Anda di halaman 1dari 54

PRODUKSI BUAH KOPI LANANG PADA

BERBAGAI UMUR TANAMAN

Oleh
ERIK KARNANDO
NPM. 01011200015

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSI RAWAS

LUBUKLINGGAU

2016
PRODUKSI BUAH KOPI LANANG PADA

BERBAGAI UMUR TANAMAN

Oleh

ERIK KARNANDO
NPM. 01011200015

SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSI RAWAS

LUBUKLINGGAU

2016
PRODUKSI BUAH KOPI LANANG PADA

BERBAGAI UMUR TANAMAN


Skripsi berjudul

PRODUKSI BUAH KOPI LANANG PADA

BERBAGAI UMUR TANAMAN

Oleh

ERIK KARNANDO

01011200015

Telah diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pembimbing I

Lubuklinggau, Agustus 2016


Etty Safriyani, SP, M.Si Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Musi Rawas
Pembimbing II Dekan

Ir. Holidi, M.Si Etty Safriyani, SP, M.Si


LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Sarjana di :

Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian Universitas Musi Rawas

Tanggal Ujian : 06 Agustus 2016

Judul Skripsi : Produksi Buah Kopi Lanang Pada Berbagai Umur

Tanaman

Tim Penguji :

1. Etty Safriyani, SP., M.Si 1. .............................

2. Ir. Holidi, M.Si 2. ..............................

3. Nely Murniati, SP., M.Si 3. ............................

4. Wartono, SP., M.Si 4. ...............................

Disahkan Oleh :

Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi

Dekan Ketua

Etty Safriyani, SP., M.Si Sumini, SP., M.Si


HALAMAN PERSEMBAHAN

“ Keberhasilan Adalah Sebuah Proses.


Niatmu Adalah Awal Keberhasilan.
Peluh Keringatmu Adalah Penyedapnya.
Tetesan Air Matamu Adalah Pewarnanya.
Doamu dan Doa Orang-Orang Di Sekitarmu Adalah Bara Api Yang
Mematangkannya.
Kegagalan Di Setiap Langkahmu Adalah Pengawetnya.
Maka Dari Itu, Bersabarlah!
Allah Selalu Menyertai Orang-Orang Yang Penuh Kesabaran Dalam Proses Menuju
Keberhasilan.
Sesungguhnya Kesabaran Akan Membuatmu Mengerti Bagaimana Cara
Mensyukuri Arti Sebuah Keberhasilan.”

“ Ku Olah Kata, Kubaca Makna, Kuikat Dalam Alinea, Kubingkai Dalam Bab
Sejumlah Lima, Jadilah Mahakarya, Gelar Sarjana Kuterima, Orangtua, Dan
Keluarga Pun Bahagia.”

Kupersembahkan skripsi ini untuk :


 Kedua orang tuaku Ayah dan Ibuku tercinta yang
selalu memberikan kasih sayang, do’a, serta
dukungan penuh demi cita-citaku.

 Sanak, saudaraku tersayang.

 Dosen pembimbing serta seluruh dosen dan staf


pegawai di fakultas pertanian UNMURA.

 Keluarga besar MPA UNMURA.


 Sahabat dan rekan – rekan seperjuangan.
 Almamater ku tercinta Fakultas Pertanian
UNMURA.
RINGKASAN

PRODUKSI BUAH KOPI LANANG PADA BERBAGAI UMUR


TANAMAN

ERIK KARNANDO
NPM. 01011200015

Dibimbing Oleh :

Ir. Holidi, M.Si


Etty Safriyani, SP, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi buah kopi lanang pada
berbagai umur tanaman.

Penelitian ini telah dilaksanakan di beberapa kebun petani yang terletak di Desa
Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong
Provinsi Bengkulu dengan ketinggian tempat 100 m dpl – 500 meter di atas
permukaan laut yang berlangsung pada bulan Februari sampai April 2016. Metode
yang digunakan adalah metode survey di perkebunan kopi petani di Desa Karang
Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu dengan cara melakukan observasi lapangan, mengumpulkan data terkait
mengenai tanaman kopi. Adapun umur tanaman kopi yang dijadikan penelitian
ini adalah umur dua tahun, tiga tahun, empat tahun, lima tahun, enam tahun, tujuh
tahun, delapan tahun, tujuh belas tahun, dan delapan belas tahun.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan pertumbuhan tanaman kopi


umur 2 tahun 158,2 cm dan pada umur 18 tahun 349,4 cm. Laju pertumbuhan
tanaman tertinggi umur 2 sampai 7 tahun, dengan rata-rata pertumbuhan adalah
25,48 cm per tahun. Produksi kopi berkisar antara 194,2 g sampai 756 g terus
meningkat dari umur 2 sampai 6 tahun. Puncak produksi terjadi pada umur 6
tahun, dan cenderung menurun seiring bertambahnya umur. Produksi buah kopi
lanang berkisar antara 35,5 g sampai 143,2 g, dengan rata-rata 131,3 g.
RIWAYAT HIDUP

Erik Karnando, dilahirkan di Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding
Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu pada tanggal 11 Januari 1992, anak
kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Syafe’in dan Ibu Suryani.

Penulis menyelesaikan pandidikan dasar di SDN Dusianmas, Kecamatan Kota


Padang, Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Padang Ulak Tanding, Kecamatan
Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2007 dan Sekolah
Menengah Atas SMK Negeri 1 Padang Ulak Tanding Kecamatan Padang Ulak
Tanding, Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2010.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Musi Rawas pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian. Pada tahun 2015 penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Praktek Lapang (K2PL) di Di Kelompok Tani Restu
Di Desa Pedang Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas. Tahun 2016
penulis melakukan penelitian di Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak
Tanding Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang berjudul Produksi
Buah Kopi Lanang Pada Berbagai Umur Tanaman sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Musi Rawas.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ERIK KARNANDO


Tempat dan Tanggal Lahir : Karang Baru, 11 Januari 1992
Program Studi : Agroteknlogi
NPM : 01011200015

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Seluruh data, informasi, inteprestasi serta pernyataan dalam pembahasan dan


kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan
sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan, serta
pemikiran saya dengan pengarahan dari pembimbing yang ditetapkan.

