Anda di halaman 1dari 96

KERAGAAN AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU

(Studi Kasus di Perusahaan Berkah Buah, Desa Pasir Muncang, Kecamatan


Panyingkiran, Majalengka)

KOLOKIUM

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Agribisnis
di Fakultas Pertanian, Universitas Padjadajaran

Oleh:
AZKA MUHAMMAD SYAUKAH ALFASYA

150610130148

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2018
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : KERAGAAN AGRIBISNIS MANGGA GEDONG


GINCU (Studi Kasus Perusahaan Berkah Buah,
Desa Pasirmuncang, Kecamatan Panyingkiran,
Kabupaten Majalengka)
NAMA : AZKA MUHAMMAD SYAUKAH ALFASYA
NPM : 150610130148
PROG.STUDI : AGRIBISNIS

Jatinangor, Desember 2018


Menyetujui dan Mengesahkan,

Ketua Komisi Pembimbing

Sara Ratna Qanti, SP., M.Sc.


NIP. 19811028 200604 2 003

i
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Maret 1996 di Bandung sebagai anak


pertama dari empat bersaudara, keluarga bapak Tatang Suparman dan ibu Sopia
Respiawati. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Labschool UPI
Bandung 2006 dan pindah ke Sekolah Dasar Negeri Ciporeat 3 Bandung yang
lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Mts Pondok
Pesantren Amanah Tasikmalaya 2007 dan pindah ke SMP Negeri 8 Bandung yang
lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMA ISTIQAMAH Bandung dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013,
diterima sebagai mahasiswa pada Program Sarjana (S-1), Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

ii
ABSTRAK

Permintaan pasar yang besar menjadikan Mangga Gedong Gincu


memiliki prospek untuk dikembangkan di Indonesia, meskipun pertumbuhan akan
penanaman Mangga Gedong Gincu sudah mulai meningkat namun hasil
produksinya masih kurang. Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang
menjadikan Mangga Gedong Gincu sebagai komoditi perkebunan yang banyak
diminati, dengan Majalengka sebagai salah satu daerah penghasil Mangga Gedong
Gincu terbesar yang berpengaruh dalam memproduksi permintaan pasar buah
mangga di Indonesia. Desa Pasir Muncang adalah desa yang merupakan salah satu
penghasil Mangga Gedong Gincu terbesar di Majalengka. Perusahaan Berkah
Buah adalah salah satu perusahaan di daerah Majalengka yang memiliki saluran
pemasaran yang cukup luas. Selain itu, perusahaan Berkah Buah termasuk
penghasil Mangga Gedong Gincu yang sudah terbilang sukses dalam pemasaran
Mangga Gedong Gincu. Pak Yunus adalah pemilik perusahaan Berkah Buah yang
merupakan petani besar terpandang sebagai petani sukses dalam mengembangkan
perusahaan Berkah Buah menjadi salah satu penghasil Mangga Gedong Gincu di
daerah Jawa Barat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keragaan agribisnis Mangga Gedong Gincu yang terdapat di perusahaan Berkah
Buah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan desain Deskriptif-Kualitatif dengan teknik penelitian
studi kasus. Pada penelitian ini diketahui bahwa pentingnya peranan subsistem
hulu dan hilir yang tepat dan konsisten dalam mengembangkan sebuah perusahaan
agar menjadi perusahaan yang sukses.

Kata Kunci: Sistem Agribisnis, Mangga Gedong Gincu, Keragaan Agribisnis

iii
ABSTRACT

Demand for Gedong Gincu Mango has a prospect to be developed in


Indonesia, although growth will cause Gedong Gincu Mango to start increasing
but the production is still lacking. West Java is one of the areas that makes the
Gedong Gincu Mango a popular commodity, with Majalengka as one of the
largest Gedong Gincu Mango-producing areas in making market demand for
mangoes in Indonesia. Pasir Muncang Village is a village which is one of the
largest Gedong Gincu Mango producers in Majalengka. Berkah Buah Company is
one of the companies in the Majalengka area that has a fairly wide brand. In
addition, the Berah Buah company is a producer of the Gedong Gincu Mango
which has been considered successful in the Gedong Gincu Mango. Pak Yunus is
the owner of the Berkah Buah company which is a large farmer as a successful
farmer in developing the Berkah Buah company to become one of the producers
of Gedong Gincu Mango in West Java. Therefore, this study aims to determine the
performance of the Gedong Gincu Mango agribusiness in the Berkah Buah
company. The method used in this study uses qualitative research methods with
Qualitative Descriptive design with case study research techniques. In this
research, the right and consistent roles and upstream and downstream subsystems
are carried out in developing a company to become a successful company.

iv
KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirahim
Asalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh
Puji syukur atas segala rahmat dan berkah kepada Allah SWT yang
menciptakan Alam Semesta Raya atas segala mahluk yang hidup didalamnya,
sehingga dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan proposal usulan
penelitian yang berjudul “ Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu”
Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran sehingga
mendapat gelar sarjana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kepada Ibu Sara Ratna Qanti, SP., M.Sc. Sebagai dosen pembimbing
yang telah memberikan saran, masukan dan bimbingan sejak awal
pelaksanaan penelitian hingga penyusunan usulan penelitian ini.
2. Kepada Ibu Dr. Dini Rochdiani, Ir, MS. Sebagai dosen wali dan juga
dosen penelaah satu, atas bimbingan selama perkuliahan hingga
penyusunan usulan penelitian ini serta meluangkan waktu untuk
memberikan masukan dalam menyempurnakan usulan penelitian ini.
3. Kepada Ibu Endah Djuwendah, Ir., Msi Sebagai dosen penelaah kedua
saya atas bimbingannya selama perkuliahan serta meluangkan waktu
untuk memberikan saran dalam menyempurnakan usulan penelitian ini.
4. Kepada Bapak Tatang Suparman dan Ibu Sopia Respiawati sebagai
orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril dan materi,
yang selalu memberikan doa untuk kelancaran Pendidikan.
5. Kepada Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
selama kegiatan perkuliahan dan pada saat penulisan usulan penelitian.
6. Kepada Seluruh Pengurus Perusahaan Berkah Buah, Desa Pasir
Muncang, Majalengka terutama Bapak Yunus Maulana yang telah

v
memberikan izin, bimbingan dan dukungan untuk melaksanakan
penelitian.
7. Kepada Teman-teman Agribisnis 2013 C yang telah memberikan
semangat, dukungan dan pengalaman selama awal perkuliahan sampai
selesainya Program Studi.
8. Kepada Sahabat satu grup Line Abby Abah, Aziz AA, Fadel Ateng,
Aceng Fiqri, Hari Bapa, Dayat Panjang, Ersad Ecad, Fadil Begang,
Ganen, Indra, Julhamid cul, Kedang, Kemal Lele, Indra Mipa, Novaldi,
Rian Yonda, Rafli, Raka Kucik, Rasyad ocid, Togu, Tyo nanang, yang
terus memberi dukungan.
9. Kepada Rekan-rekan Organisasi Himpro Agri yang telah mewadahi
minat dan bakat, sehingga dapat mengembangkan softskill saya.
10. Kepada Rekan-rekan satu angkatan Agribisnis 2013, Kaka Agribisnis
2009-2012, dan Adik Agribisnis 2014 & 2015 & 2016 & 2017 terima
kasih atas kerjasama dan semangatnya serta pihak-pihak lainnya yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis pun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Usulan Penelitian ini, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan rahmat-Nya
kepada kita semua.
Wasalamualakum warahmatulahi wabarakatuh.

Jatinangor, Desember, 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

KOLOKIUM ......................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

ABSTRACT .......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

BAB I ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................................................ 7

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................. 7

BAB II .................................................................................................................... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 9

2.1.1 Mangga .................................................................................................... 9

2.1.2 Keragaan Agribisnis................................................................................ 12

2.1.3 Analisis Usahatani ................................................................................. 19

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 25

2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30

BAB III ................................................................................................................. 32

3.1 Objek dan Tempat Penelitian ................................................................. 32

vii
3.2 Desain dan Teknik Penelitian ................................................................. 32

3.3 Sumber Data / Cara Menentukannya ...................................................... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33

3.5 Rancangan Analisis Data ........................................................................ 34

3.6 Jadwal Penelitian .................................................................................... 35

BAB IV ................................................................................................................. 36

4.1 Keadaan Umum Desa tempat penelitian ............................................... 36

4.1.1 Keadaan Geografis Desa Pasir Muncang ............................................... 36

4.1.2 Keadaan Demografi dan mata pencaharian Desa Pasirmuncang ............ 36

4.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Berkah Buah ........................... 38

4.3 Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu......................................... 41

4.3.1 Subsitem Agribisnis Hulu ...................................................................... 41

4.3.2 Subsistem Usaha Tani ............................................................................. 45

4.3.3 Subsistem Agribisnis Hilir ...................................................................... 51

4.3.4 Subsistem Pemasaran Komoditas Agribisnis .......................................... 58

4.3.5 Subsistem Pendukung.............................................................................. 62

BAB V................................................................................................................... 63

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 63

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 63

5.2 Saran ........................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

LAMPIRAN ......................................................................................................... 67

viii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Angka Produksi Mangga di Jawa Barat Tahun 2010 -


3
2017

2 Angka Produksi Mangga di Kabupaten Majalengka


4
Tahun 2012 - 2016

3 Angka Produksi Mangga di Daerah Kecamatan


6
Panyingkiran Tahun 2017

4 Kandungan Gizi pada Mangga Gedong Gincu 12

5 Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian


25
yang Dilakukan

6 Jadwal Penelitian 35

7 Batas Wilayah Desa Pasirmuncang 36

8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 37

9 Daftar Konsumen Perusahaan Berkah Buah 61

ix
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Angka Produksi Mangga di Pulau Jawa Tahun 2014 2

2 Kerangka Pemikiran 31

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dan memiliki sektor pertanian yang
besar. Pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang bekerja pada sektor
pertanian (Mubyarto, 1984). Mangga merupakan buah tropis yang kehadirannya
di dunia perbuahan, Indonesia khususnya dan dunia umumnya, masih tetap
populer. Bahkan saat ini pembudidayaannya sudah meluas ke berbagai belahan
dunia. Karena kepopulerannya ini, tidak heran kalau sebagian besar masyarakat
dunia menjuluki buah mangga sebagai king of the fruits (Iswanto, 2002). Mangga
di Indonesia, berdasarkan hasil data yang diperoleh pada tahun 2014
menghasilkan 2.431.329 ton, pada tahun 2015 memperoleh 2.178.833 ton, dan
pada tahun 2016 menghasilkan 1.814.550 ton (BPS Hortikultura, 2017).

Mangga (Mangifera indika spp) merupakan salah satu komoditi


hortikultura. Ditjen Bina Produksi Hortikultura (2004), menginformasikan bahwa
wilayah utama pengembangan mangga Indonesia terutama diarahkan pada sentra
produksi yang sudah dikenal selama ini, yaitu Jawa Timur (Kabupaten Pasuruan
dan Situbondo), Jawa Barat (Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Majalengka),
dan Sulawesi Selatan (Kabupaten Takalar dan Jeneponto). Hingga tahun 2002,
varietas mangga yang sudah dilepas oleh menteri pertanian yaitu sebanyak 16
varietas (Rachmiyanti, 2006).

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah andalan pengembangan


mangga di Indonesia yang memberikan kontribusi tertinggi kedua setelah Provinsi
Jawa Timur. Luas panen mangga di Jawa Barat tahun 2003 mencapai 7.424 ha
dengan total produksi 141.064 ton, atau setara dengan produktivitas 190 kwintal
per ha. Lima jenis mangga utama yang dikembangkan di sentra mangga Jawa
Barat yang meliputi kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu adalah
mangga Harumanis, Gedong Gincu, Dermayu, dan Golek. Pengembangan

1
komoditas mangga di beberapa daerah di wilayah Kabupaten Majalengka, telah
banyak dilakukan baik secara individu maupun dalam kaitan dengan program
pengembangan komoditas unggulan daerah melalui suatu sistem agribisnis
(Anugrah, 2009).

Produksi buah mangga di Indonesia selalu berfluktuasi, ini dapat dilihat


pada Tahun 2014. Menurut berdasarkan survey Ditjen Hortikultura, pada tahun
2014 Mangga mengalami angka produksi yang lebih besar daripada tahun
sesudahnya (2015, dan 2016). Pulau yang memiliki produksi tertinggi terdapat di
daerah pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah) yaitu sebesar
6.424.712 atau 70% , sedangkan provinsi lainya, hanya menyisakan 30% pada
produksi mangga.

Sentra Produksi Mangga Tahun 2014


Provinsi Lainya
Jawa Tengah 18%
19%

Nusa Tenggara…

Sulawesi Selatan
7%
Jawa Timur
38%
Jawa Barat
13%
Provinsi Lainya Nusa Tenggara Barat Sulawesi Selatan
Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah

Gambar 1. Angka Produksi Mangga di Pulau Jawa Tahun 2014


Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura

Pada tahun 2014 Produksi buah sebesar 2.431.330 ton atau sekitar
12,28% dari total produksi buah nasional. Sentra produksi mangga di Indonesia
adalah Pulau Jawa dengan total produksi sebesar 1.813.281 ton atau sekitar
74,58% dari total produksi mangga nasional. Provinsi penghasil mangga terbesar
adalah Jawa Timur dengan produksi sebesar 922.727 ton atau sekitar 37,95% dari
total produksi mangga nasional, diikuti oleh Jawa Tengah 459.669 ton dan Jawa
Barat menghasilkan 321.482 ton. Sedangkan provinsi penghasil mangga terbesar
di luar Jawa adalah Sulawesi Selatan dengan produksi sebesar 161.829 ton atau
sekitar 6,66% dari total produksi mangga nasional, diikuti oleh Nusa Tenggara

2
Barat. Persentase produksi mangga pada beberapa sentra produksi di Indonesia
tahun 2014 secara rinci disajikan dalam Gambar 1. Pada tahun 2014 sentra
produksi mangga nasional terletak di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Provinsi Jawa Barat menempati urutan ketiga sebagai sentra produksi mangga
nasional dengan kontribusi sebesar 13%. Wilayah sentra produksi mangga di Jawa
Barat terletak di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Cirebon, dan Kabupaten Subang. Pada tahun 2014 produksi mangga di Provinsi
Jawa Barat mencapai 321 482 ton.

Tabel 1. Angka Produksi Mangga di Jawa Barat Tahun 2010 – 2017

KABUPATEN/ Tahun
No
KOTA 2010 2011 2012 2013 2014
1 BOGOR 16,514 136,558 39,380 29,405 22,863
2 SUKABUMI 26,593 77,695 62,054 73,571 123,735
3 CIANJUR 15,181 125,576 81,126 94,258 121,065
4 BANDUNG 7,912 26,971 33,507 42,848 51,523
5 GARUT 137,792 197,638 175,281 112,840 75,658
6 TASIKMALAYA 8,255 46,581 45,539 25,155 28,701
7 CIAMIS 12,873 28,984 50,475 38,747 37,833
8 KUNINGAN 55,281 448,682 393,765 324,062 233,286
9 CIREBON 130,776 559,818 620,533 309,481 516,607
10 MAJALENGKA 164,310 432,807 485,213 102,427 571,725
11 SUMEDANG 175,344 211,698 290,084 236,069 206,326
12 INDRAMAYU 358,269 630,577 685,059 847,878 724,359
13 SUBANG 82,758 267,920 159,705 801,066 172,113
14 PURWAKARTA 21,177 16,420 23,425 17,737 35,697
15 KARAWANG 69,308 194,511 138,066 123,699 188,261
16 BEKASI 38,832 68,457 31,028 39,819 26,677
17 BANDUNG BARAT 12,005 24,927 64,073 9,691 27,373
18 PANGANDARAN 16,669
19 KOTA BOGOR 1,367 1,991 832 5,246 4,260
20 KOTA SUKABUMI 1,654 1,550 1,252 949 677
21 KOTA BANDUNG 2,552 29,157 9,876 997 1,593
22 KOTA CIREBON 7,399 4,369 17,341 3,932 3,509
23 KOTA BEKASI 6,916 8,833 7,584 8,539 9,129
24 KOTA DEPOK 7,431 5,363 8,502 6,213 2,745
26 KOTA TASIK 416 1,684 5,129 4,445 3,066
27 KOTA BANJAR 902 9,417 11,012 10,727 8,708

JUMLAH 1,371,042 3,571,868 3,442,046 3,270,701 3,214,818

Sumber : BPS pemprov, 2014

3
Kabupaten Majalengka merupakan salah satu sentra komoditi mangga
Gedong Gincu di Jawa Barat. Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Majalengka
memiliki luas tanam pada tahun 2011 seluas 3.210,42 ha dan produktivitas
sebesar 8 ton/ha. Data tersebut menunjukkan bahwa sentra kawasan mangga
gedong gincu di Kabupaten Majalengka cukup luas, serta produktivitas per hektar
cukup tinggi, hal tersebut mengindikasikan bahwa Kabupaten Majalengka sangat
berpotensi untuk dikembangkan usaha agribisnis mangga Gedong Gincu. (Dinas
Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, 2014).

Tingginya potensi Kabupaten Majalengka sebagai salah satu sentra


mangga Gedong Gincu di Jawa Barat, ternyata didalamnya masih menyisakan
beberapa permasalahan. Salah satunya yaitu permasalahan dalam produksi yang di
dalamnya melibatkan berbagai lembaga pemasaran. Permasalahan yang sering
muncul dalam sistem agribisnis hortikultura pada umumnya adalah permasalahan
mulai dari tahap produksi hingga tahap pemasaran hasil hortikultura, belum
sepenuhnya memberikan insentif yang optimal kepada para petani. Bagian nilai
tambah yang diterima petani produsen masih minimal bila dibandingkan dengan
pelaku pada mata rantai yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
untuk memperbaikinya.

