Anda di halaman 1dari 184

Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Universitas Diponegoro dalam Pengerjaan

Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Universitas Diponegoro dalam Pengerjaan Tugas Kuliah
Berdasarkan Model Big6 Disusun untuk memenuhi tugas UTS matakuliah Literasi Informasi Dosen
pengampu: Yanuar Yoga S.Hum, M.Hum Disusun oleh: Dwiajeng Novanti (13040113130107) Kelas C
ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2015 1 DAFTAR ISI 1.
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i 2. DAFTAR
LAMPIRAN ........................................................................................................................ ii 3. BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1 a. Latar
Belakang .................................................................................................................. 1 4. BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3 a.
Literasi Informasi .................................................................................................................. 3 b. Literasi
Informasi dalam Kurikulum Perguruan Tinggi
.................................................................................................................. 5 c. Mengukur Kemampuan
Literasi Informasi dengan Model Big6
.................................................................................................................. 7 d. Menilai kemampuan
literasi informasi mahasiswa Undip
.................................................................................................................. 12 5. BAB III PENUTUP
........................................................................................................................ 14 a. Kesimpulan
.................................................................................................................. 14 6. DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................................ 15 7. LAMPIRAN 2
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1.1 Gambaran kemampuan literasi informasi mahasiswa Undip 3
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Literasi informasi adalah kemampuan untuk mencari,
menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi. Literasi informasi bukanlah hal baru, ini
sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya sejak informasi mulai berkembang dan terjadinya ledakan
informasi dari hal itu kemampuan menemukan informasi menjadi sebuah tuntutan di era teknologi
dan informasi. Pada era seperti ini jika seseorang hanya mengambil informasi secara mentah-
mentah tanpa ada filter dan pengetahuan tentang relevansi serta isu plagiarism bisa jadi informasi
yang di dapat adalah informasi yang tidak relevan. Literasi berkaitan erat dengan tugas pokok dari
seorang pustakawan, tertutama pada perpustakaan perguruan tinggi. Diharapkan seorang
pustakawan bisa menjadi penyalur ilmu literasi informasi kepada pemustaka, yang nantinya jika
pemustaka sudah terbiasa dengan pencarian 4
informasi akan menjadi lebih kritis dalam mencari informasi ataupun dalam mengatasi
permasalahan serta bisa menambah motivasi belajar mahasiswa tersebut. Namun dalam
perkembangan nanti literasi informasi juga harus diperluas untuk pencarian dokumen teks,
bagaimana cara yang efektif dan efesien untuk menemukan dokumen tekstual diperpustakaan atau
pusat informasi, selanjutnya bisa diintegrasikan dengan menggunakan pencarian sumber informasi
elektronik. Misalnya sumber informasi elektronik seperti e-journal, e-book, serta web. Kemampuan
literasi informasi setiap orang pun berbeda-beda hal ini yang amat sangat memerlukan sebuah
dukungan dan pengajaran dalam hal literasi informasi, jika ini dibiarkan terus menerus nantinya
seorang mahasiswa tidak mengetahui bagaimana mendapatkan informasi yang relevan dan bisa
melakukan plagiarism. Jika seseorang sudah melek informasi akan mudah untuk menjelajahi dan
menelusur informasi yang amat luas, baik pada informasi tercetak ataupun elektronik. ”Termasuk di
dalam keterampilan ini adalah kemampuan mencari informasi, memilih sumber informasi secara
cerdas, menilai dan memilah-milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi
secara etis” (Webber dan Johnston, 2000 dalam Hasugian, 2008). Saat ini lembaga pendidikan juga
telah menuntut untuk setiap anak didiknya mampu dan bisa mencari sumber informasi yang mereka
butuhkan dan sesuai dengan kaidah penggunaan informasi. Untuk itu banyak lembaga pendidikan
yang mulai membangun program literasi informasi. Literasi informasi sendiri merupakan terjemahan
dari information literacy, yang dapat diartikan melek informasi. Penguasaan literasi informasi
amatlah penting dalam proses pembelajaran sehingga menjadi bagian dari program pengajaran.
Penguasaan kompetensi literasi informasi tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang masih
mengikuti perkuliahan tetapi juga bermanfaat di dunia kerja mereka nantinya. 5 BAB II
PEMBAHASAN 1. Literasi Informasi Definisi literasi amatlah banyak dan terus berkembang sesuai
dengan keadaan yang telah berubah seiring perkembangan zaman. Secara umum literasi informasi
adalah melek informasi artinya bahwa kemampuan seseorang untuk mencari, mengevaluasi,
mengevaluasi dan menggunakan informasi secara efektif dan sesuai dengan kaidah penggunaan
informasi. Untuk mencari sebuah informasi bisa dari took buku, perpustakaan, pusat informasi,
ataupun dari sumber elektronik seperti e-jurnal, e-book dll. Literasi yang selalu berkaitan dengan
pencarian informasi guna pembelajaran sepanjang hayat atau life long learning yang biasa didapat
melalui pendidikan formal, karenanya literasi merupakan bagian dari suatu pendidikan dan tidak
dapat dipisahkan dari pembelajaran. Work Group on Information Literacy dari California State
University (dalam Hasugian, 2008) mendefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan untuk
menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dalam berbagai format. Untuk dapat
melakukannya maka 6 pencari informasi harus mampu menunjukkan sejumlah keahlian dalam suatu
proses yang terpadu, yaitu: a. Menyatakan pertanyaan, permasalahan, atau isu penelitian. b.
Menentukan informasi yang dibutuhkan untuk pertanyaan, permasalahan, atau isu penelitian. c.
Mengetahui tempat/letak dan menemukan informasi yang relevan. d. Mengorganisasikan informasi.
e. Menganalisa dan mengevaluasi informasi f. Mensintesa informasi. g. Mengkomunikasikan dengan
menggunakan berbagai jenis teknologi informasi. h. Menggunakan perangkat teknologi untuk
memperoleh informasi. i. Memahami etika, hukum, dan isu-isu sosial politik yang terkait dengan
informasi dan teknologi informasi. j. Menggunakan, mengevaluasi, dan bersifat kritis terhadap
informasi yang diterima dari media massa. k. Menghargai bahwa keahlian yang diperoleh dari
kompetensi informasi memungkinkan untuk belajar seumur hidup (California State University, 2002
dalam Hasugian, 2008). Dari berbagai definisi dan penjabaran tentang literasi, menurut ALA
American Library Association (1989) literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang
dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk
menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.
Sedangkan menurut Doyle (1992), Kemampuan untuk mengakses , mengevaluasi dan menggunakan
informasi dari berbagai sumber. Dalam standart kompetensi literasi informasi menurut ACRL,
seseorang mempunyai kemampuan literasi informasi yang baik jika: 1. Mampu menentukan
informasi dan cakupan yang dibutuhkan a. Mendefinisikan informasi yang dibutuhkan. b.
Mengidentifikasi sumber-sumber serta berbagai macam format dari sumber informasi yang tersedia.
c. Mengevaluasi kembali cakupan kebutuhan informasi yang ingin dicari. 2. Mengakses kebutuhan
informasinya secara efektif dan efesien. a. Menyusun strategi pencarian informasi supaya
menghemat waktu dan biaya. 7 b. Melakukan pencarian sesuai kebutuhan baik secara on-line
maupun tekstual. c. Jika informasi yang dicari belum dapat ditemukan, melakukan perubahan
strategi pencarian. d. Mencatat sumber-sumber informasi yang telah didapat. 3. Mengevaluasi
informasi dan sumber-sumber yang didapatkan secara kritis. a. Menemukan ide utama dari suatu
informasi. b. Membangun konsep dan pemahaman baru dari sebuah informasi. c. Membandingkan
informasi yang didapat dengan informasi yang dimiliki sebelumnya. 4. Menggabungkan informasi
secara efektif. a. Menggabungkan informasi baru dengan gagasan yang dimiliki. b. Mengembangkan
idea tau konsep baru dari informasi yang didapat. 5. Mengetahui isu-isu ekonomi, politik, dan global
secara etis dan legal. a. Mengetahui isu-isu terkini secara global. b. Mengetahui tentang penggunaan
informasi supaya tidak terjadi plagarisme. c. Menghargai sumber-sumber informasi yang telah
digunakan dengan memasukkan identitas sumber informasi kedalam gagasan penulis. (Dalam
hasugian, 2004) 2. Literasi Informasi dalam Kurikulum Perguruan Tinggi Seperti yang sudah di
singgung sebelumnya bahwa literasi informasi sudah menjadi tuntutan bagi civitas akademika, dari
sekian banyak sumber infomarsi sebagian orang mengandalkan perpustakaan sebagai jantungnya
sebuah perguruan tinggi. Namun, jika perpustakaan tidak mampu memenuhi kebutuhan informasi
tersebut kemana mereka harus mencari? Pertanyaan seperti ini tidak akan muncul lagi jika
seseorang telah memiliki kemampuan menelusur informasi dengan baik. Untuk itu, literasi informasi
bisa disebut sebagai kebutuhan pokok para civitas akademika, mulai dari mahasiswa, dosen, laboran
dan staff lainnya. 8 Pada era informasi saat ini, sumber informasi tersebar sangat luas dan sangat
banyak, seringkali seseorang terjebak pada satu sumber informasi yang dimana sumber informasi
tersebut tidak relevan, namun tetap digunakan karena seseorang tersebut menganggap bahwa
informasi yang didapat adalah informasi yang dia butuhkan. Isu-isu seperti ledakan informasi,
merupakan isu yang sudah lama terjadi dan menjadi dilema setiap pencari informasi. Karena,
informasi yang mereka cari seringkali informasi yang tidak jelas dan tidak dari sumber terpercaya.
Dari beragam pilihan sumber informasi, baik tercetak maupun elektronik, gambar, tulisan, video,
suara ataupun visual membuat literasi informasi menjadi bertambah penting, kemampuan untuk
memilah-milah sumber informasi adalah salah satu cara untuk menemukan informasi secara tepat.
Boyer, 1997 (dalam Hasugian, 2008) menyatakan bahwa memberdayakan peran informasi
merupakan tujuan penting dari pendidikan. Ia menyatakan, informasi merupakan sumber yang
sangat berharga. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kemampuan seperti itu tidaklah bisa didapat dengan
instan, perlu banyak pengajaran dan pendidikan tentang literasi informasi. Literasi informasi
berkaitan dengan long life learning atau pembelajaran sepanjang hayat, oleh karena itu kempauan
literasi informasi nantinya tidak hanya berguna saat sedang duduk dibangku akademik namun juga
berguna bagi kehidupan dimasa dating. Memberikan dan memasukan unsure-unsur literasi
informasi pada kurikulum pendidikan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengajarkan
tentang literasi informasi, dari cara ini pengajar baik dosen atau pustakawan bisa terjun langsung
mengenai literasi informasi. Karena tidak semua mahasiswa mendapatkan pengetahuan literasi
informasi tidak jarang dari mereka menggunakan sumber-sumber informasi yang tidak relevan dan
rawan melakukan plagiarism. 3. Mengukur Kemampuan Literasi Informasi dengan Model Big6 9 Ada
banyak model untuk mengukur kompetensi literasi informasi seseorang, namun ada model seringkali
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mencari informasi, yaitu dengan
menggunakan model Big6. Apa itu model Big6? Menurut Eisenberg and Berkowitz (1990) dalam Wolf
(2003), Big6 adalah model literasi informasi untuk memecahkan sebuah masalah dan bagaimana
cara menemukan informasi yang dibutuhkan dan dapat diterapkan untuk segala jenjang usia karena
literasi informasi adalah pembelajaran sepanjang hayat. Berikut merupakan kerangka pemikiran dari
model Big6 (dalam Hedrawan, 2014) 10 Dalam konsep Big6, ada 6 langkah yang harus ditempuh
untuk menemukan informasi secara efektif dan efisien, yaitu: 1. Task definition (Identifikasi tugas)
Pada tahap pertama ini mahasiwa berusaha mencari tahu kebutuhan informasi yang mereka
butuhkan, mengetahui masalah-masalah yang mereka hadapi dengan 2 cara: a. Define the problem
(Mencari tahu masalah) Untuk mencari sebuah informasi, seseorang haruslah kritis dan
mengidentifikasikan masalah yang dihadapi. b. Identify information needed (Mengidentifikasi
informasi yang dibutuhkan) Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan adalah langkah dalam tahap
pertama untuk menemukan apa yang kita cari dan butuhkan dalam bentuk dan format apa informasi
yang kita inginkan. 2. Information seeking strategies (Stategi mencari informasi) Tahap selanjutnya,
menentukan strategi pencarian dan menentukan untuk menjawab masalah yang ada, dengan
menentukan dan menggunakan sumber terbaik yang telah dicari. a. Identify Resource (Identifikasi
Sumber) Mengidentifikasi sumber yang mempunyai potensi untuk menemukan informasi yang
dibutuhkan mulai dari isi, format informasi, search engine yang bisa digunakan, sumber elektronik
maupun tercetak. Adapun sumber- sumber yang bisa didapat menurut Prasetiawan (2012),
diantaranya: 11
NO. Alat/Sumber Informasi / dokumen yang dhasilkan 1. Katalog perpustakaan Koleksi Bahan
Pustaka: Buku, Terbitan Berkala, Laporan, Hasil Konferensi, Koleksi AudioVisual 2. Bibliografi buku
Buku Buku, Laporan, Prosiding, dan terbitan monografi lainnya 3. Abstrak dan indeks Artikel Jurnal,
Laporan, Paper jurnal Konferensi, Beberapa Buku 4. Current awareness Artikel Jurnal,Terbitan
Berkala Lainya services 5. Indeks khusus Laporan, Hasil Konferensi, Thesis, Patents, Standard,
Publikasi yang diterbitkan lembaga Tertentu 6. Institusi atau orang Hampir semua jenis informasi /
dokumen 7. CD-ROM dan Media Hampir semua jenis informasi / dokumen Rekam Lainnya 8. nternet
/ Online Hampir semua jenis informasi / dokumen Databases Berbagai bentuk karya digital seperti e-
journal, e-books, e-articles, dan sebagainya b. Select the best resource (Memilih sumber terbaik)
Setelah menemukan sumber-sumber informasi yang akan digunakan kita harus memilih sumber
informasi yang terbaik agar pencarian informasi lebih efesien dari segi waktu, relevansi, up to date,
dan dari sumber yang terpercaya. 3. Locate and Access (Lokasi dan Akses) Tahap ketiga setelah
menentukan sumber informasi yang akan digunakan kita harus memperhatikan lokasi sumber secara
fisik dan intelektualitasnya dan bagaimana kita menemukan sumber informasi tersebut.
Menggunakan alat bantu pencarian seperti 12 akses internet atau OPAC sebagai alat bantu
pencarian di perpustakaan. a. Locate resource (Lokasi pencarian) Setelah menentukan sumber
informasi yang akan digunakan, lalu dengan bantu seperti internet bisa menemukan informasi yang
dibutuhkan. Misalnya, alat bantu internet – sumber dari e-jurnal – Science Direct – uvntuk mencari
informasi tentang jurnal literasi informasi – format file PDF – Full text. Jika kita sudah menentukan
kerangka pencarian seperti ini maka akan sangat mudah untuk menemukan informasi yang di
inginkan. Hal ini akan melatih diri sendiri untuk semakin fasih untuk menemukan informasi yang di
butuhkan. b. Find information in resource (Menemukan informasi dari sumber) Setelah menentukan
kerangka pencarian seperti sebelumnya tadi, maka langkah selanjutnya adalah menemukan
informasi yang di butuhkan dengan memperhatikan kriteria sumber informasi yang baik yaitu, up to
date, relevan dan dari sumber terpecaya. 4. Use of information (Menggunakan informasi) Tahap ke
empat yaitu menggunakan informasi, dengan memilah-milah informasi dan mendapatkan ide pokok
dari suatu sumber informasi. a. Read, view information – decide which part you want to use ( Baca,
lihat informasi – memutuskan bagian mana yang digunakan atau tidak) Menggunakan informasi yang
telah kita temukan dengan membaca sekilas dan mencari pokok dari inti informasi. Memilah-milah
isi informasi yang akan atau tidak digunakan serta membangun konsep baru dari informasi yang
telah didapat. 5. Synthesis – putting puzzle together (Mensitesakan informasi – menggabungkan
informasi yang telah didapat) 13 Tahap ini merupakan tahap terpenting, karena untuk
menggabungkan suatu informasi dan menggunakan konsep dari orang lain tidaklah bisa
sembarangan, perlu pemahaman supaya tidak terjadi plagarisme. a. Organize resource (Mengatur
sumber) Mengatur sumber yang digunakan dengan menggabungkan gagasan seseorang dengan
tulisan sendiri, mendapatkan garis besar dari sebuah informasi. b. Present the information
(Menyajikan informasi) Menulis dan menggabungkan berbgai macam sumber informasi dan
menjadikannya sumber informasi baru dengan cara kutipan dan menyertakan sumber pada daftar
pustaka. 6. Evaluation (Evaluasi) Mengevaluasi apakah semua pertanyaan sudah semua terpenuhi,
apakah semua jawaban sudah ditemukan semua. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu ditujukan
kepada diri sendiri untuk mengetahui informasi yang dicari sudah cukup, kurang atau tidak sesuai. a.
Jugde the product (Menilai produk – informasi yang ditemukan) Menjawab pertanyaan-pertanyaan
tadi apakah imformasi yang ditemukan sudah cukup, kurang atau tidak sesuai dengan melihat lagi
informasi yang didapat bisa membaca ulang, kembali memilah-milah gagasan yang akan digunakan
atau tidak. b. Jugde the process (Menilai proses – proses mencari informasi) Jika informasi yang
ditemukan masih kurang sesuai maka harus melihat kembali apakah dari mulai proses
mengidentifikasi, mencari, mengevaluasi masih ada kekurangan atau sudah cukup. (Big6.com, 2014)
4. Menilai kemampuan literasi informasi mahasiswa Undip 14 Dari jabaran tentang literasi informasi
dan menilai kemampuan literasi informasi menggunakan Big6 serta mengambil beberapa sampel
mahasiswa Undip dari berbagai jurusan dan fakultas untuk menjadi responden, hasilnya hampir 50%
dari semua responden yang di wawancara (lampiran 1) mengenai cara mencari dan menemukan
informasi masih menggunakan sumber informasi yang tidak relevan bahkan ada diantara responden
yang menganggap semakin banyak informasi tersebut dipublikasikan semakin relevan informasinya
walaupun dari sumber yang tidak jelas. Namun ada juga diantara mereka yang mengerti sumber
informasi yang relevan tapi tidak pergunakan dengan alasan sulit untuk mencari dari sumber
tersebut seperti sumber informasi dari e-jurnal ataupun buku. Pentingnya pengetahuan tentang
literasi informasi ternyata memang sangat dibutuhkan khususnya bagi para mahasiswa agar
mengetahui bahwa informasi dan gagasan seseorang tidak bisa sembarangan digunakan,
keseluruhan respondenpun setuju untuk memasukkan unsur-unsur literasi informasi kedalam
kurikulum mereka. Isu-isu mengenai Hak intelektualitas harus diketahui mahasiswa agar mahasiswa
sebagai kaum terpelajar tidak terjebak dalam masalah HAKI yang memang diatur dalam UU nomor
28 tahun 2014. Para respondenpun ada yang mengetahui tentang pentingnya hak cipta tersebut
namun masih tidak memakai sitasi, ada yang mengetahui tentang hak cipta hanya diberitahu oleh
asisten (asisten praktikum) yang memang dituntun untuk menggunakan sitasi dan sumber informasi
yang terpercaya. 15 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Kurikulum sebagai salah satu sarana masuknya
literasi informasi haruslah ditingkatkan karena ada era informasi seperti ini, kebanyakan dari
mahasiswa ataupun para civitas akademika membutuhkan pengetahuan 16
tentang literasi informasi supaya mereka tidak lagi kebingungan dan terjebak dalam masalah
pencarian dan HAKI. Kemampuan pencarian informasi seseorang memang berbeda-beda tergantung
dari tingkat kebutuhan dan jenis informasi yang ingin dicari, namun hal itu tidak menutup
kemungkinan untuk terus mempelajari literasi informasi sebagai long life learning atau belajar
seumur hidup. Penerapan Big6 dalam pola pencarian informasi juga bisa diterapkan bagi semua
golongan, karena pada dasarnya Big6 dirancang untuk literasi informasi anak umur 12 tahun keatas
yang memungkinkan kita bisa mengikuti bagi para pencari informasi pemula karena kerangka
pencarian yang amat detail dari bagaimana mengidentifikasi masalah hingga kilas balik pencarian
melalui evaluasi. 17 DAFTAR PUSTAKA 1. Doyle, Christina S. 1994. Information Literacy in an
Information Society: A Concept for the Information Age. ERIC Clearinghouse on Information and
Technology, June 1994. 19 May, 2015. http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED372763.pdf 2. Hasugian,
Joner. 2008. Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi.
Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008. 19 May, 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16100/1/pus-des2008- %20%284%29.pdf 3.
Prasetiawan, Iman Budi. 2011. Keberaksaraan Informasi (Information Literacy) bagi SDM Pengelola
Perpustakaan di Era Keterbukaan Informasi. E-prints in Library & Information Science, May 2011. 24
May 2015. http://eprints.rclis.org/17553/ 4. Wolf, Sara. 2003. The Big Six Information Skills As a
Metacognitive Scaffold: A Case Study. School Library Media Research, vol. 6, June 2003. 21 May
2015. http://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/content/aaslpubsandjournals/
slr/vol6/SLMR_BigSixInfoSkills_V6.pdf 5. Jansen, Barbara A. 2005. Task Definition: A Motivating Task
= Eager Learners!. Library Media Connection, February 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 6. Eisenberg, Michael B. 2005. It All Starts with Task
Definition. Library Media Connection, February 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 7. Eisenberg, Michael B. 2005. Stage 2—Information
Seeking Strategies. Library Media Connection, March 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 8. Darrow, Rob. 2005. Big6 Stage 3—Location and
Access Treasure Hunting. Library Media Connection, April/May 2005. 21 May 2015.
http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 18
9. Darrow, Rob. 2005. Meaningful Products: Making the Whole Greater Than the Sum of the Parts,
October 2005. 21 May 2015 http://nmasse.com/courses/ref/big6/big6.htm 10. Hendrawan,
Rosyihan. 2014. Literasi Informasi: Sebuah Pengantar, Slide share, 04 February 2014. 19 May 2015
http://www.slideshare.net/endralife/literasi-informasi-sebuah-pengantar 19
READ PAPER

Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015


1

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT


PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH
Faizza Ummu Uula
*)

, Sri Ati Suwanto


Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,

Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Penelitian ini berjudul “Kemampuan Literasi Informasi di UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan literasi informasi pemustaka UPT

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif dan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5

informan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara tidak terstruktur. Analisis data

dilakukan dengan melakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil keseluruhan

analisis menunjukkan bahwa pemustaka UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah sudah mampu dalam

mengidentifikasi kebutuhan informasi, menentukan sumber informasi, mengevaluasi serta mengolah

informasi yang sudah ditemukan, menggunakan informasi serta mencantumkan sumber informasi yang

digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan kemampuan literasi informasi pemustaka UPT

Perpustakaan Daerah sudah baik.

Kata kunci: Kemampuan literasi informasi, pemustaka, Perpustakaan Daerah Jawa Tengah

Abstract
[The Ability of Information Literacy’s Users in UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah] This research

is entitled "The Ability of Information Literacy’s Users in UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah user".

The goal from this study is identifying the ability of information literacy’s users in UPT Perpustakaan

Daerah Jawa Tengah. The method used is qualitative methods with descriptive research and case studies

with 5 informans. Data collection conducted by observation and unstructure interview. Data analized by

doing data reduction, data presentation and conclusion. All analysis outcome shows that user of UPT

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah have been able to identify the information needed, determine the

information source, evaluate and process the information found, use and also write out the information
sources. So, it can be concluded that their ability of information literacy are good.

Key words: Information literacy, Perpustakaan Daerah Jawa Tengah

1. Pendahuluan

Informasi merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam kehidupan manusia sebagai dasar

pengambilan

keputusan.

Dengan

semakin

berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi,

informasi dapat tercipta hanya dalam waktu singkat dan

dapat diakses dimana saja.Sehingga situasi ini disebut

information overload atau ledakan informasi.

Ledakan informasi adalah suatu situasi di mana

informasi yang tersedia banyak jumlahnya, baik

berdasarkan sumber maupun formatnya. Untuk

mencegah masyarakat terjebak dalam situasi tersebut,

setiap orang harus memiliki kemampuan untuk

mengetahui, mencari, menggunakan serta mengevaluasi

informasi sesuai dengan kebutuhannya. Kemampuan ini

biasa disebut information literacy yang dalam Bahasa

Indonesia lebih dikenal dengan literasi informasi atau

melek informasi. Awalnya istilah literasi hanya diartikan

sebagai melek huruf saja dengan kemampuan dasar yang

harus dimiliki adalah membaca, menulis dan berhitung.

Namun seiring dengan berkembangnya jaman, istilah

literasi berkembang tidak hanya melek huruf namun

juga melek informasi (Sulistyo-Basuki, 2013: 1).

Literasi informasi dapat mendorong seseorang untuk

selalu ingin tahu terhadap segala informasi yang terus

berkembang dan senantiasa mencari kebenaran akan

informasi tersebut karena tidak semua informasi berupa

fakta. Seseorang yang memiliki kemampuan dalam

literasi informasi akan memiliki kemampuan untuk

mengenal kebutuhan informasi, memiliki kemampuan


------------------------------------------------------------------

*) Penulis Korespondensi.
E-mail: faizza.izza@gmail.com

Page 2

Jurnal Ilmu Perpustakaan


Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015
2

untuk menemukan informasi, kemampuan untuk

mengevaluasi serta mampu mengolah informasi untuk

mengambil berbagai keputusan yang tepat sasaran,

kemampuan untuk menggunakan informasi dan

memahami penggunaan sumber dan akses informasi.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat

akan pentingnya kemampuan literasi informasi sebagai

salah satu keterampilan hidup apabila diimbangi dengan

keterampilan dalam akses informasi. Namun pada

kenyataannya tidak semua orang dapat menerima

kemajuan teknologi tersebut. Hal ini, mengakibatkan

ketimpangan dalam akses informasi dimana ketika

seseorang membutuhkan informasi namun tidak

mengerti cara mengaksesnya mengakibatkan dia tidak

mendapatkan apa yang dibutuhkan. Disinilah pentingnya

peran perpustakaan, hadir untuk mengatasi ketimpangan

tersebut.

Perpustakaan sebagai pusat informasi yang dapat

memenuhi kebutuhan informasi berbagai macam lapisan

terutama perpustakaan umum. Dalam Pedoman Umum

Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2001: 6), salah

satu misi perpustakaan umum adalah “mendukung dan

berpartisipasi dalam kegiatan dan program-program

pemberantasan buta huruf (literacy) untuk semua

kelompok usia dan apabila dianggap perlu

memprakarsai kegiatan-kegiatan ini.” Ini artinya

perpustakaan umum berperan penting dalam

membangun kemampuan literasi informasi masyarakat

sebagai sarana lifelong learning

atau sarana
pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat.

Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang

hayat memiliki arti bahwa perpustakaan akan selalu

menyediakan sumber informasi yang takkan pernah

habis. Perpustakaan akan terus berkembang seiring

dengan perkembangan informasi maupun pengetahuan

(Wardhani, 2007: 6).

UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah

merupakan perpustakaan umum sehingga pemustaka

yang berkunjung berasal dari beberapa golongan antara

lain pelajar, mahasiswa, karyawan/pegawai serta

kalangan umum dari berbagai profesi dengan tujuan

yang berbeda-beda pula. Biasanya mereka datang untuk

mencari referensi tugas atau penelitian atau sekadar

membaca guna menambah wawasan. Bahkan ada pula

mahasiswa atau pelajar yang melakukan penelitian atau

magang di UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah.

Selain pengunjung kategori dewasa, UPT Perpustakaan

Daerah Jawa Tengah sering menerima kunjungan anak-

anak dari TK maupun SD untuk mengenal sebuah

perpustakaan.

Pemustaka yang berasal dari berbagai golongan

dengan latar belakang dan tujuan yang berbeda-beda

tentulah kemampuan literasi yang dimiliki tiap

pemustaka berbeda-beda pula. Oleh karena itu, peneliti

mengambil judul penelitian “Kemampuan Literasi

Informasi Pemustaka Di Perpustakaan Daerah Jawa

Tengah”.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

kemampuan literasi informasi pemustaka UPT

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah.

3. Landasan Teori

a. Perpustakaan Umum

Ada beberapa ahli yang mengemukakan

pendapatnya mengenai pengertian perpustakaan


umum.Sutarno (2006: 43) menyatakan bahwa

perpustakaan umum merupakan lembaga

pendidikan bagi masyarakat umum dengan

menyediakan

berbagai

informasi,

ilmu

pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai sumber

belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu

pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Undang-Undang No 43 Tahun 2007

Tentang Perpustakaan Pasal I, pengertian

perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana

pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan

umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status

sosial-ekonomi.

Buku

Pedoman

Umum

Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2001: 4)

menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah

perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman

penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi

semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk

pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya

akan informasi dan bahan bacaan.

Jadi, pengertian perpustakaan umum adalah

perpustakaan yang memberikan layanan kepada

semua lapisan masyarakat untuk melayani

kebutuhan informasi sebagai sarana pembelajaran

seumur hidup (longlife learning).

b. Literasi Informasi

Menurut American Library Assosiation

(2000), literasi informasi adalah serangkaian

kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk


mengenali kapan informasi dibutuhkan dan

memiliki kemampuan untuk menemukan,

mengevaluasi dan menggunakan informasi yang

dibutuhkan secara efektif.

APISI (Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah

Indonesia) dalam Dwiyanto (2007: 1) menyatakan

literasi informasi adalah seperangkat keterampilan

untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah

yang ada.

Page 3

Jurnal Ilmu Perpustakaan


Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015
3

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat

disimpulkan literasi informasi adalah serangkaian

keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam

mengenali, mencari, menemukan, mengevaluasi

informasi yang dibutuhkan serta mampu

mengkonunikasikan dan menggunakan informasi

yang diperoleh secara efektif.

c. Standar Kemampuan Literasi Informasi

ALA (American Library Association)

merumuskan Association of College and Research

Libraries (ACRL) Information Literacy for Higher

Education

dalam Boeriswati (2012) yang

merupakan lima kompetensi agar seseorang

dikatakan literet.

1. Menentukan sejauh mana informasi yang

dibutuhkan.

2. Mengakses informasi yang dibutuhkan

secara efektif dan efisien.

3. Mengevaluasi informasi dan sumbernya

secara kritis.