2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapat gelar akademik, baik di Universitas Musi Rawas maupun di
Perguruan Tinggi lainnya.

Demikianlah pernyataan ini dibuat sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari


ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut diatas, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar yang saya
peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini.

Lubuklinggau, Agustus 2015


Yang membuat pernyataan
materai 6000

ERIK KARNANDO
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia

dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul

“Produksi Buah Kopi Lanang Pada Berbagai Umur Tanaman”, yang merupakan

salah satu syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak terutama pada Ibu Etty Safriyani SP., M.Si Selaku Dosen

pembimbing I, dan Bapak Ir. Holidi, M.Si Selaku dosen pembimbing II, Ibu

Sumini, SP., M.Si, selaku ketua prodi Fakultas Pertanian, serta seluruh dosen dan

staf Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas, tidak lupa penulis juga

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua

tercinta yang selalu memberi doa dan dukungan yang tak terhingga demi cita-cita

penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin . . .

Lubuklinggau, Agustus 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL .................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii

I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan Penelitian 4

1.3. Hipotesis Penelitian 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Klasifikasi Tanaman Kopi 5

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi 6

2.3. Karakteristik Buah Kopi 8

2.4. Kopi Lanang 10

III. PELAKSANAAN PENELITIAN 11

3.1. Tempat dan Waktu 11

3.2. Bahan dan Alat 11

3.3. Metede Penelitian 11

3.4. Analisis Data 12

3.5. Cara Kerja 13

3.6. Peubah yang Diamati ............................................................. 13

iii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 16

4.1. Hasil ...................................................................................... 16

4.2. Pembahasan ........................................................................... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 27

5.1.Kesimpulan ............................................................................ 27

5.2.Saran ....................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN ............................................................................................. 29

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Rincian Umur Tanaman Kopi Dan Jumlah Sampel Yang Diambil


Pada Setiap Umur Tanaman .............................................................. 12

2. Data Hasil Tabulasi Produksi Buah Kopi Lanang Pada Berbagai


Umur Tanaman ................................................................................. 16

3. Hasil Uji Kusioner Minuman Kopi Lanang Dan Kopi Normal ........ 23

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Tinggi Tanaman Pada
Perbedaan Umur Tanaman ................................................................ 17

2. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Produksi Buah


Kopi Pada Perbedaan Umur Tanaman .............................................. 18

3. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Produksi Buah


Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman ................................. 19

4. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Jumlah Buah


Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman ................................. 20

5. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Berat Kering Buah
Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman ................................. 21

6. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Berat Kering Biji
Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman ................................. 22

7. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Persentase Buah


Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman ..................................... 23

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Deskripsi Kopi Arabika .................................................................... 29

2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kopi Per Tanaman .......... 31

3. Data Hasil Pengamatan Produksi Buah Kopi Per Tanaman ............. 31

4. Data Hasil Pengamatan Produksi Buah Kopi Lanang


Per Tanaman ..................................................................................... 32

5. Data Hasil Pengamatan Jumlah Buah Kopi Lanang Per Tanaman ... 32

6. Data Hasil Pengamatan Berat Kering Buah Kopi Lanang


Per Tanaman ..................................................................................... 33

7. Data Hasil Pengamatan Berat Kering Biji Kopi Lanang


Per Tanaman ..................................................................................... 33

8. Data Hasil Pengamatan Persentase Buah Kopi Lanang


Per Tanaman ..................................................................................... 34

vii
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai

ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan

penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai

sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang

dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Tanaman kopi berasal dari

benua Afrika, yaitu dari daerah pegunungan di Etiopia. Namun demikian kopi

baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di

luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Jazirah Arab, minuman

tersebut menyebar kedaratan lainnya (Rahardjo, 2012).

Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili

Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12

m. Kopi merupakan salah satu dari komoditi tanaman yang sangat lazim

dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia dan termasuk ke dalam salah satu

tanaman produksi yang sangat penting dalam wilayah export produksi tanaman

agricultural ke luar negeri serta industri makanan lokal (Siswoputranto,1992).

Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Di dunia perdagangan

dikenal beberapa golongan kopi, yang paling banyak dibudidayakan dan

diperdagangkan adalah kopi arabika, robusta, dan liberika (Danarti dan Najiyati,

1999).

1
2

Kopi lanang merupakan kopi spesial yang bentuk bijinya berbeda dengan biji kopi

pada umumnya. Lanang berarti laki-laki dalam bahasa Jawa, disebut demikian

karena bentuk biji kopi ini tunggal dan bulat, tidak terbelah seperti bentuk biji

kopi biasanya, disamping itu biji kopi lanang bentuknya lebih kecil. Sebenarnya

kopi ini bukan varietas baru, kopi lanang bisa dihasilkan oleh pohon kopi jenis

robusta maupun arabika yang pada umumnya ditanam petani di Indonesia

(Garuma, berecha and adedeta, 2015).

Menurut Towaha dan Sobari (2013) kopi lanang terbentuk karena :

a. Penyerbukan yang tidak sempurna, karenanya satu dari dua bibit didalam buah

kopi menjadi puso, sehingga tersisa satu benih yang menempati ruangan pada

buah kopi, biasanya terjadi pada penyerbukan bunga diujung cabang dimana

putiknya sedikit rusak oleh terpaan angin atau gangguan serangga.

b. Ketidak seimbangan pengiriman zat makanan pada saat pembuahan karena

pohon mengalami stres, sehingga membuat pertumbuhan biji kurang sempurna.

c. Kelainan genetika.

Oleh karena itu, tidak ada pohon kopi yang 100% memproduksi kopi lanang,

biasanya produksi kopi lanang berkisar 2–5% dari total produksi buah kopi

keseluruhan. Sehingga untuk mendapatkan kopi lanang harus melalui proses yang

tidak mudah, harus melalui proses penyortiran biji kopi dari yang jumlahnya

mencapai puluhan ribu biji kopi. Dikarenakan kelangkaan dan kerumitan

penyortirannya tersebut yang membuat kopi lanang lumayan mahal harganya.

