MUHAMMAD NASIR
08220140021
MUHAMMAD NASIR
08220140021
Judul Skripsi : Uji viabilitas benih selada (Lactuca Sativa) pada berbagai
media tanam
Jurusan : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Dasar Penetapan :
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Stambuk : 08220140021
Fakultas : Pertanian
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi :” Uji viabilitas benih selada (Lactuca
Sativa) pada berbagai media tanam” yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya sendiri, bukan merupakan tulisan atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian
hari terbukti bahwa skripsi ini bukan merupakan hasil pikiran saya maka saya
Muhammad Nasir
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “:” Uji viabilitas benih selada
(Lactuca Sativa) pada berbagai media tanam. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman terang
Penyelesaian skripsi ini, didukung oleh banyak pihak berupa moril maupun
materil, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga penyusunan skripsi
dapat dilakukan dengan baik dan lancar sesuai waktu yang ditentukan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Ir. Hj. Saahannur, M.P. Ir. Muliaty Galib, M.P. selaku pembimbing yang telah
2. Dr.Ir. Abd.Haris, M.P, Dr.Ir. Annas Boceng, M.P, Ir. Andi Ralle, M.P selaku
penguji yang telah banyak memberikan ilmu dan mengarahkan penulis baik dalam
3. Dr.Ir. Abd.Haris selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Dr. Ir. Suriyanti HS, M.Pd
selaku Ketua Jurusan Agroteknologi dan seluruh staf akademik Fakultas Pertanian
4. Orang tuaku, Haderah , ananda haturkan banyak terima kasih atas segala jerih
5. Sahabat dan rekan seperjuangan tercinta yang tiada henti memberi dukungan dan
Semoga apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberi manfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Saran dan
Kritik yang konstruktif tetap diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
7
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 9
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 10
Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 10
Hipotesis .......................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Selada .............................................................................................. 11
Syarat Tumbuh Tanaman Selada ..................................................................... 13
Viabilitas Benih ............................................................................................... 14
Media Tanam ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
PENDAHULUAN
Latar Belakang
masyarakat kelas atas. Selada sering dikonsumsi mentah sebagai lalap lauk makan
yang nikmat ditemani sambal. Masakan asing seperti salad menggunakan selada
untuk campuran, begitu juga hamburger, hot dog, dan beberapa jenis masakan
lainnya. Hal tersebut menunjukkan dari aspek sosial bahwa masyarakat Indonesia
mudah menerima kehadiran selada untuk konsumsi sehari-hari (Haryanto dkk., 1995).
satu usahanya adalah perbaikan gizi. Tinggi rendahnya nilai gizi tergantung jenis
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Setiap 100 g berat
basah selada mengandung 1,2 g protein, 0,2 g lemak, 22,0 mg Ca, 25,0 mg Fe, 162
dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, maka komoditas ini mempunyai
prospek cerah untuk dikembangkan. Dari data Biro Pusat Statistik secara nasional
digambarkan bahwa ekspor selada pada tahun 2014 adalah 294.934 ton dan
sangat tinggi setelah kubis krob, kubis bunga dan brokoli. Tanaman selada
9
pembentukan sel darah putih dan sel darah merah dalam susunan sumsum tulang,
mengurangi resiko terjadinya kanker, tumor dan penyakit katarak, membantu kerja
anemia.
meningkat, dan makin beragam jenisnya. Banyak faktor yang perlu diperhatikan
dalam mengusahakan tanaman agar mendapat hasil yang optimum dan mutu yang
baik, salah satu diantaranya adalah faktor budidaya yaitu melalui pemupukan organik
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media perkecambahan yang
optimum dalam pengujian viabilitas benih selada merah dan selada hijau.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam penggunaan
media perkecambahan yang tepat dalam pengujian viabilitas benih selada dan
Hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA
Selada (Lactuca sativa L.)
Selada (Lactuca sativa L.) adalah salah satu komoditi hortikultura yang
memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik. Ada beberapa jenis tanaman
selada, yaitu tipe selada kepala atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cos lettuce
atau Romaine lettuce), selada daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce) dan selada
Tanaman selada (Lactuca sativa L) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan
berkisar antara 20 – 40 cm atau lebih. Secara morfologi, organ – organ penting yang
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Jenis selada keriting, daunnya berbentuk bulat panjang,
berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang
berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai daun lebar
dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun selada
Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada keriting (selada
daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih panjang dan kokoh dengan
dan serabut. Akar serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah
polong berisi biji – biji yang berukuran sangat kecil (Pracaya, 2009) (Pracaya, 2009).