4. Memasukkan informasi yang dipilih ke


dalam satu basis pengetahuan serta

menggunakan informasi secara efektif

untuk mencapai tujuan tertentu.

5. Memahami isu-isu ekonomi, hukum, dan

sosial seputar penggunaan informasi, dan

akses serta menggunakan informasi secara

etis dan legal.

Australian and New Zealand Institute for

Information Literacy menyebutkan kemampuan

bagi orang yang literat yaitu:

1. mengenali kebutuhan akan informasi;

2. menentukan sejauh mana informasi yang

dibutuhkan;

3. akses informasi secara efisien;

4. kritis mengevaluasi informasi dan

sumber-sumbernya;

5. mengklasifikasikan,

menyimpan,

memanipulasi dan merumuskan kembali

informasi yang dikumpulkan atau

dihasilkan;

6. menggabungkan informasi yang dipilih

ke dalam basis pengetahuan mereka;

7. menggunakan informasi secara efektif

untuk belajar, menciptakan pengetahuan

baru, memecahkan masalah dan membuat

keputusan;

8. memahami isu-isu ekonomi, hukum,

sosial, politik dan budaya dalam

penggunaan informasi;

9. akses dan penggunaan informasi secara

etis dan legal;

10. menggunakan informasi dan pengetahuan

untuk kewarganegaraan partisipatif dan

tanggung jawab sosial.

Standar kemampuan literasi informasi yang


digunakan dalam penelitian ini adalah

1. menentukan kebutuhan informasi;

2. mengakses informasi yang dibutuhkan;

3. mengevaluasi informasi dan sumbernya serta

menggabungkan informasi;

4. menggunakan informasi untuk

5. memahami masalah penggunaan dan akses

informasi secara legal.

4. Metode Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan pendekatan studi kasus. menggunakan jenis

penelitian deskriptif. Sulistyo-Basuki (2006: 110)

menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran

secara utuh mengenai suatu hal yang diteliti dimana

hasil penelitian berupa kata-kata.”

Peneliti

menggunakan desain penelitian kualitatif karena karena

data yang diperoleh berupa data kualitatif yaitu data

berupa transkrip wawancara.

Pemilihan informan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pemilihan informan

berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti

Kriteria informan dalam penelitian ini adalah pemustaka

yang pernah atau sedang memanfaatkan layanan di UPT

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah; minimal berusia 17

tahun; bersedia menjadi informan. Jumlah informan

adalah 5 orang yaitu terdiri dari: 2 orang pelajar; 2 orang

mahasiswa; 1 orang kalangan umum

Teknik pengumpulan data yang dilakukan

pertama kali adalah observasi dan menggunakan teknik

wawancara tidak terstruktur. Setelah proses

pengumpulan data, kemudian data diolah dan dianalisis

untuk disajikan kepada pembaca. Proses analisis data

dimulai dengan proses pengumpulan data, reduksi data

selanjutnya dianalisis. Analisis data yang digunakan


adalah analisis data berdasarkan teori Miles dan

Huberman dalam Sugiyono (2008: 246-253)

mengungkapkan langkah-langkah untuk menganalisis

penelitian ini yaitu reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display) serta penarikan

kesimpulan/verifikasi (conclusion/verification).

5. Hasil dan Pembahasan

a. Mengetahui Kebutuhan Informasi

Informan mahasiswa dan kalangan umum

mengetahui kebutuhan informasinya dengan

cara menentukan terlebih dahulu topik yang

akan dikaji sesuai dengan tugas atau informasi

yang dicari kemudian merumuskan kata kunci

yang akan digunakan untuk penelusuran

Page 4

Jurnal Ilmu Perpustakaan


Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015
4

informasi. Sementara informan pelajar

mengetahui kebutuhan informasi tidak dengan

runtutan

sistematis

seperti

informan

mahasiswa, kebutuhan informasi pelajar

mereka ketahui hanya sebatas informasi apa

yang mereka butuhkan.

b. Sumber Informasi Yang Digunakan

Informan

pelajar

lebih

memilih

menggunakan sumber informasi yang berasal

dari internet karena terkadang mereka malas

membaca buku. Sementara mahasiswa dan


kalangan umum lebih memilih menggunakan

buku, sumber dari internet digunakan hanya

untuk melengkapi jika informasi yang

dibutuhkan dirasa kurang. Mereka terkadang

juga mengikuti seminar untuk menambah

wawasan. Itu artinya informasi dapat diperoleh

dari berbagai sumber baik dari sumber tercetak,

internet maupun bertatap muka secara langsung

dengan ahlinya.

c. Sarana Penelusuran Yang Digunakan

Informan pelajar mencari buku di UPT

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah melalui

OPAC untuk mengetahui dimana letak buku

yang mereka cari. Sementara informan

mahasiswa dan kalangan umum mencari buku

di UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah

langsung menuju rak buku karena sudah

menegathui nomor bukunya. Sementara dalam

melakukan pencarian melalui internet informan

pelajar, mahasiswa dan kalangan umum akan

menggunakan Google search engine dengan

mengetikkan langsung kata kunci di mesin

pencarian tersebut.

d. Sarana Penyimpanan Informasi

Informan pelajar, mahasiswa dan

kalangan umum menyimpan semua informasi

yang mereka temukan jika berasal dari buku

dengan cara difotokopi. Sementara jika sumber

informasi yang diperoleh dari internet,

informan mahasiswa, pelajar maupun kalangan

umum akan menyimpan dengan cara diunduh

kemudian disimpan di laptop maupun di

flashdisk.

e. Mengevaluasi Informasi

Informan pelajar, mahasiswa maupun

kalangan umum sepakat mengevaluasi


informasi dengan melihat kredibilitas penulis.

Karena dengan mengetahui penulisnya maka

sumber

informasi

tersebut

dapat

dipertanggungjawabkan isinya.

f. Mengolah Informasi

Informan pelajar, mahasiswa, maupun

kalangan umum mengolah informasi dengan

cara mengambil poin-poin informasi yang

penting, menggabungkan informasi yang

mereka peroleh dari beberapa sumber

kemudian mengembangkan menggunakan

bahasa mereka sendiri sehingga menghasilkan

pengetahuan yang baru bagi mereka.

g. Menggunakan Informasi

Informan pelajar menggunakan informasi

untuk menyelesaikan tugas serta. Sementara

kegunaan informasi bagi mahasiswa lebih

beragam selain untuk mengerjakan tugas,

menyelesaikan tugas akhir, menambah

wawasan berkaitan dengan informasi terkini.

Sementara informan kalangan umum sarana

hiburan serta sarana memotivasi diri.

h. Menyampaikan Informasi

Informan pelajar, mahasiswa maupun

kalangan umum menyampaikan informasi yang

ia miliki kepada orang lain dengan cara

berdiskusi secara langsung dengan orang lain

dan berbagi informasi menggunakan media

sosial. Hal tersebut dilakukan untuk saling

berbagi informasi dengan orang lain sehingga

dapat menambah wawasan serta pengetahuan.

i. Memahami masalah penggunaan dan akses

informasi secara legal.


Informan pelajar, mahasiswa maupun

kalangan umum menggunakan informasi sesuai

dengan aturan hukum yang berlaku dengan

mencantumkan sumber informasi yang

digunakan dalam tugas maupun karya tulis

mereka. Pencantuman sumber juga dilakukan

untuk menghargai karya ilmiah serta agar

mudah dalam penemuan kembali.

6. Simpulan dan Saran

a. Simpulan

1. Kemampuan menentukan kebutuhan

informasi.

Informan sudah mampu dalam

menentukan kebutuhan informasi. Mereka

mengenali informasi dengan cara

menentukan terlebih dulu topik yang akan

dikaji sesuai dengan informasi yang akan

dicari kemudian menentukan kata kunci

untuk melakukan penelusuran informasi

sesuai dengan topik yang dikaji.

2. Kemampuan mengakses informasi yang

dibutuhkan.

Page 5

Jurnal Ilmu Perpustakaan


Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015
5

Informan sudah mampu dalam

mengakses informasi karena mereka sudah

mengetahui akan sumber tercetak maupun

sumber dari internet. Mereka juga

mengetahui

bagaimana

menemukan

informasi tersebut. Jika ingin mencari buku

di perpustakaan mereka akan mencari


melalui katalog komputer yang disediakan

di perpustakaan. Sementara jika mencari

melalui

internet

mereka

akan

menggunakan search engine Google.

3. Kemampuan mengevaluasi informasi

dan sumbernya serta menggabungkan

informasi.

Informan sudah mampu dalam

mengevaluasi informasi serta sudah dapat

menggabungkan

informasi.

Dalam

mengevaluasi informasi mereka melihat

siapa yang menulis informasi yang

sumbernya mereka gunakan. Karena

dengan mengetahui kredibilitas penulisnya,

isi informasi dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Sementara dalam mengolah

informasi mereka mengambil poin-poin

informasi yang penting, menggabungkan

informasi yang mereka peroleh dari

beberapa

sumber

kemudian

mengembangkan menggunakan bahasa

mereka sendiri sehingga menghasilkan

pengetahuan yang baru bagi mereka.

4. Kemampuan menggunakan informasi.

Informan menggunakan informasi

untuk mengerjakan tugas, skripsi dan

menambah pengetahuan. Semua informan

berusaha untuk menyampaikan informasi

yang ia miliki kepada orang lain. Hal


dilakukan untuk saling berbagi informasi

dengan orang lain sehingga dapat

menambah wawasan serta pengetahuan.

5. Kemampuan memahami penggunaan

dan akses informasi secara legal.

Informan memahami masalah hukum

dalam penggunaan dan akses informasi

secara etis dan illegal sudah baik. Mereka

menggunakan informasi sesuai dengan

aturan hukum yang berlaku dengan

mencantumkan sumber informasi yang

digunakan dalam tugas maupun karya tulis

mereka. Pencantuman sumber juga untuk

menghargai karya ilmiah serta agar mudah

untuk menemukan kembali.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kemampuan literasi informasi pemustaka UPT

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah tergolong sesuai

dengan stamdar kemampuan literasi infotmasi yaitu

menentukan kebutuhan informasi, mengakses

informasi yang dibutuhkan, mengevaluasi informasi

dan sumbernya serta menggabungkan informasi,

menggunakan informasi, memahami masalah

penggunaan dan akses informasi secara legal yang

dirumuskan oleh ACRL (Association of College and

Research Libraries) Information Literacy for

Higher Education.

b. Saran

1. Pemustaka perlu mengembangkan dan

meningkatkan

kemampuan

literasi

informasi yang terdapat dalam 5 standar

Association of College and Research

Libraries (ACRL) Information Literacy for

Higher Education.
2. Semakin meningkatnya teknologi dan

informasi, pemustaka dituntut untuk lebih

meningkatkan

kemampuan

dalam

memanfaatkan teknologi tersebut guna

memudahkan dalam mengakses informasi

agar dapat sesuai dengan kebutuhan dan

tepat guna.

3. Perlu mengadakan bimbingan pemakai

dengan mengenalkan konsep literasi

informasi kepada pemustaka. Hal ini

dilakukan agar pemustaka lebih mengenal

standar kemampuan literasi informasi.

Daftar Pustaka

American Library Association. 2000. Information

Literacy

For

Higher

Education.

http://www.ala.org/acrl/sites/ala.org.acrl/files/con

tent/standards/standards. pdf. Diakses tanggal 21

September 2013.

Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. 2011. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI.

Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta:

Wedatama Widya Sastra.

Sulistyo-Basuki. 2013. “Literasi Informasi dan Literasi

Digital”. Dalam Bunga Rampai Literasi

Informasi. Jakarta: PDII LIPI

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No.43 Tahun 2007

Tentang Perpustakaan.

Wardhani, Eka. 2007. “Perpustakaan Sebagai Tempat.

Pembelajaran Seumur Hidup ("Life Long


Learning")”. Dalam Visi Pustaka Vol. 9 No. 3,

Desember

2007.http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.a

Page 6

Jurnal Ilmu Perpustakaan


Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015
6

spx?id=16 (Diakses pada tanggal 6 November

2013).

Berikut ini adalah versi HTML dari file http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-


ln8d2e477d35full.pdf. Google membuat versi HTML dokumen secara otomatis saat kami meng-crawl
web.

Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F
(Mac) dan gunakan bilah cari.

Page 1

Literasi Informasi Mahasiswa Teknik


1

Ludfi Zahroun Naghfiroh


2

ABSTRAK
Teknik merupakan bidang keilmuan yang berkembang cepat akibat kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertumbuhan informasi digital yang terus berkembang
sehingga menimbulkan ledakan informasi (information exploition) serta permintaan
pekerjaan untuk para lulusan teknik menurut survey dari American Society for
Mechanical Engineers menunjukkan bahwa banyak permintaan untuk lulusan teknik
namun yang mejadi kendala adalah kemampuan para mahasiswa teknik dalam
memecahkan masalah dengan tepat. menjadi alasan peneliti mengkaji kemampuan
literasi informasi pada mahasiswa teknik. Selain itu jumlah penelitian literasi di Asia
dari tahun 2010 hingga 2014 sudah terdapat sekitar 765 penelitian mengenai literasi
informasi. Sebelumnya penelitian literasi informasi sudah dikaji oleh Ali Rosmah, dkk
pada tahun 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Information literacy Skills of
Engineering Students di University of Malaya, hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik adalah masih rendah dan perlu
ditingkatkan lagi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan
teknik pengambilan purposive sampling. Sampel diambil dari jumlah populasi
mahasiswa teknik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebanyak
100 responden yang mana penentuan responden melalui kriteria yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini digunakan konsep dari Association of Colleges and Research
Library (ACRL) Information Literacy Competency Standard for Higher Education,
dengan menggunakan 5 standar pengukuran yakni : Standar I Menentukan Sifat dan
Tingkat Informasi yang Dibutuhkan. Standar II Mengakses Informasi yang dibutuhkan
secara Efektif. Standar III Mengevaluasi informasi dan menjadikannya basis
pengetahuan. Standar IV Menggunakan Informasi secara Efektif. Standar V
Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan SPSS 23. Berdasarkan analisis dari lapangan diketahui kemampuan
literasi informasi para mahasiswa teknik di ITS Surabaya. Menurut standar kemampuan
literasi informasi mahasiswa teknik di ITS berada pada kategori sedang. Standar
kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik di ITS berada pada kategori sedang.
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data menggunakan 5 standar menunjukkan
bahwa literasi informasi mahasiswa teknik pada standar I menunjukkan skor 5,2 berada
dalam kategori tinggi, standar II menunjukkan skor 4,89 berada dalam kategori sedang,
standar III menunjukkan skor 5,06 berada dalam kategori sedang, standar IV
menunjukkan skor 5,10 berada dalam kategori sedang, standar V menunjukkan skor 5,0
1 Diambil dari judul skripsi yang berjudul “Literasi nformasi Mahasiswa Teknik”

2 Korespodensi : Ludfi Zahroun Naghfiroh, Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya, No.Telp. :

085785143113 , Email : ludfizahroun@rocketmail.com

Page 2
berada dalam kategori sedang. Jadi skor keseluruhan adalah 5,05 yang mana literasi
informasi mahasiswa masih berada dalam kategori sedang sehingga memerlukan upaya
untuk meningkatkannya. Dan untuk meningkatkannya diperlukan sinergitas peran dari
pustakawan, perguruan dan para mahasiswa dalam menerapkan kurikulum pendidikan
berbasis literasi di institut.
Kata kunci : informasi, literasi informasi, mahasiswa teknik, perguruan tinggi
ABSTRACT
Technique is a scientific department that is growing fast due to advances in
technology and science. The growth of digital information continues to grow, causing
an explosion of information (information exploition) as well as the demand for jobs for
the graduates of engineering , according to a survey from the American Society for
Mechanical Engineers shows that a lot of demand for engineering graduates but is
becoming a constraint is the ability of engineering students in problem solving. The
reason of researcher examined the information literacy skills of engineering students. In
addition the number of research literacy in Asia from 2010 to 2014 there were already
about 765 research on information literacy. Previous research information literacy has
been reviewed by Rosmah Ali, et al in 2010 in a research entitled Information literacy
Skills of Engineering Students at the University of Malaya, the results showed that the
information literacy skills of engineering students is still low and needs to be increased
again.
This research uses descriptive quantitative research sampling technique is
purposive sampling. Samples were taken from the population of engineering students at
the Institute of Technology (ITS) Surabaya 100 respondents which determine the
respondents through predefined criteria. This study used the concept of the Association
of Colleges and Research Library (ACRL) Information Literacy Competency Standards
for Higher Education, using the measurement standard 5: Standard I Determining the
nature and level of information required. Standard II Accessing Information needed
Effectively. Standard III Evaluating information and making the knowledge base.
Standard IV Effective Use of Information. Standard V Use of Information by the Ethical
and Legal. Data processing was performed using SPSS 23. Based on the analysis of an
unknown field of information literacy skills of engineering students at ITS Surabaya. By
the standards of information literacy skills of engineering students at ITS middle
category. Standard information literacy skills of engineering students at ITS middle
category. Based on the analysis and interpretation of data using a standard 5 shows that
engineering students in information literacy standard I showed a score of 5.2 in the high
category, standard II shows score is 4.89 in medium category, the standard III showed a
score of 5.06 is in the medium category, the standard IV shows score 5.10 in a medium
category, the standard V shows 5.0 scores are in the medium category. So overall score
is 5.05 which the score of information literacy of students engineerings are still in the
medium category that requires effort to improve it. And to increase the ability is

Page 3

synergy between the role of librarians, academics and students in implementing literacy-
based education curriculum at the institute.
Keywords: information, information literacy, an engineering student, institute
Pendahuluan
Literasi informasi sudah mulai banyak dikaji pada dewasa ini. Dimana
literasi informasi dikaji dengan beberapa seperti literasi dikalangan dosen, siswa
sekolah dasar, remaja, pemustaka hingga pustakawan. Dalam penelitian ini akan
mengkaji literasi informasi di kalangan mahasiswa teknik. Studi literasi ini perlu
dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan literasi para mahasiswa
teknik. Penelitian dari Nazim, Mohammad dan Ahmad Moin dalam
penelitiannya yang berjudul Research Trends in Information Literacy : A
Bibliometric Study menunjukkan bahwa kajian literasi sudah banyak dilakukan
terbukti dengan adanya penelitian di bidang bibliometrik mengenai jumlah
penelitian literasi di Asia dari tahun 2010 hingga 2014 sudah terdapat sekitar
765 penelitian mengenai literasi informasi dengan China yang memiliki
kontribusi paling besar dalam kajian tersebut.
Saat ini penelitian mengenai literasi mahasiswa sudah banyak dilakukan,
namun mayoritas peneliti terdahulu mengkaji mengenai literasi informasi di
kalangan mahasiswa sosial (lihat Vitahandarini 2012 dan Rachmawati 2009).
Dan di Indonesia sendiri masih sedikit dijumpai penelitian literasi informasi di
kalangan mahasiswa teknik. Selain sedikitnya kajian mengenai literasi informasi
di kalangan mahasiswa teknik, menurut penelitian dari Ali Rosmah dkk dalam
penelitiannya mengungkapkan adanya permintaan yang tinggi terhadap
pekerjaan profesional maupun non-profesional terhadap sumber daya manusia
berlatar belakang teknik. Survei dari American Society for Mechanical
Engineers menunjukkan semakin banyaknya permintaan dari dunia internasional
terhadap lulusan mahasiswa teknik namun mereka khawatir terhadap kualitas
sumber daya dalam menghadapi produk konsumen, dan keputusan para
profesional dibidang teknik dalam memberikan solusi atas permasalahan
infrastruktur
Lebih daripada itu teknik merupakan bidang pengetahuan yang
perkembangannya cukup cepat, karena bidang ini tidak bisa terlepas dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini dibuktikan dengan kehidupan
sehari – hari manusia yang tidak terlepas dari teknologi. Dengan demikin
mahasiswa teknik penting untuk dibekali kemampuan literasi informasi untuk
memperbaiki basis pengetahuan yang berguna untuk menunjang usaha
profesional akademiknya. Perkembangan kemampuan kemampuan literasi
informasi mahasiswa teknik tidak bisa terlepas dari kemampuan membaca,
menulis, memahami dan mengungkapkan kembali sebuah informasi dari
berbagai media, entah itu cetak maupun elektronik. Namun fenomena yang

Page 4

terjadi di masyarakat bahkan di lingkungan akademis belum terjadi budaya


membaca, masyarakat lebih cenderung menyukai mendengar. Hal ini terlihat
dari survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik Jawa Timur pada tahun 2014
bahwa pada tahap membaca, budaya membaca yang masih berada dibawah
budaya menonton tv. Budaya membaca surat kabar setiap hari 87,48 % dari
total penduduk kemudian budaya menonton televisi 94,80%. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya dalam masyarakat khususnya di provinsi Jawa
Timur masih didominasi oleh budaya menonton televisi. Masyarakat di Jawa
Timur masih menjadikan televisi sebagai sumber utama dalam mendapatkan
informasi. Namun fakta terbalik terkait angka melek huruf Jawa Timur pada 5
tahun terakhir menunjukkan peningkatan dari presentase 87,80 % dari tahun
2009 hingga pada tahun 2013 mencapai 90,49 %.
Dalam kegiatan pencarian informasinya mayoritas mahasiswa
menggunakan media perpustakaan dan internet. Dan ketika memenuhi
kebutuhan informasi di perpustakaan, hal pertama yang dilakukan oleh
mahasiswa ketika melakukan pencarian informasi di mesin pencari yang
diketikkan adalah judul 63,5% dan pilihan kedua adalah nama pengarang
sebanyak 59,5%.
3

Diakui oleh mahasiswa bahwa penelusuran informasi


berdasarkan dua titik akses tersebut dirasa paling mudah dan ketepatannya lebih
tinggi. Selain menggunakan perpustakaan, mahasiswa juga mengandalkan
alternative pencarian dari internet untuk memenuhi tugas – tugasnya didukung
dengan karakteristik net gen yang melakukan penelusuran informasi bersifat
interaktif, memperoleh sumber informasi dari berbagai media dan
memperlihatkan suatu prefensi terhadap informasi yang visual dan grafis
4

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ali, Rosmah.dkk yang berjudul


Information Literacy Skills of Engineering Students dengan respondennya adalah
mahasiswa teknik tingkat diploma pada tahun 2010 yang menggambarkan
kemampuan literasi mahasiswa teknik.
5

3Jonner, Hasugian. 2003. Library Skills and Computer Literacy Mahasiswa Baru Penggunaa

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Menunjukkan sebagian besar responden


(77,6%) dari 95 responden menunjukkan bahwa mereka tidak dapat
membedakan antara penulis, judul dan subjek pencarian. Kemudian dalam
pencarian di internet hanya 26,5% yang mengetahui adanya fungsi booleon.
Kemudian dalam akses jurnal sebanyak 75,5% menggunakan google tanpa tahu
bahwa jurnal bisa diakses melalui database perpustakaan. Lalu 85,7% tidak
mengetahui format penulisan sitasi. Studi ini mengidentifikasi keterampilan
literasi informasi bahwa mahasiswa perlu untuk memperbaiki. Ini termasuk
mengidentifikasi strategi pencarian yang paling efisien, mengevaluasi informasi
4 Dresang, Eliza T., Koh, Kyungwon. 2009. Radical Change Theory, Youth Information

Behavior, and School Libraries. Tersedia di https://www.ideals.illinois.edu/handle/2142/15294 .


5Ali, Rosmah. Op.cit, 2010, hlm 6

Page 5

internet dan website, serta menggunakan informasi secara etis. Jurnal ilmiah
yang bersumber dari internet dalam tugas mereka terbilang sedikit. Pemeriksaan
bibliografi menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak menyadari
format yang tepat dari kutipan. Penelitian Ali.dkk menunjukkan bahwa
kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik masih terbilang rendah dan
mereka tetap mengandalkan internet sebagai sumber utama pencarian informasi.
Berdasarkan penelitian Ali dkk tersebut tidak heran apabila mahasiswa
lebih cenderung menggunaan internet karena penggunaan internet secara
produkif di Indonesia ditunjukkan dari survei yang dilakukan World Internet
Usage Statistic tahun 2014 menyebutkan Indonesia masuk peringkat 13 dengan
sebanyak 42.258.824 dari 252 juta penduduknya. Dengan pertumbuhan 9% dari
tahun 2013.
6

Peringkat kelima di Asia setelah India, Rusia, Nigeria, Korea


Selatan kemudian Indonesia. Memang Menkominfo sedang mengejar target
yang ditetapkan oleh Millenium Goals Development yaitu penggunaan internet
pada negara berkembang mampu mencapai 50% dari total penduduknya.
7

Sedangkan diluar negeri, beberapa perguruan tinggi di negara di Eropa,


Amerika Utara, Otarlio Kanada dan Australia sudah memahami pentingnya
pendidikan literasi bagi mahasiswanya, sehingga pustakawan di negara – negara
tersebut ikut berperan membuat standard dan program mengenai literasi
informasi bagi mahasiswa. Sedangkan negara – negara di Asia belum ada
Penggunaan internet di kalangan mahasiswa sendiri dapat dilihat dari survey
yang dilakukan oleh Markplus & Co dan majalah SWA pada fakta lapangan
menemukan bahwa pengakses internet dikalangan mahasiswa / siswa sebesar
33%, lalu didukung pula oleh survei Yahoo! Bahwa di Indonesia kelompok usia
remaja 15 – 21 tahun mendominasi penggunaan internet sebanyak 64% dari total
keseluruhan pengguna internet di Indonesia.
Namun data yang fantastis mengenai penggunaan internet di Indonesia
tidak sebanding dengan data yang ditunjukkan oleh Penelitian yang dilakukan
oleh Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan
bahwa budaya literasi pada masyarakat Indonesia pada tahun 2012 terbilang
mengecewakan karena Indoensia menduduki urutan nomor dua dari bawah dari
65 negara. Justru Vietnam berada pada urutan 20. Dan pada riset lima tahunan
yang diadakan dalam Progress in International Reading Literacy Student
(PIRLS) yang melibatkan para siswa di Indonesia juga menyebutkan bahwa
Indonesia berada di posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel. Dari data
statistik UNESCO pada tahun 2012 menyebutkan bahwa indeks minat baca di
Indoensia baru mencapai 0,001 yang artinya dari setiap 1000 penduduk
Indonesia hanya satu orang saja yang memiliki minat baca tinggi. Data dari
UNDP juga ironis dengan menyebutkan bahwa angka melek huruf orang dewasa
di Indonesia hanya 65,5% saja sedangkan Malaysia mencapai 86,4 %
7 http://kominfo.go.id/

Page 6

penerapan pendidikan berbasis literasi bahkan di negara Hongkong. Alasan


mengapa program literasi penting bagi mahasiswa salah satunya adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan informasi. Sebagai
konsekuensinya maka informasipun berkembang sangat cepat sehingga terjadi
adanya ledakan pengetahuan yang menimbulkan ledakan informasi (information
exploition)
8

Pernyataan dari Ali, Rosmah (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan


mengenai teknik adalah bidang yang cepat berkembang sebagai akibat dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertumbuhan informasi digital yang
berfokus pada pembelajaran seumur hidup, lalu permintaan pekerjaan yang
tinggi akan profesional di bidang teknik sehingga mahasiswa teknik harus
memiliki kemampuan akan literasi informasi yang tinggi untuk menghasilkan
ketepatan dalam karya rekayasanya serta berguna untuk pembelajaran seumur
hidupnya nanti (lifelong learning). Kemampuan literasi informasi bagi
mahahsiswa teknik sangat dibutuhkan untuk proses kehidupan yang selanjutnya,
terutama dalam dunia akademik untuk menghasilkan karya – karya yang
memiliki kebermanfaatan untuk masa mendatang.
Juga karena tersedianya database dengan kapasitas besar dan tak
terbatas dalam jaringan internet menyebabkan banyak bermunculan website
serta sumber informasi dalam jumlah sangat besar. Kemudian yang terjadi
adalah munculnya informasi – informasi baru dalam frekuensi waktu yang relatif
cepat dan hal inilah yang mengakibatkan ledakan informasi (information
exploition). Akibat adanya information exploitation tersebut mahasiswa harus
memiliki kemampuan evaluasi dalam menggunakan sumber informasi melimpah
ruah yang bersumber dari internet. Penyebaran informasi melalui internet
menimbulkan beberapa dampak di lingkungan mahasiswa salah satunya
plagiarisme, seperti riset yang dilakukan oleh Pew Research Center terkait
plagiarisme dikalangan mahasiswa menunjukkan sebanyak 89% dari 1550
responden melakukan plagiarisme dengan didominasi internet sebagai medianya.
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih belum mengerti bahwa sumber
informasi dari internet tidak semuanya bisa dijadikan sebagai refrensi untuk
pembelajaran. Kemampuan untuk menyaring informasi menjadi penting untuk
menghindari hal – hal terkait plagiarisme.
9

Fakta – fakta diatas menunjukkan bahwa pesatnya produksi informasi


justru tidak memudahkan mahasiswa mendapatkan informasi secara tepat dan
tepat, untuk itu penting itu memiliki kemampuan literasi informasi pada
mahasiswa pada masing – masing individu untuk pengerjaan tugas perkuliahan,
proses pembelajaran, penelitian . Semuanya memerlukan proses dengan semakin
banyaknya informasi yang diproduksi secara aktif. Dengan memiliki
Untuk itulah peneliti tertarik
untuk meneliti kemampuan literasi informasi dikalangan mahasiswa teknik.
8 Subekti, Priyo dan Yusup Pawit M. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group. hlm, 7

9Ali, Rosmah dkk..op.cit 2010 hlm 3 .


