesar 810 ton (BPS, 2021). Sampai saat ini, sumbangsih produksi

padi nasional masih dari padi sawah sementara padi gogo masi sangat kecil, hal ini di

sebabkan produktivitas padi gogo masih sangat rendah.

Semakin berkurang lahan sawah karena alih fungsi lahan, serta pengembangan

varietas padi lebih berorientasi pada padi sawah hal ini sebagai salah satu kendala

yang tidak bersifat teknis untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia

dan swasembada beras. Alih fungsi lahan tersebut menyebabkan penurunan daya

dukung lahan sawah terhadap produksi padi, sehingga perlu adanya lahan alternatif

yang dapat membantu lahan sawah dalam memenuhi kebutuhan beras padi gogo

(Suryana, 2016).

Salah satu upaya meningkatkan produksi padi gogo yaitu melalui pemupukan

dengan dosis yang tepat. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi

pemupukan serta terjadinya perubahan status hara di dalam tanah maka rekomendasi

pemupukan yang telah ada perlu diteliti dan disempurnakan. Pemupukan merupakan

usaha pemberian atau penambahan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman

untuk peningkatan produksi dan mutu tanaman (Jauhari et al., 2020). Pemberian

pupuk kedalam tanah akan menambah satu atau lebih unsur hara tanah dan ini akan

mengubah keseimbangan hara lainnya (Siregar dan Yusuf, 2020). Pupuk yang

2
mengandung unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) merupakan tiga unsur

yang paling baik dan yang paling banyak diperlukan untuk tanaman padi dan

merupakan pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman (Wahyuni et al., 2015).

Kultivar kalmarenja merupakan kultivar lokal asal Kabupaten Tojo Una-Una

yaitu kultivar Jahara yang mengalami perubahan karakter morfologi akibat proses

seleksi massa, (Maemunah et al., 2021). Kultivar kalmarenja sendiri memiliki

keunggulan yang sama dengan kultivar Jahara yaitu memiliki produksi yang tinggi

dan memiliki bulu ujung gabah yang panjang sehingga tidak disukai burung,

(Sandiana et al., 2021; Samudin et al., 2020). Berdasarkan uraian diatas maka perlu

mengkaji aplikasi berbagai dosis pupuk anorganik pada padi gogo lokal kalmarenja

yang bertujuan meningkatkan hasil tanaman.

1.2 Tujuan penelitian

Untuk memperoleh dosis pupuk NPK yang dapat meningkatkan pertumbuhan

dan hasil padi gogo lokal kultivar kalmarenja.

1.3 Manfaat penelitian

3
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi pengembangan ilmu

pengetahuan. Bermanfaat pula sebagai informasi tentang penentuan dosis optimum

pupuk NPK majemuk untuk pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo kultivar

kalmarenja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4
2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai referensi

yang meneliti tentang pengaruh pemupukan padi diantaranya adalah : Prabukesuma

(2015), tentang “Pengaruh Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk NPK Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza sativa L.)”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa waktu aplikasi pupuk A1 menghasilkan anakan produktif yang lebih tinggi

daripada waktu aplikasi A2 . Waktu aplikasi pupuk A2 meningkatkan gabah total

0,212 butir setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk NPK 400 kg/ha,

menghasilkan gabah isi 255,4 butir dan bobot kering gabah per hektar lebih tinggi

0,364 ton/ha daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3 menurunkan

gabah total dan bobot kering gabah masing-masing 0,225 butir dan 0,007 g setiap

penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk NPK 400 kg/ha berbagai taraf

dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada parameter pengamatan

tinggi tanaman, anakan produktif, panjang malai, gabah isi, gabah total, bobot 100

butir, bobot kering gabah dan bobot kering gabah per hektar; waktu aplikasi pupuk

NPK terbaik adalah aplikasi pupuk dengan dosis pupuk NPK 231,67 kg/ha

memberikan bobot kering gabah per hektar 2,609 ton/ha.

Wiwik dan Ladiyani (2015), “Pengaruh pupuk majemuk NPKS dan NPK

5
terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah pada “inceptisol” Hasil penelitian

menunjukan bahwa pupuk NPK pupuk majemuk NPKS 750 kg/ha memberikan

serapan N,P,K tertinggi dan nyata meningkatkan P tersedia. Pupuk majemuk NPK

dengan dosis 600 kg/ha memberikan serapan P tertinggi. Pupuk NPK 15:15:15 efektif

meningkatkan pertumbuhan dan bobot gabah kering yang setara dengan NPK standar

dosis 300-750 kg/ha. Dosis optimum NPK 440 kg/ha ditunjukan oleh capaian hasil

gabah 4,12 t/ha dengan nilai RAE 58%.

Kurniawan (2015), tentang “Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang nyata antara kombinasi

dosis pupuk majemuk NPK dan varietas padi terhadap parameter rata-rata tinggi

tanaman umur 45 dan 60 HST, jumlah anakan per rumpun umur 45 dan 60 HST,

Shoot Root Ratio umur 45 dan 60 HST, Laju Pertumbuhan Tanaman umur 30 sampai

45 HST dan umur 45 sampai 60 HST, dan gabah kering panen per rumpun dan per

petak, (2) gabah kering panen per petak tertinggi terdapat pada perlakuan F (250

kg/ha dan Varietas Hibrida DG-1) yang menghasilkan 8,03 kg/petak atau setara

dengan 10,71 ton/ha dengan asumsi 80 % lahan efektif, (3) terdapat korelasi yang

nyata antara komponen pertumbuhan tinggi tanaman umur 30, 45, dan 60 HST,

6
jumlah anakan per rumpun umur 30 dan 45 HST,dan Laju Pertumbuhan Tanaman

umur 30 sampai 45 HST dan umur 45 sampai 60 HST dengan gabah kering panen per

petak.

2.1 Landasan Teori

2.2.1 Klasifikasi dan Botani Padi Gogo


Rembang et al. (2018) Tanaman padi merupakan semusim yang berupa

rumput-rumputan yang diklasifikasikan dalam: Divisi: Spermatophyta, Subdivisi:

Angiospermae, Kelas: Monocotyledoneae, Ordo: Poales Kingdom: Family:

Graminae, Genus: Oryza, Spesies: Oryza sativa.

Akar merupakan komponen vegetatif padi yang berperan untuk menyerap zat

7
makanan dan air dari dalam tanah, menopang tegaknya batang, dan untuk bernapas.

Tanaman padi mempunyai perkembangan akar padi kira-kira 5-6 hari setelah

berkecambah. Akar keluar dari batang yang masih pendek yaitu berupa akar serabut

yang pertama dan sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh teratur. Pada saat

permulaan batang mulai bertunas (kira-kira umur 15), akar serabut berkembang

dengan pesat. Letak susunan akar tidak dalam, kira-kira pada kedalaman 20-30 cm.

Oleh karena itu akar banyak mengambil zat-zat makanan pada bagian tanah yang di

atas (Simanjuntak et al., 2015).

Batang padi terdiri dari rangkaian ruas dan ruas yang satu dan ruas lainnya

dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi berlubang dan berbentuk bulat, dari atas

ke bawah ruas buku diperpendek. Segmen yang lebih pendek ditemukan di bagian

bawah batang dan segmen ini tidak dapat dibedakan sebagai segmen yang berdiri

sendiri. Sumbu panjang batang dapat dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio

yang disertai koleoptil pertama (Montolalu, 2015).

Tanaman padi memiliki daun tunggal, terdiri atas helai daun, lidah daun dan

pelepah daun. Permukaan helai daun kasar dan pada bagian ujung meruncing.

Panjang helai daun sangat bervariasi, umumnya antara 50-100 cm. Daun padi

8
berwarna hijau tua dan akan berubah kuning keemasan setelah memasuki masa

panen. Bunga padi secara keseluruhan disebut malai yang merupakan bunga

majemuk. Malai terdiri atas dasar malai dan tangkai malai yang menghasilkan bunga.