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras, berwarna
coklat, tua, berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1 mm. Biji selada
merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan
dalam satu rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data
mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam didaerah yang beriklim
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) dapat tumbuh dengan baik pada daerah
yang mempunyai udara sejuk (dataran tinggi). Jika ditanam pada dataran rendah akan
memerlukan pemeliharaan yang intensif. Selada tidak tahan bila terkena sinar
matahari secara langsung, sehingga memerlukan tempat yang teduh. Daerah yang
dengan suhu rata-rata 15-200C. Curah hujan yang dibutuhkan antara 1000-1500 mm
per tahun. Kelembapan sekitar 60-100% dan pH yang diperlukan tanaman Lactuca
sativa L. berkisar antara 6,5-7 (netral). Bila pH terlalu asam, daun Lactuca sativa L.
akan berubah warna menjadi kuning (Adimihardja et al., 2013). Waktu bercocok
tanam yang direkomendasikan adalah pada saat musim akhir penghujan, namun
selada juga dapat ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman
Produktivitas selada yang tinggi dan memiliki kualitas yang tinggi bisa
pemeliharaan yang sesuai pula, meliputi seperti suplay unsur hara. Tanaman
diberikan secara kontinyu. Unsur hara yang terdapat pada tanah jumlahnya selalu
berkurang karena itu maka dari itu diperlukan penambahan dari luar yaitu dengan
dari itu budidayanya harus terbebas dari pemanfaatan bahan-bahan kimia, ataupun
Syarat penting agar selada dapat tumbuh dengan baik yaitu memiliki derajat
keasaman tanah pH 5-6.5 ( Sunarjono, 2014). Selada dapat tumbuh pada jenis tanah
demikian, selada masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara dan ber-pH
netral. Jika tanah asam, daun selada akan menjadi berwarna kuning. Karena itu,
2000).
Viabilitas Benih
berkecambah normal dalam kondisi serba optimum, daya kecambah yang demikian
itu mensimulasikan persentase benih yang mampu tumbuh dan berproduksi normal
(Vp) dan vigor (Vg) (Sadjad, 1994). Sedangkan Soetopo (1995), menyatakan bahwa
vibilitas benih yang dicerminkan oleh dua informasi masing-masing daya kecambah
dan kekuatan tumbuh dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme benih dan gejala
tumbuh.
Justice dan Bass (1990 dalam IPB, 2010) mengemukakan bahwa vigor
untuk menghasilkan perakaran dan pucuk yang kuat pada kondisi yang tidak
melalui potensi tumbuh benih maksimum, daya kecambah benih, kekuatan tumbuh
benih dan kecepatan tumbuh benih. Uji secara tidak langsung berkaitan dengan mutu
benih hidup yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme benih, yaitu
pernafasan, aktivitas enzim dan permeabilitas kulit (Sadjad, 1980 dalam IPB, 2010)
Media Tanam
Media untuk tanaman secara umum berfungsi bukan hanya untuk menyediakan
unsur hara yang dibutuhkan, tetapi lebih untuk tempat melekatnya akar,
satu syarat penting dalam budidaya tanaman, karena media berfungsi sebagai tempat
dan sebagai tempat penyimpanan hara dan air untuk kebutuhan tanaman.
1. Pasir
Pasir adalah jenis media dengan struktur yang lebih kasar dibandingkan tanah.
Media pasir sedikit mengandung bahan organik karena sifatnya sarang. Media pasir
akan lebih membutuhkan air tetapi tanah berpasir tidak mudah memadat dan
fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai
16
media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek
penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori - pori makro) maka pasir
menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan
mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih
membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang
menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal (Anonim,
2008 c.).
2. Rockwool
Rockwool adalah hasil dari batuan basalt yang prosesnya melalui pamanasan
dengan suhu yang sangat tinggi hingga meleleh dan ketika mencair rockwool
berbentuk serat-serat halus. Rockwool memiliki kelebihan sebagai media tanam yaitu
memiliki ruang pori sebesar 95% (Iqbal, 2016). Media tanam rockwool terdiri dari
substrat partikel yang halus, lembut dan mempunyai drainase yang baik sehingga akar
lebih bebas menyerap air kedalam media tanam. Media tanam rockwool mengandung
unsur hara penting seperti fosfor (P) dan kalium (K), selain itu media tanam rockwool
juga memiliki daya simpan air lebih banyak dibandingkan dengan media tanam
lainnya sehingga media menjadi lembab dan kebutuhan air untuk proses fotosintesis
pada tanaman dapat terpenuhi. Pemilihan jenis media tanam juga tergantung pada
ketersediaan dana, kualitas, dan jenis hidroponik yang akan dilakukan (Lingga,
2005).
