Anda di halaman 1dari 81

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LOBAK (Raphanus sativus L.

)
TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS AMPAS KOPI
DAN POC URINE KUDA

SKRIPSI

NAMA : GLADYS AMANDA DAULAY

NPM : 1713010101

PRODI : AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2021
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LOBAK (Raphanus sativus L.)
TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS AMPAS KOPI
DAN POC URINE KUDA

SKRIPSI

OLEH

GLADYS AMANDA DAULAY


1713010101

Skripsi Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Sains
Dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ruth Riah Ate Tarigan, SP., MSi Devi Andriani Luta, SP., M.Agr

Pembimbing I Pembimbing II

Hanifah Mutia Z.N.A, S.Si, M.Si Hamdani, ST., MT

Ketua Program Studi Dekan Fakultas Sains dan Teknologi


ABSTRAK

Mendapatkan lobak organik dan hasil yang baik dapat melakukan dengan
menggunakan kompos ampas kopi dan POC urine kuda. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas penggunaan ampas kopi dan pemberian POC urine
kuda terhadap pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.). Metode
penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang
terdiri dari 2 faktor dengan 16 kombinasi perlakuan dan 2 ulangan . Faktor-
faktor yang diteliti merupakan faktor perlakuan kompos ampas kopi (K) terdiri
dari 4 taraf K0 = 0 kg/Plot, K1 = 1 kg/Plot, K2 = 2 kg/Plot, K3 = 3 kg/Plot. Faktor
pemberian POC urine kuda (U) terdiri dari 4 taraf yaitu U 0 = 0 ml/Liter air/Plot,
U1 = 300 ml/Liter air/Plot, U2 = 600 ml/Liter air/Plot, U 3 = 900 ml/Liter air/Plot.
Parameter yang di amati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), panjang
umbi (cm), produksi umbi per sampel (g), dan produksi umbi per plot (g). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos ampas kopi terhadap
pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.) berpengaruh sangat nyata
terhadap parameter tinggi tanaman jumlah daun, panjang umbi, berat produksi
umbi persampel dan berat produksi umbi perplot. Pemberian POC urine kuda
terhadap pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.) berpengaruh
tidak nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah daun, panjang umbi, berat produksi umbi persampel dan berat produksi
umbi perplot. Interaksi antara pemberian kompos ampas kopi dan POC urine kuda
terhadap pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.) berpengaruh
tidak nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Perlakuan terbaik yaitu pada
K3U3, semakin tinggi dosis yang diberikan semakin tinggi juga hasil yang
diperoleh.

Kata Kunci : Lobak, Kompos ampas kopi, POC urine kuda

i
ABSTRACT

To get organic radish and good results, you can use coffee grounds
compost and horse urine POC. This study aims to determine the effectiveness of
the use of coffee grounds and administration of horse urine POC on the growth
and production of radish (Raphanus sativus L.). This research method uses a
factorial Randomized Block Design (RAK) consisting of 2 factors with 16
treatment combinations and 2 replications. The factors studied were coffee
grounds compost treatment factors (K) consisting of 4 levels K0 = 0 kg/Plot, K1 =
1 kg/Plot, K2 = 2 kg/Plot, K3 = 3 kg/Plot. The factor for giving horse urine POC
(U) consists of 4 levels, namely U0 = 0 ml/Liter of water/Plot, U1 = 300 ml/Liter
of water/Plot, U2 = 600 ml/Liter of water/Plot, U3 = 900 ml/Liter of water /plots.
Parameters observed were plant height 3, 4 and 5 MST, number of leaves 3, 4 and
5 MST, tuber length, tuber production per sample, and tuber production per plot.
The results showed that the effectiveness of giving coffee grounds compost on the
growth and production of radish (Raphanus sativus L.) significantly affected plant
height parameters 2, 3 and 4 WAP, significantly affected the number of leaves 2,
3 and 4 WAP, significantly affected tuber length, tuber production weight per
sample and tuber production weight per plot. Giving horse urine POC to the
growth and production of radish (Raphanus sativus L.) had no significant effect
on plant height 3, 4 and 5 WAP, significantly affected the number of leaves 3, 4
and 5 WAP, significantly affected tuber length, tuber production weight. per
sample and weight of tuber production per plot. The interaction between giving
coffee grounds compost and horse urine POC on the growth and production of
radish (Raphanus sativus L.) had no significant effect on all observed parameters.

Keywords : Radish, Coffee grounds compost, Horse urine POC

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Penulis panjatkan puji dan syukur atas Kehadirat-Nya yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya.

Tujuan dari pengajuan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna

dapat melaksanakan penelitian di Program Studi Agroteknologi Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Skripsi ini berjudul

“Pertumbuhan dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap

Pemberian Kompos Ampas Kopi dan POC Urine Kuda”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. M. Isa Indrawan, SE, MM. sebagai Rektor Universitas

Pembangunan Panca Budi Medan.

2. Bapak Hamdani S.T.,M.T, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

3. Ibu Hanifah Mutia ZNA, S.Si, M.Si, sebagai Kepala Program Studi

Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan

Panca Budi Medan.

4. Ibu Ruth Riah Ate Tarigan, SP., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I.

5. Ibu Devi Andriani Luta, SP., M.Agr. sebagai Dosen Pembimbing II.

6. Kepada ayahanda tercinta Amril Sawika Daulay dan ibunda terkasih

Susilawaty yang sangat penulis sayangi yang telah banyak memberi

iii
dukungan baik materi maupun moral, memberi semangat, cinta dan kasih

sayang kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Prodi Agroteknologi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masih perkuliahan.

8. Kepada semua teman-teman yang telah banyak membantu dan memberi

semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini

masih ada kekurangan. Untuk itu diharapkan adanya masukan terutama dari

pembimbing juga semua rekan-rekan untuk kebaikan penulis nantinya. Akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, September 2021

Penulis

iv
RIWAYAT HIDUP

Gladys Amanda Daulay dilahirkan pada tanggal 05 Mei 1999 di Tj. Padang

beragama Islam dan berjenis kelamin perempuan. Ayah bernama Amril Sawika

Daulay dan Ibunda bernama Susylawati. Penulis merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara.

Jenjang pendidikan yang telah dicapai penulis saat ini yaitu pada tahun 2005

menyelesaikan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Tahun 2011 menyelesaikan

Sekolah Dasar (SD) Negeri 106237 Simalas. Tahun 2014 menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Tebing Tinggi. Tahun 2017 menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Negeri 4 Tebing Tinggi. Pada tahun 2017 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi

Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agroteknologi Universitas

Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan.

Beberapa kegiatan akademik yang pernah diikuti penulis selama menjadi

mahasiswa:

1. Menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian

(BEMFAPERTA) pada tahun 2017.

2. Mengikuti lomba Inovasi Teknologi Tingkat Nasional di Universitas

Siliwangi, Tasikmalaya pada tahun 2018.

3. Menjadi narasumber di RRI (Radio Republik Indonesia) PRO Medan pada

tahun 2019.

4. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) PT. LNK (Langkat Nusantara

Kepong) Unit Kebun Maryke pada tahun 2020.

5. Terpilih menjadi anggota GENBI (Generasi Baru Bank Indonesia) Sumatera

v
Utara pada tahun 2020.

6. Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Lau Gumba, Kecamatan

Berastagi, Kabupaten Karo pada tahun 2020.

7. Menjadi Narasumber pada ORASI (Obrolan Menginspirasi) Universitas

Pembangunan Panca Budi Medan pada tahun 2021.

8. Melaksanakan penelitian dan praktek skripsi di Jl. Beringin/Kampung Wisata

Dusun 1 Bandar Baru Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang pada

Mei hingga Juli 2021.

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i
ABSTRACK.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................... 1
Tujuan Penelitian................................................................................ 4
Hipotesa Penelitian ............................................................................ 4
Kegunaan Peneliian............................................................................ 4

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Lobak...................................................................... 5
Syarat Tumbuh................................................................................... 8
Kompos Ampas Kopi......................................................................... 9
POC Urine Kuda................................................................................. 10
Pestisida Bawang Putih...................................................................... 12

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 14
Bahan dan Alat Penelitian.................................................................. 14
Metode Penelitian............................................................................... 14
Metode Analisa Data.......................................................................... 16

PELAKSANAAN PENELITIAN
Pembuatan Kompos Ampas Kopi....................................................... 17
Pembuatan POC Urine Kuda.............................................................. 17
Penyemaian......................................................................................... 18
Persiapan Lahan.................................................................................. 18
Pembuatan Plot................................................................................... 19
Pemberian Kompos Ampas Kopi....................................................... 19
Pindah Tanam..................................................................................... 19
Penentuan Tanaman Sampel............................................................... 20
Pemberian POC Urine Kuda............................................................... 20
Pemeliharaan Tanaman....................................................................... 21
Panen.................................................................................................. 22
Parameter yang Diamati..................................................................... 22

HASIL PENELITIAN
Tinggi Tanaman (cm)......................................................................... 24

vii
Jumlah Daun (helai)............................................................................ 26
Panjang Umbi (cm)............................................................................. 29
Produksi Umbi Per Sampel (g)........................................................... 32
Produksi Umbi Per Plot (g)................................................................ 35

PEMBAHASAN
Pertumbuhan dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.) Terhadap
Pemberian Kompos Ampas Kopi....................................................... 38
Pertumbuhan dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.) Terhadap
Pemberian POC Urine Kuda.............................................................. 40
Interaksi Antara Kompos Ampas Kopi dan POC Urine Kuda
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.). 41

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan......................................................................................... 43
Saran................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
44
LAMPIRAN..................................................................................................
47

viii
DAFTAR TABEL

Nomor   Judul   Halaman

1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Akibat Pemberian Kompos Ampas


Kopi dan POC Urine Kuda Pada Umur 3, 4 dan 5 MST..................
24

2. Rataan jumlah daun (helai) Akibat Pemberian Kompos Ampas


Kopi dan POC Urine Kuda Pada Umur 3, 4 dan 5 MST..................
27

3. Rataan Panjang Umbi (cm) Akibat Pemberian Kompos Ampas


Kopi dan POC Urine Kuda...............................................................
30

4. Rataan produksi umbi per sampel (g) Akibat Pemberian Kompos


Ampas Kopi dan POC Urine Kuda..................................................
32

5. Rataan produksi umbi per plot (g) Akibat Pemberian Kompos


Ampas Kopi dan POC Urine Kuda..................................................
35

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor   Judul   Halaman

1. Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


Tinggi Tanaman (cm) Pada Umur 5 Minggu Setelah Tanam............
25

2. Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


Jumlah Daun (helai) Pada Umur 5 Minggu Setelah Tanam..............
28

3. Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap Jumlah


Daun (helai) Pada Umur 5 Minggu Setelah Tanam...........................
28

4. Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


Panjang Umbi (cm)............................................................................
30

5. Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap Panjang


Umbi (cm)..........................................................................................
31

6. Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


produksi umbi per sampel (g)............................................................
33

7. Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap produksi


umbi per sampel (g)...........................................................................
34

8. Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


produksi umbi per plot (g).................................................................
36

9. Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap produksi


umbi per plot (g)............................................................................
37

x
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor   Judul   Halaman

1. Bagan Penelitian.......................................................................................23

2. Skema Plot Penelitian............................................................................. 24

3. Deskripsi Varietas.................................................................................... 31

4. Jadwal Kegiatan.......................................................................................23

5. Anggaran Dana....................................................................................... 24

6. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Umur 3 MST............................. 24

7. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Umur 4 MST.............................. 24

8. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Umur 5 MST.............................. 24

9. Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Umur 3 MST................................. 24

10. Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Umur 4 MST............................... 24

11. Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Umur 5 MST............................... 24

12. Rata-Rata Panjang Umbi (cm) .............................................................. 24

13. Rata-Rata Produksi Umbi Per Sampel (g) ............................................ 24

14. Rata-Rata Produksi Umbi Per Plot (g) .................................................. 24

15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ......................................................... 24

xi
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lobak (Raphanus sativus L.) merupakan salah satu jenis dari tanaman

sayuran umbi-umbian yang termasuk suku kubis-kubisan (Brassicaceae)

berbatang pendek, sehingga membuat semua daunnya tampak penuh diatas

permukaan tanah. Peminat untuk membeli lobak tidak sebanyak seperti peminat

sayuran lainnya, karena sebagian masyarakat belum mengetahui manfaat dan cara

pengolahan lobak (Parman, 2010).

