G011181315
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
i
SKRIPSI
G011181315
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, karunia dan anugrah-Nya
officinarum L.) Metode Single Bud Planting” telah dapat diselesaikan, meskipun
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Shalawat dan salam tak lupa penulis
bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. untuk itu, penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis
yakni Bapak Margono dan Ibu Nurjamik yang selalu memberikan dukungan,
ditempuh. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudara penulis
yang telah membantu dan memberi masukan dalam meyelesaikan skripsi ini
sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian dalam Program Studi
Hasanuddin.
penulis hadapi pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan sehingga penulis dapat
melaluinya. Keberhasilan penulis sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini tidak
lepas dari bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral
vii
maupun spiritual. Oleh karena itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan
1. Kepada Dr. Ir Hj. Feranita Haring MP. selaku dosen pembimbing I dan Dr.
2. Kepada Dr. Ir. Hj. Syantrianty A. Syaiful, MS., Prof. Dr. Ir Rusnadi
Padjung, M. Sc., dan Dr. Ir Muh. Riadi, MP. selaku penguji yang telah
meluangkan waktu dan memberikan ilmu, kritikan dan saran kepada penulis
3. Kepada Alm. Abdul Molla, SP. M.Si. dan Dr. Ifayanti Ridwan Saleh, SP.
4. Kepada Dr. Ir. Hari Iswoyo, SP. MA. selaku Ketua Departemen Budidaya
5. Kepada Pak Awi dan Ibu Asti telah memberi banyak bantuan dan saran
viii
Adiba, Mala, Cici, Azwan dan teman-teman lainnya yang tidak sempat
pelaksanaan penelitian.
9. Serta seluruh pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan dari
Teriring harapan do’a semoga Allah SWT memberikan rahmat dan ridho-
Nya atas segala budi baik serta ketulusan yang diberikan kepada penulis selama ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam upaya
Aamiin YRA.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
LAMPIRAN .................................................................................................... 56
x
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
2. Rata-rata Sudut Daun (o) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST ..................... 37
3. Rata-rata Kadar Korofil (μmol. m-2) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST ... 41
4. Rata-rata Panjang Akar (cm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST .............. 43
Lampiran
1b. Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman Tebu Umur 12 MST ....................... 59
1c. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Tanaman Tebu Umur 0-12 MST ................. 60
2b. Sidk Ragam Rata-rata Diameter Batang Tebu Umur 12 MST ....................... 61
2c. Rata-rata Diameter Batang (mm) Tanaman Tebu Umur 0-12 MST ............... 62
3a. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Tebu Umur 12 MST ....................... 63
3b. Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun Tebu Umur 12 MST ............................ 63
3c. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Tebu Umur 0-12 MST .................... 64
4a. Rata-rata Tebal Daun (mm) Tanaman Tebu Umur 12 MST ........................... 65
4b. Sidik Ragam Rata-rata Tebal Daun Tanaman Tebu Umur 12 MST ............... 65
5a. Rata-rata Luas Daun (cm2) Tanaman Tebu Umur 12 MST ............................ 66
5b. Sidik Ragam Rata-rata Luas Daun Tanaman Tebu Umur 12 MST ................ 66
6a. Rata-rata Sudut Tegak Daun (o) Tanaman Tebu Umur 12 MST ..................... 67
6b. Sidik Ragam Rata-rata Sudut Tegak Daun Tanaman Tebu Umur 12 MST .... 67
7a. Rata-rata Jumlah Ruas (ruas) Tanaman Tebu Umur 12 MST ......................... 68
xi
7b. Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Ruas Tanaman Tebu Umur 12 MST ............. 68
8a. Rata-rata Panjang Ruas (cm) Tanaman Tebu Umur 12 MST ......................... 69
8b. Sidik Ragam Rata-rata Panjang Ruas Tanaman Tebu Umur 12 MST ............ 69
9a. Rata-rata Total Jumlah Stomata (stomata) Tanaman Tebu Umur 12 MST..... 70
9b. Sidik Ragam Rata-rata Total Jumlah Stomata Tebu Umur 12 MST............... 70
10a. Rata-rata Klorofil a (μmol. m-2) Tanaman Tebu Umur 12 MST ................... 71
10b. Sidik Ragam Rata-rata Klorofil a Tanaman Tebu Umur 12 MST ................ 71
10c. Rata-rata Klorofil b (μmol. m-2) Tanaman Tebu Umur 12 MST ................... 72
10d. Sidik Ragam Rata-rata Klorofil b Tanaman Tebu Umur 12 MST ................ 72
10e. Rata-rata Total Klorofil (μmol. m-2) Tanaman Tebu Umur 12 MST ............ 73
10f. Sidik Ragam Rata-rata Total Klorofil Tanaman Tebu Umur 12 MST .......... 73
11a. Rata-rata Berat Daun Spesifik (g.cm-2) Tanaman Tebu Umur 12 MST........ 74
11b. Sidik Ragam Rata-rata Berat Daun Spesifik Tebu Umur 12 MST ............... 74
12a. Rata-rata Panjang Akar (cm) Tanaman Tebu Umur 12 MST ....................... 75
12b. Rata-rata Panjang Akar (cm) Tanaman Tebu Hasil Transformasi (ln x)
Umur 12 MST .............................................................................................. 76
12c. Sidik Ragam Rata-rata Panjang Akar Tanaman Tebu Hasil Transformasi
(ln x) Umur 12 MST .................................................................................... 76
13a. Rata-rata Volume Akar (ml) Tanaman Tebu Umur 12 MST ........................ 77
13b. Rata-rata Volume Akar (ml) Tanaman Tebu Hasil Transformasi (ln x)
Umur 12 MST .............................................................................................. 78
xii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST .......... 29
2. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Bibit Tanaman Tebu Umur 0-12 MST ....... 30
3. Rata-rata Diamater Batang (mm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST ........ 31
4. Rata-rata Diamater Batang (mm) Bibit Tanaman Tebu Umur 0-12 MST ..... 32
6. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Bibit Tanaman Tebu Umur 0-12 MST ......... 34
9. Rata-rata Jumlah Ruas (ruas) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST .............. 38
10. Rata-rata Panjang Ruas (cm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST ............... 39
11. Rata-rata Jumlah Total Stomata (stomata) Bibit Tebu Umur 12 MST .......... 40
12. Rata-rata Berat Daun Spesifik (g.cm-2) Bibit Tebu Umur 12 MST ............... 42
13. Rata-rata Volume Akar (ml) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST ............... 44
Lampiran
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
perkebunan yang dijadikan bahan baku utama dalam pembuatan gula pasir dan
memiliki peran strategis dalam perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2019, total
area perkebunan tebu Indonesia mencapai 413 ribu ha, sedangkan pada tahun 2020,
total area perkebunan tebu Indonesia mencapai 418 ribu ha. Terdapat peningkatan
luas area sebesar 5 ribu ha (BPS, 2020). Industri gula menjadi salah satu sumber
pendapatan bagi ribuan petani tebu dan pekerja di industri gula. Selain itu, gula
menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat dan telah
ditetapkan menjadi salah satu barang pangan pokok yang diatur oleh pemerintah
peluang yang luas bagi peningkatan kapasitas produksi pabrik gula. Tahun 2020,
konsumsi langsung gula nasional sebesar 2.66 juta ton. Padahal pada tahun 2020,
produksi gula hanya 2.13 juta ton (BPS, 2021). Seiring dengan bertambahnya
sebagai bahan bakunya, maka kebutuhan gula secara nasional diperkirakan terus
meningkat, namun, tidak disertai dengan ketersediaan gula dalam negeri yang
mencukupi.
1
perkebunan, dan mengaktifkan kembali perusahaan gula yang sudah ada.
Pembibitan tebu menjadi salah satu faktor penentu produktivitas tebu untuk
Pemilihan bibit tebu yang unggul menjadi prioritas, sebab bibit tebu memiliki peran
penting dalam produksi gula (Pamungkas dan Dina, 2021). Pemilihan varietas tebu
perlu memiliki sifat-sifat varietas unggul seperti: memiliki potensi gula yang tinggi
melalui bobot tebu dan rendemen yang tinggi, memiliki produktivitas yang stabil,
ketahanan terhadap hama dan penyakit (Amir, Hawalid, dan Nurhuda 2017).
seperti, waktu pembibitan yang lebih lama, membutuhkan lahan yang luas dan bibit
pembibitan dengan metode single bud planting dapat menjadi solusi dalam
penyediaan bibit tebu. Metode single bud planting merupakan salah satu teknologi
penanaman tebu yang berasal dari Colombia dengan menanam satu mata tunas
planting memiliki keuntungan, antara lain area yang dibutuhkan lebih sedikit, umur
bibit lebih pendek yaitu kurang dari 3 bulan sudah siap tanam, setiap saat bibit akan
tersedia sehingga jenjang pembibitan lebih efektif, kualitas bibit terjamin dan
persentase serta kepastian hidup lebih tinggi (Bari, Bintoro, dan Sulistyno, 2017).
Pertumbuhan bibit tebu dengan metode tersebut terlihat ramping dan mudah roboh,
2
Strategi untuk mengatasi pertumbuhan bibit yang kurang bagus, dapat
pertumbuhan, produksi dan kualitas suatu tanaman. Pupuk memiliki fungsi untuk
memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Silika (Si) termasuk unsur hara
non esensial bagi tanaman, tetapi bagi tanaman anggota poaceae sangat
membutuhkan unsur hara Si (Sabatini et.al., 2021). Tebu termasuk tanaman anggota
Poaceae, tetapi pada fakta yang ada, unsur Si sering dilupakan dalam pemupukan
pada tanaman anggota poaceae. Padahal jika ketersediaan Si yang cukup dalam
hara seperti kelebihan hara N, kekurangan dan kelebihan hara P serta keracunan Na,
Fe, Mn dan Al (Fitriani dan Sri, 2016). Pemupukan silika terutama dalam bentuk
ukurannya yang kecil serta hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit (Aryanto,
yang terakumulasi pada daun berfungsi menjaga daun tegak sehingga membantu
Islami, 2017).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri et.al. (2017), pada tanaman padi
hitam menunjukkan bahwa pemberian silika pada konsentrasi 7.5 ml/L dapat
meningkatkan jumlah stomata sebesar 142%, tinggi tanaman sebesar 33% dan tebal
daun sebesar 100%. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Sebatini et.al.