Sebelum muncul bunga, malai dibalut oleh seludang atau pelepah daun terakhir.

Umumnya, varietas padi hanya menghasilkan satu malai atau satu anakan tetapi ada

beberapa varietas padi lokal yang mampu menghasilkan malai lebih dari satu, namun

pertumbuhan malainya tidak sempurna (Utama, 2015).

Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling

atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan

sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai

tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam 30 cm

(Rembang, 2018).

Buah padi (gabah) merupakan ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma

dan palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai

bagian-bagian seperti embrio (lembaga), endosperm, dan bekatul (Rembang, 2018).

9
2.2.2 Syarat Tumbuh Padi Gogo

Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air

tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada daerah mulai

dari daratan rendah sampai dataran tinggi. Tumbuh di daerah tropis subtropis pada 5

LU sampai 5 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi. Rata-rata curah hujan

yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000

mm/tahun (Siagian et al., 2020).

Padi gogo dapat tumbuh dalam iklim yang beragam, tumbuh di daerah tropis

dan subtropis pada 45oLU dan 45oLS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi

dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan

atau 1500-2000 mm/tahun. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan irigasi

selalu tersedia, pada musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun

karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian

0-650 mdpl dengan temperatur 22-27o C sedangkan di dataran tinggi 650-1500 mdpl

dengan temperatur 19-23o C (Zulhaedar dan Mardiana, 2017).

2.2.3 Pupuk NPK

Pupuk NPK Mutiara merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang

10
mempunyai kandungan sedikitnya lima unsur hara makro maupun mikro yang

penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk NPK Mutiara dalam bentuk butiran

granul dengan warna biru agak pudar. Pupuk NPK Mutiara mengandung 16% N

(nitrogen), 16% P2O5 (phosphate), 16% K2O (kalium), 0.5% MgO (magnesium),

dan 6% CaO (kalsium). Pupuk ini dikenal dengan istilah pupuk NPK 16-16-16. Hara

N, P, dan K merupakan hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak.

Hara N dalam tanaman berfungsi sebagai pembentuk zat hijau daun (klorofil) dan

unsur pembentuk protein. Hara P yang berfungsi sebagai penyimpan dan transfer

energi, merupakan komponen penting dalam asam nukleat, koenzim, nukleotida,

fosfoprotein, fosfolipid dan gula fosfat (Fransiska et al., 2017).

Peran utama dari nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang

pertumbuhan tanaman. Selain itu, nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan

klorofil yang sangat berguna untuk proses fotosintesis. Unsur N mempunyai peran

penting bagi tanaman padi yaitu mendorong pertumbuhan tanaman lebih cepat,

memperbaiki tingkat hasil dan kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan,

pengembangan luas daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan sintesis protein.

Tanaman padi 6 yang kekurangan unsur N menyebabkan jumlah anakan sedikit dan

11
pertumbuhannya kerdil, serta daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan mulai mati

dari ujung kemudian menjalar ke tengah helai daun. Jika N diberikan berlebih, maka

akan mengakibatkan kerugian yaitu melunakkan jerami, menyebabkan tanaman

mudah rebah dan menurunkan kualitas hasil tanaman padi . Nitrogen dapat diserap

tanaman dalam bentuk ion NO3 − dan NH4 + (Tando 2018). Fosfor (P) berperan

dalam pembentukan bunga dan mempercepat pertumbuhan akar unsur P pada

tanaman yaitu berperan dalam proses fotosintesis, respirasi, transpor dan

penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses proses di dalam

tanaman lainnya. Kalium (K) berperan memperkuat tubuh tanaman seperti daun,

bunga dan buah agar tidak mudah gugur. Selain itu, K juga berperan dalam proses

translokasi fotosintat dari daun ke organ tanaman lainnya (Fatirahma dan Kastono,

2020).

2.3 Hipotesis

Terdapat salah satu dosis pupuk NPK yang dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil padi gogo lokal kultivar kalmarenja.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu

Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Desa Tamarenja (Kalama) pada

ketinggian tempat 180 sampai 250 mdpl, dengan letak lintang LS 00 o26’51.5’’ dan

BT 119o49’50.6’’, Kecamatan Sindue (Tobata), Kabupaten Donggala. Pada bulan

Juni 2021 sampai Desember 2021.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas parang, sabit, cangkul,

alat semprot, lirang, mistar, meteran, gunting, kamera, alat tulis, kertas label, kantong

plastic sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari padi gogo

kultivar Kalmarenja, pupuk NPK (16:16:16).

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK),

dengan 6 taraf perlakuan NPK yaitu N1=100 kg.h-1(setara dengan 12.6 g/petak),

N2=200 kg.h-1 (setara dengan 25.2 g/petak), N3=300 kg.h-1 (setara dengan 37.8

13
g/petak), N4=400 kg.h-1 (setara dengan 50.4 g/petak), N5=500 kg.h-1 (setara dengan 63

g/petak) dan N6=600 kg.h-1 (setara dengan yang 75.6 g/petak) diulang sebanyak empat

kali sehingga diperoleh 24 petak percobaan, dimana setiap petak percobaan terdapat

24 rumpun dan dengan total keseluruhan terdapat 672 rumpun.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Pengelohan Tanah dilakukan dengan cara tanah dibersikan dari sisa-sisa

gulma, mencangkul dan meratakan,kemudian membuat bedengan sebanyak 28 petak

dengan ukuran 1,2 × 2,1 m dengan tinggi bedengan 30 cm dan jarak antar bedengan

60 cm. Setelah itu penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem Tabela

(Tanaman Benih Langsung) dengan cara tugal, setiap lubang tanam terisi 5 benih

dengan kedalaman 2 cm jarak tanam 30×30. Penyulaman dilakukan apabila terdapat

tanaman yang tidak tumbuh dan pada umur 21 hari dijarangkan menjadi 2

bibit/rumpun. Setelah itu dilakukan pemeliharaan yang meliputi penyiangan gulma

dan pemupukan menggunakan pupuk NPK. Pupuk NPK diberikan dengan cara

menungal diantara tanaman. Pemupukan NPK dilakukan 2 kali, pemupukan pertama

dilakukan pada umur 3 MST dengan perbandingan 50% kemudian pemupukan kedua

dilakukan pada saat 9 MST dengan perbandingan 50% .

Pengamatan ini didasarkan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

14
(Samudin, et al., 2020; Mustakim, et al., 2019; Samsudiar dan Samudin, 2021;

Mustamin dan Samudin, 2020)

3.5 Parameter Pengamatan

1. Tinggi tanaman (cm)

Diukur mulai dari permukaan tanah hingga ujung tanaman setelah

pengaplikasian pupuk, pengamatan dimulai pada umur 5 MST, yang diamati setiap

dua minggu sekali hingga umur 13 MST dengan menggunakan meteran.

1. Jumlah daun (helai) per batang

Dihitung setelah pengaplikasian pupuk, pengamatan dimulai pada umur 5

MST, yang diamati setiap dua minggu sekali hingga umur 13 MST dengan

15
menghitung ketambahan daun pertanaman.

2. Panjang helaian daun (cm)

Diukur pada umur 11 MST dengan mengukur daun kedua di bawah daun

bendera yang diukur mulai pangkal hingga ujung daun.

3. Jumlah anakan (anakan)

Dihitung pada umur 11 MST dengan cara menghitung ketambahan tanaman

padi.

4. Umur keluarnya malai (hari)

16
Diamati dari awal penanaman sampai keluarnya malai dimana posisi malai

keluar sempurna sampai pada umur 90 sampai 100 hari.

5. Jumlah anakan produktif (anakan)

Dihitung semua anakan yang menghasilkan malai ada umur 11 MST.