2
3

Hal ini menjadi istimewa karena jumlahnya terbatas. Dalam sekali panen kopi ini

sangat jauh perbandinganya, dari 50 kg biji kopi setelah disortir hanya terdapat

800 g biji kopi lanang. Produksi kopi lanang tertinggi terdapat di perkebunan kopi

Ethiopia, berkisar antara 15,7 - 38,8% (Garuma, berecha and adedeta, 2015).

Menurut PTP Nusantara XII Perkebunan Malangsari, di Kabupaten Banyuwangi,

Propinsi Jawa Timur, kopi Lanang terbaik hanya bisa dihasilkan dari pohon kopi

yang berumur tua pada kisaran umur 10 tahun ke atas dimana bunga kopi di

pohon kopi tua sering tidak mendapatkan penyerbukan yang sempurna sehingga

pohon kopi tersebut berpeluang menghasilkan biji kopi lanang terbaik.

Salah satu wilayah penghasil kopi yaitu wilayah Bengkulu, pada tahun 2010 luas

areal tanaman kopi di wilayah Bengkulu cukup luas yaitu 979 ha, dan pada tahun

berikutnya yaitu tahun 2011 tanaman kopi memiliki luas areal yang tetap atau

stabil, dan pada tahun 2012 luas areal tanaman kopi jadi menurun menjadi 630 ha,

dan pada tahun 2013 luas areal tanaman kopi di wilayah Bengkulu tetap 630 ha.

Produksi kopi di provinsi Bengkulu pada tahun 2010 mencapai 14.609 ton,

produksi kopi ini setiap tahunnya tidak stabil. Pada tahun 2012 produksi kopi

mengalami penurunan yaitu 13.921 ton, dan pada tahun 2013 hasil produksi kopi

diwilayah provinsi Bengkulu semakin menurun hingga 13.646 ton (Kementerian

Pertanian, 2014). Berdasarkan survei harga jual kopi lanang di pasar lokal

berkisar antara 100.000 – 150.000 per kilogram dibandingkan dengan kopi normal

dengan harga berkisar 20.000 per kilogram.

Pengembangan kopi lanang di kalangan petani belum diterapkan karena petani

beranggapan bahwa produksi kopi lanang ini nanti akan dijual kemana dan

3
4

berapakah harga bagi kopi lanang itu sendiri. Sehingga petani belum bisa

memproduksi kopi lanang.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

Untuk mengetahui bagaimana produksi buah kopi lanang pada berbagai umur

tanaman.

1.3. Hipotesis

Perbedaan umur tanaman akan berpengaruh terhadap produksi buah kopi lanang.

4
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman

Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) menurut Rahardjo, (2012) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionita

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Astridae

Ordo : Rubiaceace

Genus : Coffea

Spesies : Coffea robusta

Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh

tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. Tanaman ini

memiliki beberapa jenis cabang : cabang reproduksi, cabang primer, cabang

sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air (Najiyati dan

Danarti, 1997).

Meskipun kopi adalah tanaman tahunan, tetapi memiliki perakaran yang dangkal.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah.

Oleh sebab itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau yang

5
6

panjang bila di daerah perakarannya tidak diberi mulsa (Najiyati dan Danarti,

1997).

Daun tanaman kopi berbentuk bulat telur dengan ujung tegak meruncing. Daun

tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting – rantingnya (Najiyati dan

Danarti, 1997).

Tanaman kopi mulai berbunga setelah berumur ±2 tahun. Mula-mula bunga keluar

dari ketiak daun yang terletak pada batang reproduksi. Jumlah kuncup pada setiap

ketiak daun terbatas. Pada setiap ketiak daun menghasilkan 8 – 18 kuntum, setiap

buku menghasilkan 16 – 36 kuntum bunga. Waktu yang dibutuhkan untuk bunga

hingga jadi buah matang 6 – 11 bulan. Penyerbukan kopi ada 2 jenis yaitu

penyerbukan sendiri dan penyerbukan menyilang (Najiyati dan Danarti, 1997).

2.2. Syarat Tumbuh

2.2.1. Iklim

Iklim yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kopi adalah tinggi tempat : 800 –

2000 m dpl, suhu : 15º C – 25 ºC, curah hujan : 1.750 – 3000 mm/thn, lamanya

bulan kering 3 bulan.

2.2.2. Tanah

Syarat tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kopi adalah : letaknya

terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter, lahan bebas hama dan

penyakit, mudah melakukan pengawasan, pH tanah : 5,5 – 6,5, top soil : minimal

2 %, strukrur tanah : subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.

6
7

2.2.3. Curah Hujan dan Lahan

Curah hujan yang sesuai untuk kopi sebaiknya adalah 1500 – 2500 mm per tahun,

dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius

dengan lahan kelas S1 atau S2 (Puslitkoka, 2006).

a. Organ Vegetatif Kopi

Kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar,

batang, dan daun. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang

yang tidak mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90%

dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm.

Tanaman kopi mempunyai sifat dimorfisme dalam pertumbuhan vegetatifnya,

yaitu pertumbuhan tegak (ortotropik) dan pertumbuhan ke samping (plagiotropik)

dengan percabangan yang banyak. Batang kopi merupakan tumbuhan berkayu,

tumbuh tegak ke atas, dan berwarna putih keabu-abuan. Pada batang, terdapat 2

macam tunas yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu tumbuh searah

dengan tempat tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya dapat tumbuh sekali

dengan arah tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya.

b. Organ Generatif Kopi

Organ generatif kopi terdiri atas 3 bagian yaitu bunga, buah, dan biji. Bunga pada

kopi robusta memiliki ciri yaitu berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan

berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau. Apabila bunga sudah

dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan

7
8

penyerbukan kemudian akan terbentuk buah. Waktu yang diperlukan sejak

terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 8-11 bulan, tergantung dari

jenis dan faktor lingkungannya.

Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3

bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan

kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras.

Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji tetapi ada juga buah yang tidak

menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu butir biji. Biji kopi terdiri atas

kulit biji dan lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat telur,

bertekstur keras, dan berwarna putih kotor.

2.3. Karakteristik Buah Kopi Lanang

2.3.1. Arabika

Kopi jenis arabika sangat baik ditanam didaerah yang berketinggian 1.000-2.100

meter di atas permukaan laut. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, cita rasa

yang dihasilkan oleh biji kopi akan semakin baik. Karena itu, perkebunan kopi

arabika hanya terdapat dibeberapa daerah tertentu (didaerah yang memiliki

ketinggian di atas 1.000 meter).

Berikut beberapa karakteristik dan sifat-sifat biji kopi arabika secara umum :

a. Daun kecil, agak tebal, halus dan mengkilat panjang daun 12 sampai 15 cm,

dan lebar 6 cm.

b. Rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya (18-20%).

8
9

c. Bentuknya agak memanjang.

d. Bidang cembungnya tidak terlalu tinggi.

e. Ujung biji lebih mengkilap, tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat

retak atau pecah.

f. Celah tengah (center cut) dibagian datar (perut) tidak lurus memanjang ke

bawah, tetapi berlekuk.

g. Untuk biji yang sudah di panggang (roasting) celah tengah terlihat putih.

h. Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang-kadang masih menempel di

celah atau parit biji kopi. (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2002).

2.3.2 Robusta

Tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan

dengan kopi jenis arabika. Area perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relatif

luas. Pasalnya, kopi jenis robusta dapat tumbuh di ketinggian yang lebih rendah

dibandingkan dengan lokasi perkebunan arabika.

Berikut ini karakteristik fisik biji kopi robusta :

a. Rendemen kopi robusta relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen

kopi arabika (20-22%).

b. Biji kopi agak bulat.

c. Lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis robusta.

d. Garis tengah (parit) dari atas kebawah hampir rata.

e. Untuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian

parit. (Direktorat Jenderal Perkebunan 2002).

9
10

2.4. Kopi Lanang

Kopi lanang di Indonesia merupakan kopi yang memiliki satu biji. Proses

pembentukan berasal dari bakal buah yang memiliki dua bakal biji, namun salah

satu bakal biji/integument gagal berkembang, sementara itu, satu bakal

biji/integument yang lain berkembang baik dan menempati seluruh rongga bakal

buah. Produksi kopi lanang di Indonesia pada umumnya berasal dari buah kopi

arabika atau robusta. Produksi jenis kopi ini hanya berkisar 2-5% dari total

produksi buah kopi secara keseluruhan. Dipercaya jenis kopi lanang memiliki

kadar kafein lebih tinggi daripada biji kopi normal.

10
11

III. PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa kebun petani yang terletak di Desa

Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong

Provinsi Bengkulu dengan ketinggian tempat 100 m dpl – 500 meter di atas

permukaan laut yang berlangsung pada bulan Februari sampai April 2016.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1). Tanaman kopi umur

2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun, 7 tahun, 8 tahun, 17 tahun, dan 18

tahun, di perkebunan warga di Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten

Rejang Lebong.

Alat – alat yang digunakan terdiri dari: 1) Timbangan, 2) Meteran, 3) Kalkulator ,

4) Kamera, dan 6) Buku dan pena

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey di perkebunan kopi petani di Desa

Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong

Provinsi Bengkulu dengan cara melakukan observasi lapangan, mengumpulkan

data terkait mengenai tanaman kopi. Untuk lebih jelasnya umur tanaman dan

jumlah sampel dapat dilihat pada tabel 1.

11
12

Tabel 1. Rincian umur tanaman kopi dan jumlah sampel yang diambil pada setiap
umur tanaman.

No. Umur Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Tanaman populasi Sampel Populasi Sampel
Petani Petani Tanaman
1. 2 2 2 1.750 5
2. 3 4 2 9.450 5
3. 4 2 2 2.550 5
4. 5 2 2 3.850 5
5. 6 4 2 13.850 5
6. 7 4 2 16.550 5
7. 8 1 1 10.000 5
8. 17 1 1 3650 5
9. 18 1 1 3350 5
Jumlah Sampel 65.000 45

3.4. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menghitung nilai rerata

(Ā), nilai minimum (Min), nilai maksimumnya (Maks), peningkatan nilai

maksimum dari reratanya (ΔMaks) dihitung dengan persamaan:

ΔMaks = 100 x (Maks–Ā) / Ā ... (%)

standar deviasi dengan dengan rumus:

Nilai koefisien keragaman (KK) dihitung dengan persamaan:

KK = 100 x SD/Ā …………………….. (%)

12
13

3.5. Cara Kerja

Penelitian ini bersifat exsploratif yaitu data dari lapangan tanpa diberi perlakuan

khusus. Tanaman yang diteliti adalah tanaman yang berumur 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 17,

dan 18 tahun. Adapun cara kerja dalam penelitian ini adalah meliputi :

1. Survei pendahulu.

Survei keadaan dilokasi untuk menetapkan populasi penelitian pada masing-

masing umur tanaman.

2. Menetapkan sampel tanaman.

Menetapkan sampel tanaman adalah dengan menetapkan sampel pada setiap

populasi adapun jumlah sampel pada setiap populasi adalah 5 tanaman.

3. Pengamatan tanaman.

Kegiatan dilakukann pada setiap tanaman sampel selama penelitian.

3.6. Peubah yang Diamati

3.6.1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dengan menggunakan altimeter atau meteran dan

dilakukan pada setiap tanaman sampel.

3.6.2. Produksi Buah Kopi (g)

Produksi buah kopi dihitung dengan cara menimbang seluruh buah kopi yang

masih basah pada setiap tanaman sampel.

13
14

3.6.3. Produksi Buah Kopi Lanang (g)

Produksi buah kopi lanang dihitung dengan cara menimbang seluruh buah kopi

lanang yang masih basah pada setiap tanaman sampel.