(2017), pada tanaman padi merah menunjukkan bahwa pemberian silika dengan
3
konsentrasi 10 ml/l memberikan pengaruh yang paling tinggi dalam meningkatkan
menyerap unsur hara. FMA mampu bersimbiosis dengan akar tanaman. Hifa
mikoriza yang sangat luas di dalam tanah mampu menyerap air dan unsur hara yang
ada di pori-pori tanah disaat tanaman tidak mampu menyerap unsur hara. Infeksi
memanfaatkan nutrisi terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K dan Mg (Aldemen dan
Morton, 1986). Selain itu, FMA menghasilkan hormon seperti auksin, sitokinin dan
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasrullah et.al. (2015), pada tanaman
hasil yang terbaik untuk luas daun, berat basah akar dan berat kering, persentasi
akar yang terinfeksi mikoiza diumur tanaman 90 HST. Begitu pula penelitian yang
dilakukan oleh Musa et.al. (2020), pada tanaman tebu menunjukkan bahwa aplikasi
FMA dengan dosis 8 g/tanaman memberi pertumbuhan yang lebih baik terhadap
4
Dasar teori dalam penelitian ini ialah beracuan pada penelitian yang
dilakukan oleh Nurlaili et.al. (2020) yang menyatakan bahwa FMA dapat
terutama unsur hara fosfor (P) dan nitrogen (N). Kedua unsur tersebut berperan
dalam pembentukan klorofil pada daun. Sedangkan silika (Si) memegang peranan
Hasil penelitian yang dilakukan Nurlaili et.al. (2020) menyatakan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari interaksi antar FMA dan konsentrasi Si yang berbeda
dan kadar Cd. Namun, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap parameter
1.2 Hipotesis
5
3. Terdapat salah satu dosis inokulan fungi mikoriza arbuskula yang
tanaman tebu.
tanaman tebu. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah diharapkan dapat
menjadi bahan referensi dan informasi mengenai pembibitan tanaman tebu dan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pertumbuhan tanaman cepat dan penanaman tanaman lebih mudah. Selain itu,
Divisi : Magniophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Species: Officinarum
Akar tanaman tebu termasuk akar serabut. Tanaman tebu memiliki dua jenis
akar yaitu akar stek dan akar tunas. Cara membedakan kedua jenis akar ini adalah
akar stek tumbuh pada cincin akar dari stek batang, sedangkan akar tunas
7
merupakan pengganti akar bibit. Pada tanah yang cocok, akar tebu dapat tumbuh
Tanaman tebu memiliki batang tegak lurus dan beruas-ruas yang dibatasi
buku-buku. Setiap buku-buku terdapat satu mata tunas. Diameter batang antara 3-
5 cm dengan tinggi batang antara 2- 5 meter dan tidak bercabang (Indrawanto et.al.,
2010). Batang muda tanaman tebu terdapat lapisan yang berwarna putih dan keabu-
abuan yang menempel pada batang tebu. Lapisan tersebut disebut dengan lapisan
Tanaman tebu memiliki daun tidak lengkap, karena terdiri dari pelepah dan
beberapa helain daun. Daun tanaman tebu berbentuk busur panah seperti pita,
berseling kanan dan kiri, berpelepah seperti daun jagung dan tak bertangkai. Tulang
Bunga tanaman tebu termasuk bunga majemuk. Bunga tebu berupa malai
dengan panjang antara 50- 80 cm. Cabang bunga pada tahap pertama berupa
karangan bunga dan pada tahap selanjutnya berupa tandan dengan dua bulir.
panjang bulir sekitar 3-4 mm. Terdapat pula benang sari, putik dengan dua kepala
putik dan bakal biji. Pada satu bunga kecil, diproduksi satu biji. Biji tebu seperti
padi, memiliki satu biji dengan besar lembaga 1/3 panjang biji (Indrawanto, et.al.,
2010).
Tanaman tebu tumbuh pada daerah tropika dan sub tropika. Tanaman tebu
tumbuh dengan baik dengan kondisi tanah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu
8
basah, karena akar tanaman tebu sangat sensitif terhadap kekurangan udara di
dalam tanah sehingga pengairan dan drainase harus sangat diperhatikan. Jenis tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman tebu ialah tanah alluvial, grumusol, laktosol
Tanah yang baik untuk pertanaman tanaman tebu ialah tanah yang gembur.
Tekstur tanah yang ideal bagi tanaman tebu ialah tekstur tanah ringan sampai agak
berat dengan kemampuan menahan air cukup dan porositas 30%. Selain itu,
tanaman tebu menghendaki solum tanah minimal 50 cm dengan tidak ada lapisan
kedap air dan permukaan air 40 cm. Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik pada
banyak air, sedangkan saat memasuki musim masak, tanaman tebu membutuhkan
keadaan yang kering agar pertumbuhan berhenti dan membentuk rendeman gula
Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik didaerah dengan curah hujan
kering. Tanaman tebu pada periode pertumbuhan vegetatif diperlukan curah hujan
yang tinggi dengan curah hujan 200 mm per bulan selama 5-6 bulan. Selanjutnya,
memasuki selama 2 bulan dengan curah hujan 125 mm dan 4 sampai 5 bulan
dengan curah hujan kurang dari 75 mm per bulan yang merupakan periode kering
atau periode pertumbuhan generatif dan pemasakan tebu (Musa et. al, 2022).
9
Suhu ideal bagi pertumbuhan tanaman tebu berkisar antara 24oC–34oC
dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 10 oC. Pada suhu
30oC di siang hari, pembentukan sukrosa berjalan lebih optimal. Sukrosa yang
terbentuk disimpan pada batang dimulai dari ruas paling bawah pada malam hari
Jika tanaman tebu mendapatkan sinar matahai yang optimal, dapat mempengaruhi
Begitu pun sebaliknya, jika cuaca yang berawan atau mendung, sehingga
udara dan kadar CO2 di sekitar tajuk yang mempengaruhi proses fotosintesis. Angin
dengan kecepatan kurang dari 10 km/jam disiang hari berdampak baik bagi
pertumbuhan tebu, sebab jika kecepatan angin melebihi 10 km/jam, akan membuat
Pertumbuhan tanaman tebu hingga dapat menjadi bahan baku produksi gula
memiliki beberapa fase pertumbuhan (Musa et.al., 2022; Zaini et.al., 2017). Fase
Fase pertumbuhan mata tunas ialah kondisi mata tunas tebu yang awalnya
dorman menjadi tunas muda yang dilengkapi dengan daun, batang dan akar. Fase
10
perkecambahan pada bibit tebu sangat ditentukan faktor internal seperti varietas,
umur bibit, jumlah mata, panjang stek, cara meletakkan bibit, jumlah mata, bibit
terinfeksi hama penyakit, dan kebutuhan hara. Selain itu terdapat pula faktor
eksternal seperti kualitas dan perlakuan bibit sebelum tanam, aerasi dan
dan unsur hara, khususnya unsur N, P dan K, serta penyinaran matahari yang
dipengaruhi oleh berbagai kondisi tebu seperti, sifat-sifat genetik, hormon yang
terdapat dalam tubuh tebu dan kondisi lingkungan yang meliputi intesitas
tajuk daun, perkembangan akar dan pemanjangan batang. Pada fase ini,
pertumbuhan tunas mulai melambat dan terhenti. Terdapat dua unsur dominan
11
4. Fase kemasakan (10-12 bulan)
vegetatif. Tebu yang memasuki fase kemasakan secara visual ditandai dengan
pertumbuhan tajuk daun berwarna hijau kekuningan. Pada helaian daun sering
dijumpai bercak berwarna coklat. Selain itu, pada kondisi tertentu tebu akan
mengeluarkan bunganya.
disamping kesehatan dan kemurnian bibit kurang terjamin. Hal ini dikarenakan
masa tanam yang sangat lama butuh waktu 6-8 bulan dan jumlah produksi yang
kurang optimal (Amiroh et.al., 2019). Selain itu, biasanya petani menggunakan
bibit tebu dengan 2-8 mata. Dilain pihak penggunaan jumlah mata tunas yang
pertumbuhan tanaman yang tidak normal, karena pertumbuhan bibit yang tidak
seragam. Sehingga mempengaruhi hasil dari rendemen tebu (Tahir et.al., 2014).
terbarukan dalam budidaya tanaman tebu. Single bud planting (SBP) berasal dari
dari Colombia dan Brazil. Tahun 2010, sistem single bud planting diperkenalkan
sebagai teknologi terbarukan dalam budidaya tanaman tebu. SBP ini merupakan
sistem perbanyakan bibit tebu dari batang tebu dalam bentuk stek satu mata tunas,
12
dengan panjang stek 5 cm dan posisi mata terletak ditengah-tengah dari panjang
yang serempak, tidak membutuhkan lahan yang luas, tidak membutuhkan bahan
tanam yang besar, memiliki kepastian hidup yang tinggi (Bari et.al., 2017). Setelah
Anakan tersebut dapat tumbuh sempurna sampai panen 8-10 batang per rumpun.
Sejak awal, pertumbuhan bibit single bud plantig telah seragam dengan tingkat
rendemen dan produksi persatuan luas tanam (Durroh dan Sugianto, 2020).
Proses pembibitan tebu SBP umumnya terdiri dari dua tahapan yang
pertama persemaian satu di dalam pasir selama dua minggu guna menumbuhkan
akar serta daun minimal dua helai, dan persemaian dua merupakan penanaman
budset dalam polybag dalam kurun waktu 3 bulan (Bari et.al., 2017). Penanaman
benih dengan posisi mata tunas ke atas, bawah atau samping dapat memberikan
Penanaman budset satu mata dengan posisi mata tunas menghadap keatas agar
bibit dengan umur yang secara morfologi dan fisiologi paling baik. Namun kondisi
di lapangan menunjukkan bahwa mata tunas tenaman tebu dapat tumbuh dengan
13
baik dalam rentan waktu yang lebih cepat, yaitu 30- 60 hari. Selain itu, jenis
tanaman dan kultivar, juga ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat tanaman
Silika merupakan salah satu unsur kimia kedua terbanyak di bumi yaitu
27,6% dan di serap oleh hampir seluruh tanaman dalam bentuk asam monosalisikat
atau Si(OH)4 (Makarim et.al., 2007). Di daerah tropis, ketersediaan unsur silika
Proses desilikasi adalah proses pencucian dan intensitas pelapukan yang tinggi,
akibatnya unsur Si yang berada di lapisan atas tanah mudah tercuci dan jumlahnya
tinggi unsur Al dan Fe oksida dalam tanah, Si yang terlarut akan semakin rendah
(Husnain, 2011)
cekaman biotik seperti suhu, radiasi, cahaya, angin, air dan kekeringan serta
penyakit dan hama (Putri et.al., 2017). Pemupukan silika dalam bentuk nano perlu
dilakukan, karena dengan bentuk nano pemupukan akan lebih efektif, langsung
mencapai target sebab ukurannya yang sangat kecil dan dibutuhkan dalam jumlah
Si(OH)4. Silika yang berada di akar akan di polimerisasi menjadi Si amorf (SiO2.
14
nH2O), selanjutnya berasosiasi dengan selulosa pada sel epidermis jaringan
Pemberian unsur silika dapat membuat sistem perakaran menjadi lebih baik,
sehingga penyerapan unsur hara menjadi lebih optimal. Silika digunakan dalam
yang terdapat pada daun membuat tanaman memiliki daun yang tegak dan
merentang dengan baik sehingga bisa mengurangi dampak ternaungi. Tanaman pun
Unsur Silika juga menyebabkan daun lebih tegar, merentang dengan baik
dan secara tidak langsung bisa mengurangi dampak negatif tumpang tindih tajuk.
tanaman. Daun yang tegar dan tidak merunduk memungkinkan panetrasi sinar
tanaman seperti akar, batang, dan daun sebagai cadang makanan. Penyimpanan
15
cadangan makanan inilah yang akan mempengaruhi bobot basah dan bobot kering
Hasil penelitian yang dilakukan Fitriani dan Sri (2016), tentang pengaruh
dengan dosis berbeda berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang
bahan silika pada tanah sawah berkadar P total tinggi untuk memperbaiki
ketersediaan P dan Si tanah, pertumbuhan dan produksi padi (Oryza sativa L.),
anakan maksimum, serapan Si tanaman dan bobot kering gabah dan tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering tajuk, bobot kering akar,
Hasil penelitian yang dilakukan Sari et.al., (2021), tentang respon varietas
kering brangkasan tebu. Pemberian nanosilika konsentrasi 45% sebanyak dua kali
memberikan respon yang lebih baik hampir pada seluruh parameter pertumbuhan.
