Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH FAKTOR MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG


(Solanum melongena L) VARIETAS ANTABOGA

SKRIPSI

OLEH

ALEXIUS HULU
1929021014

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2023
PENGARUH FAKTOR MEDIA TANAM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG
(Solanum melongena L) VARIETAS ANTABOGA

SKRIPSI

OLEH

ALEXIUS HULU
1929021014

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2023
SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR MEDIA TANAM TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG
(Solanum melongena L) VARIETAS ANTABOGA

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat


Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian dan
Peternakan
Universitas Tjut Nyak Dhein Medan

OLEH

ALEXIUS HULU
1929021014

FAKULTAS PERTANIAN DAN PERTERNAKAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : PENGARUH FAKTOR MEDIA TANAM TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
TERUNG (Solanum melongena L) VARIETAS
ANTABOGA
Nama : ALEXIUS HULU
Npm : 1929021014
Program Studi : Agroteknologi

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Ahmad Nadhira,S.P.,M.Si Dedi Kurniawan,S.P.,M.Agr


Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

Dedi Kurniawan,S.P.,M.Agr Ir. Yunida Berliana MP.

i
RINGKASAN

ALEXIUS HULU, 2023. Pengaruh Faktor Media Tanam Terhadap


Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terung (Solanum Melongena L)
Varietas Antaboga. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Helvetia,
Sumatera Utara, Pada bulan Juli sampai November 2023. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan faktornya adalah Media
tanam organik campuran yang terdiri dari 4 taraf, sebagai berikut: K1 (Top Soil +
Pupuk Kandang Sapi), K2 (Top Soil +Pupuk Kandang Kambing), K3 (Top Soil +
Pupuk Kandang Ayam) dan K4 (Top Soil + Pupuk Kandang Kelinci). Perlakuan
media tanam organik dari pupuk kandang sapi, pupk kandang kambing, pupuk
kandang ayam, dan pupuk kandang kelinci berpengaruh nyata pertumbuhan dan
hasil produksi tanaman terung dengan perlakuan terbaik yaitu K 1 (top soil+pupuk
kandang sapi).

Kata Kunci : Media Tanam organik, Terung Ungu, Pupuk Kandang

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa yang

mana telah memberikan kesehatan dan hikmatnya, sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi penelitian ini. Adapun judul proposal penelitiannya

yang berjudul “Pengaruh Faktor Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan

Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L) Varietas Antaboga.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam penyusunan skripsi pada Fakultas Pertanian dan Peternakan

Universitas Tjut Nyak Dhien Medan.

Penulis juga menyadari bahwa selama dalam proses pengerjaan skripsi

penelitian ini banyak pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungannya, Oleh karena itu saya ingin menyampaikan terimakasih kepada

Bapak Ahmad Nadhira,S.P.,M.Si.dan Bapak Dedi kurniawan,S.P.,M.Agr selaku

dosen pembimbing penulis. Dan juga yang telah banyak membantu penulis dalam

pengerjaan skripsi penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan banyak - banyak terimakasih kepada

dosen-dosen penulis yang selalu dan tak bosan-bosan untuk memeberikan

penulis ilmu yang bermanfaat, begitu juga untuk teman-teman semua

terkhusus teman-teman stambuk penulis yang telah mensupport dan saling

membantu terkait dalam pembuatan skripsi penelitian ini.

iii
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

kesempurnaan. Semoga dengan judul skripsi penelitian ini bisa menjadi

motivasi dan pembelajaran lebih untuk kita semua. Akhir kata penulis

ucapkan terima kasih.

Medan, September 2023

Penulis

iv
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tersusun tidak lepas dari

apresiasi dan dukungan dari banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung

mulai dari perencenaan, penelitian hingga penyusunannya.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Awaludin, S.E., M.Si. selaku Ketua Yayasan APIPSU Universitas

Tjut Nyak Dhien Medan.

2. Bapak Dr.Irwan Agusnu Putra S.P. M.P selaku Rektor Universitas Tjut Nyak

Dhien sekaligus dosen di Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Tjut

Nyak Dhien.