3.6.4. Jumlah Buah Kopi Lanang (buah)

Jumlah buah kopi lanang dilakukan dengan cara menghitung seluruh buah kopi

lanang pada tiap tanaman sampel.

3.6.5. Berat Kering Buah Kopi Lanag (g)

Berat kering buah dihitung dengan cara menimbang seluruh buah kopi lanang

yang sudah dikeringkan pada setiap tanaman sampel.

3.6.6. Berat Kering Biji Kopi Lanang (g)

Berat kering biji dihitung dengan cara menimbang seluruh biji kopi lanang yang

sudah dikeringkan dan dikupas pada setiap tanaman sampel.

3.6.7. Persentase Buah Kopi Lanang (%)

Persentase buah kopi lanang dihitung dengan cara produksi buah kopi lanang

dibagi produksi buah kopi dikali 100 pada setiap tanaman sampel.

14
16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Setelah dilakukan analisis statistik terhadap semua data hasil penelitian

menunjukkan bahwa data menyebar tidak normal sehingga analisis data hanya

dilakukan secara tabulasi dengan melihat data rata-rata, data tertinggi, dan data

terendah.

Data hasil tabulasi produksi buah kopi lanang pada berbagai umur tanaman dapat

dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 4.2. Data hasil tabulasi produksi buah kopi lanang pada berbagai umur
tanaman

Peubah
Berat Berat Persentase
Produksi
Umur Jumlah Kering Kering produksi
No. Tanaman Tinggi Produksi Buah
Buah Kopi Buah Biji Buah Kopi
(tahun) Tanaman Buah Kopi
(cm) Lanang Kopi Kopi Lanang
Kopi (g) Lanang
(buah) Lanang Lanang (%)
(g)
(g) (g)
1. 2 158,2 194,2 35,5 39,1 9,9 3,1 18,7
2. 3 158,1 353,7 78,3 62,9 23 9,6 22,4
3. 4 200,2 429,8 96,2 92,7 29,3 10,6 24,3
4. 5 246,1 1039,1 138,5 163,5 30,7 13,8 14,1
5. 6 275,7 1131,1 211,4 234,6 58,5 23,3 19,1
6. 7 285,6 953,4 188,5 207,5 50,6 20,1 20,2
7. 8 284,6 920,8 142,6 176,6 48,2 21,8 15,0
8. 17 305,4 730,4 147,8 116,8 48 21,2 20,3
9. 18 349,4 756 143,2 155 41,2 15,8 17,8
Rata-rata 251,5 723,17 131,3 138,7 37,7 15,5 19,1

16
17

4.1.1. Tinggi Tanaman

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan tinggi tanaman kopi

yang tumbuh di Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten

Rejang Lebong Provinsi Bengkulu bahwa tanaman tertinggi pada umur 18 tahun

yaitu 349,4 cm, tanaman terendah di umur 3 tahun yaitu 158,1 cm, rata-rata

tinggi tanaman kopi adalah 251,5 cm. Data rata-rata, data tertinggi dan data

terendah tinggi tanaman pada masing-masing umur dapat dilihat pada gambar 1.

400
350
Tinggi Tanaman (cm)

300
250
200 Rata-rata
150 Tertinggi

100 Terendah

50
0
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 17.0 18.0
Umur Tanaman (tahun)

Gambar 1. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Tinggi Tanaman Pada
Perbedaan Umur Tanaman.

4.4.2. Produksi Buah Kopi

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan produksi buah kopi

yang tumbuh di Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten

Rejang Lebong Provinsi Bengkulu bahwa produksi buah kopi terbanyak terdapat

pada tanaman umur 6 tahun yaitu 1.130,8 g, produksi yang paling sedikit

17
18

terdapat pada tanaman umur 2 tahun yaitu 194,2 g, dan produksi buah kopi rata-

rata adalah 723,1 g. Data rata-rata, data tertinggi dan data terendah produksi buah

kopi pada perbedaan umur dapat dilihat pada gambar 2.

2000
1800
Produksi Buah Kopi (g)

1600
1400
1200
1000 Rata-rata
800 Tertinggi
600
Terendah
400
200
0
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 17.0 18.0
Umur Tanaman (tahun)

Gambar 2. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Produksi Buah
Kopi Pada Perbedaan Umur Tanaman.

4.4.2. Produksi Buah Kopi Lanang

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan produksi buah kopi

lanang yang tumbuh di Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding

Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu bahwa produksi buah kopi lanang

terbanyak terdapat pada tanaman umur 6 tahun yaitu 211,4 g, produksi buah kopi

lanang yang paling sedikit terdapat pada tanaman umur 2 tahun yaitu 35,5 g, dan

produksi buah kopi lanang rata-rata adalah 131,3 g. Data rata-rata, data tertinggi

dan data terendah produksi buah kopi lanang pada perbedaan umur dapat dilihat

pada gambar 3.

18
19

350
Produksi Buah Kopi Lanang (g)
300

250

200
Rata-rata
150
Tertinggi
100 Terendah
50

0
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 17.0 18.0
Umur Tanaman (tahun)

Gambar 3. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Produksi Buah
Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman.

4.4.3. Jumlah Buah Kopi Lanang

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan jumlah buah kopi

lanang yang tumbuh di Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding

Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu bahwa jumlah buah kopi lanang

terbanyak terdapat pada tanaman umur 6 tahun yaitu 234,6 buah, jumlah buah

kopi lanang yang paling sedikit terdapat pada tanaman umur 2 tahun yaitu 39,1

buah, dan jumlah buah kopi lanang rata-rata adalah 138,7 buah. Data rata-rata,

data tertinggi dan data terendah jumlah buah kopi lanang pada masing-masing

umur dapat dilihat pada gambar 4.

19
20

400
350
Jumlah Buah Kopi Lanang (buah)

300
250
200 Rata-rata
150 Tertinggi

100 Terendah

50
0
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 17.0 18.0
Umur Tanaman (tahun)

Gambar 4. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Jumlah Buah Kopi
Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman.