17
3. Kapas
Sedangkan zat – zat hara lainnnya sangat sedikit. Alasan utama pemakaian kapas
sebagai media tanam adalah karena kapas dapat menjaga kelembapan yang lebih lama
dan lebih baik daripada media tanah, sehingga kacang hijau yang ditanam di media
kapas dapat tumbuh lebih cepat daripada di tanah. Selain itu terkstur kapas yang
lembut sangat cocok untuk akar tanaman kacang hijau yang masih muda dan lemah
sehingga akar muda tersebut dapat berkembang lebih baik untuk jangka waktu
tertentu.
Kekurangannya adalah kapas tidak mengandung unsur – unsur hara yang dapat
mendukung kehidupan tanaman dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena
itu, jika tanaman kacang hijau ingin bertahan hidup lebih lama, maka tanaman
tersebut harus segera dipindahkan ke media lain, tanah misalnya, agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Lain halnya jika media kapas tersebut diberi unsur – unsur hara
yang dapat menunjang kehidupan tanaman kacang hijau tersebut maka tanaman kapas
dapat tumbuh lebih lama tanpa harus dilakukan pemindahan media tanam.
18
21 – 27 Mei 2021
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah talang plastik, pinset,
penggaris, plastik bening, pulpen, dan buku tulis. Bahan yang digunakan yaitu benih
Metode Penelitian
S1 : Selada hijau
S2 : Selada merah
M1 : Pasir
M2 : Kapas
M3 : Rockwool
dan setiap unit perlakuan disusun secara acak. Data hasil penelitian dianalisis
19
berdasarkan uji F (0,5%) dan (1%), dan jika terdapat pengaruh yang nyata diuji lanjut
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Benih
Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih selada merah dan
kapas dimasukkan ke dalam baskom plastik, disusun sesuai dengan bagan percobaan.
Pemeliharaan
Parameter pengamatan
pengujian viabilitas terhadap benih selada merah dan hijau, maka dilakukan
yang tumbuh normal maupun abnormal pada 7 HST (hari setelah tanam). Potensi
normal selama jangka waktu 7 hari. Dengan menggunakan rumus ISTA (1972) dalam
Kuswanto (1996). Pengamatan dilakukan setiap hari selama 7 hari secara visual
dengan melihat kriteria kecambah normal yang tumbuh yaitu memiliki akar primer
dan sekunder, hipokotil, kotiledon, daun tegak, epikotil dan plumula dengan rumus :
Kecepatan tumbuh dihitung setiap hari selama 7 hari pada benih yang tumbuh
tn
𝐾𝐶𝑇 = (% 𝐾 ) = ∑ N
( 𝑒𝑡𝑚𝑎𝑙) 0 t
Keterangan:
t = waktu pengamatan ke- i
N = persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan
tn = waktu akhir pengamatan (hari ke 7)
1 etmal = 1 hari
22
Hasil
disajikan pada Tabel Lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam menunjukkan bahwa jenis
maksimal (PTM) .
Tabel 1. Rata-rata Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) (%) benih selada pada
berbagai jenis media tanam
Nilai rata-rata
Perlakuan NP BNJ
Potensi Tumbuh
0,05
Maksimal
S1M1 (selada hijau + pasir) 7,67 a
S1M2 (selada hijau + kapas) 4,00 a
S1M3 (selada hijau + rockwool) 6,00 a 23,9
S2M1 (selada merah + pasir) 10,67 a
S2M2 (selada merah + kapas) 2,00 a
S2M3 (selada merah + rockwool) 20,33a
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf (a,b) yang berbeda berarti nyata pada
taraf uji BNJ (0,05)
Hasil uji BNJ 0,05 pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan selada merah
dengan media tanam rockwool menghasilkan potensi tumbuh maksimum lebih tinggi.
Namun berbeda tidak nyata dengan S2M1, S1M1, S1M3, S1M2 dan S2M2.
Persentase daya kecambah dan sidik ragamnya disajikan pada tabel lampiran 2a
dan 2b. Sidik ragam menunjukkan bahwa jenis media perlakuan perkecambahan
berpengaruh tidak nyata terhadap persentase daya kecambah benih selada merah dan
selada hijau.
