Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Universitas Diponegoro dalam Pengerjaan Tugas Kuliah
Berdasarkan Model Big6 Disusun untuk memenuhi tugas UTS matakuliah Literasi Informasi Dosen
pengampu: Yanuar Yoga S.Hum, M.Hum Disusun oleh: Dwiajeng Novanti (13040113130107) Kelas C
ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2015 1 DAFTAR ISI 1.
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i 2. DAFTAR
LAMPIRAN ........................................................................................................................ ii 3. BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1 a. Latar
Belakang .................................................................................................................. 1 4. BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3 a.
Literasi Informasi .................................................................................................................. 3 b. Literasi
Informasi dalam Kurikulum Perguruan Tinggi
.................................................................................................................. 5 c. Mengukur Kemampuan
Literasi Informasi dengan Model Big6
.................................................................................................................. 7 d. Menilai kemampuan
literasi informasi mahasiswa Undip
.................................................................................................................. 12 5. BAB III PENUTUP
........................................................................................................................ 14 a. Kesimpulan
.................................................................................................................. 14 6. DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................................ 15 7. LAMPIRAN 2
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1.1 Gambaran kemampuan literasi informasi mahasiswa Undip 3
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Literasi informasi adalah kemampuan untuk mencari,
menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi. Literasi informasi bukanlah hal baru, ini
sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya sejak informasi mulai berkembang dan terjadinya ledakan
informasi dari hal itu kemampuan menemukan informasi menjadi sebuah tuntutan di era teknologi
dan informasi. Pada era seperti ini jika seseorang hanya mengambil informasi secara mentah-
mentah tanpa ada filter dan pengetahuan tentang relevansi serta isu plagiarism bisa jadi informasi
yang di dapat adalah informasi yang tidak relevan. Literasi berkaitan erat dengan tugas pokok dari
seorang pustakawan, tertutama pada perpustakaan perguruan tinggi. Diharapkan seorang
pustakawan bisa menjadi penyalur ilmu literasi informasi kepada pemustaka, yang nantinya jika
pemustaka sudah terbiasa dengan pencarian 4
informasi akan menjadi lebih kritis dalam mencari informasi ataupun dalam mengatasi
permasalahan serta bisa menambah motivasi belajar mahasiswa tersebut. Namun dalam
perkembangan nanti literasi informasi juga harus diperluas untuk pencarian dokumen teks,
bagaimana cara yang efektif dan efesien untuk menemukan dokumen tekstual diperpustakaan atau
pusat informasi, selanjutnya bisa diintegrasikan dengan menggunakan pencarian sumber informasi
elektronik. Misalnya sumber informasi elektronik seperti e-journal, e-book, serta web. Kemampuan
literasi informasi setiap orang pun berbeda-beda hal ini yang amat sangat memerlukan sebuah
dukungan dan pengajaran dalam hal literasi informasi, jika ini dibiarkan terus menerus nantinya
seorang mahasiswa tidak mengetahui bagaimana mendapatkan informasi yang relevan dan bisa
melakukan plagiarism. Jika seseorang sudah melek informasi akan mudah untuk menjelajahi dan
menelusur informasi yang amat luas, baik pada informasi tercetak ataupun elektronik. ”Termasuk di
dalam keterampilan ini adalah kemampuan mencari informasi, memilih sumber informasi secara
cerdas, menilai dan memilah-milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi
secara etis” (Webber dan Johnston, 2000 dalam Hasugian, 2008). Saat ini lembaga pendidikan juga
telah menuntut untuk setiap anak didiknya mampu dan bisa mencari sumber informasi yang mereka
butuhkan dan sesuai dengan kaidah penggunaan informasi. Untuk itu banyak lembaga pendidikan
yang mulai membangun program literasi informasi. Literasi informasi sendiri merupakan terjemahan
dari information literacy, yang dapat diartikan melek informasi. Penguasaan literasi informasi
amatlah penting dalam proses pembelajaran sehingga menjadi bagian dari program pengajaran.
Penguasaan kompetensi literasi informasi tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang masih
mengikuti perkuliahan tetapi juga bermanfaat di dunia kerja mereka nantinya. 5 BAB II
PEMBAHASAN 1. Literasi Informasi Definisi literasi amatlah banyak dan terus berkembang sesuai
dengan keadaan yang telah berubah seiring perkembangan zaman. Secara umum literasi informasi
adalah melek informasi artinya bahwa kemampuan seseorang untuk mencari, mengevaluasi,
mengevaluasi dan menggunakan informasi secara efektif dan sesuai dengan kaidah penggunaan
informasi. Untuk mencari sebuah informasi bisa dari took buku, perpustakaan, pusat informasi,
ataupun dari sumber elektronik seperti e-jurnal, e-book dll. Literasi yang selalu berkaitan dengan
pencarian informasi guna pembelajaran sepanjang hayat atau life long learning yang biasa didapat
melalui pendidikan formal, karenanya literasi merupakan bagian dari suatu pendidikan dan tidak
dapat dipisahkan dari pembelajaran. Work Group on Information Literacy dari California State
University (dalam Hasugian, 2008) mendefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan untuk
menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dalam berbagai format. Untuk dapat
melakukannya maka 6 pencari informasi harus mampu menunjukkan sejumlah keahlian dalam suatu
proses yang terpadu, yaitu: a. Menyatakan pertanyaan, permasalahan, atau isu penelitian. b.
Menentukan informasi yang dibutuhkan untuk pertanyaan, permasalahan, atau isu penelitian. c.
Mengetahui tempat/letak dan menemukan informasi yang relevan. d. Mengorganisasikan informasi.
e. Menganalisa dan mengevaluasi informasi f. Mensintesa informasi. g. Mengkomunikasikan dengan
menggunakan berbagai jenis teknologi informasi. h. Menggunakan perangkat teknologi untuk
memperoleh informasi. i. Memahami etika, hukum, dan isu-isu sosial politik yang terkait dengan
informasi dan teknologi informasi. j. Menggunakan, mengevaluasi, dan bersifat kritis terhadap
informasi yang diterima dari media massa. k. Menghargai bahwa keahlian yang diperoleh dari
kompetensi informasi memungkinkan untuk belajar seumur hidup (California State University, 2002
dalam Hasugian, 2008). Dari berbagai definisi dan penjabaran tentang literasi, menurut ALA
American Library Association (1989) literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang
dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk
menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.
Sedangkan menurut Doyle (1992), Kemampuan untuk mengakses , mengevaluasi dan menggunakan
informasi dari berbagai sumber. Dalam standart kompetensi literasi informasi menurut ACRL,
seseorang mempunyai kemampuan literasi informasi yang baik jika: 1. Mampu menentukan
informasi dan cakupan yang dibutuhkan a. Mendefinisikan informasi yang dibutuhkan. b.
Mengidentifikasi sumber-sumber serta berbagai macam format dari sumber informasi yang tersedia.
c. Mengevaluasi kembali cakupan kebutuhan informasi yang ingin dicari. 2. Mengakses kebutuhan
informasinya secara efektif dan efesien. a. Menyusun strategi pencarian informasi supaya
menghemat waktu dan biaya. 7 b. Melakukan pencarian sesuai kebutuhan baik secara on-line
maupun tekstual. c. Jika informasi yang dicari belum dapat ditemukan, melakukan perubahan
strategi pencarian. d. Mencatat sumber-sumber informasi yang telah didapat. 3. Mengevaluasi
informasi dan sumber-sumber yang didapatkan secara kritis. a. Menemukan ide utama dari suatu
informasi. b. Membangun konsep dan pemahaman baru dari sebuah informasi. c. Membandingkan
informasi yang didapat dengan informasi yang dimiliki sebelumnya. 4. Menggabungkan informasi
secara efektif. a. Menggabungkan informasi baru dengan gagasan yang dimiliki. b. Mengembangkan
idea tau konsep baru dari informasi yang didapat. 5. Mengetahui isu-isu ekonomi, politik, dan global
secara etis dan legal. a. Mengetahui isu-isu terkini secara global. b. Mengetahui tentang penggunaan
informasi supaya tidak terjadi plagarisme. c. Menghargai sumber-sumber informasi yang telah
digunakan dengan memasukkan identitas sumber informasi kedalam gagasan penulis. (Dalam
hasugian, 2004) 2. Literasi Informasi dalam Kurikulum Perguruan Tinggi Seperti yang sudah di
singgung sebelumnya bahwa literasi informasi sudah menjadi tuntutan bagi civitas akademika, dari
sekian banyak sumber infomarsi sebagian orang mengandalkan perpustakaan sebagai jantungnya
sebuah perguruan tinggi. Namun, jika perpustakaan tidak mampu memenuhi kebutuhan informasi
tersebut kemana mereka harus mencari? Pertanyaan seperti ini tidak akan muncul lagi jika
seseorang telah memiliki kemampuan menelusur informasi dengan baik. Untuk itu, literasi informasi
bisa disebut sebagai kebutuhan pokok para civitas akademika, mulai dari mahasiswa, dosen, laboran
dan staff lainnya. 8 Pada era informasi saat ini, sumber informasi tersebar sangat luas dan sangat
banyak, seringkali seseorang terjebak pada satu sumber informasi yang dimana sumber informasi
tersebut tidak relevan, namun tetap digunakan karena seseorang tersebut menganggap bahwa
informasi yang didapat adalah informasi yang dia butuhkan. Isu-isu seperti ledakan informasi,
merupakan isu yang sudah lama terjadi dan menjadi dilema setiap pencari informasi. Karena,
informasi yang mereka cari seringkali informasi yang tidak jelas dan tidak dari sumber terpercaya.
Dari beragam pilihan sumber informasi, baik tercetak maupun elektronik, gambar, tulisan, video,
suara ataupun visual membuat literasi informasi menjadi bertambah penting, kemampuan untuk
memilah-milah sumber informasi adalah salah satu cara untuk menemukan informasi secara tepat.
Boyer, 1997 (dalam Hasugian, 2008) menyatakan bahwa memberdayakan peran informasi
merupakan tujuan penting dari pendidikan. Ia menyatakan, informasi merupakan sumber yang
sangat berharga. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kemampuan seperti itu tidaklah bisa didapat dengan
instan, perlu banyak pengajaran dan pendidikan tentang literasi informasi. Literasi informasi
berkaitan dengan long life learning atau pembelajaran sepanjang hayat, oleh karena itu kempauan
literasi informasi nantinya tidak hanya berguna saat sedang duduk dibangku akademik namun juga
berguna bagi kehidupan dimasa dating. Memberikan dan memasukan unsure-unsur literasi
informasi pada kurikulum pendidikan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengajarkan
tentang literasi informasi, dari cara ini pengajar baik dosen atau pustakawan bisa terjun langsung
mengenai literasi informasi. Karena tidak semua mahasiswa mendapatkan pengetahuan literasi
informasi tidak jarang dari mereka menggunakan sumber-sumber informasi yang tidak relevan dan
rawan melakukan plagiarism. 3. Mengukur Kemampuan Literasi Informasi dengan Model Big6 9 Ada
banyak model untuk mengukur kompetensi literasi informasi seseorang, namun ada model seringkali
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mencari informasi, yaitu dengan
menggunakan model Big6. Apa itu model Big6? Menurut Eisenberg and Berkowitz (1990) dalam Wolf
(2003), Big6 adalah model literasi informasi untuk memecahkan sebuah masalah dan bagaimana
cara menemukan informasi yang dibutuhkan dan dapat diterapkan untuk segala jenjang usia karena
literasi informasi adalah pembelajaran sepanjang hayat. Berikut merupakan kerangka pemikiran dari
model Big6 (dalam Hedrawan, 2014) 10 Dalam konsep Big6, ada 6 langkah yang harus ditempuh
untuk menemukan informasi secara efektif dan efisien, yaitu: 1. Task definition (Identifikasi tugas)
Pada tahap pertama ini mahasiwa berusaha mencari tahu kebutuhan informasi yang mereka
butuhkan, mengetahui masalah-masalah yang mereka hadapi dengan 2 cara: a. Define the problem
(Mencari tahu masalah) Untuk mencari sebuah informasi, seseorang haruslah kritis dan
mengidentifikasikan masalah yang dihadapi. b. Identify information needed (Mengidentifikasi
informasi yang dibutuhkan) Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan adalah langkah dalam tahap
pertama untuk menemukan apa yang kita cari dan butuhkan dalam bentuk dan format apa informasi
yang kita inginkan. 2. Information seeking strategies (Stategi mencari informasi) Tahap selanjutnya,
menentukan strategi pencarian dan menentukan untuk menjawab masalah yang ada, dengan
menentukan dan menggunakan sumber terbaik yang telah dicari. a. Identify Resource (Identifikasi
Sumber) Mengidentifikasi sumber yang mempunyai potensi untuk menemukan informasi yang
dibutuhkan mulai dari isi, format informasi, search engine yang bisa digunakan, sumber elektronik
maupun tercetak. Adapun sumber- sumber yang bisa didapat menurut Prasetiawan (2012),
diantaranya: 11
NO. Alat/Sumber Informasi / dokumen yang dhasilkan 1. Katalog perpustakaan Koleksi Bahan
Pustaka: Buku, Terbitan Berkala, Laporan, Hasil Konferensi, Koleksi AudioVisual 2. Bibliografi buku
Buku Buku, Laporan, Prosiding, dan terbitan monografi lainnya 3. Abstrak dan indeks Artikel Jurnal,
Laporan, Paper jurnal Konferensi, Beberapa Buku 4. Current awareness Artikel Jurnal,Terbitan
Berkala Lainya services 5. Indeks khusus Laporan, Hasil Konferensi, Thesis, Patents, Standard,
Publikasi yang diterbitkan lembaga Tertentu 6. Institusi atau orang Hampir semua jenis informasi /
dokumen 7. CD-ROM dan Media Hampir semua jenis informasi / dokumen Rekam Lainnya 8. nternet
/ Online Hampir semua jenis informasi / dokumen Databases Berbagai bentuk karya digital seperti e-
journal, e-books, e-articles, dan sebagainya b. Select the best resource (Memilih sumber terbaik)
Setelah menemukan sumber-sumber informasi yang akan digunakan kita harus memilih sumber
informasi yang terbaik agar pencarian informasi lebih efesien dari segi waktu, relevansi, up to date,
dan dari sumber yang terpercaya. 3. Locate and Access (Lokasi dan Akses) Tahap ketiga setelah
menentukan sumber informasi yang akan digunakan kita harus memperhatikan lokasi sumber secara
fisik dan intelektualitasnya dan bagaimana kita menemukan sumber informasi tersebut.
Menggunakan alat bantu pencarian seperti 12 akses internet atau OPAC sebagai alat bantu
pencarian di perpustakaan. a. Locate resource (Lokasi pencarian) Setelah menentukan sumber
informasi yang akan digunakan, lalu dengan bantu seperti internet bisa menemukan informasi yang
dibutuhkan. Misalnya, alat bantu internet – sumber dari e-jurnal – Science Direct – uvntuk mencari
informasi tentang jurnal literasi informasi – format file PDF – Full text. Jika kita sudah menentukan
kerangka pencarian seperti ini maka akan sangat mudah untuk menemukan informasi yang di
inginkan. Hal ini akan melatih diri sendiri untuk semakin fasih untuk menemukan informasi yang di
butuhkan. b. Find information in resource (Menemukan informasi dari sumber) Setelah menentukan
kerangka pencarian seperti sebelumnya tadi, maka langkah selanjutnya adalah menemukan
informasi yang di butuhkan dengan memperhatikan kriteria sumber informasi yang baik yaitu, up to
date, relevan dan dari sumber terpecaya. 4. Use of information (Menggunakan informasi) Tahap ke
empat yaitu menggunakan informasi, dengan memilah-milah informasi dan mendapatkan ide pokok
dari suatu sumber informasi. a. Read, view information – decide which part you want to use ( Baca,
lihat informasi – memutuskan bagian mana yang digunakan atau tidak) Menggunakan informasi yang
telah kita temukan dengan membaca sekilas dan mencari pokok dari inti informasi. Memilah-milah
isi informasi yang akan atau tidak digunakan serta membangun konsep baru dari informasi yang
telah didapat. 5. Synthesis – putting puzzle together (Mensitesakan informasi – menggabungkan
informasi yang telah didapat) 13 Tahap ini merupakan tahap terpenting, karena untuk
menggabungkan suatu informasi dan menggunakan konsep dari orang lain tidaklah bisa
sembarangan, perlu pemahaman supaya tidak terjadi plagarisme. a. Organize resource (Mengatur
sumber) Mengatur sumber yang digunakan dengan menggabungkan gagasan seseorang dengan
tulisan sendiri, mendapatkan garis besar dari sebuah informasi. b. Present the information
(Menyajikan informasi) Menulis dan menggabungkan berbgai macam sumber informasi dan
menjadikannya sumber informasi baru dengan cara kutipan dan menyertakan sumber pada daftar
pustaka. 6. Evaluation (Evaluasi) Mengevaluasi apakah semua pertanyaan sudah semua terpenuhi,
apakah semua jawaban sudah ditemukan semua. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu ditujukan
kepada diri sendiri untuk mengetahui informasi yang dicari sudah cukup, kurang atau tidak sesuai. a.