Bentuk umbi dari tanaman lobak yaitu seperti wortel, hanya saja warnanya

yang berbeda. Wortel memiliki isi dan kulit berwarna oranye, sedangkan lobak

memiliki isi dan kulit berwarna putih. Lobak berasal dari cina yang telah

dibudidayakan di Indonesia. Lobak dapat tumbuh pada dataran tinggi maupun

rendah (Sekar, 2011).

Perkembangan penelitian dan informasi mengenai kesehatan menjadikan

lobak sebagai pusat perhatian untuk mengatasi berbagai penyakit secara herbal.

Penyakit yang dapat diatasi dengan lobak diantaranya yaitu menyembuhkan

demam, membersihkan darah, membantu mengobati diabetes, mengurangi resiko

kanker, menurunkan kadar kolesterol jahat dan masih banyak lagi penyakit

lainnya. Oleh karena itu, lobak semakin diminati dan dibudidayakan di beberapa

daerah yang ada di Indonesia (Barus, 2020).

Meningkatkan produksi lobak yaitu dengan cara menggunakan varietas

unggul serta perlu meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk padat

ataupun cair secara organik dapat dilakukan guna memperbaiki kesuburan di

1
2

tanah. Pupuk organik padat maupun cair mengandung unsur hara yang dibutuhkan

pada tanaman, sehingga jika diaplikasikan pada tanah atau media tanam dapat

mempertahankan serta meningkatkan bahan organik yang terkandung di dalam

tanah (Nurhayati, 2011).

Kopi merupakan minuman yang sangat populer baik di Indonesia maupun

luar negeri. Meningkatnya konsumsi minuman kopi menjadikan inovasi untuk

membuat kompos organik dari ampas kopi agar tidak terbuang dengan percuma.

Pengomposan penting dilakukan agar ampas kopi terdekomposisi dengan baik.

Hal ini dilakukan agar unsur yang terkandung dalam kompos ampas kopi mudah

diserap tanah serta akar tanaman guna menunjang pertumbuhan dan

perkembangan tanaman tersebut agar dapat tumbuh secara optimal. Pemberian

pupuk organik dari ampas kopi merupakan alternatif yang paling efektif dalam

budidaya tanaman karena memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman. Kelebihan dari kompos ampas kopi adalah memiliki unsur hara makro

yang seimbang seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K). Selain itu ampas kopi

juga mengandung unsur lainnya seperti magnesium (Mg), tembaga (Cu), sulfur

(S), dan kalsium (Ca). Sehingga memiliki dampak positif dalam menunjang

pertumbuhan serta perkembangan tanaman (Pande, 2019).

Konsumsi minuman kopi didunia sekitar 2,25 milyar gelas setiap hari.

Tingginya konsumsi minuman kopi akan menyebabkan banyaknya ampas kopi

yang terbuang ke lingkungan. Agar tidak terbuang begitu saja ampas kopi dapat

dimanfaatkan sebagai bahan organik dalam pembuatan kompos. Karena jika

dibiarkan saja akan berbau dan berair. Aplikasi kompos ampas kopi dapat

meningkatkan pH, C-organik, N-total, P tersedia dan K tersedia di tanah serta


3

dapat meningkatkan hasil berat segar pada tanaman karena memiliki unsur hara

yang cukup (Siahaan, 2019).

Kuda merupakan hewan yang termasuk banyak dipelihara di Indonesia.

Urine kuda banyak tersedia tetapi selama ini dibuang begitu saja tanpa

dimanfaatkan, padahal urine kuda sangat bermanfaat sebagai pupuk organik cair

untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk organik cair tidak menimbulkan

resiko kerusakan bagi tanah maupun lingkungan karena berasal dari alami serta

mudahnya diserap oleh tanaman dibandingkan dengan pupuk padat. Kelebihan

dari urine kuda memiliki kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfat (P),

kalium (K), dan kalsium (Ca), sehingga baik jika diaplikasikan pada tanaman.

Pemberian pupuk organic cair urine kuda sangat efektif terhadap pertumbuhan

tanaman Hal ini terjadi karena POC urine kuda dapat berkerja cepat dan

mengandung hormon auksin yang dapat merangsang pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Parnata, 2010).

Urine kuda merupakan bahan dasar pupuk organik cair yang banyak

tersedia mengingat banyaknya peternak kuda saat ini. Urine yang sudah

terfermentasi dapat dijadikan sebagai nutrisi tersedia bagi tanaman.

Pengaplikasian pupuk organik cair urine kuda dapat memenuhi kebutuhan nutrisi

serta meningkatkan produksi tanaman karena memiliki unsur hara makro yang

cukup bagi tanaman. Tanaman yang diberikan POC akan memiliki hasil produksi

yang tinggi karena POC mudah diserap oleh tanaman (Herlinawati, 2019).

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pertumbuhan dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.)

Terhadap Pemberian Kompos Ampas Kopi dan POC Urine Kuda”.


4

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus

sativus L.) akibat pemberian kompos ampas kopi.

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus

sativus L.) akibat pemberian POC urine kuda.

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus

sativus L.) akibat interaksi antara pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda.

Hipotesa Penelitian

Ada pengaruh pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.)

akibat pemberian kompos ampas kopi.

Ada pengaruh pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.)

akibat pemberian POC urine kuda.

Ada pengaruh pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.)

akibat interaksi antara pemberian kompos ampas kopi dan POC urine kuda.

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat melaksanakan penelitian di Program

Studi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan

Panca Budi Medan.

Sebagai bahan informasi khususnya bagi para petani ataupun pembaca

pada umumnya dalam menambah wawasan tentang budidaya tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) akibat pemberian kompos ampas kopi dan POC urine kuda.
4

Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana guna memperoleh

Sarjana Pertanian (SP) pada program studi Agroteknologi Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Lobak (Raphanus sativus L.).

Menurut (Moh, 2013), taksonomi tanaman lobak adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotiledoneae

Ordo : Brassica

Famili : Brassicaceae

Genus : Raphanus

Spesies : Raphanus sativus L.

Akar

Lobak memiliki akar tunggang dan serabut. Akar tunggang yang dimiliki

lobak bisa menembus tanah hingga kedalaman 50 cm, dan akar serabut lobak

biasanya tumbuh menjalar kesamping. Akar tunggang lobak akan mengalami

perubahan bentuk dan fungsi yaitu sebagai cadangan makanan atau biasa disebut

umbi yang akan menjadi umbi lobak yang besar (Satria, 2014).

Batang

Tanaman lobak memiliki batang yang sangat pendek sehingga hampir

tidak terlihat. Batang tersebut memiliki bentuk yang bulat, sedikit berkayu, agak

sedikit keras dan mempunyai diameter yang kecil. Batang tersebut sebagai tempat

melekatnya tangkai daun lobak. Permukaan batang lobak halus dan terjadi

5
6

penebalan pada tempat tumbuhnya tangkai-tangkai daun yang ada pada batang

lobak (Cahyono, 2013).

Daun

Tanaman lobak umumnya memiliki daun yang rimbun dan letak daunnya

berselang-seling mengitari diameter batang. Daun lobak memiliki bentuk panjang

lonjong disertai dengan tulang daun yang menyirip. Permukaan daun lobak

ditumbuhi oleh rambut halus dan dapat terlihat dengan mata telanjang. Warna

daun lobak jika masih muda yaitu hijau muda dan berwarna hijau tua jika daun

sudah tua. Daun muda lobak bisa dikonsumsi yang memiliki kandungan protein,

karbohidrat, kalsium, vitamin B1, vitamin A, vitamin C, fosfor, serta zat besi

sehingga dapat menyehatkan tubuh dan juga mengobati berbagai penyakit.

Helaian daun bagian tepinya berlekuk-lekuk dan tangkai daun lobak tumbuh

memanjang dan berdiameter kecil. Tangkai daun lobak ini mengandung air dan

memiliki warna yang lebih muda dibandingkan dengan daunnya (Samadi, 2013).

Bunga

Bunga lobak tumbuh dari bagian pucuk tanaman, satu tangkai memiliki

gerombolan kuntum bunga yang tertata rapi seperti rangkaian bunga yang

bercabang-cabang. Bunga lobak berwarna putih ada juga beberapa jenis lobak

yang bunganya berwana putih berpadu dengan warna ungu di bagian tepi mahkota

bunga. Benang sari bunga berwarna kuning kehijauan, kelopak bunga berwarna

hijau dan mahkota bunga berbentuk lonjong yang memiliki jumlah empat. Jenis
7

kelamin bunga lobak berjumlah dua yang akan mengalami penyerbukan dan akan

menghasilkan buah dan biji (Bacheramsyah, 2011).

Buah

Tanaman lobak memiliki buah yang bergelembung dan ujungnya panjang

berbentuk kerucut dengan panjang sekitar 3-7 cm dan berdiameter 1,5 cm. Bentuk

buah lobak mirip seperti kacang hijau, berupa polong yang didalamnya berisi

sekitar 1-6 biji. Kulit buah berwarna hijau dan akan berubah menjadi ungu jika

dibiarkaan hingga matang (Bacheramsyah, 2011).

Biji

Tanaman lobak memiliki biji yang berukuran kecil, berwarna hijau jika

masih muda dan ketika sudah tua biji akan berwarna hitam atau kecokelatan. Biji

berbentuk oval dan agak pipih. Biji lobak termasuk kedalam kelas dikotil atau

disebut berkeping dua. Biji lobak ini digunakan sebagai perbanyakan tanaman

secara generatif atau perbanyakan dari biji (Bacheramsyah, 2011).

Umbi

Tanaman lobak memiliki umbi yang terbentuk dari akar tunggang yang

membengkak. Fungsi dari umbi yaitu menyimpan cadangan makanan antara lain

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan juga air. Kulit umbi lobak

berwarna putih dengan ujung umbi berwarna kehijauan, memiliki bentuk bulat

memanjang. Umbi lobak Green bow berdiameter 7 – 8 cm, panjangnya mencapai

35 - 40 cm. Umbi lobak memiliki bentuk bulat memanjang. Umbi lobak berwarna
8

putih. Selain rendah kalori, umbi lobak merupakan sumber vitamin C dan folat,

sedikit protein dan juga zat besi. Umbi lobak memiliki tekstur yang renyah, jika

dimakan rasanya segar dan sedikit pedas. Umbi lobak terasa sedikit pedas karena

kandungan minyak yang khas memberikan rasa pedas pada umbi lobak

(Dalimartha, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Lobak sudah dibudidayakan diberbagai belahan dunia. Lobak dapat

tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Tinggi daerah yang baik

untuk pertumbuhan dan perkembangan produksi lobak adalah 700 mdpl (meter di

atas permukaan laut), tetapi tidak cocok pada dataran yang kurang dari 200 meter

di atas permukaan laut. Dengan kebutuhan suhu sekitar 15C sampai 25C dan

intensitas cahaya matahari yang cukup serta tersedianya air yang cukup. Curah

hujan yang tinggi tidak cocok untuk lobak karena akan membuat kebusukan pada

umbi, tetapi jika kekurangan air maka tanaman lobak akan mengalami kekeringan

yang menyebabkan tanaman tersebut mati. Maka sebaiknya, perlu memastikan

keadaan air untuk kebutuhan pertumbuhan lobak (Ismawan, 2013).

Tanah

Lobak dapat tumbuh pada tanah dengan pH 6,5 yang mempunyai tersedia

unsur hara makro dan mikro seperti nitrogen (N), fosfos (P), kalium (K), kalsium

(Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Struktur tanah yang cocok untuk lobak

adalah struktur tanah yang remah atau gembur karena akan menyebabkan akar
9

dengan mudah menembus tanah dan perakaran tanaman lobak berkembang

dengan baik, sehingga penyerapan hara dan air berjalan dengan lancar dan dapat

meningkatkan laju fotosintesis. Hasil dari fotosintesis digunakan untuk

pertumbuhan organ tanaman lobak dengan bertambahnya luas daun yang akan

mempengaruhi luas permukaan untuk proses laju fotosintes, maka pembentukan

dan perkembangan umbi lobak akan maksimal sehingga menghasilkan berat segar

tanaman dengan maksimal (Marum, 2012).