Tabel 2. Angka Produksi Mangga di Kabupaten Majalengka Tahun 2012 - 2016

Produksi (Ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 10.775,5 1.375,5 11.066,4 15.488,2 11.488,9 10.038,9
2 Cigasong 1.370,0 424,2 2.823,9 21,9 3,5 928,7
3 Maja 399,5 592,5 487,2 9,4 5,7 298,9
4 Kadipaten 127,0 161,8 1.145,2 335,2 521,6 458,2
5 Panyingkiran 11.885,1 1.978,4 19.182,0 24.641,2 14.288,0 14.394,9
6 Jatiwangi 159,2 284,8 1.065,6 594,2 443,7 509,5
7 Dawuan 851,6 60,5 832,8 525,4 412,8 536,6
8 Kasokandel 1.324,2 261,6 985,4 674,9 378,2 724,9
9 Ligung 2.287,0 471,2 1.950,6 1.886,6 585,4 1.436,2
10 Jatitujuh 3.656,2 1.477,3 2.782,0 2.977,2 736,2 2.325,8
11 Rajagaluh 530,7 194,8 474,9 830,2 206,0 447,3
12 Sindangwangi 250,0 360,0 285,0 557,3 255,8 341,6
13 Leuwimunding 250,5 91,7 150,9 493,9 135,9 224,6
14 Sukahaji 1.033,9 574,2 867,1 1.266,2 628,9 874,1
15 Sindang 959,3 180,3 483,5 820,5 622,3 613,2

4
Tabel 2. Angka Produksi Mangga di Kabupaten Majalengka Tahun 2012 - 2016 (Lanjutan)

Produksi (Ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata - rata
16 Talaga 280,1 106,4 101,4 60,1 22,4 114,1
17 Banjaran 59,6 45,0 124,8 33,2 22,9 57,1
18 Cikijing 64,8 12,9 117,3 518,4 593,2 261,3
19 Cingambul 8,4 6,9 157,2 492,0 535,2 239,9
20 Bantarujeg 2.371,0 1.383,5 1.616,3 229,9 159,3 1.152,0
21 Malausma 3.131,6 1.237,4 1.477,4 1.266,3 1.041,5 1.630,8
22 Argapura 468,8 388,7 191,2 803,0 57,9 381,9
23 Kertajati 2.968,3 961,5 1.337,7 1.631,4 1.422,5 1.664,3
24 Sumberjaya 94,4 158,2 201,8 332,2 162,9 189,9
25 Palasah 2.350,9 357,4 757,6 1.753,6 326,8 1.109,3
26 Lemahsugih 562,7 489,4 843,7 6.152,5 2.471,8 2.104,0
Jumlah 48.220,3 13.636,1 51.508,9 64.394,9 37.529,3 43.057,9
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Majalengka, 2017

Menurut Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Majalengka (2017),


menyatakan bahwa di Kab. Majalengka terdapat 26 kecamatan yang memproduksi
Mangga. Pada Tabel 2. menunjukan bahwa Kecamatan Panyingkiran memiliki
angka jumlah rata – rata terbesar di Kab. Majalengka. Kecamatan Panyingkiran
memiliki angka rata – rata 14. 394, 9. Walaupun di Tahun 2012 – 2016
Kecamatan Panyingkiran memiliki angka produksi yang fluktuatif, namun
Kecamatan Panyingkiran masih memiliki angka produksi yang besar diantara
kecamatan Kab. Majalengka lainya. Hal tersebut terbukti bahwa Kecamatan
Panyingkiran memiliki peranan besar dalam memproduksi Mangga di Kab.
Majalengka.
Tabel 3 menunjukkan bahwa Desa Pasirmuncang merupakan sentra
produksi Mangga Gedong Gincu ke dua terbanyak dalam menghasilkan buah
mangga di Kecamatan Panyingkiran, walaupun Desa Panyingkiran lebih unggul
dalam menghasilkan produksi mangga di Majalengka. Desa Pasirmuncang
menghasilkan produktivitas sebanyak 70 Kw/Ha. Untuk produksi nya
menghasilkan jumlah sebesar 1.253 ton.

5
Tabel 3. Angka Produksi Mangga Daerah Kecamatan Panyingkiran Tahun
2017

DESA Produktivitas (Kw/Ha) Produksi (Ton)


Jatipamor 54 16.2
Panyingkiran 67.5 195.75
Bantrangsana 80 32.8
Karyamukti 50 15
Leuwiseeng 70 84
Bonang 60 120
Jatiserang 60 600
Cijurey 70 315
Pasir Muncang 70 1.253
Rata – Rata 64.61 292.416
Sumber: BPP (Balai Pelatihan Pertanian) Kecamatan Panyingkiran, 2017

Kecamatan Panyingkiran, adalah kecamatan yang menjadi salah satu


Kecamatan penghasil Mangga Gedong Gincu. Salah satu desa Kecamatan
Panyingkiran yang memproduksi mangga Gedong Gincu yaitu Desa Pasir
Muncang.

Desa Pasir Muncang merupakan Desa yang sebelah selatan nya


berbatasan dengan Dusun Leuwihieum Kabupaten Sumedang yang dibatasi oleh
Sungai Cilutung. Hasil pendapatan penduduknya kebanyakan dari memproduksi
mangga. Desa Pasir Muncang merupakan salah satu sentra produksi mangga, oleh
karena itu, rata – rata masyarakat Desa Pasir Muncang bermata pencaharian
menjadi petani mangga.

Desa Pasir Muncang ini memiliki seorang petani sukses yang merupakan
salah satu pengepul besar bernama Pak Yunus Maulana. Perusahaan beliau dapat
menghasilkan produksi mangga gedong gincu dengan rata – rata 3 ton mangga /
hari sepanjang tahun. Pada saat puncak panen, perusahaan beliau dapat
menghasilkan produksi mangga gedong gincu dengan rata – rata 5 ton mangga /
hari. Dia memiliki perusahaan yang dia sebut bernama Berkah Buah yang
memproduksi utamanya adalah Gedong Gincu. Pak Yunus memiliki 300 pohon
dengan memiliki lahan sendiri 2 hektar dan 0,5 hektar lahan yang dia kontrak dari
petani mangga lain.

6
Menurut Pak Momo Suherman Kepala Desa Pasir Muncang
menyebutkan bahwa, perusahaan Berkah Buah yang dimiliki oleh Pak Yunus
Maulana terbilang sukses dalam berwirausaha dan dapat dijadikan sebagai
cerminan masyarakat yang bisa diteladani dalam usaha Mangga Gedong Gincu.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Bagaimana Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu di
Perusahaan Berkah Buah”. Sehingga, peneliti dapat mendeskripsikan apa saja
kegiatan yang dilakukan oleh petani besar perusahaan Berkah Buah ini dalam
mengelola usaha Mangga Gedong Gincu dan membuat perusahaan Berkah Buah
ini menjadi contoh masyarakat di daerah Desa Pasir Muncang dalam
berwirausaha.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
Bagaimana keragaan agribisnis Mangga Gedong Gincu yang selama ini sudah
dilakukan oleh perusahaan Berkah Buah di Desa Pasirmuncang, kec.
Panyingkiran, Kab. Majalengka ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan keragaan agribisnis Mangga Gedong Gincu yang terdapat di


Perusahaan Berkah Buah di Desa Pasirmuncang, kec. Panyingkiran, Kab.
Majalengka ?

1.4 Kegunaan Penelitian


1. Bagi pengembangan ilmu
Dapat dijadikan sumber informasi kajian usahatani Mangga Gedong Gincu
mengenai produksi, untuk dapat memperkaya dunia pustaka dan sebagai sumber
penelitian lanjutan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan usahatani
Mangga Gedong Gincu.
2. Bagi aspek guna laksana

7
a. Bagi Peneliti, sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan tentang usahatani
mangga gedong gincu.
b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan kajian dan saran dari peneliti untuk
menentukan keragaan usahatani Mangga Gedong Gincu.
c. Bagi Pembaca, sebagai bahan informasi dalam menambah wawasan tentang
mangga gedong gincu, diharapkan dengan tulisan ini dapat memberikan inspirasi
untuk berusahatani Mangga Gedong Gincu.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Mangga

2.1.1.1 Pengertian Mangga

Mangga (Magifera Indica L.) merupakan buah daerah tropis dan subtropis
yang terkenal dengan aroma eksotis dan biasanya disebut sebagai raja buah
(Sivakumar, 2010). Mangga juga dikenal sebagai The Best Loved Tropical Fruit
yaitu buah khas daerah tropis yang mahal harganya dan banyak peminatnya di
pasaran luar negeri selain manggis dan pisang (Deptan RI, 2007).

2.1.1.2 Jenis Tanaman

Klasifikasi botani tanaman mangga adalah :

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledonae
 Ordo : Sapindales
 Famili : Anacardiaceae
 Genus : Mangifera
 Spesies : Mangifera Indica L. cv Gedong Gincu

Mangga gedong gincu dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah dataran
rendah dengan ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut (dpl), memiliki curah
hujan 750 – 2.250 mm per tahun, suhu harian 24 – 28 °C, kelembaban 50 – 60%,
jenis tanah gembur yang mengandung pasir dan kedalaman air 50 – 150 cm.

9
Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di
daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta
gugur bunga/buah jika bunga muncul saat hujan. Suhu harian yang ideal untuk
pembuahan antara 24 – 40°C (Rukmana, 2007).

2.1.1.3 Budidaya Mangga Gedong Gincu

Mangga gedong gincu sangat tepat ditanam pada dataran rendah dengan
ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan
sekitar 1.000mm/ tahun dengan bulan kering mencapai 3 – 6 bulan. Kebutuhan
sinar matahari sangatlah krusial untuk hasil yang maksimal. Untuk ph tanah,
sebaiknya berkisar 5,5 – 6,5 dan memiliki struktur tanah berpasir dengan suhu
optimum di antara 24 – 27°C.

1. Penanaman

Mangga gedong gincu, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah
menyiapkan lahan untuk menanam. Tanah yang cocok untuk budidaya mangga
gedong gincu haruslah tanah yang subur. Pembersihan lahan juga penting karena
gulma dan lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman harus benar-
benar dihilangkan. Jarak antartanaman bisa saja bervariasi dan biasanya
menggunakan ukuran 5 × 5 meter.
Untuk cara tanam, lakukan penggalian lubang tanam sedalam 30 cm dan
tanahnya bisa dibiarkan di sisi kanan. Pada budidaya mangga gedong gincu tanah
yang tadinya diletakkan di sisi kanan lubang bisa dicampur dengan pupuk
kandang dengan rasio 1 : 1 setelah 1 bulan penggalian. Lalu, masukkan campuran
tanah dan pupuk kandang tadi dalam lubang galian dan masukkan benih yang
Anda beli ke dalam titik lubang.

2. Pemeliharaan

Tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Ini merupakan bagian penting


dalam menanam mangga gedong gincu. Pemeliharaan meliputi pengendalian
serangan hama, pengairan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian
gulma.Apabila hujan tidak turun saat diperkirakan, lebih baik lakukan penyiraman

10
tanaman. Pada Mei – Juni ketika tanaman sudah berusia 4 – 5 tahun, tidak perlu
diberi air agar tanaman menjadi terangsang untuk berbunga. Apabila bunga sudah
muncul, pohon bisa segera disiram agar buah yang dihasilkan nanti menjadi
optimal. Perhatikan masalah gulma dan hal lain yang mengganggu pertumbuhan
tanaman seperti rumput dan ilalang serta tanaman parasit. Pembersihan itu penting
dan bisa dilakukan dengan cara menyiangi ataupun memberikan semprotan
pestisida.

3. Pemupukan
Untuk masalah pemupukan, tentu Anda bisa mengikuti berbagai tips
dalam memberikan pupuk pada tanaman buah mangga. Pupuk yang dibutuhkan
adalah pupuk kandang, kompos, NPK, Urea, KCI, dan Super Nasa. Biasanya
pupuk diberikan dengan cara memasukkannya pada lubang dekat tanaman dengan
dosis 30 – 40 kg / pohon setiap 2 tahun sekali yang diberikan tiap awal musim
hujan dan juga setiap pertengahan tahun.

4. Pemangkasan

Pada budidaya mangga gedong gincu pemangkasan harus dilakukan


secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk menghasilkan buah yang berkualitas.
Pemangkasan bisa meliputi pemangkasan perawatan, dan pembuahan.

5. Panen

Buah mangga gedong gincu sudah siap panen ketika buah telah terlihat
berwarna hijau dan beberapa bagian kulit berwarna kemerahan. Pada panen
pertama, mangga ini biasanya hanya menghasilkan 10 – 15 buah per pohon.
Barulah pada panen kedua buah akan tumbuh dengan lebat.

11
2.1.1.4 Kandungan Buah Mangga

Buah mangga merupakan buah-buahan tropis yang memiliki kandungan


gizi yang baik untuk dikonsumsi. Hal ini ditunjukkan oleh komposisi beberapa
jenis buah mangga pada Tabel 4. Berdasarkan (Tabel 4), buah Mangga Gedong
Gincu memiliki keunggulan kandungan vitamin A yang tinggi yaitu sebesar 2528
RE. Kandungan ini enam kali lebih besar dari rata-rata kandungan vitamin A pada
mangga jenis lain. Panen Mangga Gedong Gincu terjadi dua kali dalam setahun,
yaitu bulan Mei – Juli (panen kecil) dan September – Desember (panen raya).

Tabel 4. Kandungan Gizi pada Mangga Gedong Gincu


Jenis Mangga
No Kandungan Satuan
Arumanis Indramayu Gedong Golek
1. Energi Kal 46 72 44 63
2. Protein G 0.4 0.8 0.7 0.5
3. Lemak G 0.2 0.2 0.2 0.2
4. Karbohidrat G 11.9 18.7 11.2 16.7
5. Kalsium G 15.0 13.0 13.0 14.0
6. Fosfor Mg 9.0 10.0 10.0 10.0
7. Besi Mg 0.2 1.9 0.2 0.7
8. Vitamin A RE 185 447 2528 57
9. Vitamin C Mg 6.0 16.0 9.0 30.0
10. Vitamin B1 Mg 0.08 0.06 0.08 0.08
11. Air G 86.6 80.2 87.4 82.2
12. Bdd % 65 65 65 65
Sumber: Depkes (2007).

2.1.2 Keragaan Agribisnis

Agribisnis merupakan sektor yang menjadikan pertanian sebagai roda


penggeraknya, sehingga proses dari hulu hingga hilir menjadi hal yang patut
diperhatikan untuk mencapai tujuan agribisnis yang diinginkan. Istilah agribisnis
pertama kali muncul pada tahun 1955, yang dikemukakan oleh John H Davis
dalam acara Boston Conference on Distribution di Amerika Serikat, sejak saat itu
pengertian akan agribisnis sendiri terus berkembang dan pada tahun 1957 muncul
sebuah definisi yang menggambarkan agribisnis,

12
Agribusiness is the sum total of all operation in manufacture and
distribution of farm, production operation on the farm, and the storage
processing and distribution of farm commodities and items made from
them(Davis and Golberg,1957 dalam Maulidah, 2012).

Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), Agribisnis adalah setiap usaha yang
berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input
pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan
pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara
pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek
budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap
pemasaran.

Menurut Saragih dan Khrisnamurthi dalam Suryanto, B (2004)


Agribisnis atau agribusiness adalah usaha pertanian dalam arti luas mencakup
semua kegiatan mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai
pada kegiatan budidaya produksi usahatani, kegiatan pengolahan hasil dan
kegiatan pemasarannya. Kegiatan agribisnis secara utuh mencakup : (1) subsistem
pengadaan saprotan yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan dan menyalurkan
sarana produksi ; (2) subsistem budidaya yaitu kegiatan ekonomi yang
menggunakan saprodi untuk menghasilkan produksi primer; (3) subsistem
pengolahan hasil yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer
menjadi produk olahan yang siap dikonsumsi; (4) subsistem pemasaranyaitu
kegiatan memasarkan hasil pertanian primer dan produk olahannya dan (5)
subsistem kelembagaan (Oelviani R, 2013).

Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat


unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari berbagai sub sistem yang
tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta
terorganisasi sebagai suatu totalis (Hermawan, 2012).

13
1. Subsistem Agribisnis Hulu

Subsistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan


dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana
produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input
usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan
tepat produk.

2. Subsistem Agribisnis Usahatani

Subsistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan


usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk
kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi,
dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini
ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable, artinya meningkatkan
produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa
meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air.

3. Subsistem Agribisnis Hilir

Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di


tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan
pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan
maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer
tersebut.

4. Subsistem Pemasaran

Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan


agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem
ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence
pada pasar domestik dan pasar luar negeri.

5. Subsistem Penunjang

Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen
yang meliputi : Sarana Tataniaga, Perbankan/perkreditan, Penyuluhan Agribisnis,

14
Kelompok tani, Infrastruktur agribisnis, Koperasi Agribisnis, BUMN, Swasta,
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, Transportasi, Kebijakan
Pemerintah.

Sistem agribisnis yang lengkap menurut Sudaryanto dan pasandaran,


(1993) dan ditjehort, (2001) merupakan suatu gugusan industry (industrial
cluster) yang terdiri dari 5 subsistem yaitu : (1) subsistem agribisnis hulu yakni
industry sarana produksi, (2) subsistem budidaya yakni yang menghasilkan
komoditas premier, (3) subsistem agribisnis hilir yakni industry pengolahan baik
menghasilkan produk antara maupun produk akhir, (4) subsistem pemasaran yaitu
kegiatan distribusi dari sentra produksi produksi ke sentra konsumsi dan (5)
subsistem jasa penunjang yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan
yang kondusif bagi pengembangan agribisnis (Saptana dkk, 2004).

2.1.2.1 Subsistem Agribisnis Hulu

Pengadaan faktor produksi menjadi hal yang vital, mengingat tanpa


adanya faktor produksi maka tidak akan berjalannya suatu kegiatan produksi, hal
yang sama juga terjadi apabila faktor produksi agribisnis semisal pengadaan
pupuk, benih, saran dan alat produksi tidak tersedia, maka tidak akan berjalan.
Menurut Teken dalam Rita Hanafie (2010) aspek-aspek yang termasuk kedalam
Agribisnis Hulu meliputi bibit, makanan,ternak, pupuk, obat pembasmi hama,
kredit, alat dan mesin pertanian, informasi pertanian yang dibutuhkan petani,
alternative teknologi yang kompatibel dengan petani setempat, pengarahan dan
pengelolaan tenaga kerja dan sumberlainnya secara optimal, serta unsur-unsur
pelancarnya.

Lebih lanjut menurut Mosher dalam Rita Hanafie (2010) untuk


memenuhi kebutuhan akan benih, ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara
lain:

 Mendirikan balai benih oleh pemerintah


 Mengadakan sistemperusahaan penangkar benih yang diakui
 Memberikan sejumlah benih unggul kepada beberapa petani di tempat agar
diperbanyak dan kemudian digunakan oleh petani lain

15
Lebih lanjut mosher menjelaskan dalam pengadaan sarana dan alat
produksi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

 Efektivitas dari Segi Teknis


 Mutunya dapat Dipercaya
 Harganya tidak Mahal
 Harus Tersedia Setempat dan Setiap Waktu Petani Memerlukannya
 Dijual dalam Ukuran atau takaran yang cocok

2.1.3.2 Subsistem Agribisnis Usaha Tani / Produksi Pertanian

Menurut Teken dalam Rita Hanafie (2010) subsistem ini didalamnya


mencakup pengembangan dan pembinaan untuk meningkatkan produksi
pertanian, baik usaha tani rakyat maupun usaha tani berskala besar. Kegiataan
yang termasuk dalam subsistem ini adalah perencanaan lokasi, komoditas,
teknologi, serta pola usaha tani dan skala usahanya untuk mencapai tingkat
produksi yang optimal. Optimalisasi penggunaan faktor produksi bertujuan untuk
mencapai penggunaan barang seefisien mungkin. Dalam terminology ilmu
ekonomi, efisiensi digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:

 Efisiensi Teknis
 Efisiensi Alokatif/Harga
 Efisiensi Ekonomi

Suatu penggunaan faktor produksi disebut efisiensi teknis bila faktor


produksi yang digunakan menghasilkan produksi yang maksimal. Dikatakan
efisiensi harga bila nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi
yang bersangkutan. Dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut
mencapai efisiensi teknis dan efisiensi harga (Soekartawi, 2001).

2.1.2.2 Subsistem Hilir

Menurut Teken dalam Rita Hanafie (2010) subsistem hilir termasuk


didalamnya pengolahan sederhana di tingkat petani, juga keseluruhan kegiatan,
mulai dari penanganan pascapanen sampai pada tingkat pengolahan lanjutan,
selama bentuk, susunan dan cita rasa tidak berubah. Termasuk didalamnya

16
kegiatan proses pengupasan, pembersihan, pengekstrakan, pengalengan,
pembekuan, dehidrasi, serta peningkatan mutu dan pengemasan.