4.4.4. Berat Kering Buah Kopi Lanang

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan berat kering buah kopi

lanang bahwa berat kering buah kopi lanang terberat terdapat pada tanaman umur

6 tahun yaitu 58,5 g, berat kering buah kopi lanang yang paling sedikit terdapat

pada tanaman umur 2 tahun yaitu 9,9 g, dan berat kering buah kopi lanang rata-

rata adalah 37,7 g. Data rata-rata, data tertinggi dan data terendah berat kering

buah kopi lanang pada perbedaan umur dapat dilihat pada gambar 5.

20
21

120
Berat Kering Buah Kopi Lanang (g)
100

80

60 Rata-rata
Tertinggi
40
Terendah
20

0
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 17.0 18.0
Umur Tanaman (tahun)

Gambar 5. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Berat Kering Buah
Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman.

4.4.5. Berat Kering Biji Kopi Lanang

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan berat kering biji kopi

lanang bahwa berat kering biji kopi lanang terberat terdapat pada tanaman umur 6

tahun yaitu 23,3 g, berat kering biji kopi lanang yang paling sedikit terdapat pada

tanaman umur 2 tahun yaitu 3,1 g, dan berat kering biji kopi lanang rata-rata

adalah 15,5 g. Data rata-rata, data tertinggi dan data terendah berat kering biji

kopi lanang pada perbedaan umur dapat dilihat pada gambar 6.

21
22

45
Berat Kering Biji Kopi Lanang (g)
40
35
30
25
Rata-rata
20
Tertinggi
15
Terendah
10
5
0
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 17.0 18.0
Umur Tanaman (tahun)

Gambar 6. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Berat Kering Biji
Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman.

4.4.6. Persentase Buah Kopi Lanang

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan persentase buah kopi

lanang bahwa persentase buah kopi lanang tertinggi terdapat pada tanaman umur

4 tahun yaitu 24,3 %, persentase buah kopi lanang yang paling rendah terdapat

pada tanaman umur 5 tahun yaitu 14,1 %, dan persentase buah kopi lanang rata-

rata adalah 19,1 %. Data rata-rata, data tertinggi dan data terendah persentase

buah kopi lanang pada perbedaan umur dapat dilihat pada gambar 7.

22
23

50
Persentase Buah Kopi Lanang (%)
45
40
35
30
25 Rata-rata
20 Tertinggi
15
Terendah
10
5
0
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 17.0 18.0
Umur Tanaman (tahun)

Gambar 7. Data Rata-rata, Data Tertinggi Dan Data Terendah Persentase Buah
Kopi Lanang Pada Perbedaan Umur Tanaman.

4.4.7. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan terhadap 14 responden. Penggunaan dilakukan

terhadap bau dan rasa bubuk kopi lanang dan kopi normal.

Uji organoleptik dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3. Hasil Uji Organoleptik terhadap bau dan rasa

1. Uji Organoleptik terhadap bau

No. Deskripsi Jumlah Responden Persentase (%)


Kopi lanang lebih baik daripada
1. 10 71,43
kopi normal
Kopi normal lebih baik daripada
2. 4 28,57
kopi lanang
Kopi lanang dan kopi normal
3. 0 0
sama
Jumlah 14 100

23
24

2. Uji Organoleptik terhadap rasa

No. Deskripsi Jumlah Responden Persentase (%)


Kopi lanang lebih baik daripada
1. 9 64,29
kopi normal
Kopi normal lebih baik daripada
2. 3 21,43
kopi lanang
Kopi lanang dan kopi normal
3. 2 14,29
sama
Jumlah 14 100

24
25

4.2. Pembahasan

Berdasarkan data hasil tabulasi pada tabel 2 menunjukkan perbedaan umur

tanaman tidak berpengaruh terhadap semua peubah yang diamati. Berdasarkan

data pengamatan pada tabel 2 menuunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman kopi

umur 2 tahun 158,2 cm dan pada umur 18 tahun 349,4 cm. Dari gambar 1 terlihat

bahwa laju pertumbuhan tanaman tertinggi umur 2 sampai 7 tahun, dengan rata-

rata pertumbuhan adalah 25,48 cm per tahun. Hal ini sesuai dengan sifat tanaman

yang mengalami pertumbuhan tinggi pada umur muda. Tanaman kopi dilokasi

penelitian tidak dilakukan pemangkasan sehingga tinggi tanaman terus meningkat

seiring dengan penambahan umur tanaman.

Produksi kopi berkisar antara 194,2 g sampai 756 g terus meningkat dari umur 2

sampai 6 tahun. Puncak produksi terjadi pada umur 6 tahun, dan cenderung

menurun seiring bertambahnya umur. Hal ini sesuai pendapat Zainal Abidin

(2015) yang menyatakan jumlah kopi yang dipetik pada panen pertama relatif

masih sedikit dan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya umur

tanaman sampai mencapai puncaknya pada umur 7 sampai 9 tahun.

Produksi buah kopi lanang berkisar antara 35,5 g sampai 143,2 g, dengan rata-rata

131,3 g. Persentase buah kopi lanang yang diperoleh berkisar antara 14,1 %

sampai 24,3 %, persentase buah kopi lanang tertinggi terdapat pada umur 4 tahun.

Pada umur 2 tahun diperoleh persentase kopi lanang sebanyak 18,7 % sedangkan

pada umur 18 tahun 17,8 %. Hal ini menunjukkan tidak ada koerelasi antara umur

tanaman dengan produksi buah kopi lanang. Hal ini diduga karena terbentuknya

25
26

kopi lanang lebih dipengaruhi oleh faktor kelainan genetik dan stres lingkngan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Towaha dan Sobari (2013) yang menyatakan

bahwa kopi lanang terbentuk karena penyerbukan yang tidak sempurna,

karenanya satu dari dua bibit didalam buah kopi menjadi puso, sehingga tersisa

satu benih yang menempati ruangan pada buah kopi, ketidak seimbangan

pengiriman zat makanan pada saat pembuahan karena pohon mengalami stres,

sehingga membuat pertumbuhan biji kurang sempurna, dan kelainan genetika.