Kompos Ampas Kopi

Kompos adalah bahan organik yang difermentasikan pada tempat yang

terhindar dari matahari dan hujan. Bahan untuk pembuatan kompos berupa sisa-

sisa tanaman, hewan, dan sisa sampah organik rumah tangga yang akan

mengalami proses pelapukan sebelum bahan tersebut dipakai sebagai pupuk

kompos organik. Keunggulan dari pupuk kompos yaitu memperbaiki sifat tanah,

struktur tanah, kemampuan menahan air serta mengikat kation tanah. Penggunaan

kompos dapat menjaga keseimbangan tanah karena tidak menggunakan pupuk

berbahan kimia yang dapat merusak tanah. Kompos juga tidak memiliki efek

merusak lingkungan sehingga aman jika digunakan untuk jangka panjang dalam

berbudidaya. Dengan penggunaan kompos dalam berbudidaya berarti dapat

memanfaatkan limbah organik ataupun sampah yang bersifat organik yang dapat

dimanfaatkan (Roidah, 2013).

Ampas kopi merupakan sisa sampah organik rumah tangga yang

umumnya ditemui pada cafe yang ada disetiap daerah Indonesia. Mengingat

tingginya minat untuk mengonsumsi kopi tetapi ampas kopi dibiarkan dengan sia-
10

sia maka ampas kopi bisa dijadikan kompos untuk dimanfaatkan. Kandungan

nutrisi pada ampas kopi bisa menjadi alternatif dalam pemenuhan nutrisi yang

dibutuhkan tanaman. Kompos kopi adalah kompos yang menjadikan ampas kopi

sebagai bahan baku utamanya dalam pemenuhan nutrisi tanaman sebagai pupuk.

Kompos ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen, 0,06% fosfor, dan 0,6%

kalium dengan skala pH 6,2 yang terkandung. Unsur N sangat dibutuhkan

tanaman karena berperan dalam merangsang pertumbuhan tanaman secara

menyeluruh, P berperan dalam perangsang pertumbuhan akar dan K berperan

dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Ampas kopi harus difermentasikan

dengan larutan EM4 yang dilarutkan bersama gula merah dan air agar dapat

terdekomposisi secara sempurna agar tanaman mudah menyerap unsur yang

terkandung pada kompos ampas kopi (Pande, 2019).

Ampas kopi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena

mengandung mineral, karbohidrat, membantu terlepasnya nitrogen sebagai nutrisi

tanaman dan ampas kopi bersifat asam sehingga menurunkan pH tanah. Ampas

kopi merupakan bahan organik yang ekonomis dan ramah lingkungan jika

dimanfaatkan dalam pembuatan kompos organik. Ampas kopi dapat menambah

asupan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga

dapat menyuburkan tanah dan menunjang pertumbuhan tanaman yang akan

dibudidayakan (Adikasari, 2012).

POC Urine Kuda

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil fermentasi bahan organik yang

berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan maupun manusia. Bahan baku pupuk
11

organik cair yang sangat bagus adalah bahan organik basah seperti pupuk kandang

cair atau yang disebut dengan urine, selain itu juga dapat dengan bahan dari

sayuran ataupun buah-buahan. Pupuk organik cair mengandung unsur hara makro

dan mikro antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium

(Ca), magnesium (Mg), boron (B), ferrum (Fe), mangan (Mn) dan bahan organik

lainnya. Manfaat dari pupuk organik cair adalah meningkatkan pembentukan

klorofil daun sehingga fotosintesis dapat meningkat, meningkatkan daya tahan

tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan dan perkembangan

cabang produksi serta meningkatkan vigor sehingga tanaman kokoh. Kelebihan

dari pupuk organik cair yaitu mudah diserap tanaman dan tidak memiliki efek

samping negatif bagi tanaman maupun lingkungan (Huda, 2013).

Urine adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan

dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urine hewan merupakan

salah satu bahan dasar pupuk organik cair yang banyak tersedia dan merupakan

limbah jika tidak di olah. Selama ini urine hewan dibuang begitu saja tanpa

dimanfaatkan karena baunya yang tidak sedap, padahal urine hewan memiliki

manfaat untuk dijadikan pupuk organik cair bagi tanaman yang sangat mudah

diserap oleh tanaman (Parnata, 2010).

Urine yang dihasilkan ternak dipengaruhi oleh makanan, aktivitas ternak,

suhu eksternal, konsumsi air, musim dan lain sebagainya. Kandungan unsur hara

yang dihasilkan ternak tergantung mudah atau sukarnya makanan dalam perut

hewan dapat dicernakan. Urine ternak yang dihasilkan sebagai hasil metabolism

mempunyai nilai yang sangat bermanfaat seperti kadar N dan K yang tinggi, urine

mudah diserap tanaman dan urine juga mengandung hormone pertumbuhan


12

tanaman. Bau urine yang khas juga dapat mencegah datangnya berbagai hama

tanaman sehingga urine dapat digunakan sebagai pengendali hama tanaman dari

serangga (Herlinawati, 2019).

Kandungan hara makro pada urine kuda yaitu nitrogen 1,40%, fosfor

0,02%, kalium 1,60%, karbon 1,1%, air 90%. Dimana unsur hara ini berperan

sebagai perangsang pembelahan sel, memperbesar jaringan sel dan membantu

dalam proses fotosintesis. Berdasarkan unsur hara yang terkandung di dalam urine

kuda maka dapat mencukupi kebutuhan hara pada tanaman jika di aplikasikan

dengan benar. Pupuk cair urine kuda sangat baik jika di aplikasikan saat fase

vegetatif sel-sel masih aktif membelah (Refnizuida, 2018).

Pestisida Nabati Bawang Putih

Pestisida nabati adalah bahan yang digunakan sebagai pengendalian OPT

(Organisme Pengganggu Tanaman) dengan bahan dasar yang berasal dari

tumbuhan. Pestisida nabati sangat berperan aktif dalam pertanian sistem

berkelanjutan ataupun pertanian secara organik. Keunggulan pestisida nabati

adalah ramah lingkungan, mudah terurai, aman terhadap manusia maupun hewan,

dan tidak memiliki efek negatif terhadap lingkungan. Penerapan pestisida nabati

diharapkan petani dapat memenuhi kebutuhan bahan pengendali OPT dengan

tumbuhan yang tersedia di alam (Danong, 2020).

Pestisida nabati memiliki kemampuan dalam mengendalikan serangga

hama, pengatur tumbuh serangga, racun nematode, serta hama lainnya, antifungi,

antivirus, dan antibakteri. Pestisida nabati mudah terurai di alam, relative aman

terhadap organisme, dapat dipadukan dengan cara pengendalian dan hama


13

penyakit lainnya, memperlambat laju resistensi dan resurgensi hama, serta lebih

mudah digunakan oleh petani karena bahan yang tersedia dari alam dan

memanfaatkan bahan dari alam juga (Wardani, 2015).

Bawang putih merupakan salah satu bahan dasar dalam pembuatan

pestisida nabati yang digunakan sebagai pembasmi organisme pengganggu

tanaman. Kandugan senyawa pada bawang putih adalah allixin, adenosine,

flavonoid, scordinin, saponin dan tuberholosida. Senyawa saponin, allixin dan

flavonoid dapat berfungsi sebagai insektisida terutama dalam membasmi kutu

yang menyerang tanaman (Sukma, 2016).

Pestisida nabati bawang putih berfungsi sebagai antimikroba serta mampu

menghambat pertumbuhan mikroba seperti virus, bakteri, protozoa dan juga

jamur. Pestisida bawang putih juga mampu menekan pembiakan jamur yang

menyebabkan penyakit pada tanaman. Pestisida bawang putih juga berfungsi

untuk mengusir serangga, mengusir keong ataupun siput dan bahkan mampu

merusak sistem saraf pada siput tersebut (Supriyono, 2016).

Pembuatan pestisida nabati bawang putih ini cukup mudah, yang pertama

yaitu menyiapkan 85 g bawang putih, kemudian dikupas dan dihaluskan, lalu

dicampurkan dengan 1,5 liter air dan biarkan selama kurang lebih 12 jam. Setelah

itu ditambahkan detergen yang mengandung kalium sebanyak 10 ml, aduk hingga

rata. Simpan dalam botol sprayer dan aplikasikan pada tanaman yang terserang

organisme pengganggu. Sebaiknya penyemprotan dilakukan pada saat pagi hari

sebelum matahari terik.


8
13

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jl. Beringin/Kampung Wisata Dusun 1 Bandar

Baru Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara di dengan

ketinggian tempat ± 700 meter di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan

pada bulan Mei 2021 sampai dengan Juli 2021.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran,

timbangan analitik, tali plastik, gembor, kamera, ember, alat pengaduk, terpal,

botol spray, dan alat tulis yang digunakan pada saat pengamatan.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) varietas Green bow, ampas kopi, urine kuda, EM4, sekam

padi, dedak, air, bawang putih, dan detergen yang mengandung kalium.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

yang terdiri dari 2 faktor dengan 16 kombinasi perlakuan dan 2 blok, sehingga

diperoleh jumlah plot seluruhnya 32 plot perlakuan dalam penelitian.

a. Faktor I : Pemberian dosis kompos ampas kopi (K), terdiri dari 4 taraf, yaitu:

K0 = 0 kg/Plot

K1 = 1 kg/Plot

K2 = 2 kg/Plot

K3 = 3 kg/Plot
15

b. Faktor II : Pemberian konsentrasi POC urine kuda (U), terdiri dari 4 taraf,

yaitu:

U0 = 0 ml/Liter air/Plot

U1 = 300 ml/Liter air/Plot

U2 = 600 ml/Liter air/Plot

U3 = 900 ml/Liter air/Plot

c. Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 16 kombinasi yaitu:

K0U0 K0U1 K0U2 K0U3

K1U0 K1U1 K1U2 K1U3

K2U0 K2U1 K2U2 K2U3

K3U0 K3U1 K3U2 K3U3

d. Jumlah blok

(t-1) (n-1) ≥ 15

(16-1) (n-1) ≥ 15

15 (n-1) ≥ 15

15 n-1 ≥ 15

15 n ≥ 15 + 15

15n ≥ 30

n ≥ 30/15

n ≥ 2………n = 2 blok
16

Metode Analisis Data

Analisis data pengamatan yang digunakan adalah analisis ragam

berdasarkan model linier, yaitu model analisis data penelitian, yaitu:

Y ijk = µ + pi + αj + βk + (αβ)jk + Ԑijk

Keterangan :

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i, faktor pemberian kompos ampas kopi

taraf ke-j dan faktor pemberian POC urine kuda pada taraf ke-k

µ = Efek nilai tengah

pi = Efek blok ke-i

αj = Efek dari pemberian kompos ampas kopi pada taraf ke-j

βk = Efek dari pemberian POC urine kuda pada taraf ke-k

(αβ)jk = Efek interaksi antara faktor dari pemberian kompos ampas kopi pada

taraf ke-j dan pemberian POC urine kuda pada taraf ke-k

Ԑijk = Efek error pada blok ke-i, faktor dari pemberian kompos ampas kopi

pada taraf ke-j dan faktor pemberian POC urine kuda pada taraf ke-k.

(Hanafiah, 2011).
PELAKSANAAN PENELITIAN

Pembuatan Kompos Ampas Kopi

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos ampas kopi ini

adalah ampas kopi sebanyak 60 kg, kulit padi 10 kg, dedak 10 kg, EM4 500 ml,

gula merah 500 g, air 2 liter, 1 buah ember, 1 batang pengaduk, dan plastik terpal

dengan ukuran 6x3 m. Cara pembuatan kompos dari ampas kopi yang pertama

adalah ampas kopi dikering anginkan hingga kering secara menyeluruh. Larutkan

EM4 sebanyak 500 ml dan gula merah 1 kg ke dalam air sebanyak 2 liter, ampas

kopi kering diaduk secara merata agar tidak ada yang menggumpal, campurkan

kulit padi dan dedak dan aduk sampai merata, siramkan larutan EM4 secara

perlahan-lahan pada ampas kopi secara merata.