Subsistem pengolahan hasil menjadi sesuatu yang penting karena


pertimbangan di antaranya yaitu :

 Meningkatkan nilai tambah


 Meningkatkan kualitas hasil
 Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
 Meningkatkan keterampilan produsen
 Meningkatkan pendapatan produsen

2.1.2.3 Subsitem Pemasaran

Subsistem pemasaran mencakup didalamnya penanganan distribusi dan


pemasaran hasil-hasil uasaha tani atau hasil olahanya. Agar dapat berkembang
maka berbagai kegiatan seperti pemantauan, pengembangan informasi pasar,
market development, market promotion, dan market intelligence harus dilakukan
(Rita Hanafie, 2010).

Menurut Kotler (1980) dalam Soekartawi (2001), terdapat lima faaktor


yang menyebabkan mengapa pemasaran itu penting :

 Jumlah produk yang dijual menurun


 Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun
 Terjadinya perubahan yang diinginkan konsumen
 Kompetisi yang semakin tajam
 Terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan

Strategi pada pemasaran akan selalu berubah mengikuti perubahan pada


keinginan konsumen atau consumer behavior yang selalu berubah. Begitu juga
dengan sistem perekonomian yang semakin maju di mana persaingan semakin
meningkat, maka strategi pemasaran perlu juga di tingkatkan agar dapat bersaing.
Manajemen pemasaran yang modern memang mendahulukan kepentingan
konsumen seperti yang dikatakan Kohler, Dalrymple dan parson serta soekartawi,

17
dalam soekartawi (2001) bahwa perubahan konsumen menentukan jumlah barang
yang diminta. Selanjutnya agar tidak terjadi harga yang melonjak tinggi, maka
produksi harus ditingkatkan. Hal ini menuntut produsen untuk meningkatkan
produksinya.

Untuk komoditi pertanian, pemasaran terjadi bukan saja ditentukan oleh


lima aspek seperti yang dikemukakan Kotler (1980), tetapi aspek yang lain, yaitu

 Kebutuhan yang mendesak


 Tingkat komersialisasi produsen(petani)
 Keadaan harga yang menguntungkan
 Karena peraturan

2.1.2.4 Subsitem Penunjang

Subsistem jasa layanan penunjang agribisnis (kelembagaan) atau


supporting institution adalah segala bentuk aktivitas yang berfungsi untuk
mendukung serta mengembangkan seluruh kegiataan yang terdapat pada sistem
agribisnis, mulai dari sub-sistem hulu, sub-sistem usaha tani sampai sub-sistem
hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh,
konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan
memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan pembinaan
teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen pertanian. Untuk lembaga
keuangan seperti perbankan, model ventura, dan asuransi yang memberikan
layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus
asuransi). Sedangkan lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai
penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi
produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan
pengembangan (Maulidah, 2012).

Kelompok tani merupakan salah satu dari bagian jasa penunjang, dalam
hal ini agar jasa penunjang berjalan sesuai sebagai mana mestinya, kelompok
harus berjalan sebagai mana fungsinya. Menurut Departemen Pertanian kelompok
tani memiliki fungsi sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi.
Kelompok tani sebagai kelas belajar, merupakan wadah belajar-mengajar bagi

18
anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani. Kelompok tani
sebagai wahana kerjasama merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama
diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan
pihak lain. Sedangkan kelompok tani sebagai unit produksi maka usahatani yang
dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani secara keseluruhan
harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk
mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun
kuantitas.

2.1.3 Analisis Usahatani

2.1.3.1 Pengertian Analisis Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang


mengusahakan dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi berupa lahan dan
alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-
baiknya. Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani
menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-
faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga memberikan pendapatan
semaksimal mungkin (Suratiyah, 2009).

Pada umumnya ciri usahatani di Indonesia adalah kepemilikan lahan


sempit, pendapatan rendah, modal yang dimiliki rendah, pengetahuan rendah
sehingga berpengaruh terhadap pendapatan petani (Soekartawi, 1986). Menurut
Rahim (2007) menyatakan bahwa usahatani (wholefarm) merupakan ilmu yang
mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi
(tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan peptisida) dengan
efektif, efisien, dan berkelanjutan untuk menghasilkan produksi yang tinggi
sehingga, pendapatan usahataninya meningkat. Dikatakan efektif bila petani dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya,
dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
pengeluaran (output).

19
2.1.3.2 Faktor – Faktor Produksi dalam Usahatani

Suratiyah (2009) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor


bekerja dalam usahatani baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:

1. Alam

Alam merupakan faktor yang sangat menentukan usahatani. Faktor alam


dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor tanah dan lingkungan alam sekitarnya.
Faktor tanah misalnya jenis tanah dan kesuburan. Faktor alam sekitar yaitu iklim
yang berkaitan dengan ketersediaan air, suhu dan lain sebagainya.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usahatani
yang sangat tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya
penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan
kualitas produk. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga
kerja luar keluarga. Beberapa hal yang membedakan antara tenaga kerja keluarga
dan tenaga luar, antara lain: komposisi menurut umur, jenis kelamin, kualitas dan
kegiatan kerja (prestasi kerja). Kegiatan kerja tenaga luar sangat dipengaruhi
sistem upah, lamanya waktu kerja, kehidupan sehari-hari, kecakapan dan umur
tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung
setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan, kemudian
dijumlahkan untuk seluruh usahatani.

Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga kerja


adalah HOK (hari orang kerja) dan JKO (jam orang kerja). Pemakaian HOK ada
kelemahan karena HOK masing-masing daerah berlainan (satu HOK di daerah
belum tentu sama dengan satu HOK di daerah A) bila dihitung jam kerjanya.
Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis
komoditas persatuan luas dinamakan Intensitas Tenaga Kerja. Intensitas Tenaga
Kerja tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan, tujuan dan sifat
usahatannya, topografi, tanah serta jenis komoditas yang diusahakan.

20
3. Modal

Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya sebuah usaha, demikian pula


dengan usatani. Penggolongan modal dalam usahatani keluarga cenderung
memisahkan faktor tanah dari alat produksi yang lain. Hal ini dikarenakan belum
ada pemisahan yang jelas antara modal usaha dan modal pribadi. Dalam arti
ekonomi perusahaan, modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan
untuk memproduksi kembali atau modal adalah barang ekonomi yang dapat
dipergunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan.

4. Pengelolaan dan Manajemen

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan,


mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya
sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang
diharapkan.

2.1.3.3 Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani

1. Biaya Usahatani

Menurut Hernanto (1989) faktor biaya sangat menentukan kelangsungan


proses produksi. Biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses
produksi serta membawanya menjadi produk disebut biaya produksi termasuk
didalamnya barang yang dibeli dan jasa yang dibayar didalamnya maupun diluar
usahatani. Ada 4 (empat) pengelompokan biaya, sebagai berikut:

a. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu
masa produksi, misalnya : pajak tanah, pajak air dan penyusutan alat bangunan
pertanian.

b. Biaya Variabel (variabel cost)


Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada skala
produksi. Yang tergolong biaya variabel antara lain, biaya untuk pupuk, bibit, obat
pembasmi hama dan penyakit, tenaga kerja, dan biaya panen.

21
c. Biaya Tunai
Biaya tunai dari biaya meliputi pajak air, kredit ataupun pajak tanah.
Biaya tenaga kerja diluar keluarga dan pemakaian sarana produksi termasuk
dalam biaya tunai dari biaya variabel.
d. Biaya Tidak Tunai
Biaya tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan untuk membayar
tenaga kerja dalam keluarga, seperti biaya panen, serta biaya pengolahan tanah
yang dilakukan oleh keluarga petani.

Pengklafisian pembiayaan tersebut, dikenal juga apa yang disebut biaya


langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah semua biaya – biaya
langsung adalah dipergunakan dalam proses produksi atau lebih dikenal dengan
actual cost. Biaya langsung jgua sering disebut farm expenses yaitu biaya
produksi yang betul – betul dikeluarkan oleh petani. Istilah ini biasanya
dipergunakan untuk mencari pendapatan petani (farm income). Sedangkan biaya
tidak langsung adalah biaya – biaya tidak langsung dipergunakan dalam proses
produksi, seperti penyusutan alat dan sebagainya (Soekartawi, 2006).

Rumus : TC = TVC + TFC

Keterangan : TC = Biaya produksi

TVC = Biaya variabel

TFC = Biaya tetap

2. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang


diperoleh dengan harga jual, total penerimaan dari kegiatan usahatani yang
diterima pada akhir proses produksi. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan
sebagai keuntungan material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan

22
jasa petani maupun keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat
pemakaian barang modal yang dimilikinya.

Rumus : TR = Py . Y

Keterangan : TR = Total penerimaan

Py = Harga produksi per unit

Y = Jumlah produksi yang dihasilkan

3. Pendapatan Usahatani

Rahim dan Diah (2007) menyatakan bahwa pendapatan usahatani


merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya. Penerimaan usahatani
adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Sedangkan
menurut Soekartawi (1986) Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai
produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
yang tidak dijual. Penerimaan terbagi menjadi penerimaan tunai dan penerimaan
tidak tunai (diperhitungkan). Penerimaan tunai adalah uang diterima dari 25
penjualan produk usahatani, sedangkan penerimaan tidak tunai merupakan
pendapatan yang bukan dalam bentuk uang, seperti hasil panen padi yang
dikonsumsi dan digunakan untuk benih (input). Biaya usahatani (pengeluaran)
usahatani) merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen.

Menurut Soekartawi (1986) menyatakan bahwa pendapatan usahatani


dibedakan menjadi pendapatan tunai dan pendapatan total. Pendapatan tunai
usahatani adalah selisih antara penerimaan total usahatani dengan pengeluaran
usahatani. Pendapatan total usahatani (pendapatan bersih) adalah selisih antara
penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan dalam proses produksi,
dimana semua input miliki kelurga diperhitungkan sebagai biaya produksi.
Sukirno (2002) Total Revenue (TR) adalah jumlah produksi yang dihasilkan,
dikalikan dengan harga produksi dan pendapatan merupakan selisih antara
penerimaan dan total biaya. Secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut:

23
Rumus: π = TR – TC

Keterangan: π = Pendapatan (Rp/musim tanam)

TR = Total penerimaan (Rp/musim tanam)

TC = Total biaya (Rp/musim tanam)

Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur nilai efisiensi


pendapatan tersebut yaitu penerimaan untuk setiap biaya yang dikeluarkan atau
imbangan penerimaaan dan biaya atau Revenue and Cost Ratio (R/C ratio).
Menurut Rahim (2008) menyatakan analisis return cost (R/C) ratio merupakan
perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Analisis R/C ratio dapat
dibagi menjadi menjadi tiga bagian besar, antara lain:

R/C > 1: Usahatani meguntungkan

R/C = 1: Usahatani impas

R/C < 1: Usahatani rugi

Analisis R/C rasio ini digunakan untuk melihat keuntungan relatif dari
suatu cabang usaha dengan cabang usaha yang lainnya berdasarkan finansial.

24
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 5. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian yang Dilakukan
Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
1. Cecep Permadi 1991 Keragaan 1. Bagaimana pengadaan dan - R/C rasio 1. Subsistem – subsistem
Subsitem – penyaluran sarana produksi dalam agribisnis nanas di
Subsistem dalam yang digunakan dalam kecamatan jalan cagak
Agribisnis nenas usahatani nanas. mempunyai potensi untuk
( Ananas comusus 2. Bagaimana petani ber dikembangkan. Oleh karena
(L) Merrr ) di usahatani nanas dan analisis R/ itu kendala – kendala yang
kecamatan jalan C rasio usahatani nanas . terdapat pada setiap
cagak , kabupaten 3. Bagaimana saluran dan fungsi subsistem tersebut harus
pemasaran buah nanas segar
DT. II Subang ditanggulangi.
dari tingkat petani sampai ke
tingkat konsumen berdasarkan
pendekatan kelembagaan,
menghitung marjin yang
diperoleh tiap lembaga yang
terlibat serta menghitung
bagian yang diterima petani
nanas.

25
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
2. Chunliadi 2000 Sistem Informasi 1. Bagaimana karakteristik - Net Present 1. Mangga (Mangiefera
Sutanto Buah Mangga , tanaman mangga, pisang dan Value (NPV) Indica L.) merupakan
Pisang, dan durian. tanaman daerah tropis yang
Durian untuk 2. Bagaimana aspek – aspek - Net Benefit dikenal dengan sebutan The
pengembangan agribisnis buah mangga, Cost Ratio Best Loved Tropical Fruit.
Agribisnis (Pulau pisang dan durian. (Net B/C) Tanaman mangga dapat
Jawa) 3. Bagaimana peta digital dan tumbuh dan berproduksi di
grafis untuk menentukan daerah tropik. Di Indonesia,
lokasi tanam yang sesuai mangga tumbuh baik di
untuk mangga, pisang dan dataran rendah sampai
durian dengan menggunakan ketinggian 800 m dpl,
sistem informasi Geografi. namun paling optimal pada
4. Membuat suatu sistem ketinggian 300 m dpl dengan
informasi buah mangga, iklim kering (tipe D).
pisang dan durian untuk
pengembangan agribisnis
yang bersifat user friendly,
yaitu sederhana serta mudah
dijalankan dan dimengerti
oleh pengguna.

26
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
3 Achmad Choiri 2008 Keragaan 1. Bagaimana keragaan/potret 1.Mendeskripsikan 1. Bibit berasal dari
dan Aryo Fajar Agribisnis dan kopi rakyat yang diwakili penggunaan input, bantuan pemerintah,
Sunartomo Prospek karakteristik petani, tenaga kerja, hasil sendiri,
Pemasaran Kopi penggunaan input produksi, modal, budidaya, petani/kelompok lain dan
Rakyat penggunaan tenaga kerja, dan pemasaran. pasar. Pupuk : organik
penggunaan modal, budidaya, dan anorganik
dan pemasaran. 2. Tenaga kerja tetap yang
berasal dari keluarga dan
2. Bagaimana prospek penduduk sekitar
penjualan komoditas kopi 3. Modal sendiri dan
rakyat (deskriptif dan least pinjaman dari keluarga
square method). dan tetangga
4. Mayoritas pembeli
adalah pengempul dan
pedagang besar dengan
sistem penjualan
borongan penentu harga
jual.

27
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
4 Mirra 2006 Analisis 1. Mendeskripsikan aspek - B/C rasio 1. Proses pemasaran mangga
Rachmiyanti pemasaran ekonomid dari budidaya Gedong Gincu dari petani
mangga gedong mangga Gedong Gincu tingkat sampai konsumen akhir
gincu ( produksi dan pendapatan melibatkan beberapa
Mangifera indica usahataninya. pelaku pemasaran yaitu
sp.) di kecamatan pedagang, pengumpul,
Panyingkiran, 2. Bagaimana menganalisis pedagang besar, kelompok
kecamatan saluran pemasaran, perilaku dan tani, pedagang grosir,
Majalengka, Jawa struktur pasar serta supplier, eksportir dan
permasalahan yang ada setiap pedagang pegecer.
Barat.
pelaku pemasaran mangga
Gedong Gincu.

3. Menganalisis efisiensi
pemasaran mangga Gedong
Gincu dengan indikator marjin
pemasaran, pangsa marjin,
perbandingan keuntungan
terhadap biaya (B/C ratio) dan
bagian harga yang diterima
petani, serta intergrasi pasar.

28
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
5 Suhaeni, Karno, 2015 Value Chain 1. Bagamaimana menganalisis - Rantai nilai 1. Rantai nilai dari petani
Wulan Sumekar Agribisnis rantai nilai (value chain) dianalisis maupun pedagang
Mangga Gedong 2. Bagaimana menganalisis dengan R/C menunjukan bahwa usaha
Gincu efisiensi pemasaran rasio yang mereka lakukan
(Mangifera agribisnis mangga Gedong - Efisiensi menguntungkan dan layak
Indica l) di Gincu di Kabupaten pemasaran diusahakan karena nilai
Majalengka Majalengka. dianalisis R/C rasio masing –
dengan masing pelaku > 1.
2. Pemerintah dan dinas
menghitung
terkait daerah setempat
margin
perlu memfalitasi
pemasaran,
mengenai kemudahan
marjin
untuk akses informasi dan
keuntungan,
penyediaan modal yang
farmer’s share, bisa diperoleh oleh para
dan efisiensi petani dan para pelaku
pemasaran. agribisnis mangga gedong
gincu.

29
2.3 Kerangka Pemikiran

Kecamatan Panyingkiran merupakan salah satu Kecamatan yang


sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani mangga Gedong
Gincu. Desa Pasir Muncang adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Panyingkiran yang petaninya melakukan usahatani mangga Gedong Gincu.
perusahaan Berkah Buah adalah perusahaan yang berada di Desa Pasir Muncang,
yang anggotanya membudidayakan mangga secara serentak dalam setiap musim
tanam. Hal ini karena di perusahaan tersebut setiap musim tanam tiba perusahaan
akan membuat rencana kebutuhan perusahaan yang berisi jenis mangga yang akan
ditanam dan tanggal tanam.

Mangga gedong gincu di perusahaan Berkah Buah yang dimiliki petani


besar yang bernama Pak Yunus, sudah terbilang sukses dan menghasilkan
produksi yang cukup banyak. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menghasilkan usaha yang besar juga kontinu. Oleh karena itu, perlunya
mengetahui apa saja yang dilakukan oleh Pak Yunus dalam bidang usaha
pertanian mangga gedong gincu sehingga dapat menjadi petani besar. Tentunya
untuk menyusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka peneliti harus
terlebih dahulu mengetahui bagaimana permasalahan yang dialami. Permasalahan
pada penelitian ini mengacu pada bagaimana keragaan agribisnis pada perusahaan
Berkah Buah yang dimiliki oleh pak Yunus sebagai petani besar.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran usahatani di perusahaan


Berkah Buah yang berada di Jln. Mbah Alif, Desa Pasir Muncang, dengan
mendeskripsikan keragaan agribisnis Mangga Gedong Gincu. Keragaan
digunakan untuk mengetahui suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah
satu keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas (Arsyad et, 1985). Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bagaimana keragaan agribisnis Mangga Gedong Gincu
pada perusahaan Berkah Buah, Desa Pasir Muncang, Kecamatan Panyingkiran,
Kabupaten Majalengka. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner terhadap
petani mangga pada perusahaan Berkah Buah. Adapun kerangka pemikiran
operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

30
Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu di Perusahaan Berkah
Buah, kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka

Petani besar bernama Pak Yunus maulana memiliki perusahaan Berkah


Buah yang terbilang sukses dan menjadi cerminan untuk berwirausaha
Mangga Gedong Gincu yang dapat dicontoh oleh masyarakat di Desa
Pasir Muncang Majalengka.