Fungi Mikoriza arbuskula (FMA) berasal dari bahasa Yunani yaitu Mykes
artinya cendawan dan Rhiza artinya akar, sehingga dapat diartikan sebagai fungi
akar (Talanca, 2010). Fungi mikoriza arbuskula termasuk ordo glomales yang
16
bersifat obligat parasite. FMA tidak dapat di inokulasi dengan teknik mikrobiologi,
tetapi hanya dapat ditumbuhkan pada akar tanaman hidup (Moose, 1918).
unsur hara yang tersedia bagi tanaman salah satunya unsur fosfor (Anas, 1997).
keuntungan yaitu FMA dapat membantu penyerapan unsur hara oleh akar
bertambah empat kali lipat dan memiliki daya jelajah volume tanah sampai 100 kali
Hifa yang telah menembus akar akan berkembang di dalam dan diantara sel akar.
Kemudian hifa berubah sebagai tempat pertukaran unsur hara dengan fotosintat
yang disebut arbuskula. Akar yang telah terinfeksi FMA dapat memproduksi
jaringan hifa ekternal yang berkembang secara ekspansif berupa kolonisasi hifa
yang tumbuh dan berkembang melalui bulu-bulu akar tanaman sehingga mampu
memperluas bidang serapan dan dapat pula meningkatkan penerapan hara oleh
seperti meningkatkan serapan fosfor. Selain unsur fosfor terdapat pula unsur
lainnya seperti N, K, Zn, Co, S dan Mo dari dalam tanah. Peranan lain FMA adalah
17
meningkatkan toleransi tanaman terhadap kondisi lahan kritis yang berupa
tumbuhan inang; serta sebagai pelindung tanaman dari infeksi patogen akar
(Sukarno, 2003).
1. Bioprosesor mampu bertindak sebagai pompa dan pipa hidup karena mampu
membantu tanaman untuk menyerap hara dan air dari lokasi yang tidak
2. Bioprotektor atau perisai hidup karena mampu melindungi tanaman dari cekaman
biotika (pathogen, hama, dan gulma) dan abiotik (suhu, lengas, kepadatan tanah,
proses biogeokimia.
inokulan fungi mikoriza arbuskula dan komposisi media tanam tebu (Saccharum
pengamatan jumlah anakan, tinggi batang, jumlah daun, berat basah tajuk dan akar,
18
Hasil penelitian yang dilakukan Parapasan dan Adryade (2014), tentang
waktu dan cara aplikasi fungi mikoriza arbuskula pada pertumbuhan bibit tanaman
kopi, menunjukkan bahwa waktu aplikasi dan cara aplikasi mikoriza arbuskula
jumlah daun, tinggi tanaman) yang diukur termasuk tingkat infeksi akar bibit kopi.
19
BAB III
METODOLOGI
pada ketinggian 22 m dpl dengan suhu 25- 32o C, dan memiliki rata-rata curah hujan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, mistar, meteran, parang,
sabit, cangkul, jangka sorong, CCM 200+, mikroskop, oven, busur, ember, kaca
preparat, cover glass, tabung reaksi, timbangan analitik, dan gelas ukur.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk kandang sapi,
pupuk nanosilika (bahan aktif: silika 5.000 ppm), inokulan FMA (minimum 10
spora/gram untuk Acaulospora sp dan Gigaspora sp), bibit tebu Kidang Kencana
umur 6-7 bulan, Dethane M-45, Atonik, NPK 15:15:15, cat kuku, selotip, polybag
ukuran 30x30 cm, plastik hitam, KOH 10%, HCl 2%, staining, destaining, alkohol
20
pupuk nanosilika (S) dan faktor kedua adalah pemberian fungi mikoriza arbuskula
(M).
s0 = 0 ml.L-1
s1 = 2,5 ml.L-1
s2 = 5,0 ml.L-1
s3 = 7,5 ml.L-1
s4 = 10,0 ml.L-1
Faktor kedua yaitu dosis inokulan fungi mikoriza arbuskula sebagai berikut.
m0 = 0 g
m1 = 5 g
m2 = 10 g
naungan, persiapan bibit tebu, persiapan media semai, persiapan media pembibitan,
21
pemotongan bibit tebu, perendaman penanaman bibit di media semai, pemindahan
Lahan yang akan digunakan dibersihkan dari gulma. Gulma tersebut dicabut
Media semai yang digunakan ialah tanah yang diberikan pupuk kandang.
dibuat bedengan, tanah yang telah dicangkul, terlebih dahulu diberi pupuk kandang
dengan perbandingan 3:1 (volume: volume). Setelah tanah dan pupuk kandang
volume 5 kg.
Bahan tanam yang digunakan ialah batang tebu varietas kidang kencana
bagian atas dan bagian tengah. Batang tebu dipotong menggunakan parang. Panjang
potongan kurang lebih 2.5 cm. Pemotongan mata tunas tidak boleh rusak karena
mata tunas tersebut titik tumbuh tebu. Bahan tanam diambil dari kebun Pabrik Gula
Takalar. Tebu yang diambil berumur 6- 7 bulan, sebab diumur tersebut mata tunas
22
3.4.5 Perendaman Air Hangat
menggunakan air hangat dengan suhu 50o C selama 15 menit. Setelah dingin, mata
tunas direndam kembali dengan Dethane M-45 dan Atonik selama 15 menit.
Selanjutnya bibit tebu disemai pada bedengan yang telah diberi pupuk
kandang, dengan posisi mata tunas keatas. Tanah yang digunakan untuk menutupi
mata tunas, ketebalannya tidak boleh lebih dari 1 cm. Selanjutnya, bedengan
tersebut di tutupi oleh plastik hitam sampai mata tunas pecah dan telah muncul
tunas baru.
Setelah bibit berumur 26 hari ditandai dengan daun tunas mulai tumbuh 2-
3 helai dan tinggi tanaman sekitar 8-14 cm, selanjutnya bibit dipindahkan ke
polybag yang berisi media tanam tanah dan pupuk kandang (3:1).
Pada penelitian ini terdapat dua perlakuan yaitu pupuk nanosilika dan fungi
a. Pupuk Nanosilika
pupuk nanosilika dilakukan setiap selang 10 hari sesuai perlakuan. Cara pemberian
pupuk nanosilika ialah dengan cara menyemprot keseluruh bagian tanaman secara
23
volume pemupukan sebanyak 20 dan 30 ml/tanaman dan disiramkan pada bagian
akar tanaman.
dilakukan penanaman bibit tebu ke polybag. Terlebih dahulu dimbuat lubang kecil
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari.
Apabila terjadi hujan, penyiraman dilakukan hanya satu kali penyiraman atau tidak
sama sekali, tergantung waktu turunnya hujan atau sesuai kondisi lahan.
pupuk dasar sebanyak 2 gram/tanaman. Pupuk dasar yang diberikan ialah NPK
15:15:15. Aplikasi pupuk dasar dilakukan pada saat selang waktu satu hari tanaman
hama dilakukan dengan cara fisik yakni dengan menangkap belalang dengan
24
menggunakan tangan sedangkan untuk kutu putih dengan cara memotong daun
yang telah banyak kutu putih didaun tersebut dan bila sedikit dibasmi menggunakan
menggunakan Dethane M-45. Selain itu, dilakukan monitoring secara berkala untuk
3. 5 Parameter Pengamatan
tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, jumlah ruas, panjang ruas, total
stomata, kadar klorofil, volume akar, panjang akar, infeksi akar, sudut tegak daun,
Tinggi tanaman diukur dari pangkal keluarnya tunas sampai ujung panjang daun
Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang telah
Pengamatan tebal daun, dilakukan pada akhir penelitian. Daun yang digunakan
adalah daun ketiga dari atas. Pengambilan data tebal daun dilakukan dengan cara
25
mengukur dengan menggunakan mikrometer sekrup atau jangka sorong dalam
pengukurannya yaitu mengukur panjang dan lebar daun menggunakan mistar dan
meteran, kemudian menghitung luas daun menggunakan rumus LD= PxLxC, nilai
konstanta= 0,75 (Cemek et.al, 2011). Daun yang diukur ialah daun pada bagian
Pengamatan tegak daun dilakukan pada akhir penelitian. Daun yang digunakan
adalah daun ketiga dari atas. Pengambilan data sudut tegak daun dilakukan dengan
Pengamatan jumlah ruas dilakukan pada akhir penelitian. Jumlah ruas diamati
dengan cara menghitung total ruas dalam setiap tanaman yang tumbuh.
Pertambahan Panjang ruas diamati dengan cara mengukur pada setiap tanaman
yang tumbuh dengan menggunakan mistar. Ruas yang diukur ialah ruas ketiga dari
pangkal tanaman.
digunakan adalah daun ketiga dari atas. Permukaan daun dibersihkan dari pasir atau
26
tanah kemudian diolesi dengan cat kuku pada permukaan bawah daun. Setelah cat
kuku mengering, dipasang selotip menutupi lapisan cat. Selotip dilepas pelan-pelan
sehingga cat kuku ikut terkelupas. Selotip yang dilekati cat kuku ditempel di atas
kaca preparat. Permukaan daun dan stomata telah tercetak pada lapisan cat kuku.
Pengukuran kadar klorofil dilakukan pada akhir penelitian. Kadar klorofil yang
diukur ialah klorofil a, klorofil b, dan total klorofil. Kadar klorofil diukur
menggunakan CCM 200+ (Cholorofil Content Meter) dengan cara menjepit daun
dengan CCM 200+. Rumus kandungan klorofil daun = a+b (CCI)c, nilai a, b, dan c
adalah konstanta dan CCI adalah data indeks klorofil daun yang terbaca pada CCM
200+ .
Berat daun spesifik merupakan perbandingan antara berat kering daun dengan
luas daun. Nilai berat daun spesifik juga digunakan untuk pendugaan tebal tipisnya
daun. Daun yang kecil dan tebal diyakini memiliki konsentrasi apparatus
27
fotosintesis yang lebih tinggi per unit area. Untuk mendapatkan nilai berat kering,
daun yang telah dihitung luas daunnya selanjutnya dimasukkan ke dalam amplop
dan di oven selama 1 hari dengan suhu 90o C. Selanjutnya ditimbang dengan
timbangan analitik.
mengukur volume akar yaitu dengan memasukkan akar pada gelas ukur 250 ml
yang sebelumnya telah diisi air sebanyak 50 ml. Jika terjadi penambahan volume
air setelah akar tanaman dimasukkan. Penambahan volume tersebut ialah volume
akar.
sidik ragam (Anova) untuk rancangan faktorial dua faktor. Apabila perlakuan
berpengaruh nyata maka dilakukan analisis lanjutan dengan uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) (𝛼 = 0,05).