105
PERSENTASE DAYA KECAMBAH
95
90
90 88
(%)
86,33
85
80
75
S1M1 S1M2 S1M3 S2M1 S2M2 S2M3
Perlakuan
Gambar 2. Rata-rata daya kecambah benih selada merah dan selada hijau pada hari
ke-7 dalam berbagai media perkecambahan
Gambar 1. menunjukkan bahwa persentase daya kecambah terbanyak
cenderung diperoleh pada perlakuan media tanam pasir (S1M1) dan Rokwool (S1M3)
Sedangkan persentase daya kecambah terendah yaitu pada benih selada merah dalam
Hasil pengamatan rata-rata kecepatan tumbuh benih selada dan sidik ragamnya
disajikan pada tabel lampiran 3a dan 3b. Sidik ragam menunjukkan bahwa jenis
24
20
18 17,33
KECEPATAN TUMBUH (kct)
16
14
12 10,33
10 9,00
7,33 7,00
8
6
3,67
4
2
0
S1M1 S1M2 S1M3 S2M1 S2M2 S2M3
Perlakuan
Gambar 3. Rata-rata kecepatan tumbuh benih selada merah dan selada hijau dihitung
setiap hari selama 7 hari dalam berbagai media perkecambahan
25
Pembahasan
(Sutopo, 2004). Besarnya nilai PTM menunjukkan kondisi viabilitas benih yang
tinggi (Justice dan Bass, 2002). Benih yang disemaikan semakin hari akan semakin
bertumbuh. Sejauh mana benih bertumbuh akan memiliki batas tumbuh benih.
Kemampuan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi besar tergantung
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis media untuk
menguji viabilitas benih berpengaruh sangat nyata pada potensi tumbuh maksimum
(Tabel Lampiran 1b). Namun berpengaruh tidak nyata pada persentase daya
kecambah dan kecepatan tumbuh benih selada (Tabel Lampiran 2b dan 3b) Hal ini
tanaman untuk dapat mempertahankan mutu benih berbeda-beda jika dipandang dari
individu benih yang membentuk kelompok (lot). Potensi tumbuh maksimum berarti
benih yang dapat tumbuh baik yang normal maupun abnormal pada batas tertentu.
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan berbagai media tanam pada
nyata (belum terpenuhi). Meskipun demikian dari semua jenis media perkecambahan
yang diujikan, media tanam rockwool menjadi media perkecambahan terbaik pada
benih selada. Dari hasil penelitian (Marlina et al., 2015), Rockwool memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan media tanam yang lain yaitu tidak mengandung
26
patogen penyebab penyakit, mampu menampung air hingga 14 kali kapasitas lapang
rockwool adalah harganya yang masih terbilang mahal karena masih impor.
Di sisi lain, densitas pasir dan kapas lebih rendah daripada rockwool maupun
impor, dan secara kualitatif pori-pori pasir dan kapas juga lebih besar daripada
rockwool. Hal ini diduga menyebabkan rendahnya water holding capacity , sehingga
ketersediaan air dalam media pasir dan kapas yang dapat diserap oleh akar tanaman
morfologi, fisiologi dan biokimia. Copeland & Mc. Donald (2001) menyatakan
struktur-struktur penting dari embrio benih sampai dengan akar menembus kulit
benih.
absorbsi air dan ketersediaan nutrisi yang memadai. Selain itu, media tanam
memungkinkan drainase dan pH yang baik bagi pertumbuhan benih Susilawati (2007)
yang menyatakan bahwa media tanam yang terlalu banyak air (drainase kurang baik)
dan terlalu lembab dapat menyebabkan tanaman kurang bisa menyerap unsur hara
dengan baik. Selain itu media yang lembab dapat memacu pertumbuhan cendawan
Adapun faktor lain yang mempengaruhi viabilitas benih selada yaitu daya
berkecambah benih yang rendah disebabkan oleh proses imbibisi yang tidak tepat
pada benih sehingga pertumbuhan benih menjadi kecambah normal tidak serempak
karena substrat perkecambahan, alat pengecambah benih, dan air yang digunakan
banyak ditemukan pada benih yang tidak mendapatkan perlakuan benih. Adanya
infestasi mikroorganisme ini membuat vigor dan daya berkecambah benih menjadi
rendah.