Sementara produktivitas rata – rata petani Indikator Sukses :


besar di Desa Pasir Muncang kurang dari
produktivitas yang dihasilkan oleh Pak Yunus. 1. Sudah menerapkan SOP (Standar Operasional
× Prosedure) dalam produktivitas.
Sementara itu, petani di daerah Pasir Muncang
2. Menjadi Petani muda yang berumur 30an sudah
masih belum berkembang dan masih belum
menghasilkan usaha yang berpendapat cukup
memenuhi produktivitas SOP.
besar.
3. Petani yang berpenghasilan .
4. Sudah dapat memasarkan ke pasar – pasar
Mengetahui faktor – faktor apa saja yang tradisional dan pasar – pasar modern.
membuat perusahaan Berkah Buah milik 5. Dalam pemasaran, sudah banyak sekali kontrak
Pak Yunus dapat sukses. dalam transaksi dengan konsumen
6. Memiliki perusahaan individu
7. Tidak terkait dengan peminjaman Bank
8. Ketika panen, dapat menghasilkan lebih dari
Sistem Agribisnis yang di targetkan/ diperkirakan.
9. Menjadi cerminan contoh dalam berwirausaha
 Subsistem Agribisnis Hulu
oleh masyarakat sekitar
 Subsistem Agribisnis UT 10. Sering menjadi pembicara petani – petani dalam
 Subsistem Agribisnis Hilir mengikuti seminar beriwausaha budidaya
 Subsistem Agribisnis mangga gedong gincu.
Pemasaran
 Subsistem Agribisnis
Penunjang

×
Keragaan agribisnis Mangga
Gedong Gincu yang terdapat di
Perusahaan Berkah Buah yang
menjadi faktor keberhasilan usaha.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek dan Tempat Penelitian

Objek penelitian adalah Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu


sedangkan subjek penelitian adalah Perusahaan Berkah Buah yang berlokasi di
Jln. Mbah Alif RT 17, RW 8, Desa Pasir Muncang. Desa Pasir Muncang,
Kecamatan Panyingkiran dipilih sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan
bahwa Desa Cikandang merupakan salah satu sentra pengembangan agribisnis
Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Majalengka.

3.2 Desain dan Teknik Penelitian

Penelitian ini didesain secara kualitatif dengan menggunakan metode


penelitian studi kasus. Desain penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, dimana peneliti melakukan penelitian dalam kondisi objek
alamiah dimana peneliti menjadi instrument kunci dan hasil penelitian lebih
menekankan pada generalisasi makna, falsafat postpositivisme memandang
realitas sosial sebagai satu kesatuan yang utuh, kompleks, dinamis dan penuh
makna dan hubungan gejala bersifat interaktif (Sugiyono, 2010). Adapun metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus menurut
Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011) dalam Aisyah (2016) merupakan suatu
metode yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh
pemahaman mendalam tentang individu serta permasalahan yang dihadapinya
dengan tujuan penyelesaian masalah yang dihadapi serta terdapat pengembangan
diri terhadap individu yang terlibat didalamnya.

32
3.3 Sumber Data / Cara Menentukannya
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.

1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung
dengan responden, dari pihak petani Magga Gedong Gincu maupun pihak-pihak
lain yang berkaitan dengan usahatani Mangga Gedong Gincu. Untuk responden
petani, wawancara dilakukan dengan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Key informan yang diwawancara adalah :
a. Pemilik perusahaan
b. Tenaga Kerja perusahaan yang bertanggung jawab di bidang produksi
/ pemeliharaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas yang berhubungan,


seperti Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, Badan Pusat
Statistik (BPS), BPP Kecamatan Panyingkiran, Perusahaan Berkah Buah, artikel,
jurnal, buku, literatur internet, dan berbagai sumber lain yang berkaitan dengan
topik penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian data yang dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya adalah:

1. Observasi

Melaksanakan pengamatan langsung terhadap proses budidaya Mangga


Gedong Gincu yang berlangsung di lokasi penelitian perusahaan Berkah Buah,
Desa Pasir Muncang, Kab. Majalengka. Data yang diperoleh yaitu mengenai
proses produksi yang dilakukan para petani mangga Gedong Gincu.

33
2. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung


kepada anggota petani di perusahaan Berkah Buah, kemudian terjun langsung
kepada pihak-pihak terkait dengan permasalahan yang dibahas.

3. Studi Pustaka

Mengumpulkan data dengan membaca literatur buku-buku yang


berhubungan dengan masalah yang dibahas sebagai bahan referensi.

3.5 Rancangan Analisis Data

Pada penelitian ini, digunakan metode penelitian kualitatif dengan desain


Deskriptif-Kualitatif. Penggunaan metode tersebut dilatarbelakangi agar
menunjang dan mendukung data kualitatif yang dilakukan menggunakan teknik
analisa deskriptif. Data dan informasi lainnya yang didapatkan di lapangan,
selebihnya diolah melalui beberapa pendekatan lainnya, diantaranya:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses mereduksi data atau merangkum, memilih data
hasil dari lapangan yang pokok, mengelompokan hasil lapangan sehingga
mempermudah pengoreksian data, serta memfokuskan pada hal-hal penting yang
sesuai dengan identifikasi masalah yang ada.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data di hasilkan dalam bentuk


hubungan antara kategori, flow chart dan sejenisnya. Menurut Miles dan
Huberman (1984), yang paling sering digunakan dalam dalam penyajian data
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis yang terakhir adalah pengambilan kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir dari analisis terhadap
masalah yang di teliti.

34
3.6 Jadwal Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap
yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. Jadwal Penelitian

No. Tahapan Waktu

1 Persiapan Februari 2018

2 Pengumpulan data/informasi Oktober 2018

3 Pengolahan data/informasi Oktober 2018

4 Penulisan skripsi Oktober - Selesai

35
BAB IV

PEMBAHASAN

BAB 4

4.1 Keadaan Umum Desa tempat penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis Desa Pasir Muncang

Perusahaan Berkah Buah merupakan perusahaan Mangga Gedong Gincu


yang berdomisili di Desa Pasirmuncang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten
Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Desa Pasirmuncang memiliki luas wilayah desa
seluas 363,039 Ha yang terbagi atas tanah darat seluas 293,634 dan tanah sawah
seluas 69,405. Tabel 7. memperlihatkan batas wilayah Desa Pasirmuncang.

Tabel 7. Batas Wilayah Desa Pasirmuncang

Batas Wilayah Desa/Kelurahan Kecamatan


Sebelah Utara Bantrangsana Panyingkiran
Sebelah Selatan Jatipamor Panyingkiran
Sebelah Barat Kab. Sumedang Panyingkiran
Sebelah Timur Cijurey Panyingkiran
Sumber : Pemerintah Desa Desa Pasirmuncang 2018

Desa Pasirmuncang termasuk kedalam daratan tinggi karna terletak pada


ketinggian 20.100 mdpl dengan estimasi suhu daerah 170C - 310C. Letak
geografis yang seperti itu membuat Desa Pasirmuncang menjadikan pertanian
sebagai salah satu sektor penting daerahnya, terutama pada sub sektor
hortikultura.

4.1.2 Keadaan Demografi dan mata pencaharian Desa Pasirmuncang

Pada tahun 2018 jumlah penduduk Desa Pasirmuncang tercatat sebanyak


3.536 jiwa diantaranya laki - laki 1.689 jiwa dan perempuan 1.847 jiwa. Jumlah
kepala keluarga di Desa Pasirmuncang tahun 2018 sebanyak 1.297 KK. Desa
Pasirmuncang merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Panyingkiran

36
yang terletak disebelah barat dari kota Majalengka. Jarak dari kota Majalengka
sejauh 6 km. Luas wilayah kerja Desa Pasirmuncang adalah 363, 039 Ha atau
3,63039 km2 yang terdiri dari 293,634 Ha lahan darat dan 61 Ha lahan sawah.
Secara umum penduduk Desa Pasirmuncang bermata pencaharian sebagai petani,
buruh tani, karyawan perusahaan, dan wirausahaan.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

1 Petani 799 52,56

2 PNS/TNI/Polri 39 2,56

3 Pensiunan 12 0,79

4 Pedagang 307 20,20

5 Tukang 25 1,65

6 Buruh 338 22,24

Jumlah 1.520 100

Sumber : Dinas Desa Pasirmuncang, 2018

Sumberdaya alam yang memadai, tanah yang luas dan iklim yang tepat,
menjadi sasaran para penduduk Desa Pasirmuncang untuk bermata pencaharian
sebagai petani. Pertanian yang baik menimbulkan sejumlah mata pencaharian
petani sebagai mata pencaharian utama yang banyak diminati oleh masyarakat
Desa Pasirmuncang. Tercatat sekitar 52,56% penduduk bermata pencaharian
sebagai petani, setengahnya adalah PNS, Pedagang, Tukang, dan Buruh. Tabel 8.
menunjukkan bahwa mata pencaharian sebagai petani lebih besar daripada yang
lainya, hal ini disimpulkan bahwa di Desa Pasirmuncang yang paling berpengaruh
adalah sektor pertanian.

37
4.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Berkah Buah

Pada tahun 2008 Pak Yunus memulai untuk belajar budidaya Mangga
Gedong Gincu dengan membeli 10 pohon Mangga Gedong Gincu yang berada di
sekitar rumahnya dengan luas ± 100 m², dengan menghasilkan produksi sekitar
700 kg / musim. Pada tahun 2009 Pak Yunus memperbanyak pohon agar
menghasilkan produksi yang lebih banyak. Pak Yunus memiliki pohon Mangga
Gedong Gincu dari 10 pohon menjadi 20 pohon dan menghasilkan sekitar 1500 kg
/ musim dalam memproduksi Mangga Gedong Gincu. Selain itu, Pak Yunus juga
menyewa pohon Mangga Gedong Gincu milik petani mangga lain, kegiatan ini
dimulai sekitar tahun 2010. Karena hasil yang menguntungkan dan pendapatan
semakin bertambah, seiring berjalanya waktu dengan penambahan uang dari hasil
penjualanya ia membeli dan sewa pohon lagi ke petani lain dengan
memperbanyak pohon Mangga Gedong Gincu yang mempunyai total sekitar 300
pohon sampai dengan tahun 2018. Selain membeli pohon yang sudah produktif,
Pak Yunus juga menanam dari bibit mangga, meskipun hanya sekitar ± 10 % dari
setiap pohon yang dimiliki produksi. Karena mendapatkan keuntungan dari
musim sebelumnya, Pak Yunus memperhitungkan untuk fokus dan
memprioritaskan untuk budidaya Mangga Gedong Gincu.

Mangga yang diproduksi oleh perusahaan Berkah Buah hanya jenis


Gedong Gincu. Karena menurut Pak Yunus, harga pasar buah Mangga Gedong
Gincu terbilang stabil, dan mendapatkan keuntungan yang menjanjikan bagi para
petani daerah Desa Pasirmuncang. Belum lagi, lingkungan, cuaca, dan lahan
sekitar rumah pun memungkinkan untuk budidaya Mangga Gedong Gincu. Buah
Mangga Gedong Gincu pun merupakan jenis buah mangga yang lebih mahal dari
segi harga dibandingkan dengan buah mangga jenis lain. Karenanya, Pak Yunus
lebih memilih buah unggulan jenis Mangga Gedong Gincu dijadikan penghasilan
ladang bisnis untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk masalah pendanaan masih
individual tanpa dana bantuan dari pihak lain. Walaupun pada saat itu banyak
rekan - rekan nya yang bekerja selain berwirausaha, juga menawarkan untuk
bekerja menjadi karyawan. Namun, Pak Yunus memberanikan diri dan meyakini
pilihan nya dengan terjun dalam bisnis Mangga Gedong Gincu.

38
Hasil panen Mangga Gedong Gincu yang diproduksi, dikelompokan
kedalam 3 macam grade, diantaranya grade A, B dan C. Harga Grade A dijual
dengan harga Rp. 30.000, grade B dijual dengan harga Rp. 15.000 dan grade C
dijual dengan harga Rp. 3000. Grade A dipasarkan pada pasar ritel modern,
diantaranya Hero, Yogya, dan Carrefour. Sortir Grade B dipasarkan pada pasar -
pasar tradisional, jongko - jongko, pedagang pengeteng dan juga pedagang kaki
lima. Grade C dipasarkan ke pasar tradisional, dan biasanya diolah menjadi
makanan rujak. Hasil produksi dari 90 ton/ bulan yang termasuk ke Grade A
sekitar 40%, Grade B sekitar 50 % dan Grade C hanya menghasilkan sekitar 10
%. Dalam perbedaan buah Mangga Gedong Gincu Grade A, B, dan C dapat
dilihat dari segi bentuk, rasa, warna, dan wangi nya. Untuk buah Grade A dalam
bentuk, terlihat lebih besar dibandingkan dengan Grade B. Rasa buah untuk Grade
A lebih nikmat, dan manis dibandingkan dengan Grade B. Warna buah terlihat
lebih kuning ke merah – merahan karena lebih matang. Wangi buahnya yang
dirasakan sangat harum tercium. Walaupun Grade B tidak jauh berbeda dalam
segi bentuk, rasa, warna, dan wangi nya dengan Grade A, namun buah Grade B
dapat dibedakan dari Buah yang tidak terlalu kuning ke merah – merahan, dan
kulit buah nya masih banyak berwarna hijau. Untuk bentuknya, tidak terlalu
sempurna, dan tidak lebih besar dibandingkan buah Grade A. Rasa dan wangi nya
hampir sama dengan buah Grade A. Namun, untuk buah Grade C, buah tidak lah
sempurna karena dalam segi bentuk nya, diluar standar buah layak konsumsi.
Buah Grade C rata – rata adalah buah yang terdapat kecacatan dari segi kulit.
Kulitnya terdapat kehitaman bercak akibat hama yang menyerang. Dan buah tidak
terlalu terlihat kuning ke merah – merahan. Hanya terlihat hijau. Bentuknya pun
tidak sebesar buah Grade A dan buah Grade B.

Pada pengembangan Perusahaan Berkah Buah ini, tidak terdapat mitra


perusahaan lain yang ikut berkontribusi dalam mengembangkan perusahaan.
Namun, dari subsistem pendukung hanya mendapatkan bantuan berupa pupuk dari
pemerintah daerah yaitu Dinas Pertanian Majalengka, karena Pak Yunus
mendaftarkan sebagai anggota gapoktan daerah Kab. Majalengka. Selain memberi
pupuk 500 kg, dinas selalu memberi informasi untuk kesejahteraan petani, dalam
bentuk sharing, dengan kisaran waktu 1 tahun 2 kali diadakannya sharing para

39
petani mangga. Disamping itu, terdapat binaan binaan pada para petani petani
mangga dan 1 tahun sekali ada program kesejahteraan petani dengan metode
penyuluhan. Pak Yunus pernah menjadi pembagian pembicara di Desa Talaga di
daerah Kecamatan Cikijing untuk memberi ilmu terhadap para petani yang sedang
mengembangkan usaha dalam bertani.

Pada tahun 2017, Dinas Pertanian daerah Kab. Majalengka pernah


memberi bibit sebanyak 300 bibit Mangga Gedong Gincu pada Pak Yunus.
Namun, Pak Yunus menolaknya dikarenakan lahan yang terbatas membuat Pak
Yunus tidak dapat mengembangkan bibit pemberian dari Dinas Pertanian,
sehingga bibit yang diberikan Dinas Pertanian diserahkan kepada masyarakat
untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.

Berkembangnya perusahaan ditentukan dari seberapa besar faktor –


faktor yang berpengaruh dalam meningkatnya perkembangan yang baik pada
perusahaan Berkah Buah. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesuksesan dalam
usaha budidaya Mangga Gedong Gincu milik Pak Yunus diantaranya dengan
menerapkan produktivitas yang SOP nya sudah tercapai. Dalam budidaya buah
mangga, banyak nya relasi menentukan kemudahan dalam penyambung antar
pemasok, konsumen, dan memudahkan dalam segi pemasaran. Perusahaan Berkah
Buah memiliki market yang luas dan banyak, sehingga memudahkan perusahaan
untuk menjual produksi Mangga Gedong Gincu. Keterampilan dalam strategi
marketing membuat produk yang dihasilkan Perusahaan Berkah Buah juga
berpengaruh besar dalam segi pemasaran. Selain itu, mengikuti kegiatan seminar
– seminar antar pengepul menjadi modal bertambahnya wawasan, juga
menghubungkan terjalinnya silaturahmi antara petani – petani mangga dapat
menjadi pemicu faktor – faktor suksesnya dalam mengembangkan perusahaan
Berkah Buah.

40
4.3 Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu

4.3.1 Subsitem Agribisnis Hulu

1. Lahan

Di tahun 2018 total lahan keseluruhan yang dikuasai oleh Pak Yunus
Maulana adalah seluas 2,5 Ha yang terbagi dalam lahan sewa dan lahan pribadi.
Lahan yang dimiliki oleh Pak Yunus adalah 1 Ha sedangkan 1,5 Ha lainnya
merupakan lahan yang disewa oleh Pak Yunus yang digunakan untuk budidaya
Mangga Gedong Gincu.

Dalam perhitungan biaya penyewaan lahan yang dihitung adalah biaya


sewa per pohon mangga. Harga sewa rata - rata untuk setiap pohon mangga yang
berusia ± 10 tahun adalah 80rb / pohon / tahun. Harga ini disepakati diatas materai
yang dikontrak pada setiap awal bulan Januari. Untuk setiap 160 Pohon sewa
terbagi dari 3 orang pemilik, diantaranya Pak Ade sekitar 50 pohon, Pak Asep
sekitar 50 Pohon, dan Pak Unang sekitar 60 pohon. Setiap kepemilikan pohon
yang disewakan pada Pak Yunus rata -rata berumur sekitar ± 10 tahun.

Luas lahan pribadi yang dimiliki oleh Perusahaan Berkah Buah seluas 1
Ha dengan pohon sekitar 120 pohon Mangga Gedong Gincu. Lokasi lahan milik
berada disekitar gudang Pak Yunus. Untuk yang sewa, lokasi lahan bervariasi dari
yang terdekat dengan lokasi gudang perusahaan sampai yang jauh sekitar 1 km
dari lokasi perusahaan ( Dilihat di Lampiran 7 ) . Baik lahan milik maupun lahan
sewa, keduanya merupakan lahan monokultur yang berupa kebun Mangga.

2. Bibit

Untuk pohon mangga yang Pak Yunus tanam dari bibit, beliau membeli
sekitar 1 tahun. Untuk tinggi bibit Mangga Gedong Gincu awal sekitar 1 meter,
dengan cara pebanyakan secara okulasi. Harga yang diperoleh untuk membeli
bibit Mangga Gedong Gincu yaitu 50rb dengan umur 1 tahun. Seluruh bibit yang
dimiliki oleh perusahaan Berkah Buah berasal dari daerah Kec. Rajagaluh. Kab.
Majalengka.

41
Pohon yang dibeli oleh Pak Yunus rata - rata berumur sekitar 7 tahun -
10 tahun dengan menghasilkan buah sekitar 50 buah - 100 buah Mangga Gedong
Gincu / pohon / musim. Pohon yang disewa rata - rata berumur lebih dari 10 tahun
dengan menghasilkan buah sekitar 100 lebih.