Jika seluruh bahan telah tercampur rata maka ditutup dengan plastik terpal.

Lakukan pengadukan pada tumpukan bahan kompos tersebut setelah satu minggu

dengan pembalikan 3-4 kali agar bahan tercampur merata. Suhu dalam proses

akan mencapai 50oC, suhu akan menurun bila proses pelapukan telah sempurna.

Dalam proses pengomposan ini membutuhkan waktu minimal 21 hari.

Proses pengomposan dikatakan berhasil apabila warna kompos menghitam secara

merata, tidak berbau menyengat dan remah seperti tanah.

Pembuatan POC Urine Kuda

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pembuaatn POC urine kuda

adalah urine kuda sebanyak 50 L, EM4 500 ml, gula merah 1 kg, air 2 liter dan

tong. Cara pembuatan POC yaitu dengan melarutkan EM4 500 ml dan gula merah

17
18

1 kg dengan air 2 liter yang akan difermentasikan selama 6 jam, disiapkan 2 tong

yang masing-masing berkapasitas 25 liter, dimasukkan urine kuda kedalam tong.

Selanjutnya masukkan EM4 yang sudah difermentasi kedalam masing-masing

tong, kemudian bahan diaduk sampai merata dan tercampur. Tutup tong dengan

rapat menggunakan plastik transparan dan diikat dengan karet hingga ketat dan

tidak ada celah lubang. Fermentasi POC urine kuda ini berlangsung hingga 21

hari. Setelah satu minggu lakukan pengadukan pertama dan setelah itu lakukan

pengadukan dengan skala 7 hari sekali dengan tujuan untuk membuang gas.

Keberhasilan fermentasi yaitu ditandai dengan berubahnya warna urine kuda

menjadi hitam serta tidak adanya tumbuh fungi.

Penyemaian

Penyemaian benih lobak dapat dilakukan dengan cara menyemai pada

wadah tanam yang telah di isi media tanaman dengan lubang tanam 1 cm yang

dimasukkan 2 benih kedalam lubangnya. Siram benih dengan air kemudian amati

pertumbuhan dan perkembangan benih lobak yang telah disemai. Bibit lobak

dapat dipindah ke plot penelitian saat sudah berumur 2 minggu setelah di semai.

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan untuk penelitian adalah lahan yang datar, tidak

bergelombang dan dekat dengan sumber air. Lahan dibersihkan terlebih dahulu

dari sisa-sisa gulma atau tanaman lain yang dapat menghambat pertumbuhan

tanaman budidaya lobak. Pembersihan lahan dari gulma-gulma bertujuan agar

tidak terjadi persaingan unsur hara yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman
19

Lobak. Selanjutnya, dilakukan pengolahan tanah menggunakan cangkul dengan

membolak-balikkan tanah dari bawah keatas agar tanah bertekstur gembur. Lahan

diberikan perlakuan satu minggu sebelum di lakukan penanaman.

Pembuatan Plot

Setelah selesai pembersihan lahan dari gulma selanjutnya pembentukkan

plot. Pada penelitian ini terdapat 2 blok, setiap blok terdiri dari 16 plot penelitian

sehingga untuk 2 blok terdapat 32 plot perlakuan. Plot dibuat dengan

menggunakan cangkul dengan ukuran plot 100 cm x 100 cm, jarak antar plot 50

cm dan jarak antar blok 100 cm dan tinggi plot 30 cm.

Pemberian Kompos Ampas Kopi

Pemberian kompos ampas kopi dilakukan 1 minggu sebelum penanaman,

pupuk kompos di berikan sesuai dengan dosis kontrol, 1kg/plot, 2 kg/plot dan 3

kg/plot. Pemberian kompos ampas kopi dapat dilakukan dengan cara menebarkan

kompos ampas kopi secara merata pada plot yang akan diberikan perlakuan.

Baurkan pada plot penelitian hingga merata. Kompos ampas kopi diberikan sesuai

banyaknya dosis perlakuan setiap plot.

Pindah Tanam

Pindah tanam dilakukan setelah umur semai sudah cukup untuk pindah

tanam dari persemaian, yaitu berumur 2 minggu dari penyemaian. Kriteria bibit

lobak yang sudah siap pindah tanam yaitu bibit tumbuh dengan seragam, bibit

kokoh, memiliki akar yang banyak, tidak terserang hama dan penyakit, serta hijau.
20

Sebelum penanaman terlebih dahulu membuat lubang tanam dengan jarak tanam

20 cm x 20 cm, bibit lobak ditanam satu bibit untuk satu lubang tanam sehinggga

terdapat 16 tanaman pada setiap plot. Pada saat penanaman, dilakukan juga

pemasangan patok standar pada tanaman sampel dengan ketinggian 5 cm di atas

permukaan tanah dan 5 cm di bawah permukaan tanah. Setelah itu, lakukan

penyiraman.

Pembuatan Patok Standart

Pembuatan patok standart dilakukan untuk memudahkan pengamatan pada

suatu tanaman. Pembuatan patok standar ini menggunakan bambu yang dibentuk

seperti stik dengan ukuran 10 cm yaitu 5 cm diatas permukaan tanah dan 5 cm

dibawah permukaan tanah.

Penentuan Tanaman Sampel

Tanaman sampel ditentukan secara acak, di pilih setengah dari jumlah

tanaman pada plot tersebut jadi tanaman sampel yang diperoleh sebanyak 8

tanaman sampel.

Pemberian POC Urine Kuda

POC urine kuda yang telah selesai difermentasi diberikan pada tanaman

yang telah berumur 3 dan 5 minggu sekali tanam. Dengan dosis 0 ml/liter air/plot,

300 ml/liter air/plot, 600 ml/liter air/plot dan 900 ml/liter air/plot. Waktu yang

baik untuk pemberian POC adalah pagi sekitar pukul 06.00 – 09.00. Pemberian

POC diaplikasikan 2 minggu sekali dan dilakukan dengan cara menyiramkan POC
21

Urine kuda secara merata pada akar tanaman lobak menggunakan beaker glass.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Penyiraman

dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan agar tanah tidak terlalu lembab karena

jika tanah terlalu lembab dapat menyebabkan umbi busuk. Jika umbi busuk maka

tanaman akan mati.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh dan

pertumbuhannya yang abnormal atau kurang baik yang dilakukan pada saat

tanaman telah berumur 2 minggu setelah pindah tanam agar tanaman dapat

tumbuh dengan seragam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada plot yang telah ditumbuhi oleh gulma, untuk

mencegah terjadinya persaingan unsur hara terhadap tanaman utama. Penyiangan

dilakukan setiap minggu tergantung dari pertumbuhan gulma pada masing-masing

plot penelitian.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman lobak dilakukan dengan

cara memberikan pestisida nabati dari bawang putih dengan dosis setiap 85 g

bawang putih yang telah dihaluskan lalu dilarutkan dengan air sebanyak 1,5 liter.
22

Pengaplikasiannya yaitu dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida nabati

menggunakan sprayer pada bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit.

Panen

Lobak varietas Green bow dapat dipanen pada umur ± 65 hari setelah

tanam, dengan ciri-ciri tanaman yang siap di panen adalah memiliki umbi yang

membesar, berwarna cerah, naik ke atas permukaan tanah dan daun-daun yang

lebat. Waktu pemanenan juga mempengaruhi kualitas dari hasil lobak. Panen

dilakukan pada pagi hari saat matahari tidak sedang terik, karena jika suhu

lingkungan cukup rendah dapat mengurangi kerusakan akibat respirasi dari umbi

lobak.

Cara panen lobak adalah dengan mencabut tiap lobak dari dalam tanah.

Untuk mengeluarkannya dari tanah dilakukan dengan cara memegang bagian

batang lobak dan mencabut seluruh bagian tanaman dengan menggunakan tangan.

Pencabutan dilakukan dengan menggoyangkan lobak secara pelan agar tidak

merusak umbi lobak.

Parameter Yang Diamati

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman lobak dilakukan setelah umur 3, 4 dan 5

minggu setelah tanam dengan interval 1 minggu sekali. Pengukuran mulai dari

pangkal batang sampai titik tumbuh dengan menggunakan penggaris.

Jumlah Daun ( Helai)

Penghitungan jumlah daun (helai) dilakukan pada bagian daun yang telah
23

membuka sempurna. Penghitungan jumlah daun dilakukan pada umur tanaman 3,

4 dan 5 MST dengan interval 1 minggu sekali.

Panjang Umbi (cm)

Pengukuran panjang umbi dilakukan setelah panen dengan mengukur

panjang umbi mulai dari pangkal sampai ujung bagian bawah dengan

menggunakan penggaris.

Produksi Umbi Per Sampel (g)

Penimbangan berat basah umbi tanaman per sampel dilakukan setelah

panen. Untuk mengetahui berat produksi umbi per sampel dilakukan dengan cara

menimbang umbi yang sudah bersih dari tanah dan kotoran pada masing-masing

sampel plot penelitian.

Produksi Umbi Per Plot (g)

Penimbangan berat basah umbi tanaman per plot dilakukan yaitu dengan

menimbang seluruh tanaman umbi lobak pada masing-masing plot penelitian.


HASIL PENELITIAN

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan dan uji sidik ragam tinggi tanaman (cm) lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda pada umur 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Lampiran 6, 7

dan 8.

Hasil analisis sidik ragam secara statistik menunjukan bahwa pemberian

kompos ampas kopi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) pada umur 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam. Sedangkan

pemberian POC urine kuda dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata

terhadap tinggi tanaman lobak pada umur 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam.

Hasil rataan tinggi tanaman (cm) pertumbuhan dan produksi lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Akibat Pemberian Kompos Ampas


Kopi dan POC Urine Kuda Pada Umur 3, 4 dan 5 Minggu Setelah
Tanam.
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
  3 MST 4 MST 5 MST
K = Kompos Ampas Kopi
K0 = 0 kg/plot 1,90dD 2,30dD 2,65dD
K1 = 1 kg/plot 2,18cC 2,55cC 2,87cC
K2 = 2 kg/plot 2,40bB 2,78bB 3,18bB
K3 = 3 kg/plot 2,83aA 3,20aA 3,64aA
U = POC Urine Kuda
U0 = 0ml/liter air 2,10aA 2,51aA 2,82aA
U1 = 300 ml/liter air 2,28aA 2,63aA 2,99aA
U2 = 600 ml/liter air 2,42aA 2,76aA 3,18aA
U3 = 900 ml/liter air 2,50aA 2,92aA 3,35aA
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan
taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji Jarak Duncan (DMRT)

24
25

Pada Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa pemberian kompos ampas kopi

terhadap tinggi tanaman lobak (Raphanus sativus L.) memberikan pengaruh

sangat nyata pada umur 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam. Tanaman tertinggi

terdapat pada pemberian kompos ampas kopi K3 = 1 kg/plot dengan rata – rata

tinggi yaitu 3,64 cm dan yang terendah yaitu K0 = 0 kg/plot dengan rata – rata

tinggi yaitu 2,65 cm.

Respon pemberian POC urine kuda terhadap tinggi tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) memberikan pengaruh tidak nyata pada umur 3, 4 dan 5

minggu setelah tanam. Tanaman tertinggi terdapat pada pemberian POC urine

kuda U3 = 900 ml/liter air/plot dengan rata – rata tinggi yaitu 3,35 cm, dan

terendah yaitu U0 = 0 ml/liter air/plot dengan rata – rata tinggi yaitu 2,82 cm.

Hasil analisa regresi pemberian kompos ampas kopi terhadap parameter

tinggi tanaman menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti yang disajikan

pada Gambar 1.

Gambar 1 : Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap Tinggi


Tanaman (cm) Pada Umur 5 Minggu Setelah Tanam.
Pemberian kompos ampas kopi terhadap tinggi tanaman lobak (Raphanus

sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ = 2,5963 +


26

0,3259 (K) dengan nilai r = 0,9734. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak

dosis kompos ampas kopi yang diberikan maka hasil tinggi tanaman mengalami

peningkatan.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan dan uji sidik ragam jumlah daun (helai) lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda umur 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Lampiran 9, 10 dan

11.