28
BAB IV
4.1 Hasil
Rata-rata tinggi tanaman dan sidik ragamnya bibit tanaman tebu umur 12
MST yang disajikan pada tabel Lampiran 1a dan 2a menunjukkan bahwa perlakuan
80.00
67.56
70.00 62.77
58.49 58.09 56.6855.89 58.44
Tinggi Tanaman (cm)
30.00
20.00
10.00
0.00
Perlakuan
Gambar.1 Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan S3M2 (nanosilika 7.5 ml.L-1 dan FMA 10 g)
yaitu 67.56 cm, sedangkan rata-rata tinggi bibit tanaman tebu yang terpendek
ditunjukkan oleh perlakuan S2M1 (5 ml.L-1 dan FMA 5 g) yaitu 40.99 cm.
29
70.00
60.00
Tinggi Tanaman (cm)
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12
Minggu Setelah Tanam
Gambar. 2 Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Bibit Tanaman Tebu Umur 0-12 MST
Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi bibit tanaman tebu dari umur
0 MST sampai 12 MST terjadi peningkatan secara linear. Tingg bibit tebu yang
tertinggi terdapat di perlakuan S3M2 (Nanosilika 7.5 ml.L-1 dan FMA 10 g),
30
4.1.2 Diameter Batang
30.00
24.91
25.00
21.9221.88
Diameter batang (mm)
21.0921.10
19.28 19.3919.41 20.0819.39 20.0719.87
20.00 18.99
17.92 17.69
15.00
10.00
5.00
0.00
Perlakuan
Gambar 3. Rata-rata Diamater Batang (mm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
yang terbesar ditunjukkan oleh perlakuan S3M2 (nanosilika 7.5 ml.L-1 dan Inokulan
FMA 10 g) yaitu 24.91 mm, sedangkan rata-rata diameter batang bibit tanaman tebu
yang terkecil ditunjukkan oleh perlakuan (nanosilika 10 ml.L-1 dan FMA 0 g) yaitu
17.69 mm.
31
30.00
25.00
Diameter Batang (mm)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12
Minggu Setelah Tanam
Gambar 4. Rata-rata Diamater Batang (mm) Bibit Tanaman Tebu Umur 0-12 MST
dari umur 0 MST sampai 12 MST terjadi peningkatan secara linear. Diameter
batang bibit tebu yang terbesar terdapat di perlakuan S3M2 (Nanosilika 7.5 ml.L-1
dan FMA 10 g), sedangkan yang terkecil terdapat pada perlakuan S4M0
32
4.1.3 Jumlah Daun
Rata-rata jumlah daun bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang
konsentrasi pupuk nanosilika, pemberian dosis FMA dan interaksi keduanya tidak
16.00 14.78
13.56 13.89 13.67
14.00 13.39 12.8912.78 12.8312.83 13.22
12.3312.33 12.1112.61
11.56
12.00
Jumlah Daun (helai)
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Perlakuan
Gambar 5. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
yang terbanyak ditunjukkan oleh perlakuan S3M2 (nanosilika 7.5 ml.L-1 dan FMA
10 g) yaitu 14.78 helai, sedangkan rata-rata jumlah daun bibit tanaman tebu yang
terkecil ditunjukkan oleh perlakuan S2M1 (nanosilika 5 ml.L-1 dan FMA 5 g) yaitu
11.56 helai.
33
16.00
14.00
12.00
Jumlah Daun (helai)
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12
Minggu Setelah Tanam
Gambar 6. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Bibit Tanaman Tebu Umur 0-12 MST
dari umur 0 MST sampai 12 MST terjadi peningkatan secara linear. Jumlah daun
bibit tebu yang terbesar terdapat di perlakuan S3M2 (Nanosilika 7.5 ml.L-1 dan
FMA 10 g), sedangkan yang terkecil terdapat pada perlakuan S2M1 (nanosilika 5
34
4.1.4 Tebal Daun
Rata-rata tebal daun bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang disajikan
konsentrasi pupuk nanosilika, pemberian dosis FMA dan interaksi keduanya tidak
0.60 0.54
0.52 0.51 0.52 0.52 0.51 0.52 0.51
0.50
0.50 0.47 0.46 0.46 0.47
0.44
0.42
Tebal Daun (mm)
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
Perlakuan
Gambar 7. Rata-rata Tebal Daun (mm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
FMA 0 g menghasilkan rata-rata tebal daun bibit tanaman tebu yang paling tebal
yaitu 0.54 mm, sedangkan rata-rata tebal daun bibit tanaman tebu yang paling tipis
ditunjukan pada perlakuan S3M2 (nanosilika 7.5 ml.L-1 dan dosis FMA 10 g) yaitu
0.42 mm.
35
4.1.5 Luas Daun
Rata-rata luas daun bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang disajikan
konsentrasi pupuk nanosilika, pemberian dosis FMA dan interaksi keduanya tidak
450.00 421.87
400.00 368.78363.34 363.47
348.35 363.61337.74
335.22 335.58325.61
350.00
296.73301.26 286.86
Lus Daun (cm2)
276.73
300.00 256.72
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
Perlakuan
FMA 0 g) menghasilkan rata-rata luas daun bibit tanaman tebu yang terbesar yaitu
421.87 cm2, sedangkan rata-rata luas daun bibit tanaman tebu yang terkecil
ditunjukan pada perlakuan S2M1 (nanosilika 5 ml.L-1 dan dosis FMA 5 g) yaitu
256.72 cm2.
36
4.1.6 Sudut Tegak Daun
Rata-rata pengukuran sudut tegak daun bibit tanaman tebu dan sidik
sudut daun bibit tanaman tebu, sedangkan perlakuan pemberian dosis FMA dan
Tabel 2. Rata-rata Sudut Tegak Daun (o) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
Berdasarkan Uji BNJ 0.05 yang disajikan pada tabel 2 menunjukkan bahwa
daun bibit tanaman tebu tertegak yaitu 9.17o dan berbeda nyata terhadap pemberian
pupuk nanosilika dengan konsentrasi 0 ml.L-1, 2.5 ml.L-1, dan 5 ml.L-1, dengan rata-
rata sudut tegak daun bibit tanaman tebu masing-masing 17.50o, 17.50o, 16.39o dan
tidak berbeda nyatapada perlakuan konsentrasi pupuk nanosilika 7.5 ml.L-1 yaitu
13.61o.
37
4.1.7 Jumlah Ruas
Rata-rata jumlah ruas bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang disajikan
konsentrasi pupuk nanosilika, pemberian dosis FMA dan interaksi keduanya tidak
7.00 6.67
6.44
6.06 6.22 6.11 6.11 6.22 6.11
5.67 5.67 5.83 5.50 5.78
6.00 5.44
5.22
Jumlah Ruas (ruas)
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Perlakuan
Gambar 9. Rata-rata Jumlah Ruas (ruas) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
FMA 10 g) menghasilkan rata-rata jumlah ruas bibit tanaman tebu terbanyak yaitu
6.67 ruas, sedangkan rata-rata jumlah ruas bibit tanaman tebu yang sedikit ditujukan
pada perlakuan S1M0 (nanosilika 2.5 ml.L-1 dan FMA 0 g )yaitu 5.22 ruas.
38
4.1.8 Panjang Ruas
Rata-rata panjang ruas bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang
konsentrasi pupuk nanosilika, pemberian dosis FMA dan interaksi keduanya tidak
10.00
8.79
9.00
8.00
6.77 6.81 6.70
Panjang Ruas (cm)
Perlakuan
Gambar 10. Rata-rata Panjang Ruas (cm) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
10 g) menghasilkan rata-rata panjang ruas bibit tanaman tebu yang terpanjang yaitu
8.79 cm, sedangkan rata-rata panjang ruas bibit tanaman tebu yang pendek
ditujukan pada perlakuan S0M2 (nanosilika 0 ml.L-1 dan FMA 10 g) yaitu 4.06 cm.
39
4.1.9 Jumlah Total Stomata
Rata-rata jumlah total stomata bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang
pemberiani pupuk nanosilika, pemberian dosis FMA, dan interaksi keduanya tidak
15.00
10.00
5.00
0.00
Perlakuan
Gambar 11. Rata-rata Jumlah Total Stomata (stomata) Bibit Tebu Umur 12 MST
FMA 10 g) menghasilkan rata-rata jumlah total stomata bibit tanaman tebu yang
terbanyak yaitu 27.89 stomata, sedangkan rata-rata jumlah total stomata bibit
tanaman tebu yang sedikit ditujukan pada perlakuan S2M2 (nanosilika 5 ml.L-1 dan
40
4.1.10 Kadar Klorofil
Rata-rata kadar klorofil bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang
disajikan pada tabel Lampiran 10a, 10b, 10c, 10d, 10e, dan 10f menunjukkan bahwa
Tabel 3. Rata-rata Kadar Klorofil (μmol. m-2) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
Perlakuan Klorofil a Klorofil b Total Klorofil
S0M0 246.74 99.91 353.86
S0M1 247.48 100.56 355.05
S0M2 253.73 102.99 363.79
S1M0 240.89 97.48 345.63
S1M1 243.12 98.64 348.87
S1M2 258.06 104.96 369.96
S2M0 261.59 107.17 375.23
S2M1 258.21 105.04 370.18
S2M2 261.44 106.65 374.84
S3M0 253.94 103.15 364.11
S3M1 259.74 105.77 372.38
S3M2 250.06 101.34 358.56
S4M0 256.43 104.23 367.64
S4M1 262.67 107.14 376.57
S4M2 232.06 94.05 333.29
Ket: S0(0ml/l), S1(2.5ml/l), S2(5 ml/l), S3(7.5 ml/l), S4(10ml/l), M0(0 gram/tanaman),
M1(5 gram/tanaman), dan M2(10 gram/tanaman)
yang terbanyak terdapat pada perlakuan S4M1 (nanosilika 10 ml.L-1 dan FMA 5 g)
yaitu klorofil a (262.67 μmol. m-2) total klorofil (376.57 μmol. m-2) dan perlakuan
S2M0 (nanosilika 5 ml.L-1 dan FMA 0 g) yaitu klorofil b (107.14 μmol. m-2),
sedangkan rata-rata kadar klorofil bibit tanaman tebu terendah terdapat pada
(232.06 μmol. m-2), klorofil b (94.05 μmol. m-2) dan total klorofil (333.29 μmol. m-
2
).
41
4.1.11 Berat Spesifik Daun
Rata-rata perhitungan berat daun spesifik bibit tanaman tebu dan sidik
ragamnya yang disajikan pada tabel Lampiran 11a dan 11b menunjukkan bahwa
0.0090
0.0080 0.0076
Berat Daun Spesifik (g.cm-2)
Perlakuan
Gambar 12. Rata-rata Berat Daun Spesifik (g/cm2) Bibit Tebu Umur 12 MST
dan dosis FMA 10 g) menghasilkan rata-rata berat daun spesifik bibit tanaman tebu
yang terberat yaitu 0.0076 g.cm-2, sedangkan sedangkan rata-rata berat daun
spesifik bibit tanaman tebu yang teringan ditujukan pada perlakuan (nanosilika 2.5
42
4.1.12 Panjang Akar
Rata-rata panjang akar bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya yang
disajikan pada tabel Lampiran 12c dan 12d menunjukkan bahwa perlakuan interaksi
perlakuan S3M1 (nanosilika 7.5 ml.L-1 dan FMA 5 g) menghasilkan panjang akar
bibit tanaman tebu terpanjang yaitu 94.00 cm dan berbeda nyata terhadap
43
4.1.13 Volume Akar
Rata-rata pengukuran volume akar bibit tanaman tebu dan sidik ragamnya
yang disajikan pada tabel Lampiran 13a, 13b, 13c menunjukkan bahwa perlakuan
pupuk nanosilika, perlakuan FMA, dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata
70.00
58.00 60.00
60.00 56.10
50.00
50.00 43.67
Volume Akar (ml)
41.67 41.67
40.00
30.00 26.67
23.33 23.33
21.00 20.0020.33
20.00 16.67
10.67
10.00
0.00
Perlakuan
Gambar 13. Rata-rata Volume Akar (ml) Bibit Tanaman Tebu Umur 12 MST
FMA 10 g) menghasilkan rata-rata volume akar bibit tanaman tebu yang terbanyak
yaitu 60.00 ml, sedangkan rata-rata volume akar bibit tanaman tebu yang terendah
ditujukan pada perlakuan S2M1 (nanosilika 5 ml.L-1 dan FMA 5 g) yaitu 10.67 ml.