3. Pupuk, Obat dan Pestisida

Pupuk yang digunakan untuk budidaya Mangga Gedong Gincu adalah


pupuk kandang (domba), pupuk urea, pupuk NPK (mutiara) dan pupuk
perangsang (Gold Star) . Pupuk kandang (domba) mempunyai fungsi sebagai
pengeras tanah agar tanah selalu terjaga dan menjadi subur, juga membuat tangkai
cepat besar dan cepat tumbuh. Untuk pupuk urea berperan dalam mempercepat
perkembangbiakan daun agar tumbuh menjadi daun yang bercabang cabang.
Pupuk kimia yang digunakan yaitu pupuk NPK mutiara, karena diperlukan untuk
pengerasan pada batang pohon. Pak Yunus membeli pupuk kandang (domba) dan
pupuk urea didapatkan dari Toko Pupuk Jaya Subur yang berlokasi di Desa
Pasirmuncang. Namun, untuk pupuk NPK (mutiara) dan Pupuk perangsang (Gold
Star) Pak Yunus membeli dengan toko yang berbeda, yaitu Toko Tani Barokah
berlokasi sekitaran Desa Pasirmuncang. Untuk pupuk kandang (domba)
dibutuhkan dengan harga Rp. 500 / kg, pupuk urea dibutuhkan dengan harga Rp.
4.000/kg, dan pupuk NPK (mutiara) dibutuhkan dengan harga 22rb/kg. Terdapat
pernyataan banyaknya pupuk yang dipakai untuk penanaman pohon :
a. Pupuk Kandang (domba) : 1 kg/ pohon/ musim
b. Pupuk Urea : 1 kg/ pohon / musim
c. PupukNPK (Mutiara) : 1 kg / pohon / musim
d. Pupuk Perangsang (Gold Star) : 2 ml / pohon / musim
Pemupukan terjadi dalam per musim dilakukan sekali / kg / pohon
dengan diawali pada saat terjadi musim hujan. Pohon buah Mangga Gedong
Gincu yang dibudidayakan oleh perusahaan Berkah Buah ini membutuhkan 3 kg
pupuk yang dari masing – masingnya terdapat pupuk (kandang, Urea, dan
mutiara).
Dalam bantuan pupuk, perusahaan Berkah Buah menerima Pupuk
Kandang (domba) sebanyak 5 Kwintal dari dinas pertanian Majalengka pada

42
tahun 2016. Namun, tidak semua yang diberikan dari dinas digunakan untuk
perusahaan Berkah Buah, hanya sekitar 50 kg digunakan dan sisanya diberikan
kepada rekan para petani daerah Desa Pasirmuncang. Perusahaan Berkah Buah
memerlukan obat vitamin, dan pestisida untuk pemeliharaan pohon Mangga
Gedong Gincu agar menghasilkan buah yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Obat khusus yang biasa digunakan dalam budidaya Mangga Gedong Gincu yaitu
dengan memberikan vitamin Griner yang berfungsi untuk memperbesar buah
Mangga Gedong Gincu yang tumbuh. Pada saat umur 10 tahun keatas
diperlukanya pemberian vitamin Griner, agar dalam pemeliharaan buah
menghasilkan buah yang maksimal.

Selain itu, tidak hanya dengan memberikan vitamin Griner saja. Namun,
dibutuhkan nya pemeliharaan lebih dengan penyemprotan pestisida. Pestisida
yang digunakan yaitu pestisida Abacel dan Sidamethrin, tujuanya digunakan
untuk membunuh hama ulat dan hama lalat buah yang menyerang pada buah
Mangga Gedong Gincu. Disamping itu, Pestisida Abacel dan Sidamethrin
mempercepat dalam pertumbuhan bunga Mangga Gedong Gincu.

Penyemprotan pestisida sudah dapat dilakukan pada pohon Mangga


Gedong Gincu yang sudah berumur sekitar 2 tahun. Hama yang biasa menyerang
pada pohon Mangga Gedong Gincu yaitu hama Lalat Buah
(Bactrocera.carambolae), Penggerek Cabang ( Rhitydodera simulans ) dan
Ulat (Philotroctis sp) yang membuat pengaruh dalam prouksi menjadi terhambat.
Penyakit yang sering melanda pohon Mangga Gedong Gincu adalah penyakit
Antranoksa dan penyakit Jegang. Penyakit Antranoksa dan Jegang sangat
berpengaruh kepada perubahan Mangga Gedong Gincu terutama dalam kualitas.
Sehingga dibutuhkan nya pengendalian yang membuat terpeliharanya pohon
Mangga Gedong Gincu.

4. Pengairan

Perusahaan Berkah Buah menggunakan sistem pengairan tada hujan


sehingga kebutuhan akan air hanya tergantung dari intensitas curah hujan di
daerah desa Pasirmuncang.

43
5. Tenaga Kerja

Walaupun Pak Yunus yang memegang kendali dalam memanajemen dan


memasarkan aliran produksi, namum untuk mempermudah dalam mengelola
perusahaan Pak Yunus memperkerjakan 11 tenaga kerja yang mempunyai
keahlian dalam bidang budidaya, pemeliharaan, sortasi, dan transportasi. Untuk
tenaga kerja yang mempunyai keahlian dalam penanaman, pemupukan,
penyiangan, pemangkasan, pengairan, dan pemeliharaan dipegang oleh Pak Ista
dan Pak Udin. Untuk tenaga kerja dibidang pengumpulan buah, pembersihan
buah, sortasi buah, grading dan pengemasan dipegang oleh Pak Uka, Pak Lili, Pak
Gugun, Pak Dian, Pak Cuna, Pak Asep, dan Pak Ocan. Namun, untuk Pak Uka,
Pak Lili, Pak Gugun, Pak Dian juga ikut membantu Pak Ista dan Pak Udin dalam
bagian pemeliharaan pohon. Untuk bagian transportasi dipegang oleh Pak Heri
dan Pak Sade. Para pekerja ini adalah tetangga terdekat disekitar rumah Pak
Yunus.

Tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan Penanaman, Pemupukan,


Penyiangan, Pemangkasan, Pengairan, dan Pemeliharaan sebanyak 2 orang,
dengan upah Rp. 100.000 / hari. Namun, pembayaran pendapatan dihitung dalam
per bulannya dengan pendapatan Rp.3.000.000 / bulan. Untuk tenaga kerja
dibidang pengumpulan buah, pembersihan buah, sortasi buah, grading dan
pengemasan dilakukan oleh 7 orang dengan pendapatan Rp. 80.000 / hari. Setiap
pendapatan yang diberikan kepada tenaga kerja bagian bidang pengumpulan buah,
pembersihan buah, sortasi buah, grading dan pengemasan diberikan secara per
hari. Walaupun dalam bidang transportasi hanya 2 orang tenaga kerja, dalam
bagian tenaga kerja transportasi mempunyai pendapatan lebih besar diantara
semua para tenaga kerja yang bekerja di Pak Yunus. Untuk pendapatan bagian
transportasi terbilang sekitar Rp. 200.000 / hari.

44
4.3.2 Subsistem Usaha Tani

1. Penanaman

Penanaman bibit Mangga Gedong Gincu pada perusahaan Berkah Buah


dengan menggunakan cara monokultur. Tanah yang digunakan untuk budidaya
Mangga Gedong Gincu hanya digunakan satu jenis tanaman. Diperlukanya tanah
yang subur agar cocok dalam budidaya Mangga Gedong Gincu. Pembersihan
lahan sangat penting agar gulma tidak menghambat dalam pertumbuhan Mangga
Gedong Gicu. Jarak antara tanam yang digunakan untuk pola tanam dengan
ukuran jarak 5 meter × 5 meter. Waktu yang ideal untuk penanaman Mangga
Gedong Gincu adalah pada saat awal musim hujan.

Penggalian lubang tanam yang diterapkan sedalam 30 cm dengan tanah


yang dibiarkan di sisi kanan. Pada budidaya Mangga Gedong Gincu, tanah di
letakkan di sisi kanan lubang dapat dicampur dengan pupuk kandang ber rasio 1 :
1 setelah 1 bulan penggalian. Campuran tanah dan pupuk kandang dimasukkan
dalam lubang galian dan benih yang sudah dibeli dimasukkan ke dalam titik
lubang. Untuk tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penanaman, hanya 2 orang,
dengan pendapatan Rp.100.000 / hari. Pendapatan yang diberikan untuk
penanaman diberikan selama per bulan. Karena dalam tahap penanaman adalah
tahapan yang serius, maka dalam tahap ini perlunya pengawasan yang tepat.
Tenaga kerja pun hanya orang yang mempunyai ke ahlian mampu
membudidayakan Mangga Gedong Gincu. Untuk menghindari dari resiko tak
terduga seperti keluarnya tenaga kerja secara tiba – tiba, maka upah pendapatan
diberikan secara per bulan.

2. Pemupukan

Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar kondisi unsur hara
dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi. Pemupukan pada bibit
Mangga Gedong Gincu diberi 1 kali pemupukan / pohon dengan total pupuk 3 kg
+ 2 ml pupuk Gold Star (pupuk kandang, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk
perangsang) yang dimulai pada awal musim hujan. Masing – masing pupuk yang
diberikan untuk 1 pohon / musimnya adalah sebanyak 1 kg pupuk kandang

45
(domba), 1 kg pupuk Urea, 2 ml pupuk perangsang (GoldStar) dan 1 kg pupuk
NPK (mutiara). Untuk jarak pemupukan Mangga Gedong Gincu yaitu 50 cm dari
batang pohon ke serabut akar. Proses pemupukan yang dilakukan dengan
pengadukan yang dicampur oleh air. Pupuk yang sudah dicampurkan dengan air
lalu ditaburkan pada tanah yang akan ditanam. Untuk tenaga kerja pemupukan
dilakukan oleh 2 orang. Pendapatan yang diperoleh sekitar Rp. 3.000.000 / bulan
dengan per harinya Rp. 100.000 . Pembagian upah dalam pemupukan, dilakukan
secara perbulan. Tenaga kerja bagian pemupukan dan penanaman, masih dengan
orang yang sama yaitu Pak Insta dan Pak Udin.

3. Penyiangan

Kebun Mangga Gedong Gincu dibersihkan dari rumput-rumput atau


gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman mangga.
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut atau memotong rumput serta
mencangkul gulma yang tumbuh di bawah tajuk tanaman mangga sampai
bersih. Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit,
mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi.
Tanaman Mangga Gedong Gincu yang ditumbuhkan harus mendapatkan semua
nutrisi dan air yang diberikan oleh petani agar mampu menghasilkan secara
optimal. Untuk kegiatan penyiangan, dilakukan oleh 6 orang tenaga kerja,
termasuk sebagian tenaga kerja yang berada dibagian tenaga kerja bagian hilir.
Karena untuk bagian penyiangan merupakan kegiatan yang termasuk
pemeliharaan tanaman mangga dengan mencabut gulma yang dapat mengganggu
tanaman mangga. Maka, diperlukan tenaga kerja yang lebih dari 2 orang untuk
membersihkan seluruh tanaman mangga agar terhindar dari gulma. Untuk
pendapatan yang diterima, ketika penyiangan adalah Rp. 80.000 / hari. Kecuali,
tenaga kerja bagian penanaman dan pemupukan, mereka sudah diberi pendapatan
Rp. 3.000.000 / bulan termasuk dalam kegiatan penyiangan, pemangkasan dan
pengairan.

46
4. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan selama panen sambil menghilangkan cabang –


cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun yang sudah tua. cabang liar
maupun yang sudah tua. Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara
yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif. Pada
kegiatan pemangkasan dilakukan tergantung kualitas pohon nya.

Tidak semua pohon Mangga Gedong Gincu dilakukan pemangkasan, jika


pohon yang terbilang baik kemungkinan tidak akan dilakukan pemangkasan.
Tujuan pemangkasan untuk mengontrol ukuran tanaman, menjaga bagian tengah
tanaman yang terbuka untuk penetrasi cahaya dan penyemprotan pestisida,
memaksimalkan ujung cabang yang berbuah, meningkatkan kualitas warna buah,
sinkronisasi dan mendorong pertunasan serta menghilangkan cabang yang mati
dan berpenyakit.

Perusahaan Berkah Buah melakukan kegiatan pemangkasan dengan


waktu 1 musim 2 kali pemangkasan. Namun, ketika panen tiba tidak dilakukanya
kegiatan dalam pemangkasan. Untuk tenaga kerja yang melakukan kegiatan
pemangkasan hanya diperlukan 2 orang tenaga kerja. Pelaku nya adalah Pak Insta
dan Pak Udin, selaku bagian dari penanaman, pemupukan dan penyiangan, juga
pengairan.

5. Pengairan

Pengairan dilakukan untuk memberikan air sesuai dengan kebutuhan


tanaman dan sesuai fase pertumbuhan. Pengairan sangat dibutuhkan dalam proses
produksi tanaman terutama pada saat pembesaran buah. Pengairan tanaman
mangga disesuaikan dengan musim, umur tanaman (lebar tajuk) dan fase
pertumbuhan tanaman. Tanaman muda di bawah 5-6 tahun membutuhkan
sebanyak 40 liter/hari/tanaman, sedangkan tanaman yang sudah menghasilkan
diberikan pengairan sebanyak 100 liter/hari/tanaman. Pengairan pada saat buah
sebesar bola pingpong yaitu 70-100 liter/tanaman/hari dan penyiraman dilakukan
pada sore hari agar tidak terjadi penguapan. Pengairan dikurangi secara perlahan-
lahan dua minggu sebelum panen dengan volume 40 liter per

47
tanaman. Menjelang buah tua pengairan tidak diberikan untuk membentuk mutu
buah yang diinginkan (rasa manis dan kematangan), pada saat setelah panen
tanaman mangga memerlukan banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan
stres ke keadaan normal. Untuk tenaga kerja dalam pengairan, dilakukan oleh 2
orang. Tenaga kerja yang melakukan kegiatan dalam pengairan merupakan bagian
dari Penanaman, pemupukan, penyiangan, pemangkasan, dan pengendalian hama
dan penyakit. Pendapatan yang didapat Rp. 3.000.000 / bulan.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Terdapat beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman


Mangga Gedong Gincu yaitu :

a. Hama
1. Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis )

Gejala : Buah Mangga Gedong Gincu yang terserang lalat buah terdapat noda
bekas tusukan alat peletak telur lalat betina saat meletakkan telurnya pada
permukaan kulit buah. Larva muncul dari telur di dalam buah. Serangan larva
menyebabkan noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak cokelat di sekitar
titik noda, larva memakan daging buah, menyebabkan buah busuk, jatuh dan
menurunkan produktivitas.

Pengendalian : Lalat buah di kendalikan dengan memusnahkan buah yang rusak,


memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan
insektisida.

2. Penggerek Cabang ( Rhitydodera simulans )

Gejala : Hama menggerek batang cabang hingga terbentuk lubang, jika bagian
tanaman yang terserang terbelah, akan terlihat lorong-lorong tempat larva. Pada
tingkat serangan tinggi, tanaman menjadi layu, daun rontok, dan akhirnya
tanaman mati. Hama ini biasanya menyerang saat musim hujan.

Pengendalian : Cabang yang terserang dipangkas dan dimusnahkan. Pengendalian


secara biologis dengan pemanfaatan parasit telur, seperti Promuscidaea,

48
Anagyrus, dan eupelmus. Parasit telur dibiakkan terlebih dahulu, lalu disebar di
lokasi kebun. Pengendalian kimiawi menggunakan pestisida berbahan aktif
karbufuron, betasiflutrin, mancozeb, seperti bludok 25EC dengan dosis 2 ml/liter
air (Joko dan Wibisono, 2007).

3. Ulat (Philotroctis sp)

Gejala : Buah Mangga Gedong Gincu yang terserang hama Ulat (Philotroctis sp),
hama ini menyerang buah yang berada dipohon mangga. Hama tersebut membuat
buah Mangga Gedong Gincu menjadi terbelah, cacat, dan terdapat lubang hitam
yang disebabkan oleh gigitan, bila dibiarkan buah akan menjadi buruk dan busuk.
Ulat juga menghancurkan dalam batang pohon Mangga Gedong Gincu dengan
menggerogoti batang pohon. Ciri jika batang pohon terkena hama Ulat akan
terlihat pada batang pohon menjadi copong dan daun menjadi hitam juga
mengering.

Pengendalian : Diperlukan nya pemantauan secara berkala, agar resiko panen


produksi tidak merugikan pendapatan. Dalam hal ini, Pestisida Abacel dan
Sidamethrin sangat membantu untuk pemeliharaan budidaya Mangga Gedong
Gincu.

b. Penyakit
1. Antraknosa

Penyebab : Jamur Colletotrichum gloeosporiodes menyerang daun, ranting, bunga


dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna hitam. Penyakit ini sangat
mempengaruhi proses pembuahan.

Pengendalian : Antarknosa dapat dikendalikan dengan melakukan pemangkasan


dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubur bordeaux atau sulfat
tembaga.

2. Jegang

Penyebab : kulit buah Mangga Gedong Gincu yang terkena penyakit jegang
menjadi sangat lengket.

49
Pengendalian : Penyakit jegang akan hilang bila dibersihkan dengan air tawar.
Namun, jika ingin hilang dengan sendirinya penyakit jegang akan teratasi dengan
air hujan yang membasahi mangga. Air hujan memberikan khasiat memulihkan
kembali kulit Mangga Gedong Gincu yang lengket menjadi luntur.

c. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena
menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian
dengan memotong cabang yang terserang, menebang tanaman yang diserang
benalu dengan berat.
Tenaga kerja dalam pengendalian Hama dan penyakit dilakukan oleh
tenaga kerja ahli dengan jumlah 2 orang. Dalam kegiatan ini, Pak Insta dan Pak
Udin yang selalu mengawasi Pohon Mangga Gedong Gincu agar selalu terpelihara
juga terhindar dari hama, penyakit dan gulma. Pendapatan yang diperoleh yaitu
Rp.3.000.000 / bulan. Kegiatan ini perlu dilakukan secara serius, karena bila buah
Mangga Gedong Gincu mengalami pemburukan, akan menimbulkan
terhambatnya produksi buah Mangga Gedong Gincu.

7. Panen
Panen Mangga Gedong Gincu di Perusahaan Berkah Buah dimulai pada
saat bulan September sampai dengan Desember. Perusahaan Berkah Buah
melakukan off season terakhir pada tahun 2017 pada bulan April – Juni. Namun,
untuk tahun 2018 tidak melakukan off season, dikarenakan cuaca yang kurang
mendukung mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan buah mangga yang
seharusnya berbuah tidaklah menghasilkan buah pada waktu panen diluar musim.
Ciri buah Mangga Gedong Gincu yang sudah siap panen akan terlihat hijau dan
beberapa bagian kulit berwarna kuning ke merah - merahan. Alat yang digunakan
untuk panen yaitu, gunting pangkas, galah berjaring dan dilengkapi keranjang atau
kantong. Buah mangga dipanen dengan menggunakan gunting pangkas dan
disisakan tangkai buah sepanjang kurang lebih 5-10 cm (untuk mencegah agar
buah tidak terkena getah). Buah mangga diletakkan didalam keranjang buah
dengan menggunakan alas daun pisang kering dan diletakkan dengan posisi
tangkai buah menghadap ke bawah sampai getah habis.

50
Buah tanaman mangga yang siap panen memiliki kriteria yaitu, bekas
tangkai buah yang rontok kelihatan mengering seluruhnya, lekukan ujung buah
rata dan hampir hilang, warna kulit buah hijau kemerahan, pori-pori merata dan
lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah, dan buah tidak berbunyi
nyaring bila disentil. Buah mangga yang siap dipanen berumur 95-115 hari setelah
bunga mekar dan waktu petik dilakukan pada jam 09:00-16:00 WIB. Total
produksi keseluruhan buah Mangga Gedong Gincu yang dihasilkan dari 280
pohon mangga sekitar 90 ton / bulan. Untuk produktivitasnya, dari 1 pohon rata –
rata dapat menghasilkan buah sekitar 200 kg/ pohon untuk yang sudah berumur
±10 tahun. Pada awal panen dibulan April - Juni, per bulannya buah Mangga
Gedong Gincu hanya menghasilkan 50 ton/ bulan. Sedangkan saat panen raya
dalam per bulannya dapat menghasilkan sekitar 90 ton/ bulan

Seluruh perlakuan on farm yang dilakukan terhadap pohon pribadi dan


pohon milik sewa diperlakukan dengan sama. Karena untuk menghasilkan
produksi antara pohon milik sewa dan pribadi dapat sama rata, perlunya perlakuan
yang sama agar hasil yang didapatkan sebanding dengan hasil yang diharapkan.
Untuk kegiatan dalam panen dilakukan oleh 2 tenaga kerja khusus yang berperan
dalam membudidayakan mangga dari penanaman sampai panen. Pendapatan
tenaga kerja yang diperoleh adalah Rp. 3.000.000 / bulan / orang.