Hasil analisis sidik ragam secara statistik menunjukan bahwa pemberian

kompos ampas kopi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman

lobak (Raphanus sativus L.) pada umur 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam.

Sedangkan pemberian POC urine kuda menunjukkan pengaruh nyata terhadap

jumlah daun tanaman lobak (Raphanus sativus L.) pada umur 3, 4 dan 5 minggu

setelah tanam. Sedangkan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap

jumlah daun tanaman lobak (Raphanus sativus L.) pada umur 3, 4 dan 5 minggu

setelah tanam.

Hasil rataan jumlah daun (helai) pertumbuhan dan produksi lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda dapat dilihat pada Tabel 2.


27

Tabel 2. Rataan Jumlah Daun (helai) Akibat Pemberian Kompos Ampas


Kopi dan POC Urine Kuda Pada Umur 3, 4 dan 5 Minggu Setelah
Tanam.
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
  3 MST 4 MST 5 MST
K = Kompos Ampas Kopi
K0 = 0 kg/plot 8,16dD 11,63dD 13,53dD
K1 = 1 kg/plot 9,34cC 12,98cC 14,94cC
K2 = 2 kg/plot 9,63bB 13,09bB 15,22bB
K3 = 3 kg/plot 10,59aA 14,70aA 16,98aA
U = POC Urine Kuda
U0 = 0ml/liter air 8,80dD 12,34dD 14,34dD
U1 = 300 ml/liter air 9,34cC 12,77cC 14,91cC
U2 = 600 ml/liter air 9,64bB 13,39bB 15,44bB
U3 = 900 ml/liter air 9,94aA 13,91aA 15,98aA
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan
taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji Jarak Duncan (DMRT).

Pada Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pemberian kompos ampas kopi

terhadap jumlah daun tanaman lobak (Raphanus sativus L.) memberikan pengaruh

sangat nyata pada umur 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam. Jumlah helai daun

terbanyak terdapat pada pemberian kompos ampas kopi K3 = 1 kg/plot dengan rata

– rata jumlah daun yaitu 16,98 helai dan jumlah daun terendah adalah K0 = 0

kg/plot dengan rata – rata jumlah daun yaitu 13,53 helai.

Respon pemberian POC urine kuda terhadap jumlah daun tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) memberikan pengaruh nyata pada umur 3, 4 dan 5 minggu

setelah tanam. Jumlah helai daun terbanyak terdapat pada pemberian POC urine

kuda U3 = 900 ml/liter air/plot dengan rata – rata jumlah daun yaitu 15,98 helai

dan jumlah daun terendah adalah U0 = 0 ml/liter air/plot dengan rata – rata jumlah

daun yaitu 14,34 helai.


28

Hasil analisa regresi pemberian kompos ampas kopi terhadap parameter

jumlah daun (helai) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti yang

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 : Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap Jumlah


Daun (helai) Pada Umur 5 Minggu Setelah Tanam.
Pemberian kompos ampas kopi terhadap jumlah daun lobak (Raphanus

sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ = 13,572 +

1,0641 (K) dengan nilai r = 0,9382. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak

dosis kompos ampas kopi yang diberikan maka jumlah helai daun mengalami

peningkatan.

Hasil analisa regresi pemberian POC urine kuda terhadap parameter

jumlah daun (helai) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti yang

disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 : Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap Jumlah


Daun (helai) Pada Umur 5 Minggu Setelah Tanam
29

Pemberian POC urine kuda terhadap jumlah daun lobak (Raphanus sativus

L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ = 14,35 + 0,5453 (U)

dengan nilai r = 0,9999. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak dosis POC

urine kuda yang diberikan maka jumlah helai daun mengalami peningkatan.

Panjang Umbi (cm)

Data pengamatan dan uji sidik ragam panjang umbi (cm) lobak (Raphanus

sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine kuda dapat

dilihat pada Lampiran 12.

Hasil analisis sidik ragam secara statistik menunjukan bahwa pemberian

kompos ampas kopi dan POC urine kuda berpengaruh sangat nyata terhadap

panjang umbi tanaman lobak (Raphanus sativus L.). Sedangkan interaksi

keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang umbi tanaman lobak

(Raphanus sativus L.).

Hasil rataan panjang umbi (cm) pertumbuhan dan produksi lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda dapat dilihat pada Tabel 3.


30

Tabel 3. Rataan Panjang Umbi (cm) Akibat Pemberian Kompos Ampas


Kopi dan POC Urine Kuda
Perlakuan Panjang Umbi (cm)
K = Kompos Ampas Kopi
K0 = 0 kg/plot 23,01dD
K1 = 1 kg/plot 27,01cC
K2 = 2 kg/plot 33,68bB
K3 = 3 kg/plot 37,49aA
U = POC Urine Kuda
U0 = 0ml/liter air 28,19dD
U1 = 300 ml/liter air 29,96Cc
U2 = 600 ml/liter air 30,79bB
U3 = 900 ml/liter air 32,21aA
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan
taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji Jarak Duncan (DMRT).

Pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa pemberian kompos ampas kopi

terhadap panjang umbi tanaman lobak (Raphanus sativus L.) memberikan

pengaruh sangat nyata. Umbi terpanjang terdapat pada pemberian kompos ampas

kopi K3 = 1 kg/plot dengan rata – rata panjang umbi yaitu 37,49 cm dan terpendek

K0 = 0 kg/plot dengan rata – rata panjang umbi yaitu 23,01 cm.

Respon pemberian POC urine kuda terhadap panjang umbi tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) juga memberikan pengaruh sangat nyata. Umbi terpanjang

terdapat pada pemberian POC urine kuda U3 = 900 ml/liter air/plot dengan rata –

rata panjang umbi yaitu 32,21 cm, dan terpendek U0 = 0 ml/liter air/plot dengan

rata – rata panjang umbi yaitu 28,19 cm.

Hasil analisa regresi pemberian kompos ampas kopi terhadap parameter

panjang umbi (cm) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti yang

disajikan pada Gambar 4.


31

Gambar 4 : Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


Panjang Umbi (cm).
Pemberian kompos ampas kopi terhadap panjang umbi tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ =

49,974 + 9,6363 (K) dengan nilai r = 0,9876. Hal ini menunjukan bahwa semakin

banyak dosis kompos ampas kopi yang diberikan maka panjang umbi akan

mengalami peningkatan.

Hasil analisa regresi pemberian POC urine kuda terhadap parameter

panjang umbi (cm) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti yang

disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 : Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap Panjang


Umbi (cm).
Pemberian POC urine kuda terhadap panjang umbi lobak (Raphanus

sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ = 28,351 +

1,2913 (U) dengan nilai r = 0,983. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak
32

dosis POC urine kuda yang diberikan maka panjang umbi akan mengalami

peningkatan.

Produksi Umbi Per Sampel (g)

Data pengamatan dan uji sidik ragam produksi umbi per sampel (g) lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda dapat dilihat pada Lampiran 13.

Hasil analisis sidik ragam secara statistik menunjukan bahwa pemberian

kompos ampas kopi dan POC urine kuda berpengaruh sangat nyata terhadap

produksi umbi per sampel tanaman lobak (Raphanus sativus L.). Sedangkan

interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap produksi umbi per sampel

tanaman lobak (Raphanus sativus L.).

Hasil rataan produksi umbi per sampel (g) pertumbuhan dan produksi lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Produksi Umbi Per Sampel (g) Akibat Pemberian Kompos
Ampas Kopi dan POC Urine Kuda.
Perlakuan Produksi Umbi Per Sampel
K = Kompos Ampas Kopi
K0 = 0 kg/plot 497,27dD
K1 = 1 kg/plot 596,72cC
K2 = 2 kg/plot 696,88bB
K3 = 3 kg/plot 792,81aA
U = POC Urine Kuda
U0 = 0ml/liter air 606,56dD
U1 = 300 ml/liter air 631,88cC
U2 = 600 ml/liter air 662,03bB
U3 = 900 ml/liter air 683,20aA
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan
taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji Jarak Duncan (DMRT).
33

Pada Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa pemberian kompos ampas kopi

terhadap produksi umbi per sampel tanaman lobak (Raphanus sativus L.)

memberikan pengaruh nyata. Produksi umbi per sampel terberat terdapat pada

pemberian kompos ampas kopi K3 = 1 kg/plot dengan rata – rata berat umbi yaitu

792,81 g dan yang terendah adalah K0 = 0 kg/plot dengan rata – rata berat umbi

yaitu 497,27 g.

Respon pemberian POC urine kuda terhadap produksi umbi per sampel

tanaman lobak (Raphanus sativus L.) juga memberikan pengaruh nyata. Umbi

terberat terdapat pada pemberian POC urine kuda U3 = 900 ml/liter air/plot

dengan rata – rata berat umbi yaitu 683,20 g dan yang terendah adalah U0 = 0

ml/liter air/plot dengan rata – rata berat umbi yaitu 606,56 g.

Hasil analisa regresi pemberian kompos ampas kopi terhadap parameter

produksi umbi per sampel (g) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti

yang disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 : Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


Produksi Umbi Per Sampel (g).
34

Pemberian kompos ampas kopi terhadap berat umbi tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ =

497,9 + 98,68 (K) dengan nilai r = 0,9999. Hal ini menunjukan bahwa semakin

banyak dosis kompos ampas kopi yang diberikan maka berat umbi per sampel

tanaman lobak (Raphanus sativus L.) akan mengalami peningkatan.

Hasil analisa regresi pemberian POC urine kuda terhadap parameter

produksi umbi per sampel (g) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti

yang disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 : Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap Produksi


Umbi Per Sampel (g).
Pemberian POC urine kuda terhadap berat umbi tanaman lobak (Raphanus

sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ = 606,91 +

0,0867 (U) dengan nilai r = 0,9959. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak

dosis POC urine kuda yang diberikan maka berat umbi per sampel akan

mengalami peningkatan.
35

Produksi Umbi Per Plot (g)

Data pengamatan dan uji sidik ragam produksi umbi per plot (g) lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda dapat dilihat pada lampiran 14.

Hasil analisis sidik ragam secara statistik menunjukan bahwa pemberian

kompos ampas kopi dan POC urine kuda berpengaruh sangat nyata terhadap

produksi umbi per plot tanaman lobak (Raphanus sativus L.) sedangkan interaksi

keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap produksi umbi per plot tanaman lobak

(Raphanus sativus L.).

Hasil rataan produksi umbi per plot (g) pertumbuhan dan produksi lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi dan POC urine

kuda dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan produksi umbi per plot (g) Akibat Pemberian Kompos
Ampas Kopi dan POC Urine Kuda.
Perlakuan Produksi Umbi Per Sampel
K = Kompos Ampas Kopi
K0 = 0 kg/plot 8371,25dD
K1 = 1 kg/plot 10281,88cC
K2 = 2 kg/plot 11763,13bB
K3 = 3 kg/plot 14085,63aA
U = POC Urine Kuda
U0 = 0ml/liter air 10282,38dD
U1 = 300 ml/liter air 10916,88cC
U2 = 600 ml/liter air 11570,00bB
U3 = 900 ml/liter air 11530,63aA
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan
taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji Jarak Duncan (DMRT).

Pada Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa pemberian kompos ampas kopi

terhadap produksi umbi per plot tanaman lobak (Raphanus sativus L.)
36

memberikan pengaruh nyata. Produksi umbi per plot terberat terdapat pada

pemberian kompos ampas kopi K3 = 1 kg/plot dengan rata – rata berat umbi per

plot yaitu 14085,63 g dan terendah yaitu K0 = 0 kg/plot dengan rata – rata berat

umbi per plot yaitu 8371,25g.

Respon pemberian POC urine kuda terhadap produksi umbi per plot

tanaman lobak (Raphanus sativus L.) juga memberikan pengaruh nyata. Umbi

terberat per plot terdapat pada pemberian POC urine kuda U3 = 900 ml/liter

air/plot dengan rata – rata berat umbi per plot yaitu 11530,63 g dan yang terendah

yaitu U0 = 0 ml/liter air/plot dengan rata – rata berat umbi per plot yaitu 10282,38

g.