44
4.2 Pembahasan
interaksi antara pupuk nanosilika dan fungi mikoriza arbuskula pada panjang akar
(Lampiran 12c)
kombinasi terbaik terhadap panjang akar umur 12 MST. Hal ini diduga bahwa silika
dan mikoriza berinteraksi dan memberi pengaruh terhadap panjang akar. Silika
tanaman, salah satunya akar tanaman. Hal ini didukung oleh Wijaya (2008), yang
perakaran tanah. Lebih lanjut, mikoriza bermutualisme dengan akar tanaman untuk
menghasilkan hormon rizokalin. Hal ini di dukung oleh Nurlaili et.al. (2020), yang
serapan tanaman meningkat. Hal ini dikarenakan hifa mikoriza menjelajahi rizosfer
di luar zona akar rambut yang akan meningkatkan serapan mineral dan air.
45
terfiksasi oleh ion Al dan Fe. FMA meningkatkan aktivitas asam fosfatase dalam
tanah, sehingga senyawa P-organik dalam tanah dapat menjadi tersedia bagi
tanaman sesudah dihidrolisis oleh enzim fostafase (Nurmasyita et.al. 2013). Unsur
P yang tersedia akan mendukung perkembangan akar muda yang selajutnya akan
Fosfor merupakan unsur hara makro esensial yang berperan penting dalam
energi ADP, ATP, NAD, NADPH, dan senyawa DNA dan RNA. Fosfor dibutuhkan
tanaman untuk pembentukan sel pada jaringan yang sedang tumbuh termasuk akar
nanosilika berpengaruh sangat nyata terhadap sudut tegak daun (Lampiran 6b).
Silika yang terakumulasi pada daun menyebabkan daun menjadi lebih tegak
dan merentang dengan baik akibatnya permukaan daun lebih banyak mendapat
46
pertumbuhan seperti pemanjangan batang. Selain itu, pemberian silika juga dapat
membuat sistem perakaran menjadi lebih baik, sehingga penyerapan unsur hara
menjadi lebih optimal. Unsur hara ini akan digukana dalam proses metabolisme
pada tanaman sehingga akan memacu pertumbuhan tanaman (Putri et.al,, 2017).
Silika memiliki peran dalam menegakkan sudut daun. Apabila sudut daun
cahaya matahari dan mempengaruhi proses fotosintesis. Hal ini didukung oleh
pendapat Yukamgo dan Yuwono (2007), yang menyatakan bahwa sudut daun yang
lebih kecil dapat berdampak positif terhadap fotosintesis tanaman karena sudut
daun yang lebih kecil akan mengurangi tingkat saling menaungi antar daun tanaman
meningkatkan kandungan silika di dalam tanah dan jaringan daun (Tabel Lampiran
16). Hasil uji Si pada tanah terdapat 0.12% penambahan silika sedangkan untuk
Si(O2) terdapat penambahan sebanyak 10.44%, sedangkan hasil uji Si pada jaringan
daun terdapat 2.21% penambahan silika dan Si(O2) terdapat penambahan sebanyak
menjadi tiga golongan yaitu (1) graminae basah seperti padi sawah, mendorong
menyerap SiO2 sekitar 10%-15%, (2) graminae kering seperti tebu dan rumput-
rumputan, menyerap SiO2 sekitar 1%-3%, dan (3) tanaman dikotil dan leguminose
47
Namun, pupuk nanosilika tidak memberi pengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang ruas, jumlah ruas, kadar klorofil,
jumlah total stomata, tebal daun, panjang akar, berat daun spesifik dan volume akar.
Hal ini diduga karena pupuk nanosilika tidak secara langsung mempengaruhi
vegetatif tanaman seperti tahap fotosintesis. Pendapat ini sesuai Sugiyanta et.al.
terhadap pertumbuhan tanaman tetapi dapat mengontrol cekaman abiotik dan biotik
seperti kekeringan dan serangan hama penyakit. Selain itu, silika hanya memiliki
sedikit pengaruh pada tahap vegetatif yakni membantu dalam dalam proses
fotosintesis.
nyata terhadap semua parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, diameter batang,
jumlah daun, tebal daun, luas daun, sudut daun, jumlah ruas, panjang ruas, total
stomata, kadar klorofil, panjang akar, volume akar dan berat daun spesifik. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Riliana et.al. (2020), tentang pengaruh
inokulan fungi mikoriza arbuskula dan komposisi media tanam pada tebu
berpengaruh tidak nyata pada pengamatan jumlah anakan, tinggi batang, jumlah
daun, berat basah tajuk dan akar, berat kering tajuk dan akar, dan diameter batang.
48
Meskipun FMA tidak memberikan pengaruh yang nyata tetapi berdasarkan
hasil yang didapatkan dari semua parameter, bibit tanaman tebu mengalami
pertumbuhan yang baik. Mikoriza memiliki manfaat dalam penyerapan air dan
unsur hara terurama unsur hara fosfor. Hal ini didukung oleh Nasrullah et.al. (2015),
yang mengatakan bahwa mikoriza mampu membantu serapan hara dan air,
melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur toksik, serta meningkatkan
lingkungan biotik dan abiotik. Adapun faktor abiotiknya adalah konsentrasi hara,
pH, Kadar air, temperatur, pengolahan tanah dan penggunaan pupuk atau pestisida,
sedangkan faktor biotiknya adalah interaksi mikroba, spesies fungi, tanaman inang,
tipe perakaran tanaman inang, dan kompetisi antar fungi mikoriza (Simarmata,
2007). Selain itu, setiap jenis tanaman memberikan tanggapan yang berbeda
terhadap FMA dan jenis tanah yang berkaitan dengan pH dan tingkat kesuburan
penyerapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman, sehingga akan berbeda pula
2007).
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka dapat diambil
pada pupuk nanosilika dengan konsentrasi 7.5 ml.L-1 dan fungi mikoriza
5.2 Saran
melakukan uji mikoriza terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya mikoriza di
50
DAFTAR PUSTAKA
Amiroh, A., Pudyartono, dan Rianto, A. 2019. Kajian Perbanyakan Bibit Tebu
(Saceharum offinarum L) Menggunakan Metode Penanaman Satu Mata
(Single Bud Planting). Jurnal Agritrop. 17(1): 93-102
Badan Pusat Statistika. 2020. Statistik Tebu Indonesia. BPS RI: Jakarta.
Badan Pusat Statistika. 2021. Distribusi Perdagangan Komoditas Gula Pasir. BPS:
Jakarta.
Bari, Z. F., Bintoro, M., dan Sulistyno, N. B. K. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan
Interval Pemberian Urin Sapi Fermentasi Terhadap Pertumbuhan Bibit
Tebu (Saceharum offiinarum L.) Metode Single Bad Planting (SBP).
Agriprima. 1(2): 134-142.
Cemek B., Unlukar A., dan Kurunc A. 2011. Non Destructive Leaf Area Estimation
and Validation for Green Pepper (Capsicum annum L.) Grown Unser
Different Stress Conditions. Photosynthetica: 49(1): 98-106.
Durroh, B. dan Sugianto. 2020. Analisis Efektivitas Penerapan Metode Single Bud
Palting dan Metode Konvesional pada Penanaman Tebu Plant Cane di
Kabupaten Bojonegoro. Agro bali: agricultural journal. 3(2): 171-178.
51
Gardner, FP., Pearce, RB., dan Mitchell, Rl. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
UI Press, Jakarta
Ginting, N., Musa, L., Sitorus, B. 2013. Efek Interaksi Silika dan Mikoriza pada
Andisol Terhadap P-Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.) Jurnal Online Agroekoteknologi. 2 (1): 294-302
Gupta, R., and Mukerji, K.J. 2000. The Growth Of VAM Fungi Under Stress
Conditions, In M, a. Singh, ed. Mycorrhizal Biology. Kluwer Academid,
New York, Boston, Dordrecht, London, Moscow.
Husain, 2011. Sumber Hara Silika untuk Pertanian. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 33(3). Pp 12-13.
Indrawanto, C., Purwono, Siswanto, Syakir M., dan Rumini, W. 2010. Budidaya
dan Pasca Panen Tebu, Eska Media: Jakarta
Ma, J. F and Yamaji, N. 2006. Silicon Uptake and Accumulation in Higher Plants.
Journal Okayama University. Japan.
Musa, Y., Ridwan, I., Ponto, H., Ala, A., Farid, M., Widiayani, N., & Yayank, A.
2020. Application of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) Improves The
Growth Of Single-Bud Sugarcane (Saccharum officinarum L.) Seedlings
From Different Bud Location. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science,486: 1-8.
52
Musa.Y, Junaid, M., Abdullah, S. 2022. Pengenalan dan Morfologi Tanaman Tebu.
Ficus Press: Makassar.
Nuryani E., Haryono, G., dan Historiawati. 2019. Pengaruh Dosis dan Saat
Pemberian Pupuk Terhadap Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris
L.) Tipe Tegak. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. 4(1):14-
17
Nusantara, A.D., Bertham,Y.H., dan Mansur, I. 2016. Bekerja Dengan Fungsi
Mikoriza Arbuskular. Seameo Biotrop: Bogor.
Parapasan, Y. dan Gusta, A. R. 2014. Waktu dan Cara Aplikasi Cendawan Mikoriza
Arbuskular (CMA) pada Pertumbuhan Bibit Kopi. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan. 14(3): 203-208.
Putri, F. M., Suedy, S. W. A., dan Darmanti, S. 2017. Pengaruh Pupuk Nanosilika
Terhadap Jumlah Stomata, Kandungan Klorofil Dan Pertumbuhan Padi
Hitam (Oryza sativa L. cv. japonica). Buletin Anatomi dan fisiologi.
2(1):72-79.
53
Putri, A.D, Sudiarso, dan Islami, T. 2013. Pengaruh Komposisi Media Tanam pada
Teknik Budchip Tiga Varietas Tebu (Sacccharum officinarum L.) Jurnal
Produksi Tanaman. 1(1): 16-23.
Riliana, N., Parapasan, A. Y., dan Sukmawan, Y. 2020. Pengaruh Inokulasi Fungi
Mikoriza Arbuskula dan Komposisi Media Tanam pada Pertumbuhan
Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Pertanian Konservasi
Lahan Kering. 5(3): 44-46.