Page 7

kemampuan literasi informasi, mahasiswa akan memiliki kebiasaan membaca,


memperdalam informasi yang dibutuhkan hingga mampu mengkomunikasikan
pengetahuannya yang akhirnya bisa membentuknya menjadi pembelajar
sepanjang hayat (lifelong learner). Salah satu ketrampilan penting yang harus
dimiliki mahasiswa dalam pendidikan tinggi adalah kemampuan belajar seumur
hidup dan literasi informasi informasi merupakan salah satu cara yang efektif
untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Dalam pembelajaran seumur
hidup diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan membaca, menulis dan
berbicara serta menyadari pentingnya memiliki pengetahuan yang mumpuni dan
kemampuan mengaorganisir informasi yang dimilikinya. Karena sebagian besar
waktu dari mahasiswa teknik adalah melakukan rekayasa maka mahasiswa
teknik harus memiliki kemampuan literasi informasi untuk menunjang
keberhasilan pengambilan keputusan dalam praktek rekayasanya.
10

Metode dan Prosedur Penelitian


Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rachmawati
di tahun 2009 dengan judul penelitian “Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya (Studi Deskriptif
mengenai Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga Surabaya” yang mengkaji kemampuan literasi mahasiswa
program studi sosial, maka pada penelitian kali ini akan mengkaji sejauhmana
kemampuan para mahasiswa teknik. Masih sedikitnya penelitian mengenai
literasi informasi yang berfokus pada mahasiswa teknik yang dilakukan didalam
negeri juga menjadi alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Dari
latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai literasi
informasi dikalangan mahasiswa teknik dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan format
penelitian deskriptif survei. Pendekatan penelitian ini dipilih karena penelitian
kuantitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang menggunakan
pengukuran objektif dan analisis data menggunakan analisis statistik dari data –
data yang berupa angka dalam memahami suatu fenomena yang terjadi (Donald
dkk: dalam buku Introduction research in educaton, 22). Sedangkan penelitian
deskriptif karena bertujuan untuk melakukan eksplorasi dan klarifikasi atas suatu
fenomena atau kenyataan sosial, dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berhubungan dengan masalah dan unit yang akan diteliti.
11

10 Wertz, Ruth.dkk. 2011. Assessing Engineering Students' Information Literacy Skills: An lpha

Version of a Multiplechoice Instrument. Tersedia di

Dari pendapat
diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini tidak bermaksud mencari hubungan
https://scholarship.rice.edu/bitstream/handle/1911/77641/2013_ASEE_Assessin%20Spectrum%

20of%20Global%20Competencies.pdf?sequence=1&isAllowed=y

11 Faisal, Sanapiah. l990.Format-Format Penelitian Sosial : Dasar – dasar dan Aplikasi. Jakarta:

Rajawali Pers.hlm,20

Page 8

antar dua variabel ataupun membangun atau mengemabangkan dari teori yang
sudah ada. Namun menjelaskan suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan
kelompok sosial. Hal serupa juga dinyatakan oleh Morissan bahwa tujuan dari
penelitian deskriptif yaitu untuk menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu.
12

Populasi mahasiswa teknik di ITS Surabaya sebanyak 24.600


mahasiswa dengan jumlah jurusan sebanyak 15 jurusan teknik yakni S1 Tekni
Mesin, S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Fisika, S1 Teknik Kimia, S1Teknik
Industri, S1 Teknik Multimedia dan Jaringan, S1 Teknik Sipil, S1 Teknik
Lingkungan, S1 Teknik Geodesi, S1 Teknik Geofisika, S1 Teknik Kelautan, S1
Tekik Perkapalan, S1 Teknik Sistem Perkapalan, S1 Teknik Informatika.
Dan
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan literasi informasi dan
bagaimana cara yang telah mereka lakukan dalam mengembangkan kemampuan
literasi informasi di kalangan mahasiswa teknik Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya (ITS).
Pada penelitian ini, teknik penarikan sampel dilakukan secara non-
random sampling dengan teknik purposive sampling (sampel terpilih). Pada tipe
penarikan sampel ini, resonden atau elemen unit sampel dipilih berdasarkan
kriteria tertentu. Sampel dipilih dengan menggunakan tipe penarikan sampel -
non-probabilitas, dimana unit elemen yang hendak diteliti dipilih berdasarkan
pertimbangan peneliti dan seberapa penting unit elemen tersebut sehingga dapat
mewakili keseluruhan populasi (Earl. 1989). Adapun kriteria yang ditetapkan
dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang sudah menjalani minimal empat
semester perkuliahan yakni mahasiswa pada angkatan 2014, 2013 dan 2012,
dengan asumsi bahwa mahasiswa yang telah menjalani perkuliahan dalam kurun
waktu tertentu sudah melakukan pencarian tugas dari perpustakaan dan
pencarian dari internet. Lalu mahasiswa tersebut memiliki pemahaman
mengenai literasi informasi dibandingan mahasiswa baru.
13

Metode pengumpulan data merupakan bagian instrumen penelitian yang


menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian.
Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Yamane.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Yamane maka ditentukan
jumlah sampel penelitian sebesar 98 responden. Jadi sampel diambil berdasarkan
kriteria yan telah disebutkan sejumlah 98 mahasiswa pada lokasi penelitian yang
telah ditentukan.
14

12Morissan. 2005.Metode Penelitian Survei. Jakarta : Kencana Penada Media Group. Hlm, 22

13Data dari Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan ITS mengenai Mahasiswa Aktif per

Maret 2016.

14Bungin., op.cit. hlm 133

Teknik pengumpulan data


dilakukan dengan mengumpukan data primer, data sekunder dan observasi.

Page 9

Proses pengolahan data dilaksanakan setelah data terkumpul. Pada


penelitian ini pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : editing,
coding dan tabulating.
15

1. Pemeriksaan Data (Editing)


Langkah pertama dalam pengolahan data adalah melakukan pemeriksaan data
(editing) untuk mengetahui apakah data yang telah terkumpul tersebut valid.
Pemeriksaan data ini bertujuan untuk memperoleh jawaban yang jelas, bisa
dibaca, relevan serta tepat sesuai dengan kuesioner yang telah diberikan kepada
para responden. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini antara lain
kelengkapan jawaban, kejelasan tulisan, kejelasan makna jawaban, konsistensi
kesesuaian jawaban antar pertanyaan, relevansi jawaban serta keseragaman
kesatuan data.
2. Pembuatan Kode (Coding)
Proses selanjutnya setelah pemeriksaan data adalah pembuatan kode (coding).
Pembuatan kode dilakukan untuk menyederhanakan data yakni memberi simbol
pada tiap jawaban atau mengklasifikasi jawaban dengan responden atas suatu
pertanyaan menurut macamnya dengan cara menandai masing – masing jawaban
dengan kode tertentu. Jadi coding merupakan suatu proses dimana pertanyaan –
pertanyaan dan jawaban – jawaban diubah menjadi angka yang bisa dihitung.
Setelah diberikan skor pada tiap – tiap jawaban responden, selanjutnya
memberikan kategori terhadap tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa
teknik. Tingkat kemampuan dikategorikan menjadi tiga tingkat yakni tinggi,
sedang dan rendah. Dan diberikan perhitungan rumus interval skala likert antar
kategori :
Berdasarkan perhitungan diatas maka ditetapkan kategori tingkat
kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik sebagai berikut :
Tabel 1.2 Tabel Kategori Skor
Kategori
Skor
Tinggi
5,2 – 7,2
Sedang
3,1 – 5,1
Rendah
1–3
Tinjauan Pustaka
Literasi Informasi di Kalangan Mahasiswa Teknik
15Sutinah, op.cit hlm 93-96

Page 10

Konsep literasi informasi pertama kali d prakarsai oleh Paul Zurkowski


pada tahun 1974 dalam pengajuan proposalnya kepada National Comissions on
Libraries and Information Science (NCLIS) yang mendefinisikan literasi
informasi sebagai orang yang terlatih dalam penerapan sumber daya informasi
untuk pekerjaan mereka bisa disebut kemahiran informasi. Mereka telah belajar
teknik dan keterampilan untuk memanfaatkan berbagai alat informasi serta
sumber utama dalam cetakan informasi - solusi untuk masalah mereka.
16

Sedangkan menurut Dctionary Library and Infrmation Science adalah


kemampuan dalam menentukan informasi yang dibutuhkan termasuk
pemahaman bagaimana perpustakaan diatur, mengenali sumber informasi
(termasuk format dan alat penelusuran informasi) dan ilmu pengetahuan dan
teknik yang dibutuhkan, selain itu juga mencakup kemampuan untu
mengevaluasi isi informasi secara kritis dan menggunakannya dengan efektif.
17

Kemudian seiring perkembangan konsep literasi informasi, definisinya pun


semakin beragam tergantung pada subjek penelitiannya, Hepworth yang
merupakan salah satu anggota Chartered Institute of Library and Information
Professionals (CILIP) mendefinisikan literasi informasi pada kalangan
pendidikan tinggi sebagai kemampuan mahasiswa secara mandiri dalam mencari
informasi dan menggunakannya dengan tepat dan sesuai dengan etika informasi
akademik.
18

Literasi informasi dikalangan mahasiswa teknik sebelumnya sudah dikaji


oleh Wertz, Ruth.dkk. dalam penelitiannya yang berjudul Assessing Engineering
Students' Information Literacy Skills: An lpha Version of a Multiplechoice
Instrument pada tahun 2011. Dalam penelitian tersebut mengkaji mengenai
kemampuan literasi mahasiswa teknik yang dilakukan dengan metode penelitian
kualitatif pada mahasiswa tahun angkatan pertama yang menjadi sampel
penelitian, metode pengambilan sampel dilakukan dengan wawancara satu
persatu mahasiswa . Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa sebesar 92%
mahasiswa teknik di angkatan tahun pertama memiliki kemampuan literasi
informasi yang lemah hal ini dikarenakan tidak terdapat pendidikan literasi dari
sekolahnya terdahulu dan universitas tidak menyediakan pendidikan literasi.
Dan pemenuhan kebutuhan informasinya, sebagian besar mahasiswa puas
dengan mengandalkan internet
19

16 Eisenberg,. Op.cit., hlm 6

17 Dictionary for Library and Information Science. 2004. Ebook., hlm 356

. Didukung pula penelitian dari Leckie pada


tahun 1999 yang menunjukkan kemampuan literasi informai mahasiswa sains
18Hepworth. 2009. Information Literacy in Higher Education.

Tersedia di :

http://www.informationliteracy.org.uk/sectors/il-higher-education/

19 Ibid. hlm 3

Page 11

dan teknik semakin menurun dari tahun ke tahun, sebanyak 80% dari 232
mahasiswa mengaku jarang memanfaatkan perpustakaan
20

Kemudian penelitian mengenai literasi informasi dilakukan oleh Ali,


Rosmah dkk. Dalam penelitiannya yang berjudul Information Literacy Skills of
Engineering Students pada tahun 2010 dengan sampel seluruh mahasiswa teknik
jenjang diploma yang berjumlah 3.000 mahasiswa yang sedang menempuh
semester 3. Hasil penelitian yang didapatkan adalah berdasarkan aspek Konsep
Identifikasi . Kemudian berdasarkan aspek Strategi Pencarian hanya 16,3%
yang mampu menggunakan fungsi boolean logic OR untuk mendapatkan hasil
pencarian yang lebih, 26,5% responden yang mengetahui bahwa fungsi Boolean
logic AND untuk membatasi jumlah hasil pencarian, 36,9% responden yang
mampu menggunakan online public access catalogue (OPAC) perpustakaan,
sebanyak 81,8% responden tidak mengetahui bagaimana cara kerja thesaurus
kemudian yang terakhir 77,6% responden tidak mengetahui bagaimana indeks
pencarian berdasarkan pengarang, judul dan subjek. Aspek penilaian ketiga
adalah Jenis Dokumen, hanya 26,5% yang mengetahui kegunaan ensiklopedia,
dan 24,5% responden yang mengetahui bahwa jurnal merupakan sumber ilmiah
yang valid dan akurat, 30,6% responden tidak mampu mengidentifikasi
karakteristik jurnal ilmiah. Aspek keempat adalah perangkat pencarian, hanya
8,2% responden yang mengetahui bahwa database merupakan tempat
menemukan jurnal ilmiah yang tepat, sebanyak 75,5% responden memilih
menggunakan Google untuk mencari artikel ilmiah padahal hal tersebut bisa
menghabiskan banyak waktu, 51% responden tidak bisa menemukan buku di rak
melalui mesin pencari OPAC, sebanyak 83,7% responde tidak mengetahui apa
itu copernic windows. Aspek yang kelima adalah penggunaan hasil, sebanyak
85,7% reponden tidak mampu menafsirkan kutipan atau mengenali jenis
dokumen, sebanyak 81,6% responden tidak mengetahui apa yang dimaksud
bibliografi dan selanjutnya tidak akan menggunakan untuk menemukan
dokumen yang relevan, hanya 6,1% responden yang mengetahui bagaiamana
menilai informasi bersumber dari internet, dan hanya 4,1% responden yang
mengetahui kapan harus membuat kutipan pada tulisan. Kemudian untuk aspek
Analisis Sitasi diketahui bahwa sebanyak 48% menggunakan sumber ilmia,
sisanya tidak. Sebesar 81% sumber ilmiah adalah format cetak dan 77% non-
ilmiah sumber elektronik.
21

Dalam penelitian Ali dkk diketahui bahwa mayoritas prosentase jawaban


yang benar kurang dari 50%. Responden tidak mengetahui bahwa thesaurus bisa
digunakan untuk mendapatkan terminologi yang paling tepat dalam database
tertentu. Sebagian besar juga tidak mengetahui jurnal ilmiah, mengevaluasi
20 Leckie, Gloria. J dan Fulleron, Anne. 1999. Information Literacy in Science and Engineering

Undergraduate Education : Faculty Attitudes and Pedagogical Practices. Canada : University of

Western Ontario

21 Ali, Rosmah, 2010, op.cit., hlm 8 -9


Page 12

kualitas website, tidak mengetahui kapan harus menyertakan refrensi untuk


menghindari dari dugaan plagiarisme. Mayoritas responden lebih familiar
dengan mesin pencari google yang mampu menjawab kebutuhan informasi
apapun dalam waktu cepat.
Dari dua penelitian tersebut diketahui bahwa kemampuan mahasiswa
teknik masih perlu ditingkatkan lagi. Dan berdasarkan penelitian diatas
mayoritas mahasiswa teknik menjadikan google sebagai pilihan pertama dalam
memenuhi kebutuhan informasinya. Karena memang mahasiswa saat ini akrab
dengan teknologi namun mereka belum memiliki keterampilan dalam pencarian
ilmiah serta memiliki masalah serius terhadap etika penggunaan informasi.
Termasuk harus mengidentifikasi strategi pencarian paling efektif dan efisien.
Konsep ACRL – Information Literacy Competency Standard of Higher
Education
Association of College and Research Libraries (ACRL) merupakan
sebuah asosiasi yang memiliki kepedulian terhadap penelitian di bidang
perpustakaan yang berdiri pada tahun 1940.
22

ACRL telah membuat beberapa


konsep dan standar untuk penelitian dibidang perpustakaan. Selain itu ACRL
juga membuat standar mengenai kompetensi literasi infomasi mahasiswa di
perguruan tinggi seperti : Standar Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa
Psikologi dan Information Literacy Competency Standard of Higher Education.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Information Literacy Competency
Standard of Higher Education dimana konsep ini dibuat pada tahun 2000, yang
mana digunakan untuk mengukur kemampuan literasi informasi mahasiswa
teknik berdasarkan 5 standar yang telah ditetapkan. Pada penelitian sebelumnya
Ali Rosmah dkk dalam penelitiannya yang berjudul Information Literacy Skills
of Engineering Students, juga menggunakan konsep yang sama untuk mengukur
kemampuan mahasiswa teknik di University of Malaya. Information Literacy
Competency Standard of Higher Education dikembangkan oleh ACRL pada
tahun 2000 yang mana ada 5 standar yang digunakan untuk mengukur
kemampuan literasi informasi mahasiswa di perguruan tinggi, diantaranya
23

Standar I Menentukan Jenis dan Batas Informasi yang Dibutuhkan


:
Dalam mengukur literasi informasi mahasiswa teknik pada standar
pertama yaitu Menentukan Sifat dan Tingkat Informasi. Dalam standar ini
mengukur literasi informasi mahasiswa dengan melihat kemampuan dalam
merumuskan kebutuhan informasinya dengan tepat, mengeksplorasi beberapa
sumber untuk meningkatkan hasil pencarian. Mengetahui bagaimana informasi
diproduksi, dihasilkan dan disebarluaskan. Kemampuan menentukan sumber
22 http://www.ala.org/acrl/standards/informationliteracycompetency

23 Einsberg, Michael B. Lowe, Carrie A., Spitzer, Kathleen L.2004.Information Literacy :

Essential Skills For the Information Age. USA : Libraries Unlimited, hlm 279

Page 13

informasi yang potensial diartikan bahwa mahasiswa teknik mampu


mengidentifikasi nilai dan perbedaan sumber daya potensial dalam berbagai
format, misalnya : mahasiswa mampu memilih format sumber informasi
manakah yang paling potensial hasilnya antara sumber yang berformat website,
cetak, database, multimedia, audio visual dan kumpula data. Kemampuan
mempertimbangkan ketersediaan nformasi merupakan kemampuan mahasiswa
mempertimbangkan efektifitas waktu, biaya dan manfaat untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkannya. Hal ini bisa dilakukan dengan
mempertimbangkan ketersediaan literature yang dibutuhkan di perpustakaan
atau ketersediaan pada pusat informasi lainnya yang menawarkan literatur
tersebut sehingga bisa melakukan antar pinjaman. Kemampuan menggunakan
literature berbahasa asing untuk meningkatkan kosa kata adalah ketika
mahasiswa menemukan koleksi yang dibutuhkannya menggunakan bahasa asing
kemudian tetap dipertahankan. Karena dengan menggunakan literatur bahasa
sing akan meningkatkan kemampuan bahasa baru. Terakhir kemampuan untuk
memperjelas kebutuhan informasinya merupakan kemampuan mahasiswa teknik
meninjau ulang informasi yang benar - benar dibutuhkannya.
Pada penelitian yang dilakukan Agustina pada tahun 2014 mengenai
kemampuan mahasiswa Biologi menentukan jenis dan batas informasi dari
dengan 78 sampel yang diambil secara acak menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa mampu menentukan jenis dan batas informasi yang dibutuhkan
dengan hasil penelitian sebesar 94,9% mahasiswa mampu menentukan
kebutuhan informasinya, mahasiswa mampu memilih jenis sumber informasi
cetak sebesar 39,7% digital 17,9% an keduanya 42,3%. Kemudian mahasiswa
mampu menentukan batasan informasi sebesar 84,6% dan 58,6% mampu
mengevaluasi kebutuhan informasinya.
Standar II Mengakses Informasi yang dibutuhkan secara Efektif
Dalam standar kedua yaitu Menentukan Sifat dan Tingkat Informasi.
Dalam standar ini mengukur literasi informasi mahasiswa dengan mengukur
kemampuan dalam menentukan kecanggihan perangkat untuk menghasilkan
pencarian yang berkualitas. Kemudian dengan memanfaatkan fungsi boolean
logic AND untuk mempersempit hasil pencarian, dan memanfaatkan fungsi
boolean logic OR untuk memperluas hasil pencarian. Kemampuan penggunaan
fasilitas user interface pada perangkat elektronik bertujuan untuk memudahkan
pengguna mengoperasikan perangkat. Lalu Online Public Access Catalogue
(OPAC), kemampuan menggunakan sumber resmi di internet. Seperti: google
scholar, opendoar dll. Kemampuan menggunakan jurnal elektronik yang
disediakan oleh perpustakaan. Seperti : science direct, ProQuest, Sagepub dll.
Kemampuan menelusur melalui thesaurus. Kemampuan menilai keberhasilan
strategi pencarian. Kemampuan membuat sitasi dan kutipan. Kemampuan
membuat bibliografi. Serta kemampuan memanfaatkan teknologi untuk
mengorganisir dan mengelola informasi.

Page 14

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Driani pada tahun 2010 mengenai
penelusuran informasi melalui internet. Hasil penelitian tersebut menyebutkan
bahwa dari beberapa pilihan pencarian seperti : simple search, Boolean operator
serta advanced search. Fasilitas penelusuran informasi yang mayoritas
digunakan adalah simple search. Selanjutnya pada standar kemampuan
mahasiswa dalam memanfaatkan penelusuran informasi melalui OPAC, salah
satu penelitian yang menyebutkan kemampuan OPAC di kalangan mahasiswa
adalah yang dilakukan oleh Chall pada tahun 1977 menyebutkan bahwa
sebanyak 86% mahasiswa dari total responden yang berjumlah 2.058 mahasiswa
menjawab tidak tahu bagaimana menggunakan katalog online perpustakaan.
Kemudian pada penelitian Novianto pada tahun 2011 mengenai penggunaan
internet pada mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa juga menggunakan
internet untuk keperluan pencarian informasi ilmiah terkait kepentingan
akademik berupa tugas perkuliahan, hasil penelitian, jurnal maupun artikel
ilmiah.
Standar III Mengevaluasi Informasi dan Menjadikannya Basis
Pengetahuan
Dalam standar ketiga yaitu mengevaluasi informasi dan menjadikannya
basis pengetahuan. Dalam standar ini mengukur literasi informasi mahasiswa
dengan mengukur kemampuan dalam membaca bacaan secara kontinuitas untuk
mendapatkan ide utama. Kemampuan menyatakan kembali konsep utama dalam
bacaan. Kemampuan melihat akurasi, validitas dan keterbaruan informasi dan
mengintegrasi informasi untuk data pendukung suatu topik. Memanfaatan
fasilitas teknologi (spreadsheet, audio visual dan multimedia) untuk mempelajari
ide dan fenomena baru dalam keilmuan teknik. Kemudian kemampuan menilai
suatu informasi terdahulu apakah bisa menunjang dan menjadi refrensi bagi
penelitian di masa mendatang. Di lingkungan mahasiswa pasti tidak terlepas
dengan sebuah penelitian tak terkecuali mahasiswa teknik, untuk itu kemampuan
menentukan teknik penelitian untuk menguji teori penting untuk dipahami.
Kemudian untuk menguji kualitas pengetahuan, terlibat dalam diskusi forum
atau chatroom perlu dilakukan untuk melihat seberapa besar pengetahuan yang
dimiliki.
Pada penelitian yang dilakukan Nasution mengenai kemampuan literasi
informasi mahasiswa pada tahun 2009 dengan mengambil 30 sampel mahasiswa
menyebutkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi informasi
dengan melakukan aktifitas diantaranya : mengevaluasi pengetahuan pribadinya
sebesar 40,3%, sebanyak 73,3% mahasiswa mampu menilai informasi terdahulu
menunjang penelitian yang akan datang. Dan sebanyak 63% mahasiswa mampu
mengenali keakurasian sebuah informasi.
Standar IV Mengkomunikasikan Informasi secara Efektif
Dalam standar mengkomunikasikan informasi secara efektif pada
kalangan mahasiswa teknik perlu diukur dengan melalui beberapa indikator
diantaranya : mengatur format konten dalam sebuah karya, hal ini untuk
mengukur kemampuan mahasiswa teknik seberapa jauh menguasai mengatur

Page 15

format seperti garis, draft dan storyboard. Kemudian seberapa besar kemampuan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa untuk
membuat sebuah penelitian / projek tertentu. Terakhir Copernic Windows
merupakan fasilitas pencarian metadata yang mana copernic mampu mencari file
atau kata dalam file dari computer yang mampu mengenali dokumen dalam
berbagai format seperti .doc, .xls, .pdf, .text, .zip, .waf, .jpeg dan lain
sebagainya, copernic windows juga mampu mengenali riwayat pencarian dan
mampu mengenali dokumen dalam email yang telah terintegrasi dalam suatu
komputer.
24

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nasution mengenai kemampuan


literasi informasi mahasiswa pada tahun 2009 dengan mengambil 30 sampel
mahasiswa menyebutkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam
mengkomunikasikan informasi berada dalam kategori baik hal ini terlihat dari
sebanyak 63,3% mahasiswa menggunakan kembali informasi untuk membuat
karya baru. Sebanyak 50% mahasiswa mampu memilih media komunikasi yang
tepat untuk mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan 90%
menggunakan media internet.
Standar V Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal
Merupakan standar yang digunakan untuk mengukur etika mahasiswa
teknik terhadap penggunaan suatu informasi secara bijaksanA dengan cara
mengukur sejauh mana kemampuan memahami privasi dan keamanan informasi
yang memiliki hak cipta, seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi
meningkat pula kebutuhan informasi yang kemudian memicu pihak – pihak
tertetu yang berusaha mengakses informasi secara illegal diantaranya melalui
cara hacking, pembajakan dan penyebaran virus pada computer.
25

24 Hibah Penulisan Tenaga Akademik. 2012. Pengantar Komputer. Buku Ajar. Universitas

Hasanuddin, hlm 72

kemampuan
memahami Undang – Undang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan ketika
mengakses internet selalu memperhati “netiquette”. Serta kemampuan
membedakan sebuah karya yang mengandung plagiarisme dan yang bukan. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Suwarjo,dkk pada tahun 2012 mengenai
identifikasi bentuk plagiat pada skipsi mahasiswa menunjukkan 3 dari 5
mahasiswa mengakui tidak mengetahui pengetahuan mengenai plagiat dan jenis
penulisan yang mengandung plagiat, ketika dalam perkuliahan dosen sudah
memberikan pengetahuan mengenai plagiat namun mahasiswa mengabaikannya.
Mahasiswa juga tidak membaca pengetahuan mengenai plagiat dari segi
definisi, jenis dan bentuknya serta peraturan yang mengatur tentang plagiat.
Mahasiswa mengakui mendapatkan pengetahuan mengenai plagiat ketika dalam
seminar metodologi penelitian, dar teman kuliah dan ketika bimbingan penulisan
25 Asian and Pasific Training Centre For Information And Communication Technology For

Development. Modul Keamanan dan Keamanan Privasi Informasi: Modul 6. Korea Information

Security Agency. Tersedia di

https://academia.edu/7675518/Keamanan_Jaringan_dan_Keamanan_Informasi_dan_Privasi,

hlm, 18

Page 16

skripsi, mahasiswa menganggap bahwa mengetahui cara penulisan yang benar


hanya digunakan untuk penulisan skripsi semata.
1. Literasi Informasi Mahasiswa Teknik merupakan beberapa kompetensi yang
dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan literasi informasi
di kalangan perguruan tinggi. Perguruan tinggi disini dimaksudkan adalah
para siswa yang telah memasuki jenjang pendidikan diatas sekolah menengah
atas yakni mahasiswa. Dalam hal ini adalah di kalangan mahasiswa teknik,
secara umum mahasiswa dengan konsentrasi apapun memiliki karakteristik
yang sama. Hanya berbeda dari originalitas dan skala. Dimana mahasiswa
dituntut untuk mampu dan mandiri terhadap informasi yang menunjang untuk
perkuliahannya.
2. Menentukan Jenis dan Batas Informasi yang Dibutuhkan merupakan
kompetensi untuk mengukur kemampuan mahasiswa termasuk didalamnya
yaitu kemampuan mengenali kebutuhan informasinya dengan tepat serta hal –
hal yang perlu dilakukan dan dipertimbangkan sebelum melakukan pencarian
kebutuhan informasinya dari sumber cetak maupun elektronik. Hal – hal yang
perlu dipertimbangkan misalnya mengenali sumber – sumber informasi yang
potensial bagi dirinya sendiri serta mampu merumuskan dengan tepat
informasi yang dibutuhkannya.
3. Mengakses Informasi yang dibutuhkan secara Efektif merupakan
kemampuan mahasiswa dalam menentukan metode pancarian dan pendekatan
yang paling efektif serta efisien untuk mengakses informasi. Karena
informasi tidak hanya berbasis cetak saja maka mahasiswa perlu diukur
kemampuannya dalam mengenali kecanggihan perangkat yang digunakannya
dalam mengakses informasi karena hal tersebut mempengaruhi kualitas hasil
pencarian informasi, misalnya mengakses informasi dengan computer yang
berbeda kekuatan processornya akan mempengaruhi seberapa dalam hasil
informasi yang ditampilkan. Kemampuan menggunakan jurnal elektronik dari
perpustakaan, dan menggunakan sumber resmi ilmiah.
4. Mengevaluasi Informasi dan menjadikannya Basis Pengetahuan merupakan
standar untuk mengukur kemampuan mahasiswa teknik dalam memahami ide
utama yang diangkat dari bacaan yang dibaca, termasuk bacaan cetak maupun
elektronik. Selain itu kemampuan untuk menilai akurasi, validitas dan
keterbaruan suatu karya dan menilai apakah sebuah informasi bertentangan
dengan informasi lainnya yang memiliki fokus serupa. Dan mampu
menentukan teknik penelitian yang tepat dalam penelitian atau projek
rekayasanya, serta mampu mebgukur pengetahun pribadinya dengan cara
terlibat dalam diskusi forum atau chatroom.
5. Mengkomunikasikan Informasi secara Efektif merupakan kemampuan
mengatur format dalam konten suatu informasi yang berupa garis, draft atau
storyboard. Dan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang telah
dimilikinya mahasiswa teknik mampu membuat sebuah karya atau projek
rekayasa sesuai bidang keilmuannya serta mampu menentukan media
komunikasi yang tepat untuk mengkomunikasikan karyanya.