Panjang malai (cm) Diukur pada saat panen dengan cara mengukur dari buku pertama

mulai hingga ujung gabah dan apabila gabahnya berbulu maka mengukurnya hingga

ujung bulu gabah

6. Panjang malai (cm)

Diukur pada saat panen dengan cara mengukur dari buku pertama mulai

hingga ujung gabah dan apabila gabahnya berbulu maka mengukurnya hingga

17
ujung bulu gabah

7. Umur panen (hari)

Dihitung mulai dari penanaman hingga mulai menguning sampai 85 %

Jumlah gabah per malai (gabah) Dihitung pada saat panen dengan cara menghitung

keseluruhan gabah yang ada dalam satu malai baik yang hampa atau tidak hampa

8. Jumlah gabah per malai (gabah)

Dihitung pada saat panen dengan cara menghitung keseluruhan gabah yang ada

dalam satu malai baik yang hampa atau tidak hampa

18
9. Persentase gabah hampa (%)

Diukur setelah panen dengan cara menghitung jumlah gabah hampa dalam

setiap malai kemudian dibahagi jumlah keseluruhan gabah per malai dan dikali 100%

10. Berat 1000 gabah

Dihitung pada saat panen dengan cara memisahkan gabah dari malai

kemudian menimbang dengan menggunakan timbangan analitik pada kadar air 14%.

11. Produksi ton ha-1

Diukur setelah panen dengan cara memisahkan gabah dari malai setiap

ulangan dan kemudian menimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

a. Analisis Data

19
Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya di analisis menggunakan

analisis ragam (Anova), jika perlakuan memberikan pengaruh yang nyata atau sangat

nyata maka akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5% untuk

mengetahui perbedaan antar perlakuan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Parameter Pertumbuhan

4.1.1 Tinggi Tanaman

Data rata-rata tinggi tanaman pada Tabel Lampiran 1a-5a, sedangkan sidik

ragamnya pada Tabel lampiran 1b-5b. Sidik ragamnya menunjukkan bahwa

pemberian dosis NPK pada padi gogo berpengaruh nyata pada umur 5,7,9,11 MST.

Sedangkan 13 MST berpengaruh tidak nyata. Rata-rata tinggi tanaman umur 5,7,9,11

MST pada pemberian dosis pupuk NPK disajikan pada table 4.1

Tabel 4.1. Rata-rata tinggi tanaman padi gogo lokal kultivar kalmarenja pada
pemberian dosis pupuk NPK umur 5,7,9 dan 11 MST

20
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.

Hasil uji BNJ 5% Tabel 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada umur

5,7,9,11 pada dosis pupuk NPK 600 ton ha -1 memiliki tinggi tanaman yang tidak

berbeda dengan dosis pupuk 400 ton ha-1 dan 500 ton ha-1. Tetapi berbeda dengan

perlakuan pada dosis pupuk NPK 100 ton ha-1, 200 ton ha-1, dan 300 ton ha-1

Perlakuan dosis pupuk NPK 600 ton ha -1 pada umur 5,7,9,11 MST mampu

meningkatkan tinggi tanaman pada awal pertumbuhan tanaman Hal ini disebabkan

karena pada pemberian pupuk yang tepat dapat mendukung pertumbuhan tanaman

padi. Hal ini didukung oleh (Prasetya, 2014) yang menyatakan bahwa Semakin

meningkat dosis pupuk, maka terjadi kenaikan pertumbuhan tinggi tanaman, hal ini

disebabkan bahwa dengan semakin dewasanya tanaman, maka sistem perakaran telah

berkembang dengan baik dan lengkap, sehingga tanaman semakin mampu menyerap

unsur N, P, dan K yang terdapat pada pupuk mutiara tersebut.

Hasil penelitian pada dosis NPK 600 ton ha -1 menghasilkan tinggi tanaman

67,03 umur (5 MST). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Made et al.

(2022) pada dosis NPK 600 ton ha -1 menghasilkan tinggi tanaman berturut-turut

21
adalah 81,56 (7 MST), 107,42 (9 MST) dan 218,84 (11 MST).

Tinggi tanaman umur 13 MST (Gambar 4.1) menunjukkan bahwa

pemberian NPK dengan dosis 100 ton ha-1 - 600 ton ha-1 cenderung terbaik

memberikan tinggi tanaman yang signifikan yakni dengan pemberian dosis pupuk

100 kg ha-1 dengan nilai 122,87 ,pemberian dosis pupuk 200 kg ha -1 dengan nilai

143,45 ,pemberian dosis pupuk 300 kg ha -1 dengan nilai 153,10 ,pemberian dosis

pupuk 400 kg ha-1 dengan nilai 166,04 , pemberian 500 kg ha-1 dengan nilai

183,32 ,pemberian 600 kg ha-1 dengan nilai 195,39.

Gambar 4.1 Rata-rata tinggi tanaman padi gogo kultivar kalmarenja

4.1.2 Jumlah Daun

Data rata-rata jumlah daun ditampilakan pada Tabel lampiran 7a-12a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 7b-12b. Sidik ragamnya

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik

terhadap jumlah daun padi gogo lokal kultivar Kalmarenja. Rata-rata jumlah daun

ditampilkan pada Tabel 4.2

22
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.

Tabel 4.2 Rata-rata jumlah daun padi gogo kultivar kalmarenja

Hasil uji BNJ 5% pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun

padi gogo kultivar kalmarenja pada umu 5 MST dengan pemberian NPK dengan

dosis 100-600 ton ha-1 cenderung terbaik memberikan jumlah daun yang signifikan

yakni dengan pemberian dosis pupuk 100 kg ha-1 dengan nilai 7,33 ,pemberian dosis

pupuk 200 kg ha-1 dengan nilai 8.,54 ,pemberian dosis pupuk 300 kg ha -1 dengan

nilai 8,93 ,pemberian dosis pupuk 400 kg ha -1 dengan nilai 9,34 , pemberian 500 kg

ha-1 dengan nilai 9,60 ,pemberian 600 kg ha-1 dengan nilai 10,74.

Berdasarkan hasil penelitian pada jumlah daun menunjukkan bahwa

semakin tinggi dosis pemberian pupuk NPK cenderung meningkatkan jumlah daun.

Hal ini dikarenakan jumlah daun berhubungan dengan tinggi tanaman, karena

semakin tinggi tanaman maka semakin banyak daun yang terbentuk. (Abu et al.,

2017). Jumlah daun yang lebih banyak menghasilkan fotosintat yang lebih banyak

karena semakin banyak jumlah daun klorofil yang ada juga semakin banyak dan

distribusi (pembagian) cahaya antar daun lebih merata (Made et al., 2022).

23
4.1.3 Panjang Helaian Daun

Data rata-rata panjang helaian daun ditampilakan pada Tabel lampiran 13a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 13b. Sidik ragamnya menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik terhadap panjang

helaian daun padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata panjang helaian

ditampilkan pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Rata-rata panjang helaian daun padi gogo kultivar kalmarenja

Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa pemberian NPK dengan dosis 200

ton ha-1 (N2) cenderung terbaik memberikan panjang helaian daun tertinggi yakni

dengan rata-rata 58,12 cm dan terendah terdapat pada dosis 500 ton ha -1 (N5) dengan

rata-rata 48,25 cm. Wuryaningsih dan Badriah, (2015) menyatakan bahwa panjang

daun dengan nilai tertinggi dapat dihasilkan dengan penggunaan pupuk dengan unsur

24
nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan unsur P dan K. Nitrogen merupakan

komponen yang menyusun protein dan enzim sebagai senyawa esensial tumbuhan.

Pembentukan protoplasma disebabkan karena adanya kandungan nitrogen, selain

pembentukan protoplasma yang tinggi, tingginya kandungan nitrogen menyebabkan

ukuran sel bertambah besar sehingga dapat meningkatkan panjang daun.