Sari, V. K., Haryono, K., dan Basuki, B. 2021. Respon Varietas Tebu Unggul Baru
Terhadap Pemberian Nano Silika dan Cekaman Kekeringan. Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 21(2): 91-98.
Sugiyanta, I., Dharmika, M., dan Mulyani, D. S. 2018. Pemberian Pupuk Silika Cair
untuk Meningkatkan Pertumbuhan, Hasil, dan Toleransi Kekeringan Padi
Sawah. Jurnal Agron. Indonesia. 46(2): 153-160
54
Wangiyana, W., Sitorus, M., dan Abdurrachman, H. 2007. Respon Tanaman
Kedelai terhadap Inokulasi dengan Fungi Mikoriza Arbuskular dan Aplikasi
Pupuk Daun Organik “Greenstant”. Agroteksos. 17(3): 157-166.
Wijaya, KA. 2008. Nutrisi Tanaman sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi
Alami Tanaman. Prestasi Pustaka, Jakarta.
Yohana, O., Hanum H., dan Supriadi. 2013. Pemberian Bahan Silika Pada Tanah
Sawah Berkadar P Total Tinggi Untuk Memperbaiki Ketersediaan P dan Si
Tanah, Petrumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.). Agroteknologi.
1(4): 1-9.
Zaini, A. H., Baskara, M., dan Wicaksono, K. P. 2017. Uji Pertumbuhan Berbagai
Jumlah Mata Tunas Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas VMC 76-16
Dan PSJT 941. Jurnal Produksi Tanaman. 5 (2): 182-190.
55
LAMPIRAN
56
DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA
(NAMA ASAL PA 198)
SK Pelepasan
Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 334/Kpts/SR.120/3/2008
Tanggal : 28 Maret 2008
Tentang Pelepasan Tebu Varietas PA 198
Asal Persilangan
Tidak diketahui, pertama kali berkembang di Dusun Kencana, Kecamatan
Jatitujuh, Majalengka Jawa Barat.
Sifat Morfologi
1. Batang
Bentuk Ruas : Silindris, susunan antar ruas lurus sampai berbuku,
dengan penampang melintang bulat
Warna Batang : Hijau kekuningan, menjadi coklat keunguan bila
terpapar sinar matahari
Lapisan Lilin : Ada di sepanjang ruas, tipis tidak mempengaruhi
warna ruas
Retakan Tumbuh : Tidak ada
Cincin Tumbuh : Melingkar datar di atas puncak mata, dengan warna
kuning kehijauan
Teras dan Lubang : Masif
Bentuk Buku Ruas : Konis, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling atas
tidak melewati puncak mata
Alur Mata : Tidak ada
2. Daun
Warna Daun : Hijau muda
Ukuran Lebar Daun : Lebar (lebih dari 6 cm)
Lengkung Daun : Melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : Ada, lemah-sedang, dengan kedudukan serong
Bulu bidang punggung : Tidak ada
Sifat lepas pelepah : Mudah
3. Mata
Letak Mata : Pada bekas pangkal pelepah
Bentuk Mata : Bulat telur, dengan bagian terlebar di tengah
Sayap Mata : Berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi
Rambut Tepi Basal : Tidak ada
57
Rambut Jambul : Tidak ada
Pusat Tumbuh : Di atas tengah mata
Sifat-Sifat Agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : Cepat, seragam
Awal Pertunasan : Cepat
Kerapatan Batang : Sedang (8-10 batang/meter)
Diameter Batang : Sedang - besar
Pembungaan : Sporadis
Kemasakan : Tengah - lambat
Daya Kepras : Baik
2. Potensi produksi
a. Lahan sawah :
Hasil Tebu (ku/ha) : 1.125 ± 325
Rendemen (%) : 10,99 ± 1,65
Hasil Hablur (ku/ha) : 110,6 ± 22,1
b. Lahan tegalan :
Hasil Tebu (ku/ha) : 992 ± 238
Rendemen (%) : 9,51 ± 0,88
Hasil Hablur (ku/ha) : 95,4 ± 25,5
3. Ketahanan hama dan penyakit
Penggerek Batang : Tahan
Penyakit Blendok : Tahan
Pokkahbung : Tahan
Luka Api : Tahan
4. Kesesuaian Lahan
Cocok untuk lahan tegalan dan sawah jenis tanah mediteran dengan iklim C3.
Kambisol C3, Aluvial C2, dan Grumusol C2.
5. Kadar Sabut : + 13,05
58
LAMPIRAN TABEL
Tabel Lampiran 1a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 60.63 65.93 61.75 188.32 62.77
S0M1 70.33 62.70 42.43 175.47 58.49
S0M2 48.10 58.67 40.00 146.77 48.92
S1M0 44.50 58.83 57.00 160.33 53.44
S1M1 65.17 45.83 63.27 174.27 58.09
S1M2 71.67 40.97 47.33 159.97 53.32
S2M0 52.63 38.67 54.33 145.63 48.54
S2M1 41.00 34.97 47.00 122.97 40.99
S2M2 54.33 38.23 64.15 156.72 52.24
S3M0 68.53 59.00 42.50 170.03 56.68
S3M1 60.00 39.33 68.33 167.67 55.89
S3M2 63.17 68.83 70.67 202.67 67.56
S4M0 41.23 49.03 40.20 130.47 43.49
S4M1 43.97 47.75 58.00 149.72 49.91
S4M2 56.93 50.00 68.40 175.33 58.44
Total 842.20 758.75 825.37 2426.317
Tabel Lampiran 1b. Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F.HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 259.67 129.83 1.24 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 2051.76 146.55 1.40 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 915.65 228.91 2.19 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 107.52 53.76 0.51 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 1028.59 128.57 1.23 tn 2.29 3.23
Galat 28 2931.61 104.70
Total 44 5243.03
KK 18.98
59
Tabel Lampiran 1a. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Tanaman Tebu Umur 0-12 MST
Minggu Setelah Tanam
Perlakuan
0 2 4 6 8 10 12
S0M0 8.78 15.49 23.39 32.16 39.99 49.33 62.77
S0M1 10.72 17.28 25.68 31.66 38.33 47.43 58.49
S0M2 10.39 15.58 22.44 27.26 34.76 40.67 48.92
S1M0 10.22 16.98 24.41 31.03 38.11 44.78 53.44
S1M1 9.89 16.40 24.73 29.40 37.07 46.39 58.09
S1M2 10.11 17.13 23.17 30.39 37.91 44.44 53.32
S2M0 11.28 16.66 23.97 27.27 36.13 40.94 48.54
S2M1 9.94 14.49 18.64 24.62 33.54 36.89 40.99
S2M2 9.89 14.52 21.42 27.33 36.16 42.98 52.24
S3M0 10.06 15.82 22.77 29.61 36.07 46.81 56.68
S3M1 9.22 14.61 22.89 30.02 36.79 45.00 55.89
S3M2 10.06 16.83 24.23 31.82 39.91 51.62 67.56
S4M0 10.28 13.93 20.93 26.01 34.23 38.59 43.49
S4M1 10.50 16.41 20.72 28.94 36.51 42.45 49.91
S4M2 9.44 16.70 25.64 32.22 39.08 46.61 58.44
60
Tabel Lampiran 2a. Rata-rata Diameter Batang (mm) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 23.13 21.37 21.25 65.75 21.92
S0M1 20.37 24.33 20.93 65.63 21.88
S0M2 18.23 22.13 17.47 57.83 19.28
S1M0 18.50 23.17 21.60 63.27 21.09
S1M1 24.27 17.27 21.77 63.30 21.10
S1M2 21.20 18.43 18.53 58.17 19.39
S2M0 21.67 15.57 21.00 58.23 19.41
S2M1 18.73 16.37 18.67 53.77 17.92
S2M2 19.87 14.07 23.05 56.98 18.99
S3M0 20.50 19.85 19.90 60.25 20.08
S3M1 18.00 17.63 22.53 58.17 19.39
S3M2 27.67 23.70 23.37 74.73 24.91
S4M0 16.40 18.90 17.77 53.07 17.69
S4M1 18.60 19.55 22.07 60.22 20.07
S4M2 21.03 18.00 20.57 59.60 19.87
Total 308.17 290.33 310.47 908.97
Tabel Lampiran 2b. Sidik RagamRata-rata Diameter Batang Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F.HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 16.19 8.10 1.43 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 136.30 9.74 1.72 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 48.47 12.12 2.15 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 1.88 0.94 0.17 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 85.95 10.74 1.90 tn 2.29 3.23
Galat 28 158.15 5.65
Total 44 310.64
KK 11.77
61
Tabel Lampiran 2a. Rata-rata Diameter Batang (mm) Tanaman Tebu Umur 0-12 MST
Minggu Setelah Tanam
Perlakuan
0 2 4 6 8 10 12
S0M0 3.67 5.56 6.52 11.41 14.96 17.57 21.92
S0M1 4.30 6.50 7.52 10.96 15.58 17.98 21.88
S0M2 4.04 5.67 6.67 8.61 12.59 16.39 19.28
S1M0 3.93 5.56 6.79 10.10 14.17 15.96 21.09
S1M1 4.40 6.24 7.93 11.02 14.33 17.73 21.10
S1M2 4.23 5.77 6.48 9.08 12.88 15.90 19.39
S2M0 4.63 5.57 6.80 8.84 12.23 15.24 19.41
S2M1 4.07 4.86 5.39 6.68 9.72 13.31 17.92
S2M2 3.77 5.33 6.23 9.21 11.44 15.41 18.99
S3M0 4.32 5.96 7.07 9.53 14.12 16.90 20.08
S3M1 4.46 5.82 6.80 9.99 13.93 15.98 19.39
S3M2 3.91 6.21 7.83 13.44 17.18 19.99 24.91
S4M0 4.31 5.18 6.04 8.22 11.08 14.60 17.69
S4M1 3.74 5.49 6.20 8.86 12.27 15.50 20.07
S4M2 4.12 6.42 7.57 12.12 15.90 17.59 19.87
62
Tabel Lampiran 3a. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 13.67 13.00 13.50 40.17 13.39
S0M1 14.00 15.33 11.33 40.67 13.56
S0M2 12.67 13.67 12.33 38.67 12.89
S1M0 11.67 13.33 13.33 38.33 12.78
S1M1 15.33 12.33 14.00 41.67 13.89
S1M2 13.33 11.67 12.00 37.00 12.33
S2M0 13.33 11.67 12.00 37.00 12.33
S2M1 11.67 11.00 12.00 34.67 11.56
S2M2 12.67 12.33 13.50 38.50 12.83
S3M0 15.00 12.50 11.00 38.50 12.83
S3M1 13.00 12.33 14.33 39.67 13.22
S3M2 15.33 15.33 13.67 44.33 14.78
S4M0 11.67 13.00 11.67 36.33 12.11
S4M1 11.67 12.50 13.67 37.83 12.61
S4M2 13.33 13.33 14.33 41.00 13.67
Total 198.33 193.33 192.67 584.33
Tabel Lampiran 3b. Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F.HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 1.28 0.64 0.51 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 26.80 1.91 1.54 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 9.61 2.40 1.93 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 2.81 1.40 1.13 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 14.39 1.80 1.44 tn 2.29 3.23
Galat 28 34.91 1.25
Total 44 62.99