Page 17

6. Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal merupakan kemampuan


mahasiswa dalam menggunakan hasil informasi yang telah didapatkan serta
etika mahasiswa dalam menggunakan informasi. Ketika melakukan
pencarian di internet harus memperhatikan “netiquette” yaitu etika yang
harus diaati pengguna dalam memanfaatkan fasilitas di internet seperti
menyaring setiap informasi apakah mengandung plagiat atau tidak.
7. Mahasiswa Teknik
Teknik merupakan bidang pengetahuan yang perkembangannya cukup cepat,
karena bidang ini tidak bisa terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan demikin mahasiswa teknik penting untuk dibekali
kemampuan literasi informasi untuk memperbaiki basis pengetahuan yang
berguna untuk menunjang usaha profesional akademiknya. Mahasiswa yang
memiliki keterampilan literasi informasi harus mampu mengenali kebutuhan
informasinya, mampu mengakses, mengambil, menyimpan, mengelola,
mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat dan mengkomunikasikan
informasi secara efektif.
26

Serta menggunakan informasi secara beretika dan


sesuai dengan prosedur hukum informasi. Penguasaan teknologi informasi
dan komunikasi saat ini juga menjadi aspek penting dalam literasi informasi.
Mengingat dalam literasi informasi harus mencakup keterampilan ICT karena
dampak dari perluasan teknologi informasi itu sendiri.
27

Untuk karakteristik pencarian informasi nya mahasiswa teknik memiliki


karakteristik tertentu. Dalam pemenuhan kebutuhan informasinya memiliki
karakteristik diantaranya mahaiswa teknik menghabiskan waktu di
perpustakaan selama kurang dari 5 jam setiap minggunya dan mereka merasa
cukup puas dengan pelayanan yang diberikan perpustakaan. Diantara semua
bacaan cetak mahasiswa teknik akan lebih memilih bacaan Koran atau
majalah. Dalam mengumpulakan informasi pribadinya mahasiswa teknik
menghabiskan waktu selama 3 – 5 jam setiap minggunya, dan mayoritas
mereka mencari informasi untuk bahan ujian atau praktikum.
28

diantara
literatur yang disediakan oleh perpustakaan universitasnya, mahasiswa teknik
akan memilih literatur berbasis buku dan jurnal mereka tidak terbiasa
menggunakan literatur prosiding. Dan mahasiswa teknik menyukai informasi
yang berformat cetak maupun online, dan hampir semua kegiatan sehari –
harinya dipengaruhi oleh teknologi.
Hasil Penelitian
26American Library Association, 1989. Presidential Committee on Information Literacy. Final

Report. Chicago : American Library Association

27UNESCO, 2008. Towards Information literacy indicator, Paris:UNESCO

28 Joshi, Pradip A dan Nicose, S.M. Information seeking Behaviours of Users: A Case Study of

Private Higher Technical Education Libraries in Chandrapur District. Nagpur :Deptt.of

Library&Information Science R.T.M.Nagpur University, hlm 2-7

Page 18

Dari hasil pengumpulan data berupa data primer, data sekunder dan observasi
tentang literasi informasi di kalangan mahasiswa teknik dengan menggunakan 5
standar ACRL - Information Literacy Competency Standard of Higher
Education ditemukan hasil temuan data diantaranya :
1.
Dinilai dari Standar Menentukan Jenis dan Batas Informasi yang
Dibutuhkan, literasi informasi mahasiswa teknik dikategorikan tinggi.
Dalam standar ini adalah proses yang dilakukan sebelum melakukan
pencarian informasi. Dari indikator yang telah diukur dalam standar
pertama menunjukkan bahwa literasi informasi berdasarkan standar
menentukan jenis dan batas informasi menghasilkan skor literasi
informasi sebesar 5,20 yang berarti dalam kategori tinggi.
2.
Dinilai dari Standar Mengakses Informasi yang dibutuhkan secara Efektif,
literasi informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang. Dari
indikator yang telah diukur dalam standar kedua menunjukkan bahwa
literasi informasi berdasarkan standar mengakses informasi yang
dibutuhkan secara efektif menghasilkan skor literasi informasi sebesar
4,89 yang berarti dalam kategori sedang.
3.
Dinilai dari Standar Mengevaluasi Informasi dan Menjadikannya Basis
Pengetahuan literasi informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang.
Dari indikator yang telah diukur dalam standar ketiga menunjukkan
bahwa literasi informasi berdasarkan standar mengevaluasi informasi dan
menjadikannya basis pengetahuan menghasilkan skor literasi informasi
sebesar 5,06 yang berarti dalam kategori sedang.
4.
Dinilai dari Standar Mengkomunikasikan Informasi secara Efektif literasi
informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang. Dari indikator yang
telah diukur dalam standar ketiga menunjukkan bahwa literasi informasi
berdasarkan standar kemampuan mengkomunikasikan informasi secara
efektif menghasilkan skor literasi informasi sebesar 5,10 yang berarti
dalam kategori sedang.
5.
Dinilai dari Standar Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal literasi
informasi mahasiswa teknik dikategorikan sedang. Dari indikator yang
telah diukur dalam standar ketiga menunjukkan bahwa literasi informasi
berdasarkan standar menggunakan informasi secara etis dan legal
menghasilkan skor literasi informasi sebesar 5,0 yang berarti dalam
kategori sedang.
Berdasarkan hasil temuan data yang diperoleh sebagaimana ditunjukkan diatas
dapat diketahui bahwa kemampuan literasi informasi mahasiswa teknik di ITS
Surabaya diukur menggunakan 5 standar. Hasilnya menunjukkan bahwa
mahasiswa teknik di ITS Surabaya memiliki kemampuan literasi informasi
kategori sedang, karena 4 dari 5 standar pengukuran menghasilkan kategori yang
didominasi oleh kategori sedang. Diantaranya pada standar Standar Mengakses
Informasi yang dibutuhkan secara Efektif, Standar Mengevaluasi Informasi dan
menjadikannya Basis Pengetahuan, Standar menggunakan Informasi secara

Page 19

Efektif, Standar Penggunaan Informasi secara Etis dan Legal. Hanya satu
standar yang memiliki kategori tinggi yaitu Standar Kemampuan Menentukan
Sifat dan Tingkat Informasi yang Dibutuhkan. Pada 4 standar yang lainnya
masih berada dalam kategori literasi informasi sedang. Hasil ini hampir sama
seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Ali,dkk pada tahun 2010 dalam
penelitiannya yang berjudul Information Literacy Skill of Engineering Student di
University of Malaya. Pada penelitian tersebut mengukur kemampuan literasi
informasi mahasiswa teknik dengan diidentifikasi melalui 5 aspek yaitu :
concept identification, search strategy, document types, search tools dan use of
result. Pada penelitian Ali dkk menunjukkan bahwa rata – rata dalam 5 aspek
tersebut hasil data menunjukkan kemampuan literasi informasi mahasiswa
teknik di University of Malaya masih rendah. Dalam penelitian tersebut
dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa teknik berdasarkan aspek concept
identification yang keberhasilannya mencapai 36,7%. search strategy
keberhasilannya mencapai 36,9%. Document types keberhasilannya mencapai
24,5%. Search tools 75,5%. Use of result keberhasilannya mencapai 49%.
Terkait konsep literasi informasi secara luas, banyak pendapat dari para
ahli yang mendefisikan arti dari kemampuan literasi informasi, diantaranya
sebagai tokoh pemula literasi informasi yakni Paul Zurkowski pada tahun 1974
menyatakan kemampuan literasi informasi merupakan orang yang terlatih dalam
penerapan sumber daya informasi untuk pekerjaan mereka. Dan pada
perkembangannya definisi literasi informasi semakin beragam sesuai dengan
konteks yang dikaji. Tak terkecuali literasi informasi di perguruan tinggi, salah
satu yang mengembangkan konsep literasi informasi di perguruan tinggi adalah
Hepworth merupakan salah satu anggota CILIP yang mendefinisikan literasi
informasi di kalangan perguruan tinggi adalah keterampilan dalam
menggunakan informasi, alat yang digunakan, sikap dan cara berpikir.
Membekali kemampuan literasi informasi pada mahasiswa bukan tanpa maksud,
ketika mahasiswa memiliki kemampuan literasi informasi dalam perguruan
tinggi mendapatkan manfaat diantaranya:
29

a. Menyediakan metode yang telah teruji yang dapat memandu mahasiswa


kearah sumber informasi yang terus berkembang, dewasa ini sumber
informasi tersedia sangat berlimpah sehingga perlu menentukan sumber
informasi yang berkualitas seperti perpustakaan, organisasi khusus dan
sumber – sumber komunitas
b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
menciptakan lingkungan akademik yang proaktif dan dengan membekali
29 Hasugian. 2008.Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di

Perguruan Tinggi. Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Universitas Sumatera Utara.

Pustaka : Jurnal Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi , vol. 4 no. 2 hlm 33 – 34.

Page 20

literasi informasi kepada mahasiswa maka mahasiswa akan dapat mengikuti


perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya
c. Dengan berbekal kemampuan literasi mahasiswa mampu menyediakan
perangkat tambahan untuk memperkuat refrensi perkuliahan
Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama institusi
pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki
kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang ditunjang dengan
kompetensi informasi yang dimiliki maka mahasiswa mampu melakukan
pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Daftar Pustaka
Ali, Rosmah dkk. 2010. Information Literacy Skills of Engineering Students. Universiti
Teknologi Malaysia International Campus : Kuala Lumpur, Malaysia.
Bungin, Burhan. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi dan
Kebijakan Publik serta Ilmu – ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Grup.
Einsberg, Michael B. Lowe, Carrie A., Spitzer, Kathleen L.2004.Information Literacy :
Essential Skills For the Information Age. USA : Libraries Unlimited.
Faisal, Sanapiah. l990.Format-Format Penelitian Sosial : Dasar – dasar dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Hasugian, Jonner. 2003. Library Skills and Computer Literacy Mahasiswa Baru
Penggunaa Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Universitas Sumatera Utara. Pustaka : Jurnal Studi
Ilmu Perpustakaan dan Informasi , vol. 4 no. 2, Desember 2003.
Hasugian, Jonner. 2008.Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi di Perguruan Tinggi. Program Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Universitas Sumatera Utara. Pustaka : Jurnal Studi Ilmu Perpustakaan
dan Informasi , vol. 4 no. 2
Joshi, Pradip A dan Nicose, S.M. Information seeking Behaviours of Users: A Case
Study of Private Higher Technical Education Libraries in Chandrapur District.
Nagpur :Deptt.of Library&Information Science R.T.M.Nagpur University.
Leckie, Gloria. J dan Fulleron, Anne. 1999. Information Literacy in Science and
Engineering Undergraduate Education : Faculty Attitudes and Pedagogical
Practices. Canada : University of Western Ontario.
Rachmawati, Aulia. 2009. Skripsi. Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya (Studi Deskriptif mengenai

Page 21

Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga Surabaya).
Subekti, Priyo dan Yusup Pawit M. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Prenada Media Grup
Sumber Elektronik
http://ala.org/acrl/standards/informationliteracycompetency
http://jatim.bps.go.id/
http://kominfo.go.id
http://.ala.org/acrl/sites/ala.org.acrl/files/content/issues/infolit/Framework_ILHE.pdf
Asian and Pasific Training Centre For Information And Communication Technology
For Development. Modul Keamanan dan Keamanan Privasi Informasi: Modul 6.
Korea
Information
Security
Agency.
Tersedia
di
https://www.academia.edu/7675518/Keamanan_Jaringan_dan_Keamanan_Inform
asi_dan_Privasi diakses pada 03 Mei 2016.
Dresang, Eliza T.; Koh, Kyungwon. 2009. Radical Change Theory, Youth Information
Behavior,
and
School
Libraries.
Tersedia
di
https://www.ideals.illinois.edu/handle/2142/15294 .
Joshi , Pradip A dan S.M.Nikose. (s.a). Information seeking Behaviours of Users: A
Case Study of Private Higher Technical Education Libraries in Chandrapur
District.
Tersedia
di
:
Diakses pada 22 Mei 2016
http://eprints.rclis.org/3794/1/Information_seeking_Behaviours_of_Users_in_Inf
ormation_Age.pdf diakses pada 23 Oktober 2015
Hepworth, Mark. 2009. Information Literacy in Higher Education. Tersedia di :
http://www.informationliteracy.org.uk/sectors/il-higher-education/ Diakses pada
11 Mei 2016
Nasution, Listika F.R,. 2009. Skripsi. Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Ilmu
Informasi
dan
Perpustakaan
Universitas
Sumatera
Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13518/1/10E00255.pdf
diakses
pada 20 April 2016
UNESCO (2013). Global Media and Assasment Framework : Country Readiness and
Competencies.
Paris
:
United
National
Educational
https://books.google.co.id/books.
Wertz, Ruth.dkk. 2011. Assessing Engineering Students' Information Literacy Skills: An
lpha Version of a Multiplechoice Instrument. Tersedia di
Diakses pada tanggal 12 September 2015.

Page 22

:https://scholarship.rice.edu/bitstream/handle/1911/77641/2013_ASEE_Assessin%
20Spectrum%20of%20Global%20Competencies.pdf?sequence=1&isAllowed=y
diakses pada tanggal 02 Juni 2016.

Berikut ini adalah versi HTML dari file


https://fib.undip.ac.id/digilib/home/fib.undip.ac.id/files/e_book/SKRIPSI.pdf. Google membuat versi
HTML dokumen secara otomatis saat kami meng-crawl web.

Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F
(Mac) dan gunakan bilah cari.
Page 1

SKRIPSI
KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN
AMERICAN CORNER DI UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO SEMARANG
MENURUT ASSOCIATION OF COLLEGE AND RESEARCH LIBRARIES
Diajukan
Untuk Melengkapi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Humaniora
Disusun Oleh:
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
A2D008062

PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012

Page 2

PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama
: Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
NIM
: A2D008062
Jurusan
: S1 Ilmu Perpustakaan
menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah benar-benar hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Selain itu, tidak
terdapat karya serupa yang pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan ataupun pada Program Studi lainnya kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik
ilmiah.
Semarang, 7 September 2012
Yang menyatakan,
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
NIM. A2D008062

Page 3

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


Motto:
Pengalaman adalah guru terbaik
Kupersembahkan skripsi ini untuk:

❖ Kedua orang tuaku

❖ UNDIP Almamaterku

❖ Teman-temanku

❖ Semua yang membaca skripsi ini

Page 4

HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa pada Layanan American
Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and
Research Libraries” telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia skripsi
pada:
Hari
: Jumat
Tanggal
: 7 September 2012
Semarang, 7 September 2012
Dosen Pembimbing
Heriyanto, S.Sos, MIM
NIP.197704082010121001
Page 5

Page 6

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah –Nya kepada penulis, akhirnya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada program
studi Sarjana Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa hanya dengan bimbingan serta bantuan dari beberapa
pihak, penulis dapat menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof Sudharto P Hadi, MES, PhD, sebagai Rektor Universitas Diponegoro
Semarang yang telah memberikan kesempatan studi kepada penulis;
2. Bapak Dr. Agus Maladi Irianto, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro Semarang, yang telah memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas dalam
studi maupun penyusunan skripsi;
3. Ibu Dra. Sri ati, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan;
4. Bapak Heriyanto, S.Sos, MIM, selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi;
5. Seluruh dosen S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Univeritas Diponegoro
Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti kuliah;
6. Ibu Dra. Sri ati, M.Si dan Ibu Endang Fatmawati, M.Si, M.A, selaku Dosen penguji yang
telah memberikan saran dan masukan demi sempurnanya skripsi ini;
7. Staf-staf administrasi Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah banyak membantu penulis
selama ini;
8. Bapak Miswan, S.Ag, SIP, M.Hum, selaku Kepala UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberikan ijin studi kepada penulis untuk melakukan penelitian;
9. Bapak Bahrul Ulumi, S.Ag, M.Hum, selaku Pembimbing lapangan di American Corner
UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang;
10. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini;
11. Teman-teman seperjuangan S1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2008, terima kasih atas
kerjasamanya selama 4 tahun ini, kalian memang luar biasa;
12. Buat teman seperjuanganku, Supriyono, Swadia Gandi Mahardika, Anshor Uluum id
Hudha, yang telah bersama-sama melewati hari hariku sejak awal kuliah sampai saat ini;

Page 7

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga
selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 7 September 2012
Penulis
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy

Page 8

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... xiii
ABSTRAK................................................................................................................. xiv
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 4
1.3 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................5
1.6 Batasan Istilah.............................................................................. 6
1.7 Kerangka Pemikiran..................................................................... 7
1.8 Sitematika Penulisan.................................................................... 7
BAB II.
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Pengertian Literasi Informasi....................................................... 8
2.2 Tujuan Literasi Informasi............................................................. 11
2.3 Manfaat Literasi Informasi........................................................... 12
2.4 Kriteria Literasi Informasi ........................................................... 14
2.5 Keterampilan Literasi Informasi.................................................. 17
2.6 Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi. 24
2.7 Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi...................... 26
BAB III.
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian........................................................................ 34
3.2 Objek dan Subjek Penelitian........................................................ 34
3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................. 35

Page 9

3.4 Informan....................................................................................... 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 37
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data......................................... 38
BAB IV.
GAMBARAN UMUM AMERICAN CORNER di UPT PERPUSTAKAAN
IAIN WALISONGO SEMARANG
4.1 Sejarah Singkat UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang. 39
4.2 Struktur dan Tugas Pokok Organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang...................................................................
40
4.3 Sejarah American Corner............................................................ 41
4.4 Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
American Corner......................................................................... 42
4.5 Jenis Layanan yang Tersedia di American Corner......................45
4.6 Kegiatan Umum American Corner
46
BAB V.
PEMBAHASAN
5.1 Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa................................ 47
5.1.1 Kemampuan Mahasiswa Menentukan Jenis dan Batas
Informasi............................................................................ 47
5.1.1.1 Mendefinisikan Informasi yang Ingin Diperoleh... 47
5.1.1.2 Menentukan Jenis Informasi.................................. 48
5.1.2 Kemampuan Mengakses Informasi yang Diperlukan
dengan Efektif dan Efisien................................................. 49
5.1.2.1 Strategi yang Digunakan dalam Mengakses
Informasi................................................................ 49
5.1.3 Kemampuan Mengevaluasi Informasi dan Sumbernya Secara
Kritis.......................................................................
53
5.1.3.1 Menyaring Informasi dari Hasil Penelusuran.........53
5.1.3.2 Mengolah Informasi yang Diperoleh..................... 54
5.1.4 Kemampuan Menggunakan dan Mengkomunikasikan Informasi
dengan Efektif dan Efisien................................ 55
5.1.5 Kemampuan Memahami Isu Hukum Seputar Penggunaan akses
Informasi Secara Etis dan Legal..............................
56
5.2 Penggunaan Metode yang Efektif dalam Menelusur Informasi.. 57
5.3 Ringkasan Pembahasan............................................................... 57
BAB VI.
PENUTUP
6.1 Simpulan.................................................................................... 62
6.2 Saran.......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Page 10

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Pemikiran................................................................................. 7
Gambar 2: Denah Lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang................ 40
Gambar 3: Denah Lokasi American Corner..............................................................42
Gambar 4: Struktur Organisasi American Corner..................................................... 43

Page 11

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Konsultasi Skripsi.................................................................... 67
Lampiran 2: Standar Literasi Informasi Menurut Association of College and
Research Libraries (ACRL).................................................................... 68

Lampiran 3: Pedoman Wawancara............................................................................ 87


Lampiran 4: Reduksi Data......................................................................................... 88
Lampiran 5: Surat Pengantar Penelitian....................................................................104

Page 12

DAFTAR SINGKATAN
1. NCLIS
: The National Commission on Libraries and Information Science.
2. UNESCO : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.
3. OPAC
: Online Public Access Catalog.
4. WEBPAC : Web Public Access Catalog.
5. ACRL
: Association of College and Research Libraries.
6. UPT
: Unit Pelaksana Teknis.
7. IAIN
: Institut Agama Islam Negeri.

Page 13

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa pada
layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dengan
menggunakan standar yang dibuat oleh Association of College and Research (ACRL).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti
menentukan jumlah informan sebanyak 8 mahasiswa yang dipilih menurut kriteria yang
ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan sering
berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang melakukan
pencarian informasi di American Corner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli
2012.
Hasil analisis menunjukkan literasi informasi yang dimiliki mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang dengan menggunakan standar penilaian yang dibuat oleh ACRL adalah sebagai
berikut: kemampuan yang dimiliki separuh mahasiswa untuk menentukan jenis dan batas
informasi dapat dikatakan masih kurang baik. Dalam hal kemampuan dalam mengakses
informasi, dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa belum memiliki kemampuan yang
baik. Dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis, mayoritas mahasiswa
belum melakukannya dengan baik. Setelah itu, kemampuan sebagian besar mahasiswa dalam
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi secara efektif dan efisien sudah baik.
Terakhir, pemahaman terhadap isu hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat
dikatakan sudah baik. Dari penjabaran kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa, maka
dapat dikatakan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo Semarang belum baik.
Kata Kunci: Literasi Informasi, Penelusuran Informasi, Association of College and Research,
American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang

Page 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Informasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang, karena informasi sudah
menjadi kebutuhan utama setiap individu terutama dalam dunia pendidikan. Salah satunya
dalam dunia perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk memperoleh informasi berupa
bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan untuk mendukung dan menunjang
kegiatan perkuliahan mereka atau dengan kata lain mengembangkan dan memperluas materi
secara mandiri. Saat mencari informasi yang cepat, tepat dan relevan maka seorang
mahasiswa harus memiliki kemampuan dalam memperoleh informasi tersebut.
Peserta didik dalam hal ini mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan dan
mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan
keluar dari suatu masalah. Bila telah memiliki kemampuan tersebut barulah seorang
mahasiswa dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi.
Pertama kali konsep literasi informasi diperkenalkan oleh Zurkowski (President
Information Industries Association) pada tahun 1974, ketika ia mengajukan sebuah proposal
kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS), USA.
Zurkowski (1974:6) menulis:
“People trained in the application of information resources to their work can be
called information literate. They have learned techniques and skill for utilizing the
wide range of information tools as well as primary sources in molding information
solutions to their problems.”
Merujuk pada tulisannya dapat diartikan orang-orang yang dilatih dalam
mengaplikasikan sumber-sumber informasi untuk pekerjaan mereka dapat disebut dengan
information literate (terlatih dalam memanfaatkan informasi).

Page 15

Kemampuan meliterasi informasi sangat diperlukan karena merupakan bekal


pembelajaran seumur hidup bagi mahasiswa karena dengan memiliki kemampuan tersebut
dapat menyelesaikan masalah secara kritis, logis, dan tidak mudah percaya terhadap
informasi yang diterima dan dapat berinteraksi terhadap informasi yang berbeda-beda.
Literasi informasi juga merupakan kunci keberhasilan mahasiswa di era globalisasi informasi.
Semua orang dihadapkan dengan berbagai informasi yang dikemas dalam berbagai
bentuk yang bisa diakses dengan mudah dan cepat di era globalisasi informasi. Hal ini
menimbulkan ledakan informasi dan disinilah diperlukan kemampuan literasi informasi oleh
mahasiswa agar mampu mengikuti perkembangan informasi.
Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi
tidak muncul dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk mendapatkan informasi adalah
kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda.
Tingkat kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan seberapa baik hasil dari analisis
informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan.
Kemampuan untuk memperoleh, menganalisis, mengolah dan menyajikan informasi
merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang tetapi belum tentu semua orang tersebut
dikatakan literat terhadap informasi. Seseorang dikatakan mampu mencari informasi dengan
baik apabila dia mampu menentukan topik dari kebutuhan informasinya dan mengetahui
sumber-sumber informasi untuk memperoleh informasi seperti internet, jurnal, database, dan
lain-lain. Sehingga tujuan dari literasi informasi itu adalah untuk mengetahui bagaimana
menemukan informasi dan menggunakan informasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan
informasinya. Mahasiswa membutuhkan informasi dalam mendukung kegiatan
perkuliahannya. Informasi yang dibutuhkanpun memiliki tingkat keakuratan dan kerelevanan
yang lebih tinggi.

Page 16

Untuk mengukur kemampuan literasi informasi tersebut dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan lima standard literasi informasi dari Association Of College and Research
Libraries (ACRL). Alasan peneliti menggunakan standar ini karena standar ini dapat
digunakan oleh Perguruan Tinggi untuk mengukur kemampuan literasi informasi
akademis seperti dosen, mahasiswa, pustakawan dan staf-staf lainnya
Layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menjadi
lokasi penelitian ini. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang
bertujuan untuk memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, khususnya
staf pengajar dan mahasiswa serta tenaga administrasi perguruan tinggi.
Layanan American Corner adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang bagi mahasiswa. Layanan American Corner khusus
bertujuan menyediakan akses informasi berbasis elektronik seperti penelusuran sartikel
ilmiah, e-journal dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan UPT Perpustakaan IAIN
Walisongo Semarang mahasiswa lebih merasa nyaman dalam melakukan pencarian informasi
di American Corner. Pengguna juga dapat membawa laptop sendiri untuk mengakses internet
di layanan American Corner karena tersedia hotspot area. Layanan digital juga menyediakan
bantuan penelusuran kepada pengguna layanan digital.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
kemampuan literasi informasi mahasiswa dalam memperoleh informasi dan memenuhi
kebutuhan informasinya. Penulis ingin melihat bagaimana kemampuan mahasiswa dalam
mencari, menganalisis informasi, teknik yang digunakan, dan sumber informasi apa saja
yang dipilih dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Oleh sebab itu, penulis memilih judul
“Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa di Layanan pada American Corner di UPT

Page 17

Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research


Libraries”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas maka permasalahan yang
akan penulis angkat dalam penelitian ini adalah:
“Kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American Corner di UPT
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research
Libraries”.
1.3
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu untuk penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2012
dan menggunakan layanan American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
sebagai tempat penelitian.
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi informasi
mahasiswa pada layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
menurut Association of College and Research Libraries.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Untuk mahasiswa yaitu sebagai bahan untuk lebih mendalami mengenai literasi
informasi.
2. Sebagai bahan rujukan untuk pustakawan supaya lebih berperan aktif dalam
memberikan arahan kepada pengguna tentang literasi informasi.

Page 18

3. Untuk layanan American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yaitu
sebagai bahan masukan dan kebijakan dalam meningkatkan kemampuan literasi
informasi mahasiswa.
1.6
Batasan Istilah
1. Literasi informasi adalah kemampuan yang diperlukan seseorang untuk
mengenali kapan informasi diperlukan dan memiliki kemampuan menemukan,
menilai
dan
menggunakannya
secara
efektif
informasi
yang
diperlukan.(ALA,1989)
2. Mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan pada perguruan
tinggi. Berdasarkan jenjang studi yang ditempuhnya mahasiswa dapat
dikelompokan ke dalam kelompok mahasiswa program Diploma, mahasiswa
Strata 1 (S1), Strata 2 (S2) dan mahasiswa Strata 3 (S3).
3. Layanan American Corner adalah program kemitraan antara Kedutaan Amerika
Serikat di Jakarta dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia berupa
sebuah layanan yang menyediakan akses untuk mendapatkan informasi mengenai
politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan dan kehidupan sosial di Amerika
melalui koleksi buku-buku, internet, CD-ROM, DVD, database online dan
kegiatan –kegiatan terbuka bagi masyarakat luas.
4. Standar penilaian literasi informasi, untuk menilai literasi informasi individu
dalam penelitian ini menggunakan standar literasi yang dikeluarkan oleh
Association of College and Research Libraries.

Page 19

I.7
Kerangka Pemikiran
Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Sumber: konsep dikembangkan oleh peneliti, 2012

I.8
Sistematika Penulisan
BAB I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan, waktu dan tempat
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, kerangka pikir,
sistematika penulisan.
Literasi Informasi
Kemampuan literasi
informasi mahasiswa

Untuk memenuhi

kebutuhan informasi
Menunjang kegiatan
perkuliahan mahasiswa

Ledakan informasi
Assosiation of
College and
Research
Libraries
Peningkatan
kebutuhan informasi
- Observasi
-
Wawancara
-

Dokumentasi
Mampu

menentukan jenis

dan sifat informasi

yang dibutuhkan.

Mengakses

informasi secara

efektif dan efisien

Menggunakan dan

mengkomunikasika

n informasi dengan

efektif dan efisien.

Memahami isu

ekonomi, hukum

dan sosial sekitar

penggunaan dan

pengaksesan

informasi secara

Mengevaluasi

informasi dan

sumber-sumber

secara kritis dan

menjadikan

informasi yang

dipilih sebagai

dasar pengetahuan.

Page 20

BAB II, Landasan Teori, berisi tentang pengertian literasi informasi, tujuan literasi
informasi, manfaat literasi informasi, kriteria literasi informasi, keterampilan literasi
informasi, manfaat kompetensi literasi pada perguruan tinggi, standar literasi pada perguruan
tinggi.
BAB III, Metode Penelitian, berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif kualitatif studi kasus. Jenis dan sumber data yang dipakai,
teknik pengumpulan data.
BAB IV, Gambaran Umum UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, berisi
tentang sejarah UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, sejarah berdirinya American
Corner, struktur organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, struktur
organisasi American Corner, dan jenis layanan American Corner.
BAB V, Hasil Laporan Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian,
pembahasan dan analisis data.
BAB VI, Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

Page 21

BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1
Pengertian Literasi Informasi
Menurut Bundy dalam Hasugian (2009:200) “Literasi informasi adalah
seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan
memanfaatkan informasi”. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas dalam laporan
penelitian America Library Association’s Presidental Commite on Information Literacy
(1989:1) dikatakan bahwa “information literacy is a set of abilities requiring individuals
to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use
effectivelly the needeed information”.
Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah
seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui
kapan informasi dibutuhkan, kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan
menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya.
Bila dikaitkan dengan perguruan tinggi, maka penerapan literasi informasi dapat
diterapkan oleh mahasiswa, dosen, para peneliti dalam menentukan apa yang mereka
butuhkan dan bekerjasama dengan pustakawan dalam menentukan strategi penelusuran
informasi.
Berdasarkan perspektif pendidikan oleh Bruce (2003:3) dikatakan bahwa
“Information Literacy defines as the ability to access, evaluate, organise and use
information in order to learn, problem-solve, make decisions in formal and informal
learning contexts, at work, at home and in educational settings”.

Page 22

Bruce (2003:3) menyatakan bahwa literasi informasi merupakan sebuah


kemampuan dalam mengakses, mengevaluasi, mengorganisir dan menggunakan informasi
dalam proses belajar, pemecahan masalah, membuat suatu keputusan formal dan informal
dalam konteks belajar, pekerjaan, rumah maupun dalam pendidikan.
Pertemuan yang diadakan di Mesir pada tanggal 6-9 November 2005 dalam
Alexandria Proclamation yang diedit oleh Garner (2006:3) dikatakan bahwa literasi
merupakan inti pembelajaran seumur hidup dan merupakan dasar bagi manusia di era
digital ini. Dalam laporan ini dikatakan bahwa literasi informasi adalah:
- Kemampuan dasar dalam menentukan kebutuhan informasi, menemukan,
mengevaluasi, membuat dan menerapkan informasi dalam konteks budaya dan sosial.
- Sebagai kunci dan pedoman seseorang dalam mengakses informasi secara efektif serta
penggunaan dan pembuatan konten dalam mendukung pembangunan ekonomi,
pendidikan, kesehatan, pelayanan manusia dan aspek lainnya.
- Kemampuan dasar dalam mempelajari teknologi informasi. Ini merupakan
kemampuan yang sangat penting karena dengan memahami teknologi informasi maka
akan semakin mudah seseorang memenuhi kebutuhan informasinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nasution (2010:57) sebelumnya mengenai
literasi informasi di perguruan tinggi pada mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi USU menunjukkan bahwa program studi yang di dalam kurikulumnya
mengandung literasi informasi akan menjadikan mahasiswa menjadi literat terhadap
informasi. Ini dapat dilihat dari kemampuan mahasiswanya dalam mengidentifikasi,
mengakses, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi.