Karakter panjang daun sangat erat hubungannya dengan proses fotosintesis,

respirasi pada tanaman. Proses fotosintesis dapat menghasilkan karbohidrat dan

oksigen O2 dengan memanfaatkan CO2, air, dan cahaya matahari yang ada di alam,

dimana karbohidrat akan digunakan dan dimanfaatkan tanaman untuk kelangsungan

hidupnya (Huve et al., 2019; Susanto et al., 2020).

Tanaman yang memiliki daun yang panjang dapat mengakibatkan proses

penguapan air dari jaringan tanaman (transpirasi) yang lebih tinggi dibandingkan

tanaman yang memiliki daun yang pendek, karena daun yang panjang mempunyai

stomata yang lebih banyak dibandingkan dengan daun yang pendek dan akan

mengakibatkan tanaman lebih cepat layu dan membutuhkan air yang lebih banyak

(Munawaroh et al., 2016; Rahayu dan Harjoso, 2010).

4.1.4 Jumlah Anakan

Data rata-rata jumlah anakan ditampilakan pada Tabel lampiran 14a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 14b. Sidik ragamnya menunjukksn

bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap jumlah

25
anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata jumlah anakan ditampilkan

pada Gambar 4.3

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.

Tabel 4.3 Rata-rata jumlah anakan padi gogo lokal kultivar kalmarenja

Hasil uji BNJ 5% pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian NPK

dengan dosis 600 ton ha-1 (N6) cenderung terbaik memberikan jumlah anakan

tertinggi yakni dengan rata-rata 8,06 dan terendah terdapat pada dosis 200 ton ha -1

(N2) dengan rata-rata 5,40.

Pupuk NPK dapat menyediakan nutrisi bagi tanaman serta mampu

membantu penyediaan hara yang dibutuhkan tanaman padi gogo sehingga

pertambahan jumlah anakan dan jumlah anakan produktif tanaman dapat terjadi.

Hasil penelitian (Putra, 2012) penggunaan pupuk N, P, dan K dapat meningkatkan

tinggi tanaman, jumlah malai, berat gabah, bobot 1000 bulir, dan hasil produksi.

26
4.1.5 Umur Keluar Malai

Data rata-rata umur keluar malai ditampilakan pada Tabel lampiran 15a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 15b. Sidik ragamnya menunjukksn

bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap umur keluar

malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata umur keluar malai ditampilkan

pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Rata-rata umur keluar malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan waktu keluar

malai pada masing-masing dosis perlakuan yakni 98 hari. Pendapat Arraudeau dan

Vergara et al., (1992) bahwa perbedaan umur keluar malai disebabkan faktor genetik

tanam yakni umur tanaman. Perbedaan keluar malai pada varietas disebebkan oleh

perbedaan genotif yaitu lamanya fase vegetatif dari masing-masing varietas.

Pertumbuhan fase vegetatif tanaman berakhir dengan keluarnya malai yang disebut

27
dengan fase generatif. Apabila tanaman memilik fase vegetatif yang panjang, maka

akan memperlambat proses pembentukan malai.

4.1.6 Umur Panen

Data rata-rata umur panen ditampilakan pada Tabel lampiran 17a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 17b. Sidik ragamnya menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap umur panen

padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata umur panen ditampilkan pada

Gambar 4.4

Gambar 4.4 Rata-rata umur panen padi gogo kultivar kalmarenja

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan waktu panen

pada masing-masing dosis perlakuan yakni 134 hari. Menurut Yoshida et al. (1981)

dua sifat yang sangat disukai oleh petani, semakin pendek padi gogo dinilai lebih

28
baik karena ketersediaan air sangat penting pada saat pembentukan bunga. Menurut

Sujitno et al. (2011) umur panen yang pendek potensi hasilnya rendah karena

tanaman tidak mempunyai cukup waktu untuk menggunakan sinar matahari dan hara

didalam tanah.

Sesuai dengan pendapat Manurung dan Ismunadji et al. (1998) oleh fase

pertumbuhan vegetatif yang baik dan fase generatif yang baik pula sehingga tanaman

padi yang malainya keluar lebih cepat akan memiliki masa umur panen yang relatif

lebih singkat. Maisura et al. (2001) menambahkan bahwa umur berbunga sangat erat

hubungannyadengan umur panen.

4.2 Parameter Hasil

4.2.1 Panjang Malai

Data rata-rata panjang malai ditampilakan pada Tabel lampiran 18a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 18b. Sidik ragamnya menunjukksn

bahwa terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap panjang malai padi

gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata panjang malai ditampilkan pada Tabel 4.4

29
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.

Tabel 4.4 Rata-rata panjang malai padi gogo lokal kultivar kalmarenja

Hasil uji BNJ 5% Tabel 8 menunjukkan bahwa dosis 600 ton ha -1 (N6)

cenderung terbaik dengan memberikan panjang tertinggi yakn malai tertinggi yakni

49,89 cm dan terendah terdapat pada dosis perlakuan 100 ton ha -1 (N1) yakni 40.33

dikuti dengan 200 ton ha-1 (N2) yakni 43,98 cm, 300 ton ha-1 (N3) yakni 44,24 cm,

400 ton ha-1 (N4) yakni 46.31 cm, dan 500 ton ha -1 (N5) yakni 49.09 cm. Pemberian

pupuk NPK yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi

utamanya pemanjangan malai, karena pupuk NPK merupakan jenis pupuk yang

mengandung Unsur makro yang lengkap untuk pertumbuhan tanaman, (Pradipta et

al., 2017). Menurut (Hatta et al., 2010), panjang malai juga tergantung kepada

varietas tanaman itu sendiri, semakin panjang malai berpengaruh terhadap jumlah

gabah per malai.

4.2.2 Jumlah Gabah Permalai

Data rata-rata jumlah gabah permalai ditampilakan pada Tabel lampiran

19a, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 19b. Sidik ragamnya

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik terhadap

jumlah gabah permalai padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata jumlah gabah

permalai ditampilkan pada Tabel 4.5

30
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.

Tabel 4.5 Rata-rata jumlah gabah permalai padi gogo kultivar kalmarenja

Hasil uji BNJ 5% Tabel 9 dosis 600 ton ha -1 (N6) cenderung lebih baik

memberikan jumlah gabah permalai yakni 219,60 dan terendah terdapat pada dosis

perlakuan 100 ton ha-1 (N6) yakni 75.73.

Kemampuan tanaman untuk menghasil jumlah gabah dipengaruhi oleh

berbagai faktor salah satu faktor yang penting adalah karakteristik panjang malai dan

ketersedian hara. Adanya perbedaan panjang malai berpengaruh terhadap perbedaan

jumlah bakal gabah dengan kecenderungan semakin panjang malai semakin banyak

banyak bakal gabah yang terbentuk (Mahmud et al., 2014).

4.2.3 Presentasi Gabah Hampa

Data rata-rata presentasi gabah hampa ditampilakan pada Tabel lampiran

20a, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 20b. Sidik ragamnya

menunjukksn bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik

terhadap presentasi gabah hampa padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata

31
presentasi gabah hampa ditampilkan pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Rata-rata presentasi gabah hampa padi gogo kultivar kalmarenja

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa gabah hampa terendah terdapat pada dosis

600 ton ha-1 (N6) dengan rata-rata 5,97 dan diikuti dengan dosis 200 ton ha -1 (N2)

dengan rata-rata 5,99, kedua dosis memiliki selisis gabah hampa 0,01 sedangkan

gebah hampa tertinggi terdapat pada dosis 500 ton ha-1 (N5) dengan rata-rata 6,39.

Gabah hampa pada tanaman padi lebih dominan di pengaruhi oleh faktor

lingkungan di banding faktor genetik, itulah yang menyebabkan tanaman padi yang

di beri pemupukan dapat menurunkan persentase gabah hampa di banding dengan

yang tidak diberi perlakuan pemupukan (Hasmi et al., 2020).

Kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai cenderung merangsang proses

inisiasi malai menjadi sempurna, sehingga peluang terbentuknya bakal gabah

menjadi sempurna. Apabila saat proses pengisian gabah tidak diimbangi dengan

ketersediaan hara yang mencukupi akan banyak terbentuk gabah hampa.

32
Ketersediaan nutrisi yang cukup pada tanaman memacu pertumbuhan akar dan

pertumbuhan sistem perakaran tanam yang baik sehingga tanaman dapat mengambil

unsur hara lebih banyak. Semakin tinggi persentase gabah isi yang diperoleh

menandakan varietas tersebut mempunyai produktivitas yang tinggi (Mahmud dan

Purnomo, 2014).

4.2.4 Berat 1000 Gabah

Data rata-rata berat 1000 gabah ditampilakan pada Tabel lampiran 21a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 21b. Sidik ragamnya menunjukksn

bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik terhadap berat 1000

gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata berat 1000 gabah ditampilkan

pada Gambar 4.6

Gambar 4.6 Rata-rata berat 1000 gabah padi gogo lokal kultivar kalmarenja

Gambar 10 menunjukkan bahwa berat 1000 gabah cenderung terbaik

terdapat pada dosis 500 ton ha -1 (N5) dengan rata-rata 3,88 g dan terendah terdapat

33
pada dosis 300 ton ha-1 (N3) dengan rata-rata 3,70 g.

Hasil penelitian (Mustakim et al., 2019) mengemukakan bahwa karakter

bobot 1000 biji beberapa kultivar padi gogo memiliki nilai heritabilitas yang tinggi,

yang artinya karakter tersebut dapat diwariskan kegenerasi berikutnya sebab karakter

tersebut lebih dominan di pengaruhi oleh faktor genetik dibandingkan dengan faktor

lingkungan. Kandungan unsur hara yang cukup tersedia bagi tanaman merupakan

kandungan hara yang dibutuhkan dan dapat diserap oleh tanaman. Hal ini didukung

oleh (Kanfany et al., 2014), bahwa umumnya hasil gabah meningkat dengan

meningkatnya tingkat pupuk bagi tanaman.

4.2.5 Produksi ton ha-1


Data rata-rata produksi ton/ha ditampilakan pada Tabel lampiran 22a,

sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 22b. Sidik ragamnya menunjukksn

bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorganik terhadap produksi

ton/ha padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata produksi ton//ha ditampilkan

pada Gambar 4.7

34
Gambar 4.7 Rata-rata produksi ton/ha padi gogo lokal kutivar kalmarenja

Gambar 4.7 menunjukan bahwa dosis NPK 400 ton ha-1 (N4) cenderung

terbaik memberikan produksi ton ha-1 tertinggi yakni 2,06 dan terendah terdapat pada

[]dosis NPK 300 ton ha-1 (N3) dengan rata-rata 1,87.

Tanaman akan berproduksi optimum bila unsur hara didalam tanah mampu

diserap dalam jumlah yang cukup. Produksi juga didukung oleh beberapa parameter

pendukung seperti jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai,

dan bobot 1000 gabah. (Samudin et al., 2020). Menurut (Nazirah et al., 2015),

tingginya produksi suatu varietas mungkin disebab kan oleh faktor genetik dan

kultivar tersebut yang memang mempunyai potensi hasil yang lebih baik.

4.2.6 Jumlah Anakan Produktif

Data rata-rata jumlah anakan produktif ditampilakan pada Tabel lampiran

35
16a, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel lampiran 16b. Sidik ragamnya

menunjukksn bahwa tidak terdapat pengaruh berbagai dosis pupuk anorgani terhadap

jumlah anakan produktif padi gogo lokal kultivar kalmarenja. Rata-rata jumlah

anakan produktif ditampilkan pada Tabel 4.6

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama, masing-
masing perlakuan tidak berbeda taraf BNJ 0.05.

Tabel 4.6 Rata-rata jumlah anakan produktif padi gogo kultivar kalmarenja

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dosis 600 ton ha -1 (N6) cenderung terbaik

dengan memberikan jumlah anakan produktif tertinggi yakni 11,40 dan terendah

terdapat pada dosis perlakuan 100 ton ha -1 (N1) dikuti dengan 300 ton ha-1 (N3) yakni

8,27 dan 8,80.

Pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman padi

(tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun) (Pradipta et al., 2017). Diperkuat

36
oleh (Yetti dan Adrian, 2010) bahwa jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman

memiliki sifat genetik yang baik ditambah dengan keadaan lingkungan yang

menguntungkan atau sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Dosis Pupuk NPK


Berdasarkan hasil penelitian tentang respons pertumbuhan dan hasil kultivar

Kalmarenja terhadap permberian dosis pupuk NPK diketahui bahwa terdapat

pengaruh nyata dari pemberian dosis pupuk NPK terhadap semua parameter yang

diamati kecuali parameter tinggi tanaman umur 13 MST, panjang helaian daun, umur

keluar malai, umur panen, presentasi gabah hampah,berat 1000 gabah, produksi

ton/ha-1. Hasil parameter nyata menunjukan bahwa setiap dosis pupuk NPK memiliki

keunggulan yang berbeda dengan dosis pupuk NPK lainnya seperti dapat

dicontohkan bahwa dosis pupuk 600 kg/ha-1 memiliki keunggulan pada semua

parameter yang diamati dibandingkan dosis pupuk lainnya.

37
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dosis pupuk NPK 500

ton ha-1 memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 3 MST yakni 111,87

cm namun tidak berpengaruh pada semua parameter amatan dan dosis NPK 400 ton

ha-1 cenderung terbaik memberikan produksi tertinggi yakni 2,06.

5.2 Saran

Dari pembahasan dan kesimpulan disarankan untuk melanjutkan penelitian

dengan menggunakan dosis pupuk NPK 500 ton ha -1 pada kultivar padi gogo yang

sama atau kultivar yang berbeda.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abu, R.L., Z. Basri, dan U. Made, 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Padi Terhadap Kebutuhan Nitrogen Menggunakan Bagan Warna Daun.
Agroland: 24(2):119-127.

Badan Pusat Statik, 2021. Luas Panen dan Produksi Padi Di Indonesia 2019.Tersedia
Di,https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/10/15/1757/luas-panen- produksi-
padi-pada-tahun-2020-mengalami-kenaikan-dibandingkan-tahun-201 masing-
masing-sebesar-1-02-dan-1-02-persen-.html. Di Akses Pada Tanggal 20
Februari 2021.

Hatta, S., I. Cincera, T.I. Frion, V. Ughini, M Gatti, A. Palliotti, and S. Poni, 2010.
Relationship Among Night Temperature, Carbohydrate Translocation And
Inhibition Of Grapevine Leaf Photosynthesis. Environmental and
Experimental Botany. 157: 293–298.

Hasmi, I., L.M. Zarwazi, Widyantoro dan A. Ruskandar. 2020. Pengaruh Pemupukan

39
Npk Majemuk Dan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Gogo. Jurnal
Agroswagati. 8(2) : 80-85.

Hüve, K., I. Bichele, H. Kaldmäe, B. Rasulov, F. Valladares, and U. Niinemets,


2019. Responses of Aspen Leaves to Heatflecks: Both Damaging and Non-
Damaging Rapid Temperature Excursions Reduce Photosynthesis. Plants.
8(6): 145-154.

Fatirahma, F., dan D. Kastono, 2020. Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Hasil
Bawang Merah (Allium cepa L.) Aggregatum group Di Lahan Pasir.
Vegetalika 9(1): 305-315.

Fransiska,G.D., Sulistyawati, dan Pratiwi,S.H., 2017. Respon pemberian pupuk


organic dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga
(Brassica oleracea, L.) dataran rendah. Jurnal Agroteknologi Merdeka
Pasuruan. 1(2): 1-10.