3. Ibu Ir. Yunida Berliana, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian dan

Peternakan Universitas Tjut Nyak Dhein.

4. Bapak Dedi Kurniawan, S.P. M.Agr., selaku Ketua Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Tjut Nyak

Dhien sekaligus anggota Komisi Dosen Pembimbing dalam

penelitian di lapangan dan pembuatan skripsi ini.

5. Bapak Ahmad Nadhira,S.P.,M.Si, selaku dosen pengajar Universitas Tjut

Nyak Dhien sekaligus ketua Komisi Dosen Pembimbing dalam

penelitian di lapangan dan pembuatan skripsi ini.

v
6. Kedua Orang tua dan Saudara-saudara penulis, serta seluruh Keluarga yang

telah berperan besar hingga penulis sampai dalam tahap pembuatan skripsi

ini.

7. Sahabat dan rekan-rekan penulis juga telah berperanbesar hingga terwujudnya

pembuatan Skripsi ini. Serta banyak pihak lagi yang secara langsung atau pun

tidak langsung telah memberikan dukungan dan apresiasi dalam penelitian

dan pengerjaan Skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih.

Medan, September 2023

Penulis

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ALEXIUS HULU

Tempat/Tanggal Lahir : Ononazara tanggal 30 september1999

Nama Ayah : Alm. Sekhizatulo Hulu

Nama Ibu : Nuru Asania Lahagu

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Kapten Muslim gang Sidomulyo, No 33 E

Pendidikan :

Tahun 2011 : SDN 076073 Ononazara

Tahun 2014 : SMP N 1 Botomuzoi

Tahun 2017 : Lulus dari SMA N 1 Botomuzoi

Tahun 2019 : Masuk Universitas Tjut Nyak Dhien Medan

vii
DAFTAR ISI

RINGKASAN........................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................. vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xi
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
C. Hipotesis Penelitian....................................................................... 3
D. Kegunaan Penelitian...................................................................... 4
II. ............................................................................................................TINJAUAN PUSTAK
5
A. Sistimatika Dan Morfologi Tanaman Terung................................ 5
B. Syarat dan Tumbuh Terung........................................................... 6
C. Media Tanam Organik................................................................... 8
D. Peranan Pupuk Kandang Sapi........................................................ 8
E. Peranan Pupuk Kandang Kambing.............................................. 9
F. Peranan Pupuk Kandang Ayam................................................... 10
G. Peranan Pupuk Kandang Kelinci................................................. 10
III. ..........................................................................................................METODE PENELITI
11
A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 11
B. Bahan dan Alat Penelitian.............................................................. 11
C. Model Rancangan.......................................................................... 11

viii
D. Metode Analisis Data.................................................................... 12
E. Pelaksanaan Penelitian................................................................... 12
............................................................................................................
F. Pengamatan Parameter................................................................... 14

IV............................................................................................................HASIL DAN PEMBAH


16
A. Hasil............................................................................................... 16
B. Pembahasan.................................................................................... 22
V. ............................................................................................................KESIMPULAN DAN
26........................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................... 26
B. Saran..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27

ix
DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1 Hasil uji Rata-rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Tinggi (cm)


Tanaman Terung Umur 15 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
16

2 Hasil uji Rata-rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Tinggi (cm)


Tanaman Terung Umur 30 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
16

3 Hasil uji Rata-rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Tinggi (cm)


Tanaman Terung Umur 45 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
16

4 Hasil uji Rata-rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Tinggi (cm)


Tanaman Terung Umur 60 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
16

5 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Jumlah Daun


(helai) Tanaman Terung Umur 15 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
17

6 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Jumlah Daun


(helai) Tanaman Terung Umur 15 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
17

7 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Jumlah Daun


(helai) Tanaman Terung Umur 45 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
17

x
8 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Jumlah Daun
(helai) Tanaman Terung Umur 60 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
17

9 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Umur


Berbunga (hari) Tanaman Terung
.................................................................................................................
.................................................................................................................
18