Karena tempat tanaman kopi yang saya amati berada didataran tinggi sehingga

memiiki faktor yang baik untuk tanaman kopi itu sendiri. Faktor yang menyebab

meningkatnya hasil yang tinggi yaitu faktor lingkungan, seperti jenis tanah,

topografi, pengelolaan, pola iklim. Dari faktor lingkungan, maka faktor tanah

merupakan modal utama. Keadaan tanah sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur

iklim, yaitu hujan, suhu dan kelembaban. Ketinggian tempat sangat berpengaruh

pada kualitas yang dihasilkan, karena berpengaruhh terhadap nilai kandungan

kimia serta mutu citarasanya. Kandungan protein, kafein, lemak, dan abu yang

terkandung dalam biji kopi itu sendiri. Dan stres pada lingkngan juga sangat

berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Karena penelitian ini dilakukan

di dataran tinggi yang memiliki ketinggian kurang lebih 1000 hingga 1.500 m dpl,

dan kelembaban yang tinggi, sehingga sesuai dengan syarat yang disukai oleh

tanaman kopi.

26
27

Berdasarkan uji organoleptik menunjukkan bahwa rasa dan aroma kopi lanang

lebih disukai responden dibandingkan dengan kopi normal. Hal ini karenakan

kopi lanang mempunyai ukuran yang lebih kecil dan sehingga proses

penggorengan lebih sempurna dan merata.

27
28

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Produksi buah kopi umur 2 tahun 194,2 g, dan puncak produksi pada umur 6

tahun 1130,8 g / pohon / tahun.

2. Persentase buah kopi lanang berkisar antara 14,1 % sampai 24,3 %, dengan

produksi kopi lanang berkisar antara 35,5 g sampai 211,4 g.

3. Perbedaan umur tanaman berpengaruh tidak nyata terhadap produksi buah kopi

lanang.

4.2. Saran

Berdasarkan penelitian maka diskusi untuk melakukan penelitian lanjutan di

lokasi yang berbeda dan teknis budidaya yang intensif. Serta didukung oleh data

analisis kimia kopi lanang.

28
29

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2016. Kriteria Tanaman Kopi Siap Panen.


www.kopinian.blogspot.co.id. (diakseskan pada 19 Juli 2016)
Anton Apriyantono. 2005. Deskripsi kopi arabika. Menteri Pertanian. Jakarta
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Karakteristik Kopi Indonesia.
http://kopikopen.com. (diakseskan pada 04 November 2015)
Garuma, H. Berecha, G and C. Abedeta. 2015. Asian Journal Of Plant Sciences.
(diakseskan pada 04 November 2015)
Kementerian Pertanian. 2014. Tanaman Kopi. www.pertanian.go.id. (diakseskan
pada 24 Juli 2015)
Najiyati, S dan Danarti. 1999. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 2006. Pedoman Teknis Tanaman Kopi. 96 hal.
Jember.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta
Towaha dan Sobari. 2013. Kopi Lanang Dengan Bentuk Biji Yang Unik Dan
Citarasa Yang Khas. Balai penelitian tanaman industri dan penyegar.
Http://balittri.litbang.pertanian.go.id. (diakseskan pada senin, 06 januari
2016)
Siswoputranto, p.s., 1992. Kopi internasional dan indonesia. Kanisius,
yogyakarta.

29
30

Lampiran 1. Deskripsi Kopi Arabika

Asal-usul : Ditemukan antara pertanaman kopi yang ditanam


Opung Sopan Boru Siregar di Desa Batu Gajah,
Paranginan, Lintong, Humbang Hasundutan (1400
m dpl) pada tahun 1988. Pada saat ini tinggal 3
pohon yang masih hidup. Berdasarkan karakter
morfologi pada keturunan segregasinya, diduga
merupakan keturunan persilangan alami antara
varietas typical BLP dengan Catimor yang ada
disekitar pertanaman tersebut.
Tipe pertumbuhan : Habitus semi katai, seluruh tajuk daun merupakan
batang pokok hingga kepermukaan tanah. Diameter
tajuk 230 cm.
Sifat percabangan : Percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada
cabang primer diatas permukaan tanah membentuk
kipas berjuntai menyentuh tanah. Panjang cabang
primer rata-rata mencapai 123 cm, ruas cabang
pendek-pendek.
Daun : Daun tua berwarna hijau tua, daun muda (flush)
berwarna coklat kemerahan.
Bentuk dan helaian daun : Apabila ditanam tanpa penaung tepi daun
bergelombang dan helaian mengatup keatas,
sehingga sepintas bentuk daun oval meruncing
ramping. Dalam kondisi normal ada penaung,
berwarna daun berbentuk oval datar memanjang
dan hijau sangat tua.
Bunga : Berbentuk seperti lazimnya bunga kopi arabika,
masa pembungaan dapat terus menerus sepanjang
tahun sesuai sebaran hujan di Sumatera Utara yang
hanya berhenti pada saat puncak kemarau
(Agustus).
Buah : Buah muda berwarna hijau bersih, sedangkan buah
masak berwarna merah cerah, bentuk buah oval,
dompolan buah kurang rapat, tetapi ukuran buah
cukup besar. Berat 100 buah masak merah rata-rata
196 gram.
Biji : Biji berbentuk bulat memanjang, termasuk
berukuran besar berat 100 butir biji 20,4 g dengan
rendemen 17,5 %. Persentase biji normal 83 %.
Potensi produksi : Rata-rata 1500 kg kopi biji/ha dengan kisaran 800
2300kg biji/ha, untuk penanaman dengan populasi
1600 pohon/ha.
Ketahan terhadap
Hama/penyakit utama : Agak tahan penyakit karat daun, agak rentan
31

serangan bubuk buah kopi, dan rentan serangan


nematoda Radopholus similis.
Umur ekonomis harapan
Dan daerah adaptasi : 20 tahun pada kondisi lingkungan wilayah
Sumatera Utara, terutama bila ditanam pada
ketinggian tempat di atas 1000 m dpl, tipe iklim A,
B atau C (menurut klasifikasi Schmidt &
Ferguson) dengan pola sebaran hujan merata
sepanjang tahun.
Citarasa : Baik.
32