Page 23

Berdasarkan berbagai definisi literasi informasi yang diuraikan di atas maka


defenisi literasi informasi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mencari,
menemukan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi yang berfungsi
dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah.
Literasi informasi juga didukung oleh peranan perpustakaan dalam memperkenalkan
istilah literasi informasi dan memperoleh kemampuan literasi informasi tersebut.
Penguasaan teknologi informasi juga akan sangat memudahkan seseorang memiliki literasi
informasi. Oleh karena itu, literasi informasi merupakan proses pembelajaran seumur
hidup yang akan menjadi bekal seseorang dalam mencari informasi bukan hanya dalam
pendidikan.
2.2
Tujuan Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki seseorang
terutama dalam dunia perguruan tinggi karena pada saat ini semua orang dihadapkan
dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat, namun belum
tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai
dengan kebutuhan informasi para pencari informasi.
Literasi
informasi akan
memudahkan seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan berinteraksi
dengan berbagai informasi.
Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia perguruan tinggi untuk
mendukung pendidikan dan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang
mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan
memanfaatkan berbagai sumber informasi. Selain itu dengan memiliki literasi informasi
maka para peserta didik mampu berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya

Page 24

terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi
yang diperoleh sebelum menggunakannya.
Menurut Doyle dalam Wijetunge (2005:33) dengan memiliki keterampilan literasi
informasi maka seorang individu mampu:
a. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi dasar dalam
membuat keputusan.
b. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan.
c. Memformulasikan kebutuhan informasi.
d. Mengidentifikasi sumber informasi potensial.
e. Mengembangkan strategi penelusuran yang sukses.
f. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
g. Mengevaluasi informasi.
h. Mengorganisasikan informasi.
i. Menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang.
j. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna memiliki
kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi dan aplikasinya
untuk mengakses dan membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam menggunakan alat
penelusuran internet.
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka literasi informasi memiliki tujuan
dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk
kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan masyarakat.

Page 25

2.3
Manfaat Literasi Informasi
Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi kita memiliki kemudahan-
kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan
penelusuran informasi. Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam
persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama
adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.
Menurut Adam (2009:1) bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu:
1. Membantu mengambil keputusan.
Literasi informasi membantu kita dalam mengambil keputusan untuk memecahkan
masalah. Ketika orang tersebut memiliki informasi yang cukup maka orang
tersebut dapat mengambil keputusan dengan tepat.
2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan.
Dengan memiliki kemampuan literasi informasi maka semakin terbuka kesempatan
untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar secara mandiri.
3. Menciptakan pengetahuan baru.
Seseorang yang memiliki kemampuan literasi informasi akan mampu memilih
informasi mana yang benar dan yang salah. Sehingga tidak mudah percaya
dengan informasi yang diperoleh dan dengan begitu akan muncul pengetahuan
baru.
Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi informasi untuk pelajar adalah pelajar
dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan

Page 26

siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan
kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan
kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar
mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber
informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di atas maka dapat dikatakan
bahwa literasi informasi bermanfaat di era globalisasi informasi bagi semua orang baik
pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang memiliki literasi
informasi maka dapat menciptakan pengetahuan baru dengan menggabungkannya dengan
pengetahuan yang sebelumnya ada dan memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika
menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan.
2.4
Kriteria Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam
memenuhi kebutuhan seseorang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terdapat beberapa
kriteria dalam literasi informasi. Menurut Shapiro dalam Pendit (2007:7) bahwa terdapat 7
(tujuh) keterampilan yang dibutuhkan dalam era digital yaitu:
a. Tool literacy: kemampuan memahami dan menggunakan teknologi informasi secara
konseptual dan praktikal, termasuk di dalamnya kemampuan menggunakan
perangkat lunak, keras, multimedia yang relevan dengan bidang kerja atau studi.
b. Resources literacy: kemampuan memahami bentuk, format, lokasi, dan cara
mendapatkan sumber daya informasi terutama jaringan informasi yang terus
berkembang.
c. Social structural literacy: pemahaman tentang bagaimana informasi dihasilkan oleh
berbagai pihak di dalam sebuah masyarakat.
d. Research literacy: yaitu kemampuan menggunakan peralatan berbasis teknologi
informasi sebagai alat riset.

Page 27

e. Publishing literacy: kemampuan untuk menyusun dan menerbitkan publikasi dan ide
ilmiah ke kalangan masyarakat dengan memanfaatkan komputer dan internet.
f. Emerging technology literacy: kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk
terus menerus menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan tekhnologi dan
bersama-sama dengan komunitasnya ikut menentukan arah pemanfaatan tekhnologi
informasi untuk kepentingan pengembangan ilmu.
g. Critical literacy: kemampuan melakukan evaluasi secara kritis terhadap untung rugi
menggunakan teknologi telematika dalam kegiatan ilmiah.
Sementara itu, menurut Breivik dalam Kuhlthau (1987:12), disebutkan bahwa
kriteria literasi informasi yaitu:
a. Kemampuan dan pengetahuan (skill and knowledge)
Literasi informasi dimulai dengan sebuah pengetahuan mengenai sumber informasi dan
peralatan dalam memperoleh informasi misal indeks untuk mengakses informasi.
Kemampuan dibutuhkan untuk menentukan strategi dan teknik apa yang digunakan dalam
mengakses informasi ketika informasi dibutuhkan.
b. Sikap (attitudes)
Karakteristik yang kedua adalah sikap. Sikap ini meliputi ketekunan, perhatian secara
detail dan keragu-raguan (misalnya penyebab menerima informasi yang diperoleh).
c. Waktu dan intensitas penggunaan (time and labor intensive)
Salah satu karakteristik yang paling penting adalah waktu dan penggunaan informasi.
Kegunaan dari kemampuan ini adalah untuk mengetahui apakah informasi digunakan
secara efektif atau tidak.
Page 28

d. Pengendali kebutuhan (need driven)


Maksudnya adalah bagaimana seseorang mengidentifikasi informasi yang akan dicari dan
bagaimana memecahkan masalah dalam pencarian dan penggunaan informasi.
e. Literasi komputer (computer literacy)
Karakteristik yang dibutuhkan dalam mendukung kemampuan literasi yaitu bagaimana
menggunakan teknologi komputer dalam mencari informasi.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa apabila kriteria tersebut
dapat terpenuhi oleh seseorang maupun suatu negara maka tingkat keterpakaian terhadap
informasi akan tinggi dan tidak ada lagi yang buta terhadap informasi. Namun untuk
memenuhi kriteria tersebut diperlukannya bantuan seperti pustakawan. Oleh karena itu,
pustakawan juga harus mengerti kriteria tersebut dan menguasai literasi informasi.
2.5
Keterampilan Literasi Informasi
Literasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses dan berhasil dalam era
masyarakat informasi dan dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi di dunia
pendidikan. Dengan memiliki literasi informasi maka seseorang akan terus berusaha
belajar untuk memperoleh informasi dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru.
Untuk itu ada beberapa langkah-langkah dalam memperoleh kemampuan tersebut.
Menurut Gunawan (2008:9) ada 7 (tujuh) langkah dalam memperoleh kemampuan
literasi informasi. Tujuh langkah keterampilan tersebut adalah:

Page 29

1. Merumuskan masalah
Langkah awal dalam perumusan masalah adalah mengidentifikasi masalah. Langkah-
langkah dalam perumusan masalah adalah:
- Melakukan analisis situasi
Analisis situasi adalah mencari informasi yang dapat diperoleh melalui perpustakaan, toko
buku, internet dan pusat-pusat informasi lainnya.
- Brainstroming
Brainstroming adalah teknik yang digunakan dalam mengembangkan dan menciptakan
ide-ide baru untuk penyelesaian suatu masalah.
- Mengajukan pertanyaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong berpikir secara kritis.
- Memvisualisasikan pemikiran (mind mapping)
Kegiatan memvisualisasikan pemikiran dilakukan dengan penggambaran hubungan
diantara konsep-konsep.
2. Mengidentifikasi sumber informasi
Sumber-sumber informasi terdiri dari sumber informasi tercetak (buku, jurnal, majalah,
laporan penelitian) dan sumber elektronik (melalui internet yaitu jurnal elektronik, buku
elektronik, dan informasi-informasi elektronik lainnya). Ada beberapa kriteria penilaian
sumber informasi:

Page 30

a. Relevansi
Relevansi adalah menilai sejauh mana informasi yang dikandung sesuai dengan topik yang
dibahas dan dapat dilihat dari kedalaman dan sumber referensi yang jelas.
b. Kredibilitas
Kredibilitas adalah menentukan sejauh mana sumber informasi dapat dipercaya.
Kredibilitas dapat dilihat dari:
- Kredibilitas pencipta dan penanggung jawab
Dilihat dari sejauh mana suatu lembaga dan pencipta menghasilkan karya dan
bagaimana latar belakang dari penanggung jawab dan pencipta bisa dilihat dari
biografi penanggung jawab.
- Proses pembuatan
Proses pembuatan dapat dilihat dari proses penelaan. Suatu karya akan semakin
berkualitas apabila melewati suatu proses penelaan dari para ilmuwan.
- Pemanfaatan
Pemanfaatan sumber informasi dapat dilihat dari seberapa sering orang menggunakan
sumber informasi tersebut atau dengan kata lain tingkat pemanfaatannya.
c. Kemuktahiran
Kemutakhiran sumber informasi dapat dilihat dari tahun terbit, keterangan kapan revisi
terakhir kali, keterangan kapan revisi secara berkala dan daftar pustaka. Sedangkan kalau
Page 31

melalui sumber internet, kemutakhiran dapat dilihat kapan situs tersebut dibuat dan kapan
terakhir kali di up date.
3. Mengakses informasi
Langkah langkah dalam mengakses informasi adalah:
a. Mengetahui kebutuhan informasi.
b. Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan seperti di perpustakaan OPAC,
Katalog, WEBPAC dan di internet seperti search engine, meta search engine.
c. Menyusun strategi penelusuran misalnya dengan operator boolean.
4. Menggunakan informasi
Sumber informasi yang ditawarkan di era globalisasi informasi sangat banyak tetapi belum
semua informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan informasi. Sehingga perlu melakukan
seleksi terhadap informasi dengan kriteria sebagai berikut:
a. Relevan
Informasi dikatakan relevan jika sesuai dengan masalah yang dibahas.
b. Akurat
Informasi yang akurat adalah informasi yang tidak menyesatkan. Sehingga untuk
membutikannya perlu diperiksa terlebih dahulu.

Page 32

c. Objektif
Suatu karya dikatakan objektif apabila berdasarkan fakta dan fenomena yang dapat
diamati.
d. Kemutakhiran
Kemutakhiran informasi dapat dilihat dari waktu pengumpulan informasi, waktu
publikasi, waktu pemberian hak cipta atau paten, dan waktu publikasi sumber-sumber
yang mendukung bila berbentuk tulisan.
e. Kelengkapan dan kedalaman suatu karya
Kelengkapan dan kedalaman suatu karya dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan
pencipta informasi menguasai bidang tersebut.
5. Menciptakan karya
Penciptaan suatu karya harus berdasarkan persyaratan COCTUC yaitu:
a. Kejelasan (Clarifity)
Suatu karya ditulis harus berdasarkan langkah-langkah, tidak berbelit-belit/langsung ke
topik permasalahan, disusun secara logis dan menggunakan sudut pandang yang
konsisten.
b. Organisasi (Organization)
Pengorganisasian suatu karya dilakukan dengan cara penyusunan ide-ide yang akan
dibahas dalam karya tersebut.

Page 33

c. Koherensi dan pertalian (Coherence)


Pertalian suatu karya dapat dilihat dari hubungan yang jelas antara ide-ide maupun
gagasan-gagasan yang dibahas dalam topik tersebut.
d. Transisi (Transision)
Transisi diperlukan agar suatu informasi mudah dimengerti. Transisi disebut juga
dengan penghubung. Transisi dibuat antara kalimat-kalimat, paragraf ke paragraf dan
ide ke ide. Transisi juga bisa dilakukan dengan menggunakan kata ganti.
e. Kesatuan (Utility)
Suatu karya yang baik adalah apabila memiliki satu kesatuan misalnya kalimat demi
kalimat dan paragraf demi paragraf.
f. Kepadatan (Conciseness)
Kepadatan suatu karya dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunan kata-kata
atau frase-frase berlebihan dan berbelit-belit. Plagiarisme merupakan hal yang harus
dihindari dalam menciptakan suatu karya. Hal ini dilakuka n dengan mencantumkan
sumber informasi yang diambil setiap kali digunakan.
6. Mengevaluasi
Kegiatan mengevaluasi suatu karya dapat dilakukan dengan membaca karya yang akan
dievaluasi. Kita harus membaca secara teliti agar dapat melihat kesalahan-kesalahan yang
mungkin timbul baik pada bagian pendahuluan, isi dan penutup.

Page 34

7. Menarik pelajaran
Pelajaran dapat diperoleh berdasarkan kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan
pengalaman baik pengalaman sendiri maupun orang lain. Pelajaran ini juga dilakukan
dengan membuat sebuah catatan mengenai apa saja yang telah dilakukan dan dipelajari.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh
literasi informasi seseorang harus menguasai dan mempelajari langkah-langkah dalam
memperoleh kemampuan literasi informasi. Apabila langkah-langkah literasi informasi
tersebut dikuasai maka kemampuan literasinya akan semakin meningkat.
2.6
Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi
Pendidikan berperan dalam menjadikan seseorang literat terhadap informasi
sehingga semua orang dapat memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini
literasi informasi merupakan menjadi komponen yang penting di perguruan tinggi. Breivik
(1991:1) menyarankan agar literasi informasi menjadi bagian penting dalam pendidikan.
Proses tersebut akan berjalan dengan baik bila didukung oleh kompetensi literasi
informasi.
Seperti penelitian yang dilakukan Tarigan (2009:43) sebelumnya mengenai studi
deskriptif tentang literasi informasi mahasiswa departemen studi psikologi Fakultas
Kedokteran USU menunjukkan bahwa kemampuan literasi mahasiswa departemen studi
psikologi Fakultas Kedokteran USU masih kurang sehingga harus ada kerjasama antara
departemen studi psikologi USU dan Perpustakaan USU untuk mengadakan bimbingan
literasi informasi atau orientasi perpustakaan guna menciptakan mahasiswa yang literat
informasi.

Page 35

Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL) (2000:4), literasi


informasi pada perguruan tinggi bermanfaat dalam pembelajaran sepanjang hayat yang
akan menjadi dasar dalam pekerjaan dan karier di masa yang akan datang.
Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi dibutuhkan dalam implementasi
kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk memanfaatkan
sumber informasi dalam berbagai format.
Hal yang sama juga dikatakan oleh California State University dalam Hasugian
(2009:204) bahwa manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi
yaitu:
a. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa ke berbagai
sumber informasi yang terus berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan
informasi yang beragam dan berlimpah. Informasi tersedia melalui perpustakaan,
sumber-sumber komunitas, organisasi khusus, media dan internet.
b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan
belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi
informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat
mengikuti perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.
c. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. Dengan
kompetensi literasi informasi yang dimilikinya maka mahasiswa dapat mencari bahan-
bahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi
perkuliahan tersebut.
d. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Meningkatkan pembelajaran seumur
hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa
setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang
ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimilikinya maka individu dapat
melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka diketahui bahwa literasi informasi
merupakan kunci utama di perguruan tinggi dalam meningkatkan pengetahuan peserta
didik. Mahasiswa yang memahami literasi informasi akan mampu belajar secara mandiri,

Page 36

berhadapan dengan berbagai sumber informasi dan menjadi bekal dalam pelaksanaan
pembelajaran sepanjang hayat di era globalisasi informasi ini.
2.7
Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi
Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan Direksi
Association of College and Research Libraries (ACRL) pada 18 Januari 2000. ACRL
telah mengeluarkan lima standar literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan
kelima standar tersebut memiliki 20 indikator. Standar literasi ini berisi daftar sejumlah
kemampuan yang digunakan dalam menentukan kemampuan seseorang dalam memahami
informasi. Dalam standar ini terdapat cara bagaimana mahasiswa dapat berinteraksi
dengan informasi. Standar ini juga digunakan oleh fakultas, pustakawan dan staff lainnya
dalam mengembangkan metode untuk mengukur pembelajaran mahasiswa sesuai dengan
misi institusi tersebut. Indikator tersebut dapat dilihat di lampiran 2 tentang standar literasi
informasi menurut Association of College and Research Libraries (ACRL).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Siregar (2008:63) sebelumnya mengenai
perbandingan model literasi informasi untuk pendidikan tinggi Standar ACRL layak
dijadikan pustakawan sebagai acuan dalam pembuatan model literasi dan bisa
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi istitusi. Elemen dalam standar lebih baik
dicocokkan dengan kebijakan institusi, anggaran dan pertanggungjawabannya serta
prioritas kebutuhan.
Standar literasi informasi ACRL (2000:8) tersebut yaitu:
1. Mahasiswa yang literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang
dibutuhkan.
a. Mahasiswa mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasinya.

Page 37

b. Mahasiswa mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk sumber informasi yang


potensial.
c. Mahasiswa mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi
yang dibutuhkan.
d. Mahasiswa mengevaluasi kembali sifat dan batasan informasi yang dibutuhkan.
2. Mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan
efisien.
a. Mahasiswa memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang
paling tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
b. Mahasiswa membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif.
c. Mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan
menggunakan berbagai metode.
d. Mahasiswa memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan.
e. Mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya.
3. Mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan
menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan.
a. Meringkas ide utama yang dikutip dari informasi yang dikumpulkan.
b. Mahasiswa menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi
informasi dan sumber-sumbernya.
c. Mahasiswa mampu mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru.
d. Mahasiswa membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk
menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik lainnya dari
informasi.
e. Mahasiswa menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak terhadap sistem
nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyatukan perbedaan.
f. Mahasiswa menentukan bila query perlu direvisi.
4. Mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif
dan efisien.
a. Mahasiswa menerapkan informasi baru dan yang lama untuk merencanakan dan
menciptakan hasil.

Page 38

b. Mahasiswa merevisi proses pengembangan untuk hasil.


c. Mahasiswa mengkomunikasikan hasil secara efektif kepada orang lain.
5. Mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum dan sosial sekitar
penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis dan hukum.
a. Mahasiswa memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek sosial mengenai
informasi dan teknologi informasi.
b. Mahasiswa mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi, dan etika yang
berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi.
c.
Mahasiswa mengetahui penggunaan sumber-sumber informasi dalam
mengkomunikasikan informasi.
Hasil yang dicapai pada standar pertama dalam hal mendefinisikan dan
menyampaikan kebutuhan informasinya adalah mahasiswa mampu berdiskusi dengan
pengajar, mengikuti diskusi-diskusi termasuk diskusi kelas dan elektronik dalam
merumuskan kebutuhan informasi; menjelajahi sumber informasi; mengidentifikasikan
kebutuhan informasi dan mengidentifikasikan konsep dan kata kunci untuk menjelaskan
informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam hal mengidentifikasi berbagai jenis bentuk sumber
informasi adalah mahasiswa mengetahui bagaimana proses informasi dihasilkan, disusun
dan disebarkan; mengidentifikasi nilai dan perbedaan setiap sumber informasi (misalnya
buku, situs web); mengidentifikasi kemutakhiran informasi; dan dapat membedakan mana
sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder serta cara penggunaanya.
Hasil yang dicapai dalam hal mempertimbangkan biaya dan keuntungan diperoleh
dari informasi yang dibutuhkan adalah mahasiswa mampu membuat keputusan dalam
memperluas proses pencarian (misalnya meminjam ke perpustakaan lain, menggunakan

Page 39

kata kunci lain); belajar sebuah bahasa baru dan kemampuan baru; dan membuat proses
perencanaan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam mengevaluasi dan menentukan jenis dan batasan sumber
informasi adalah mampu memperjelas dan memperbaiki masalah.
Hasil yang dicapai pada standar kedua dalam memilih metode penelitian yang sesuai
untuk mengakses informasi penelitian adalah mampu mengidentifikasi metode penelitian;
meneliti ruang lingkup, isi dan sistem penelusuran.
Hasil yang dicapai dalam hal menerapkan dan memilih strategi penelusuran adalah
mahasiswa mampu mengidentifikasi kata kunci, sinonim dan istilah lainnya; menyeleksi
kosa kata terkendali dan menerapkan strategi penelusuran (misalnya menggunakan
operator boolean, truncation dan proximity).
Hasil yang dicapai dalam hal temu kembali secara pribadi maupun online adalah
mahasiswa mampu menggunakan sistem temu kembali untuk mendapatkan sumber
informasi; menggunakan layanan lain untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan; dan
menggunakan surat, survei dan wawancara dalam mendapatkan informasi primer.
Hasil yang dicapai dalam hal memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan
adalah mahasiswa mampu menilai kerelevansian informasi yang diperoleh dengan
kebutuhan informasi, melakukan penelusuran ulang dan menggunakan strategi baru dalam
penelusuran informasi.
Hasil yang dicapai dalam hal mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan
sumber-sumbernya adalah mahasiswa mampu mencatat kutipan informasi yang terkait
Page 40

untuk dipakai sebagai rujukan dan menggunakan berbagai teknologi informasi untuk
mengelola informasi yang diperoleh.
Hasil yang dicapai pada standar ketiga dalam meringkas ide utama yang dikutip dari
informasi yang dikumpulkan adalah mahasiswa mampu menentukan ide utama dan
mengenali materi dari informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk
mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya adalah mahasiswa mampu mengevaluasi
informasi dari segi reabilitas, validitas, ketepatan waktu; mengenali konteks budaya,
konteks fisik dan konteks lainnya yang berkaitan dengan terciptanya informasi.
Hasil yang dicapai dalam mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru
adalah mahasiswa mampu mengenali hubungan antar konsep dan menggabungkannya
serta kemampuan dalam memanfaatkan komputer dan teknologi lain (seperti multimedia,
audio visual).
Hasil yang dicapai dalam membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
lama untuk menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik
lainnya dari informasi adalah mahasiswa mampu menarik kesimpulan dari informasi
yang diperoleh serta melakukan pengujian terhadap teori yang diperoleh berdasarkan
disiplin ilmunya dan memadukan antara pengetahuan yang sebelumnya dengan informasi
yang diperoleh.
Hasil yang dicapai dalam menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak
terhadap sistem nilai individu adalah mahasiswa mampu menentukan apakah informasi
yang diperoleh bisa dimanfaatkan atau tidak.

Page 41

Hasil yang dicapai dalam membuktikan kebenaran dari pemahaman dan interpretasi
informasi melalui diskusi dengan individu lain, para ahli dan praktisi adalah mahasiswa
mampu mengikuti diskusi-diskusi, komunikasi elektronik (misalnya: jejaringan sosial)
dan mencari berbagai pendapat para ahli melalui berbagai mekanisme (misalnya
wawancara dan email).
Hasil yang dicapai dalam menentukan apakah query adalah mahasiswa mampu
meninjau ulang strategi penelusuran dan sarana pencari informasi jika diperlukan.
Hasil yang dicapai dalam menerapkan informasi baru dan yang lama untuk
merencanakan dan menciptakan hasil
adalah mahasiswa mampu
menciptakan
pengetahuan baru dan mengintregasikan informasi yang baru dan yang sebelumnya sudah
ada dalam mendukung tujuan penulisan karya
Hasil yang dicapai pada standar empat dalam mengkomunikasikan informasi kepada
orang lain secara efektif adalah mahasiswa mampu memilih media dan bentuk
komunikasi dalam menciptakan dan menampilkan suatu karya.
Hasil yang dicapai dalam mengkomunikasikan informasi kepada orang lain secara
efektif adalah mahasiswa mampu memilih media dan bentuk komunikasi dalam
menciptakan dan menampilkan suatu karya.
Hasil belajar yang dicapai pada standar lima dalam memahami isu-isu ekonomi,
politik, sosial mengenai informasi dan teknologi informasi adalah mahasiswa mampu
mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan kerahasiaan dan keamanan pada media
elektronik dan cetak dan memahami hak cipta.

Page 42

Hasil belajar yang dicapai dalam mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi,
dan etika yang berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi
adalah mahasiswa mampu berpartisipasi dalam diskusi-diskusi elektronik; menggunakan
kata sandi dan bentuk pengenalan lainnya yang resmi untuk mengakses sumber informasi;
dan menunujukkan pemahaman mengenai plagiarisme.
Hasil belajar yang dicapai dalam mengetahui penggunaan sumber-sumber informasi
dalam mengkomunikasikan informasi adalah mahasiswa mampu memilih gaya pencatatan
dokumen dan menggunakan secara konsisten dan mendapatkan izin tertulis dalam hal hak
cipta (ACRL, 2008:8).
Lima standar beserta indikator-indikator di atas berguna bagi akademis seperti
mahasiswa, dosen pustakawan dan staff lainnya dalam menentukan dan mengetahui
apakah seseorang dapat dianggap memiliki kemampuan literasi informasi. Dengan
memiliki kompetensi standar literasi tersebut maka mahasiswa akan lebih peka terhadap
kebutuhan informasi. Oleh karena itu, untuk memperoleh kompetensi tersebut sangatlah
diperlukan peranan institusi dan perpustakaan dalam meningkatkan kemampuan
pemahaman informasi untuk meningkatkan pembelajaran dan efektifitas institusi. Oleh
sebab itu, peneliti menggunakan lima standar literasi informasi tersebut sebagai indikator
untuk mengukur kemampuan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo Semarang.

Page 43

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud, cara kerja
sistematis untuk memudahkan pelaksanaan sebuah kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Dengan demikian metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode
yang digunakan dalam penelitian (Sulistyo-Basuki, 2010: 22).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Menurut Sulistyo-Basuki (2010:110) mengatakan bahwa penelitian deskriptif mencoba
mencari deskripsi yang tepat yang cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia.
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan fakta dan data secara valid untuk
memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Kategori bentuk yang
digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah studi kasus. Sulistyo-Basuki (2006:113)
menyatakan studi kasus merupakan kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan
situasi tertentu yang dimungkinkan untuk memahami hal tertentu.
3.2. Objek dan Subjek Penelitian
Yang dijadikan objek penelitian ini adalah kemampuan literasi informasi mahasiswa,
sedangkan subjek penelitiannya adalah pegawai American Corner dan mahasiswa.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
1. Data Primer
Data yang didapat dari sumber informan pertama yaitu individu atau perseorangan
seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Ini diperoleh melalui
Page 44

wawancara dengan pegawai yang ada dalam American Corner yang dianggap tahu
mengenai masalah dalam penelitian. Data primer ini antara lain:
- Catatan hasil wawancara
- Hasil observasi ke lapangan secara langsung dalam bentuk catatan tentang situasi
dan kejadian
- Data-data mengenai informan
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam
bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data ini digunakan untuk mendukung
infomasi primer yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi
langsung ke lapangan. Data sekunder antara lain: sejarah berdirinya perpustakaan
dan perkembangannya, fasilitas yang dimiliki, dan koleksi perpustakaannya.
3.4. Informan
Menurut Sugiyono, dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan
hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain
pada situasi sosial dalam kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, partisipan atau informan.(Sugiyono,
2010:50).
Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi
yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar
mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh
informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-
data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut.

Page 45

Metode penentuan informan yang penulis pakai adalah purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2009:218). Sampel diambil secara purposive dengan maksud tidak harus mewakili seluruh
populasi, sample yang diambil memiliki pengetahuan yang cukup serta mampu
menjelaskan keadaan sebenarnya tentang obyek penelitian. Dengan menggunakan
purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Kriteria informannya adalah mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan
sering berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang
melakukan pencarian informasi di American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang.
Peneliti menentukan informan berdasarkan arahan dari pustakawan American Corner,
yaitu siapa saja yang sering berkunjung dan menggunakan layanan.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah delapan mahasiswa IAIN
Walisongo Semarang. Delapan mahasiswa tersebut diambil dari mahasiswa yang berkunjung
dan menggunakan fasilitas American Corner.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan
dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi
“Pada observasi ini, peneliti mengamati peristiwa, kejadian, pose, dan sejenisnya
disertai dengan daftar yang perlu diobservasi” (Sulistyo-Basuki, 2010:149)

Page 46

2. Wawancara
“Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi” (Musa dan
Nurfitri, 1988:49)
3. Dokumentasi
“Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang” (Sugiyono, 2009:240)
3.6.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk menganalisis penelitian ini, maka dilakukan dengan langkah-


langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan
informasi,
melalui
wawancara,
maupun
observasi
langsung.
2. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan
tidak sesuai dengan masalah penelitian.
3. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam bentuk tabel,
dan uraian penjelasan.
4. Tahap akhir adalah menarik kesimpulan. (Miles dan Huberman, 1992: 18)

Page 47

BAB IV
GAMBARAN UMUM AMERICAN CORNER di UPT PERPUSTAKAAN IAIN
WALISONGO SEMARANG
4.1
Sejarah Singkat UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang tumbuh dan berkembang seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan IAIN Walisongo Semarang. Perpustakaan ini dibuka secara
resmi pada tanggal 15 September 1973, tiga tahun setelah peresmian lembaga induknya
(IAIN).
Pada awal berdirinya, perpustakaan menempati satu ruangan di gedung kampus IAIN,
Jl. Ki Mangunsarkoro No. 17 Semarang. Tahun 1976 IAIN pindah ke kampus baru di Jrakah
dan perpustakaan menempati dua ruangan di gedung C. Selanjutnya pada tahun 1979
perpustakaan menempati gedung tersendiri (yang saat ini menjadi gedung pascasarjana). Pada
awal tahun 1994 perpustakaan pindah ke gedung baru berlantai 2 di kampus III, Jl. Prof. Dr.
Hamka Km.2 Ngaliyan Semarang hingga sekarang.
Adapun denah lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang seperti terlihat
pada gambar 2 berikut:
Page 48

Gambar 2
Denah Lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Sumber: diolah oleh peneliti, 2012
4.2
Struktur dan Tugas Pokok Organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang
Tugas pokok UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang adalah memberikan
pelayanan koleksi untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, mengadakan kerjasama antar perpustakaan, membuat rencana pengembangan,
mengendalikan, mengevalusai, dan menyusun laporan kepustakaan
Perpustakaan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Rektor. Perpustakaan terdiri dari: Kepala dan lima Koordinator
Bidang. Lima bidang tersebut adalah Bidang Tata Usaha, Layanan Teknis, Layanan Sirkulasi,
Layanan Referensi, dan Bidang Otomasi dan Pengembangan.

Page 49

UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang juga menyelenggarakan berbagai


kegiatan yang bersifat edukatif, intelektual, rekreatif dan kultural seperti seminar, diskusi,
bedah buku, talkshow, pemutaran film dan lain-lain yang dilaksanakan baik secara reguler
maupun insidental.
4.3
Sejarah American Corner
American Corner merupakan pusat informasi yang dikembangkan atas kerjasama
IAIN Walisongo dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. American Corner mulai
beroperasi pada tanggal 25 Januari 2005 dan terbuka untuk masyarakat umum yang terletak
di lantai dua UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang. American Corner menyediakan
sumber-sumber informasi dalam bentuk buku, jurnal, CD-ROM, DVD dan jurnal elektronik.
Jumlah koleksi buku yang ada di American Corner berjumlah 3000 eksemplar. Semua
koleksi di American Corner hanya untuk dibaca di tempat atau difotokopi. Pemakai juga
dapat mengakses informasi lewat internet yang telah disediakan dengan 4 buah workstation.
Adapun denah lokasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang seperti terlihat pada gambar 2 berikut:

Page 50

Gambar 3
Denah Lokasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Sumber: diolah oleh peneliti, 2012
4.4
Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi American Corner
Adapun struktur organisasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang seperti terlihat pada gambar 4 berikut:

Page 51

Gambar 4
Struktur Organisasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
Sumber: diolah oleh peneliti dari buku panduan perpustakaan IAIN Walisongo, 2010
Berikut ini adalah tugas dari koordinator American Corner:

✓ Menyusun program kerja tahunan bidang layanan American Corner.