10 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Jumlah Buah


Per Tanaman (buah) Tanaman Terung
.................................................................................................................
.................................................................................................................
29

11 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Bobot Buah


Per Tanaman (gram) Tanaman Terung
.................................................................................................................
.................................................................................................................
30

12 Hasil Uji Rata-Rata Perlakuan Media Tanam Terhadap Bobot Buah


Per Plot (gram) Tanaman Terung
.................................................................................................................
.................................................................................................................
31

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Bagan Penelitian
.................................................................................................................
.................................................................................................................
29

xi
2. Jadwal Penelitian
.................................................................................................................
.................................................................................................................
30
3a. Data Rataan Tinggi Tanaman 15 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
31
3b. Data Sidik Ragam Tinggi Tanaman 15 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
31
4a. Data Rataan Tinggi Tanaman 30 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
32
4b. Data Sidik Ragam Tinggi Tanaman 30 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
32
5a. Data Rataan Tinggi Tanaman 45 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
33
5b. Data Sidik Ragam Tinggi Tanaman 45 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
33
6a. Data Rataan Tinggi Tanaman 60 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
34
6b. Data Sidik Ragam Tinggi Tanaman 60 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
34
7a. Data Rataan Jumlah Daun 15 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
35
7b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 15 HST
.................................................................................................................

xii
.................................................................................................................
35
8a. Data Rataan Jumlah Daun 30 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
36
8b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 30 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
36
9a. Data Rataan Jumlah Daun 45 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
37
9b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 45 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
37
10a. Data Rataan Jumlah Daun 60 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
38
10b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 60 HST
.................................................................................................................
.................................................................................................................
38
11a. Data Rataan Umur Berbunga
.................................................................................................................
.................................................................................................................
39
11b. Data Sidik Ragam Umur Berbunga
.................................................................................................................
.................................................................................................................
39
12a. Data Rataan Jumlah Buah Per Tanaman
.................................................................................................................
.................................................................................................................
40
12b. Data Sidik Ragam Jumlah Buah Per Tanaman
.................................................................................................................
.................................................................................................................
40

xiii
13a. Data Rataan Bobot Buah Per Tanaman
.................................................................................................................
.................................................................................................................
41
13b. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Tanaman
.................................................................................................................
.................................................................................................................
41
14a. Transformasi Data Rataan Bobot Buah Per Tanaman
.................................................................................................................
.................................................................................................................
42
13b. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Tanaman
.................................................................................................................
.................................................................................................................
42
14a. Data Rataan Bobot Buah Per Tanaman
.................................................................................................................
.................................................................................................................
43
14b. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Plot
.................................................................................................................
.................................................................................................................
43
15a. Tranformasi Data Rataan Bobot Buah Per Plot
.................................................................................................................
.................................................................................................................
44
15b. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Plot
.................................................................................................................
44

xiv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman terung (Solanum melongena L.) adalah tanaman sayuran yang

berasal dari famili Solanaceae dengan berbagai khasiat bagi kesehatan seperti

menurunkan kadar kolesterol sebagai anti kanker (Faisal, 2012). Terung

mengandung gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan Vitamin A dan fosfor.

Buah terung mengandung serat yang tinggi sehingga bagus untuk kesehatan kulit,

terung juga di ketahui bagus untuk kesehatan kulit, terung juga diketahui bagus

untuk kesehatan jantung menekan kolesterol dan diabetes (Sahid et al, 2014).

Menurut Sakri, (2012) Produk hortikultura khususnya buah terung ungu

setiap hari di butuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi

tubuh. Dalam buah terung terkandung gizi yaitu dalam 100 g buah terung segar

terdapat 24 kalori : 1,1 g protein : 0,2 g lemak : 5,5 g karbohidrat : 15,0 mg

kalsium : 37,0 mg fosfor : 0,4 mg besi : 4,0 SI vitamin A; 5 mg vitamin C; 0,04

vitamin B1: dan 92,7 g air kadar kalium yang tinggi dan natrium yang rendah

sangat menguntungkan bagi kesehatan khususnya dalam pencegahan penyakit

hipertensi.