4.3.3 Subsistem Agribisnis Hilir

Agribisnis hilir komoditas mangga disini berarti perlakuan tambahan


yang dilakukan kepada buah mangga yang sehingga dapat memberikan nilai
tambah kepada buah mangga tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah
pembersihan buah Mangga Gedong Gincu, sortasi buah Mangga Gedong Gincu,
grading buah Mangga Gedong Gincu, dan pengemasan pada buah Mangga
Gedong Gincu.

Pada tahap pengolahan buah Mangga Gedong Gincu, perusahaan Berkah


Buah menjual buah Mangga Gedong Gincu kepada para konsumen yang menjadi
pengepul. Pedagang jongko – jongko atau pedagang kaki lima pun menerima
produksi dari Perusahaan Berkah Buah. Pedagang pengecer atau pengeteng

51
merupakan pedagang yang menerima produksi Mangga Gedong Gincu dengan
kualitas C atau biasa disebut mangga cakra dengan buah kualitas rendah. Bagi
pedagang pengecer atau pengeteng, untuk mengambil buah Mangga Gedong
Gincu yang kualitas grade A dan B adalah sebuah resiko yang besar karena harga
kualitas A dan B sangat mahal dan kesulitan untuk menjualnya.

Untuk pesanan konsumen yang membeli buah Mangga Gedong Gincu di


Perusahaan Berkah Buah rata –rata mengambil sekitar 100 kg dengan sistem
transaksi kredit. Dagangan yang sudah habis terjual oleh pedagang yang membeli
buah di Perusahaan Berkah Buah, hasilnya akan dibagikan pada Perusahaan
Berkah Buah untuk membayar tagihan kredit. Pembelian terjadi secara kontinu
dengan sistem jual putus. Untuk penentuan harga tidak adanya negoisasi antara
penjual dan pembeli. Penetapan harga ditentukan oleh harga penjual yang
mengikuti harga pasar daerah Majalengka. Namun, adapun yang melakukan
transaksi secara cash dengan pembayaran di atas materai menggunakan nota.
Untuk transaksi dengan konsumen yang diluar daerah Majalengka, biasanya
dengan sistem secara transfer rekening dengan diawali saling ber negoisasi
melalui komunikasi di telepon.

Buah mangga yang telah dipanen tidak boleh langsung terkena sinar
matahari, angin, atau hujan, baik di lapangan mapun waktu diangkut ke tempat
pengemasankarena hal tersebut dapat mempengarui kualitas buah. Setelah
dipanen perludilakukan penanganan pasca panen. Penanganan pasca panen buah
dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan kemudian pemasaran.
Penanganan pasca panen yang dilakukan pada buah Mangga Gedong Gincu yang
diantaranya adalah :

1. Pengumpulan Buah

Buah Mangga Gedong Gincu yang sudah panen, kemudian dilakukan


pengumpulan sebelum buah diproses lebih lanjut. Buah Mangga Gedong Gincu
dikumpulkan dan disimpan dalam gudang penyimpanan yang sudah dibersihkan.
Gudang penyimpanan harus memiliki sirkulasi udara yang baik. Keranjang buah
ditumpuk secara hati – hati dengan maksimum delapan tumpuk dan diberi

52
pembatas antara keranjang. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengumpulan
buah adalah 7 orang. Pendapatan untuk kegiatan pengumpulan buah adalah Rp.
80.000 / hari. Sistem pembayannya per hari setelah selesai pekerjaan.

2. Pembersihan buah

Menurut keterangan Pak Yunus, dalam pembersihan buah beliau hanya


melakukan proses dengan menggunakan lap saja sudah cukup. Karena, buah hasil
panen yang sudah terkumpul di gudang akan segera dikirimkan pada konsumen
yang sudah bernegoisasi secara deal dalam membeli Mangga Gedong Gincu. Rata
– rata konsumen yang membeli Mangga Gedong Gincu ke perusahaan Berkah
Buah pun tidak menginginkan buah nya dilakukan pembersihan menggunakan air,
karena pada saat buah masih dipohon akan bersih dengan sendirinya oleh tadah air
hujan. Untuk tenaga kerja yang melakukan kegiatan pembersihan buah, ada 7
orang tenaga kerja. Upah yang didapatkan yaitu sekitar Rp. 80.000 / hari.

3. Sotrasi Buah

Sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah Mangga Gedong Gincu


yang masak, berisi, dan seragam dari buah yang cacat, hitam, pecah, berlubang
dan terserang hama / penyakit. Untuk tahapan sortasi hanya memisahkan buah
yang busuk atau rusak tanpa memisahkan berdasarkan tingkat kematangan, dan
besar buah. Kegiatan sortasi dilakukan untuk memisahkan buah yang layak dan
tidak layak untuk dipasarkan. Disamping itu sortasi juga dilakukan untuk
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau pasar. Dengan
demikian sortasi merupakan kegiatan yang menentukan keberhasilan buah agar
tetap bermutu baik hingga sampai ke tangan konsumen. Tenaga kerja yang
melakukan kegiatan dalam sortasi buah, dilakukan oleh 7 orang. Untuk
pendapatan yang diperoleh adalah Rp. 80.000 / hari.

53
4. Grading

a. Kriteria Grade A, B dan C

Perbandingan dalam kriteria buah Mangga Gedong Gincu grade A, B, dan


C dilihat dari Kesamaan sifat varietas, tingkat ketuaan, kekerasan, ukuran, kotoran,
dan kematangan. Untuk buah grade A dan B tidak terlalu berbeda jika
dibandingkan, hanya saja dalam perbedaannya yaitu pada kekerasan, ukuran, dan
kematangan. Buah Mangga Gedong Gincu grade A memiliki tingkat kriteria
kekerasan yang keras, untuk ukurannya seragam atau normal, dan dalam kriteria
kematangannya tidak terlalu matang tapi siap untuk dikonsumsi. Namun, untuk
segi kotorannya dalam buah Mangga Gedong Gincu grade A terbilang sangat
bersih. Selain itu untuk buah Mangga Gedong Gincu grade B, memiliki kriteria
tingkat kekerasan yang cukup keras, untuk ukurannya kurang seragam atau tidak
terlalu normal, dan kriteria kematanganya tidak terlalu matang. Untuk segi kriteria
kotoran terbilang bersih. Namun, untuk kriteria grade C merupakan buah Mangga
Gedong Gincu yang tidak memenuhi kriteria grade A dan B. Untuk buah Mangga
Gedong Gincu grade C memiliki kekerasan yang lembek, ukurannya tidak
seragam, dalam kriteria kotoran pun terbilang tidak bebas dari kotoran, dan
beberapa grade C terdapat pembusukan buah.

b. Komposisi Grade A, B, dan C

Menurut keterangan Pak Yunus, dari 90 ton / bulan, perusahaan Berkah


Buah memproduksi buah Mangga Gedong Gincu memiliki perbandingan
komposisi antara buah grade A, B dan C. Komposisi produksi yang masuk ke
dalam buah grade A berjumlah sekitar 40 %, untuk grade B mempunyai jumlah
yang lebih besar dibandingkan buah grade A. Untuk buah grade B berjumlah
sekitar 50 % dan buah grade C memiliki komposisi hanya 10 % buah mangga
yang berproduksi. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa buah Mangga
Gedong Gincu ber grade B menghasilkan produksi yang lebih besar, jika
dibandingkan dengan buah grade A dan buah grade C.

54
c. Tujuan Pasar

Proses grading pada saat panen buah Mangga Gedong Gincu dilakukan
dengan pembagian buah kualitas tinggi dengan grade A, sedangkan dengan
kualitas grade B cukup baik dan kualitas rendah dengan grade C. Untuk kualitas
buah Grade A dipasarkan ke toko – toko retail modern seperti Carrefour, Hero,
Yogya dan Mangga Gedong Gincu Grade B lebih dipasarkan pada pedagang
jongko – jongko, pasar tradisional, dan pedagang kaki lima atau pengeteng yang
berlokasi didaerah sekitaran Majalengka, Cirebon. Namun, untuk buah grade C
dipasarkan ke pasar tradisional atau tukang rujak yang berlokasi sekitaran desa
Pasirmuncang dan sekitaran kota Majalengka. Proses grading buah Mangga
Gedong Gincu bertujuan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar,
sedang, kecil atau sangat kecil). Sehingga mendapatkan harga yang lebih tinggi.

d. Harga Grading

Harga grade C yang dijual ke pasar tradisional atau ke tukang rujak


hanya dengan tinjauan harga Rp. 2000 – Rp. 3000/ kg. Untuk buah Mangga
Gedong Gincu grade A dijual dengan harga Rp30.000/ kg dan buah Mangga
Gedong Gincu grade B dijual dengan harga Rp. 15.000/ kg. Namun, kebanyakan
konsumen lebih memilih buah Mangga Gedong Gincu grade B dikarenakan
kualitas yang hampir sama dengan grade A dan harga yang lebih murah
dibandingkan grade A sehingga kebanyakan konsumen membeli produk grade B.

e. Tenaga Kerja

Perusahaan Berkah Buah dalam kegiatan grading membutuhkan tenaga


kerja yang berjumlah 7 orang tenaga kerja. Untuk mengenai pembagian upah yang
diberikan oleh Pak Yunus untuk teanga kerja dalam kegiatan grading sekitar
Rp.80.000 / hari untuk setiap orangnya.

55
5. Pengemasan

Pengemasan buah memudahkan produksi dalam pencegahan resiko


kerusakan mekanis (gesekan, tekanan, getaran), pengaruh lingkungan (temperatur,
kelembaban, angin), dan melindungi dari pencemaran / kotoran juga kehilangan
(pencurian). Buah Mangga Gedong Gincu yang diproses dalam tahap pengemasan
yaitu buah Mangga Gedong Gincu yang mempunyai kualitas grade A yang
dipasarkan pada toko – toko pasar ritel modern. Dalam pengemasan Mangga
Gedong Gincu akan mendapatkan efek keuntungan meningkatnya pelayanan
dalam pemasaran, memberikan produk menjadi lebih praktis untuk para
konsumen, dan membuat produk lebih menarik.

Pengemasan harus dilakukan dengan hati – hati terutama mencegah


tekelupas, terjatuh, atau kerusakan lain. Buah Mangga Gedong Gincu yang
kualitas nya baik saja yang akan diproses dalam pengemasan. Tempat yang bersih
dan menghindari dari kontaminasi merupakan hal yang diperhatikan dalam
pengemasan buah Mangga Gedong Gincu dan bahan pengemasan harus kuat
sesuai dengan sifat dan kondisi produk yang dikemas. Pengemasan harus mampu
melindungi buah Mangga Gedong Gincu dari kerusakan yang terjadi selama
distribusi dan pemasaran. Fungsi lain pengemasan adalah mempertahankan
bentuk dan kekuatan kemasan dalam waktu yang lama, termasuk dalam kondisi
kelembaban nisbi yang mendekati jenuh atau setelah terguyur air.

Perusahaan Berkah Buah melakukan proses pengemasan terhadap grade


A, B dan C dengan bentuk pengemasan yang berbeda beda. Buah Mangga
Gedong Gincu grade A yang dikirimkan ke pasar ritel modern dikemas dalam
bentuk plastik buah yang diselimuti oleh alas buah berwarna putih. Buah grade A
dilakukan pengemasan yang sangat berhati – hati, karena buah A dalam pasar ritel
modern merupakan buah yang harus terjaga dan lebih selektif agar layak
dikonsumsi oleh konsumen. Tidak hanya itu, pasar ritel modern menuntut untuk
buah grade A lebih diperhatikan, karena pasar ritel modern sangat menerapkan
kerapihan, kebersihan, dan tidak menerima sedikit kerusakan dan hanya menerima
barang yang benar – benar utuh. Untuk buah Mangga Gedong Gincu B yang
diberikan pada jongko – jongko, dan pengepul hanya dikemas dalam keranjang

56
buah yang diberi alas busa saja. Karena permintaan konsumen yang membeli buah
Mangga Gedong Gincu grade B rata – rata nya akan dijual kembali. Pengemasan
untuk grade C yang dijual ke pasar tradisional, untuk pengemasan hanya memakai
keranjang buah saja. Namun, ada juga permintaan pasar untuk grade C sebagian
memakai keresek hitam sebagai kemasan.

6. Penyimpanan

Untuk menghilangkan resiko yang buruk dan menjauhi kerugian


pembusukan buah, dalam penyimpanan buah Mangga Gedong Gincu di
perusahaan Berkah Buah tidak membutuhkan banyak waktu untuk proses
penyimpanan. Setiap buah yang baru disimpan dalam keranjang hanya
berlangsung 1 -2 hari. Karena permintaan pasar yang cukup banyak, buah Mangga
Gedong Gincu bergerak cepat dalam memproses pengiriman buah untuk para
konsumen yang membeli buah Mangga Gedong Gincu. Sehingga setelah
melakukan proses kegiatan pengemasan, perusahaan Berkah Buah langsung
melakukan proses pengiriman buah Mangga Gedong Gincu.

7. Pengiriman

Setiap perusahaan, pasti membutuhkan transportasi untuk mengirim


barang yang akan diantarkan pada konsumen. Oleh karena itu, perusahaan Berkah
Buah membutuhkan sarana transportasi yang digunakan untuk mengirim Mangga
Gedong Gincu dengan 2 buah kendaraan mobil jenis pick up sebagai transport.
Biaya yang diberi untuk tenaga kerja selaku supir, bersihnya sekitar Rp. 200.000/
luar kota tanpa upah bensin. Untuk penanggungan resiko dalam transport buah
Mangga Gedong Gincu bila ada yang cacat / rusak dibutuhkan biaya sekitar Rp. 1
jt / transaksi. Sebelum dipasarkan, buah Mangga Gedong Gincu hanya disimpan
di keranjang sekitar 1 – 2 hari. Saat sudah terjadi persetujuan harga transaksi antar
penjual dan pembeli, akan ditentukanya dalam tahap waktu pengiriman barang.
Jika waktu sudah ditentukan, barang yang sudah disetujui lalu diproses untuk
dikirim kepada pihak konsumen yang sudah membeli.

57
4.3.4 Subsistem Pemasaran Komoditas Agribisnis

Mayoritas petani Mangga Gedong Gincu di Kecamatan Panyingkiran


menjual hasil produk Mangga Gedong Gincu ke bandar / pedagang besar/
supplier. Menurut petani, menjual hasil panen mangga ke pedagang pengumpul/
tengkulak sangatlah mudah dan dekat. Resiko yang besar juga menjadi
pertimbangan petani untuk memasarkan hasil produk mangganya ke pasar
tradisional / pasar modern secara langsung. Pembayaran yang tidak kontan
membuat petani merasa dirugikan karena petani memerlukannya untuk modal
pemeliharaan tanaman Mangga Gedong Gincu selanjutnya. Namun, berbeda
dengan perusahaan Berkah Buah yang langsung menjual buah Mangga Gedong
Gincu ke pasar ritel modern juga pasar tradisional secara langsung tanpa melalui
pengepul.

Pemasaran perusahaan Berkah Buah ini memasok ke berbagai kota –


kota, diantaranya kota Bandung, Cirebon, Ciamis, dan Jakarta. Dalam pemasaran
Mangga Gedong Gincu di perusahaan Berkah Buah ini dikendalikan oleh Pak
Yunus sebagai orang yang memanage sekaligus pemilik perusahaan Berkah Buah.
Pemasaran yang unggul dan lancar dibutuhkanya manajemen yang cerdas dan
keterampilan dalam strategi marketing. Kunci besar suksesnya perusahaan Berkah
Buah selalu menjadi dasar utama yang dipacu adalah strategi pemasaran nya dan
manajemen yang optimal, banyaknya relasi – relasi yang berpengaruh dalam
pasar, cerdasnya dalam bernegoisasi, hubungan silaturahmi antar pengepul,
cepatnya mengetahui informasi harga pasar, kualitas barang yang baik, selektif
dalam menjual barang dan banyaknya permintaan market.

Alur pemasaran distribusi yang baik akan memudahkan perusahaan


Berkah Buah dalam memasarkan produknya. Pencapaian target penjualan dalam
sehari, produksi buah Mangga Gedong Gincu di perusahaan Berkah Buah
menghasilkan sekitar 3000 kg dengan pendapatan marjin bersih sekitar Rp. 1,5 jt .
Untuk rata -rata buah yang paling banyak dibeli oleh konsumen buah Mangga
Gedong Gincu dengan kualitas grade B. Keunggulan buah kualitas grade B
memiliki harga yang relatif murah dibandingkan dengan kualitas grade A.

58
Bentuknya yang hampir sama dan sebanding dengan grade A membuat buah
Mangga Gedong Gincu grade B semakin diminati oleh para konsumen.

Kenapa dia bisa memasok ke modern ritel ?

Menurut Pak Yunus, alur pemasaran perusahaan Berkah Buah tidak


hanya didistribusikan di daerah Majalengka. Beberapa kota yang menjadi target
pemasaran perusahan Berkah Buah diantaranya kota Bandung, Cirebon, Ciamis,
Indramayu, Sumedang, dan Jakarta. Untuk buah Mangga Gedong Gincu kualitas
grade A dipasarkan ke toko – toko ritel modern, seperti Carrefour, Hero dan
Yogya. Kualitas buah grade B hanya dipasarkan ke jongko – jongko, pasar
tradisional, pedagang kaki lima, dan pedagang pengeteng dan buah grade C /
mangga cakra dijual ke pasar tradisional. Biasanya buah Mangga Gedong Gincu
yang kualitas buah nya rendah, dibutuhkan oleh pedagang – pedagang kecil untuk
dijadikan rujak dan jus buah. Sehingga, semua produksi yang dijual di perusahaan
Berkah Buah ini tidak tersisa dan dapat dikonsumsi, kecuali produk yang benar –
benar rusak dan tidak layak konsumsi. Para pelaku pasar yang ber transaksi
dengan Pak Yunus diantaranya :

Beberapa pelaku pasar :

1. Bpk. Rusad, di Cirebon

2. Bpk. Cayadi, di Cirebon

3. Bpk. Juna, di Indramayu

4. Bpk. Supardi, di Jakarta

5. Ibu Iweng, di Sumedang

Perusahaan Berkah Buah dapat memasarkan buah Mangga Gedong Gincu


ke pasar ritel modern, dikarenakan buah yang diproduksi oleh perusahaan
memiliki kualitas Mangga Gedong Gincu yang baik. Produksi buah perusahaan
Berkah Buah juga mampu menghasilkan buah dengan memenuhi kualitas sesuai
standar yang ditentukan oleh pasar ritel modern. Sehingga, perusahaan Berkah
Buah dapat memasarkan buah yang diproduksi tertuju pada pasar ritel modern.