Jugde the product (Menilai produk – informasi yang ditemukan) Menjawab pertanyaan-pertanyaan
tadi apakah imformasi yang ditemukan sudah cukup, kurang atau tidak sesuai dengan melihat lagi
informasi yang didapat bisa membaca ulang, kembali memilah-milah gagasan yang akan digunakan
atau tidak. b. Jugde the process (Menilai proses – proses mencari informasi) Jika informasi yang
ditemukan masih kurang sesuai maka harus melihat kembali apakah dari mulai proses
mengidentifikasi, mencari, mengevaluasi masih ada kekurangan atau sudah cukup. (Big6.com, 2014)
4. Menilai kemampuan literasi informasi mahasiswa Undip 14 Dari jabaran tentang literasi informasi
dan menilai kemampuan literasi informasi menggunakan Big6 serta mengambil beberapa sampel
mahasiswa Undip dari berbagai jurusan dan fakultas untuk menjadi responden, hasilnya hampir 50%
dari semua responden yang di wawancara (lampiran 1) mengenai cara mencari dan menemukan
informasi masih menggunakan sumber informasi yang tidak relevan bahkan ada diantara responden
yang menganggap semakin banyak informasi tersebut dipublikasikan semakin relevan informasinya
walaupun dari sumber yang tidak jelas. Namun ada juga diantara mereka yang mengerti sumber
informasi yang relevan tapi tidak pergunakan dengan alasan sulit untuk mencari dari sumber
tersebut seperti sumber informasi dari e-jurnal ataupun buku. Pentingnya pengetahuan tentang
literasi informasi ternyata memang sangat dibutuhkan khususnya bagi para mahasiswa agar
mengetahui bahwa informasi dan gagasan seseorang tidak bisa sembarangan digunakan,
keseluruhan respondenpun setuju untuk memasukkan unsur-unsur literasi informasi kedalam
kurikulum mereka. Isu-isu mengenai Hak intelektualitas harus diketahui mahasiswa agar mahasiswa
sebagai kaum terpelajar tidak terjebak dalam masalah HAKI yang memang diatur dalam UU nomor
28 tahun 2014. Para respondenpun ada yang mengetahui tentang pentingnya hak cipta tersebut
namun masih tidak memakai sitasi, ada yang mengetahui tentang hak cipta hanya diberitahu oleh
asisten (asisten praktikum) yang memang dituntun untuk menggunakan sitasi dan sumber informasi
yang terpercaya. 15 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Kurikulum sebagai salah satu sarana masuknya
literasi informasi haruslah ditingkatkan karena ada era informasi seperti ini, kebanyakan dari
mahasiswa ataupun para civitas akademika membutuhkan pengetahuan 16
tentang literasi informasi supaya mereka tidak lagi kebingungan dan terjebak dalam masalah
pencarian dan HAKI. Kemampuan pencarian informasi seseorang memang berbeda-beda tergantung
dari tingkat kebutuhan dan jenis informasi yang ingin dicari, namun hal itu tidak menutup
kemungkinan untuk terus mempelajari literasi informasi sebagai long life learning atau belajar
seumur hidup. Penerapan Big6 dalam pola pencarian informasi juga bisa diterapkan bagi semua
golongan, karena pada dasarnya Big6 dirancang untuk literasi informasi anak umur 12 tahun keatas
yang memungkinkan kita bisa mengikuti bagi para pencari informasi pemula karena kerangka
pencarian yang amat detail dari bagaimana mengidentifikasi masalah hingga kilas balik pencarian
melalui evaluasi. 17 DAFTAR PUSTAKA 1. Doyle, Christina S. 1994. Information Literacy in an
Information Society: A Concept for the Information Age. ERIC Clearinghouse on Information and
Technology, June 1994. 19 May, 2015. http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED372763.pdf 2. Hasugian,
Joner. 2008. Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi.
Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008. 19 May, 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16100/1/pus-des2008- %20%284%29.pdf 3.
Prasetiawan, Iman Budi. 2011. Keberaksaraan Informasi (Information Literacy) bagi SDM Pengelola
Perpustakaan di Era Keterbukaan Informasi. E-prints in Library & Information Science, May 2011. 24
May 2015. http://eprints.rclis.org/17553/ 4. Wolf, Sara. 2003. The Big Six Information Skills As a
Metacognitive Scaffold: A Case Study. School Library Media Research, vol. 6, June 2003. 21 May
2015. http://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/content/aaslpubsandjournals/
slr/vol6/SLMR_BigSixInfoSkills_V6.pdf 5. Jansen, Barbara A. 2005. Task Definition: A Motivating Task
= Eager Learners!. Library Media Connection, February 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 6. Eisenberg, Michael B. 2005. It All Starts with Task
Definition. Library Media Connection, February 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 7. Eisenberg, Michael B. 2005. Stage 2—Information
Seeking Strategies. Library Media Connection, March 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 8. Darrow, Rob. 2005. Big6 Stage 3—Location and
Access Treasure Hunting. Library Media Connection, April/May 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 18
9. Darrow, Rob. 2005. Meaningful Products: Making the Whole Greater Than the Sum of the Parts,
October 2005. 21 May 2015 http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 10. Hendrawan,
Rosyihan. 2014. Literasi Informasi: Sebuah Pengantar, Slide share, 04 February 2014. 19 May 2015
http://www.slideshare.net/endralife/literasi-informasi-sebuah-pengantar 19
READ PAPER
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Kemampuan Literasi Informasi di UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan literasi informasi pemustaka UPT
Perpustakaan Daerah Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif dan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5
informan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara tidak terstruktur. Analisis data
dilakukan dengan melakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil keseluruhan
analisis menunjukkan bahwa pemustaka UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah sudah mampu dalam
informasi yang sudah ditemukan, menggunakan informasi serta mencantumkan sumber informasi yang
digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan kemampuan literasi informasi pemustaka UPT
Kata kunci: Kemampuan literasi informasi, pemustaka, Perpustakaan Daerah Jawa Tengah
Abstract
[The Ability of Information Literacy’s Users in UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah] This research
is entitled "The Ability of Information Literacy’s Users in UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah user".
The goal from this study is identifying the ability of information literacy’s users in UPT Perpustakaan
Daerah Jawa Tengah. The method used is qualitative methods with descriptive research and case studies
with 5 informans. Data collection conducted by observation and unstructure interview. Data analized by
doing data reduction, data presentation and conclusion. All analysis outcome shows that user of UPT
Perpustakaan Daerah Jawa Tengah have been able to identify the information needed, determine the
information source, evaluate and process the information found, use and also write out the information
sources. So, it can be concluded that their ability of information literacy are good.
1. Pendahuluan
pengambilan
keputusan.
Dengan
semakin
*) Penulis Korespondensi.
E-mail: faizza.izza@gmail.com
Page 2
tersebut.
atau sarana
pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat.
perpustakaan.
Tengah”.
2. Tujuan Penelitian
3. Landasan Teori
a. Perpustakaan Umum
menyediakan
berbagai
informasi,
ilmu
sosial-ekonomi.
Buku
Pedoman
Umum
b. Literasi Informasi
yang ada.
Page 3
Education
dikatakan literet.
dibutuhkan.
secara kritis.
dibutuhkan;
sumber-sumbernya;
5. mengklasifikasikan,
menyimpan,
dihasilkan;
keputusan;
penggunaan informasi;
menggabungkan informasi;
4. Metode Penelitian
Peneliti
kesimpulan/verifikasi (conclusion/verification).
Page 4
runtutan
sistematis
seperti
informan
Informan
pelajar
lebih
memilih
dengan ahlinya.
pencarian tersebut.
flashdisk.
e. Mengevaluasi Informasi
sumber
informasi
tersebut
dapat
dipertanggungjawabkan isinya.
f. Mengolah Informasi
g. Menggunakan Informasi
h. Menyampaikan Informasi
a. Simpulan
informasi.
dibutuhkan.
Page 5
mengetahui
bagaimana
menemukan
melalui
internet
mereka
akan
informasi.
menggabungkan
informasi.
Dalam
beberapa
sumber
kemudian
Higher Education.
b. Saran
meningkatkan
kemampuan
literasi
Higher Education.
2. Semakin meningkatnya teknologi dan
meningkatkan
kemampuan
dalam
tepat guna.
Daftar Pustaka
Literacy
For
Higher
Education.
http://www.ala.org/acrl/sites/ala.org.acrl/files/con
September 2013.
Tentang Perpustakaan.
Desember
2007.http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.a
Page 6
2013).
Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F
(Mac) dan gunakan bilah cari.
Page 1
ABSTRAK
Teknik merupakan bidang keilmuan yang berkembang cepat akibat kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertumbuhan informasi digital yang terus berkembang
sehingga menimbulkan ledakan informasi (information exploition) serta permintaan
pekerjaan untuk para lulusan teknik menurut survey dari American Society for
Mechanical Engineers menunjukkan bahwa banyak permintaan untuk lulusan teknik
namun yang mejadi kendala adalah kemampuan para mahasiswa teknik dalam
memecahkan masalah dengan tepat. menjadi alasan peneliti mengkaji kemampuan
literasi informasi pada mahasiswa teknik. Selain itu jumlah penelitian literasi di Asia
dari tahun 2010 hingga 2014 sudah terdapat sekitar 765 penelitian mengenai literasi
informasi. Sebelumnya penelitian literasi informasi sudah dikaji oleh Ali Rosmah, dkk
pada tahun 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Information literacy Skills of
Engineering Students di University of Malaya, hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik adalah masih rendah dan perlu
ditingkatkan lagi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan
teknik pengambilan purposive sampling. Sampel diambil dari jumlah populasi
mahasiswa teknik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebanyak
100 responden yang mana penentuan responden melalui kriteria yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini digunakan konsep dari Association of Colleges and Research
Library (ACRL) Information Literacy Competency Standard for Higher Education,
dengan menggunakan 5 standar pengukuran yakni : Standar I Menentukan Sifat dan
Tingkat Informasi yang Dibutuhkan. Standar II Mengakses Informasi yang dibutuhkan
secara Efektif. Standar III Mengevaluasi informasi dan menjadikannya basis
pengetahuan. Standar IV Menggunakan Informasi secara Efektif. Standar V
Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan SPSS 23. Berdasarkan analisis dari lapangan diketahui kemampuan
literasi informasi para mahasiswa teknik di ITS Surabaya. Menurut standar kemampuan
literasi informasi mahasiswa teknik di ITS berada pada kategori sedang. Standar
kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik di ITS berada pada kategori sedang.
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data menggunakan 5 standar menunjukkan
bahwa literasi informasi mahasiswa teknik pada standar I menunjukkan skor 5,2 berada
dalam kategori tinggi, standar II menunjukkan skor 4,89 berada dalam kategori sedang,
standar III menunjukkan skor 5,06 berada dalam kategori sedang, standar IV
menunjukkan skor 5,10 berada dalam kategori sedang, standar V menunjukkan skor 5,0
1 Diambil dari judul skripsi yang berjudul “Literasi nformasi Mahasiswa Teknik”
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya, No.Telp. :
Page 2
berada dalam kategori sedang. Jadi skor keseluruhan adalah 5,05 yang mana literasi
informasi mahasiswa masih berada dalam kategori sedang sehingga memerlukan upaya
untuk meningkatkannya. Dan untuk meningkatkannya diperlukan sinergitas peran dari
pustakawan, perguruan dan para mahasiswa dalam menerapkan kurikulum pendidikan
berbasis literasi di institut.
Kata kunci : informasi, literasi informasi, mahasiswa teknik, perguruan tinggi
ABSTRACT
Technique is a scientific department that is growing fast due to advances in
technology and science. The growth of digital information continues to grow, causing
an explosion of information (information exploition) as well as the demand for jobs for
the graduates of engineering , according to a survey from the American Society for
Mechanical Engineers shows that a lot of demand for engineering graduates but is
becoming a constraint is the ability of engineering students in problem solving. The
reason of researcher examined the information literacy skills of engineering students. In
addition the number of research literacy in Asia from 2010 to 2014 there were already
about 765 research on information literacy. Previous research information literacy has
been reviewed by Rosmah Ali, et al in 2010 in a research entitled Information literacy
Skills of Engineering Students at the University of Malaya, the results showed that the
information literacy skills of engineering students is still low and needs to be increased
again.
This research uses descriptive quantitative research sampling technique is
purposive sampling. Samples were taken from the population of engineering students at
the Institute of Technology (ITS) Surabaya 100 respondents which determine the
respondents through predefined criteria. This study used the concept of the Association
of Colleges and Research Library (ACRL) Information Literacy Competency Standards
for Higher Education, using the measurement standard 5: Standard I Determining the
nature and level of information required. Standard II Accessing Information needed
Effectively. Standard III Evaluating information and making the knowledge base.
Standard IV Effective Use of Information. Standard V Use of Information by the Ethical
and Legal. Data processing was performed using SPSS 23. Based on the analysis of an
unknown field of information literacy skills of engineering students at ITS Surabaya. By
the standards of information literacy skills of engineering students at ITS middle
category. Standard information literacy skills of engineering students at ITS middle
category. Based on the analysis and interpretation of data using a standard 5 shows that
engineering students in information literacy standard I showed a score of 5.2 in the high
category, standard II shows score is 4.89 in medium category, the standard III showed a
score of 5.06 is in the medium category, the standard IV shows score 5.10 in a medium
category, the standard V shows 5.0 scores are in the medium category. So overall score
is 5.05 which the score of information literacy of students engineerings are still in the
medium category that requires effort to improve it. And to increase the ability is
Page 3
synergy between the role of librarians, academics and students in implementing literacy-
based education curriculum at the institute.
Keywords: information, information literacy, an engineering student, institute
Pendahuluan
Literasi informasi sudah mulai banyak dikaji pada dewasa ini. Dimana
literasi informasi dikaji dengan beberapa seperti literasi dikalangan dosen, siswa
sekolah dasar, remaja, pemustaka hingga pustakawan. Dalam penelitian ini akan
mengkaji literasi informasi di kalangan mahasiswa teknik. Studi literasi ini perlu
dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan literasi para mahasiswa
teknik. Penelitian dari Nazim, Mohammad dan Ahmad Moin dalam
penelitiannya yang berjudul Research Trends in Information Literacy : A
Bibliometric Study menunjukkan bahwa kajian literasi sudah banyak dilakukan
terbukti dengan adanya penelitian di bidang bibliometrik mengenai jumlah
penelitian literasi di Asia dari tahun 2010 hingga 2014 sudah terdapat sekitar
765 penelitian mengenai literasi informasi dengan China yang memiliki
kontribusi paling besar dalam kajian tersebut.
Saat ini penelitian mengenai literasi mahasiswa sudah banyak dilakukan,
namun mayoritas peneliti terdahulu mengkaji mengenai literasi informasi di
kalangan mahasiswa sosial (lihat Vitahandarini 2012 dan Rachmawati 2009).