Berdasarkan data badan pusat statistik (2019), produktifitas tanaman terung

khususnya di Sumatera Utara ditahun 2018 sebesar 697,627 ton. Jumlah tersebut

belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi terung di Indonesia. Konsumsi

terung penduduk Indonesia pada tahun 2018 mencapai 2,764 kg per kapita. Hal ini

dikarenakan luas lahan budidaya yang cenderung masih sedikit dan bentuk kultur

budidayanya masih bersifat sampingan dan belum intensif.

1
2

Peningkatan produksi terung merupakan bagian yang penting dalam

peningkatan produksi hasil pertanian, baik untuk sumber gizi maupun

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemupukan merupakan

salah satu upaya untuk mencukupi kebutuhan tanaman agar tujuan produksi dapat

dicapai. Usaha peningkatan kualitas budidaya terung sangat di perlukan. Salah

satu usaha yang dapat dilakukan adalah penambahan bahan organik kedalam

media tanam. Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan

tidak terlalu padat, mampu menahan air dan unsur hara secara baik. Produksi

terung dapat dilakukan melalui penggunaan media tanam yang mengandung

bahan organik yaitu pupuk kandang kambing, pupuk kandang sapi, pupuk

kandang ayam dan pupuk kandang kelinci. Pupuk organik merupakan pupuk dari

sisa tumbuh tumbuhan atau kotoran hewan yang telah mengalami perombakan.

Pupuk organik mampu memperbaiki sifat tanah berupa sifat fisik, kimia dan

biologi.

Kotoran kambing dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah seperti sifat

kimia, fisika, dan biologi tanah. Proses khelasi asam organik pada Al dan Fe tanah

akibat pengaruh kotoran kambing dapat menaikkan pH tanah, Khususnya tanah

masam, selain itu kotoran kambing juga dapat meningkatkan C-organik tanah

sehingga tanaman akan memperoleh unsur hara lebih banyak dan bervariasi

melalui kotoran kambing (Putra et al. 2014).

Pupuk kotoran ayam dapat memberikan kontribusi hara yang yang mampu

mencukupi pertumbuhan juga untuk meningkatkan daya mengikat air,

meningkatkan aktivitas mikrobia tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Pupuk

kandang ayam tidak hanya mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N),
3

fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), namun pupuk kandang

ayam juga mengandung unsur hara mikro seperti mangan (Mn), besi (Fe),

tembaga (Cu), dan seng (Zn) yang dibutuhkan tanaman untuk memelihara

keseimbangan hara dalam tanah (Anggraeni, 2015).

Pupuk kandang kelinci memiliki kandungan unsur hara yang baik bagi

tanaman dalam proses pertumbuhan. Menurut Spreadbury (1978) bahwa kelinci

dengan berat badan 1 kg menghasilkan 28,0 g kotoran lunak perhari dan

mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen dari bakteri atau setara 1,3 g

protein. Berdasarkan hasil diatas maka kotoran kelinci sangat potensi sebagai

pupuk organik untuk tanaman

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman terung

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman terung

3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam terhadap

pertumbuhan tanaman terung.

4. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kelinci terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman terung

C. Hipotesis Penelitian

1. Adanya pengaruh topsoil dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman terung.

2. Adanya pengaruh topsoil dan pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman terung


4

3. Adanya pengaruh topsoil dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman terung

4. Adanya pengaruh topsoil dan pupuk kandang kelinci terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman terung

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat bahan penulisan skripsi di Fakultas Pertanian dan

Peternakan Universitas Tjut Nyak Dhien Medan

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan tentang budidaya

tanaman terung dalam mempercepat pertumbuhan dan produksi tanaman

terung.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistimatika Dan Morfologi TanamanTerung

Menurut Rukmana & Yudiracman (2016) klasifikasi tanaman terong

(Solanum melongena L.) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonea

Ordo : Tubiflorae

Family : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum melongena L.