✓ Mengajukan usulan pengadaan bahan koleksi.

✓ Mengadakan roundtable discussion sekali dalam satu minggu.

✓ Mengadakan seminar bekerjasama dengan IRC (Information Resource Center)

kedutaan besar Amerika Serikat.

✓ Mengadakan presentasi beasiswa ke Amerika Serikat.

✓ Membuat laporan setiap kegiatan ke IRC (Information Resource Center) kedutaan

besar Amerika Serikat.


Berikut ini adalah tugas dari staff American Corner:

✓ Melakukan inventarisasi bahan koleksi.

✓ Mengkatalog bahan koleksi.

Kepala Perpustakaan
Miswan, S.Ag., SIP., M.Hum
Koordinator American Corner
Bahrul Ulumi S.Ag
Staff American Corner
M. Fahmi Brilianto

Page 52

✓ Melakukan klasifikasi.

✓ Melengkapi bahan koleksi dengan label dan barcode.

✓ Melayani penelusuran jurnal ilmiah.

✓ Membuat laporan statistik kunjungan dan penggunaan fasilitas American Corner

setiap bulan IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat.

✓ Membuat laporan kegiatan tahunan.


American Corner melaksanakan tugas-tugas pokok sebagai berikut:
• Menyusun program kerja tahunan bidang layanan American Corner.
• Mengajukan usulan pengadaan bahan koleksi.
• Melakukan inventarisasi bahan koleksi.
• Mengkatalog bahan koleksi.
• Melakukan klasifikasi.
• Melengkapi bahan koleksi dengan label dan barcode.
• Mengadakan roundtable discussion sekali dalam satu minggu.
• Mengadakan seminar bekerjasama dengan IRC (Information Resource
Center) kedutaan besar Amerika Serikat.
• Melayani penelusuran jurnal ilmiah.
• Mengadakan presentasi beasiswa ke Amerika Serikat.
• Membuat laporan setiap kegiatan ke IRC (Information Resource Center)
kedutaan besar Amerika Serikat.
• Membuat laporan statistik kunjungan dan penggunaan fasilitas American
Corner setiap bulan IRC (Information Resource Center) kedutaan besar
Amerika Serikat.
• Membuat laporan kegiatan tahunan.

Page 53
Adanya American Corner ini memiliki fungsi yaitu menjembatani perbedaan kebudayaan
antara Amerika dan Indonesia.
4.5. Jenis Layanan yang Tersedia di American Corner
1. Layanan Internet
Layanan internet American corner merupakan salah satu jenis layanan yang tersedia di
UPT Perpustakaan IAIN Walisongo. Setiap pemustaka yang dating kesana dapat
dengan mudah menggunakan fasilitas internet yang tersedia. Dengan adanya layanan
internet ini dapat membantu pemustaka dalam penelusuran informasi yang mereka
inginkan. Di American corner disediakan 4 buah workstation untuk layanan internet
ini.
2. Layanan Baca di Tempat
Layanan baca di tempat ini berisi koleksi cetak berupa referensi dan buku-buku di
bidang karya fiksi, bisnis, ilmu sosial dan/atau teknik, politik, pendidikan, dan
kebudayaan amerika yang berjumlah 1300 koleksi buku. Akan tetapi, semua koleksi
ini hanya untuk dibaca di tempat atau difotokopi.
3. Layanan Multimedia
Layanan ini menyediakan akses ke multimedia seperti produk-produk video dan audio
seperti CD dan DVD koleksi musik dan film, dan CD-ROM untuk sumber referensi.
Pemustaka American Corner dapat mengakses jurnal elektronik EBSCO yang
memuat lebih dari 7.900 jurnal ilmiah yang tersedia full text yang diterbitkan oleh Biro
Informasi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Page 54

4.6. Kegiatan Umum American Corner

➢ Mendatangkan ahli-ahli dari Amerika menampilkan pembicaraan mengenai berbagai

aspek Amerika.

➢ Cendekia Amerika mengadakan seminar dan konferensi bersama cendekia

Indonesia.

➢ Cendekia Indonesia memberikan ceramah dengan topik-topik Indonesia dan

Amerika.

➢ Pameran yang mempertunjukkan keragaman budaya dan kegiatan sosial di Amerika.


➢ Informasi pendidikan bagi yang ingin belajar di Amerika.

➢ Peserta program pertukaran pelajar yang disponsori pemerintah Amerika berbagi

pengalaman mereka selama di Amerika.


Mahasiswa yang berkunjung ke American Corner biasanya untuk mencari informasi
yang mereka butuhkan untuk tugas kuliah mereka dengan memanfaatkan layanan internet
atau layanan baca di tempat. Mahasiswa juga memanfaatkan layanan multimedia dengan
memutar CD/DVD yang disediakan. Meskipun American Corner di buka untuk masyarakat
umum, pemustaka di American Corner jarang yang dari luar. Kebanyakan pemustaka
American Corner adalah mahasiswa IAIN Walisongo sendiri.

Page 55

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa
Dalam bab lima ini disajikan mengenai data yang diperoleh berkaitan dengan
kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American Corner di UPT
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research
Libraries. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi
informasi yang dimiliki mahasiswa serta untuk mengidentifikasi literasi informasi
mahasiswa sesuai dengan standar yang dibuat oleh Association of College and Research
Libraries (ACRL).
5.1.1 Kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi
5.1.1.1 Mendefinisikan informasi yang ingin diperoleh
Seorang mahasiswa yang literate akan mendefinisikan dan menyampaikan
kebutuhan informasinya dengan jelas, dengan cara mendefinisikan informasi yang ingin
diperoleh kemudian dapat menentukan topik atau subyek yang akan dicari sehingga
dapat diketahui sumber yang tepat. Cara tersebut merupakan bagian dari merumuskan
langkah untuk memperoleh informasi. Ada berbagai bentuk rumusan masalah, antara lain
dengan menentukan kalimat topik yang akan dicari. Mengenai hal itu, seorang informan
menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
“Ya, sebelum saya mencari informasi biasanya saya tentukan dulu topik dari
informasi yang akan saya cari. Agar lebih terfokus pada informasi yang akan
saya cari.” (Wawancara dengan Anis, tanggal 11 Juni 2012).

Page 56

Selain itu juga ada 1 mahasiswa yang membuat catatan kecil yang berisi point-point
penting tentang informasi yang akan dicari. Hal tersebut tersirat dalam wawancara dengan
informan sebagai berikut:
“Ya, saya membuat daftar catatan dulu tentang pembahasan yang akan saya
cari. Biar lebih terfokus pada pembahasan yang akan saya cari.” (Wawancara
dengan Sukarni, tanggal 11 Juli 2012).
Namun ada juga beberapa informan yang tidak merumuskan masalah dulu
sebelum melakukan pencarian. Mereka langsung melakukan pencarian menggunakan
layanan internet. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa sebagai berikut:
“Tidak, biasanya saya langsung saja mencari informasi yang saya butuhkan.
Lebih praktis dan efisien waktu.” (Wawancara dengan Aziz, tanggal 1 Juni
2012).
Berdasarkan data yang telah diperoleh 4 mahasiswa memilih langsung melakukan
pencarian tanpa merumuskan masalah terlebih dahulu, sedangkan 4 mahasiswa lainnya
memilih merumuskan masalah terlebih dahulu, berarti hal ini hampir sesuai dengan
standar literasi informasi yang pertama yaitu kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan
batas informasi. Dengan begitu dapat diindikasikan bahwa sebagian mahasiswa hampir
memenuhi kriteria mahasiswa yang literat dalam hal kemampuan merumuskan masalah.
5.1.1.2 Menentukan jenis informasi
Kemampuan untuk menentukan jenis dan batas informasi dapat juga dilihat dari
pemanfaatan informasi dalam beberapa jenis sumber informasi seperti primer, sekunder
dan tersier. Jenis sumber informasi tersier contohnya skripsi, tesis, desertasi. Contoh jenis
sumber informasi sekunder seperti ensiklopedi dan kamus, sedangkan jenis sumber informasi
tersier contohnya katalog dan almanak. Ada 3 mahasiswa yang memilih untuk menggunakan
jenis sumber informasi sekunder salah satu alasannya adalah karena jenis sumber informasi
sekunder lebih bisa dimengerti. Seperti pendapat salah satu informan berikut ini:

Page 57

“Saya memilih informasi sekunder karena sudah berupa dokumen yang


dibukukan jadi lebih enak untuk dibaca dan dimengerti.” (Wawancara dengan
Taufik 12 Juni 2012).
Selain itu ada 2 mahasiswa yang memilih menggunakan jenis sumber informasi tersier salah
satu alasannya adalah memudahkannya dalam penelusuran informasi. Berikut ini pernyataan
dari informan tersebut:
“Tersier, karena perpustakaan menyediakan layanan catalog khusus untuk
pencarian informasi jadi memudahkan saya dalam mencari informasi.”
(Wawancara dengan Yoga 12 Juni 2012).
Ada 1 informan yang memutuskan untuk memilih jenis sumber informasi primer yang
menurutnya bisa memenuhi kebutuhan informasinya. Berikut ini pernyataannya:
“Primer, karena menurut saya sumber primer bisa mewakili informasi yang
saya butuhkan, lebih akurat dan terpercaya.” (Wawancara dengan Aziz 1 Juni
2012).
Sedangkan sisanya memilih memakai 2 jenis sumber informasi untuk memenuhi
kebutuhannya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa menyatakan, “kalau
untuk mengerjakan tugas saya memilih primer kalau untuk refreshing saya memilih tersier,
kalau gak ada kerjaan biasanya suka browsing atau baca literatur untuk menambah wawasan
saja.” (Wawancara dengan Muhammad Choirul Manan 11 Juni 2012).
Berdasarkan data di atas jenis sumber informasi yang dipilih oleh mayoritas
mahasiwa dalam melakukan pencarian informasi adalah jenis sumber informasi sekunder.
Mahasiswa yang literate seharusnya menggunakan berbagai jenis sumber informasi,
sehingga mahasiswa tidak membatasi jenis informasi yang dipilih sebagai sumber.
5.1.2 Kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien
5.1.2.1 Strategi yang digunakan dalam mengakses informasi
Standar selanjutnya dari literasi informasi adalah kemampuan mengakses
informasi yang dibutuhkan dengan efektif dan efisien. Kemampuan mengakses

Page 58

informasi yang efektif dan efisien dapat dilihat dari cara mahasiswa memilih strategi yang
tepat saat menelusur informasi, yaitu dalam proses mengakses informasi, apa yang dilakukan
mahasiswa untuk menelusur atau mendapatkan informasi yang diinginkan. Ada 6 dari 8
mahasiswa yang memilih langsung menggunakan internet untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan. Berikut ini salah satu pernyataan dari mahasiswa:
“Saya mencari melalui online, kalau misal tidak ada baru saya mencarinya
melalui manual. Saya mencari informasi dengan cara online agar lebih efisien
waktu.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012).
Sedangkan 2 sisanya memilih mencari informasi secara manual dengan menelusur informasi
cetak yang ada di rak, seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa sebagai berikut:
“Biasanya saya mencari informasi dengan cara mencarinya langsung ke rak
jika tidak ketemu baru saya browsing internet karena saya biasanya memang
jarang mencari informasi di internet, soalnya saya agak bingung karena
banyak sekali informasi yang muncul jika mencari di internet.” (Wawancara
dengan Sukarni 11 Juni 2012).
Dari hasil diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa
menggunakan internet untuk penelusuran informasi karena cara tersebut dianggap efektif dan
efisien dalam menelusur informasi, sedangkan sisanya memilih menelusur informasi cetak
yang ada di rak terlebih dahulu.
Kemampuan mengakses informasi dengan efektif juga dilihat dari pengetahuan
mahasiswa tentang strategi penelusuran informasi. Salah satu cara untuk mengukurnya adalah
dengan menggunakan kata kunci yang memungkinkan mahasiswa untuk mencari data melalui
penggunaan satu kata, atau sebuah frasa. Jadi apabila penelusuran dilakukan dengan kata
kunci, maka nantinya hasil pencarian terlalu luas dan kurang spesifik. Penggunaan kata
kunci sebagai strategi dalam penelusuran informasi dilakukan oleh sebagian besar
mahasiswa, contohnya seperti halnya yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa
berikut:

Page 59

“Ya, saya menggunakan kata kunci dalam mencari informasi. Cara saya
menenetukan kata kunci dengan mengetik subjek buku/informasi yang saya
butuhkan.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012).
Tetapi lain halnya dengan mahasiswa berikut ini, yaitu Anis mereka memilih strategi
penelusuran dengan cara penggunaan tanda petik (“ “). Tanda ini digunakan untuk
mencari sumber informasi yang mengandung frasa. Dengan demikian, menurut mereka
dengan penggunaan tanda petik dapat menjadi pembeda informasi yang akan mahasiswa
cari, kemudian dengan menggunakan tanda petik maka informasinya dapat mengerucut dan
tidak terlalu meluas. Sebagai contoh seperti yang dilakukan oleh Anis berikut petikan
wawancaranya:
“Iya, langsung mengetikkan kata kunci dengan tambahan tanda kutip biar
langsung tertuju dengan informasi yang saya cari, mengetikkan topik yang
ingin saya cari.” (Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012).
Berdasarkan hasil penelitian di atas tidak ada yang menggunakan strategi
penelusuran menggunakan boolean logic ataupun simbol-simbol lainnya maupun dengan
pemotongan kata, hanya ada satu mahasiswa yang menggunakan (“) tanda petik. Mayoritas
dari mahasiswa hanya menggunakan kata kunci sebagai strategi dalam penelusuran
informasi.
Penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang strategi pencarian
informasi masih kurang karena ada beberapa strategi lainnya yang belum digunakan
oleh mahasiswa misalnya: tanda kurung ( ), maupun dengan cara pemotongan kata.
Penggunaan berbagai macam strategi penelusuran informasi, akan dapat mempermudah
mahasiswa dalam melakukan pencarian, dan jika tidak menemukan informasi dengan
satu strategi dapat menggunakan strategi lain untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.

Page 60

Kemampuan mengakses informasi dengan efektif adalah mengevaluasi kembali


strategi penelusuran bila informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan. Jika
informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, apakah menurut
mahasiswa kata kunci yang digunakan sudah tepat. Disamping itu, bagaimana mahasiswa
tersebut mengetahui bahwa kata kunci yang digunakan sudah tepat atau belum. Berikut ini
pernyataan sebagian mahasiswa:
“Sebagian salah cuma kalau salah saya coba lagi cari kata kunci lain, tahunya
ketika kata kunci itu saya masukkan maka yang diharapkan muncul itu sesuai
apa yang saya harapkan.” (Wawancara dengan Muhammad Choirul Manan 11
Juni 2012).
“Kadang sudah tepat kadang belum, kalau belum tertuju ya cari kata kunci
yang lain, kalau langsung tertuju pada pembahasan yang kita cari.”
(Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012).
“Sudah, karena ketika saya mengetikkan topik yang saya gunakan sebagai kata
kunci selalu menampilkan informasi yang saya butuhkan.” (Wawancara
dengan Heni 1 Juni 2012).
Berdasarkan data yang ada, sebagian besar mahasiswa mengatakan bahwa kata kunci
yang digunakan sudah tepat, hanya ada 4 mahasiswa yang mengatakan sudah tepat.
Sementara 4 mahasiswa yang lain mengatakan belum tepat, 3 diantaranya yang
mengatakan belum mengevaluasi kembali strategi penelusuran yang digunakan jika
informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan
literasi informasi mahasiswa sudah baik dalam mengakses informasi dengan efektif,
sebab mayoritas mahasiswa mengevaluasi kembali strategi penelusuran informasi berupa
penggunaan kata kunci yang telah digunakan.
Mengevaluasi kembali strategi penelusuran diperlukan jika informasi yang diperoleh
tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, dalam mengevaluasi mahasiswa harus
menaksir kualitas, kuantitas dan relevansi dari hasil pencarian maka dapat ditentukan
alternatif strategi penelusuran lain yang akan digunakan selanjutnya dan pada akhirnya

Page 61

mahasiswa harus mengulang pencarian dengan menggunakan strategi yang diubah sebagai
suatu hal yang penting. Mahasiswa yang literat akan memperbaiki strategi penelusuran jika
diperlukan.
5.1.3 Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis
5.1.3.1 Menyaring informasi dari hasil penelusuran
Standar ketiga dari literasi informasi adalah kemampuan mengevaluasi informasi
dan sumbernya secara kritis. Setelah kita memperoleh informasi, maka kita harus
mengevaluasi informasi tersebut untuk mengetahui apakah informasi yang kita peroleh
sudah sesuai dengan apa yang kita butuhkan atau tidak. Dalam hal ini, yang peneliti
fokuskan adalah bagaimana mahasiswa menyaring informasi yang dari hasil penelusuran
informasi. Sebagian besar mahasiswa mengevaluasi informasi hanya dengan membaca
sekilas saja hasil dari penelusuran informasi. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa
mahasiswa berikut ini, “membacanya ulasannya sekilas mungkin ada yang nyambung atau
singkron saya buka tapi saya tidak hanya membuka satu tapi banyak satu per satu saya seleksi
lagi.” (Wawancara dengan Muhammad Choirul Manan 11 Juni 2012)
“membaca ulasan kalau misal tepat, buka beberapa sesuai dengan yang kita cari.”
(Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012)
Hanya sebagian kecil mahasiswa mengevaluasi informasi dengan membuka satu per satu
hasil dari penelusuran informasi. Berikut ini pernyataan dari mahasiswa:
“Saya buka satu per satu hasil dari informasi yang muncul dan saya baca
keseluruhan isi informasinya.” (Wawancara dengan Hendi 11 Juni 2012)
Cara mengevaluasi yang baik adalah dengan membaca informasi secara keseluruhan.
Setelah mengetahui subyeknya dan informasi tersebut relevan dengan informasi yang
dibutuhkan maka untuk mengevaluasi isi dokumen dan untuk menemukan informasi yang

Page 62

benar-benar dibutuhkan maka perlu membaca informasi secara utuh. Dari data yang
diperoleh sebagian besar mahasiswa melakukan hal yang kurang tepat dan
mengindikasikan bahwa literisasi informasi yang dimiliki mahasiswa masih kurang,
karena mahasiswa yang literate terhadap informasi akan mengevaluasi secara kritis
informasi yang telah diperoleh.
Kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi informasi juga dapat dilihat dari
berdasarkan apa mahasiswa menyaring informasi tersebut. Semua mahasiswa memilih
informasi berdasarkan dengan kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil penelusuran.
Seperti penyataan mahasiswa berikut ini, “berdasarkan pembahasan yang akan kita cari,
kecocokan atau tidak dengan materi yang akan kita bahas kalau cocok ya dipilih saja”
(Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012).
5.1.3.2 Mengolah informasi yang diperoleh
Untuk mengevaluasi informasi mahasiswa perlu mengolah informasi dengan
meringkas ide utama dari informasi yang dikumpulkan. Maka dari itu, peneliti memberikan
pertanyaan bagaimana cara mengolah informasi yang telah didapat. Sebagian besar
mahasiswa memilih menyalin informasi yang didapat. Seperti yang diungkapkan mahasiswa
berikut ini, “Saya mengolah infromasi dengan cara mengambil kalimat-kalimat yang penting
dan sesuai dengan apa yang saya butuhkan dan informasi tersebut juga jelas isinya kemudian
saya kopy pastekan ke dalam MS Word.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012)
Ada 1 mahasiswa yang membuat mencatat hasil penelusuran informasi. Berikut ini
pernyataannya:
“Kalau saya mencatat atau mengcopy informasi yang sekiranya saya butuhkan
saja.” (Wawancara dengan Sukarni 11 Juni 2012)

Page 63

Dari jawaban di atas, diketahui bahwa mayoritas mahasiswa telah melakukan


evaluasi cukup baik, dan mengindikasikan tingkat literasi mahasiswa dalam mengevaluasi
informasi sudah memenuhi standar literasi informasi menurut Association Of College and
Research Libraries (ACRL).
5.1.4 Kemampuan menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif
dan efisien
Standar ke empat dari literasi informasi adalah kemampuan dalam menggunakan
informasi dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien. Seperti penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Nasution (2010:57) menyatakan bahwa salah satu
kemampuan literasi informasi mahasiswa dapat dilihat dengan kemampuannya dalam
mengkomunikasikan informasi. Seorang mahasiswa dikatakan literat apabila memiliki
kemampuan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain misalnya
mendiskusikan. Dalam penelitian ini, mahasiswa sudah memenuhi standar literasi informasi
tentang mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya. Hal ini dinyatakan oleh tujuh orang
mahasiswa yang memilih mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya. Hanya satu
mahasiswa yang tidak mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain.
Seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa, yang tersirat dalam petikan
wawancara berikut:
“Ya, biasanya informasi yang saya dapat saya informasikan ke orang lain,
biasanya informasi yang baru saya dapat, saya diskusikan dengan teman saya.”
(Wawancara dengan Yoga 12 Juni 2012)
“Ya saya mengkomunikasikan informasi yang saya dapat. Siapa tahu
informasi yang saya dapat tersebut bisa berguna bagi orang lain.” (Wawancara
dengan Taufik 12 Juni 2012)
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya mahasiwa
mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain misalnya mendiskusikan.
Page 64

Mengkomunikasikan informasi merupakan kegiatan penyampaian informasi yang diperoleh


kepada orang lain. Mengkomunikasikan informasi dapat dilakukan dengan cara berdiskusi
kepada orang lain dan membahas informasi yang diperoleh tersebut. Kegiatan
mengkomunikasikan informasi ini akan membantu seseorang untuk menciptakan
pengetahuan baru.
5.1.5 Kemampuan dalam memahami isu hukum seputar penggunaan akses informasi
secara etis dan legal
Standar dari literasi informasi yang terakhir adalah kemampuan dalam memahami
isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan
legal. Mahasiswa yang literate terhadap informasi mampu untuk memahami isu hukum
di seputar informasi, berarti mahasiswa memperlihatkan pemahaman dari kepemilikan
hak cipta dan kejujuran menggunakan informasi yang memiliki hak cipta. Dalam
penelitian ini, mahasiswa sudah cukup paham mengenai masalah plagiat, mereka tahu
bagaimana caranya mempertanggung jawabkan suatu informasi dan menghargai karya
orang lain dengan cara mencantumkan sumber asal informasi di setiap hasil karya
yang mereka buat. Berikut beberapa petikan wawancara dengan mahasiswa:
“Ya, saya selalu mencantumkan sumber informasi yang saya dapat di daftar
pustaka karena dosen selalu menayakan hal itu.” (Wawancara dengan Anis
tanggal 11 Juni 2012)
“Sudah, setiap saya membuat tugas kuliah saya selalu memasukkan darimana
infomasi itu saya dapatkan.” (Wawancara dengan Hendi tanggal 11 Juni
2012)
“Saya kira sudah, karena saya setiap mengambil/mengutip informasi dari
orang lain pasti saya kasih sumbernya darimana informasi tersebut didapat.”
(Wawancara dengan Taufik tanggal 12 Juni 2012)
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa literasi informasi
mahasiswa dalam memahami isu hukum sudah baik dan sudah sesuai dengan standar
literasi informasi menurut Association Of College and Research Libraries.

Page 65

5.2 Penggunaan metode yang efektif dalam menelusur informasi


Pada saat informan menggunakan kata kunci pada kolom isian pencarian, search
engine akan menampilkan semua dokumen yang memuat kata kunci tersebut. Informasi
yang ditampilkan sampai jutaan informasi. Jika informan mengetikkan kata kunci yang
kurang spesifik, maka search engine akan menampilkan informasi yang terlalu banyak,
bahkan kadang menampilkan dokumen-dokumen yang tidak relevan dengan apa yang
diinginkan informan. Mahasiswa menganggap metode yang digunakan belum efektif karena
hal itu melelahkan dan membuang banyak waktu. Hal ini dinyatakan oleh empat orang
mahasiswa, seperti pernyataan oleh salah satu mahasiswa berikut ini: “belum, karena
saya masih memerlukan waktu yang cukup lama dalam menemukan informasi yang saya
butuhkan.” (Wawancara dengan Sukarni 11 Juni 2012)
Akan tetapi, 4 mahasiswa menganggap metode yang digunakan sudah efektif. Seperti
pernyataan beberapa mahasiswa berikut ini:
“Ya sudah efektif karena tidak memerlukan waktu lama dan informasi yang
saya butuhkan langsung ketemu.” (Wawancara dengan Mr. Taufik 12 Juni
2012)
“Ya, menurut saya sudah cukup membantu dan efektif.” (Wawancara dengan
Yoga 12 Juni 2012)
5.3 Ringkasan pembahasan
Literasi informasi mahasiswa yang diukur menggunakan standar yang dibuat
oleh Association Of College and Research Libraries (ACRL) (2000) meliputi:
1. Kemampuan menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan.
2. Kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien.
3. Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis.
4. Kemampuan menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.

Page 66

5. Kemampuan untuk memahami isu ekonomi, hukum dan sosial secara etis dan legal.
Dalam aspek kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi, hal
yang pertama dapat dilihat dari apa yang pertama kali dilakukan mahasiswa sebelum
melakukan pencarian . Berdasarkan dari hasil penelitian, mayoritas mahasiswa memilih
tidak merumuskan masalah terlebih dahulu dan langsung melakukan pencarian, berarti ini
hal ini tidak sesuai dengan standar literasi informasi, sehingga dapat diindikasikan bahwa
mayoritas mahasiswa belum memenuhi kriteria mahasiswa yang literat dalam hal
kemampuan merumuskan masalah. Selain dalam merumuskan masalah, aspek kedua dari
kemampuan mahasiswa dalam menentukan jenis dan batas informasi dapat dilihat dari
pemanfaatan informasi dalam beberapa jenis sumber informasi seperti primer, sekunder
dan tersier, sedangkan contoh jenis sumber informasi sekunder seperti ensiklopedi dan
kamus. Dari hasil penelitian, dapat diintepretasikan bahwa seluruh mahasiswa lebih
senang menggunakan jenis sumber informasi sekunder. Mahasiswa yang literate
seharusnya menggunakan berbagai jenis informasi sehingga mahasiswa tidak membatasi
jenis informasi yang dipilih sebagai sumber.
Dalam kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan
efisien, hal tersebut dapat dilihat dari pengetahuan mahasiswa tentang strategi
penelusuran informasi. Berdasarkan hasil penelitian, hanya sedikit yang menggunakan
strategi penelusuran menggunakan boolean logic, menggunakan (“) tanda petik ataupun
simbol- simbol lainnya maupun dengan pemotongan kata. Mayoritas dari mahasiswa
hanya menggunakan kata kunci sebagai strategi dalam penelusuran informasi, sehingga
mahasiswa belum dapat dikatakan literate informasi dalam hal kemampuan mengakses
informasi dengan efektif dan efisien.

Page 67

Dalam kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, aspek


pertama dapat dilihat dari bagaimana cara mahasiswa menge5aluasi isi dokumen yang
telah diperoleh. Menurut hasil penelitian, dapat diintepretasikan bahwa di dalam
mengevaluasi dokumen yang diperoleh mayoritas mahasiswa menyatakan tidak membaca
informasi yang diperoleh secara keseluruhan. setelah mengevaluasi dokumen yang telah
diperoleh, langkah selanjutnya adalah berdasarkan apa mahasiswa menyaring informasi
tersebut. Semua mahasiswa memilih informasi berdasarkan dengan kesesuaian informasi
yang dicari dengan hasil penelusuran. Untuk selanjutnya yang dilakukan setelah menyaring
informasi adalah mengolah informasi, mahasiswa perlu mengolah informasi dengan
meringkas ide utama dari informasi yang dikumpulkan. Maka dari itu, peneliti memberikan
pertanyaan bagaimana cara mengolah informasi yang telah didapat. Sebagian besar
mahasiswa memilih menyalin informasi yang didapat. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa sudah melakukan evaluasi secara kritis.
Aspek yang keempat untuk menilai tingkat literasi mahasiswa adalah kemampuan
dalam menggunakan informasi dan mengkomunikasikan secara efektif. Hal itu dapat
dinilai dari kemampuan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain
misalnya mendiskusikan. Dari hasil penelitian, sebagian besar mahasiswa memilih untuk
mengkomunikasikan informasinya. Maka dapat dikatakan sebagai mahasiswa yang
literate terhadap informasi.
Aspek terakhir yang dapat digunakan untuk menilai tingkat literasi informasi adalah
kemampuan dalam memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan akses
informasi secara etis dan legal. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana tindakan mahasiswa
dalam penggunaan karya orang lain. Menurut hasil penelitian, mahasiswa sudah cukup
paham mengenai masalah plagiat, mereka tahu bagaimana caranya mempertanggung

Page 68

jawabkan suatu informasi dan menghargai karya orang lain dengan cara mencantumkan
sumber asal informasi di setiap hasil karya yang mereka buat.
Dalam melakukan pencarian informasi, mahasiswa biasanya menerapkan metode
penelusuran yang dianggap efektif. Mayoritas mahasiswa menganggap metode penelusuran
informasi yang diterapkannya sudah efektif. Akan tetapi, masih ada mahasiswa yang masih
beranggapan bahwa metode yang digunakan belum efektif dalam kegiatan penelusuran
informasi. Hal ini bisa dilihat jika informan mengetikkan kata kunci yang kurang spesifik,
maka search engine akan menampilkan informasi yang terlalu banyak, bahkan kadang
menampilkan dokumen-dokumen yang tidak relevan dengan apa yang diinginkan
informan. Informan menganggap hal tersebut tidak efisien dan melelahkan.