Dan di Indonesia sendiri masih sedikit dijumpai penelitian literasi informasi di
kalangan mahasiswa teknik. Selain sedikitnya kajian mengenai literasi informasi
di kalangan mahasiswa teknik, menurut penelitian dari Ali Rosmah dkk dalam
penelitiannya mengungkapkan adanya permintaan yang tinggi terhadap
pekerjaan profesional maupun non-profesional terhadap sumber daya manusia
berlatar belakang teknik. Survei dari American Society for Mechanical
Engineers menunjukkan semakin banyaknya permintaan dari dunia internasional
terhadap lulusan mahasiswa teknik namun mereka khawatir terhadap kualitas
sumber daya dalam menghadapi produk konsumen, dan keputusan para
profesional dibidang teknik dalam memberikan solusi atas permasalahan
infrastruktur
Lebih daripada itu teknik merupakan bidang pengetahuan yang
perkembangannya cukup cepat, karena bidang ini tidak bisa terlepas dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini dibuktikan dengan kehidupan
sehari – hari manusia yang tidak terlepas dari teknologi. Dengan demikin
mahasiswa teknik penting untuk dibekali kemampuan literasi informasi untuk
memperbaiki basis pengetahuan yang berguna untuk menunjang usaha
profesional akademiknya. Perkembangan kemampuan kemampuan literasi
informasi mahasiswa teknik tidak bisa terlepas dari kemampuan membaca,
menulis, memahami dan mengungkapkan kembali sebuah informasi dari
berbagai media, entah itu cetak maupun elektronik. Namun fenomena yang
Page 4
3Jonner, Hasugian. 2003. Library Skills and Computer Literacy Mahasiswa Baru Penggunaa
Page 5
internet dan website, serta menggunakan informasi secara etis. Jurnal ilmiah
yang bersumber dari internet dalam tugas mereka terbilang sedikit. Pemeriksaan
bibliografi menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak menyadari
format yang tepat dari kutipan. Penelitian Ali.dkk menunjukkan bahwa
kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik masih terbilang rendah dan
mereka tetap mengandalkan internet sebagai sumber utama pencarian informasi.
Berdasarkan penelitian Ali dkk tersebut tidak heran apabila mahasiswa
lebih cenderung menggunaan internet karena penggunaan internet secara
produkif di Indonesia ditunjukkan dari survei yang dilakukan World Internet
Usage Statistic tahun 2014 menyebutkan Indonesia masuk peringkat 13 dengan
sebanyak 42.258.824 dari 252 juta penduduknya. Dengan pertumbuhan 9% dari
tahun 2013.
6
Page 6
10 Wertz, Ruth.dkk. 2011. Assessing Engineering Students' Information Literacy Skills: An lpha
Dari pendapat
diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini tidak bermaksud mencari hubungan
https://scholarship.rice.edu/bitstream/handle/1911/77641/2013_ASEE_Assessin%20Spectrum%
20of%20Global%20Competencies.pdf?sequence=1&isAllowed=y
11 Faisal, Sanapiah. l990.Format-Format Penelitian Sosial : Dasar – dasar dan Aplikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.hlm,20
Page 8
antar dua variabel ataupun membangun atau mengemabangkan dari teori yang
sudah ada. Namun menjelaskan suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan
kelompok sosial. Hal serupa juga dinyatakan oleh Morissan bahwa tujuan dari
penelitian deskriptif yaitu untuk menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu.
12
12Morissan. 2005.Metode Penelitian Survei. Jakarta : Kencana Penada Media Group. Hlm, 22
13Data dari Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan ITS mengenai Mahasiswa Aktif per
Maret 2016.
Page 9
Page 10
17 Dictionary for Library and Information Science. 2004. Ebook., hlm 356
Tersedia di :
http://www.informationliteracy.org.uk/sectors/il-higher-education/
19 Ibid. hlm 3
Page 11
dan teknik semakin menurun dari tahun ke tahun, sebanyak 80% dari 232
mahasiswa mengaku jarang memanfaatkan perpustakaan
20
Western Ontario
Essential Skills For the Information Age. USA : Libraries Unlimited, hlm 279
Page 13
Page 14
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Driani pada tahun 2010 mengenai
penelusuran informasi melalui internet. Hasil penelitian tersebut menyebutkan
bahwa dari beberapa pilihan pencarian seperti : simple search, Boolean operator
serta advanced search. Fasilitas penelusuran informasi yang mayoritas
digunakan adalah simple search. Selanjutnya pada standar kemampuan
mahasiswa dalam memanfaatkan penelusuran informasi melalui OPAC, salah
satu penelitian yang menyebutkan kemampuan OPAC di kalangan mahasiswa
adalah yang dilakukan oleh Chall pada tahun 1977 menyebutkan bahwa
sebanyak 86% mahasiswa dari total responden yang berjumlah 2.058 mahasiswa
menjawab tidak tahu bagaimana menggunakan katalog online perpustakaan.
Kemudian pada penelitian Novianto pada tahun 2011 mengenai penggunaan
internet pada mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa juga menggunakan
internet untuk keperluan pencarian informasi ilmiah terkait kepentingan
akademik berupa tugas perkuliahan, hasil penelitian, jurnal maupun artikel
ilmiah.
Standar III Mengevaluasi Informasi dan Menjadikannya Basis
Pengetahuan
Dalam standar ketiga yaitu mengevaluasi informasi dan menjadikannya
basis pengetahuan. Dalam standar ini mengukur literasi informasi mahasiswa
dengan mengukur kemampuan dalam membaca bacaan secara kontinuitas untuk
mendapatkan ide utama. Kemampuan menyatakan kembali konsep utama dalam
bacaan. Kemampuan melihat akurasi, validitas dan keterbaruan informasi dan
mengintegrasi informasi untuk data pendukung suatu topik. Memanfaatan
fasilitas teknologi (spreadsheet, audio visual dan multimedia) untuk mempelajari
ide dan fenomena baru dalam keilmuan teknik. Kemudian kemampuan menilai
suatu informasi terdahulu apakah bisa menunjang dan menjadi refrensi bagi
penelitian di masa mendatang. Di lingkungan mahasiswa pasti tidak terlepas
dengan sebuah penelitian tak terkecuali mahasiswa teknik, untuk itu kemampuan
menentukan teknik penelitian untuk menguji teori penting untuk dipahami.
Kemudian untuk menguji kualitas pengetahuan, terlibat dalam diskusi forum
atau chatroom perlu dilakukan untuk melihat seberapa besar pengetahuan yang
dimiliki.
Pada penelitian yang dilakukan Nasution mengenai kemampuan literasi
informasi mahasiswa pada tahun 2009 dengan mengambil 30 sampel mahasiswa
menyebutkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi informasi
dengan melakukan aktifitas diantaranya : mengevaluasi pengetahuan pribadinya
sebesar 40,3%, sebanyak 73,3% mahasiswa mampu menilai informasi terdahulu
menunjang penelitian yang akan datang. Dan sebanyak 63% mahasiswa mampu
mengenali keakurasian sebuah informasi.
Standar IV Mengkomunikasikan Informasi secara Efektif
Dalam standar mengkomunikasikan informasi secara efektif pada
kalangan mahasiswa teknik perlu diukur dengan melalui beberapa indikator
diantaranya : mengatur format konten dalam sebuah karya, hal ini untuk
mengukur kemampuan mahasiswa teknik seberapa jauh menguasai mengatur
Page 15
format seperti garis, draft dan storyboard. Kemudian seberapa besar kemampuan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa untuk
membuat sebuah penelitian / projek tertentu. Terakhir Copernic Windows
merupakan fasilitas pencarian metadata yang mana copernic mampu mencari file
atau kata dalam file dari computer yang mampu mengenali dokumen dalam
berbagai format seperti .doc, .xls, .pdf, .text, .zip, .waf, .jpeg dan lain
sebagainya, copernic windows juga mampu mengenali riwayat pencarian dan
mampu mengenali dokumen dalam email yang telah terintegrasi dalam suatu
komputer.
24
24 Hibah Penulisan Tenaga Akademik. 2012. Pengantar Komputer. Buku Ajar. Universitas
Hasanuddin, hlm 72
kemampuan
memahami Undang – Undang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan ketika
mengakses internet selalu memperhati “netiquette”. Serta kemampuan
membedakan sebuah karya yang mengandung plagiarisme dan yang bukan. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Suwarjo,dkk pada tahun 2012 mengenai
identifikasi bentuk plagiat pada skipsi mahasiswa menunjukkan 3 dari 5
mahasiswa mengakui tidak mengetahui pengetahuan mengenai plagiat dan jenis
penulisan yang mengandung plagiat, ketika dalam perkuliahan dosen sudah
memberikan pengetahuan mengenai plagiat namun mahasiswa mengabaikannya.
Mahasiswa juga tidak membaca pengetahuan mengenai plagiat dari segi
definisi, jenis dan bentuknya serta peraturan yang mengatur tentang plagiat.
Mahasiswa mengakui mendapatkan pengetahuan mengenai plagiat ketika dalam
seminar metodologi penelitian, dar teman kuliah dan ketika bimbingan penulisan
25 Asian and Pasific Training Centre For Information And Communication Technology For
Development. Modul Keamanan dan Keamanan Privasi Informasi: Modul 6. Korea Information
https://academia.edu/7675518/Keamanan_Jaringan_dan_Keamanan_Informasi_dan_Privasi,
hlm, 18
Page 16
Page 17
diantara
literatur yang disediakan oleh perpustakaan universitasnya, mahasiswa teknik
akan memilih literatur berbasis buku dan jurnal mereka tidak terbiasa
menggunakan literatur prosiding. Dan mahasiswa teknik menyukai informasi
yang berformat cetak maupun online, dan hampir semua kegiatan sehari –
harinya dipengaruhi oleh teknologi.
Hasil Penelitian
26American Library Association, 1989. Presidential Committee on Information Literacy. Final
28 Joshi, Pradip A dan Nicose, S.M. Information seeking Behaviours of Users: A Case Study of
Page 18
Dari hasil pengumpulan data berupa data primer, data sekunder dan observasi
tentang literasi informasi di kalangan mahasiswa teknik dengan menggunakan 5
standar ACRL - Information Literacy Competency Standard of Higher
Education ditemukan hasil temuan data diantaranya :
1.
Dinilai dari Standar Menentukan Jenis dan Batas Informasi yang
Dibutuhkan, literasi informasi mahasiswa teknik dikategorikan tinggi.
Dalam standar ini adalah proses yang dilakukan sebelum melakukan
pencarian informasi. Dari indikator yang telah diukur dalam standar
pertama menunjukkan bahwa literasi informasi berdasarkan standar
menentukan jenis dan batas informasi menghasilkan skor literasi
informasi sebesar 5,20 yang berarti dalam kategori tinggi.
2.
Dinilai dari Standar Mengakses Informasi yang dibutuhkan secara Efektif,
literasi informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang. Dari
indikator yang telah diukur dalam standar kedua menunjukkan bahwa
literasi informasi berdasarkan standar mengakses informasi yang
dibutuhkan secara efektif menghasilkan skor literasi informasi sebesar
4,89 yang berarti dalam kategori sedang.
3.
Dinilai dari Standar Mengevaluasi Informasi dan Menjadikannya Basis
Pengetahuan literasi informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang.
Dari indikator yang telah diukur dalam standar ketiga menunjukkan
bahwa literasi informasi berdasarkan standar mengevaluasi informasi dan
menjadikannya basis pengetahuan menghasilkan skor literasi informasi
sebesar 5,06 yang berarti dalam kategori sedang.
4.
Dinilai dari Standar Mengkomunikasikan Informasi secara Efektif literasi
informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang. Dari indikator yang
telah diukur dalam standar ketiga menunjukkan bahwa literasi informasi
berdasarkan standar kemampuan mengkomunikasikan informasi secara
efektif menghasilkan skor literasi informasi sebesar 5,10 yang berarti
dalam kategori sedang.
5.
Dinilai dari Standar Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal literasi
informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang. Dari indikator yang
telah diukur dalam standar ketiga menunjukkan bahwa literasi informasi
berdasarkan standar menggunakan informasi secara etis dan legal
menghasilkan skor literasi informasi sebesar 5,0 yang berarti dalam
kategori sedang.
Berdasarkan hasil temuan data yang diperoleh sebagaimana ditunjukkan diatas
dapat diketahui bahwa kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik di ITS
Surabaya diukur menggunakan 5 standar. Hasilnya menunjukkan bahwa
mahasiswa teknik di ITS Surabaya memiliki kemampuan literasi informasi
kategori sedang, karena 4 dari 5 standar pengukuran menghasilkan kategori yang
didominasi oleh kategori sedang. Diantaranya pada standar Standar Mengakses
Informasi yang dibutuhkan secara Efektif, Standar Mengevaluasi Informasi dan
menjadikannya Basis Pengetahuan, Standar menggunakan Informasi secara
Page 19
Efektif, Standar Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal. Hanya satu
standar yang memiliki kategori tinggi yaitu Standar Kemampuan Menentukan
Sifat dan Tingkat Informasi yang Dibutuhkan. Pada 4 standar yang lainnya
masih berada dalam kategori literasi informasi sedang. Hasil ini hampir sama
seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Ali,dkk pada tahun 2010 dalam
penelitiannya yang berjudul Information Literacy Skill of Engineering Student di
University of Malaya. Pada penelitian tersebut mengukur kemampuan literasi
informasi mahasiswa teknik dengan diidentifikasi melalui 5 aspek yaitu :
concept identification, search strategy, document types, search tools dan use of
result. Pada penelitian Ali dkk menunjukkan bahwa rata – rata dalam 5 aspek
tersebut hasil data menunjukkan kemampuan literasi informasi mahasiswa
teknik di University of Malaya masih rendah. Dalam penelitian tersebut
dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa teknik berdasarkan aspek concept
identification yang keberhasilannya mencapai 36,7%. search strategy
keberhasilannya mencapai 36,9%. Document types keberhasilannya mencapai
24,5%. Search tools 75,5%. Use of result keberhasilannya mencapai 49%.
Terkait konsep literasi informasi secara luas, banyak pendapat dari para
ahli yang mendefisikan arti dari kemampuan literasi informasi, diantaranya
sebagai tokoh pemula literasi informasi yakni Paul Zurkowski pada tahun 1974
menyatakan kemampuan literasi informasi merupakan orang yang terlatih dalam
penerapan sumber daya informasi untuk pekerjaan mereka. Dan pada
perkembangannya definisi literasi informasi semakin beragam sesuai dengan
konteks yang dikaji. Tak terkecuali literasi informasi di perguruan tinggi, salah
satu yang mengembangkan konsep literasi informasi di perguruan tinggi adalah
Hepworth merupakan salah satu anggota CILIP yang mendefinisikan literasi
informasi di kalangan perguruan tinggi adalah keterampilan dalam
menggunakan informasi, alat yang digunakan, sikap dan cara berpikir.
Membekali kemampuan literasi informasi pada mahasiswa bukan tanpa maksud,
ketika mahasiswa memiliki kemampuan literasi informasi dalam perguruan
tinggi mendapatkan manfaat diantaranya:
29
Perguruan Tinggi. Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Universitas Sumatera Utara.
Pustaka : Jurnal Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi , vol. 4 no. 2 hlm 33 – 34.
Page 20
Page 21
Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga Surabaya).
Subekti, Priyo dan Yusup Pawit M. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Prenada Media Grup
Sumber Elektronik
http://ala.org/acrl/standards/informationliteracycompetency
http://jatim.bps.go.id/
http://kominfo.go.id
http://.ala.org/acrl/sites/ala.org.acrl/files/content/issues/infolit/Framework_ILHE.pdf
Asian and Pasific Training Centre For Information And Communication Technology
For Development. Modul Keamanan dan Keamanan Privasi Informasi: Modul 6.
Korea
Information
Security
Agency.
Tersedia
di
https://www.academia.edu/7675518/Keamanan_Jaringan_dan_Keamanan_Inform
asi_dan_Privasi diakses pada 03 Mei 2016.
Dresang, Eliza T.; Koh, Kyungwon. 2009. Radical Change Theory, Youth Information
Behavior,
and
School
Libraries.
Tersedia
di
https://www.ideals.illinois.edu/handle/2142/15294 .
Joshi , Pradip A dan S.M.Nikose. (s.a). Information seeking Behaviours of Users: A
Case Study of Private Higher Technical Education Libraries in Chandrapur
District.
Tersedia
di
:
Diakses pada 22 Mei 2016
http://eprints.rclis.org/3794/1/Information_seeking_Behaviours_of_Users_in_Inf
ormation_Age.pdf diakses pada 23 Oktober 2015
Hepworth, Mark. 2009. Information Literacy in Higher Education. Tersedia di :
http://www.informationliteracy.org.uk/sectors/il-higher-education/ Diakses pada
11 Mei 2016
Nasution, Listika F.R,. 2009. Skripsi. Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Ilmu
Informasi
dan
Perpustakaan
Universitas
Sumatera
Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13518/1/10E00255.pdf
diakses
pada 20 April 2016
UNESCO (2013). Global Media and Assasment Framework : Country Readiness and
Competencies.