Kecepatan tumbuh merupakan salah satu indikator vigor. Tingginya nilai KCT
menunjukkan semakin tinggi pula vigor benih tersebut (Sutopo, 2004). Salah satu
tolok ukur vigor kekuatan tumbuh benih adalah kecepatan tumbuh (Kct). Kecepatan
tumbuh dapat dilihat dari laju proses perkecambahan dalam waktu yang lebih singkat.
indikasi vigor kekuatan tumbuh benih, benih yang memiliki tingkat kecepatan
tumbuh yang tinggi lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum. Hal
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, media tanam rockwool, kapas dan pasir tidak
tumbuh. Namun, potensi kecambah maksimum selada yang ditanam pada media
rockwool lebih tinggi secara signifikan daripada persentase daya kecambah dan
kecepatan tumbuh selada yang ditanam pada media pasir dan kapas. Hal ini
Kapasitas rockwool untuk menahan air (water holding capacity) dan kemampuannya
Saran
Untuk memperoleh pengujian viabilitas benih yang lebih baik dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut terkait pengaruh jenis media tanam lainnya atau hubungan
antara komposisi nutrisi untuk memperoleh perkecambahan benih selada yang paling
optimum.
29
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo, L. 1995. Teknologi Benih. Rajawali, Jakarta. 188 hlm. . 2002. Teknologi
Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 238 hlm.
Raka, G.N., M. Astiningsih, D.N Nyana,dan K. Siadi. 2012. Pengaruh Dry Heat
Treatment Terhadap Daya Simpan Benih Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.). Journal Agric. Sci. and Biotechnol 1 (1): 1-10. Roberts, E.H.
1972. Viability of Seed. 488 hlm., illus. London.
Sadjad, S. E. Muniarti dan S. Ilyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari
Komparatif ke Simulatif. Grasindo. Jakarta. 184 hal.
Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. Edisi Revisi. Raja Grfindo Persada. Jakarta.
Viera, R.D., D.M. Tekrony, D.B. Egli, M. Rucker. 2001. Electrical conductivity of
soybean seeds after storage in several environments. Seed. Sci. Technol.
29:599-608
30
LAMPIRAN
31
Tabel Lampiran 1a. Potensi Tumbuh Maksimum benih selada hari ke-7 (hst) pada
berbagai media tanam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3
S1M1 6 4 13 23 7,66
S1M2 2 0 10 12 4
S1M3 7 2 9 18 6
S2M1 9 7 16 32 10,66
S2M2 1 0 5 6 2,00
S2M3 24 12 25 61 20,33
Total 49 25 78 152 50,67
Lampiran 1b. Sidik Ragam Potensi Tumbuh Maksimum benih selada hari ke-7 (hst)
pada berbagai media tanam
F-Tabel
SK DB JK KT F-Hitung
0,05 0,01
Perlakuan 5 624,44 128,49 5,316** 3,105 5,064
Galat 12 290,00 24,16
Total 17 932,44
Keterangan :
KK (%) 9,702
** Berpengaruh sangat nyata pada uji 5% dan 1%
Tabel Lampiran 2a. Persentase daya kecambah benih selada pada hari ke-7 (hst) pada
berbagai media tanam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3
S1M1 100 100 100 300 100
S1M2 93 93 78 264 88
S1M3 100 100 100 300 100
S2M1 100 100 70 270 90
S2M2 97 81 81 259 86,33
S2M3 100 100 100 300 100
Total 590 574 529 1693 564,33
32
Lampiran 2b. Sidik Ragam Daya Kecambah Benih Selada Pada Berbagai Media
Tanam
F-Tabel
SK DB JK KT F-Hitung
0,05 0,01
Perlakuan 5 656,28 131,26 1,710tn 3,105 5,064
Galat 12 920,67 76,722
Total 17 1576,94
Keterangan :
KK (%) 1,552
tn Berpengaruh tidak nyata pada uji 5% dan 1%
Tabel Lampiran 3a. Kecepatan tumbuh benih selada pada hari ke-7 (hst) pada
berbagai media tanam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3
S1M1 3 3 5 11 3,67
S1M2 2 0 20 12 7,33
S1M3 17 2 33 52 17,33
S2M1 8 1 18 27 9,00
S2M2 5 0 16 21 7,00
S2M3 5 2 24 31 10,33
Total 40 8 116 164 54,67
Lampiran 3b. Sidik Ragam Daya Kecambah Benih Selada Pada Berbagai Media
Tanam
F-Tabel
SK DB JK KT F-Hitung
0,05 0,01
Perlakuan 5 319,11 63,82 0,839tn 3,105 5,064
Galat 12 1290,67 76,00
Total 17 1609,77
Keterangan :
KK (%) 15,947
33
Gambar 5. Benih selada merah dan hijau diberikan perlakuan pendahuluan dengan
merendam benih dalam air hangat selama 3 jam kemudian dipilih benih
selada yang tenggelam
Gambar 8. Benih
selada yang berkecambah pada 4 (hst)
DENAH PERCOBAAN
ULANGAN
36
Keterangan :
S1 : Selada hijau
S2 : Selada merah
M1 : Pasir
M2 : kapas
M3 : Rockwool