KK 8.60
63
Tabel Lampiran 3a. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Tebu Umur 0-12 MST
Minggu Setelah Tanam
Perlakuan
0 2 4 6 8 10 12
S0M0 3.00 3.89 6.22 7.06 9.28 11.33 13.39
S0M1 2.67 4.00 6.56 7.44 9.11 11.67 13.56
S0M2 2.67 3.67 6.44 7.11 9.11 10.89 12.89
S1M0 2.67 3.89 6.33 7.44 9.56 11.22 12.78
S1M1 2.33 4.00 6.44 7.00 9.22 11.44 13.89
S1M2 3.00 3.78 6.22 6.89 9.11 11.11 12.33
S2M0 2.67 4.00 5.89 7.11 9.00 10.67 12.33
S2M1 3.00 3.44 5.44 7.00 8.33 10.22 11.56
S2M2 3.00 3.89 5.89 7.39 9.28 10.67 12.83
S3M0 2.67 3.89 5.78 6.78 8.78 11.83 12.83
S3M1 2.67 3.67 6.11 7.56 9.11 11.00 13.22
S3M2 2.67 4.11 6.56 7.56 10.22 12.00 14.78
S4M0 2.67 3.44 5.78 6.78 8.67 10.78 12.11
S4M1 3.00 3.89 6.00 7.28 8.72 10.67 12.61
S4M2 2.67 3.89 6.67 7.56 9.67 11.22 13.67
64
Tabel Lampiran 4a. Rata-rata Tebal Daun (mm) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 0.47 0.43 0.50 1.40 0.47
S0M1 0.43 0.40 0.50 1.33 0.44
S0M2 0.53 0.47 0.57 1.57 0.52
S1M0 0.47 0.47 0.43 1.37 0.46
S1M1 0.47 0.53 0.37 1.37 0.46
S1M2 0.40 0.60 0.53 1.53 0.51
S2M0 0.50 0.57 0.57 1.63 0.54
S2M1 0.57 0.43 0.57 1.57 0.52
S2M2 0.53 0.57 0.45 1.55 0.52
S3M0 0.37 0.60 0.57 1.53 0.51
S3M1 0.47 0.53 0.57 1.57 0.52
S3M2 0.37 0.43 0.47 1.27 0.42
S4M0 0.53 0.47 0.50 1.50 0.50
S4M1 0.43 0.55 0.43 1.42 0.47
S4M2 0.53 0.57 0.43 1.53 0.51
Total 7.07 7.62 7.45 22.13
Tabel Lampiran 4b. Sidik Ragam Rata-rata Tebal Daun Tanaman Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 0.01 0.01 1.21 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 0.05 0.00 0.88 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 0.02 0.00 0.95 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 0.00 0.00 0.19 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 0.04 0.00 1.02 tn 2.29 3.23
Galat 28 0.12 0.00
Total 44 0.19
KK 13.46
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
65
Tabel Lampiran 5a. Rata-rata Luas Daun (cm2) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 407.53 454.12 403.95 1265.60 421.87
S1M0 303.81 324.18 262.20 890.19 296.73
S2M0 272.58 259.45 371.75 903.78 301.26
S3M0 361.28 339.98 343.80 1045.05 348.35
S4M0 348.03 326.30 155.88 830.20 276.73
S0M1 396.45 393.23 316.65 1106.33 368.78
S1M1 397.00 283.89 409.13 1090.01 363.34
S2M1 228.30 239.15 302.70 770.15 256.72
S3M1 455.05 295.60 339.75 1090.40 363.47
S4M1 302.38 374.07 329.23 1005.67 335.22
S0M2 325.38 269.63 265.58 860.58 286.86
S1M2 463.95 262.68 280.13 1006.75 335.58
S2M2 388.34 184.79 403.70 976.83 325.61
S3M2 382.08 299.10 409.65 1090.83 363.61
S4M2 399.48 255.33 358.43 1013.23 337.74
Total 5431.61 4561.47 4952.50 14945.58
Tabel Lampiran 5b. Sidik Ragam Rata-rata Luas Daun Tanaman Tebu Umur 12 MST
F.Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 25323.88 12661.94 3.06 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 77137.49 5509.82 1.33 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 27730.81 6932.70 1.68 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 657.24 328.62 0.08 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 48749.44 6093.68 1.47 tn 2.29 3.23
Galat 28 115833.3 4136.90
Total 44 218294.7
KK 19.37
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
66
Tabel Lampiran 6a. Rata-rata Sudut Tegak Daun (o) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 15.00 17.50 17.50 50.00 16.67
S0M1 12.50 25.00 17.50 55.00 18.33
S0M2 17.50 15.00 20.00 52.50 17.50
S1M0 20.00 17.50 12.50 50.00 16.67
S1M1 15.00 25.00 12.50 52.50 17.50
S1M2 12.50 25.00 17.50 55.00 18.33
S2M0 15.00 20.00 12.50 47.50 15.83
S2M1 22.50 17.50 17.50 57.50 19.17
S2M2 10.00 20.00 12.50 42.50 14.17
S3M0 10.00 12.50 12.50 35.00 11.67
S3M1 17.50 27.50 12.50 57.50 19.17
S3M2 10.00 10.00 10.00 30.00 10.00
S4M0 10.00 12.50 7.50 30.00 10.00
S4M1 10.00 10.00 7.50 27.50 9.17
S4M2 5.00 10.00 10.00 25.00 8.33
Total 202.50 265.00 200.00 667.50
Tabel Lampiran 6b. Sidik Ragam Rata-rata Sudut Tegak Daun Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 180.83 90.42 6.94 ** 3.34 5.45
Perlakuan 14 646.67 46.19 3.54 ** 2.06 2.79
Faktor S 4 452.22 113.06 8.67 ** 2.71 4.07
Faktor M 2 77.50 38.75 2.97 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 116.94 14.62 1.12 tn 2.29 3.23
Galat 28 365.00 13.04
Total 44 1192.50
KK 24.34
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
67
Tabel Lampiran 7a. Rata-rata Jumlah Ruas (buah) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 6.33 6.33 5.50 18.17 6.06
S0M1 5.67 6.33 6.67 18.67 6.22
S0M2 6.00 7.00 7.00 20.00 6.67
S1M0 4.67 6.00 5.00 15.67 5.22
S1M1 5.67 5.67 5.67 17.00 5.67
S1M2 6.33 6.33 6.67 19.33 6.44
S2M0 7.00 6.33 5.00 18.33 6.11
S2M1 5.33 5.33 6.33 17.00 5.67
S2M2 5.67 6.33 5.50 17.50 5.83
S3M0 4.67 5.50 6.33 16.50 5.50
S3M1 6.00 6.67 5.67 18.33 6.11
S3M2 5.33 6.67 6.67 18.67 6.22
S4M0 6.33 6.00 6.00 18.33 6.11
S4M1 6.00 6.00 5.33 17.33 5.78
S4M2 6.00 5.00 5.33 16.33 5.44
Total 87.00 91.50 88.67 267.17
Tabel Lampiran 7b. Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Ruas Tanaman Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 0.69 0.35 1.06 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 6.55 0.47 1.44 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 1.78 0.45 1.37 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 0.83 0.42 1.28 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 3.94 0.49 1.51 tn 2.29 3.23
Galat 28 9.11 0.33
Total 44 16.35
KK 9.61
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
68
Tabel Lampiaran 8a. Rata-rata Panjang Ruas (cm) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 5.50 6.17 7.50 19.17 6.39
S0M1 6.27 4.57 3.73 14.57 4.86
S0M2 4.50 4.17 3.50 12.17 4.06
S1M0 5.33 4.63 6.33 16.30 5.43
S1M1 5.30 7.67 7.33 20.30 6.77
S1M2 6.80 5.83 3.77 16.40 5.47
S2M0 6.23 6.57 5.43 18.23 6.08
S2M1 5.97 4.10 4.50 14.57 4.86
S2M2 5.43 3.57 8.30 17.30 5.77
S3M0 8.23 4.70 5.50 18.43 6.14
S3M1 7.43 4.53 8.47 20.43 6.81
S3M2 5.67 7.20 7.23 20.10 6.70
S4M0 6.33 5.83 4.47 16.63 5.54
S4M1 5.60 6.00 6.40 18.00 6.00
S4M2 6.73 9.13 10.50 26.37 8.79
Total 91.33 84.67 92.97 268.97
Tabel Lampiran 8b. Sidik Ragam Rata-rata Panjang Ruas Tanaman Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 2.58 1.29 0.68 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 50.86 3.63 1.91 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 17.25 4.31 2.27 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 0.74 0.37 0.20 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 32.86 4.11 2.17 tn 2.29 3.23
Galat 28 53.12 1.90
Total 44 106.55
KK 23.04
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
69
Tabel Lampiran 9a. Rata-rata Total Jumlah Stomata (stomata) Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 24.00 24.00 29.67 77.67 25.89
S0M1 25.33 25.83 22.50 73.66 24.55
S0M2 25.17 20.33 23.33 68.83 22.94
S1M0 22.67 26.17 29.17 78.01 26.00
S1M1 25.00 23.67 24.83 73.50 24.50
S1M2 27.83 19.17 26.00 73.00 24.33
S2M0 21.83 20.83 29.67 72.33 24.11
S2M1 24.00 20.67 28.00 72.67 24.22
S2M2 17.83 16.67 26.67 61.17 20.39
S3M0 24.50 28.50 28.67 81.67 27.22
S3M1 22.17 23.17 28.00 73.34 24.45
S3M2 28.50 23.83 25.17 77.50 25.83
S4M0 22.83 21.17 25.00 69.00 23.00
S4M1 24.33 26.17 23.33 73.83 24.61
S4M2 27.50 29.67 26.50 83.67 27.89
Total 363.49 349.85 396.51 1109.85
Tabel Lampiran 9b. Sidik Ragam Rata-rata Total Jumlah Stomata Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 76.75 38.37 4.89 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 138.95 9.93 1.27 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 43.44 10.86 1.39 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 7.89 3.94 0.50 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 87.62 10.95 1.40 tn 2.29 3.23
Galat 28 219.52 7.84
Total 44 435.22
KK 11.35
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
70
Tabel Lampiran 10a. Rata-rata Klorofil a (μmol. m-2) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 244.18 241.97 254.06 740.21 246.74
S0M1 227.84 244.89 269.70 742.43 247.48
S0M2 257.82 250.52 252.86 761.19 253.73
S1M0 252.18 242.69 227.81 722.68 240.89
S1M1 253.39 256.27 219.70 729.37 243.12
S1M2 259.56 257.89 256.72 774.17 258.06
S2M0 256.08 289.14 239.55 784.77 261.59
S2M1 257.24 260.15 257.24 774.63 258.21
S2M2 272.79 259.68 251.86 784.33 261.44
S3M0 252.78 245.17 263.86 761.81 253.94
S3M1 259.32 265.36 254.55 779.23 259.74
S3M2 253.04 250.55 246.58 750.18 250.06
S4M0 259.25 250.88 259.17 769.29 256.43
S4M1 265.81 261.02 261.20 788.02 262.67
S4M2 221.84 255.48 218.86 696.17 232.06
Total 3793.11 3831.65 3733.71 11358.47