Paris
:
United
National
Educational
https://books.google.co.id/books.
Wertz, Ruth.dkk. 2011. Assessing Engineering Students' Information Literacy Skills: An
lpha Version of a Multiplechoice Instrument. Tersedia di
Diakses pada tanggal 12 September 2015.
Page 22
:https://scholarship.rice.edu/bitstream/handle/1911/77641/2013_ASEE_Assessin%
20Spectrum%20of%20Global%20Competencies.pdf?sequence=1&isAllowed=y
diakses pada tanggal 02 Juni 2016.
Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F
(Mac) dan gunakan bilah cari.
Page 1
SKRIPSI
KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN
AMERICAN CORNER DI UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO SEMARANG
MENURUT ASSOCIATION OF COLLEGE AND RESEARCH LIBRARIES
Diajukan
Untuk Melengkapi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Humaniora
Disusun Oleh:
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
A2D008062
Page 2
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama
: Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
NIM
: A2D008062
Jurusan
: S1 Ilmu Perpustakaan
menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah benar-benar hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Selain itu, tidak
terdapat karya serupa yang pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan ataupun pada Program Studi lainnya kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik
ilmiah.
Semarang, 7 September 2012
Yang menyatakan,
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
NIM. A2D008062
Page 3
❖ UNDIP Almamaterku
❖ Teman-temanku
Page 4
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa pada Layanan American
Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and
Research Libraries” telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia skripsi
pada:
Hari
: Jumat
Tanggal
: 7 September 2012
Semarang, 7 September 2012
Dosen Pembimbing
Heriyanto, S.Sos, MIM
NIP.197704082010121001
Page 5
Page 6
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah –Nya kepada penulis, akhirnya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada program
studi Sarjana Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa hanya dengan bimbingan serta bantuan dari beberapa
pihak, penulis dapat menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof Sudharto P Hadi, MES, PhD, sebagai Rektor Universitas Diponegoro
Semarang yang telah memberikan kesempatan studi kepada penulis;
2. Bapak Dr. Agus Maladi Irianto, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro Semarang, yang telah memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas dalam
studi maupun penyusunan skripsi;
3. Ibu Dra. Sri ati, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan;
4. Bapak Heriyanto, S.Sos, MIM, selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi;
5. Seluruh dosen S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Univeritas Diponegoro
Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti kuliah;
6. Ibu Dra. Sri ati, M.Si dan Ibu Endang Fatmawati, M.Si, M.A, selaku Dosen penguji yang
telah memberikan saran dan masukan demi sempurnanya skripsi ini;
7. Staf-staf administrasi Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah banyak membantu penulis
selama ini;
8. Bapak Miswan, S.Ag, SIP, M.Hum, selaku Kepala UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberikan ijin studi kepada penulis untuk melakukan penelitian;
9. Bapak Bahrul Ulumi, S.Ag, M.Hum, selaku Pembimbing lapangan di American Corner
UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang;
10. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini;
11. Teman-teman seperjuangan S1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2008, terima kasih atas
kerjasamanya selama 4 tahun ini, kalian memang luar biasa;
12. Buat teman seperjuanganku, Supriyono, Swadia Gandi Mahardika, Anshor Uluum id
Hudha, yang telah bersama-sama melewati hari hariku sejak awal kuliah sampai saat ini;
Page 7
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga
selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 7 September 2012
Penulis
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
Page 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... xiii
ABSTRAK................................................................................................................. xiv
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 4
1.3 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................5
1.6 Batasan Istilah.............................................................................. 6
1.7 Kerangka Pemikiran..................................................................... 7
1.8 Sitematika Penulisan.................................................................... 7
BAB II.
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Pengertian Literasi Informasi....................................................... 8
2.2 Tujuan Literasi Informasi............................................................. 11
2.3 Manfaat Literasi Informasi........................................................... 12
2.4 Kriteria Literasi Informasi ........................................................... 14
2.5 Keterampilan Literasi Informasi.................................................. 17
2.6 Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi. 24
2.7 Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi...................... 26
BAB III.
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian........................................................................ 34
3.2 Objek dan Subjek Penelitian........................................................ 34
3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................. 35
Page 9
3.4 Informan....................................................................................... 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 37
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data......................................... 38
BAB IV.
GAMBARAN UMUM AMERICAN CORNER di UPT PERPUSTAKAAN
IAIN WALISONGO SEMARANG
4.1 Sejarah Singkat UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang. 39
4.2 Struktur dan Tugas Pokok Organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang...................................................................
40
4.3 Sejarah American Corner............................................................ 41
4.4 Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
American Corner......................................................................... 42
4.5 Jenis Layanan yang Tersedia di American Corner......................45
4.6 Kegiatan Umum American Corner
46
BAB V.
PEMBAHASAN
5.1 Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa................................ 47
5.1.1 Kemampuan Mahasiswa Menentukan Jenis dan Batas
Informasi............................................................................ 47
5.1.1.1 Mendefinisikan Informasi yang Ingin Diperoleh... 47
5.1.1.2 Menentukan Jenis Informasi.................................. 48
5.1.2 Kemampuan Mengakses Informasi yang Diperlukan
dengan Efektif dan Efisien................................................. 49
5.1.2.1 Strategi yang Digunakan dalam Mengakses
Informasi................................................................ 49
5.1.3 Kemampuan Mengevaluasi Informasi dan Sumbernya Secara
Kritis.......................................................................
53
5.1.3.1 Menyaring Informasi dari Hasil Penelusuran.........53
5.1.3.2 Mengolah Informasi yang Diperoleh..................... 54
5.1.4 Kemampuan Menggunakan dan Mengkomunikasikan Informasi
dengan Efektif dan Efisien................................ 55
5.1.5 Kemampuan Memahami Isu Hukum Seputar Penggunaan akses
Informasi Secara Etis dan Legal..............................
56
5.2 Penggunaan Metode yang Efektif dalam Menelusur Informasi.. 57
5.3 Ringkasan Pembahasan............................................................... 57
BAB VI.
PENUTUP
6.1 Simpulan.................................................................................... 62
6.2 Saran.......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Pemikiran................................................................................. 7
Gambar 2: Denah Lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang................ 40
Gambar 3: Denah Lokasi American Corner..............................................................42
Gambar 4: Struktur Organisasi American Corner..................................................... 43
Page 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Konsultasi Skripsi.................................................................... 67
Lampiran 2: Standar Literasi Informasi Menurut Association of College and
Research Libraries (ACRL).................................................................... 68
Page 12
DAFTAR SINGKATAN
1. NCLIS
: The National Commission on Libraries and Information Science.
2. UNESCO : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.
3. OPAC
: Online Public Access Catalog.
4. WEBPAC : Web Public Access Catalog.
5. ACRL
: Association of College and Research Libraries.
6. UPT
: Unit Pelaksana Teknis.
7. IAIN
: Institut Agama Islam Negeri.
Page 13
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa pada
layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dengan
menggunakan standar yang dibuat oleh Association of College and Research (ACRL).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti
menentukan jumlah informan sebanyak 8 mahasiswa yang dipilih menurut kriteria yang
ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan sering
berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang melakukan
pencarian informasi di American Corner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli
2012.
Hasil analisis menunjukkan literasi informasi yang dimiliki mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang dengan menggunakan standar penilaian yang dibuat oleh ACRL adalah sebagai
berikut: kemampuan yang dimiliki separuh mahasiswa untuk menentukan jenis dan batas
informasi dapat dikatakan masih kurang baik. Dalam hal kemampuan dalam mengakses
informasi, dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa belum memiliki kemampuan yang
baik. Dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis, mayoritas mahasiswa
belum melakukannya dengan baik. Setelah itu, kemampuan sebagian besar mahasiswa dalam
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi secara efektif dan efisien sudah baik.
Terakhir, pemahaman terhadap isu hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat
dikatakan sudah baik. Dari penjabaran kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa, maka
dapat dikatakan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo Semarang belum baik.
Kata Kunci: Literasi Informasi, Penelusuran Informasi, Association of College and Research,
American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Page 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Informasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang, karena informasi sudah
menjadi kebutuhan utama setiap individu terutama dalam dunia pendidikan. Salah satunya
dalam dunia perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk memperoleh informasi berupa
bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan untuk mendukung dan menunjang
kegiatan perkuliahan mereka atau dengan kata lain mengembangkan dan memperluas materi
secara mandiri. Saat mencari informasi yang cepat, tepat dan relevan maka seorang
mahasiswa harus memiliki kemampuan dalam memperoleh informasi tersebut.
Peserta didik dalam hal ini mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan dan
mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan
keluar dari suatu masalah. Bila telah memiliki kemampuan tersebut barulah seorang
mahasiswa dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi.
Pertama kali konsep literasi informasi diperkenalkan oleh Zurkowski (President
Information Industries Association) pada tahun 1974, ketika ia mengajukan sebuah proposal
kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS), USA.
Zurkowski (1974:6) menulis:
“People trained in the application of information resources to their work can be
called information literate. They have learned techniques and skill for utilizing the
wide range of information tools as well as primary sources in molding information
solutions to their problems.”
Merujuk pada tulisannya dapat diartikan orang-orang yang dilatih dalam
mengaplikasikan sumber-sumber informasi untuk pekerjaan mereka dapat disebut dengan
information literate (terlatih dalam memanfaatkan informasi).
Page 15
Page 16
Untuk mengukur kemampuan literasi informasi tersebut dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan lima standard literasi informasi dari Association Of College and Research
Libraries (ACRL). Alasan peneliti menggunakan standar ini karena standar ini dapat
digunakan oleh Perguruan Tinggi untuk mengukur kemampuan literasi informasi
akademis seperti dosen, mahasiswa, pustakawan dan staf-staf lainnya
Layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menjadi
lokasi penelitian ini. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang
bertujuan untuk memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, khususnya
staf pengajar dan mahasiswa serta tenaga administrasi perguruan tinggi.
Layanan American Corner adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang bagi mahasiswa. Layanan American Corner khusus
bertujuan menyediakan akses informasi berbasis elektronik seperti penelusuran sartikel
ilmiah, e-journal dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan UPT Perpustakaan IAIN
Walisongo Semarang mahasiswa lebih merasa nyaman dalam melakukan pencarian informasi
di American Corner. Pengguna juga dapat membawa laptop sendiri untuk mengakses internet
di layanan American Corner karena tersedia hotspot area. Layanan digital juga menyediakan
bantuan penelusuran kepada pengguna layanan digital.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
kemampuan literasi informasi mahasiswa dalam memperoleh informasi dan memenuhi
kebutuhan informasinya. Penulis ingin melihat bagaimana kemampuan mahasiswa dalam
mencari, menganalisis informasi, teknik yang digunakan, dan sumber informasi apa saja
yang dipilih dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Oleh sebab itu, penulis memilih judul
“Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa di Layanan pada American Corner di UPT
Page 17
Page 18
3. Untuk layanan American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yaitu
sebagai bahan masukan dan kebijakan dalam meningkatkan kemampuan literasi
informasi mahasiswa.
1.6
Batasan Istilah
1. Literasi informasi adalah kemampuan yang diperlukan seseorang untuk
mengenali kapan informasi diperlukan dan memiliki kemampuan menemukan,
menilai
dan
menggunakannya
secara
efektif
informasi
yang
diperlukan.(ALA,1989)
2. Mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan pada perguruan
tinggi. Berdasarkan jenjang studi yang ditempuhnya mahasiswa dapat
dikelompokan ke dalam kelompok mahasiswa program Diploma, mahasiswa
Strata 1 (S1), Strata 2 (S2) dan mahasiswa Strata 3 (S3).
3. Layanan American Corner adalah program kemitraan antara Kedutaan Amerika
Serikat di Jakarta dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia berupa
sebuah layanan yang menyediakan akses untuk mendapatkan informasi mengenai
politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan dan kehidupan sosial di Amerika
melalui koleksi buku-buku, internet, CD-ROM, DVD, database online dan
kegiatan –kegiatan terbuka bagi masyarakat luas.
4. Standar penilaian literasi informasi, untuk menilai literasi informasi individu
dalam penelitian ini menggunakan standar literasi yang dikeluarkan oleh
Association of College and Research Libraries.
Page 19
I.7
Kerangka Pemikiran
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
I.8
Sistematika Penulisan
BAB I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan, waktu dan tempat
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, kerangka pikir,
sistematika penulisan.
Literasi Informasi
Kemampuan literasi
informasi mahasiswa
Untuk memenuhi
kebutuhan informasi
Menunjang kegiatan
perkuliahan mahasiswa
Ledakan informasi
Assosiation of
College and
Research
Libraries
Peningkatan
kebutuhan informasi
- Observasi
-
Wawancara
-
Dokumentasi
Mampu
menentukan jenis
yang dibutuhkan.
Mengakses
informasi secara
Menggunakan dan
mengkomunikasika
n informasi dengan
Memahami isu
ekonomi, hukum
penggunaan dan
pengaksesan
informasi secara
Mengevaluasi
informasi dan
sumber-sumber
menjadikan
informasi yang
dipilih sebagai
dasar pengetahuan.
Page 20
BAB II, Landasan Teori, berisi tentang pengertian literasi informasi, tujuan literasi
informasi, manfaat literasi informasi, kriteria literasi informasi, keterampilan literasi
informasi, manfaat kompetensi literasi pada perguruan tinggi, standar literasi pada perguruan
tinggi.
BAB III, Metode Penelitian, berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif kualitatif studi kasus. Jenis dan sumber data yang dipakai,
teknik pengumpulan data.
BAB IV, Gambaran Umum UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, berisi
tentang sejarah UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, sejarah berdirinya American
Corner, struktur organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, struktur
organisasi American Corner, dan jenis layanan American Corner.
BAB V, Hasil Laporan Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian,
pembahasan dan analisis data.
BAB VI, Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.
Page 21
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1
Pengertian Literasi Informasi
Menurut Bundy dalam Hasugian (2009:200) “Literasi informasi adalah
seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan
memanfaatkan informasi”. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas dalam laporan
penelitian America Library Association’s Presidental Commite on Information Literacy
(1989:1) dikatakan bahwa “information literacy is a set of abilities requiring individuals
to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use
effectivelly the needeed information”.
Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah
seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui
kapan informasi dibutuhkan, kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan
menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya.
Bila dikaitkan dengan perguruan tinggi, maka penerapan literasi informasi dapat
diterapkan oleh mahasiswa, dosen, para peneliti dalam menentukan apa yang mereka
butuhkan dan bekerjasama dengan pustakawan dalam menentukan strategi penelusuran
informasi.
Berdasarkan perspektif pendidikan oleh Bruce (2003:3) dikatakan bahwa
“Information Literacy defines as the ability to access, evaluate, organise and use
information in order to learn, problem-solve, make decisions in formal and informal
learning contexts, at work, at home and in educational settings”.
Page 22
Page 23
Page 24
terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi
yang diperoleh sebelum menggunakannya.
Menurut Doyle dalam Wijetunge (2005:33) dengan memiliki keterampilan literasi
informasi maka seorang individu mampu:
a. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi dasar dalam
membuat keputusan.
b. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan.
c. Memformulasikan kebutuhan informasi.
d. Mengidentifikasi sumber informasi potensial.
e. Mengembangkan strategi penelusuran yang sukses.
f. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
g. Mengevaluasi informasi.
h. Mengorganisasikan informasi.
i. Menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang.
j. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna memiliki
kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi dan aplikasinya
untuk mengakses dan membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam menggunakan alat
penelusuran internet.
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka literasi informasi memiliki tujuan
dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk
kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan masyarakat.
Page 25
2.3
Manfaat Literasi Informasi
Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi kita memiliki kemudahan-
kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan
penelusuran informasi. Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam
persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama
adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.
Menurut Adam (2009:1) bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu:
1. Membantu mengambil keputusan.
Literasi informasi membantu kita dalam mengambil keputusan untuk memecahkan
masalah. Ketika orang tersebut memiliki informasi yang cukup maka orang
tersebut dapat mengambil keputusan dengan tepat.
2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan.
Dengan memiliki kemampuan literasi informasi maka semakin terbuka kesempatan
untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar secara mandiri.