59
Namun, untuk barang yang dipasarkan ke pasar ritel modern hanya membutuhkan
buah Mangga Gedong Gincu yang memiliki kriteria grade A.Untuk buah Mangga
Gedong Gincu grade B dapat dipasarkan ke jongko – jongko, pasar tradisional,
pedagang kaki lima, dan pedagang pengeteng karena permintaan pasar yang
dibutuhkan tidak ada seleksi seperti pasar ritel modern.

Kriteria yang dibutuhkan oleh konsumen buah grade B pun hanya


menginginkan yang terpenting barang dapat dijual kembali pada konsumen akhir.
Namun, barang pun harus memiliki kualitas yang layak dan baik untuk
dikonsumsi oleh konsumen akhir. Buah Mangga Gedong Gincu grade C
merupakan buah yang memiliki kualitas rendah. Walaupun begitu, buah mangga
grade C masih layak untuk dikonsumsi dan dapat dijual ke pasar tradisional, juga
pedagang rujak. Namun, tidak semua pedagang pasar tradisional dan pedagang
rujak dapat menerima buah Mangga Gedong Gincu grade C, karena bila terdapat
kebusukan akan merugikan pihak pedagang dan tidak dapat jual kembali oleh
pasar tradisional juga tidak dapat diolah oleh tukang rujak.

Suksesnya dalam pemasaran Mangga Gedong Gincu bukan berarti tidak


adanya resiko yang dihadapi oleh perusahaan Berkah Buah. Beberapa hal – hal
resiko yang pernah dialami pemilik perusahaan Berkah Buah diantaranya :

 Terjadinya penipuan konsumen


 Komunikasi yang tidak sehat
 Persetujuan yang tidak sesuai dengan perjanjian
 Kecelakaan transportasi
 Cuaca yang tidak stabil
 Tidak adanya marketing yang handal

Oleh karena itu, bentuk solusi dari resiko – resiko tersebut, menghasilkan
dampak yang dapat diambil untuk menjadi kesimpulan yang mengacu pada
perencanaan kedepanya yang lebih baik. Untuk angka volume penjualan Mangga
Gedong Gincu sehari dapat mencapai sekitar 3 ton/ hari, dengan grade A harga
30rb, grade B harga 15rb, dan harga grade C/ mangga cakra 3rb. Namun dalam
harga tanpa grading, Mangga Gedong Gincu dijual dengan memiliki harga Rp.

60
13.000. Pemasaran Mangga Gedong Gincu di perusahaan Berkah Buah ini
dilakukan oleh Pak Yunus yang bergerak dalam memasarkan hasil produksi
mangga. Dalam kurun waktu sebulan, Pak Yunus mengeluarkan dana kebutuhan
sekitar 100 jt/ bulan. Beberapa konsumen yang membeli hasil produksi Mangga
Gedong Gincu di perusahaan Berkah Buah milik Pak Yunus diantaranya :

Tabel. 9 Daftar Konsumen Perusahaan Berkah Buah di Tahun 2018


No Tujuan Penjualan Nama dan Jumlah Harga
Alamat Mangga/ Kg (Rp/kg)

1 Pedagang pengumpul Bpk. Asep di 500 kg Rp. 12rb/ kg


dalam desa Desa Pasir
Muncang

2 Pedagang pengumpul Bpk. Jeje di 700 kg Rp. 20rb /kg


luar desa Sida Mukti

3 Pedagang besar Bpk. Hj. 2000 kg Rp. 18rb/kg


Warto di
Sindang
Kasih

4 Pedagang pengecer Bpk. Maman 100 kg Rp. 25rb/kg


di Jatipamor

5 Konsumen Akhir Bpk. Cayadi 10 kg Rp.30rb/kg


di Cirebon
Sumber : Hasil wawancara pemilik perusahaan Berkah Buah, 2018

Tabel. 9 menunjukkan bahwa dalam pemasaran produksi perusahaan


Berkah Buah menjual Mangga Gedong Gincu ke berbagai daerah. Untuk harga
produksi yang dipasarkan berbeda – beda, karena setiap daerah memiliki harga
pasar yang berbeda beda. Sehingga, harga – harga yang dipasarkan pada
konsumen tersebut tidak relatif sama dengan harga yang ditentukan oleh pasar di
daerah Desa Pasir Muncang. Untuk pelaku konsumen pasar, Pak Yunus menjual
secara bebas pada pihak siapapun yang membutuhkan dan menginginkan Mangga
Gedong Gincu tanpa ada keterikatan apapun. Penjualan buah Mangga Gedong
Gincu yang dijual kepada konsumen rata –rata sekitar 3 ton/ hari. Pengeluaran
yang dikeluarkan oleh perusahaan Berkah Buah dalam sebulan yaitu sekitar 100
jt/ bulan. Posisi yang lebih dominan dalam menentukan harga Mangga Gedong

61
Gincu adalah Pak Yunus sebagai petani besar. Pak Yunus selaku pemilik
perusahaan Berkah Buah di Desa Pasir Muncang yang memperoleh sumber
informasi harga pasar dari rekan – rekan para petani mangga. Pak Yunus sudah
hampir 10 tahun mengontrol perusahaan Berkah Buah, lama perjalanan usaha nya
membuat luasnya relasi semakin bertambah.

4.3.5 Subsistem Pendukung

Bentuk dukungan dari Dinas Pertanian Majalengka merupakan upaya


untuk mensejahterakan rakyat nya dalam membantu kebutuhan yang diperlukan
dalam bidang pertanian. Dinas Pertanian Majalengka memiliki program
pemberian pupuk kepada para petani – petani Majalengka. Syarat yang
dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan tersalurkan nya bantuan, perlunya
memiliki kartu anggota petani daerah Majalengka.

Pak Yunus mendaftarkan dirinya sebagai anggota gapoktan daerah


Majalengka. Sehingga Pak Yunus memiliki kedudukan yang diakui sebagai salah
satu anggota petani di daerah Majalengka. Pak Yunus pun mendapatkan kartu
anggota petani daerah Majalengka dari Dinas Pertanian Majalengka. Bentuk
bantuan yang diberikan oleh pihak Dinas Pertanian Majalengka kepada
perusahaan Buah Berkah adalah dengan memberikan sekitar 500 kg pupuk, 300
bibit Mangga Gedong Gincu. Namun, 300 bibit Mangga Gedong Gincu yang
diberikan pada perusahaan Berkah Buah, semuanya diberikan kepada para petani
rekan – rekan Pak Yunus yang lebih membutuhkan pupuk. Sebabnya dikarenakan
lahan yang dikelola untuk budidaya Mangga Gedong Gincu sudah tidak dapat
menampung bibit pohon lagi.

Selain itu Dinas Pertanian juga tanggap dalam memberi informasi –


informasi pertanian terhadap para petani mangga yang salah satunya yaitu Pak
Yunus. Dinas Pertanian Majalengka pun setahun sekali memberi program
penyuluhan kesejahteraan berupa arahan atau binaan dan menghubungkan
silaturahmi antara petani – petani Mangga Gedong Gincu di daerah Majalengka
dengan bentuk rapat, sharing, atau seminar yang bertujuan untuk mensejahterakan
para petani Mangga Gedong Gincu.

62
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya observasi terhadap keberlangsungan kegiatan


agribisnis Mangga Gedong Gincu yang dilakukan Perusahaan Berkah Buah maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Subsistem hulu yang dijalankan perusahaan Berkah Buah dalam


penyediaan bibit, pupuk, dan obat didapatkan secara mandiri. Namun, dalam
penyediaan pupuk tidak semua secara mandiri, pemerintah Dinas Pertanian
Majalengka memberikan bantuan pupuk untuk perusahaan Berkah Buah.
2. Subsistem usahatani yang dijalankan perusahaan Berkah Buah adalah
budidaya Mangga Gedong Gincu yang dilakukan secara mandiri dengan
bantuan tenaga kerja yang ikut serta dalam menjalankan usahatani.
3. Subsistem hilir yang dijalankan perusahaan Berkah Buah dilakukan hanya
oleh Pak Yunus. Untuk tenaga kerja perusahaan Berkah Buah hanya ikut
dalam membantu transportasi pengiriman buah Mangga Gedong Gincu.
4. Subsistem pemasaran perusahaan Berkah Buah dijalankan tanpa bentuk
kerja sama dengan perusahaan lain atau pihak – pihak lain. Namun, lebih
mengandalkan market, mitra lain, dan relasi untuk memudahkan dalam
pemasaran.
5. Subsistem penunjang tidak terlalu berperan dalam membantu perusahaan,
Namun, perusahaan sudah dapat menjalankan usaha dengan berdiri sendiri.
6. Suksesnya perusahaan Berkah Buah yang dikelola oleh Pak Yunus adalah
pengaruh dari strategi pemasaran yang baik, manajemen yang optimal,
banyaknya relasi – relasi yang berpengaruh dalam pasar, cerdasnya dalam
bernegoisasi, hubungan silaturahmi antar pengepul, cepatnya mengetahui
informasi harga pasar, kualitas barang yang baik, selektif dalam menjual
barang dan banyaknya permintaan market.

63
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, berikut adalah saran yang dapat
di berikan oleh penulis :

1. Perusahaan Berkah Buah belum mempunyai tenaga kerja dalam bidang


jasa marketing, karena sulitnya mencari orang yang ingin bergabung
dalam perusahaan Berkah Buah ini. Sehingga, perhitungan – perhitungan
biaya pemasukan dan pengeluaran masih seadanya. Strategi marketing
yang dipakai pun belum terasa optimal. Karena hanya mengandalkan ilmu
pengalaman alakadarnya dari pemilik perusahaan. Perlunya perusahaan
Berkah Buah membutuhkan jasa marketing yang lebih handal, agar dalam
segi pemasaran lebih terarah dan mempunyai perhitungan yang lebih
signifikan.
2. Marketing yang cerdas akan memberikan peranan perusahaan menjadi
lebih mudah dalam memasarkan, dan memudahkan hasil pendapatan yang
lebih transparan. Saran yang tepat untuk perusahaan Berkah Buah adalah
dibutuhkannya marketing yang mahir untuk membantu kinerja perusahaan
agar lebih optimal. Selain itu, saran yang dibutuhkan perusahaan Berkah
Buah ialah dibutuhkannya penyediaan wadah keranjang yang lebih banyak
untuk menyimpan Mangga Gedong Gincu. Karena di perusahaan Berkah
Buah, untuk stock keranjang yang digunakan dalam penyimpanan buah
Mangga Gedong Gincu masih terbatas.

64
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Choiri dan Aryo Fajar Sunartomo. 2008. Keragaan Agribisnis dan
Prospek Pemasaran Kopi Rakyat .Jurnal sosial ekonomi pertanian 2 (3): 59-
71.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral. 2014. Produksi Mangga Menurut
Provinsi Tahun 2014. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Mangga Menurut Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010 – 2014. Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Mangga Menurut Dinas Kabupaten


Majalengka 2012 – 2016. Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Majalengka.

BPP (Balai Pelatihan Pertanian) Kecamatan Panyingkiran. 2017. Produksi


Mangga Menurut Kecamatan Majalengka Tahun 2017. BPP (Balai Pelatihan
Pertanian) Kecamatan Panyingkiran.

Bungaran, Saragih. Pembangunan Pertanian dengan Paradigma Sistem dan


Usaha Agribisnis.http://pse.litbang.pertanian.go.id diakses pada Maret 2017.

Bungin, Burhan.2007.Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta:Putra Grafika.

Hermawan. 2012. Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Yogyakarta:Membangun


Sistem Agribisnis. 2012. http://demo.mb.ipb.ac.id diakses pada Maret 2017.

Lembaga Sertifikasi Profesi Agribisnis. 2017. Mengenal Agribisnis.


http://www.lspagribisnis.org diakses pada Maret 2017

Maulidah, Silvana. 2012. Sistem Agribisnis. Universitas Brawijaya, Malang.

Permadi, Cecep. 1991. Keragaan Subsitem – Subsistem dalam Agribisnis nenas


( Ananas comusus (L) Merrr ) di kecamatan jalan cagak , kabupaten DT. II
Subang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Rachmiyanti, Mirra. 2006. Analisis pemasaran mangga gedong gincu ( Mangifera
indica sp.) di kecamatan Panyingkiran. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Saptana, Saktyanu, Sri Wahyuni, Ening Ariningsih, Valeriana Darwis. 2004.


Integrasi Kelembagaan Forum Kass dan Program Agropolitan Dalam
Rangka Pengembangan Agribisnis Sayuran Sumatera. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian II, no. 3 (2004): 257-276.

65
Sivakumar, D., Jiang Y., and Yahia, E.M. 2010. Maintaining mango (Mangifera
indica L.) fruit quality during the export chain. A review. Food Research
International.03411:1-10.

Soekartawi, 1986, Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil, UI – Press, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suhaeni, Karno, Wulan Sumekar. 2015. Value Chain Agribisnis Mangga Gedong
Gincu (Mangifera Indica l). Jurnal AGRARIS. 1(2): 125 – 135.

Suratiyah,K. 2009.Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutanto, Chunliadi. 2000. Sistem Informasi Buah Mangga , Pisang, dan Durian
untuk pengembangan Agribisnis (Pulau Jawa) . Skripsi. Institut Pertanian
Bogor.

66
LAMPIRAN
Lampiran 1. Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Produktivitas

LUAS TANAM (STANDING CROPS) MANGGA TAHUN 2012-2016


DI KABUPATEN MAJALENGKA

LUAS TANAM (STANDING CROPS) (Ha)


No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 1.257,1 1.356,6 1.386,2 1.401,2 1.454,0 1.371,0
2 Cigasong 604,3 604,6 604,3 604,3 604,3 604,3
3 Maja 274,8 274,8 274,8 274,8 274,8 274,8
4 Kadipaten 183,7 184,1 184,1 184,1 184,1 184,0
5 Panyingkiran 1.835,2 1.845,2 1.854,6 1.863,6 1.876,0 1.854,9
6 Jatiwangi 195,0 195,1 194,9 195,0 195,7 195,1
7 Dawuan 188,4 188,4 188,4 188,2 189,0 188,5
8 Kasokandel 237,6 237,6 237,6 237,8 238,4 237,8
9 Ligung 404,1 406,8 409,1 412,0 409,2 408,3
10 Jatitujuh 784,2 788,9 791,7 791,7 791,7 789,6
11 Rajagaluh 111,3 111,3 111,3 111,3 111,3 111,3
12 Sindangwangi 83,7 83,7 83,7 83,7 83,7 83,7
13 Leuwimunding 66,2 66,0 66,0 66,0 66,0 66,1
14 Sukahaji 202,2 210,9 210,9 210,9 210,9 209,2
15 Sindang 156,6 160,3 159,0 159,0 159,0 158,8
16 Talaga 40,9 40,7 40,7 40,8 41,1 40,9
17 Banjaran 18,6 20,4 20,5 20,5 20,5 20,1
18 Cikijing 69,3 69,2 69,2 68,4 64,3 68,1
19 Cingambul 76,0 75,9 75,9 75,1 67,3 74,0
20 Bantarujeg 407,6 407,0 403,4 403,1 402,9 404,8
21 Malausma 189,3 188,8 185,2 185,2 185,2 186,7
22 Argapura 93,6 93,6 93,6 93,6 93,6 93,6
23 Kertajati 2.498,4 2.497,5 2.497,5 2.497,5 2.464,9 2.491,1
24 Sumberjaya 85,4 85,4 85,4 85,3 85,5 85,4
25 Palasah 189,5 189,1 189,1 189,1 189,1 189,2
26 Lemahsugih 463,4 463,4 463,4 463,4 463,4 463,4
Jumlah 10.716,4 10.845,6 10.880,5 10.905,5 10.925,6 10.854,7

67
LUAS PANEN MANGGA TAHUN 2012-2016
DI KABUPATEN MAJALENGKA

Luas Panen (Ha)


No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 961,2 279,2 1.220,7 950,0 1.200,0 922,2
2 Cigasong 191,6 92,3 595,5 1,9 0,6 176,4
3 Maja 147,5 118,5 75,0 1,2 1,0 68,6
4 Kadipaten 35,2 42,2 148,0 26,6 73,9 65,2
5 Panyingkiran 1.767,6 485,6 2.555,0 1.650,0 1.270,0 1.545,6
6 Jatiwangi 67,5 89,4 141,1 66,6 98,6 92,6
7 Dawuan 127,8 16,1 100,7 88,0 67,7 80,0
8 Kasokandel 163,4 79,6 134,0 76,7 68,8 104,5
9 Ligung 188,0 196,5 259,5 181,6 55,0 176,1
10 Jatitujuh 364,6 317,3 384,5 318,1 112,4 299,4
11 Rajagaluh 106,1 82,8 72,5 72,0 12,5 69,2
12 Sindangwangi 50,0 70,0 52,3 54,0 27,6 50,8
13 Leuwimunding 98,9 21,4 26,4 25,3 15,6 37,5
14 Sukahaji 138,7 145,8 166,5 132,0 82,8 133,1
15 Sindang 127,9 85,2 96,7 83,6 83,0 95,3
16 Talaga 56,4 28,0 22,4 12,5 5,0 24,8
17 Banjaran 10,9 8,4 24,7 3,8 6,6 10,8
18 Cikijing 16,7 1,7 20,8 31,1 40,0 22,1
19 Cingambul 3,0 1,9 28,8 30,2 45,0 21,8
20 Bantarujeg 425,7 264,6 359,2 17,6 21,8 217,8
21 Malausma 499,3 392,0 274,5 163,4 132,9 292,4
22 Argapura 93,4 78,5 32,7 60,7 16,6 56,4
23 Kertajati 330,0 251,0 242,7 162,5 132,1 223,7
24 Sumberjaya 30,5 37,5 44,8 36,0 36,2 37,0
25 Palasah 490,1 78,9 138,3 89,8 55,1 170,4
26 Lemahsugih 42,5 212,8 112,5 463,4 395,8 245,4
Jumlah 6.534,4 3.477,2 7.329,5 4.798,5 4.056,4 5.239,2

68
PRODUKSI MANGGA TAHUN 2012-2016
DI KABUPATEN MAJALENGKA

Produksi (ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 10.775,5 1.375,5 11.066,4 15.488,2 11.488,9 10.038,9
2 Cigasong 1.370,0 424,2 2.823,9 21,9 3,5 928,7
3 Maja 399,5 592,5 487,2 9,4 5,7 298,9
4 Kadipaten 127,0 161,8 1.145,2 335,2 521,6 458,2
5 Panyingkiran 11.885,1 1.978,4 19.182,0 24.641,2 14.288,0 14.394,9
6 Jatiwangi 159,2 284,8 1.065,6 594,2 443,7 509,5
7 Dawuan 851,6 60,5 832,8 525,4 412,8 536,6
8 Kasokandel 1.324,2 261,6 985,4 674,9 378,2 724,9
9 Ligung 2.287,0 471,2 1.950,6 1.886,6 585,4 1.436,2
10 Jatitujuh 3.656,2 1.477,3 2.782,0 2.977,2 736,2 2.325,8
11 Rajagaluh 530,7 194,8 474,9 830,2 206,0 447,3
12 Sindangwangi 250,0 360,0 285,0 557,3 255,8 341,6
13 Leuwimunding 250,5 91,7 150,9 493,9 135,9 224,6
14 Sukahaji 1.033,9 574,2 867,1 1.266,2 628,9 874,1
15 Sindang 959,3 180,3 483,5 820,5 622,3 613,2
16 Talaga 280,1 106,4 101,4 60,1 22,4 114,1
17 Banjaran 59,6 45,0 124,8 33,2 22,9 57,1
18 Cikijing 64,8 12,9 117,3 518,4 593,2 261,3
19 Cingambul 8,4 6,9 157,2 492,0 535,2 239,9
20 Bantarujeg 2.371,0 1.383,5 1.616,3 229,9 159,3 1.152,0
21 Malausma 3.131,6 1.237,4 1.477,4 1.266,3 1.041,5 1.630,8
22 Argapura 468,8 388,7 191,2 803,0 57,9 381,9
23 Kertajati 2.968,3 961,5 1.337,7 1.631,4 1.422,5 1.664,3
24 Sumberjaya 94,4 158,2 201,8 332,2 162,9 189,9
25 Palasah 2.350,9 357,4 757,6 1.753,6 326,8 1.109,3
26 Lemahsugih 562,7 489,4 843,7 6.152,5 2.471,8 2.104,0
Jumlah 48.220,3 13.636,1 51.508,9 64.394,9 37.529,3 43.057,9