Jauhari, S., N. Widyawati, dan E. Winarni, 2020. Keragaan Pertumbuhan dan


Produksi Tiga Varietas padi Pada Rekomendasi Pemupukan yang Berbeda.
Pangan. 30(1): 1-12.

Kanfany, G., E.K. RaafaKabirou, 2014. Assessment of rice inbred lines and hybrids
under low fertilizer levels in Senegal. Sustainability. 6: 1153-1162.

Kementerian Pertanian, 2018. Data Tanaman Pangan. Tersedia di http://www.


pertanian.go.id. Diakses pada Tanggal 5 Juli 2021.

Kurnianti F, T. Surdartini, 2015. Pengaruh Kombinasi Pupuk Majemuk NPK dan


Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pakcoy (Brassica rapa

40
L.) Pada Penanaman Model Vertikultur. Jurnal Siliwangi, 1(1): 41-50.

Made, U., Mustakim dan Ayu Al Waalibau M. 2022. Pertumbuhan Dan Hasil Padi
Gogo Kultivar Buncaili Pada Berbagai Dosis Pupuk NPK. AGROLAND:
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN. 29(2) : 164-172.

Maemunah, S. Samudin, dan Mustakim, 2021. Penampilan 3 Galur Padi Gogo (Oryza
sativa L.) Lokal Hasil Seleksi Massa. Agrotekbis. 9(2): 360-365.

Mahmud, Y., dan S.S. Purnomo, 2014. Keragaman Agronomis Beberapa Varietas
Unggul Baru Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Model Pengelolaan
Tanaman Terpadu. Jurnal Ilmiah Solusi. 1(1): 1-10.

Montolalu, I.R., 2015. Beberapa sistem tanam pada tanaman padi sawah (Oryza
Sativa L.). Jurnal ilmiah Unklab. 19(1): 12-21.

Mustakim, S. Samudin, dan Maemunah, 2019. Genetic Diversity, Heritability And


Correlation Between Local Cultivars Of Upland Rice. Agroland: The
Agricultural Sciences Journal. 6(1) : 20-26.

Munawaroh, L., E. Sulistyono, dan I. Lubis, 2016. Karakter Morfologi dan Fisiologi
yang Berkaitan dengan Efisiensi Pemakaian Air pada Beberapa Varietas Padi
Gogo. Jurnal Agronomi Indonesia. 44(1): 1-7.
Manurung dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Padi Buku1. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Maisura. 2001. Daya Interaksi Antara Beberapa Varietas Dengan Berbagai Devisiensi
Air Fase Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merril) Berdasarkan
Pertumbuhan Produksi Dan Kandungan Prolinnya. Tesis S2 Pasca Sarjana
Universitas Andalas. Padang. Tidak Dipubilasikan.

Nazirah, L., B. Sengli, J. Damanik. 2015. Pertumbuhan dan hasil tiga varietas padi
gogo pada perlakuan pemupukan. Jurnal Floratek. 10: 54-60.

Putra, O.D., S. Samudin., dan I. Lakani. 2014. Karakterisasi Genotip Padi Lokal
Kamba Asal Dataran Lore. Agrotekbis. 2(2): 146-154.

Prabukesuma, M.A., H. Hamim dan N. Nurmauli, 2015. Pengaruh Waktu Aplikasi


dan Dosis Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza
Sativa L.). J. Agrotek Tropika. 3(1): 106-112.

41
Pradipta, A.P., A. Yunus, dan Samanhudi. 2017. Hasil padi hibrida genotipe T1683
pada berbagai dosis pupuk NPK. Agrotech Research Journal. 1(2): 24-28.

Prasetya, M.E., 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting Varietas
Arimbi (Capsicum annuum L.). Jurnal Agrifor. 8(2): 191-198.

Rahayu, A.Y., dan T. Harjoso, 2010. Karakter Agronomis dan Fisiologi Padi Gogo
yang di Tanam Pada Media Tanah Bersekam pada Kondisi Air di Bawah
Kapasitas Lapang. Akta Agrosia. 13(1): 40-49.

Rembang, J.H.W., A.W. Rauf, dan J.O.M. Sondakh, 2018. Karakter Morfologi Padi
Sawah Lokal Di Lahan Petani Sulawesi Utara. Buletin Plasma Nutfah. 24(1):
18.

Ruminta, A., Wahyudin.,dan M.L. Hanifa, 2017. Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk
Organik Kelinci terhadap Hasil Sorgum (Sorghum bicolor [Linn.] Moench) di
Lahan Tadah Hujan Jatinangor. Jurnal Kultivasi. 16(2): 362-367

Samudin, S., Maemunah, Adrianton, Mustakim, Dan Yusran, 2020. Daya Hasil
Beberapa Kultivar Padi Gogo Lokal Asal Kabupaten Tojo Una-Una Dan Sigi.
Agroland: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 27(2): 183-190

Sandiana, I.G.M., S. Samudin, Dan U. Made, 2021. Karakter Morfologi Beberapa


Kultivar Padi Gogo Lokal. Agrotekbis. 9(2): 323-329.

Siagian, I.C., S. Yuliasari, D. Musaddad, dan Y. Sastro, 2020. Peningkatan


Produktivitas Jagung dan Padi Gogo Pada Lahan Kering Melalui Sistem Tanam
Tumpangsari. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
23(3): 361-374.

Simanjuntak, C.P.S., J. Ginting dan Meiriani, 2015. Pertumbuhan dan Produksi Padi
Sawah Pada Beberapa Varietas dan Pemberian Pupuk NPK. Agroekoteknologi.
3(4): 1416-1424

Siregar, A.F., Dan W.A. Yusuf, 2020. Ameliorasi Berbasis Unsur Hara Silika di
Lahan Rawa. Jurnal Sumber daya Lahan. 14(1): 37-47.

42
Sujitno, E., T. Fahmi dan S. Teddy. 2011. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul
Padi Gogo pada Lahan Kering Dataran Rendah di Kabupaten Garut. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol.14(1): 62–69.

Susanto, A., A.E. Prasetyo, H. Priwiratama, dan M. Syarovi, 2020. Laju fotosintesis
pada tanaman kelapa sawit terinfeksi karat daun Cephaleuros virescen. Jurnal
Fitopatologi Indonesia. 16(1): 21–29.

Suryana, 2016. Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Tani Terpadu Berbasis
Kawasan Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian. 35(2): 57-68.

Tando, E, 2018. Upaya efisiensi dan peningkatan ketersedian nitrogen dalam tanah
serta serapan nitrogen pada tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) Buana
Sains. 18(2) : 171-180.

Utama, M. Z. H. 2015. Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal,


Penerbit Andi. Yogyakarta.

Widiatmika, I,K,D., G. Wijana, Dan I.N. Artha, 2017. Pengaruh beberapa jenis pupuk
dan umur bibit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.)
Agrotop. 7(2): 189-198.

Wiwik, H., dan W.K. Ladiyani, 2015. Pengaruh pupuk majemuk NPKS dan NPK
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah Pada Inceptisol. Jurnal
Sumberdaya Alam. 34(3) 175-186.

Wuryaningsih, S., dan D.S. Badriah, 2015. Pengaruh Macam dan Fruekuensi Pupuk

43
Anorganik terhadap Pertumbuhan Anggrek Bulan. Prosiding Simposium
Hortikultura Nasional. Malang. P. 459-465

Vergara, S.B. 1985. Physiological and Morphological Adaptability of Rice Varieties


to Climate. In Climate and Rice. IRRI. Philippines.

Yetti, H., dan Ardian, 2010. Pengaruh penggunaan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan produksi padi sawah (Oryza sativa L.) varietas IR 42 dengan
metode SRI (System Of Rice Intensification). Sagu. 9(1): 21- 27.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of rice crop science. IRRI. Los Banos. Laguna.
Philippines

Zulhaedar, F., dan Mardiana, 2017. Kearifan Lokal Budidaya Padi Gogo Di Lahan
Sub Optimal Kabupaten Lombok Utara. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi
Spesifik Lokal Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN.