3. Menciptakan pengetahuan baru.
Seseorang yang memiliki kemampuan literasi informasi akan mampu memilih
informasi mana yang benar dan yang salah. Sehingga tidak mudah percaya
dengan informasi yang diperoleh dan dengan begitu akan muncul pengetahuan
baru.
Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi informasi untuk pelajar adalah pelajar
dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan
Page 26
siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan
kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan
kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar
mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber
informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di atas maka dapat dikatakan
bahwa literasi informasi bermanfaat di era globalisasi informasi bagi semua orang baik
pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang memiliki literasi
informasi maka dapat menciptakan pengetahuan baru dengan menggabungkannya dengan
pengetahuan yang sebelumnya ada dan memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika
menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan.
2.4
Kriteria Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam
memenuhi kebutuhan seseorang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terdapat beberapa
kriteria dalam literasi informasi. Menurut Shapiro dalam Pendit (2007:7) bahwa terdapat 7
(tujuh) keterampilan yang dibutuhkan dalam era digital yaitu:
a. Tool literacy: kemampuan memahami dan menggunakan teknologi informasi secara
konseptual dan praktikal, termasuk di dalamnya kemampuan menggunakan
perangkat lunak, keras, multimedia yang relevan dengan bidang kerja atau studi.
b. Resources literacy: kemampuan memahami bentuk, format, lokasi, dan cara
mendapatkan sumber daya informasi terutama jaringan informasi yang terus
berkembang.
c. Social structural literacy: pemahaman tentang bagaimana informasi dihasilkan oleh
berbagai pihak di dalam sebuah masyarakat.
d. Research literacy: yaitu kemampuan menggunakan peralatan berbasis teknologi
informasi sebagai alat riset.
Page 27
e. Publishing literacy: kemampuan untuk menyusun dan menerbitkan publikasi dan ide
ilmiah ke kalangan masyarakat dengan memanfaatkan komputer dan internet.
f. Emerging technology literacy: kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk
terus menerus menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan tekhnologi dan
bersama-sama dengan komunitasnya ikut menentukan arah pemanfaatan tekhnologi
informasi untuk kepentingan pengembangan ilmu.
g. Critical literacy: kemampuan melakukan evaluasi secara kritis terhadap untung rugi
menggunakan teknologi telematika dalam kegiatan ilmiah.
Sementara itu, menurut Breivik dalam Kuhlthau (1987:12), disebutkan bahwa
kriteria literasi informasi yaitu:
a. Kemampuan dan pengetahuan (skill and knowledge)
Literasi informasi dimulai dengan sebuah pengetahuan mengenai sumber informasi dan
peralatan dalam memperoleh informasi misal indeks untuk mengakses informasi.
Kemampuan dibutuhkan untuk menentukan strategi dan teknik apa yang digunakan dalam
mengakses informasi ketika informasi dibutuhkan.
b. Sikap (attitudes)
Karakteristik yang kedua adalah sikap. Sikap ini meliputi ketekunan, perhatian secara
detail dan keragu-raguan (misalnya penyebab menerima informasi yang diperoleh).
c. Waktu dan intensitas penggunaan (time and labor intensive)
Salah satu karakteristik yang paling penting adalah waktu dan penggunaan informasi.
Kegunaan dari kemampuan ini adalah untuk mengetahui apakah informasi digunakan
secara efektif atau tidak.
Page 28
Page 29
1. Merumuskan masalah
Langkah awal dalam perumusan masalah adalah mengidentifikasi masalah. Langkah-
langkah dalam perumusan masalah adalah:
- Melakukan analisis situasi
Analisis situasi adalah mencari informasi yang dapat diperoleh melalui perpustakaan, toko
buku, internet dan pusat-pusat informasi lainnya.
- Brainstroming
Brainstroming adalah teknik yang digunakan dalam mengembangkan dan menciptakan
ide-ide baru untuk penyelesaian suatu masalah.
- Mengajukan pertanyaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong berpikir secara kritis.
- Memvisualisasikan pemikiran (mind mapping)
Kegiatan memvisualisasikan pemikiran dilakukan dengan penggambaran hubungan
diantara konsep-konsep.
2. Mengidentifikasi sumber informasi
Sumber-sumber informasi terdiri dari sumber informasi tercetak (buku, jurnal, majalah,
laporan penelitian) dan sumber elektronik (melalui internet yaitu jurnal elektronik, buku
elektronik, dan informasi-informasi elektronik lainnya). Ada beberapa kriteria penilaian
sumber informasi:
Page 30
a. Relevansi
Relevansi adalah menilai sejauh mana informasi yang dikandung sesuai dengan topik yang
dibahas dan dapat dilihat dari kedalaman dan sumber referensi yang jelas.
b. Kredibilitas
Kredibilitas adalah menentukan sejauh mana sumber informasi dapat dipercaya.
Kredibilitas dapat dilihat dari:
- Kredibilitas pencipta dan penanggung jawab
Dilihat dari sejauh mana suatu lembaga dan pencipta menghasilkan karya dan
bagaimana latar belakang dari penanggung jawab dan pencipta bisa dilihat dari
biografi penanggung jawab.
- Proses pembuatan
Proses pembuatan dapat dilihat dari proses penelaan. Suatu karya akan semakin
berkualitas apabila melewati suatu proses penelaan dari para ilmuwan.
- Pemanfaatan
Pemanfaatan sumber informasi dapat dilihat dari seberapa sering orang menggunakan
sumber informasi tersebut atau dengan kata lain tingkat pemanfaatannya.
c. Kemuktahiran
Kemutakhiran sumber informasi dapat dilihat dari tahun terbit, keterangan kapan revisi
terakhir kali, keterangan kapan revisi secara berkala dan daftar pustaka. Sedangkan kalau
Page 31
melalui sumber internet, kemutakhiran dapat dilihat kapan situs tersebut dibuat dan kapan
terakhir kali di up date.
3. Mengakses informasi
Langkah langkah dalam mengakses informasi adalah:
a. Mengetahui kebutuhan informasi.
b. Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan seperti di perpustakaan OPAC,
Katalog, WEBPAC dan di internet seperti search engine, meta search engine.
c. Menyusun strategi penelusuran misalnya dengan operator boolean.
4. Menggunakan informasi
Sumber informasi yang ditawarkan di era globalisasi informasi sangat banyak tetapi belum
semua informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan informasi. Sehingga perlu melakukan
seleksi terhadap informasi dengan kriteria sebagai berikut:
a. Relevan
Informasi dikatakan relevan jika sesuai dengan masalah yang dibahas.
b. Akurat
Informasi yang akurat adalah informasi yang tidak menyesatkan. Sehingga untuk
membutikannya perlu diperiksa terlebih dahulu.
Page 32
c. Objektif
Suatu karya dikatakan objektif apabila berdasarkan fakta dan fenomena yang dapat
diamati.
d. Kemutakhiran
Kemutakhiran informasi dapat dilihat dari waktu pengumpulan informasi, waktu
publikasi, waktu pemberian hak cipta atau paten, dan waktu publikasi sumber-sumber
yang mendukung bila berbentuk tulisan.
e. Kelengkapan dan kedalaman suatu karya
Kelengkapan dan kedalaman suatu karya dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan
pencipta informasi menguasai bidang tersebut.
5. Menciptakan karya
Penciptaan suatu karya harus berdasarkan persyaratan COCTUC yaitu:
a. Kejelasan (Clarifity)
Suatu karya ditulis harus berdasarkan langkah-langkah, tidak berbelit-belit/langsung ke
topik permasalahan, disusun secara logis dan menggunakan sudut pandang yang
konsisten.
b. Organisasi (Organization)
Pengorganisasian suatu karya dilakukan dengan cara penyusunan ide-ide yang akan
dibahas dalam karya tersebut.
Page 33
Page 34
7. Menarik pelajaran
Pelajaran dapat diperoleh berdasarkan kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan
pengalaman baik pengalaman sendiri maupun orang lain. Pelajaran ini juga dilakukan
dengan membuat sebuah catatan mengenai apa saja yang telah dilakukan dan dipelajari.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh
literasi informasi seseorang harus menguasai dan mempelajari langkah-langkah dalam
memperoleh kemampuan literasi informasi. Apabila langkah-langkah literasi informasi
tersebut dikuasai maka kemampuan literasinya akan semakin meningkat.
2.6
Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi
Pendidikan berperan dalam menjadikan seseorang literat terhadap informasi
sehingga semua orang dapat memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini
literasi informasi merupakan menjadi komponen yang penting di perguruan tinggi. Breivik
(1991:1) menyarankan agar literasi informasi menjadi bagian penting dalam pendidikan.
Proses tersebut akan berjalan dengan baik bila didukung oleh kompetensi literasi
informasi.
Seperti penelitian yang dilakukan Tarigan (2009:43) sebelumnya mengenai studi
deskriptif tentang literasi informasi mahasiswa departemen studi psikologi Fakultas
Kedokteran USU menunjukkan bahwa kemampuan literasi mahasiswa departemen studi
psikologi Fakultas Kedokteran USU masih kurang sehingga harus ada kerjasama antara
departemen studi psikologi USU dan Perpustakaan USU untuk mengadakan bimbingan
literasi informasi atau orientasi perpustakaan guna menciptakan mahasiswa yang literat
informasi.
Page 35
Page 36
berhadapan dengan berbagai sumber informasi dan menjadi bekal dalam pelaksanaan
pembelajaran sepanjang hayat di era globalisasi informasi ini.
2.7
Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi
Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan Direksi
Association of College and Research Libraries (ACRL) pada 18 Januari 2000. ACRL
telah mengeluarkan lima standar literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan
kelima standar tersebut memiliki 20 indikator. Standar literasi ini berisi daftar sejumlah
kemampuan yang digunakan dalam menentukan kemampuan seseorang dalam memahami
informasi. Dalam standar ini terdapat cara bagaimana mahasiswa dapat berinteraksi
dengan informasi. Standar ini juga digunakan oleh fakultas, pustakawan dan staff lainnya
dalam mengembangkan metode untuk mengukur pembelajaran mahasiswa sesuai dengan
misi institusi tersebut. Indikator tersebut dapat dilihat di lampiran 2 tentang standar literasi
informasi menurut Association of College and Research Libraries (ACRL).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Siregar (2008:63) sebelumnya mengenai
perbandingan model literasi informasi untuk pendidikan tinggi Standar ACRL layak
dijadikan pustakawan sebagai acuan dalam pembuatan model literasi dan bisa
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi istitusi. Elemen dalam standar lebih baik
dicocokkan dengan kebijakan institusi, anggaran dan pertanggungjawabannya serta
prioritas kebutuhan.
Standar literasi informasi ACRL (2000:8) tersebut yaitu:
1. Mahasiswa yang literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang
dibutuhkan.
a. Mahasiswa mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasinya.
Page 37
Page 38
Page 39
kata kunci lain); belajar sebuah bahasa baru dan kemampuan baru; dan membuat proses
perencanaan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam mengevaluasi dan menentukan jenis dan batasan sumber
informasi adalah mampu memperjelas dan memperbaiki masalah.
Hasil yang dicapai pada standar kedua dalam memilih metode penelitian yang sesuai
untuk mengakses informasi penelitian adalah mampu mengidentifikasi metode penelitian;
meneliti ruang lingkup, isi dan sistem penelusuran.
Hasil yang dicapai dalam hal menerapkan dan memilih strategi penelusuran adalah
mahasiswa mampu mengidentifikasi kata kunci, sinonim dan istilah lainnya; menyeleksi
kosa kata terkendali dan menerapkan strategi penelusuran (misalnya menggunakan
operator boolean, truncation dan proximity).
Hasil yang dicapai dalam hal temu kembali secara pribadi maupun online adalah
mahasiswa mampu menggunakan sistem temu kembali untuk mendapatkan sumber
informasi; menggunakan layanan lain untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan; dan
menggunakan surat, survei dan wawancara dalam mendapatkan informasi primer.
Hasil yang dicapai dalam hal memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan
adalah mahasiswa mampu menilai kerelevansian informasi yang diperoleh dengan
kebutuhan informasi, melakukan penelusuran ulang dan menggunakan strategi baru dalam
penelusuran informasi.
Hasil yang dicapai dalam hal mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan
sumber-sumbernya adalah mahasiswa mampu mencatat kutipan informasi yang terkait
Page 40
untuk dipakai sebagai rujukan dan menggunakan berbagai teknologi informasi untuk
mengelola informasi yang diperoleh.
Hasil yang dicapai pada standar ketiga dalam meringkas ide utama yang dikutip dari
informasi yang dikumpulkan adalah mahasiswa mampu menentukan ide utama dan
mengenali materi dari informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk
mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya adalah mahasiswa mampu mengevaluasi
informasi dari segi reabilitas, validitas, ketepatan waktu; mengenali konteks budaya,
konteks fisik dan konteks lainnya yang berkaitan dengan terciptanya informasi.
Hasil yang dicapai dalam mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru
adalah mahasiswa mampu mengenali hubungan antar konsep dan menggabungkannya
serta kemampuan dalam memanfaatkan komputer dan teknologi lain (seperti multimedia,
audio visual).
Hasil yang dicapai dalam membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
lama untuk menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik
lainnya dari informasi adalah mahasiswa mampu menarik kesimpulan dari informasi
yang diperoleh serta melakukan pengujian terhadap teori yang diperoleh berdasarkan
disiplin ilmunya dan memadukan antara pengetahuan yang sebelumnya dengan informasi
yang diperoleh.
Hasil yang dicapai dalam menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak
terhadap sistem nilai individu adalah mahasiswa mampu menentukan apakah informasi
yang diperoleh bisa dimanfaatkan atau tidak.
Page 41
Hasil yang dicapai dalam membuktikan kebenaran dari pemahaman dan interpretasi
informasi melalui diskusi dengan individu lain, para ahli dan praktisi adalah mahasiswa
mampu mengikuti diskusi-diskusi, komunikasi elektronik (misalnya: jejaringan sosial)
dan mencari berbagai pendapat para ahli melalui berbagai mekanisme (misalnya
wawancara dan email).
Hasil yang dicapai dalam menentukan apakah query adalah mahasiswa mampu
meninjau ulang strategi penelusuran dan sarana pencari informasi jika diperlukan.
Hasil yang dicapai dalam menerapkan informasi baru dan yang lama untuk
merencanakan dan menciptakan hasil
adalah mahasiswa mampu
menciptakan
pengetahuan baru dan mengintregasikan informasi yang baru dan yang sebelumnya sudah
ada dalam mendukung tujuan penulisan karya
Hasil yang dicapai pada standar empat dalam mengkomunikasikan informasi kepada
orang lain secara efektif adalah mahasiswa mampu memilih media dan bentuk
komunikasi dalam menciptakan dan menampilkan suatu karya.
Hasil yang dicapai dalam mengkomunikasikan informasi kepada orang lain secara
efektif adalah mahasiswa mampu memilih media dan bentuk komunikasi dalam
menciptakan dan menampilkan suatu karya.
Hasil belajar yang dicapai pada standar lima dalam memahami isu-isu ekonomi,
politik, sosial mengenai informasi dan teknologi informasi adalah mahasiswa mampu
mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan kerahasiaan dan keamanan pada media
elektronik dan cetak dan memahami hak cipta.
Page 42
Hasil belajar yang dicapai dalam mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi,
dan etika yang berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi
adalah mahasiswa mampu berpartisipasi dalam diskusi-diskusi elektronik; menggunakan
kata sandi dan bentuk pengenalan lainnya yang resmi untuk mengakses sumber informasi;
dan menunujukkan pemahaman mengenai plagiarisme.
Hasil belajar yang dicapai dalam mengetahui penggunaan sumber-sumber informasi
dalam mengkomunikasikan informasi adalah mahasiswa mampu memilih gaya pencatatan
dokumen dan menggunakan secara konsisten dan mendapatkan izin tertulis dalam hal hak
cipta (ACRL, 2008:8).
Lima standar beserta indikator-indikator di atas berguna bagi akademis seperti
mahasiswa, dosen pustakawan dan staff lainnya dalam menentukan dan mengetahui
apakah seseorang dapat dianggap memiliki kemampuan literasi informasi. Dengan
memiliki kompetensi standar literasi tersebut maka mahasiswa akan lebih peka terhadap
kebutuhan informasi. Oleh karena itu, untuk memperoleh kompetensi tersebut sangatlah
diperlukan peranan institusi dan perpustakaan dalam meningkatkan kemampuan
pemahaman informasi untuk meningkatkan pembelajaran dan efektifitas institusi. Oleh
sebab itu, peneliti menggunakan lima standar literasi informasi tersebut sebagai indikator
untuk mengukur kemampuan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo Semarang.