Hasil analisa regresi pemberian kompos ampas kopi terhadap parameter

produksi umbi per plot (g) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti

yang disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 : Hubungan Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi Terhadap


Produksi Umbi Per Plot (g).
Pemberian kompos ampas kopi terhadap berat umbi per plot tanaman

lobak (Raphanus sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan


37

persamaan Ŷ = 8331,8 + 1862,4 (K) dengan nilai r = 0,993. Hal ini menunjukan

bahwa semakin banyak dosis kompos ampas kopi yang diberikan maka berat

umbi per sampel tanaman lobak (Raphanus sativus L.) akan mengalami

peningkatan.

Hasil analisa regresi pemberian POC urine kuda terhadap parameter

produksi umbi per sampel (g) menunjukan hubungan yang bersifat linier, seperti

yang disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 : Hubungan Antara Pemberian POC Urine Kuda Terhadap Produksi


Umbi Per Plot (g).
Pemberian POC urine kuda terhadap berat umbi tanaman lobak (Raphanus

sativus L.) membentuk hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ = 10557 +

1,264 (U) dengan nilai r = 0,8807. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak

dosis POC urine kuda yang diberikan maka berat umbi per plot akan mengalami

peningkatan.
PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.)


terhadap Pemberian Kompos Ampas Kopi

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa efektivitas

penggunaan kompos ampas kopi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

lobak (Raphanus sativus L.) berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter

yang diamati yaitu pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang umbi,

produksi umbi persampel dan produksi umbi per plot. Menurut (Pande, 2019)

Penggunaan kompos ampas kopi dapat meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman karena kompos ampas kopi mengandung unsur yang

sangat dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen 2,28%, fosfor 0,06%, dan kalium

0,6% serta memiliki skala 6,2 pH yang sangat cocok untuk pertumbuhan lobak

(Raphanus sativus L.) Hasil analisa yang menunjukkan kompos ampas kopi

berpengaruh sangat nyata juga di disebabkan karena proses pembuatan kompos

yang dilakukan dengan baik dan benar . Pupuk kompos yang dihasilkan yaitu

memiliki ciri berwarna hitam, tidak berbau, gembur atau remah, tidak panas, dan

terjadinya pelapukan.

Pemberian kompos ampas kopi menunjukkan pengaruh sangat nyata

terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang umbi, produksi umbi per sampel,

produksi umbi per plot. Semakin tinggi dosis perlakuan maka memberikan hasil

tertinggi juga untuk seluruh parameter yang diamati. Hal ini disebabkan karena

ampas kopi mengandung kafein yang akan terlarut dalam air kemudian diserap

oleh tanah. Kafein termasuk senyawa alkaloid dan mengandung nitrogen yang

38
39

sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan komponen

yang

berperan dalam menyusun auksin yang berperan dalam pertumbuhan jaringan

meristem apikal yang akan menyebabkan tanaman semakin tinggi, jumlah daun

meningkat serta perpanjangan akar. Panjang umbi menentukan efektivitas dalam

menjalankan fungsinya yaitu menentukan luas permukaan umbi yang akan

mempengaruhi berat umbi sehingga apabila panjang umbi meningkat maka berat

umbi akan meningkat (Disri, 2017).

Penambahan pupuk organik ampas kopi pada media tanam berpengaruh

nyata terhadap pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman serta jumlah daun

tanaman. Peningkatan jumlah daun merupakan upaya tanaman dalam

mengifisiensikan penangkapan energi cahaya matahari untuk proses fotosintesis

secara normal. Pertumbuhan vegetatif tanaman dipengaruhi oleh faktor cahaya,

air, suhu serta kandungan unsur hara yang terdapat di ampas kopi tersebut.

Keberhasilan pemanfaatan ampas kopi menjadi keuntungan ganda karena selain

dapat digunakan dalam penggunaan pupuk, juga dapat mengurangi pencemaran

lingkungan karena banyaknya limbah ampas kopi yang dibuang begitu saja seperti

limbah kopi yang di hasilkan dari kedai kopi (Irham, 2016).

Ampas kopi bersifat organik dan dapat mudah diserap oleh tanah,

walaupun demikian ampas kopi perlu mengalami proses pengomposan seperti

fermentasi yang tepat agar kompos yang dihasilkan berkualitas dan dapat

digunakan secara efektif. Menurut (Roidah, 2013) untuk menghasilkan kompos

ampas kopi yang dengan kualitas yang baik perlu penggunaan bioaktivator untuk
40

membantu mempercepat proses pengomposan. Bioaktivator adalah bioaktif yang

dapat merombak bahan organik contohnya seperti EM4 (Effective Microorganism

4) yang merupakan salah satu contoh bioaktivator sederhana yang digunakan

untuk menghasilkan kompos yang lebih baik dan efektif).

Pertumbuhan dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.)


terhadap Pemberian POC urine Kuda

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa efektivitas

penggunaan POC urine kuda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman lobak

(Raphanus sativus L.) berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pertumbuhan

tinggi tanaman, namun berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun,

berpengaruh sangat nyata terhadap parameter panjang umbi, produksi umbi

persampel dan produksi umbi per plot. Penggunaan POC urine kuda dapat

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena mengandung

unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen 1,40%, fosfor 0,02%,

kalium 1,60%, kalsium 0,32% dan karbon 1,1%. Dimana unsur hara ini berperan

sebagai perangsang pembelahan sel, memperbesar jaringan sel dan membantu

dalam proses fotosintesis. Berdasarkan unsur hara yang terkandung di dalam urine

kuda maka dapat mencukupi kebutuhan hara pada tanaman jika di aplikasikan

dengan benar. Pada parameter tinggi tanaman terjadi pengaruh tidak nyata

terhadap pemberian POC urine kuda, hal ini disebabkan karena pengaruh faktor

cuaca seperti hujan yang menyebabkan hilangnya unsur dari pengaplikasian POC

urine kuda (Parnata, 2010).

Pemberian pupuk cair dari urine kuda memberikan pengaruh nyata

terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman seperti jumlah daun. Semakin tinggi


41

konsentrasi yang diberikan menunjukkan pertumbuhan tanaman semakin

meningkat. Unsur yang terdapat pada urine kuda menyebabkan peningkatan helai

daun pada tanaman sehingga mendukung proses berlangsungnya fotosintesis.

Urine kuda ini sangat mudah diserap oleh tanaman karena bersifat cair. Urine

kuda memiliki senyawa aktif yang menyebabkan bakteri tanah berkembang

dengan baik (Herlinawati, 2019).

Pemberian urine kuda berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, berat

produksi per sampel dan berat produksi per plot. Hal ini disebabkan oleh hara

yang terkandung dalam urine kuda dapat menunjang dan memenuhi kebutuhan

hara tanaman. Unsur hara K 1,60% dan Ca 0,32% yang terkandung dalam urine

kuda berfungsi sebagai perangsang pembelahan sel, memperbesar jaringan sel

serta peningkatan kegiatan respirasi dan fotosintesis yang merangsang

menyerapnya unsur hara sehingga meningkatkan pertumbuhan dan produksi

tanaman dengan maksimal. Pengaplikasian POC urine kuda ini sebaiknya

dilakukan pada masa vegetatif tanaman karena pada saat itu tanaman masih aktif

membelah (Refnizuida, 2018).

Interaksi Antara Pemberian Kompos Ampas Kopi dan POC Urine Kuda

Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Lobak (Raphanus sativus L.)

Berdasarkan dari hasil analisis dan uji statistik diketahui bahwa interaksi

antara pemberian ampas kopi dan POC urine kuda terhadap pertumbuhan dan

produksi lobak (Raphanus sativus L.) berpengaruh tidak nyata di semua parameter

yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), panjang umbi (cm), produksi per

sampel (g), dan produksi per plot (g). Hal ini dikarenakan dua faktor secara
42

spesifik tidak mempengaruhi faktor lain yang berperan terhadap pertumbuhan dan

produksi lobak (Raphanus sativus L.).

Hasil tidak adanya interaksi antara kompos ampas kopi dengan POC urine

kuda dikarenakan salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain

sehingga faktor lain tersebut akan tertutupi dan masing-masing faktor mempunyai

sifat yang jauh berbeda pengaruh maupun sifat kerjanya, sehingga akan

menghasilkan hubungan yang berbeda dalam mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi suatu tanaman (Simanjuntak, 2013).

Perbedaan jenis pupuk yang diberikan seperti komposisi kandungannya

yang juga berbeda menjadikan kompos ampas kopi dan POC urine kuda bekerja

masing-masing dalam mempengaruhi keberlangsungan pertumbuhan dan produksi

tanaman. Suatu interaksi antara perlakuan dapat terjadi jika salah satu faktor dapat

menjadi pendukung bagi terserapnya faktor lainnya. Begitu pula sebaliknya justru

menjadi pembatas atau penghambat suatu faktor sehingga tidak terjadi suatu

interaksi antar faktor yang lain (Refnizuida, 2018).


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian munjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian kompos ampas kopi berpengaruh

sangat nyata terhadap seluruh parameter yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun

(helai), panjang umbi (cm), produksi umbi per sampel (g) dan produksi umbi per

plot (g). Dimana perlakuan terbaik yaitu K3 = 3 Kg/plot.

Hasil penelitian munjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi lobak

(Raphanus sativus L.) terhadap pemberian POC urine kuda berpengaruh tidak

nyata terhadap parameter tinggi tanaman (cm), namun berpengaruh nyata pada

jumlah daun (helai), dan berpengaruh sangat nyata pada panjang umbi (cm),

produksi umbi per sampel (g) dan produksi umbi per plot (g). Dimana perlakuan

terbaik yaitu U3 = 900 ml/liter air/plot.

Interaksi antara pemberian kompos ampas kopi dan POC urine kuda

terhadap pertumbuhan dan produksi lobak (Raphanus sativus L.) berpengaruh

tidak nyata pada seluruh parameter yang diamati.

Saran

Mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman lobak (Raphanus

sativus L.) yang optimal disarankan menggunakan perlakuan kompos ampas kopi

K3 = (3 kg/plot) dan perlakuan POC urine kuda U3 = (900 ml/liter air/plot).

43
DAFTAR PUSTAKA

Adikasari, R. 2012. Pemanfaatan Ampas Teh Dan Ampas Kopi Sebagai


Penambah Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum
lycopersicum) Dengan Media Hidroponik, Jurusan Pendidikan Biologi.
FMIPA Universitas Muhamadiyah Surakarta., Skripsi, FMIPA,
Universitas Muhamadiyah, Surakarta

Bacheramsyah, H. 2011. Analisis Pendapatan Usaha Tani Lobak Korea dan


Daikon. Skripsi Institut Pertanian Bogor.

Barus, W. A. 2020. Karakter Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Lobak Terhadap


Aplikasi Ampas Tahu dan POC Daun Gamal. Agrium, 22(3), 184-189.

Cahyono, B. 2013. Berkebun Lobak Budidaya Intensif Organik dan Anorganik.


Penerbit Pustaka Mina Depok Timur. Hal. 19.

Dalimartha, S. F. 2013. Fakta Ilmiah Buah dan Sayur. Penerbit Penebar Plus
(Penebar Swadaya Grub) Cibubur Jakarta Timur. Hal. 118.

Danong, M. T. 2020. Inventarisasi Jenis-Jenis Tanaman Berpotensi Sebagai


Pestisida Nabati yang digunakan oleh Masyarakat Desa Sonraen Kecamatan
Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No.
2, Hal 62 – 71.

Disri, N. 2017. Pengaruh Pemberian Limbah Kopi terhadap. Jurnal Biologi,


Volume 6 No 4, 41-50.

Hanafiah, K. A. 2011. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Rajawali Pres

Herlinawati. 2019. Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair Dari Urin Ternak Sapi Dan
Kuda Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sawi (Brassica juncea
L.). Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 7, No. 2, 159-167.
Huda, M. K. 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Urin Sapi dengan Aditif
Tetes Tebu (molasses) Metode Fermentasi (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Semarang).

Irham, F. 2016. Pengaruh Pupuk Organik Limbah Kulit Kopi (Coffea Arabica L.)
Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi. Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 2, 108-120.

Ismawan, B. 2013. Herbal Indonesia Bukti Ilmiah dan Racikan. Depok : PT


Trubus Swadaya.