Page 69

BAB VI
PENUTUP
6. 1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi dapat dikatakan masih
kurang baik karena sebagian mahasiswa tidak pernah merumuskan masalah terlebih
dahulu sebelum melakukan pencarian informasi dan hanya menggunakan salah satu
jenis sumber informasi.
2. Untuk menelusur informasi yang dibutuhkan, mahasiswa lebih memilih menggunakan
internet sebagai sarana penelusuran. Namun, teknik penelusuran yang digunakan
mahasiswa belum tepat karena mayoritas mahasiswa hanya mengetikkan kata kunci
sebagai strategi dalam penelusuran suatu informasi, mereka tidak menggunakan
berbagai strategi seperti operator boolean, penggunaan tanda petik (“ “), maupun
dengan pemotongan kata. Sehingga penelusuran informasi yang dilakukan mahasiswa
belum efektif dan efisien. Namun disisi lain dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah
memiliki kemampuan yang baik dalam mengakses informasi, sebab mayoritas
mahasiswa mengevaluasi kembali strategi penelusuran informasi berupa penggunaan
kata kunci yang telah digunakan.
3. Dalam hal mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis mayoritas mahasiswa
selalu mengevaluasi informasi yang telah diperoleh. Di dalam mengevaluasi
informasi, masih kurang baik karena mayoritas mahasiswa mengevaluasi suatu
informasi dengan cara membaca dokumen secara sekilas. Di sisi lain sudah baik,

Page 70

karena semua mahasiswa dapat menyaring informasi yang mereka butuhkan berdasarkan
dengan kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil penelusuran dan untuk mengolah
informasi mahasiswa memilih menyalin informasi yang telah diperoleh. Hal ini
mengindikasikan bahwa mahasiswa sudah literate dalam hal mengevaluasi informasi
dan sumbernya.
4. Dalam hal kemampuan menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan
efektif dan efisien sudah
baik,
karena
mayoritas
mahasiswa
selalu
mengkomunikasikan informasinya kepada orang lain misalnya dengan mendiskusikan
informasi yang diperoleh kepada temannya.
5. Pemahaman terhadap isu hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat
dikatakan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari semua mahasiswa yang
menghindari tindakan plagiat terhadap karya orang lain dengan mencantumkan
sumber asal informasi yang diperoleh pada setiap kutipan yang dibuat.
6. Dalam penggunaan metode yang efektif dalam menelusur informasi 4 mahasiswa
menganggap metode yang digunakan untuk menelusur informasi sudah efektif, karena
tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
Sementara itu, 4 mahasiswa lainnya menganggap belum efektif karena masih
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
6. 2 Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang menjadi objek
penelitian untuk menggali lagi keahlian literasi informasi dalam kemampuan
menentukan jenis dan batas informasi, strategi penelusuran informasi dan mengevaluasi
informasi dan sumbernya secara kritis.

Page 71

2. Kepada pihak institusi, dalam hal ini hendaknya ada kerjasama antara UPT
Perpustakaan IAIN Walisongo dan American Corner untuk memberikan seminar atau
pelatihan literasi informasi kepada mahasiswa. Khususnya tentang strategi penelusuran
informasi lainnya misalnya penggunaan operator boolean, tanda ( ), tanda (“) dan
pemotongan kata, karena penggunaan berbagai macam strategi penelusuran informasi,
akan mempermudah mahasiswa dalam melakukan pencarian, dan jika tidak menemukan
informasi dengan satu strategi dapat menggunakan strategi lain untuk mendapatkan
informasi.

Page 72

DAFTAR PUSTAKA
Adam.
2008.
Literasi
Informasi.
Diaksestanggal
10
Maret
2012.
[http://perpus.umy.ac.id/2009/02/19/literasi-informasi/].
American Library Association (ALA). 1989. Presidential Committee on Information
Literacy:
Final
Report.
Diakses
tanggal
10
Maret
2012.
[http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/publications/whitepapers/presidential.cfm].
Angeley, R dan Purdue, J. 2000. Information Literacy: an Overview. Diakses tanggal 12
Maret 2012. [http://www.infolit.com].
Association of College & Research Libraries(ACRL). 2000. Information Literacy
Competency Standards for Higher Education. Diakses tanggal 12 Maret 2012.
[http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf].
Breivik, P.S. 1991. Literacy in an Information Society. Diakses tanggal 12 Februari 2012.
[www.libraryinstruction.com/informationliteracy2.htm].
Bruce, C, Philip, C dan Kelmut, K. 2003. Seven Faces of Information Literacy: Towards
Inviting Students Into New Experiences.Diakses tanggal 14 Maret 2012.
[http://crm.hct.ac.ae/events/archive/2003/speakers/bruce.pdf].
Bundy, A. 2004. Australian and New Zealand Information Literacy Framework:
Principles,
Standards
and
Practice. Diakses tanggal 14 Maret 2012.
[http://www.ala.org.com].
Garner. 2006. High-Level Colloquium on Information Literacy and Lifelong Learning.
Diakses 17 Maret 2012. [www.ifla.org/III/wsis/High-Level-Colloquium.pdf].
Gunawan, A.W, dkk. 2008.“7 Langkah Literasi Informasi: Knowledge Managemen”.
Jakarta: Universitas Atmajaya.
Hancock, V.E. 2004. Information Literacy for Lifelong Learning. Diakses tanggal 17 Maret
2012. [http://www.ericdigests.org/lifelong.htm].
Hasugian, J. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.
Kuhlthau, C.C.1987. Information Skills for Information Society a Review of Research:an Eric
Information
Analysis
Product.
Diakses
tanggal
18
Maret
2012.
[http://library.humboldt.edu/ic/general_competency/kuhlthau.html].
Musa, M. dan Titi N. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: C.V. Fajar Agung.
Miles, M. B. dan A. Michael H. 1992. Analisis data kualitatif: buku sumber tentang metode-
metode baru. Jakarta: UI Press.
Nasution, L.F.R. 2009. Literasi Informasi Program Studi Ilmu Perpustakaan (S-1) Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara: Smester VII/T.A 2009/2010. Medan: USU.
Diakses tanggal 15 Maret 2012.[http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13518].

Page 73

Pendit, P.L. 2007. Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi: Tantangan Peningkatan Kualitas
Jasa. Diakses tanggal 18 Maret 2012. [http//www.infolit.com].
Siregar, D.S. 2008. Perbandingan Model Literasi Informasi untuk Perguruan tinggi.
Medan:USU.
Diakses
tanggal
15
Maret
2012.
[http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16768].
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki .2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
.2010. Metode Penelitian. Jakarta: Penaku.
Tarigan, N.V. 2007. Studi Deskriptif Tentang Literasi Informasi Mahasiswa Depertemen
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan: USU.
Diakses
tanggal
15
Maret
2012.
[http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13634].
Wijetunge, P dan Uditha Alahakoon. 2005. Empowering 8: the Information Literacy Model
Developed in SriLanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka.
Diakses
tanggal
20
Maret
2012.
[www.cmb.ac.lk/academic/institute/nilis/reports/informationliteracy.pdf].
Zurkowski, 1974. “The National Commission on Libraries and Information Science
(NCLIS)”. USA.

Page 74

Page 75

Approved by the Board of Directors of the


Association of College and Research Libraries on January 18, 2000
Endorsed by the American Association for Higher Education (October 1999)

and the Council o f Independent Colleges (February 2004)


© American Library Association, 2000
The
Information

Literacy

Competency

Standards

for

Higher

Education

are available for downloading at: http://www.ala.org/acrl/ilcomstan.


html.
Five print copies of this publication are available per library without
charge. Additional copies may be purchased from the Association
of
College and Research Libraries for $25.00 for a package of 25.
Orders
(along with check or money order made payable to Association of
College and Research Libraries) should be sent to:
Association of College and Research Libraries
Attn: Info Lit Standards Fulfillment
50 East Huron Street
Chicago, IL 60611

Page 76

Information Literacy
Competency Standards for
Higher Education
The Association of College and Research Libraries

A division of the American Library Association


Chicago, Illinois

Page 77
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 77
Information
Literacy
Competency
Standards
for Higher Education
Index

Information Literacy Defined....................................................... 2


Information Literacy and Information Technology....................... 3
Information Literacy and Higher Education ................................. 4
Information Literacy and Pedagogy ............................................. 4
Use of the Standards .................................................................... 5
Information Literacy and Assessment........................................... 6
Standards, Performance Indicators and Outcomes........................ 8
Appendix I: Selected Information Literacy Initiatives................. 15
Developers of the Information Literacy Competency Standards . 16
Information Literacy Defined

Information literacy is a set of abilities requiring individuals to "recognize when information


is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed
information."
1

Information literacy also is increasingly important in the contemporary


environment of rapid technological change and proliferating information resources. Because
of the escalating complexity of this environment, individuals are faced with diverse, abundant
information choices—in their academic studies, in the workplace, and in their personal lives.
Information is available through libraries, community resources, special interest
organizations, media, and the Internet—and increasingly, information comes to individuals in
unfiltered formats, raising questions about its authenticity, validity, and reliability. In
addition, information is available through multiple media, including graphical, aural, and
textual, and these pose new challenges for individuals in evaluating and understanding it. The
uncertain quality and expanding quantity of information pose large challenges for society.
The sheer abundance of information will not in itself create a more informed citizenry
without a complementary cluster of abilities necessary to use information effectively.
Information literacy forms the basis for lifelong learning. It is common to all disciplines, to
all learning environments, and to all levels of education. It enables learners to master content
and extend their investigations, become more self-directed, and assume greater control over
their own learning. An information literate individual is able to:
♦ Determine the extent of information needed
♦ Access the needed information effectively and efficiently

Page 78
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 78

♦ Evaluate information and its sources critically


♦ Incorporate selected information into one's knowledge base
♦ Use information effectively to accomplish a specific purpose
♦ Understand the economic, legal, and social issues surrounding the use of information,
and access and use information ethically and legally
Information Literacy and Information Technology

Information literacy is related to information technology skills, but has broader implications
for the individual, the educational system, and for society. Information technology skills
enable an individual to use computers, software applications, databases, and other
technologies to achieve a wide variety of academic, work-related, and personal goals.
Information literate individuals necessarily develop some technology skills.
Information literacy, while showing significant overlap with information technology skills, is
a distinct and broader area of competence. Increasingly, information technology skills are
interwoven with, and support, information literacy. A 1999 report from the National Research
Council promotes the concept of "fluency" with information technology and delineates
several distinctions useful in understanding relationships among information literacy,
computer literacy, and broader technological competence. The report notes that "computer
literacy" is concerned with rote learning of specific hardware and software applications,
while "fluency with technology" focuses on understanding the underlying concepts of
technology and
applying problem-solving and critical thinking to using technology. The report also discusses
differences between information technology fluency and information literacy as it is
understood in K-12 and higher education. Among these are information literacy's focus on
content, communication, analysis, information searching, and evaluation; whereas
information technology "fluency" focuses on a deep understanding of technology and
graduated, increasingly skilled use of it.
2

"Fluency" with information technology may require more intellectual abilities than the rote
learning of software and hardware associated with "computer literacy", but the focus is still
on the technology itself. Information literacy, on the other hand, is an intellectual framework
for understanding, finding, evaluating, and using information—activities which may be
accomplished in part by fluency with information technology, in part by sound investigative
methods, but most important, through critical discernment and reasoning. Information
literacy initiates, sustains, and extends lifelong learning through abilities which may use
technologies but are ultimately independent of them.

Page 79
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 79

Information Literacy and Higher Education

Developing lifelong learners is central to the mission of higher education institutions. By


ensuring that individuals have the intellectual abilities of reasoning and critical thinking, and
by helping them construct a framework for learning how to learn, colleges and universities
provide the foundation for continued growth throughout their careers, as well as in their roles
as informed citizens and members of communities. Information literacy is a key component
of, and contributor to, lifelong learning. Information literacy competency extends learning
beyond formal classroom settings and provides practice with
self-directed investigations as individuals move into internships, first professional positions,
and increasing responsibilities in all arenas of life. Because information literacy augments
students' competency with evaluating, managing, and using information, it is now considered
by several regional and discipline-based accreditation associations as a key outcome for
college students.
3

For students not on traditional campuses, information resources are often available through
networks and other channels, and distributed learning technologies permit teaching and
learning to occur when the teacher and the student are not in the same place at the same time.
The challenge for those promoting information literacy in distance education courses is to
develop a comparable range of experiences in learning about information resources as are
offered on traditional campuses. Information literacy competencies for distance learning
students should be comparable to those for "on campus" students.
Incorporating information literacy across curricula, in all programs and services, and
throughout the administrative life of the university, requires the collaborative efforts of
faculty, librarians, and administrators. Through lectures and by leading discussions, faculty
establish the context for learning. Faculty also inspire students to explore the unknown, offer
guidance on how
best to fulfill information needs, and monitor students' progress. Academic librarians
coordinate the evaluation and selection of intellectual resources for programs and services;
organize, and maintain collections and many points of access to information; and provide
instruction to students and faculty who seek information. Administrators create opportunities
for collaboration and staff development among faculty, librarians, and other professionals
who initiate information literacy programs, lead in planning and budgeting for those
programs, and provide ongoing resources to sustain them.
Information Literacy and Pedagogy

The Boyer Commission Report, Reinventing Undergraduate Education, recommends


strategies that require the student to engage actively in "framing of a significant question or
set of questions, the research or creative exploration to find answers, and the communications
skills to convey

Page 80
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 80

the results..."
4

Courses structured in such a way create student-centered learning


environments where inquiry is the norm, problem solving becomes the focus, and thinking
critically is part of the process. Such learning environments require information literacy
competencies.
Gaining skills in information literacy multiplies the opportunities for students' self-directed
learning, as they become engaged in using a wide variety of information sources to expand
their knowledge, ask informed questions, and sharpen their critical thinking for still further
self-directed learning. Achieving
competency in information literacy requires an understanding that this cluster of abilities is
not extraneous to the curriculum but is woven into the curriculum's content, structure, and
sequence. This curricular integration also affords many possibilities for furthering the
influence and impact of such student-centered teaching methods as problem-based learning,
evidence-based learning, and inquiry learning. Guided by faculty and others in problem-
based approaches, students reason about course content at a deeper level than is possible
through the exclusive use of lectures and textbooks. To take fullest advantage of problem-
based learning, students must often use thinking skills requiring them to become skilled users
of information sources in many locations and formats, thereby increasing their responsibility
for their own learning.
To obtain the information they seek for their investigations, individuals have many options.
One is to utilize an information retrieval system, such as may be found in a library or in
databases accessible by computer from any location. Another option is to select an
appropriate investigative method for observing phenomena directly. For example, physicians,
archaeologists, and astronomers frequently depend upon physical examination to detect the
presence of particular phenomena. In addition, mathematicians, chemists, and physicists
often utilize technologies such as statistical software or simulators to create artificial
conditions in which to observe and analyze the interaction of phenomena. As students
progress through their undergraduate years and graduate programs, they need to have
repeated
opportunities for seeking, evaluating, and managing information gathered from multiple
sources and discipline-specific research methods.
Use of the Standards

Information Literacy Competency Standards for Higher Education provides a framework for
assessing the information literate individual. It also extends the work of the American
Association of School Librarians Task Force on Information Literacy Standards, thereby
providing higher education an opportunity to articulate its information literacy competencies
with those of K-12 so that a continuum of expectations develops for students at all levels. The
competencies presented here outline the process by which faculty, librarians and others
pinpoint specific indicators that identify a
student as information literate.
Page 81
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 81

Students also will find the competencies useful, because they provide students with a
framework for gaining control over how they interact with information in their environment.
It will help to sensitize them to the need to develop a metacognitive approach to learning,
making them conscious of the explicit actions required for gathering, analyzing, and using
information. All students are expected to demonstrate all of the competencies describedn in
this document, but not everyone will demonstrate them to the same level of proficiency or at
the same speed.
Furthermore, some disciplines may place greater emphasis on the mastery of competencies at
certain points in the process, and therefore certain competencies would receive greater weight
than others in any rubric for measurement. Many of the competencies are likely to be
performed recursively, in that the reflective and evaluative aspects included within each
standard will require the student to return to an earlier point in the process, revise the
information-seeking approach, and repeat the same steps.
To implement the standards fully, an institution should first review its mission and
educational goals to determine how information literacy would improve learning and enhance
the institution's effectiveness. To facilitate acceptance of the concept, faculty and staff
development is also crucial.
Information Literacy and Assessment

In the following competencies, there are five standards and twenty-two performance
indicators. The standards focus upon the needs of students in higher education at all levels.
The standards also list a range of outcomes for assessing student progress toward information
literacy. These outcomes serve as guidelines for faculty, librarians, and others in developing
local methods for measuring student learning in the context of an institution's unique mission.
In addition to assessing all students' basic information
literacy skills, faculty and librarians should also work together to develop assessment
instruments and strategies in the context of particular disciplines, as information literacy
manifests itself in the specific understanding of the knowledge creation, scholarly activity,
and publication processes found in those disciplines.
In implementing these standards, institutions need to recognize that different levels of
thinking skills are associated with various learning outcomes—and therefore different
instruments or methods are essential to assess those outcomes. For example, both "higher
order" and "lower order" thinking skills, based on Bloom's Taxonomy of Educational
Objectives, are evident throughout the outcomes detailed in this document. It is strongly
suggested that assessment methods appropriate to the thinking skills associated with each
outcome be identified as an integral part of the institution's implementation plan.

Page 82
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 82

For example, the following outcomes illustrate "higher order" and "lower order" thinking
skills:
"Lower Order" thinking skill:
Outcome 2.2.a. Identifies keywords, synonyms, and related terms for the information
needed.
"Higher Order" thinking skill:
Outcome 3.3.b. Extends initial synthesis, when possible, to a higher level of abstraction to
construct new hypotheses that may required additional information.
Faculty, librarians, and others will find that discussing assessment methods collaboratively is
a very productive exercise in planning a systematic, comprehensive information literacy
program. This assessment program should reach all students, pinpoint areas for further
program development, and consolidate learning goals already achieved. It also should make
explicit to the institution's constituencies how information literacy contributes to producing
educated students and citizens.
Notes
1. American Library Association. Presidential Committee on Information Literacy. Final Report. (Chicago: American Library Association, 1989.)

http://www.ala.org/ala/acrl/acrlpubs/whitepa-

pers/presidential.htm

2. National Research Council. Commission on Physical Sciences, Mathematics, and Applications. Committee on Information Techno logy Literacy,

Computer Science and Telecommunications Board. Being Fluent with Information Technology. Publication. (Washington, D.C.: National Academy Press,

1999) http://www.nap.edu/books/030906399X/html/

3. Several key accrediting agencies concerned with information literacy are: The Middle States Commission on Higher Education (MSCHE), the Western

Association of Schools and College (WASC), and the Southern Association of Colleges and Schools (SACS).

4. Boyer Commission on Educating Undergraduates in the Research University. Reinventing Undergraduate Education: A Blueprint for America's

Research Universities. http://naples.cc.sunysb.edu/Pres/boyer.nsf/

Page 83
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 83

Standards, Performance Indicators, and Outcomes


Standard One

The information literate student determines the nature and extent of the information needed.
Performance Indicators:
1. The information literate student defines and articulates the need for information.
Outcomes Include:

a. Confers with instructors and participates in class discussions, peer workgroups, and
electronic discussions to identify a research topic, or other information need
b. Develops a thesis statement and formulates questions based on the information need
c. Explores general information sources to increase familiarity with the topic
d. Defines or modifies the information need to achieve a manageable focus
e. Identifies key concepts and terms that describe the information need
f. Recognizes that existing information can be combined with original thought,
experimentation, and/or analysis to produce new information
2. The information literate student identifies a variety of types and
formats of potential sources for information.
Outcomes Include:

a. Knows how information is formally and informally produced, organized, and


disseminated
b. Recognizes that knowledge can be organized into disciplines that influence the
way information is accessed
c. Identifies the value and differences of potential resources in a variety of formats (e.g.,
multimedia, database, website, data set, audio/visual, book)
d. Identifies the purpose and audience of potential resources (e.g., popular vs. scholarly,
current vs. historical)
e. Differentiates between primary and secondary sources, recognizing how their use
and importance vary with each discipline
f. Realizes that information may need to be constructed with raw data from primary
sources
3. The information literate student considers the costs and benefits of acquiring the needed
information.
Page 84
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 84

Outcomes Include:

a. Determines the availability of needed information and makes decisions on broadening


the information seeking process beyond local resources (e.g., interlibrary loan; using
resources at other locations; obtaining images, videos, text, or sound)
b. Considers the feasibility of acquiring a new language or skill (e.g., foreign or
discipline-based) in order to gather needed information and to understand its
context
c. Defines a realistic overall plan and timeline to acquire the needed information
4. The information literate student reevaluates the nature and extent of the information need.
Outcomes Include:

a. Reviews the initial information need to clarify, revise, or refine the question
b. Describes criteria used to make information decisions and choices
Standard Two

The information literate student accesses needed information effectively and efficiently.
Performance Indicators:
1. The information literate student selects the most appropriate investigative methods or
information retrieval systems for accessing the needed information.
Outcomes Include:

a. Identifies appropriate investigative methods (e.g., laboratory experiment, simulation,


fieldwork)
b. Investigates benefits and applicability of various investigative methods
c. Investigates the scope, content, and organization of information retrieval systems
d. Selects efficient and effective approaches for accessing the information needed from
the investigative method or information retrieval system
2. The information literate student constructs and implements effectively-designed search
strategies.
Outcomes Include:

a. Develops a research plan appropriate to the investigative method


b. Identifies keywords, synonyms and related terms for the information needed
c. Selects controlled vocabulary specific to the discipline or information retrieval source
Page 85
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 85

d. Constructs a search strategy using appropriate commands for the information retrieval
system selected (e.g., Boolean operators, truncation, and proximity for search engines;
internal organizers such as indexes for books)
e. Implements the search strategy in various information retrieval systems using
different user interfaces and search engines, with different command languages,
protocols, and search parameters
f. Implements the search using investigative protocols appropriate to the discipline
3. The information literate student retrieves information online or in person using a variety
of methods.
Outcomes Include:

a. Uses various search systems to retrieve information in a variety of formats


b. Uses various classification schemes and other systems (e.g., call number systems or
indexes) to locate information resources within the library or to identify specific sites
for physical exploration
c. Uses specialized online or in person services available at the institution to retrieve
information needed (e.g., interlibrary loan/document delivery, professional
associations, institutional research offices, community resources, experts and
practitioners)
d. Uses surveys, letters, interviews, and other forms of inquiry to retrieve primary
information
4. The information literate student refines the search strategy if necessary.
Outcomes Include:

a. Assesses the quantity, quality, and relevance of the search results to determine
whether alternative information retrieval systems or investigative methods should be
utilized
b. Identifies gaps in the information retrieved and determines if the search strategy
should be revised
c. Repeats the search using the revised strategy as necessary
5. The information literate student extracts, records, and manages the information and its
sources.
Outcomes Include:
a. Selects among various technologies the most appropriate one for the task of extracting
the needed information (e.g., copy/paste software functions, photocopier, scanner,
audio/visual equipment, or exploratory instruments)
b. Creates a system for organizing the information
c. Differentiates between the types of sources cited and understands the elements and
correct syntax of a citation for a wide range of resources

Page 86
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 86

d. Records all pertinent citation information for future reference


e. Uses various technologies to manage the information selected and organized
Standard Three

The information literate student evaluates information and its sources critically and
incorporates selected information into his or her knowledge base and value system.
Performance Indicators:
1. The information literate student summarizes the main ideas to be extracted from the
information gathered.
Outcomes Include:

a. Reads the text and selects main ideas


b. Restates textual concepts in his/her own words and selects data accurately
c. Identifies verbatim material that can be then appropriately quoted
2. The information literate student articulates and applies initial criteria for evaluating both
the information and its sources.
Outcomes Include:

a. Examines and compares information from various sources in order to evaluate


reliability, validity, accuracy, authority, timeliness, and point of view or bias
b. Analyzes the structure and logic of supporting arguments or methods
c. Recognizes prejudice, deception, or manipulation
d. Recognizes the cultural, physical, or other context within which the information was
created and understands the impact of context on interpreting the information
3. The information literate student synthesizes main ideas to construct new concepts.
Outcomes Include:

a. Recognizes interrelationships among concepts and combines them into potentially


useful primary statements with supporting evidence
b. Extends initial synthesis, when possible, at a higher level of abstraction to construct
new hypotheses that may require additional information
c. Utilizes computer and other technologies (e.g. spreadsheets, databases, multimedia,
and audio or visual equipment) for studying the interaction of ideas and other
phenomena

Page 87
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 87

4. The information literate student compares new knowledge with prior knowledge to
determine the value added, contradictions, or other unique characteristics of the
information.
Outcomes Include:

a. Determines whether information satisfies the research or other information need


b. Uses consciously selected criteria to determine whether the information contradicts
or verifies information used from other sources
c. Draws conclusions based upon information gathered
d. Tests theories with discipline-appropriate techniques (e.g., simulators, experiments)
e. Determines probable accuracy by questioning the source of the data, the limitations of
the information gathering tools or strategies, and the reasonableness of the
conclusions
f. Integrates new information with previous information or knowledge
g. Selects information that provides evidence for the topic
5. The information literate student determines whether the new knowledge has an impact
on the individual's value system and takes steps to reconcile differences.
Outcomes Include:

a. Investigates differing viewpoints encountered in the literature


b. Determines whether to incorporate or reject viewpoints encountered
6. The information literate student validates understanding and interpretation of the
information through discourse with other individuals, subject-area experts, and/or
practitioners.
Outcomes Include:

a. Participates in classroom and other discussions


b. Participates in class-sponsored electronic communication forums designed to
encourage discourse on the topic (e.g., e-mail, bulletin boards, chat rooms)
c. Seeks expert opinion through a variety of mechanisms (e.g., interviews, e-mail,
listservs)
7. The information literate student determines whether the initial query should be revised.
Outcomes Include:

a. Determines if original information need has been satisfied or if ad- ditional


information is needed
b. Reviews search strategy and incorporates additional concepts as necessary

Page 88
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 88

c. Reviews information retrieval sources used and expands to include others as needed
Standard Four

The information literate student, individually or as a member of a group, uses information


effectively to accomplish a specific purpose.
Performance Indicators:
1. The information literate student applies new and prior information to the planning and
creation of a particular product or performance.
Outcomes Include:

a. Organizes the content in a manner that supports the purposes and format of the
product or performance (e.g. outlines, drafts, story boards)
b. Articulates knowledge and skills transferred from prior experiences to planning and
creating the product or performance
c. Integrates the new and prior information, including quotations and paraphrasings, in
a manner that supports the purposes of the product or performance
d. Manipulates digital text, images, and data, as needed, transferring them from their
original locations and formats to a new context
2. The information literate student revises the development process for the product or
performance.
Outcomes Include:

a. Maintains a journal or log of activities related to the information seeking,


evaluating, and communicating process
b. Reflects on past successes, failures, and alternative strategies
3. The information literate student communicates the product or performance effectively to
others.
Outcomes Include:

a. Chooses a communication medium and format that best supports the purposes of the
product or performance and the intended audience
b. Uses a range of information technology applications in creating the product or
performance
c. Incorporates principles of design and communication
d. Communicates clearly and with a style that supports the purposes of the intended
audience

Page 89
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 89

Standard Five

The information literate student understands many of the economic, legal, and social issues
surrounding the use of information and accesses and uses information ethically and legally.
Performance Indicators:
1. The information literate student understands many of the ethical, legal and socio-
economic issues surrounding information and information technology.
Outcomes Include:

a. Identifies and discusses issues related to privacy and security in both the print and
electronic environments
b. Identifies and discusses issues related to free vs. fee-based access to information
c. Identifies and discusses issues related to censorship and freedom of speech
d. Demonstrates an understanding of intellectual property, copyright, and fair use of
copyrighted material
2. The information literate student follows laws, regulations, institutional policies, and
etiquette related to the access and use of information resources.
Outcomes Include:

a. Participates in electronic discussions following accepted practices (e.g. "Netiquette")


b. Uses approved passwords and other forms of ID for access to infor-mation resources
c. Complies with institutional policies on access to information resources
d. Preserves the integrity of information resources, equipment, sys-tems and facilities
e. Legally obtains, stores, and disseminates text, data, images, or sounds
f. Demonstrates an understanding of what constitutes plagiarism and does not represent
work attributable toothers as his/her own
g. Demonstrates an understanding of institutional policies related to human subjects
research
3. The information literate student acknowledges the use of information sources in
communicating the product or performance.
Outcomes Include:

a. Selects an appropriate documentation style and uses it consistently to cite sources


b. Posts permission granted notices, as needed, for copyrighted material

Page 90
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 90

Appendix I: Selected Information Literacy Initiatives


♦ In 1989 the American Library Association (ALA) Presidential Committee on
Information Literacy issued a Final Report which defined four components of
information literacy: the ability to recognize when information is needed and to locate,
evaluate and use effectively the needed
information.http://www.ala.org/ala/acrl/acrlpubs/whitepapers/presidential.htm.
♦ In 1990, the National Forum on Information Literacy (NFIL) was founded as a
response to the recommendations of the ALA Presidential Committee Final Report.
NFIL is a "coalition of over 75 education, business, and governmental organizations
working to promote international and national awareness of the need for information
literacy and encouraging activities leading to its acquisition." Forum members
promote information literacy nationally, internationally, and within their own
programs. http://www.infolit.org/index.html
♦ In March 1998 NFIL issued, A Progress Report on Information Literacy: An Update
on the American Library Association Presidential Committee on Information
Literacy: Final Report. http://www.infolit.org/documents/progress.html
♦ In 1998 the American Association of School Libraries (AASL) and the Association of
Educational Communications and Technology (AECT) published Information
Literacy Standards for Student Learning. The AASL/AECT standards detail
competencies for students in K-12.
♦ Since 1989, in the absence of national standards, many states,
school districts, state university systems, and local institutions have
developed information literacy competency standards. http://www.
fiu.edu/~library/ili/iliweb.html

Page 91
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 91

Developers of the Information Literacy Competency


Standards
Patricia Iannuzzi, Chair

Associate University Librarian


and Director University of California,
Berkeley piannuzz@library.berkeley.edu
Mike Eisenberg

Director, School of Library and


Information Science University of
Washington mbe@u.washington.edu
Donald W. Farmer

Vice President for Academic Affairs Kings


College (PA)
Craig Gibson

Associate University Librarian for Public


Services George Mason University Libraries
(VA) jgibson1@gmu.edu
Lori A. Goetsch

Director of Libraries for Public Services


University of Maryland lgoetsch@umd.edu
Barton Lessin

Assistant Dean and Director, Science and


Engineering Library Wayne State University
aa3327@wayne.edu
Bonnie Gratch Lindauer

Coordinator of Reference Services, City


College of San Francisco
bgratch@ccsf.org
Hannelore B. Rader

University Librarian University of


Louisville hannelore.rader@louisville.edu
Oswald Ratteray

Assistant Director for Constituent Services


& Special Programs Middle States
Commission on Higher Education
oratteray@msache.org
Althea H. Jenkins, Ex-Officio

Executive Director Association of College


and Research Libraries acrl@ala.org

Page 92
Citing the standards

American Psychological Association (APA Style)

Information literacy competency standards for higher education. (2000).[Brochure].