Page 43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud, cara kerja
sistematis untuk memudahkan pelaksanaan sebuah kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Dengan demikian metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode
yang digunakan dalam penelitian (Sulistyo-Basuki, 2010: 22).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Menurut Sulistyo-Basuki (2010:110) mengatakan bahwa penelitian deskriptif mencoba
mencari deskripsi yang tepat yang cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia.
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan fakta dan data secara valid untuk
memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Kategori bentuk yang
digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah studi kasus. Sulistyo-Basuki (2006:113)
menyatakan studi kasus merupakan kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan
situasi tertentu yang dimungkinkan untuk memahami hal tertentu.
3.2. Objek dan Subjek Penelitian
Yang dijadikan objek penelitian ini adalah kemampuan literasi informasi mahasiswa,
sedangkan subjek penelitiannya adalah pegawai American Corner dan mahasiswa.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
1. Data Primer
Data yang didapat dari sumber informan pertama yaitu individu atau perseorangan
seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Ini diperoleh melalui
Page 44
wawancara dengan pegawai yang ada dalam American Corner yang dianggap tahu
mengenai masalah dalam penelitian. Data primer ini antara lain:
- Catatan hasil wawancara
- Hasil observasi ke lapangan secara langsung dalam bentuk catatan tentang situasi
dan kejadian
- Data-data mengenai informan
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam
bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data ini digunakan untuk mendukung
infomasi primer yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi
langsung ke lapangan. Data sekunder antara lain: sejarah berdirinya perpustakaan
dan perkembangannya, fasilitas yang dimiliki, dan koleksi perpustakaannya.
3.4. Informan
Menurut Sugiyono, dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan
hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain
pada situasi sosial dalam kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, partisipan atau informan.(Sugiyono,
2010:50).
Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi
yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar
mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh
informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-
data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut.
Page 45
Metode penentuan informan yang penulis pakai adalah purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2009:218). Sampel diambil secara purposive dengan maksud tidak harus mewakili seluruh
populasi, sample yang diambil memiliki pengetahuan yang cukup serta mampu
menjelaskan keadaan sebenarnya tentang obyek penelitian. Dengan menggunakan
purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Kriteria informannya adalah mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan
sering berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang
melakukan pencarian informasi di American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang.
Peneliti menentukan informan berdasarkan arahan dari pustakawan American Corner,
yaitu siapa saja yang sering berkunjung dan menggunakan layanan.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah delapan mahasiswa IAIN
Walisongo Semarang. Delapan mahasiswa tersebut diambil dari mahasiswa yang berkunjung
dan menggunakan fasilitas American Corner.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan
dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi
“Pada observasi ini, peneliti mengamati peristiwa, kejadian, pose, dan sejenisnya
disertai dengan daftar yang perlu diobservasi” (Sulistyo-Basuki, 2010:149)
Page 46
2. Wawancara
“Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi” (Musa dan
Nurfitri, 1988:49)
3. Dokumentasi
“Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang” (Sugiyono, 2009:240)
3.6.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Page 47
BAB IV
GAMBARAN UMUM AMERICAN CORNER di UPT PERPUSTAKAAN IAIN
WALISONGO SEMARANG
4.1
Sejarah Singkat UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang tumbuh dan berkembang seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan IAIN Walisongo Semarang. Perpustakaan ini dibuka secara
resmi pada tanggal 15 September 1973, tiga tahun setelah peresmian lembaga induknya
(IAIN).
Pada awal berdirinya, perpustakaan menempati satu ruangan di gedung kampus IAIN,
Jl. Ki Mangunsarkoro No. 17 Semarang. Tahun 1976 IAIN pindah ke kampus baru di Jrakah
dan perpustakaan menempati dua ruangan di gedung C. Selanjutnya pada tahun 1979
perpustakaan menempati gedung tersendiri (yang saat ini menjadi gedung pascasarjana). Pada
awal tahun 1994 perpustakaan pindah ke gedung baru berlantai 2 di kampus III, Jl. Prof. Dr.
Hamka Km.2 Ngaliyan Semarang hingga sekarang.
Adapun denah lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang seperti terlihat
pada gambar 2 berikut:
Page 48
Gambar 2
Denah Lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Sumber: diolah oleh peneliti, 2012
4.2
Struktur dan Tugas Pokok Organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang
Tugas pokok UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang adalah memberikan
pelayanan koleksi untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, mengadakan kerjasama antar perpustakaan, membuat rencana pengembangan,
mengendalikan, mengevalusai, dan menyusun laporan kepustakaan
Perpustakaan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Rektor. Perpustakaan terdiri dari: Kepala dan lima Koordinator
Bidang. Lima bidang tersebut adalah Bidang Tata Usaha, Layanan Teknis, Layanan Sirkulasi,
Layanan Referensi, dan Bidang Otomasi dan Pengembangan.
Page 49
Page 50
Gambar 3
Denah Lokasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Sumber: diolah oleh peneliti, 2012
4.4
Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi American Corner
Adapun struktur organisasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang seperti terlihat pada gambar 4 berikut:
Page 51
Gambar 4
Struktur Organisasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Sumber: diolah oleh peneliti dari buku panduan perpustakaan IAIN Walisongo, 2010
Berikut ini adalah tugas dari koordinator American Corner:
Kepala Perpustakaan
Miswan, S.Ag., SIP., M.Hum
Koordinator American Corner
Bahrul Ulumi S.Ag
Staff American Corner
M. Fahmi Brilianto
Page 52
✓ Melakukan klasifikasi.
setiap bulan IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat.
Page 53
Adanya American Corner ini memiliki fungsi yaitu menjembatani perbedaan kebudayaan
antara Amerika dan Indonesia.
4.5. Jenis Layanan yang Tersedia di American Corner
1. Layanan Internet
Layanan internet American corner merupakan salah satu jenis layanan yang tersedia di
UPT Perpustakaan IAIN Walisongo. Setiap pemustaka yang dating kesana dapat
dengan mudah menggunakan fasilitas internet yang tersedia. Dengan adanya layanan
internet ini dapat membantu pemustaka dalam penelusuran informasi yang mereka
inginkan. Di American corner disediakan 4 buah workstation untuk layanan internet
ini.
2. Layanan Baca di Tempat
Layanan baca di tempat ini berisi koleksi cetak berupa referensi dan buku-buku di
bidang karya fiksi, bisnis, ilmu sosial dan/atau teknik, politik, pendidikan, dan
kebudayaan amerika yang berjumlah 1300 koleksi buku. Akan tetapi, semua koleksi
ini hanya untuk dibaca di tempat atau difotokopi.
3. Layanan Multimedia
Layanan ini menyediakan akses ke multimedia seperti produk-produk video dan audio
seperti CD dan DVD koleksi musik dan film, dan CD-ROM untuk sumber referensi.
Pemustaka American Corner dapat mengakses jurnal elektronik EBSCO yang
memuat lebih dari 7.900 jurnal ilmiah yang tersedia full text yang diterbitkan oleh Biro
Informasi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Page 54
aspek Amerika.
Indonesia.
Amerika.
Page 55
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa
Dalam bab lima ini disajikan mengenai data yang diperoleh berkaitan dengan
kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American Corner di UPT
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research
Libraries. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi
informasi yang dimiliki mahasiswa serta untuk mengidentifikasi literasi informasi
mahasiswa sesuai dengan standar yang dibuat oleh Association of College and Research
Libraries (ACRL).
5.1.1 Kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi
5.1.1.1 Mendefinisikan informasi yang ingin diperoleh
Seorang mahasiswa yang literate akan mendefinisikan dan menyampaikan
kebutuhan informasinya dengan jelas, dengan cara mendefinisikan informasi yang ingin
diperoleh kemudian dapat menentukan topik atau subyek yang akan dicari sehingga
dapat diketahui sumber yang tepat. Cara tersebut merupakan bagian dari merumuskan
langkah untuk memperoleh informasi. Ada berbagai bentuk rumusan masalah, antara lain
dengan menentukan kalimat topik yang akan dicari. Mengenai hal itu, seorang informan
menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
“Ya, sebelum saya mencari informasi biasanya saya tentukan dulu topik dari
informasi yang akan saya cari. Agar lebih terfokus pada informasi yang akan
saya cari.” (Wawancara dengan Anis, tanggal 11 Juni 2012).
Page 56
Selain itu juga ada 1 mahasiswa yang membuat catatan kecil yang berisi point-point
penting tentang informasi yang akan dicari. Hal tersebut tersirat dalam wawancara dengan
informan sebagai berikut:
“Ya, saya membuat daftar catatan dulu tentang pembahasan yang akan saya
cari. Biar lebih terfokus pada pembahasan yang akan saya cari.” (Wawancara
dengan Sukarni, tanggal 11 Juli 2012).
Namun ada juga beberapa informan yang tidak merumuskan masalah dulu
sebelum melakukan pencarian. Mereka langsung melakukan pencarian menggunakan
layanan internet. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa sebagai berikut:
“Tidak, biasanya saya langsung saja mencari informasi yang saya butuhkan.
Lebih praktis dan efisien waktu.” (Wawancara dengan Aziz, tanggal 1 Juni
2012).
Berdasarkan data yang telah diperoleh 4 mahasiswa memilih langsung melakukan
pencarian tanpa merumuskan masalah terlebih dahulu, sedangkan 4 mahasiswa lainnya
memilih merumuskan masalah terlebih dahulu, berarti hal ini hampir sesuai dengan
standar literasi informasi yang pertama yaitu kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan
batas informasi. Dengan begitu dapat diindikasikan bahwa sebagian mahasiswa hampir
memenuhi kriteria mahasiswa yang literat dalam hal kemampuan merumuskan masalah.
5.1.1.2 Menentukan jenis informasi
Kemampuan untuk menentukan jenis dan batas informasi dapat juga dilihat dari
pemanfaatan informasi dalam beberapa jenis sumber informasi seperti primer, sekunder
dan tersier. Jenis sumber informasi tersier contohnya skripsi, tesis, desertasi. Contoh jenis
sumber informasi sekunder seperti ensiklopedi dan kamus, sedangkan jenis sumber informasi
tersier contohnya katalog dan almanak. Ada 3 mahasiswa yang memilih untuk menggunakan
jenis sumber informasi sekunder salah satu alasannya adalah karena jenis sumber informasi
sekunder lebih bisa dimengerti. Seperti pendapat salah satu informan berikut ini:
Page 57
Page 58
informasi yang efektif dan efisien dapat dilihat dari cara mahasiswa memilih strategi yang
tepat saat menelusur informasi, yaitu dalam proses mengakses informasi, apa yang dilakukan
mahasiswa untuk menelusur atau mendapatkan informasi yang diinginkan. Ada 6 dari 8
mahasiswa yang memilih langsung menggunakan internet untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan. Berikut ini salah satu pernyataan dari mahasiswa:
“Saya mencari melalui online, kalau misal tidak ada baru saya mencarinya
melalui manual. Saya mencari informasi dengan cara online agar lebih efisien
waktu.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012).
Sedangkan 2 sisanya memilih mencari informasi secara manual dengan menelusur informasi
cetak yang ada di rak, seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa sebagai berikut:
“Biasanya saya mencari informasi dengan cara mencarinya langsung ke rak
jika tidak ketemu baru saya browsing internet karena saya biasanya memang
jarang mencari informasi di internet, soalnya saya agak bingung karena
banyak sekali informasi yang muncul jika mencari di internet.” (Wawancara
dengan Sukarni 11 Juni 2012).
Dari hasil diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa
menggunakan internet untuk penelusuran informasi karena cara tersebut dianggap efektif dan
efisien dalam menelusur informasi, sedangkan sisanya memilih menelusur informasi cetak
yang ada di rak terlebih dahulu.
Kemampuan mengakses informasi dengan efektif juga dilihat dari pengetahuan
mahasiswa tentang strategi penelusuran informasi. Salah satu cara untuk mengukurnya adalah
dengan menggunakan kata kunci yang memungkinkan mahasiswa untuk mencari data melalui
penggunaan satu kata, atau sebuah frasa. Jadi apabila penelusuran dilakukan dengan kata
kunci, maka nantinya hasil pencarian terlalu luas dan kurang spesifik. Penggunaan kata
kunci sebagai strategi dalam penelusuran informasi dilakukan oleh sebagian besar
mahasiswa, contohnya seperti halnya yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa
berikut:
Page 59
“Ya, saya menggunakan kata kunci dalam mencari informasi. Cara saya
menenetukan kata kunci dengan mengetik subjek buku/informasi yang saya
butuhkan.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012).
Tetapi lain halnya dengan mahasiswa berikut ini, yaitu Anis mereka memilih strategi
penelusuran dengan cara penggunaan tanda petik (“ “). Tanda ini digunakan untuk
mencari sumber informasi yang mengandung frasa. Dengan demikian, menurut mereka
dengan penggunaan tanda petik dapat menjadi pembeda informasi yang akan mahasiswa
cari, kemudian dengan menggunakan tanda petik maka informasinya dapat mengerucut dan
tidak terlalu meluas. Sebagai contoh seperti yang dilakukan oleh Anis berikut petikan
wawancaranya:
“Iya, langsung mengetikkan kata kunci dengan tambahan tanda kutip biar
langsung tertuju dengan informasi yang saya cari, mengetikkan topik yang
ingin saya cari.” (Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012).
Berdasarkan hasil penelitian di atas tidak ada yang menggunakan strategi
penelusuran menggunakan boolean logic ataupun simbol-simbol lainnya maupun dengan
pemotongan kata, hanya ada satu mahasiswa yang menggunakan (“) tanda petik. Mayoritas
dari mahasiswa hanya menggunakan kata kunci sebagai strategi dalam penelusuran
informasi.
Penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang strategi pencarian
informasi masih kurang karena ada beberapa strategi lainnya yang belum digunakan
oleh mahasiswa misalnya: tanda kurung ( ), maupun dengan cara pemotongan kata.
Penggunaan berbagai macam strategi penelusuran informasi, akan dapat mempermudah
mahasiswa dalam melakukan pencarian, dan jika tidak menemukan informasi dengan
satu strategi dapat menggunakan strategi lain untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
Page 60
Page 61
mahasiswa harus mengulang pencarian dengan menggunakan strategi yang diubah sebagai
suatu hal yang penting. Mahasiswa yang literat akan memperbaiki strategi penelusuran jika
diperlukan.
5.1.3 Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis
5.1.3.1 Menyaring informasi dari hasil penelusuran
Standar ketiga dari literasi informasi adalah kemampuan mengevaluasi informasi
dan sumbernya secara kritis. Setelah kita memperoleh informasi, maka kita harus
mengevaluasi informasi tersebut untuk mengetahui apakah informasi yang kita peroleh
sudah sesuai dengan apa yang kita butuhkan atau tidak. Dalam hal ini, yang peneliti
fokuskan adalah bagaimana mahasiswa menyaring informasi yang dari hasil penelusuran
informasi. Sebagian besar mahasiswa mengevaluasi informasi hanya dengan membaca
sekilas saja hasil dari penelusuran informasi. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa
mahasiswa berikut ini, “membacanya ulasannya sekilas mungkin ada yang nyambung atau
singkron saya buka tapi saya tidak hanya membuka satu tapi banyak satu per satu saya seleksi
lagi.” (Wawancara dengan Muhammad Choirul Manan 11 Juni 2012)
“membaca ulasan kalau misal tepat, buka beberapa sesuai dengan yang kita cari.”
(Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012)
Hanya sebagian kecil mahasiswa mengevaluasi informasi dengan membuka satu per satu
hasil dari penelusuran informasi. Berikut ini pernyataan dari mahasiswa:
“Saya buka satu per satu hasil dari informasi yang muncul dan saya baca
keseluruhan isi informasinya.” (Wawancara dengan Hendi 11 Juni 2012)
Cara mengevaluasi yang baik adalah dengan membaca informasi secara keseluruhan.
Setelah mengetahui subyeknya dan informasi tersebut relevan dengan informasi yang
dibutuhkan maka untuk mengevaluasi isi dokumen dan untuk menemukan informasi yang
Page 62
benar-benar dibutuhkan maka perlu membaca informasi secara utuh. Dari data yang
diperoleh sebagian besar mahasiswa melakukan hal yang kurang tepat dan
mengindikasikan bahwa literisasi informasi yang dimiliki mahasiswa masih kurang,
karena mahasiswa yang literate terhadap informasi akan mengevaluasi secara kritis
informasi yang telah diperoleh.
Kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi informasi juga dapat dilihat dari
berdasarkan apa mahasiswa menyaring informasi tersebut. Semua mahasiswa memilih
informasi berdasarkan dengan kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil penelusuran.
Seperti penyataan mahasiswa berikut ini, “berdasarkan pembahasan yang akan kita cari,
kecocokan atau tidak dengan materi yang akan kita bahas kalau cocok ya dipilih saja”
(Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012).
5.1.3.2 Mengolah informasi yang diperoleh
Untuk mengevaluasi informasi mahasiswa perlu mengolah informasi dengan
meringkas ide utama dari informasi yang dikumpulkan. Maka dari itu, peneliti memberikan
pertanyaan bagaimana cara mengolah informasi yang telah didapat. Sebagian besar
mahasiswa memilih menyalin informasi yang didapat. Seperti yang diungkapkan mahasiswa
berikut ini, “Saya mengolah infromasi dengan cara mengambil kalimat-kalimat yang penting
dan sesuai dengan apa yang saya butuhkan dan informasi tersebut juga jelas isinya kemudian
saya kopy pastekan ke dalam MS Word.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012)
Ada 1 mahasiswa yang membuat mencatat hasil penelusuran informasi. Berikut ini
pernyataannya:
“Kalau saya mencatat atau mengcopy informasi yang sekiranya saya butuhkan
saja.” (Wawancara dengan Sukarni 11 Juni 2012)
Page 63
Page 65
Page 66
5. Kemampuan untuk memahami isu ekonomi, hukum dan sosial secara etis dan legal.
Dalam aspek kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi, hal
yang pertama dapat dilihat dari apa yang pertama kali dilakukan mahasiswa sebelum
melakukan pencarian . Berdasarkan dari hasil penelitian, mayoritas mahasiswa memilih
tidak merumuskan masalah terlebih dahulu dan langsung melakukan pencarian, berarti ini
hal ini tidak sesuai dengan standar literasi informasi, sehingga dapat diindikasikan bahwa
mayoritas mahasiswa belum memenuhi kriteria mahasiswa yang literat dalam hal
kemampuan merumuskan masalah. Selain dalam merumuskan masalah, aspek kedua dari
kemampuan mahasiswa dalam menentukan jenis dan batas informasi dapat dilihat dari
pemanfaatan informasi dalam beberapa jenis sumber informasi seperti primer, sekunder
dan tersier, sedangkan contoh jenis sumber informasi sekunder seperti ensiklopedi dan
kamus. Dari hasil penelitian, dapat diintepretasikan bahwa seluruh mahasiswa lebih
senang menggunakan jenis sumber informasi sekunder. Mahasiswa yang literate
seharusnya menggunakan berbagai jenis informasi sehingga mahasiswa tidak membatasi
jenis informasi yang dipilih sebagai sumber.
Dalam kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan
efisien, hal tersebut dapat dilihat dari pengetahuan mahasiswa tentang strategi
penelusuran informasi. Berdasarkan hasil penelitian, hanya sedikit yang menggunakan
strategi penelusuran menggunakan boolean logic, menggunakan (“) tanda petik ataupun
simbol- simbol lainnya maupun dengan pemotongan kata. Mayoritas dari mahasiswa
hanya menggunakan kata kunci sebagai strategi dalam penelusuran informasi, sehingga
mahasiswa belum dapat dikatakan literate informasi dalam hal kemampuan mengakses
informasi dengan efektif dan efisien.
Page 67
Page 68
jawabkan suatu informasi dan menghargai karya orang lain dengan cara mencantumkan
sumber asal informasi di setiap hasil karya yang mereka buat.
Dalam melakukan pencarian informasi, mahasiswa biasanya menerapkan metode
penelusuran yang dianggap efektif. Mayoritas mahasiswa menganggap metode penelusuran
informasi yang diterapkannya sudah efektif. Akan tetapi, masih ada mahasiswa yang masih
beranggapan bahwa metode yang digunakan belum efektif dalam kegiatan penelusuran
informasi. Hal ini bisa dilihat jika informan mengetikkan kata kunci yang kurang spesifik,
maka search engine akan menampilkan informasi yang terlalu banyak, bahkan kadang
menampilkan dokumen-dokumen yang tidak relevan dengan apa yang diinginkan
informan. Informan menganggap hal tersebut tidak efisien dan melelahkan.
Page 69
BAB VI
PENUTUP
6. 1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi dapat dikatakan masih
kurang baik karena sebagian mahasiswa tidak pernah merumuskan masalah terlebih
dahulu sebelum melakukan pencarian informasi dan hanya menggunakan salah satu
jenis sumber informasi.
2. Untuk menelusur informasi yang dibutuhkan, mahasiswa lebih memilih menggunakan
internet sebagai sarana penelusuran. Namun, teknik penelusuran yang digunakan
mahasiswa belum tepat karena mayoritas mahasiswa hanya mengetikkan kata kunci
sebagai strategi dalam penelusuran suatu informasi, mereka tidak menggunakan
berbagai strategi seperti operator boolean, penggunaan tanda petik (“ “), maupun
dengan pemotongan kata. Sehingga penelusuran informasi yang dilakukan mahasiswa
belum efektif dan efisien. Namun disisi lain dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah
memiliki kemampuan yang baik dalam mengakses informasi, sebab mayoritas
mahasiswa mengevaluasi kembali strategi penelusuran informasi berupa penggunaan
kata kunci yang telah digunakan.
3. Dalam hal mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis mayoritas mahasiswa
selalu mengevaluasi informasi yang telah diperoleh. Di dalam mengevaluasi
informasi, masih kurang baik karena mayoritas mahasiswa mengevaluasi suatu
informasi dengan cara membaca dokumen secara sekilas. Di sisi lain sudah baik,
Page 70
karena semua mahasiswa dapat menyaring informasi yang mereka butuhkan berdasarkan
dengan kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil penelusuran dan untuk mengolah
informasi mahasiswa memilih menyalin informasi yang telah diperoleh. Hal ini
mengindikasikan bahwa mahasiswa sudah literate dalam hal mengevaluasi informasi
dan sumbernya.
4. Dalam hal kemampuan menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan
efektif dan efisien sudah
baik,
karena
mayoritas
mahasiswa
selalu
mengkomunikasikan informasinya kepada orang lain misalnya dengan mendiskusikan
informasi yang diperoleh kepada temannya.
5. Pemahaman terhadap isu hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat
dikatakan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari semua mahasiswa yang
menghindari tindakan plagiat terhadap karya orang lain dengan mencantumkan
sumber asal informasi yang diperoleh pada setiap kutipan yang dibuat.
6. Dalam penggunaan metode yang efektif dalam menelusur informasi 4 mahasiswa
menganggap metode yang digunakan untuk menelusur informasi sudah efektif, karena
tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
Sementara itu, 4 mahasiswa lainnya menganggap belum efektif karena masih
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
6. 2 Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang menjadi objek
penelitian untuk menggali lagi keahlian literasi informasi dalam kemampuan
menentukan jenis dan batas informasi, strategi penelusuran informasi dan mengevaluasi
informasi dan sumbernya secara kritis.
Page 71
2. Kepada pihak institusi, dalam hal ini hendaknya ada kerjasama antara UPT
Perpustakaan IAIN Walisongo dan American Corner untuk memberikan seminar atau
pelatihan literasi informasi kepada mahasiswa. Khususnya tentang strategi penelusuran
informasi lainnya misalnya penggunaan operator boolean, tanda ( ), tanda (“) dan
pemotongan kata, karena penggunaan berbagai macam strategi penelusuran informasi,
akan mempermudah mahasiswa dalam melakukan pencarian, dan jika tidak menemukan
informasi dengan satu strategi dapat menggunakan strategi lain untuk mendapatkan
informasi.
Page 72
DAFTAR PUSTAKA
Adam.
2008.
Literasi
Informasi.
Diaksestanggal
10
Maret
2012.
[http://perpus.umy.ac.id/2009/02/19/literasi-informasi/].
American Library Association (ALA). 1989. Presidential Committee on Information
Literacy:
Final
Report.
Diakses
tanggal
10
Maret
2012.
[http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/publications/whitepapers/presidential.cfm].
Angeley, R dan Purdue, J. 2000. Information Literacy: an Overview. Diakses tanggal 12
Maret 2012. [http://www.infolit.com].
Association of College & Research Libraries(ACRL). 2000. Information Literacy
Competency Standards for Higher Education. Diakses tanggal 12 Maret 2012.
[http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf].
Breivik, P.S. 1991. Literacy in an Information Society. Diakses tanggal 12 Februari 2012.
[www.libraryinstruction.com/informationliteracy2.htm].
Bruce, C, Philip, C dan Kelmut, K. 2003. Seven Faces of Information Literacy: Towards
Inviting Students Into New Experiences.Diakses tanggal 14 Maret 2012.
[http://crm.hct.ac.ae/events/archive/2003/speakers/bruce.pdf].
Bundy, A. 2004. Australian and New Zealand Information Literacy Framework:
Principles,
Standards
and
Practice. Diakses tanggal 14 Maret 2012.
[http://www.ala.org.com].
Garner. 2006. High-Level Colloquium on Information Literacy and Lifelong Learning.
Diakses 17 Maret 2012. [www.ifla.org/III/wsis/High-Level-Colloquium.pdf].
Gunawan, A.W, dkk. 2008.“7 Langkah Literasi Informasi: Knowledge Managemen”.
Jakarta: Universitas Atmajaya.
Hancock, V.E. 2004. Information Literacy for Lifelong Learning. Diakses tanggal 17 Maret
2012. [http://www.ericdigests.org/lifelong.htm].
Hasugian, J. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.
Kuhlthau, C.C.1987. Information Skills for Information Society a Review of Research:an Eric
Information
Analysis
Product.
Diakses
tanggal
18
Maret
2012.
[http://library.humboldt.edu/ic/general_competency/kuhlthau.html].
Musa, M. dan Titi N. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: C.V. Fajar Agung.
Miles, M. B. dan A. Michael H. 1992. Analisis data kualitatif: buku sumber tentang metode-
metode baru. Jakarta: UI Press.
Nasution, L.F.R. 2009. Literasi Informasi Program Studi Ilmu Perpustakaan (S-1) Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara: Smester VII/T.A 2009/2010. Medan: USU.
Diakses tanggal 15 Maret 2012.[http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13518].
Page 73
Pendit, P.L. 2007. Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi: Tantangan Peningkatan Kualitas
Jasa. Diakses tanggal 18 Maret 2012. [http//www.infolit.com].
Siregar, D.S. 2008. Perbandingan Model Literasi Informasi untuk Perguruan tinggi.
Medan:USU.
Diakses
tanggal
15
Maret
2012.
[http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16768].
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki .2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
.2010. Metode Penelitian. Jakarta: Penaku.
Tarigan, N.V. 2007. Studi Deskriptif Tentang Literasi Informasi Mahasiswa Depertemen
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan: USU.
Diakses
tanggal
15
Maret
2012.
[http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13634].
Wijetunge, P dan Uditha Alahakoon. 2005. Empowering 8: the Information Literacy Model
Developed in SriLanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka.
Diakses
tanggal
20
Maret
2012.
[www.cmb.ac.lk/academic/institute/nilis/reports/informationliteracy.pdf].
Zurkowski, 1974. “The National Commission on Libraries and Information Science
(NCLIS)”. USA.
Page 74
Page 75
Literacy
Competency
Standards
for
Higher
Education
Page 76
Information Literacy
Competency Standards for
Higher Education
The Association of College and Research Libraries
Page 77
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 77
Information
Literacy
Competency
Standards
for Higher Education
Index
Page 78
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 78
Information literacy is related to information technology skills, but has broader implications
for the individual, the educational system, and for society. Information technology skills
enable an individual to use computers, software applications, databases, and other
technologies to achieve a wide variety of academic, work-related, and personal goals.
Information literate individuals necessarily develop some technology skills.
Information literacy, while showing significant overlap with information technology skills, is
a distinct and broader area of competence. Increasingly, information technology skills are
interwoven with, and support, information literacy. A 1999 report from the National Research
Council promotes the concept of "fluency" with information technology and delineates
several distinctions useful in understanding relationships among information literacy,
computer literacy, and broader technological competence. The report notes that "computer
literacy" is concerned with rote learning of specific hardware and software applications,
while "fluency with technology" focuses on understanding the underlying concepts of
technology and
applying problem-solving and critical thinking to using technology. The report also discusses
differences between information technology fluency and information literacy as it is
understood in K-12 and higher education. Among these are information literacy's focus on
content, communication, analysis, information searching, and evaluation; whereas
information technology "fluency" focuses on a deep understanding of technology and
graduated, increasingly skilled use of it.
2
"Fluency" with information technology may require more intellectual abilities than the rote
learning of software and hardware associated with "computer literacy", but the focus is still
on the technology itself. Information literacy, on the other hand, is an intellectual framework
for understanding, finding, evaluating, and using information—activities which may be
accomplished in part by fluency with information technology, in part by sound investigative
methods, but most important, through critical discernment and reasoning. Information
literacy initiates, sustains, and extends lifelong learning through abilities which may use
technologies but are ultimately independent of them.
Page 79
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 79
For students not on traditional campuses, information resources are often available through
networks and other channels, and distributed learning technologies permit teaching and
learning to occur when the teacher and the student are not in the same place at the same time.
The challenge for those promoting information literacy in distance education courses is to
develop a comparable range of experiences in learning about information resources as are
offered on traditional campuses. Information literacy competencies for distance learning
students should be comparable to those for "on campus" students.
Incorporating information literacy across curricula, in all programs and services, and
throughout the administrative life of the university, requires the collaborative efforts of
faculty, librarians, and administrators. Through lectures and by leading discussions, faculty
establish the context for learning. Faculty also inspire students to explore the unknown, offer
guidance on how
best to fulfill information needs, and monitor students' progress. Academic librarians
coordinate the evaluation and selection of intellectual resources for programs and services;
organize, and maintain collections and many points of access to information; and provide
instruction to students and faculty who seek information. Administrators create opportunities
for collaboration and staff development among faculty, librarians, and other professionals
who initiate information literacy programs, lead in planning and budgeting for those
programs, and provide ongoing resources to sustain them.
Information Literacy and Pedagogy
Page 80
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 80
the results..."
4
Information Literacy Competency Standards for Higher Education provides a framework for
assessing the information literate individual. It also extends the work of the American
Association of School Librarians Task Force on Information Literacy Standards, thereby
providing higher education an opportunity to articulate its information literacy competencies
with those of K-12 so that a continuum of expectations develops for students at all levels. The
competencies presented here outline the process by which faculty, librarians and others
pinpoint specific indicators that identify a
student as information literate.
Page 81
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 81
Students also will find the competencies useful, because they provide students with a
framework for gaining control over how they interact with information in their environment.
It will help to sensitize them to the need to develop a metacognitive approach to learning,
making them conscious of the explicit actions required for gathering, analyzing, and using
information. All students are expected to demonstrate all of the competencies describedn in
this document, but not everyone will demonstrate them to the same level of proficiency or at
the same speed.
Furthermore, some disciplines may place greater emphasis on the mastery of competencies at
certain points in the process, and therefore certain competencies would receive greater weight
than others in any rubric for measurement. Many of the competencies are likely to be
performed recursively, in that the reflective and evaluative aspects included within each
standard will require the student to return to an earlier point in the process, revise the
information-seeking approach, and repeat the same steps.
To implement the standards fully, an institution should first review its mission and
educational goals to determine how information literacy would improve learning and enhance
the institution's effectiveness. To facilitate acceptance of the concept, faculty and staff
development is also crucial.
Information Literacy and Assessment
In the following competencies, there are five standards and twenty-two performance
indicators. The standards focus upon the needs of students in higher education at all levels.
The standards also list a range of outcomes for assessing student progress toward information
literacy. These outcomes serve as guidelines for faculty, librarians, and others in developing
local methods for measuring student learning in the context of an institution's unique mission.
In addition to assessing all students' basic information
literacy skills, faculty and librarians should also work together to develop assessment
instruments and strategies in the context of particular disciplines, as information literacy
manifests itself in the specific understanding of the knowledge creation, scholarly activity,
and publication processes found in those disciplines.