44
45

Marum, J. 2012. Pengaruh Kompos Ampas Tebu terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Lobak pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Fakultas Pertanian.
Universitas Tanjung Pura

Moh, E. 2013. “Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Dan Dosis Pupuk Evagrow,
Herbafarm, Bio Natura Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Lobak”. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.

Nurhayati, A. J. 2011. Potensi Limbah Pertanian sebagai Pupuk. Pekanbaru: Balai


Pengkajian Teknologi Pertanian Riau.

Pande, P. 2019. “Perbedaan Kualitas Kompos Limbah Ampas Kopi Dengan


Penambahan Bioaktivator Em4 Dan Mikroorganisme Lokal (Mol) Nasi
Basi”. Skripsi. Kesehatan Lingkungan. Politeknik Kesehatan Kemenkes:
Denpasar.

Parman, S. 2010. Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Produksi Umbi Tanaman


Lobak (Raphanus Sativus L.). Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi.
Volume 18. Nomor. 2.

Parnata, A. S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik.


Denpasar: PT Agromedia Pustaka.

Qadar, L. 2012. Penggunaan Sari Lobak (Raphanus sativus L.) sebagai Pelembab
dalam Sediaan Hand cream. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hal. 25.

Refnizuida. 2018. Respon Pemberian Kompos Kulit Kopi Dan Urine Kuda
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Brokoli (Brassica Oleracea.
Var.Italica). Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi.
Vol.3.No.1, 22-33.

Roidah, I. S. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik. Jurnal Universitas


Tulungagung Bonorowo Vol. 1.No.1, 30-41.

Samadi, B. 2013. Panen Untung dari Budidaya Lobak.Penerbit Lily Publisher


Yogyakarta.

Satria, T. H. 2014. Laporan Kaitan Ekologi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Pada Tanaman Lobak. Fakultas Pertanian Universitas Methodist
Indonesia. Medan.

Sekar, T. R. 2011. Manfaat Umbi dan Rimpang Bagi Tubuh Kita, Siklus,
Yogyakarta.

Siahaan, W. 2019. Pengaruh Aplikasi Kompos Ampas Kopi Terhadap Perubahan


Sifat Kimia Andisol Ngabab, Kabupaten Malang. Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan Vol 6 No 1 : 1123-1132.
46

Simanjuntak, A. 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah


(Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Npk Dan Kompos
Kulit Buah Kopi. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara
Vol.1, No.3, 362-373.

Sukma, D. 2016. Sehat Tanpa Obat dengan Bawang Merah dan Bawang Putih.
Yogyakarta: Rapha Publishing.

Supriyono. 2016. Potensi Ekstrak Bawang Putih Sebagai Fungisida Nabati


Terhadap Jamur Sclerotium rolfsii SACC. Prosiding Konser Karya Ilmiah.
Vol 2, Agustus. ISSN: 2460-5506.

Wardani, F.F , Yudaputra, A. 2015. Inventarisasi Koleksi Tumbuhan Kebun Raya


Bogor Yang Berpotensi Sebagai Pestisida Nabati. Jurnal MIPA.
Universitas Negeri Semarang
LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Lobak Varietas Green bow

Asal : Nong Woo Bio Co.Ltd., Korea

Silsilah : Mj 1 x SANG 1

Golongan varietas : Hibrida silang tunggal

Umur panen : ± 65 hari setelah tanam

Bentuk batang : Silindris

Warna batang : Hijau

Bentuk daun : Bentuk garis berbagi menyirip

Tepi daun : Bergerigi ganda

Ujung daun : Meruncing

Warna daun : Hijau tua

Permukaan daun : Halus

Ukuran daun : Panjang 15 – 25 cm, lebar 5 – 6 cm (daun majemuk)

Panjang 4 – 5 cm, lebar 2 – 4 cm (daun tunggal)

Panjang tangkai daun : 30 – 35 cm

Bentuk umbi : Silindris

Ukuran umbi : Panjang 35 – 40 cm, diameter 7 – 8 cm

Berat per umbi : 1 – 1,2 kg

Warna kulit umbi : Putih dengan ujung umbi berwarna kehijauan

Warna umbi : Putih

Daya simpan : Suhu kamar 7 – 10 hari

Hasil : 10 – 15 ton/ha

47
48

Keterangan : Beradaptasi dengan baik di dataran tinggi, dengan

Ketinggian800 – 1.200 mdpl

Pengusul : You Jae Hee : PT. koreana Seed Indonesia

Peneliti : Lee See Woo : Nong Woo bio CO. Ltd.


49

Lampiran 2. Bagan Penelitian

Blok I Blok II

K0U0 K2U3 U

K1U1 K2U2

K3U0 K1U1

K1U2 K0U1
K3U2
K3U1 K3U3

K0U3 K2U1
S
K0U2 K0U3

K1U0 K1U3

Keterangan :
K3U2 K3U1
K3U2 1. Ukuran plot : 100 cm x 100 cm
K2U2 K2U0
2. Jarak antar blok : 100 cm
K1U3 K0U2
3. Jarak antar plot : 50 cm

K0U1 K3U0 4. Jarak tanam : 20 cm x 20 cm


K3U2
K1U2 5. Jumlah tanaman per plot : 16 tanaman
K2U1
6. Jumlah tanaman sampel : 8 tanaman
K2U0 K3U2
7. Jumlah seluruh tanamn : 512 tanaman
K2U3 K0U0 8. Jumlah seluruh tanaman sampel : 256 tanaman

K3U3 K1U0 9. Jumlah blok : 2 blok


50

Lampiran 3. Skema Plot Penelitian

100 cm
20 cm
Penimbangan berat basa
20 cm
1
20 cm

100 cm

100 cm

100 cm

Keterangan :

: Tanaman sampel

Jarak tanam : 20 cm

Panjang plot : 100 cm

Lebar plot : 100 cm

Jarak tepi ke plot : 20 cm


51

Lampiran 4 : Jadwal Kegiatan


Nama : Gladys Amanda Daulay
Npm : 1713010101
No. Hp: 0823 6062 3100
Alamat: gg.famili Jl.Jend Gatot Subroto
Email : gladysamandadaulay@gmailcom

Bulan
No Kegiatan Keterangan
DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengajuan Judul                                                                          
2 Bimbingan                                                                          
3 Pembuatan Proposal                                                                          
4 Seminar Proposal                                                                          
5 Pembuatan Kompos Ampas Kopi                                                                          
6 Pembuatan POC Urine Kuda                                                                          
7 Persiapan Lahan                                                                          
8 Pembuatan Plot                                                                          
9 Pemberian Kompos Ampas Kopi                                                                          
10 Penyemaian                                                                          
11 Penanaman                                                                          
12 Pembuatan Patok Standart                                                                          
13 Pemilihan Tanaman Sampel                                                                          
14 Pengaplikasian POC Urine Kuda                                                                          
15 Pemeliharaan Tanaman                                                                          
16 Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)                                                                          
17 Pengamatan Jumlah Daun (helai)                                                                          
18 Panen                                                                          
19 Pengamatan Panjang Akar (cm)                                                                          
20 Berat Produksi Per Sampel (g)                                                                          
21 Berat Produksi Per Plot (g)                                                                          
22 Supervisi                                                                          
23 Penyusunan Skripsi                                                                          
24 Peng-Acc-an Skripsi                                                                          
25 Seminar Hasil                                                                          
26 Peng-Acc-an Jilid Skripsi                                                                          

Medan, Agustus 2021


Diketahui Diketahui
Pembimbing I Pembimbing II Peneliti
52

Ruth Riah Ate Tarigan, SP., M.Si Devi Andriani Luta, SP., M.Agr Gladys Amanda Daulay
53

Lampiran 5 : Anggaran Dana

Nama : Gladys Amanda Daulay


Npm : 1713010101
No. Hp : 0823 6062 3100
Alamat : Gg famili no 25, Jl. Jend Gatot Subroto km 4,5 Sei
Sikambing C, Medan.
Email : gladysamandadaulay@gmail.com

NO. KEGIATAN/BAHAN VOLUME BIAYA BIAYA


SATUAN
I. Persiapan Lahan/Pembuatan Bedengan
1. Sewa lahan 4x25 m 100.000 500.000
2. Pembukaan/pembersihan lahan 1 hk 80.000 80.000
3. Pembuatan bedengan 2 hk 80.000 160.000
II. Bahan Tanam
1. Benih Lobak Var. Green Bow 1 bks 100.000 100.000
III. Pembuatan Kompos
1. Ampas Kopi 24 kg 5.000 120.000
2. EM4 ½ liter 15.000 15.000
3. Gula Merah ½ kg 10.000 10.000
4. Sekam padi 1 paket 30.000 30.000
IV. Pupuk Organik Cair (POC)
1. Urine Kuda 24 liter 30.000 720.000
2. EM4 ½ liter 15.000 15.000
3. Gula Merah ½ kg 10.000 10.000
V. Pemeliharaan tanaman

1. Pengendalian Gulma 1 hk 80.000 80.000


VI. Administrasi
1. Seminar Proposal dan Seminar Hasil 1.150.000
2. Supervisi (pembimbing I dan II) 2 hk 250.000 500.000
VII. Lain-lain

1. Peralatan (Gembor, Sprayer,dll) 1 paket 100.000 100.000


TOTAL 3.590.000
54

Lampiran 6. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Umur 3 MST

3 MST
BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 1,81 1,64 3,45 1,73
K0U1 1,86 1,68 3,54 1,77
K0U2 2,84 1,99 4,83 2,41
K0U3 1,60 1,76 3,36 1,68
K1U0 2,04 1,59 3,63 1,81
K1U1 1,89 1,53 3,41 1,71
K1U2 2,83 2,21 5,04 2,52
K1U3 2,76 2,63 5,39 2,69
K2U0 1,76 2,28 4,04 2,02
K2U1 2,60 2,46 5,06 2,53
K2U2 2,09 2,11 4,20 2,10
K2U3 2,85 3,01 5,86 2,93
K3U0 2,76 2,93 5,69 2,84
K3U1 3,28 2,93 6,20 3,10
K3U2 1,90 3,39 5,29 2,64
K3U3 2,63 2,80 5,43 2,71
TOTAL 37,49 36,91 74,40  
RATAAN 2,34 2,31   2,33

Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 7,17 0,48 3,17 2,46 3,66 **
Blok 1 0,01 0,01 0,07 4,60 8,86 tn
K 3 3,67 1,22 8,11 3,34 5,56 **
U 3 0,75 0,25 1,66 3,34 5,56 tn
KxU 9 2,75 0,31 2,03 2,65 4,03 tn
Galat 14 2,11 0,15
Total 31 9,29        
FK 172,98
KK 17%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
55

Lampiran 7. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Umur 4 MST

4 MST
BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 2,18 2,01 4,19 2,09
K0U1 2,24 2,11 4,35 2,18
K0U2 3,23 2,41 5,64 2,82
K0U3 2,06 2,18 4,24 2,12
K1U0 2,53 2,00 4,53 2,26
K1U1 2,19 1,95 4,14 2,07
K1U2 2,98 2,64 5,61 2,81
K1U3 3,10 2,99 6,09 3,04
K2U0 2,16 2,68 4,84 2,42
K2U1 2,85 2,86 5,71 2,86
K2U2 2,24 2,63 4,86 2,43
K2U3 3,31 3,48 6,79 3,39
K3U0 3,05 3,46 6,51 3,26
K3U1 3,46 3,35 6,81 3,41
K3U2 2,30 3,70 6,00 3,00
K3U3 3,15 3,13 6,28 3,14
TOTAL 43,01 43,56 86,58  
RATAAN 2,69 2,72   2,71

Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 6,92 0,46 3,46 2,46 3,66 **
Blok 1 0,01 0,01 0,07 4,60 8,86 tn
K 3 3,51 1,17 8,75 3,34 5,56 **
U 3 0,77 0,26 1,92 3,34 5,56 tn
KxU 9 2,65 0,29 2,20 2,65 4,03 tn
Galat 14 1,87 0,13
Total 31 8,80        
FK 234,23
KK 14%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
56