Lampiran 2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kopi (cm)

Tanaman Sampel
No. Umur jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1. 2 153 158 119 147 214 791 158,2
2. 3 151,5 160 154 158 167 790,5 158,1
3. 4 185 166 220 248 182 1001 200,2
4. 5 244,5 249 262 244 231 1230,5 246,1
5. 6 233 282 288,5 275 300 1378,5 275,7
6. 7 317 317 293 198 303 1428 285,6
7. 8 131 336 336 270 350 1423 284,6
8. 17 315 284 325 326 277 1527 305,4
9. 18 370 336 355 360 326 1747 349,4

Lampiran 3. Data Hasil Pengamatan Produksi Buah Kopi Per Tanaman (gram)

Tanaman Sampel
No. Umur Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1. 2 152,5 217 180 217,5 204 971 194,2
2. 3 354,5 421,5 196,5 576 220 1768,5 353,7
3. 4 141 350 740,5 434,5 483 2149 429,8
4. 5 580,5 983 1.616 1.054 962 5195,5 1039,1
5. 6 753,5 1.729 1.022 1.028 1.123 5655,5 1131,1
6. 7 1.231 1.036 870 509 1.121 4.767 953,4
7. 8 631 626 1.340 520 1.487 4604 920,8
8. 17 731 829 926 259 907 3652 730,4
9. 18 884 360 395 1.180 961 3780 756
33

Lampiran 4. Data Hasil pengamatan Produksi Buah Kopi Lanang Per Tanaman
(gram)

Tanaman Sampel
No. Umur Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1. 2 28 33 56,5 28,5 31,5 177,5 35,5
2. 3 63 113,5 57 119,5 38,5 391,5 78,3
3. 4 61 61 214,5 85,5 59 481 96,2
4. 5 118 110 188,5 171,5 104,5 692,5 138,5
5. 6 167,5 288,5 206,5 170,5 224 1057 211,4
6. 7 194,5 238,5 188,5 109,5 211,5 942,5 188,5
7. 8 91 99 184 65 274 713 142,6
8. 17 108 104 229 61 237 739 147,8
9. 18 152 76 29 231 228 716 143,2

Lampiran 5. Data Hasil pengamatan Jumlah Buah Kopi Lanang Per Tanaman
(buah)

Tanaman Sampel
No. Umur Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1. 2 35,5 36,5 57,5 36,5 29,5 195,5 39,1
2. 3 65 90 56 68,5 35 314,5 62,9
3. 4 63 70,5 200 74 56 463,5 92,7
4. 5 157 132 198,5 192,5 137,5 817,5 163,5
5. 6 79,5 343 252 186 312,5 1173 234,6
6. 7 202,5 270,5 177 154 233,5 1037,5 207,5
7. 8 117 98 200 92 376 883 176,6
8. 17 109 124 36 62 253 584 116,8
9. 18 188 92 38 193 264 775 155
34

Lampiran 6. Data Hasil pengamatan Berat Kering Buah Kopi Lanang / Tanaman
(gram)

Tanaman Sampel
No. Umur Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1. 2 6,5 10 15,5 8 9,5 49,5 9,9
2. 3 18 34 17 34 12 115 23
3. 4 17,5 25 64 23 17 146,5 29,3
4. 5 33 30,5 43 12,5 34,5 153,5 30,7
5. 6 52,5 75 48 51,5 65,5 292,5 58,5
6. 7 53,5 66 34,5 34,5 64,5 253 50,6
7. 8 27 30 62 24 98 241 48,2
8. 17 32 34 71 29 74 240 48
9. 18 42 21 10 58 75 206 41,2

Lampiran 7. Data Hasil pengamatan Berat Kering Biji Kopi Lanang Per Tanaman
(gram)

Tanaman Sampel
No. Umur Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1. 2 1,5 3,5 5 2 3,5 15,5 3,1
2. 3 7,5 15,5 7 14,5 3,5 48 9,6
3. 4 7 6,5 28 6 5,5 53 10,6
4. 5 13,5 13,5 19 5 18 69 13,8
5. 6 25,5 34,5 14 17 25,5 116,5 23,3
6. 7 20 21,5 24 16 19 100,5 20,1
7. 8 11 13 33 10 42 109 21,8
8. 17 15 15 30 12 34 106 21,2
9. 18 10 9 2 30 28 79 15,8
35

Lampiran 8. Data Hasil pengamatan Persentase Buah Kopi Lanang Per Tanaman
(%)

Tanaman Sampel
No. Umur Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1. 2 18,36 15,21 31,39 13,10 15,44 93,5 18,7
2. 3 17,77 26,93 29,01 20,76 17,5 112,0 22,4
3. 4 43,26 17,43 28,97 19,68 12,22 121,6 24,3
4. 5 20,33 11,20 11,67 16,28 10,86 70,3 14,1
5. 6 22,23 16,69 20,21 16,59 19,96 95,7 19,1
6. 7 15,81 23,03 21,67 21,51 18,87 100,9 20,2
7. 8 14,42 15,81 13,73 12,5 18,43 74,9 15,0
8. 17 14,77 12,55 24,73 23,55 26,13 101,7 20,3
9. 18 17,19 21,11 7,34 19,58 23,73 88,9 17,8
36

Lampiran 9. Dokumentasi Peneliitian

Gambar 1. Tanaman Kopi

Gambar 2. Tanaman Kopi


37

Gambar 3. Tanaman Kopi

Gambar 4. Proses Penjemuran Buah Kopi


38

Gambar 5. Proses Penjemuran Buah Kopi

Gambar 6. Proses Penjemuran Buah Kopi


39

Gambar 7. Proses Penjemuran Buah Kopi

Gambar 8. Proses Penimbangan Buah Kopi Lanang


40

Gambar 9. Proses Penimbangan Biji Kopi Lanang

Gambar 10. Biji Kopi Lanang Yang Sudah Dikantong per sampel

Anda mungkin juga menyukai