In implementing these standards, institutions need to recognize that different levels of
thinking skills are associated with various learning outcomes—and therefore different
instruments or methods are essential to assess those outcomes. For example, both "higher
order" and "lower order" thinking skills, based on Bloom's Taxonomy of Educational
Objectives, are evident throughout the outcomes detailed in this document. It is strongly
suggested that assessment methods appropriate to the thinking skills associated with each
outcome be identified as an integral part of the institution's implementation plan.
Page 82
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 82
For example, the following outcomes illustrate "higher order" and "lower order" thinking
skills:
"Lower Order" thinking skill:
Outcome 2.2.a. Identifies keywords, synonyms, and related terms for the information
needed.
"Higher Order" thinking skill:
Outcome 3.3.b. Extends initial synthesis, when possible, to a higher level of abstraction to
construct new hypotheses that may required additional information.
Faculty, librarians, and others will find that discussing assessment methods collaboratively is
a very productive exercise in planning a systematic, comprehensive information literacy
program. This assessment program should reach all students, pinpoint areas for further
program development, and consolidate learning goals already achieved. It also should make
explicit to the institution's constituencies how information literacy contributes to producing
educated students and citizens.
Notes
1. American Library Association. Presidential Committee on Information Literacy. Final Report. (Chicago: American Library Association, 1989.)
http://www.ala.org/ala/acrl/acrlpubs/whitepa-
pers/presidential.htm
2. National Research Council. Commission on Physical Sciences, Mathematics, and Applications. Committee on Information Techno logy Literacy,
Computer Science and Telecommunications Board. Being Fluent with Information Technology. Publication. (Washington, D.C.: National Academy Press,
1999) http://www.nap.edu/books/030906399X/html/
3. Several key accrediting agencies concerned with information literacy are: The Middle States Commission on Higher Education (MSCHE), the Western
Association of Schools and College (WASC), and the Southern Association of Colleges and Schools (SACS).
4. Boyer Commission on Educating Undergraduates in the Research University. Reinventing Undergraduate Education: A Blueprint for America's
Page 83
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 83
The information literate student determines the nature and extent of the information needed.
Performance Indicators:
1. The information literate student defines and articulates the need for information.
Outcomes Include:
a. Confers with instructors and participates in class discussions, peer workgroups, and
electronic discussions to identify a research topic, or other information need
b. Develops a thesis statement and formulates questions based on the information need
c. Explores general information sources to increase familiarity with the topic
d. Defines or modifies the information need to achieve a manageable focus
e. Identifies key concepts and terms that describe the information need
f. Recognizes that existing information can be combined with original thought,
experimentation, and/or analysis to produce new information
2. The information literate student identifies a variety of types and
formats of potential sources for information.
Outcomes Include:
Outcomes Include:
a. Reviews the initial information need to clarify, revise, or refine the question
b. Describes criteria used to make information decisions and choices
Standard Two
The information literate student accesses needed information effectively and efficiently.
Performance Indicators:
1. The information literate student selects the most appropriate investigative methods or
information retrieval systems for accessing the needed information.
Outcomes Include:
d. Constructs a search strategy using appropriate commands for the information retrieval
system selected (e.g., Boolean operators, truncation, and proximity for search engines;
internal organizers such as indexes for books)
e. Implements the search strategy in various information retrieval systems using
different user interfaces and search engines, with different command languages,
protocols, and search parameters
f. Implements the search using investigative protocols appropriate to the discipline
3. The information literate student retrieves information online or in person using a variety
of methods.
Outcomes Include:
a. Assesses the quantity, quality, and relevance of the search results to determine
whether alternative information retrieval systems or investigative methods should be
utilized
b. Identifies gaps in the information retrieved and determines if the search strategy
should be revised
c. Repeats the search using the revised strategy as necessary
5. The information literate student extracts, records, and manages the information and its
sources.
Outcomes Include:
a. Selects among various technologies the most appropriate one for the task of extracting
the needed information (e.g., copy/paste software functions, photocopier, scanner,
audio/visual equipment, or exploratory instruments)
b. Creates a system for organizing the information
c. Differentiates between the types of sources cited and understands the elements and
correct syntax of a citation for a wide range of resources
Page 86
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 86
The information literate student evaluates information and its sources critically and
incorporates selected information into his or her knowledge base and value system.
Performance Indicators:
1. The information literate student summarizes the main ideas to be extracted from the
information gathered.
Outcomes Include:
Page 87
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 87
4. The information literate student compares new knowledge with prior knowledge to
determine the value added, contradictions, or other unique characteristics of the
information.
Outcomes Include:
Page 88
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 88
c. Reviews information retrieval sources used and expands to include others as needed
Standard Four
a. Organizes the content in a manner that supports the purposes and format of the
product or performance (e.g. outlines, drafts, story boards)
b. Articulates knowledge and skills transferred from prior experiences to planning and
creating the product or performance
c. Integrates the new and prior information, including quotations and paraphrasings, in
a manner that supports the purposes of the product or performance
d. Manipulates digital text, images, and data, as needed, transferring them from their
original locations and formats to a new context
2. The information literate student revises the development process for the product or
performance.
Outcomes Include:
a. Chooses a communication medium and format that best supports the purposes of the
product or performance and the intended audience
b. Uses a range of information technology applications in creating the product or
performance
c. Incorporates principles of design and communication
d. Communicates clearly and with a style that supports the purposes of the intended
audience
Page 89
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 89
Standard Five
The information literate student understands many of the economic, legal, and social issues
surrounding the use of information and accesses and uses information ethically and legally.
Performance Indicators:
1. The information literate student understands many of the ethical, legal and socio-
economic issues surrounding information and information technology.
Outcomes Include:
a. Identifies and discusses issues related to privacy and security in both the print and
electronic environments
b. Identifies and discusses issues related to free vs. fee-based access to information
c. Identifies and discusses issues related to censorship and freedom of speech
d. Demonstrates an understanding of intellectual property, copyright, and fair use of
copyrighted material
2. The information literate student follows laws, regulations, institutional policies, and
etiquette related to the access and use of information resources.
Outcomes Include:
Page 90
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 90
Page 91
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 91
Page 92
Citing the standards
Information literacy competency standards for higher education. 2000 Chicago: Association
of College & Research Libraries.
Online citation
Information Literacy Competency Standards for Higher Education.
Association of College & Research Libraries, 2000;
http://www.acrl.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf.
Modern Language Association (MLA Style)
Page 93
1. Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih
dahulu? Alasannya kenapa?
2. Ada 3 jenis sumber informasi yaitu primer, sekunder, tersier. Apakah anda tau
mengenai hal tersebut?
3. Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih? Mengapa?
4. Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut?
5. Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang
anda butuhkan?
6. Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara
anda menentukan kata kunci tersebut?
7. Apakah menurut anda kata kunci yang anda gunakan sudah tepat? bagaimana anda
mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum?
8. Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur
informasi dengan kata kunci yang anda tentukan?
9. Berdasarkan apa anda menyaring informasi tersebut?
10. Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda?
11. Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
12. Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama
ini sudah efektif?
13. Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
Page 94
Page 95
Page 96
Page 97
1
Aziz
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“ browsing di google.”
(1/6/2012)
Aziz lebih memilih cara
browsing di internet untuk
mendapatkan informasi.
2
Heni
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“Menelusur ke rak
lansung mencari buku
yang dibutuhkan klo di
sana tidak ada baru
browsing internet.”
(1/6/2012)
Heni lebih menyukai
memanfaatkan koleksi cetak
untuk mendapatkan informasi.
3
Sukarni
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“biasanya saya mencari
informasi dengan cara
mencarinya langsung
ke rak jika tidak
ketemu baru saya
browsing internet.”
(11/6/2012)
Sukarni lebih memilih
memanfaatkan koleksi cetak
untuk mendapatkan informasi.
4
Hendi
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“browsing di google.”
(11/6/2012)
Hendi memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
5
Anis
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“browsing internet.”
(11/6/2012)
Anis memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
6
Muhammad
Choirul Manan
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
”browsing di google.”
(11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
memilih browsing di internet
untuk mendapatkan informasi.
7
Yoga
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“browsing internet.”
(12/6/2012)
Yoga memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
8
Taufik
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“Saya mencari melalui
online, kalau misal
tidak ada baru saya
mencarinya melalui
manual.” (12/6/2012)
Taufik memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena saya sudah
biasa mencari
informasi di internet
menurut saya lebih
cepat dalam
menemukan informasi
yang saya inginkan.”
Aziz lebih cepat dalam
menemukan informasi yang dia
inginkan.
Page 98
(1/6/2012)
2
Heni
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena klo browsing
di internet ada sumber
informasi yang tidak
terpercaya jadi saya
cari dulu di koleksi
yang ada di rak.”
(1/6/2012)
Menurut Heni informasi yang
ada di dalam internet belum bisa
dipercaya keakuratannya.
3
Sukarni
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena saya biasanya
memang jarang
mencari informasi di
internet, soalnya saya
agak bingung karena
banyak sekali informasi
yang muncul jika
mencari di internet.”
(11/6/2012)
Alasan Sukarni adalah dia
menjadi agak bingung jika harus
mencari informasi di internet
karena banyak informasi yang
muncul.
4
Hendi
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“klo di google
menampilkan banyak
informasi jadi saya bisa
mendapatkan banyak
informasi dan bisa
membandingkannya
supaya sesuai dengan
yang saya butuhkan.”
(11/6/2012)
Menurut Hendi lebih banyak
informasi yang muncul jadi dia
bisa dibuat bahan perbandingan.
5
Anis
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena langsung
tertuju pada informasi
yang saya butuhkan.”
(11/6/2012)
Karena menurut Anis dengan
caranya tersebut bisa langsung
tertuju pada informasi yang dia
butuhkan.
6
Muhammad
Choirul Manan
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
”karena lebih praktis
dalam mencari
informasi yang saya
inginkan.” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
merasa caranya lebih praktis
dalam mencari informasi.
7
Yoga
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena lebih cepat
dalam mencari
informasi yang saya
butuhkan.” (12/6/2012)
Menurut Yoga lebih cepat dalam
mencari informasi.
8
Taufik
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
“Saya mencari
informasi dengan cara
online agar lebih
Menurut Taufik caranya lebih
efisien waktu dalam mencari
Page 99
Page 100
Page 102
Indikator: mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis
dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“saya buka satu per
satu.” (1/6/2012)
Cara Aziz menyaring informasi
adalah dengan membuka satu per
satu hasil pencarian informasi
yang muncul.
2
Heni
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“saya membaca sekilas
sedikit pembahasannya
yang tampil sebelum
saya membuka website
yang membahas
informasi yang saya
butuhkan.” (1/6/2012)
Cara Heni menyaring informasi
adalah dengan membaca sekilas
pembahasan yang tampil
sebelum membuka website yang
membahas informasi yang
dibutuhkan.
3
Sukarni
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“dengan melihat sekilas
ide pokok yang
dibahas.” (11/6/2012)
Cara Sukarni menyaring
informasi adalah dengan melihat
sekilas sedikit ide pokok yang
dibahas.
4
Hendi
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“membuka satu per
satu.” (11/6/2012)
Cara Hendi menyaring informasi
adalah dengan membuka satu per
satu hasil pencarian informasi
yang muncul.
5
Anis
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“membaca ulasan klo
misal tepat buka
beberapa sesuai dengan
yang kita cari.”
(11/6/2012)
Cara Anis menyaring informasi
adalah dengan membaca sekilas
ulasannya jika hasilnya tepat
sesuai yang di inginkan maka
dibuka beberapa sesuai yang
dicari.
6
Muhammad
Choirul Manan
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
”membaca ulasannya
sekilas mungkin ada
yang nyambung atau
singkron saya buka tapi
saya tidak hanya
membuka satu tapi
banyak satu per satu
Muhammad Choirul Manan
membaca sekilas ulasannya jika
ada yang sesuai dengan yang
diinginkan langsung dibuka dan
tidak hanya membuka satu tapi
banyak dan akan diseleksi lagi.
Page 103
Page 104
Page 105
Page 106
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
mengkomunikasikan
informasi yang saya
dapat dengan teman-
teman saya.”
(1/6/2012)
kembali informasi yang
diperolehnya.
2
Heni
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“tergantung tugas klo
tugas kelompok saya
komunikasikan sama
teman klo individu ya
buat saya sendiri.”
(1/6/2012)
Heni mengkomunikasikan
kembali informasi jika ada tugas
kelompok saja.
3
Sukarni
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“ya, saya
mengkomunikasikan
kembali .” (11/6/2012)
Sukarni mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.
4
Hendi
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“sebenarnya ada
keinginan untuk
mengkomunikasikan
informasi yang saya
peroleh tapi saya selalu
lupa untuk
mengkomunikasikanya.
” (11/6/2012)
Hendi selalu lupa untuk
memngkomunikasikan kembali
informasi yang diperolehnya.
5
Anis
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“biasanya saya yang
mencari informasi buat
teman-teman jadi saya
sering
mengkomunikasikan
informasi yang saya
dapatkan itu.”
(11/6/2012)
Anis mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.
6
Muhammad
Choirul Manan
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
”sering juga sama
teman-teman dekat.”
(11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
mengkomunikasikan kembali
informasi yang diperolehnya.
7
Yoga
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“Ya, biasanya
informasi yang saya
dapat saya
informasikan ke orang
lain, biasanya informasi
yang baru saya dapat,
saya diskusikan dengan
teman saya.”
(12/6/2012)
Yoga mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.
Page 107
8
Taufik
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“Ya saya
mengkomunikasikan
informasi yang saya
dapat. Siapa tahu
informasi yang saya
dapat tersebut bisa
berguna bagi orang
lain.” (12/6/2012)
Taufik mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“sudah, sejauh ini
efektif karena saya
selalu menemukan
informasi yang
butuhkan.” (1/6/2012)
Aziz menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini sudah efektif karena
informasi yang dibutuhkan
selalu ketemu.
2
Heni
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“belum, karena saya
kadang kesulitan dalam
menemukan informasi
yang saya inginkan.”
(1/6/2012)
Heni menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini belum efektif karena
kesulitan dalam menemukan
informasi yang diinginkan.
3
Sukarni
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“belum, karena saya
masih memerlukan
waktu yang cukup lama
dalam menemukan
informasi yang saya
butuhkan.” (11/6/2012)
Sukarni menganggap
metode/cara dalam penelusuran
informasi selama ini belum
efektif karena membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam
menemukan informasi yang di
butuhkan.
4
Hendi
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“belum, karena saya
masih agak kesulitan
menemukan informasi
yang saya butuhkan.”
(11/6/2012)
Hendi menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini belum efektif karena
masih kesulitan dalam
menemukan informasi yang di
butuhkan.
5
Anis
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“klo menurut saya
sudah tepat
sepengetahuan saya
tapi mungkin ada yang
lebih tepat, dan
menurut saya itu
efektif.” (11/6/2012)
Anis menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini sudah efektif karena
informasi yang dibutuhkan
selalu ketemu.
6
Muhammad
Choirul Manan
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
”belum tau pasti,
memang kebiasan
Muhammad Choirul Manan
belum tahu pasti apakah
Page 108
Page 109
4
Hendi
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“sudah, setiap saya
membuat tugas kuliah
saya selalu
memasukkan darimana
infomasi itu saya
dapatkan.” (11/6/2012)
Hendi sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
5
Anis
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“ya saya selalu
mencantumkan sumber
informasi yang saya
dapat di daftar pustaka
karena dosen selalu
menayakan hal itu.”
(11/6/2012)
Anis sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
6
Muhammad
Choirul Manan
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
”iya saya
mencantumkan sumber
informasi yang saya
dapatkan di daftar
pustaka .” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
sudah mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan informasi
karena selalu mencantumkan
darimana sumber informasi
tersebut didapatkan.
7
Yoga
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“Ya sudah, dalam
melakukan telusur
informasi yang saya
lakukan, saya
mengikuti aturan dan
etika yg berlaku.”
(12/6/2012)
Yoga sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
8
Taufik
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“Saya kira sudah,
karena saya setiap
mengambil/mengutip
informasi dari orang
lain pasti saya kasih
sumbernya darimana
informasi tersebut
didapat.” (12/6/2012)
Taufik sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
Page 110
Page 111
Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F
(Mac) dan gunakan bilah cari.