Tabel Lampiran 10b. Sidik Ragam Rata-rata Klorofil a Tanaman Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 324.61 162.31 1.02 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 3317.70 236.98 1.49 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 971.80 242.95 1.53 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 81.12 40.56 0.25 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 2264.78 283.10 1.78 tn 2.29 3.23
Galat 28 4454.05 159.07
Total 44 8096.36
KK 5.00
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
71
Tabel Lampiran 10c. Rata-rata Klorofil b (μmol. m-2) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 98.76 97.82 103.13 299.72 99.91
S0M1 92.06 99.07 110.54 301.67 100.56
S0M2 104.85 101.54 102.58 308.97 102.99
S1M0 102.28 98.13 92.05 292.45 97.48
S1M1 102.83 104.14 88.95 295.91 98.64
S1M2 105.66 104.89 104.34 314.89 104.96
S2M0 104.05 120.66 96.80 321.51 107.17
S2M1 104.59 105.94 104.59 315.11 105.04
S2M2 112.08 105.72 102.13 319.94 106.65
S3M0 102.55 99.19 107.70 309.44 103.15
S3M1 105.55 108.42 103.35 317.32 105.77
S3M2 102.67 101.55 99.81 304.03 101.34
S4M0 105.52 101.70 105.48 312.69 104.23
S4M1 108.64 106.35 106.43 321.42 107.14
S4M2 89.75 103.77 88.63 282.15 94.05
Total 1541.83 1558.89 1516.51 4617.23
Tabel Lampiran 10d. Sidik Ragam Rata-rata Klorofil b Tanaman Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 60.63 30.31 0.95 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 631.70 45.12 1.42 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 197.89 49.47 1.55 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 16.39 8.20 0.26 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 417.42 52.18 1.64 tn 2.29 3.23
Galat 28 891.37 31.83
Total 44 1583.70
KK 5.50
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
72
Tabel Lampiran 10e. Rata-rata Total Klorofil (μmol. m-2) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 350.2213 347.0932 364.2603 1061.57 353.86
S0M1 327.2368 351.2283 386.6717 1065.14 355.05
S0M2 369.615 359.2157 362.539 1091.37 363.79
S1M0 361.5775 348.1133 327.1924 1036.88 345.63
S1M1 363.3055 367.4041 315.8964 1046.61 348.87
S1M2 372.1022 369.7269 368.0432 1109.87 369.96
S2M0 367.1405 414.8734 343.6754 1125.69 375.23
S2M1 368.7929 372.9504 368.7929 1110.54 370.18
S2M2 391.1322 372.2869 361.1147 1124.53 374.84
S3M0 362.4238 351.6299 378.2688 1092.32 364.11
S3M1 371.7696 380.4225 364.9455 1117.14 372.38
S3M2 362.8075 359.2546 353.6281 1075.69 358.56
S4M0 371.6586 359.7209 371.5475 1102.93 367.64
S4M1 381.065 374.199 374.4553 1129.72 376.57
S4M2 318.8647 366.2724 314.7264 999.86 333.29
Total 5439.71 5494.39 5355.76 16289.86
Tabel Lampiran 10f. Sidik Ragam Rata-rata Total Klorofil Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Perlakuan 14 6663.42 475.96 1.48 tn 2.06 2.79
Kelompok 2 650.17 325.08 1.01 tn 3.34 5.45
Faktor S 4 1968.66 492.17 1.53 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 164.40 82.20 0.26 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 4530.36 566.29 1.76 tn 2.29 3.23
Galat 28 9001.26 321.47
Total 44 16314.86
KK 4.95
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
73
Tabel Lampiran 11a. Rata-rata Berat Daun Spesifik (g/cm2) Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 0.0055 0.0081 0.0049 0.0185 0.0062
S0M1 0.0068 0.0062 0.0054 0.0184 0.0061
S0M2 0.0056 0.0046 0.0056 0.0157 0.0052
S1M0 0.0053 0.0059 0.0065 0.0176 0.0059
S1M1 0.0065 0.0036 0.0069 0.0170 0.0057
S1M2 0.0058 0.0032 0.0061 0.0152 0.0051
S2M0 0.0065 0.0065 0.0063 0.0193 0.0064
S2M1 0.0059 0.0040 0.0054 0.0153 0.0051
S2M2 0.0055 0.0030 0.0060 0.0144 0.0048
S3M0 0.0062 0.0056 0.0044 0.0162 0.0054
S3M1 0.0058 0.0033 0.0066 0.0157 0.0052
S3M2 0.0083 0.0060 0.0071 0.0214 0.0071
S4M0 0.0058 0.0044 0.0057 0.0160 0.0053
S4M1 0.0051 0.0052 0.0061 0.0164 0.0055
S4M2 0.0062 0.0033 0.0063 0.0158 0.0053
Total 0.0908 0.0728 0.0893 0.2529
Tabel Lampiran 11b. Sidik Ragam Rata-rata Berat Daun Spesifik Tebu Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 0.0000132 0.0000066 5.86 ** 3.34 5.45
Perlakuan 14 0.0000161 0.0000012 1.02 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 0.0000022 0.0000006 0.50 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 0.0000011 0.0000005 0.47 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 0.0000128 0.0000016 1.42 tn 2.29 3.23
Galat 28 0.0000316 0.0000011
Total 44 0.0000610
KK 18.90
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
74
Tabel Lampiran 12a. Rata-rata Panjang Akar (cm) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 95.00 83.00 66.00 244.00 81.33
S0M1 74.00 62.00 41.00 177.00 59.00
S0M2 67.00 144.00 55.50 266.50 88.83
S1M0 69.00 105.00 59.00 233.00 77.67
S1M1 80.00 27.00 61.30 168.30 56.10
S1M2 97.00 41.00 66.00 204.00 68.00
S2M0 50.00 42.00 75.00 167.00 55.67
S2M1 44.00 50.00 43.00 137.00 45.67
S2M2 72.00 55.70 46.00 173.70 57.90
S3M0 50.00 36.00 23.00 109.00 36.33
S3M1 117.00 107.00 58.00 282.00 94.00
S3M2 70.00 60.00 71.00 201.00 67.00
S4M0 47.00 63.00 39.00 149.00 49.67
S4M1 75.00 42.00 66.00 183.00 61.00
S4M2 64.00 41.00 62.00 167.00 55.67
Total 1071.00 958.70 831.80 2861.50
75
Tabel Lamiran 12b. Rata-rata Panjang Akar (cm) Tanaman Tebu Hasil
Transformasi (ln x) Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 4.55 4.42 4.19 13.16 4.39
S0M1 4.30 4.13 3.71 12.14 4.05
S0M2 4.20 4.97 4.02 13.19 4.40
S1M0 4.23 4.65 4.08 12.97 4.32
S1M1 4.38 3.30 4.12 11.79 3.93
S1M2 4.57 3.71 4.19 12.48 4.16
S2M0 3.91 3.74 4.32 11.97 3.99
S2M1 3.78 3.91 3.76 11.46 3.82
S2M2 4.28 4.02 3.83 12.13 4.04
S3M0 3.91 3.58 3.14 10.63 3.54
S3M1 4.76 4.67 4.06 13.50 4.50
S3M2 4.25 4.09 4.26 12.61 4.20
S4M0 3.85 4.14 3.66 11.66 3.89
S4M1 4.32 3.74 4.19 12.24 4.08
S4M2 4.16 3.71 4.13 12.00 4.00
Total 63.48 60.79 59.65 183.92 4.09
Tabel Lampiran 12c. Sidik Ragam Rata-rata Panjang Akar Tanaman Tebu Hasil
Transformasi (ln x) Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 0.51 0.26 2.60 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 2.65 0.19 1.91 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 0.61 0.15 1.53 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 0.14 0.07 0.70 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 1.90 0.24 2.40 * 2.29 3.23
Galat 28 2.77 0.10
Total 44 5.93
KK 7.69
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
76
Tabel Lampiran 13a. Rata- rata Volume Akar (ml) Tanaman Tebu Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 35.00 50.00 46.00 131.00 43.67
S0M1 89.00 70.00 15.00 174.00 58.00
S0M2 10.00 30.00 10.00 50.00 16.67
S1M0 15.00 35.00 30.00 80.00 26.67
S1M1 80.00 27.00 61.30 168.30 56.10
S1M2 105.00 10.00 10.00 125.00 41.67
S2M0 55.00 10.00 5.00 70.00 23.33
S2M1 19.00 5.00 8.00 32.00 10.67
S2M2 26.00 10.00 27.00 63.00 21.00
S3M0 55.00 10.00 5.00 70.00 23.33
S3M1 40.00 80.00 30.00 150.00 50.00
S3M2 100.00 30.00 50.00 180.00 60.00
S4M0 25.00 25.00 10.00 60.00 20.00
S4M1 20.00 15.00 26.00 61.00 20.33
S4M2 15.00 15.00 95.00 125.00 41.67
Total 689.00 422.00 428.30 1539.30
77
Tabel Lampiran 13c. Rata- rata Volume Akar (ml) Tanaman Tebu Hasil
Transformasi (ln x) Umur 12 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rata"
1 2 3
S0M0 3.56 3.91 3.83 11.30 3.77
S0M1 4.49 4.25 2.71 11.45 3.82
S0M2 2.30 3.40 2.30 8.01 2.67
S1M0 2.71 3.56 3.40 9.66 3.22
S1M1 4.38 3.30 4.12 11.79 3.93
S1M2 4.65 2.30 2.30 9.26 3.09
S2M0 4.01 2.30 1.61 7.92 2.64
S2M1 2.94 1.61 2.08 6.63 2.21
S2M2 3.26 2.30 3.30 8.86 2.95
S3M0 4.01 2.30 1.61 7.92 2.64
S3M1 3.69 4.38 3.40 11.47 3.82
S3M2 4.61 3.40 3.91 11.92 3.97
S4M0 3.22 3.22 2.30 8.74 2.91
S4M1 3.00 2.71 3.26 8.96 2.99
S4M2 2.71 2.71 4.55 9.97 3.32
Total 53.52 45.65 44.68 143.86 3.20
Tabel Lampiarn 13d. Sidik Ragam Rata-rata Volume Akar Tanaman Tebu Hasil
Transformasi (ln) Umur 12 MST
F. Tabel
SK DB JK KT F. HIT
0.05 0.01
Kelompok 2 3.14 1.57 2.71 tn 3.34 5.45
Perlakuan 14 12.97 0.93 1.60 tn 2.06 2.79
Faktor S 4 4.90 1.22 2.12 tn 2.71 4.07
Faktor M 2 0.76 0.38 0.65 tn 3.34 5.45
Interaksi 8 7.32 0.91 1.58 tn 2.29 3.23
Galat 28 16.20 0.58
Total 44 32.31
KK 23.80
Ket.
tn : Tidak Berbeda Nyata
* : Berbeda Nyata
** : Berbeda Sangat Nyata
78
Lampiran Tabel 14. Gabungan dari Semua Parameter
TT tn tn tn
DB tn tn tn
JD tn tn tn
TD tn tn tn
LD tn tn tn
STD ** tn tn
JR tn tn tn
PR tn tn tn
TJS tn tn tn
KK tn tn tn
BDS tn tn tn
PA tn tn *
VA tn tn tn
PIA - - -
79
Lampiran Tabel 15. Hasil Analisis Si pada Tanah dan Jaringan Daun
Hasil Uji
Keterangan
Si (m/m%) Si(O2) (m/m%)
Tanah
Daun
80
LAMPIRAN GAMBAR
81
Gambar 2. Pembibitan di bedengan Gambar 3. Mata Tunas telah Tumbuh
82