69
PRODUKTIVITAS MANGGA TAHUN 2012-2016
DI KABUPATEN MAJALENGKA

Produktivitas (ku/Ha)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 112,11 49,26 90,66 163,03 95,74 108,9
2 Cigasong 71,51 45,94 47,42 114,06 55,56 52,6
3 Maja 27,08 50,00 64,99 78,99 58,16 43,5
4 Kadipaten 36,05 38,32 77,38 126,02 70,54 70,3
5 Panyingkiran 67,24 40,74 75,08 149,34 112,50 93,1
6 Jatiwangi 23,57 31,86 75,54 89,17 45,00 55,0
7 Dawuan 66,63 37,51 82,73 59,72 61,02 67,0
8 Kasokandel 81,06 32,88 73,56 87,97 55,00 69,4
9 Ligung 121,62 23,98 75,17 103,86 106,49 81,5
10 Jatitujuh 100,28 46,55 72,36 93,60 65,49 77,7
11 Rajagaluh 50,00 23,54 65,50 115,31 164,80 64,7
12 Sindangwangi 50,00 51,43 54,49 103,20 92,55 67,3
13 Leuwimunding 25,34 42,85 57,18 195,14 87,12 59,9
14 Sukahaji 74,57 39,38 52,08 95,92 75,99 65,6
15 Sindang 75,00 21,17 49,99 98,10 75,00 64,4
16 Talaga 49,70 38,00 45,35 47,96 45,25 45,9
17 Banjaran 54,63 53,83 50,63 88,53 34,96 52,7
18 Cikijing 38,73 75,00 56,50 166,96 148,23 118,5
19 Cingambul 28,19 35,94 54,51 163,02 118,88 110,1
20 Bantarujeg 55,70 52,28 45,00 131,00 73,24 52,9
21 Malausma 62,72 31,57 53,82 77,51 78,36 55,8
22 Argapura 50,21 49,52 58,51 132,31 34,98 67,8
23 Kertajati 89,95 38,30 55,12 100,39 107,68 74,4
24 Sumberjaya 30,91 42,23 45,00 92,33 44,99 51,3
25 Palasah 47,97 45,32 54,77 195,32 59,28 65,1
26 Lemahsugih 132,40 23,00 75,00 132,77 62,45 85,7
Jumlah 73,79 39,22 70,28 134,20 92,52 82,2

70
Lampiran 2. Biaya Produksi, Pekerja, Pemasaran dan Pendapatan

Biaya Produksi / Input

No Bahan Banyak Biaya Total

1 Pohon Sewa 160 Rp. 80.000 / Pohon Rp. 12.800.000

2 Bibit 300 Rp. 25000 / Pohon Rp. 7.500.000

Rp. 200.000 / 50 Kg /
3 Pupuk Urea 6 Rp. 1.200.000
Karung

Pupuk Kandang Rp. 10.000 / 25 Kg /


4 12 Rp. 120.000
(domba) Karung

Pupuk Npk Rp. 490.000 / 50 Kg /


5 6 Rp. 2.940.000
(Mutiara) Karung

Pupuk Perangsang Rp. 250.000 / 250 ml /


6 1 Rp. 250.000
( GoldStar) Botol

Rp. 80.000 / 100ml /


7 Pestisida Abacel 6 Rp. 480.000
Botol

Pestisida Rp. 25.000 / 100ml /


8 6 Rp. 150.000
Sidamethrin Botol

Rp. 60.000 / 1000ml /


9 Vitamin Griner 1 Rp. 60.000
Botol

HOK / Rp. 80.000 × 30


10 Tenaga Kerja 9 Rp. 21.600.000
hari = Rp. 2.400.000

Total : Rp. 47.100.000

Biaya Pekerja

Banyak
No Tenaga Kerja Biaya Total
Pekerja
1 Biaya Penanaman, 2 Rp. 100.000 / hari × 30 Rp. 6.000.000
Pembibitan, hari = Rp. 3.000.000
Pemupukan,
Penyiangan,
Pemangkasan,
Pemeliharaan.
Total : 6.000.000

71
Biaya Pemasaran

No Biaya Banyak Biaya Total


Pekerja

1 Biaya 2 Rp. 200.000 / hari Rp. 12.000.000


Pengangkutan / = Rp. 6.000.000/
transport bulan

2 Biaya Resiko - Rp. 1.000.000/ Rp. 1.000.000


transaksi

3 Biaya Pengemasan 2 6 jam = Rp. 42.000 Rp. 2.520.000


× 30 hari = Rp.
1.260.000 / bulan

4 Biaya Pengolahan 5 Rp. 100.000 × 30 Rp. 15.000.000


Panen, Sortasi, dan hari = Rp.
Grading 3.000.000

Total : 29.520.000

Biaya Pendapatan

No Biaya Banyak Biaya Total


Pekerja

1 Biaya Pengeluaran Rp. 85.000.000 / Rp. 85.000.000


bulan

2 Biaya Pendapatan Rp. 4.000.000 / Rp. 120 .000.000


hari × 30 hari

3 Biaya Penerimaan (bila harga tanpa Rp. 650.000.000


Total Transaksi grading
Rp.13.000)
200 Kg × 250 =
50.000 kg
50.000 rb × Rp.
13.000

4 Biaya Keuntungan 60. 000.000 / Rp. 60.000.000


Total Transaksi bulan

72
Lampiran 3. Perhitungan Biaya

1. Analisis Biaya

a. Biaya Produksi

Luas Area Kebun Mangga Gedong Gincu = 2,5 Ha

Jumlah Pohon = 300 pohon

Biaya produksi / pohon = Rp.20.000

 Rp. 20.000 (Biaya produksi / pohon ) × 300 Pohon


 = Rp. 6.000.000

Maka, Biaya Produksi Budidaya Mangga Gedong Gincu untuk 300 pohon adalah
Rp. 6.000.000

b. Biaya Pekerja

Biaya Tenaga Kerja pengolahan panen, sortasi, dan grading = Rp. 100.000

Jumlah Tenaga Kerja = 5

Jadi biaya 5 tenaga kerja dalam sehari adalah

 5 × Rp.100.000 = Rp. 500.000 / hari


 Maka, Biaya Produksi (Rp. 6.000.000) + Biaya Tenaga Kerja (Rp. 500.000) =
Rp. 6.500.000 / 2,5 Ha

Maka Biaya Pekerja untuk 2,5 Ha adalah Rp. 6.500.000

c. Penerimaan

Pohon = 200 kg/ pohon

2, 5 Ha = 250

Harga tanpa grading = Rp.13.000

 200 kg X 250 = 50. 000 kg / 2,5 Ha


 50.000 kg X Rp. 13.000
 = Rp. 650.000.000 ( untuk harga tanpa grading )

d. Keuntungan

Penerimaan – Total Biaya

 Rp. 650.000.000 – Rp. 6.500.000


 = Rp. 643.500.000

73
2. Analisis BEP

a. BEP Volume Produksi

 Total Biaya Produksi : Harga ditingkat Petani


 Rp. 6.500.000 : Rp. 13.000
 Rp. 500.0000
 = 500 Kg

b. BEP Harga Produksi

 Total Biaya Produksi : Total Produksi


 Rp. 6.500.000 : Rp. 50.000 = 130 Kg

3. Analisis Tingkat Kelayakan Usaha (B/C Rasio)

 Jumlah Penerimaan : Jumlah Pengeluaran


 Rp. 650.000.000 : Rp. 6.500.000 = 100

Maka, biaya yang dikeluarkan dari Rp. 6.500.000 akan diperoleh penerimaan
sebesar 100 kali lipat.

4. Analisis tingkat efisien penggunaan modal ( ROI )

 Keuntungan Usahatani : Modal Usahatani X 100 %


 643.500.000 x Rp. 6.500.000 X 100 %
 = 99 %

5. Rasio keuntungan terhadap pendapatan.

(Keuntungan Usahatani : Modal Usahatani) X 100 %

 Rp. 643.500.000 : Rp. 650.000.000 X 100 %


 = 0, 99%

74
Lampiran 4. Dokumentasi Lapangan

Buah Mangga Gedong Gincu

Kondisi Perusahaan Berkah Buah dan Alat Transportasi

75
Buah Sebelum di Pasarkan

Lahan Milik Perusahaan Berkah Buah

76
Buah Terkena Penyakit Hama Penyerang Buah Mangga

Pemilik Perusahaan Berkah Buah

77
Lampiran 5. Panduan Wawancara

1. Pemilik Perusahan Berkah Buah


Idientitas Informan
a) Nama :
b) Umur :
c) Pekerjaan
Hulu
a. Berapa luas lahan yang dimiliki Perusahaan Berkah Buah ?
b. Bagaimana proses dalam penyediaan sarana produksi?
c. Apa saja input yang diberikan untuk budidaya Mangga Gedong Gincu?
d. Bagaimana keragaan agribisnis dalam subsistem hulu di Perusahaan Berkah
Buah?

Usaha Tani

a. Bagaimana Perusahaan Berkah Buah melakukan kegiatan penanaman?


b. Bagaimana Perusahaan Berkah Buah melakukan kegiatan pemupukan?
c. Bagaimana Perusahaan Berkah Buah melakukan kegiatan pemeliharaan?
d. Bagaimana Perusahaan Berkah Buah melakukan kegiatan pemanenan?
e. Adakah resiko yang dimiliki kelompok dalam penerapan aktivitas budidaya
yang tepat?
f. Apa upaya yang dilakukan kelompok dalam menangani resiko pada sub
sektor usaha tani?

Hilir

a. Bagaimana proses penanganan pasca panen yang dilakukan oleh Perusahaan


Berkah Buah?
b. Apa resiko yang dirasakan Perusahaan pada kegiatan pasca panen?
c. Apa penyebab resiko tersebut terjadi pada subsektor hilir?
d. Bagaimana proses pemasaran dalam Perusahaan Berkah Buah ?
e. Bagaimana keragaan agribisnis dalam subsistem hilir di Perusahaan Berkah
Buah?

Penunjang

a. Apa saja aktivitas yang dilakukan Perusahaan Berkah Buah dan melibatkan
lembaga?
b. Bagaimana peran perkembangan Perusahaan Berkah Buah dalam lembaga?
c. Sudah optimalkah peran lembaga dalam mendukung Perusahaan Berkah
Buah?
d. Apa saja bentuk dukungan lembaga yang diberikan kepada Perusahaan
Berkah Buah?

78
Lampiran 6. Kuisioner

Responden Petani Mangga Gedong Gincu

A. Identitas Responden Petani Mangga Gedong Gincu


1. Nama : ...........................................................................
2. Alamat : .....................................................................
.....................................................................
3. Umur : ......................................... tahun
4. Jeniskelamin : L/P
5. Pendidikan formal terakhir :
a. Tidak tamat SD d. SMA
b. SD e. Perguruan Tinggi (D1, D2, D3, S1)
c. SLTP
6. Pekerjaan : .............................
7. Jumlah anggota keluarga : .................... orang
8. Jumlah tanggungan : .................... orang
9. Lama melakukan usahatani mangga : .................... tahun
Luas lahan yang dikuasai : ........................Ha
a. Luas lahan milik : ........................Ha
b. Luas lahan sewa : ........................Ha
c. Luas lahan bagi hasil : .........................Ha
d. Luas lahan gadai : .........................Ha

B. Data Usahatani
1. Luas lahan milik yang ditanam mangga : .......... ......... Ha
2. Benih : ..............................
3. Sistem tanam : tumpangsari / monokultur
Jika tumpangsari, apa saja yang ditanam selain mangga?
a.........................................
b.........................................
c..........................................
4. Jarak tanam mangga : ................... m X .......m
5. Jumlah pohon total :
Yang dimiliki : .....................

Yang disewa/kontrak : .....................

6. Biaya pengolahan tanah :......................


a. Buruh cangkul :
b. Buruh Tanam :
c. Buruh Pupuk dan Penyiangan :
d. Pengairan :
e. Dari manakah memperoleh tenaga kerjanya?
f. Berapa HOK yang digunakan untuk setiap proses?

7. Apakah Anda melakukan pemeliharaan tanaman?Ya/Tidak

79
Jika ya, pemeliharaan yang dilakukan :

a. Pemupukan :

- kandang :

- Urea :

- Tsp :

b. Penyiangan :

c. Pengendalian Hama Penyakit :

d. Menggunakan berapa tenaga kerja : .................

8. Biaya harga input per unit :

a. Harga Pupuk :

b. Harga Bibit :

c. Harga Hormon :

d. Harga Pestisida :

9. a. Seperti apa proses dari masing – masing aktivitas ?


b. Berapa kali aktivitas dalam proses usahatani ?
c. Menggunakan berapa tenaga kerja ?
d. Berapa harga masing – masing input dalam per unit nya ?
e. Berapa unit dalam pemakaian inputnya, sehingga mendapatkan nilai total
biaya variabel ataupun biaya tetap dalam usahatani mangga ?

9. Produksi : ..............................

10. Sudah berapa kali panen dalam setahun: ................ kali

C. Data Pemasaran

1. Volume penjualan : .............................


2. Harga jual : ............................. Rp/kg

1. Apakah Anda melakukan pemasaran mangga sendiri?Ya/Tidak


Jika ya, dimana anda memasarkan sendiri?
Jika ya, kepada siapa anda memasarkan sendiri?
Jika ya, berapa biaya riil yang dikeluarkan per bulan?
Jawab: Rp................................/ bulan
Jika tidak, kepada siapa Anda menjual hasil produksi mangga dan
alternatifnya?

80
No Tujuan Penjualan Nama dan Alamat Jumlah Harga (Rp/kg)
mangga/ton

Pedagang
1. pengumpul dalam
desa

Pedagang
2. pengumpul luar
desa

3. Pedagang besar

Pedagang
4.
pengecer

5. Konsumen

2. Hasil panen dalam bulan terakhir Anda menjual mangga kepada siapa saja
(alternatifnya) ?
................................................................................................................

3. Apakah Anda bebas menjual hasil panen mangga kemana saja Anda
diinginkan?
................................................................................................................

4. Bagaimanakah cara penentuan harga jual mangga?


..............................................................................................................
5. Bagaimana sistem pembayaran dalam penjualan mangga?
.................................................................................................................
6. Siapakah yang posisinya lebih dominan dalam menentukan harga mangga?
a. Penjual (petani)
b. Pembeli (pedagang)
c. Sama-sama kuat (antara petani dan pedagang)
7. Dari siapa anda mengatahui informasi harga mangga?
...................................................................................................................
8. Sarana transportasi apa yang digunakan dalam pemasaran mangga?
...............................................................................................................

9. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pemasaran mangga?


..............................................................................................................

10. Apa saja fungsi pemasaran yang dilakukan?


a. Fungsi pertukaran : 1) penjualan
2) pembelian
b. Fungsi fisik : 1) pengangkutan
2) penyimpanan
c. Fungsi fasilitas : 1) informasi harga

81
2) standarisasi
3) penanggungan risiko
4) penyediaan dana

11. Lama berdagang : .................... tahun


12. Pembelian

a) Volume pembelian : ………………………..…... /ton/kg


b) Frekuensi pembelian : ........................................ per bulan
c) Harga beli : Rp.………………………… /kg
d) Volume penjualan : …………………………….. kg/bulan
e) Frekuensi penjualan : ......................................... per bulan

13. Harga jual :

a. Tanpa grading : Rp.……………………….... /kg


b. Grading : a. Grade A : Rp..................../kg
b. Grade B : Rp..................../kg
c. Grade C : Rp..................../kg
d. Grade D : Rp..................../kg

c. Biaya panen per panen/ per bulan : Rp..................................../kg

d. Total biaya pengangkutan per transaksi / per bulan :


Rp.................................... /kg

15. Jarak ke tempat pemasaran :……………… Km

14. Adakah penanggungan risiko rusak pada saat transaksi?Ya/Tidak

Jika ya, berapa biaya risiko rusak setiap transaksi? Atau berapa biaya
risiko rusak per bulan? Jawab: Rp......................./ bulan

15. Apakah mangga disimpan sebelum dipasarkan?Ya/Tidak

Jika ya, biaya penyimpanan per bulan?

a. Dimana mangga disimpan sebelum dipasarkan?


.................................................................................................................
b. Berapa lama mangga disimpan sebelum dipasarkan?
.................................................................................................................
c. Apa alat atau bahan yang digunakan untuk penyimpanan?dan berapa
harganya?

82
Jumlah Harga
No Nama Alat atau Bahan
(unit) (Rp/unit)

d. Biaya penyusutan
Umur
Nama Jumlah Harga Beli Nilai Sisa Penyusutan
No Ekonomis
Alat (unit) (Rp/unit) (Rp) (Rp/tahun)
(tahun)

Total

e. Adakah penanggungan risiko rusak?Ya/Tidak


Jika ya, berapa biaya risiko rusak per transaksi?Rp.................... /transaksi atau
Rp.................. / bulan

f. Total biaya pengemasan per transaksi/ per bulan :


Rp............................../bulan
g. Biaya grading per transaksi / per bulan : Rp......................./ bulan
Penerimaan total per transaksi / per bulan?
Jawab: Rp........................../ bulan
Keuntungan total per transaksi / per bulan?

Jawab: Rp........................../ bulan

16. Apa yang menjadi alasan Anda melakukan usaha pemasaran mangga?
..............................................................................................................
17. Kemana saja Anda melakukan pemasaran mangga (alternatifnya)?
...............................................................................................................

18. Bagaimanakan sistem penentuan harga jual mangga?


..................................................................................................................

19. Bagaimanakah sistem pembayaran yang dilakukan dalam penjualan


mangga?
..................................................................................................................

20. Siapakah yang posisinya lebih dominan dalam menentukan harga mangga?

83
a. Penjual

b. Pembeli

c. Sama-sama kuat

21. Apa saja fungsi pemasaran yang dilakukan?


a. Fungsi pertukaran : 1) penjualan
2) pembelian
b. Fungsi fisik : 1) pengangkutan
2) penyimpanan
c. Fungsi fasilitas : 1) informasi harga
2) standarisasi
3) penanggungan risiko
4) penyediaan dana
22. Apa kendala yang dihadapi dalam memasarkan mangga?
...................................................................................................................

84
Lampiran 7. Denah Jarak Lahan

Keterangan Bentuk :

1. (Segitiga dan Persegi)

Perusahaan Berkah Buah milik Pak Yunus

2. (Persegi Panjang)

Lahan Pribadi dan Lahan Sewa

3. (Garis)

Jalan
( untuk ukuran jarak jauh dari Perusahaan Berkah Buah menuju Lahan 1 Km )

85

Anda mungkin juga menyukai