LAMPIRAN

44
45
ULANGAN 1 ULANGAN 2 ULANGAN 3 ULANGAN 4 U
N6 U1 N4U2 N2U3 N1U4
N5 U1 N6U2 N5U3 N3U4
N2U1 N3U2 N0U3 N0U4
N4U1 N1U2 N3U3 N5U4
N1U1 N0U2 N4U3 N2U4
N0U1 N2U2 N1U3 N6U4
N3U1 N5U2 N6U3 N4U4
DENAH PENELITIAN
U

46
47
Tabel Lampiran 1a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 5
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 44,26 37,51 58,37 32,27 172,41 43,10
N2 49,37 40,25 57,26 37,43 184,31 46,08
N3 50,38 59,32 50,17 50,35 210,22 52,56
N4 51,28 64,31 62,34 54,24 232,17 58,04
N5 59,21 69,27 63,36 52,35 244,19 61,05
N6 67,38 71,27 64,23 65,25 268,13 67,03
Total 321,88 341,93 355,73 291,89 1311,43 327,86

Tabel Lampiran 1b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 5
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 384,05 128,02 3,18 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 1667,94 333,59 8,29 2,90 4,56 **
Galat 15 603,71 40,25
Total 23 2655,70
KK = 12%

Keterangan: ** = sangat nyata


tn = tidak nyata

48
Tabel lampiran 2a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 7
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 55,52 52,23 62,33 53,27 223,35 55,84
N2 64,34 56,46 66,24 53,34 240,38 60,10
N3 67,24 71,36 73,54 53,37 265,51 66,38
N4 72,32 73,56 74,37 64,32 284,57 71,14
N5 80,53 75,43 75,46 69,43 300,85 75,21
N6 85,31 79,34 87,32 74,26 326,23 81,56
Total 425,26 408,38 439,26 367,99 1640,89 410,22

Tabel lampiran 2b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 7
MST

F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 476,05 158,68 13,37 3,29 5,42 **
Perlakuan 5 1831,70 366,34 30,88 2,90 4,56 **
Galat 15 177,98 11,87
Total 23 2485,73
KK = 5%

Keterangan: ** = sangat nyata

49
Tabel lampiran 3a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 9
MST

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata


N1 76,36 68,43 82,51 57,53 284,83 71,21
N2 88,34 91,34 88,53 69,32 337,53 84,38
N3 96,54 95,51 97,43 81,34 370,82 92,71
N4 97,57 101,27 100,52 95,24 394,60 98,65
N5 112,24 110,56 116,54 97,36 436,70 109,18
N6 117,53 113,36 91,43 107,37 429,69 107,42
Total 588,58 580,47 576,96 508,16 2254,17 563,54

Tabel lampiran 3b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 9
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 693,44 231,15 4,57 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 4182,81 836,56 16,53 2,90 4,56 **
Galat 15 759,34 50,62
Total 23 5635,59
KK = 8%
Keterangan: tn = tidak nyata
** = sangat nyata

50
Tabel lampiran 4a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 11
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 88 111,25 87,43 87,43 374,42 149,77
N2 105,24 118,59 95,52 95,35 414,70 165,88
N3 123,37 122,53 115,53 100,26 461,69 184,68
N4 133,58 125,43 120,43 113,54 492,98 197,19
N5 135,32 140,46 120,46 116,43 512,67 205,07
N6 136,64 156,55 138,58 115,32 547,09 218,84
Total 722,46 774,81 677,95 628,33 2803,55 1121,42

Tabel lampiran 4b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 11
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 1953,44 651,15 15,40 3,29 5,42 **
Perlakuan 5 5127,31 1025,46 24,25 2,90 4,56 **
Galat 15 634,29 42,29
Total 23 7715,05
KK = 3%

Keterangan: ** = sangat nyata

51
Tabel lampiran 5a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 13
MST
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 145,34 127,31 115,41 103,43 491,49 122,87
N2 157,43 133,36 154,57 128,42 573,78 143,45
N3 167,45 147,24 168,38 129,33 612,40 153,10
N4 178,32 158,27 178,34 149,23 664,16 166,04
N5 198,38 168,38 198,27 168,26 733,29 183,32
N6 202,35 176,43 202,42 200,34 781,54 195,39
Total 1049,27 910,99 1017,39 879,01 3856,66 964,17

Tabel lampiran 5b. Sidik ragam Tinggi Tanaman Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik Umur 13
MST
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 3359,12 1119,71 12,80 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 14119,03 2823,81 32,29 2,90 4,56 tn
Galat 15 1311,81 87,45
Total 23 18789,96
KK = 6%

Keterangan: tn = tidak nyata

52
Tabel lampiran 6a. Rata-rata Jumlah Daun Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata


N1 4,33 3,17 5,5 5,33 18,33 7,33
N2 5,17 5,83 5,17 5,17 21,34 8,54
N3 5,67 5,33 5,83 5,5 22,33 8,93
N4 5,83 6,67 5,17 5,67 23,34 9,34
N5 5,5 6,5 6,67 5,33 24,00 9,60
N6 5,33 6,33 7,33 7,87 26,86 10,74
Total 31,83 33,83 35,67 34,87 136,20 54,48

Tabel lampiran 6b. Sidik ragam Jumlah Daun Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

F TAB Notasi
SK DB JK KT F HIT
5% 1%
Kelompok 3 1,38 0,46 0,78 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 10,12 2,02 3,42 2,90 4,56 *
Galat 15 8,89 0,59

53
Total 23 20,39
KK = 8%

Keterangan : tn = tidak nyata


*= nyata

Tabel lampiran 7a. Rata-rata Panjang Helaian Daun Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 72,34 47,32 51,41 33,23 131,96 43,99
N2 59,24 54,31 73,32 46,24 233,11 58,28
N3 51,23 50,35 70,33 41,43 213,34 53,34
N4 63,33 44,26 45,43 61,32 214,34 53,59
N5 62,43 49,23 36,27 46,35 194,28 48,57
N6 65,41 68,34 37,33 32,43 203,51 50,88
Total 301,64 313,81 314,09 261,00 1190,54 308,63

Tabel lampiran 7b. Sidik ragam Panjang Helaian Daun Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 315,09 105,03 0,41 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 1534,86 306,97 1,20 2,90 4,56 tn
Galat 15 3846,68 256,45
Total 23 5696,63

54
KK = 31%

Keterangan: tn = tidak nyata

Tabel lampiran 8a. Rata-rata Jumlah Anakan Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata


N1 5,33 3,5 2,67 3,83 15,33 6,13
N2 3,17 2,83 3,33 4,17 13,50 5,40
N3 3,5 3,17 2,83 4,33 13,83 5,53
N4 3,67 3,33 3,17 4,67 14,84 5,94
N5 4,17 4,83 3,5 4,5 17,00 6,80
N6 4,33 4,17 5,33 6,33 20,16 8,06
Total 24,17 21,83 20,83 27,83 94,66 37,86

Tabel lampiran 8b. Sidik ragam Jumlah Anakan Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 4,83 1,61 3,77 3,29 5,42 *
Perlakuan 5 7,69 1,54 3,59 2,90 4,56 *

55
Galat 15 6,42 0,43
Total 23 18,94
KK = 10%

Keterangan: * = nyata

Tabel lampiran 9a. Rata-rata Umur Keluar Malai Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata


N1 98,00 98,00 98,00 98,00 392,00 98,00
N2 98,00 98,00 98,00 98,00 392,00 98,00
N3 98,00 98,00 98,00 98,00 392,00 98,00
N4 98,00 98,00 98,00 98,00 392,00 98,00
N5 98,00 98,00 98,00 98,00 392,00 98,00
N6 98,00 98,00 98,00 98,00 392,00 98,00
Total 588,00 588,00 588,00 588,00 2352,00 588,00

Tabel lampiran 9b. Sidik ragam Umur Keluar Malai Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%