Chicago: Association of College & Research Libraries.
Online citation
Information literacy competency standards for higher education. (2000).Retrieved [insert
month-day-year accessed] from
http://www.acrl.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf
Chicago Manual of Style

Information literacy competency standards for higher education. 2000 Chicago: Association
of College & Research Libraries.
Online citation
Information Literacy Competency Standards for Higher Education.
Association of College & Research Libraries, 2000;
http://www.acrl.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf.
Modern Language Association (MLA Style)

Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Chicago: Association of


College & Research Libraries, 2000
Online citation
"Information Literacy Competency Standards for Higher Education." 2000.
Association of College & Research Libraries. [Day-month-year accessed]
<http://www.acrl.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf>

Page 93

1. Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih
dahulu? Alasannya kenapa?
2. Ada 3 jenis sumber informasi yaitu primer, sekunder, tersier. Apakah anda tau
mengenai hal tersebut?
3. Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih? Mengapa?
4. Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut?
5. Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang
anda butuhkan?
6. Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara
anda menentukan kata kunci tersebut?
7. Apakah menurut anda kata kunci yang anda gunakan sudah tepat? bagaimana anda
mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum?
8. Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur
informasi dengan kata kunci yang anda tentukan?
9. Berdasarkan apa anda menyaring informasi tersebut?
10. Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda?
11. Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
12. Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama
ini sudah efektif?
13. Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
Page 94

HASIL DATA LAPANGAN


Indikator: mahasiswa yang literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi
yang dibutuhkan
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
“tidak, biasanya saya
langsung saja mencari
informasi yang saya
butuhkan. Lebih praktis
dan efisien waktu.”
(1/6/2012)
Aziz tidak merumuskan masalah
terlebih dahulu karena lebih
praktis dan efisien waktu.
2
Heni
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
“ya, saya menentukan
topik pembahasan dulu
sebelum mencari
informasi. Supaya tahu
apa informasi yang
akan saya cari.”
(1/6/2012)
Heni merumuskan informasi
terlebih dahulu karena agar tahu
informasi yang akan dicari.
3
Sukarni
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
“ya, saya membuat
daftar catatan dulu
tentang pembahasan
yang akan saya cari.
Biar lebih terfokus
pada pembahasan yang
akan saya cari.”
(11/6/2012)
Sukarni merumuskan informasi
terlebih dahulu agar lebih fokus
dalam mencari informasi yang
dibutuhkan.
4
Hendi
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
“tidak, kalau saya
langsung mencari
informasi yang saya
inginkan. Karena biar
lebih cepat.”
(11/6/2012)
Hendi tidak merumuskan
masalah terlebih dahulu karena
lebih cepat.
5
Anis
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
“ya, sebelum saya
mencari informasi
biasanya saya tentukan
dulu topik dari
informasi yang akan
saya cari. Agar lebih
terfokus pada informasi
Anis merumuskan informasi
terlebih dahulu agar lebih fokus
dalam mencari informasi yang
dibutuhkan.

Page 95

yang akan saya cari.”


(11/6/2012)
6
Muhammad
Choirul Manan
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
”tidak, saya langsung
saja mencari informasi
yang saya cari. Karena
menurut saya
menghabiskan banyak
waktu.” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
tidak merumuskan masalah
terlebih dahulu karena hanya
menghabiskan waktu saja.
7
Yoga
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
“ya, saya mencari tahu
terlebih dahulu topik
dari pembahasan yang
akan saya cari agar
lebih fokus dalam
mencari informasi.”
(12/6/2012)
Yoga merumuskan informasi
terlebih dahulu agar lebih fokus
dalam mencari informasi yang
dibutuhkan.
8
Taufik
Ketika anda ingin mencari
informasi, apakah anda
merumuskan masalah
terlebih dahulu? alasannya
kenapa?
“tidak, saya langsung
mencari informasi yang
saya butuhkan. Klo
menurut saya lebih
efisien waktu saja.”
(12/6/2012)
Taufik tidak merumuskan
masalah terlebih dahulu karena
lebih efisien waktu.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
“primer, karena
menurut saya sumber
primer bisa mewakili
informasi yang saya
butuhkan, lebih akurat
dan terpercaya.”
(1/6/2012)
Aziz lebih memilih jenis sumber
informasi primer karena
informasi yang ada di dalam
informasi primer lebih akurat
dan terpercaya,
2
Heni
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
“sekunder, karena
informasi yang saya
butuhkan ada di situ
dan dosen juga
mengarahkan untuk
menggunakan sumber
informasi sekunder.”
(1/6/2012)
Heni memilih jenis sumber
informasi sekunder karena
menurutnya bisa memenuhi
kebutuhan informasinya dan atas
arahan dari dosen untuk
menggunakan sumber informasi
sekunder.
3
Sukarni
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
“sekunder, karena yang
ada di dalam informasi
sekunder sesuai dengan
Sukarni memilih jenis sumber
informasi sekunder karena
informasi yang dibutuhkan ada

Page 96

informasi yang saya


butuhkan.” (11/6/2012)
di sumber informasi sekunder.
4
Hendi
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
“primer dan sekunder,
karena informasinya
lebih valid.”
(11/6/2012)
Hendi memilih primer dan
sekunder karena 2 jenis sumber
informasi tersebut lebih valid.
5
Anis
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
“tersier, karena dosen
lebih menganjurkan itu,
klo kita sendiri disuruh
memahami skripsi juga
belum terlalu paham.”
(11/6/2012)
Anis memilih tersier karena
anjuran dari dosen dan dia juga
belum bisa untuk memahami
skripsi.
6
Muhammad
Choirul Manan
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
”klo untuk
mengerjakan tugas saya
memilih primer klo
untuk refreshing saya
milih tersier, klo gak
ada kerjaan biasanya
suka browsing atau
baca literature untuk
menambah wawasan
saja.” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
memilih primer dan tersier
tergantung kebutuhannya.
7
Yoga
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
“tersier, karena
perpustakaan
menyediakan layanan
catalog khusus untuk
pencarian informasi
jadi memudahkan saya
dalam mencari
informasi.” (12/6/2012)
Yoga memilih tersier karena
memudahkan dia dalam mencari
informasi.
8
Taufik
Dalam mencari informasi,
jenis informasi mana yang
anda pilih, mengapa ?
“Saya memilih
informasi sekunder
karena sudah berupa
dokumen yang
dibukukan jadi lebih
enak untuk dibaca dan
dimengerti.”
(12/6/2012)
Taufik memilih sekunder karena
jenis sumber informasi ini lebih
enak untuk di baca dan
dimengerti.
Indikator: mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif
dan efisien.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi

Page 97

1
Aziz
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“ browsing di google.”
(1/6/2012)
Aziz lebih memilih cara
browsing di internet untuk
mendapatkan informasi.
2
Heni
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“Menelusur ke rak
lansung mencari buku
yang dibutuhkan klo di
sana tidak ada baru
browsing internet.”
(1/6/2012)
Heni lebih menyukai
memanfaatkan koleksi cetak
untuk mendapatkan informasi.
3
Sukarni
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“biasanya saya mencari
informasi dengan cara
mencarinya langsung
ke rak jika tidak
ketemu baru saya
browsing internet.”
(11/6/2012)
Sukarni lebih memilih
memanfaatkan koleksi cetak
untuk mendapatkan informasi.
4
Hendi
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“browsing di google.”
(11/6/2012)
Hendi memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
5
Anis
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“browsing internet.”
(11/6/2012)
Anis memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
6
Muhammad
Choirul Manan
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
”browsing di google.”
(11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
memilih browsing di internet
untuk mendapatkan informasi.
7
Yoga
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“browsing internet.”
(12/6/2012)
Yoga memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
8
Taufik
Bagaimana cara anda
untuk mendapatkan
informasi tersebut?
“Saya mencari melalui
online, kalau misal
tidak ada baru saya
mencarinya melalui
manual.” (12/6/2012)
Taufik memilih browsing di
internet untuk mendapatkan
informasi.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena saya sudah
biasa mencari
informasi di internet
menurut saya lebih
cepat dalam
menemukan informasi
yang saya inginkan.”
Aziz lebih cepat dalam
menemukan informasi yang dia
inginkan.

Page 98

(1/6/2012)
2
Heni
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena klo browsing
di internet ada sumber
informasi yang tidak
terpercaya jadi saya
cari dulu di koleksi
yang ada di rak.”
(1/6/2012)
Menurut Heni informasi yang
ada di dalam internet belum bisa
dipercaya keakuratannya.
3
Sukarni
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena saya biasanya
memang jarang
mencari informasi di
internet, soalnya saya
agak bingung karena
banyak sekali informasi
yang muncul jika
mencari di internet.”
(11/6/2012)
Alasan Sukarni adalah dia
menjadi agak bingung jika harus
mencari informasi di internet
karena banyak informasi yang
muncul.
4
Hendi
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“klo di google
menampilkan banyak
informasi jadi saya bisa
mendapatkan banyak
informasi dan bisa
membandingkannya
supaya sesuai dengan
yang saya butuhkan.”
(11/6/2012)
Menurut Hendi lebih banyak
informasi yang muncul jadi dia
bisa dibuat bahan perbandingan.
5
Anis
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena langsung
tertuju pada informasi
yang saya butuhkan.”
(11/6/2012)
Karena menurut Anis dengan
caranya tersebut bisa langsung
tertuju pada informasi yang dia
butuhkan.
6
Muhammad
Choirul Manan
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
”karena lebih praktis
dalam mencari
informasi yang saya
inginkan.” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
merasa caranya lebih praktis
dalam mencari informasi.
7
Yoga
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
tersebut untuk mencari
informasi yang anda
butuhkan?
“karena lebih cepat
dalam mencari
informasi yang saya
butuhkan.” (12/6/2012)
Menurut Yoga lebih cepat dalam
mencari informasi.
8
Taufik
Mengapa anda memilih
menggunakan cara
“Saya mencari
informasi dengan cara
online agar lebih
Menurut Taufik caranya lebih
efisien waktu dalam mencari

Page 99

tersebut untuk mencari


informasi yang anda
butuhkan?
efisien waktu.”
(12/6/2012)
informasi.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
Bagaimana cara anda
menentukan kata kunci
tersebut?
“iya, kata kunci yang
saya masukkan di
sesuaikan dengan topik
yang akan saya cari.”
(1/6/2012)
Aziz menggunakan kata kunci
dalam penelusuran informasi,
cara menentukan kata kuncinya
disesuaikan dengan topik yang
akan dicari.
2
Heni
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
Bagaimana cara anda
menentukan kata kunci
tersebut?
“iya, biasanya saya
sesuaikan dengan topik
yang akan saya cari.”
(1/6/2012)
Heni menggunakan kata kunci
dalam penelusuran informasi,
cara menentukan kata kuncinya
disesuaikan dengan topik yang
akan dicari.
3
Sukarni
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
Bagaimana cara anda
menentukan kata kunci
tersebut?
“iya, disesuaikan
dengan topik yang
ingin saya cari.”
(11/6/2012)
Sukarni menggunakan kata
kunci dalam penelusuran
informasi, cara menentukan kata
kuncinya disesuaikan dengan
topik yang akan dicari.
4
Hendi
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
Bagaimana cara anda
menentukan kata kunci
tersebut?
“iya saya menggunakan
kata kunci, kata
kuncinya saya
sesuaikan dengan topik
yang ingin dicari.”
(11/6/2012)
Hendi menggunakan kata kunci
dalam penelusuran informasi,
cara menentukan kata kuncinya
disesuaikan dengan topik yang
akan dicari.
5
Anis
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
Bagaimana cara anda
menentukan kata kunci
tersebut?
“iya, langsung
mengetikkan kata kunci
dengan tambahan tanda
kutip biar langsung
tertuju dengan
informasi yang saya
cari, mengetikkan topik
yang ingin saya cari.”
(11/6/2012)
Anis menggunakan kata kunci
dengan tambahan tanda kutip
dalam penelusuran informasi,
cara menentukan kata kuncinya
disesuaikan dengan topik yang
akan dicari.
6
Muhammad
Choirul Manan
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
”iya, saya
memprediksikan
sendiri kata kunci yang
Muhammad Choirul Manan
menggunakan kata kunci dalam
penelusuran informasi, cara

Page 100

Bagaimana cara anda


menentukan kata kunci
tersebut?
akan saya pakai.”
(11/6/2012)
menentukan kata kuncinya
dengan memprediksikan sendiri
kata apa yang akan dipakai
sebagai kata kunci.
7
Yoga
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
Bagaimana cara anda
menentukan kata kunci
tersebut?
“iya, kata kunci yang
biasa saya pakai
biasanya topik dari
informasi yang saya
butuhkan.” (12/6/2012)
Yoga menggunakan kata kunci
dalam penelusuran informasi,
cara menentukan kata kuncinya
disesuaikan dengan topik yang
akan dicari.
8
Taufik
Apakah anda
menggunakan kata kunci
dalam mencari informasi?
Bagaimana cara anda
menentukan kata kunci
tersebut?
“Ya, saya
menggunakan kata
kunci dalam mencari
informasi. Cara saya
menenetukan kata
kunci dengan langsung
mengetik subjek
buku/informasi yang
saya butuhkan.”
(12/6/2012)
Taufik menggunakan kata kunci
dalam penelusuran informasi,
cara menentukan kata kuncinya
disesuaikan dengan informasi
yang akan dicari.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
sudah tepat atau belum?
“Sudah, karena
informasi yang saya
cari selalu ketemu.”
(1/6/2012)
Menurut Aziz kata kunci yang
digunakan sudah tepat karena
informasi yang dicari selalu
ketemu.
2
Heni
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
sudah tepat atau belum?
“sudah, karena ketika
saya mengetikkan topik
yang saya gunakan
sebagai kata kunci
selalu menampilkan
informasi yang saya
butuhkan.” (1/6/2012)
Menurut Heni kata kunci yang
digunakan sudah tepat karena
informasi yang dicari selalu
ketemu.
3
Sukarni
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
“sudah, biasanya saya
sesuaikan ide pokok
yang dibahas dengan
topik yang saya cari.”
(11/6/2012)
Sukarni kata kunci yang
digunakan sudah tepat, dengan
cara melihat kecocokan antara
ide pokok yang dibahas dalam
informasi yang ditemukan
dengan topik yang dicari.
Page 101

sudah tepat atau belum?


4
Hendi
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
sudah tepat atau belum?
“belum, karena
terkadang informasi
yang saya inginkan
jarang ketemu.”
(11/6/2012)
Hendi kata kunci yang
digunakan belum tepat karena
informasi yang dicari jarang
ketemu.
5
Anis
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
sudah tepat atau belum?
“kadang sudah tepat
kadang belum, klo
belum tertuju ya cari
kata kunci yang lain,
klo langsung tertuju
pada pembahasan yang
kita cari.” (11/6/2012)
Menurut Anis kata kunci yang
digunakan terkadang belum
tepat, hal tersebut dapat dilihat
kecocokannya antara hasil dari
penelusuran informasi yang
dicari dengan kata kunci yang
digunakan.
6
Muhammad
Choirul Manan
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
sudah tepat atau belum?
”sebagian salah cuma
klo salah saya coba lagi
cari kata kunci lain,
taunya ketika kata
kunci itu saya
masukkan maka yang
diharapkan muncul itu
sesuai apa yang saya
harapkan.” (11/6/2012)
Menurut Muhammad Choirul
Manan kata kunci yang
digunakan terkadang belum
tepat, hal tersebut dapat dilihat
kecocokannya antara hasil dari
penelusuran informasi yang
dicari dengan kata kunci yang
digunakan.
7
Yoga
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
sudah tepat atau belum?
“Terkadang kata kunci
yang saya telusur
belum tepat, tapi
apabila kata kunci yg
saya pakai masih tidak
tepat, maka saya akan
menggunakan kata
kunci subyek lain yang
hampir berdekatan atau
yang hampir sama
dengan kata kunci yg
saya inginkan.”
(12/6/2012)
Menurut Yoga kata kunci yang
digunakan terkadang belum
tepat, hal tersebut dapat dilihat
kecocokannya antara hasil dari
penelusuran informasi yang
dicari dengan kata kunci yang
digunakan.
8
Taufik
Apakah menurut anda
kata kunci yang yang anda
gunakan sudah tepat?
Bagaimana anda
mengetahui bahwa kata
kunci yang anda gunakan
sudah tepat atau belum?
“Kata kunci yang saya
gunakan sudah tepat,
saya mengetahuinya
dari informasi yang
saya butuhkan sudah
ada/ ketemu.”
(12/6/2012)
Menurut Taufik kata kunci yang
digunakan sudah tepat karena
informasi yang dicari selalu
ketemu.

Page 102

Indikator: mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis
dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“saya buka satu per
satu.” (1/6/2012)
Cara Aziz menyaring informasi
adalah dengan membuka satu per
satu hasil pencarian informasi
yang muncul.
2
Heni
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“saya membaca sekilas
sedikit pembahasannya
yang tampil sebelum
saya membuka website
yang membahas
informasi yang saya
butuhkan.” (1/6/2012)
Cara Heni menyaring informasi
adalah dengan membaca sekilas
pembahasan yang tampil
sebelum membuka website yang
membahas informasi yang
dibutuhkan.
3
Sukarni
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“dengan melihat sekilas
ide pokok yang
dibahas.” (11/6/2012)
Cara Sukarni menyaring
informasi adalah dengan melihat
sekilas sedikit ide pokok yang
dibahas.
4
Hendi
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“membuka satu per
satu.” (11/6/2012)
Cara Hendi menyaring informasi
adalah dengan membuka satu per
satu hasil pencarian informasi
yang muncul.
5
Anis
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“membaca ulasan klo
misal tepat buka
beberapa sesuai dengan
yang kita cari.”
(11/6/2012)
Cara Anis menyaring informasi
adalah dengan membaca sekilas
ulasannya jika hasilnya tepat
sesuai yang di inginkan maka
dibuka beberapa sesuai yang
dicari.
6
Muhammad
Choirul Manan
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
”membaca ulasannya
sekilas mungkin ada
yang nyambung atau
singkron saya buka tapi
saya tidak hanya
membuka satu tapi
banyak satu per satu
Muhammad Choirul Manan
membaca sekilas ulasannya jika
ada yang sesuai dengan yang
diinginkan langsung dibuka dan
tidak hanya membuka satu tapi
banyak dan akan diseleksi lagi.

Page 103

saya seleksi lagi.”


(11/6/2012)
7
Yoga
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“dengan membuka satu
satu.” (12/6/2012)
Cara Yoga menyaring informasi
adalah dengan membuka satu per
satu hasil pencarian informasi
yang muncul.
8
Taufik
Bagaimana anda
menyaring informasi yang
anda dapatkan setelah
menelusur informasi
dengan kata kunci yang
anda tentukan?
“Saya menyaring
informasi dengan
menentukan kalimat
kalimat yang saya kira
tepat untuk saya
butuhkan.” (12/6/2012)
Cara Taufik dengan melihat
kalimat ulasan yang tampil pada
hasil pencarian.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Berdasarkan apa anda
menyaring informasi
informasi tersebut?
“Berdasarkan informasi
yang saya butuhkan.”
(1/6/2012)
Aziz menyaring informasi
berdasarkan apa yang dia
butuhkan.
2
Heni
Berdasarkan apa anda
menyaring informasi
informasi tersebut?
“berdasarkan informasi
yang saya cari.”
(1/6/2012)
Heni menyaring informasi
berdasarkan apa yang dia cari.
3
Sukarni
Berdasarkan apa anda
menyaring informasi
informasi tersebut?
“kesesuaian antara kata
kunci yang saya pakai
dengan topik yang di
bahas.” (11/6/2012)
Sukarni menyaring informasi
berdasarkan kesesuaian antara
informasi yang dicari dengan
topik yang dibahas di hasil
pencarian.
4
Hendi
Berdasarkan apa anda
menyaring informasi
informasi tersebut?
“berdasarkan sesuai
tidaknya dengan
informasi yang saya
cari.” (11/6/2012)
Hendi menyaring informasi
berdasarkan sesuai tidaknya
dengan informasi yang saya cari.
5
Anis
Berdasarkan apa anda
menyaring informasi
informasi tersebut?
“berdasarkan
pembahasan yang akan
kita cari, kecocokan
atau tidak dengan
materi yang akan kita
bahas klo cocok ya
dipilih saja.”
(11/6/2012)
Anis menyaring informasi
berdasarkan kecocokan dengan
pembahasan/materi yang dicari.
6
Muhammad
Berdasarkan apa anda
”berdasarkan keinginan Muhammad Choirul Manan

Page 104

Choirul Manan menyaring informasi


informasi tersebut?
saya.” (11/6/2012)
menyaring informasi
berdasarkan apa yang dia
butuhkan.
7
Yoga
Berdasarkan apa anda
menyaring informasi
informasi tersebut?
“Dalam menyaring
informasi yang saya
butuhkan, saya memilih
informasi yang sesuai
dan lengkap sekaligus,
hal ini agar tidak terjadi
penggandaan informasi
yang sama.”
(12/6/2012)
Yoga menyaring informasi
berdasarkan kelengkapan isi
informasi tersebut (full text)
supaya tidak terjadi kesamaan
informasi.
8
Taufik
Berdasarkan apa anda
menyaring informasi
informasi tersebut?
“Saya menyaring
informasi tersebut
berdasarkan kebutuhan
informasi yang saya
perlukan.” (12/6/2012)
Taufik menyaring informasi
berdasarkan apa yang dia
butuhkan.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai
dengan kebutuhan anda?
“saya copy pastekan ke
MS Word.” (1/6/2012)
Aziz melakukanya dengan cara
mengcopy paste ke dalam MS
Word.
2
Heni
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai
dengan kebutuhan anda?
“klo saya mencatat atau
mengcopy informasi
yang sekiranya saya
butuhkan saja.”
(1/6/2012)
Heni melakukanya dengan cara
mencatat/mengcopy paste ke
dalam MS Word.
3
Sukarni
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai
dengan kebutuhan anda?
“mencatat yang saya
anggap sesuai dengan
apa yang saya cari.”
(11/6/2012)
Sukarni melakukanya dengan
cara mencatatnya.
4
Hendi
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai
dengan kebutuhan anda?
“saya mengcopy paste
ke MS Word.”
(11/6/2012)
Hendi melakukanya dengan cara
mengcopy paste ke dalam MS
Word.
5
Anis
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
“biasanya saya
mengcopy inti-intinya
kadang juga saya
Anis melakukanya dengan cara
mengcopy paste ke dalam MS
Word.

Page 105

tersebut agar sesuai


dengan kebutuhan anda?
mengcopy
halamannya.”
(11/6/2012)
6
Muhammad
Choirul Manan
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai
dengan kebutuhan anda?
”biasanya di copy paste
kemudian di transfer ke
MS word nanti MS
word itu disimpan di
flashdisk.” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
melakukanya dengan cara
mengcopy paste ke dalam MS
Word.
7
Yoga
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai
dengan kebutuhan anda?
“Setelah sekiranya
informasi yang saya
dapat dari alat telusur,
maka informasi
tersebut saya liat isinya
atau sedikit membaca
isinya kemudian saya
mengambil
kesimpulannya. Apa
bila isi dari informasi
tersebut sesuai dengan
apa yang saya
butuhkan, Maka saya
merasa informasi
tersebut tepat sesuai
dengan kebutuhan saya,
setelah itu yang saya
lakukan copy paste
informasi tersebut ke
MS word.” (12/6/2012)
Yoga melakukanya dengan cara
membaca sedikit isi informasi
kemudian diambil
kesimpulannya jika merasa
sudah tepat dengan kebutuhan
lalu di copy paste ke dalam MS
Word.
8
Taufik
Setelah anda mendapatkan
informasi, bagaimana cara
anda mengolah informasi
tersebut agar sesuai
dengan kebutuhan anda?
“Saya mengolah
infromasi dengan cara
mengambil kalimat-
kalimat yang penting
dan sesuai dengan apa
yang saya butuhkan
dan informasi tersebut
juga jelas isinya
kemudian saya copy
pastekan ke dalam MS
word.” (12/6/2012)
Taufik melakukanya dengan cara
mengambil kalimat-kalimatyang
penting sesuai dengan kebutuhan
kemudian mengcopy paste ke
dalam MS Word.
Indikator: mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan
efektif dan efisien
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Apakah anda
“iya, saya selalu
Aziz selalu mengkomunikasikan

Page 106

mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
mengkomunikasikan
informasi yang saya
dapat dengan teman-
teman saya.”
(1/6/2012)
kembali informasi yang
diperolehnya.
2
Heni
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“tergantung tugas klo
tugas kelompok saya
komunikasikan sama
teman klo individu ya
buat saya sendiri.”
(1/6/2012)
Heni mengkomunikasikan
kembali informasi jika ada tugas
kelompok saja.
3
Sukarni
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“ya, saya
mengkomunikasikan
kembali .” (11/6/2012)
Sukarni mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.
4
Hendi
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“sebenarnya ada
keinginan untuk
mengkomunikasikan
informasi yang saya
peroleh tapi saya selalu
lupa untuk
mengkomunikasikanya.
” (11/6/2012)
Hendi selalu lupa untuk
memngkomunikasikan kembali
informasi yang diperolehnya.
5
Anis
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“biasanya saya yang
mencari informasi buat
teman-teman jadi saya
sering
mengkomunikasikan
informasi yang saya
dapatkan itu.”
(11/6/2012)
Anis mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.
6
Muhammad
Choirul Manan
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
”sering juga sama
teman-teman dekat.”
(11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
mengkomunikasikan kembali
informasi yang diperolehnya.
7
Yoga
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“Ya, biasanya
informasi yang saya
dapat saya
informasikan ke orang
lain, biasanya informasi
yang baru saya dapat,
saya diskusikan dengan
teman saya.”
(12/6/2012)
Yoga mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.

Page 107

8
Taufik
Apakah anda
mengkomunikasikan
kembali informasi yang
anda dapatkan?
“Ya saya
mengkomunikasikan
informasi yang saya
dapat. Siapa tahu
informasi yang saya
dapat tersebut bisa
berguna bagi orang
lain.” (12/6/2012)
Taufik mengkomunikasikan
kembali informasi yang
diperolehnya.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“sudah, sejauh ini
efektif karena saya
selalu menemukan
informasi yang
butuhkan.” (1/6/2012)
Aziz menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini sudah efektif karena
informasi yang dibutuhkan
selalu ketemu.
2
Heni
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“belum, karena saya
kadang kesulitan dalam
menemukan informasi
yang saya inginkan.”
(1/6/2012)
Heni menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini belum efektif karena
kesulitan dalam menemukan
informasi yang diinginkan.
3
Sukarni
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“belum, karena saya
masih memerlukan
waktu yang cukup lama
dalam menemukan
informasi yang saya
butuhkan.” (11/6/2012)
Sukarni menganggap
metode/cara dalam penelusuran
informasi selama ini belum
efektif karena membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam
menemukan informasi yang di
butuhkan.
4
Hendi
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“belum, karena saya
masih agak kesulitan
menemukan informasi
yang saya butuhkan.”
(11/6/2012)
Hendi menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini belum efektif karena
masih kesulitan dalam
menemukan informasi yang di
butuhkan.
5
Anis
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“klo menurut saya
sudah tepat
sepengetahuan saya
tapi mungkin ada yang
lebih tepat, dan
menurut saya itu
efektif.” (11/6/2012)
Anis menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini sudah efektif karena
informasi yang dibutuhkan
selalu ketemu.
6
Muhammad
Choirul Manan
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
”belum tau pasti,
memang kebiasan
Muhammad Choirul Manan
belum tahu pasti apakah

Page 108

informasi yang anda


lakukan selama ini sudah
efektif?
sehari hari saja
melakukan itu karena
suka dan keinginan.”
(11/6/2012)
metode/cara yang digunakan
sudah efektif atau tidak.
7
Yoga
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“Ya, menurut saya
sudah cukup membantu
dan efektif.”
(12/6/2012)
Yoga menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini sudah efektif karena
informasi yang dibutuhkan
selalu ketemu.
8
Taufik
Menurut anda, apakah
metode/cara penelusuran
informasi yang anda
lakukan selama ini sudah
efektif?
“Ya sudah efektif
karena tidak
memerlukan waktu
lama dan informasi
yang saya butuhkan
langsung ketemu.”
(12/6/2012)
Taufik menganggap metode/cara
dalam penelusuran informasi
selama ini sudah efektif karena
informasi yang dibutuhkan
selalu ketemu.
Indikator: mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum, dan social
sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis dan hokum.
No
Nama
Informan
(Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“sudah, karena saya
selalu mencantumkan
darimana sumber
informasi itu saya
dapatkan.” (1/6/2012)
Aziz sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
2
Heni
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“sudah, karena dosen
pun selalu meminta
darimana sumber
informasi tersebut saya
dapatkan jadi saya
selalu tulis darimana
sumber informasi yang
saya dapatkan di daftar
pustaka.” (1/6/2012)
Heni sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
3
Sukarni
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“sudah, biasanya saya
tidak lupa
mencantumkan
darimana informasi
tersebut saya peroleh.”
(11/6/2012)
Sukarni sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.

Page 109

4
Hendi
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“sudah, setiap saya
membuat tugas kuliah
saya selalu
memasukkan darimana
infomasi itu saya
dapatkan.” (11/6/2012)
Hendi sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
5
Anis
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“ya saya selalu
mencantumkan sumber
informasi yang saya
dapat di daftar pustaka
karena dosen selalu
menayakan hal itu.”
(11/6/2012)
Anis sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
6
Muhammad
Choirul Manan
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
”iya saya
mencantumkan sumber
informasi yang saya
dapatkan di daftar
pustaka .” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan
sudah mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan informasi
karena selalu mencantumkan
darimana sumber informasi
tersebut didapatkan.
7
Yoga
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“Ya sudah, dalam
melakukan telusur
informasi yang saya
lakukan, saya
mengikuti aturan dan
etika yg berlaku.”
(12/6/2012)
Yoga sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.
8
Taufik
Apakah anda sudah
mematuhi aturan/etika
dalam menggunakan
informasi?
“Saya kira sudah,
karena saya setiap
mengambil/mengutip
informasi dari orang
lain pasti saya kasih
sumbernya darimana
informasi tersebut
didapat.” (12/6/2012)
Taufik sudah mematuhi
aturan/etika dalam menggunakan
informasi karena selalu
mencantumkan darimana
sumber informasi tersebut
didapatkan.

Page 110
Page 111

Berikut ini adalah versi HTML dari file http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-


ln8d2e477d35full.pdf. Google membuat versi HTML dokumen secara otomatis saat kami meng-crawl
web.

Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F
(Mac) dan gunakan bilah cari.

Anda mungkin juga menyukai