Lampiran 8. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Umur 5 MST

5 MST
BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 2,38 2,23 4,60 2,30
K0U1 2,45 2,55 5,00 2,50
K0U2 3,48 2,91 6,39 3,19
K0U3 2,58 2,68 5,25 2,63
K1U0 2,88 2,29 5,16 2,58
K1U1 2,60 2,28 4,88 2,44
K1U2 3,35 2,96 6,31 3,16
K1U3 3,36 3,23 6,59 3,29
K2U0 2,39 3,09 5,48 2,74
K2U1 3,15 3,28 6,43 3,21
K2U2 2,85 3,13 5,98 2,99
K2U3 3,73 3,86 7,59 3,79
K3U0 3,38 3,95 7,33 3,66
K3U1 3,86 3,79 7,65 3,83
K3U2 2,64 4,10 6,74 3,37
K3U3 3,80 3,58 7,38 3,69
TOTAL 48,85 49,88 98,73  
RATAAN 3,05 3,12   3,09

Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 7,75 0,52 3,58 2,46 3,66 *
Blok 1 0,03 0,03 0,23 4,60 8,86 tn
K 3 4,37 1,46 10,09 3,34 5,56 **
U 3 1,26 0,42 2,90 3,34 5,56 tn
KxU 9 2,13 0,24 1,64 2,65 4,03 tn
Galat 14 2,02 0,14
Total 31 9,81        
FK 304,58
KK 12%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
57

Lampiran 9. Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Umur 3 MST

3 MST
BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 6,75 6,63 13,38 6,69
K0U1 8,75 7,63 16,38 8,19
K0U2 9,25 9,38 18,63 9,31
K0U3 8,38 8,50 16,88 8,44
K1U0 9,50 7,63 17,13 8,56
K1U1 10,00 8,13 18,13 9,06
K1U2 9,50 9,63 19,13 9,56
K1U3 10,50 9,88 20,38 10,19
K2U0 10,63 8,75 19,38 9,69
K2U1 10,63 9,75 20,38 10,19
K2U2 9,00 8,38 17,38 8,69
K2U3 10,75 9,13 19,88 9,94
K3U0 10,13 10,38 20,50 10,25
K3U1 9,75 10,13 19,88 9,94
K3U2 10,50 11,50 22,00 11,00
K3U3 11,00 11,38 22,38 11,19
TOTAL 155,00 146,75 301,75  
RATAAN 9,69 9,17   9,43

Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun (helai)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 38,95 2,60 5,53 2,46 3,66 **
Blok 1 2,13 2,13 4,53 4,60 8,86 *
K 3 24,18 8,06 17,16 3,34 5,56 **
U 3 5,68 1,89 4,03 3,34 5,56 *
KxU 9 9,09 1,01 2,15 2,65 4,03 tn
Galat 14 6,58 0,47
Total 31 47,65        
FK 2845,41
KK 7%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
58

Lampiran 10. Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Umur 4 MST

4 MST
BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 10,75 10,00 20,75 10,38
K0U1 12,00 10,63 22,63 11,31
K0U2 13,00 12,88 25,88 12,94
K0U3 12,25 11,50 23,75 11,88
K1U0 12,25 11,25 23,50 11,75
K1U1 13,63 11,13 24,75 12,38
K1U2 13,13 13,63 26,75 13,38
K1U3 14,38 14,50 28,88 14,44
K2U0 14,25 11,75 26,00 13,00
K2U1 14,63 12,75 27,38 13,69
K2U2 13,13 11,25 24,38 12,19
K2U3 14,63 12,38 27,00 13,50
K3U0 14,13 14,38 28,50 14,25
K3U1 14,13 13,25 27,38 13,69
K3U2 14,50 15,63 30,13 15,06
K3U3 15,13 16,50 31,63 15,81
TOTAL 215,88 203,38 419,25  
RATAAN 13,49 12,71   13,10

Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun (helai)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 61,17 4,08 4,94 2,46 3,66 **
Blok 1 4,88 4,88 5,92 4,60 8,86 *
K 3 38,07 12,69 15,38 3,34 5,56 **
U 3 11,35 3,78 4,58 3,34 5,56 *
KxU 9 11,75 1,31 1,58 2,65 4,03 tn
Galat 14 11,55 0,83
Total 31 77,61        
FK 5492,83
KK 7%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
59

Lampiran 11. Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Umur 5 MST

5 MST
BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 12,75 12,00 24,75 12,38
K0U1 14,00 12,63 26,63 13,31
K0U2 14,25 14,88 29,13 14,56
K0U3 14,25 13,50 27,75 13,88
K1U0 14,25 13,25 27,50 13,75
K1U1 15,63 13,13 28,75 14,38
K1U2 15,50 15,63 31,13 15,56
K1U3 16,25 15,88 32,13 16,06
K2U0 16,25 13,75 30,00 15,00
K2U1 16,63 14,75 31,38 15,69
K2U2 15,75 13,38 29,13 14,56
K2U3 17,50 13,75 31,25 15,63
K3U0 16,13 16,38 32,50 16,25
K3U1 16,38 16,13 32,50 16,25
K3U2 16,50 17,63 34,13 17,06
K3U3 18,25 18,50 36,75 18,38
TOTAL 250,25 235,13 485,38  
RATAAN 15,64 14,70   15,17

Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun (helai)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 67,93 4,53 4,62 2,46 3,66 **
Blok 1 7,15 7,15 7,30 4,60 8,86 *
K 3 48,27 16,09 16,42 3,34 5,56 **
U 3 11,90 3,97 4,05 3,34 5,56 *
KxU 9 7,77 0,86 0,88 2,65 4,03 tn
Galat 14 13,72 0,98
Total 31 88,80        
FK 7362,15
KK 7%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
60

Lampiran 12. Rata-Rata Panjang Umbi (cm)

BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 21,10 20,81 41,91 20,96
K0U1 23,13 22,31 45,44 22,72
K0U2 23,38 23,79 47,16 23,58
K0U3 24,48 25,06 49,54 24,77
K1U0 25,14 24,49 49,63 24,81
K1U1 26,13 26,48 52,60 26,30
K1U2 27,88 26,88 54,75 27,38
K1U3 29,51 29,56 59,08 29,54
K2U0 31,44 30,00 61,44 30,72
K2U1 32,86 34,38 67,24 33,62
K2U2 34,50 34,68 69,18 34,59
K2U3 35,84 35,79 71,63 35,81
K3U0 35,88 36,66 72,54 36,27
K3U1 36,79 37,59 74,38 37,19
K3U2 37,75 37,51 75,26 37,63
K3U3 38,73 38,75 77,48 38,74
TOTAL 484,50 484,73 969,23  
RATAAN 30,28 30,30   30,29

Analisis Sidik Ragam Panjang Umbi (cm)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 1087,45 72,50 238,62 2,46 3,66 **
Blok 1 0,00 0,00 0,01 4,60 8,86 tn
K 3 1013,70 337,90 1112,19 3,34 5,56 **
U 3 67,85 22,62 74,44 3,34 5,56 **
KxU 9 5,90 0,66 2,16 2,65 4,03 tn
Galat 14 4,25 0,30
Total 31 1091,71        
FK 29356,16
KK 2%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
61

Lampiran 13. Rata-Rata Produksi Umbi Per sampel (g)


BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 456,88 454,38 911,25 455,63
K0U1 481,25 474,38 955,63 477,81
K0U2 511,88 523,75 1035,63 517,81
K0U3 541,25 534,38 1075,63 537,81
K1U0 553,13 567,50 1120,63 560,31
K1U1 583,75 580,63 1164,38 582,19
K1U2 610,63 613,13 1223,75 611,88
K1U3 633,75 631,25 1265,00 632,50
K2U0 654,38 651,88 1306,25 653,13
K2U1 682,50 689,38 1371,88 685,94
K2U2 713,13 713,13 1426,25 713,13
K2U3 733,13 737,50 1470,63 735,31
K3U0 753,13 761,25 1514,38 757,19
K3U1 781,88 781,25 1563,13 781,56
K3U2 803,13 807,50 1610,63 805,31
K3U3 820,00 834,38 1654,38 827,19
TOTAL 10313,75 10355,63 20669,38  
RATAAN 644,61 647,23   645,92

Analisis Sidik Ragam Produksi Umbi Per Sampel (g)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 417009,56 27800,64 1148,86 2,40 3,52 **
Blok 1 54,80 54,80 2,26 4,54 8,68 tn
K 3 389541,64 129847,21 5365,94 3,29 5,42 **
U 3 27167,03 9055,68 374,23 3,29 5,42 **
KxU 9 300,89 33,43 1,38 2,59 3,89 tn
Galat 15 362,98 24,20
Total 31 417427,33        
FK 13350720,72
KK 1%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata
62

Lampiran 14. Rata-Rata Produksi Umbi Per Plot (g)


BLOK
PERLAKUAN TOTAL RATAAN
I II
K0U0 7910,00 8100,00 16010,00 8005,00
K0U1 8200,00 8225,00 16425,00 8212,50
K0U2 8440,00 8560,00 17000,00 8500,00
K0U3 8750,00 8785,00 17535,00 8767,50
K1U0 9335,00 9400,00 18735,00 9367,50
K1U1 10570,00 10600,00 21170,00 10585,00
K1U2 10750,00 10700,00 21450,00 10725,00
K1U3 10100,00 10800,00 20900,00 10450,00
K2U0 11100,00 11070,00 22170,00 11085,00
K2U1 11205,00 11225,00 22430,00 11215,00
K2U2 12200,00 12350,00 24550,00 12275,00
K2U3 12400,00 12555,00 24955,00 12477,50
K3U0 13455,00 13505,00 26960,00 13480,00
K3U1 13650,00 13660,00 27310,00 13655,00
K3U2 14755,00 14805,00 29560,00 14780,00
K3U3 14850,00 14005,00 28855,00 14427,50
TOTAL 177670,00 178345,00 356015,00  
RATAAN 11104,38 11146,56   11125,47

Analisis Sidik Ragam Produksi Umbi Per Plot (g)


F.TABEL
SK dB JK KT F.HITUNG KET
0,05 0,01
Perlakuan 15 148070855,47 9871390,36 229,84 2,40 3,52 **
Blok 1 14238,28 14238,28 0,33 4,54 8,68 *
K 3 139732014,84 46577338,28 1084,50 3,29 5,42 **
U 3 6530177,34 2176725,78 50,68 3,29 5,42 **
KxU 9 1808663,28 200962,59 4,68 2,59 3,89 tn
Galat 15 644224,22 42948,28
Total 31 148729317,97        
FK 3960833757,03
KK 2%

Keterangan :
tn = Tidak nyata
* = Nyata
** = Sangat nyata

LAMPIRAN 15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian


63

Foto 1 Foto 2 Foto 3

Foto 4 Foto 5 Foto 6

Foto 7 Foto 8 Foto 9


64

Foto 10 Foto 11 Foto 12

Foto 13 Foto 14 Foto 15

Foto 16 Foto 17 Foto 18


65

Foto 19 Foto 20 Foto 21

Foto 22 Foto 23 Foto 24

Foto 25 Foto 26 Foto 27


66

Keterangan :

1. Foto Pengolahan lahan


2. Foto Pembuatan plot
3. Foto Pembuatan kompos ampas kopi
4. Foto Pembuatan POC urine kuda
5. Foto Pembuatan Pestisida Bawang Putih
6. Foto Pemberian kompos ampas kopi
7. Foto Penyemaian
8. Foto Penanaman
9. Foto Penyiraman
10. Foto Penyiangan
11. Foto Pembuatan patok perlakuan
12. Foto Pembuatan patok standart
13. Foto Pengacakan perlakuan dan tanaman sampel
14. Foto Pemasangan patok perlakuan
15. Foto Pemasangan patok standart
16. Foto Penyisipan
17. Foto Pengaplikasian POC urine kuda
18. Foto Pengaplikasian pestisida nabati terhadap tanaman yang terserang hama
19. Foto Pengamatan tinggi tanaman
20. Foto Pengamatan jumlah daun
21. Foto Supervisi oleh doping I
22. Foto Supervisi oleh doping II
23. Foto Panen
24. Foto Pengamatan panjang umbi
25. Foto Pengamatan produksi umbi per sampel
26. Foto Pengamatan produksi umbi per plot
27. Foto Bimbingan olahan data

Anda mungkin juga menyukai