56
Kelompok 3 0,00 0,00 0,00 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 0,00 0,00 0,00 2,90 4,56 tn
Galat 15 0,00 0,00
Total 23 0,00
KK = 0%

Keterangan : tn = tidak nyata

Tabel lampiran 10a. Rata-rata Jumlah Anakan Produktif Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 2,33 3,83 2,33 3,17 11,66 4,66
N2 3,17 2,67 3,83 2,67 12,34 4,94
N3 3,83 3,33 2,17 4,33 13,66 5,46
N4 3,50 3,67 3,50 4,83 15,50 6,20
N5 4,67 4,50 3,67 3,50 16,34 6,54
N6 4,33 4,17 4,83 5,67 19,00 7,60
Total 21,83 22,17 20,33 24,17 88,50 35,40

Tabel lampiran 10b. Sidik ragam Jumlah Anakan Produktif Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

57
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 1,25 0,42 0,84 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 9,42 1,88 3,80 2,90 4,56 *
Galat 15 7,44 0,50
Total 23 18,11
KK = 12%

Keterangan: tn = tidak nyata


*= nyata

Tabel lampiran 11a. Rata-rata Umur Panen Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata


N1 134,00 134,00 134,00 134,00 536,00 134,00
N2 134,00 134,00 134,00 134,00 536,00 134,00
N3 134,00 134,00 134,00 134,00 536,00 134,00
N4 134,00 134,00 134,00 134,00 536,00 134,00
N5 134,00 134,00 134,00 134,00 536,00 134,00
N6 134,00 134,00 134,00 134,00 536,00 134,00
Total 804,00 804,00 804,00 804,00 3216,00 804,00

58
Tabel lampiran 11b. Sidik ragam Umur Panen Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 0,00 0,00 0,00 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 0,00 0,00 0,00 2,90 4,56 tn
Galat 15 0,00 0,00
Total 23 0,00
KK = 0%

Keterangan: tn = tidak nyata

Tabel lampiran 12a. Rata-rata Panjang Malai Padi Gogo Lokal Kultivar Kalmarenja
Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata


N1 20,52 25,32 30,43 24,56 100,83 40,33
N2 25,43 25,53 32,46 26,53 109,95 43,98
N3 25,54 25,93 30,54 28,59 110,60 44,24
N4 25,53 27,43 32,37 30,45 115,78 46,31

59
N5 27,34 31,46 30,46 33,47 122,73 49,09
N6 27,56 35,27 30,53 31,36 124,72 49,89
Total 151,92 170,94 186,79 174,96 684,61 273,84

Tabel lampiran 12b. Sidik ragam Panjang Malai Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 104,83 34,94 7,18 3,29 5,42 **
Perlakuan 5 98,91 19,78 4,06 2,90 4,56 *
Galat 15 73,04 4,87
Total 23 276,78
KK =5%

Kererangan: * = nyata
** = sangat nyata

Tabel lampiran 13a. Rata-rata Jumlah Gabah Per Malai padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 32,83 40,33 48,33 67,83 189,32 75,73
N2 44,17 56,67 52,17 83,67 236,68 94,67

60
N3 51,50 65,17 121,5 86,17 324,34 129,74
N4 63,67 81,33 150,33 113,33 408,66 163,46
N5 83,33 112,5 170,83 127,5 494,16 197,66
N6 124,17 112,83 188,17 123,83 549,00 219,60
Total 399,67 468,83 731,33 602,33 2202,16 880,86

Tabel lampiran 13b. Sidik ragam Jumlah Gabah Per Malai Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 10800,92 3600,31 9,93 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 25350,64 5070,13 13,98 2,90 4,56 **
Galat 15 5439,47 362,63
Total 23 41591,04
KK = 13%

Keterangan: tn = tidak nyata


** = sangat nyata

Tabel lampiran 14a. Rata-rata Presentase Gabah Hampah Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata

61
N1 70,33 60,00 52,08 35,06 217,47 54,37
N2 54,90 58,68 31,91 36,36 181,85 45,46
N3 40,70 54,90 29,08 31,40 156,08 39,02
N4 34,67 50,00 27,93 29,20 141,80 35,45
N5 22,89 25,89 23,81 22,62 95,21 23,80
N6 17,98 16,00 20,63 13,56 68,17 17,04
Total 241,47 265,47 185,44 168,20 860,58 215,15

Tabel lampiran 14b. Sidik ragam Presentase Gabah Hampah Padi Gogo Lokal
Kultivar Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 1051,97 350,66 5,87 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 3777,48 755,50 12,64 2,90 4,56 tn
Galat 15 896,20 59,75
Total 23 5725,66
KK = 22%

Keterengan: tn = tidak nyata

Tabel lampiran 15a. Rata-rata Berat 1000 Gabah Padi Gogo Lokal Kultivar

62
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata
N1 34,00 34,00 38,00 37,00 143,00 35,75
N2 37,00 31,00 38,00 37,00 143,00 35,75
N3 39,00 33,00 38,00 38,00 148,00 37,00
N4 37,00 38,00 36,00 42,00 153,00 38,25
N5 36,00 39,00 40,00 38,00 153,00 38,25
N6 39,00 39,00 39,00 37,00 154,00 38,50
Total 222,00 214,00 229,00 229,00 894,00 223,50

Tabel lampiran 15b. Sidik ragam Berat 1000 Gabah Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 25,50 8,50 1,76 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 32,50 6,50 1,34 2,90 4,56 tn
Galat 15 72,50 4,83
Total 23 130,50
KK = 6%

Keterangan: tn = tidak nyata

63
Tabel lampiran 16a. Rata-rata Produksi ton h-1 Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-rata


N1 3,78 3,78 4,22 4,11 15,89 3,97
N2 4,11 3,44 4,22 4,11 15,88 3,97
N3 4,33 3,67 4,22 4,22 16,44 4,11
N4 4,11 4,22 4,00 4,67 17,00 4,25
N5 4,00 4,33 4,44 4,22 17,00 4,25
N6 4,33 4,33 4,33 4,11 17,11 4,28
Total 24,67 23,77 25,44 25,44 99,32 24,83

Tabel lampiran 16b. Sidik ragam Produksi ton h-1 Padi Gogo Lokal Kultivar
Kalmarenja Pada berbagai Dosis Pupuk Anorganik
F TAB
SK DB JK KT F HIT Notasi
5% 1%
Kelompok 3 0,32 0,11 1,76 3,29 5,42 tn
Perlakuan 5 0,40 0,08 1,34 2,90 4,56 tn
Galat 15 0,90 0,06
Total 23 1,61
KK = 6%
Keterangan: tn = tidak nyata

64
DOKUMENTASI

Gambar 1. Pembuatan Bedeng

Gambar 2. Penanam Padi

65
Gambar 3. Pengukuran Tinggi Tanaman

Gambar 4. Pengamatan dan Pemanenan

66
Gambar 5. Hasil Panen dan Penimbangan Hasil Panen

BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Nana Rahmasari, lahir pada tanggal

06 Agustus 2000, anak kedua dari Ayahanda I Nyoman Karya

dan Ibunda Mardalena. Riwayat pendidikan penulis pada tahun

2006 penulis melanjutkan ke jenjang selanjutnya di SDN INTI

TONDO dan selesai pada tahun 2012. Kemudian Pada tahun

yang sama melanjutkan studi di SMP Negeri Model Terpadu Madani dan selesai pada

tahun 2015. Setelah itu, pada tahun yang sama melanjutkan studi di SMA Negeri 5

PALU dan selesai pada tahun 2018. Kemudian pada tahun yang sama pula, penulis

mendaftarkan diri di Universitas Tadulako dan Lulus Seleksi Jalur Nasional

67
(SNMPTN) dan diterima di Fakultas Pertanian pada Program Studi Agroteknologi,

Palu, Sulawesi Tengah

68

Anda mungkin juga menyukai