Tanaman terung merupakan tanaman jenis dikotil, berakar tunggang dan

berbentuk perdu. Batang tanaman ini berukuran pendek, berbentuk bulat, berbulu,

berdiri tegak dengan tinggi 50-150 cm. Batangnya bercabang dan berkayu, tetapi

tidak kokoh sehingga saat berbuah lebat diperlukan ajir, yaitu suatu alat penegak

yang terbuat dari batang bambu untuk menyangga tanaman. Batang yang masih

muda berwarna hijau dan tidak berbulu. Daun tanaman terung berbentuk bulat

panjang dan meruncing pada ujungnya. Bunga dari tanaman terung berdiri tegak

pada ketiak daun dan berwarna putih lembayung atau ungu. Bentuk bunga

tanaman terung menyerupai bintang, terdiri atas 5-6 helai kelopak bunga. Buah

terung yang masih muda berwarna hijau keputih-putihan atau ungu, bergantung

5
6

pada jenisnya. Semakin tua buah, maka warna buah semakin cerah. Setiap buah

terung berisi daging buah berwarna putih dan berbiji banyak (Nuraini, 2011).

Ciri-ciri terung yang sudah siap dipanen adalah memiliki ukuran yang sudah

optimal (umum), warna kulit yang cemerlang mengkilap dan panjang buah sekitar

15 – 20 cm. Struktur buah terung tersebut padat, menggembung bentuk oval dan

warna merata pada permukaan kulit terung yang halus (Bakht J, 2010).

B. Syarat dan Tumbuh Tanaman Terung

Menurut Firmanto (2011), tanaman terong dapat tumbuh dan berproduksi

baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah ±1.000 meter dari permukaan

laut. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya.

Selama pertumbuhannya, terong menghendaki keadaan suhu udara antara 22ºC-

30ºC, cuaca panas dan iklimnya kering, sehingga cocok ditanam pada musim

kemarau. Pada keadaan cuaca panas akan merangsang dan mempercepat proses

pembungaan atau pembuahan. Namun, bila suhu udara tinggi pembungaan dan

pembuahan terong akan terganggu yakni bunga dan buah akan berguguran.

Tanaman terong tergolong tahan terhadap penyakit dan bakteri. Meskipun

demikian penanaman terong di daerah yang curah hujannya tinggi dapat

mempengaruhi kepekaannya terhadap serangan penyakit dan bakteri. Untuk

mendapatkan produksi yang tinggi, tempat penanaman terong ungu harus terbuka

(mendapatkan sinar matahari) yang cukup.

Pertumbuhan terung ungu akan kurus dan kurang produktif. Syarat Tanah

Menurut Rukmana (2002), tanaman terong dapat tumbuh hampir semua jenis

tanah. Keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman terong adalah jenis

lempung berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan drainasenya baik,
7

serta pada pH antara 6,8-7,3. Pada tanah yang bereaksi asam (pH kurang dari 5)

perlu dilakukan pengapuran. Bahan kapur untuk pertanian pada umumnya berupa

kalsit (CaCO3), dolomit atau kapur (CaO). Jumlah kapur yang dibutuhkan untuk

menaikan 7 pH tanah, tergantung kepada jenis dan derajat keasaman tanah itu

sendiri. Pengapuran biasanya dilakukan sekitar dua minggu sebelum tanam.

Penyiapan lahan bagi tanaman terung meliputi aktivitas pengolahan tanah

dan pembuatan bedengan atau pun dengan penggunan polybag. Pengolahan tanah

bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, mempercepat pelapukkan,

memberantas gulma, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas/topsoil

(Rukmana, 2002).

Salah satu hambatan dalam budidaya tanaman terung disebabkan oleh

pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menyebabkan kegagalan produksi

terung. Hama utama yang menyerang tanaman terung yaitu Myzus persicae (kutu

daun), Bermisida tabaci (kutu kebul), Lirimyza sp. (penggorok daun), Epilachna

sp. (oteng-oteng). Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap

kuning yang sudah dioles lem fox sebanyak 40 buah/ha. Penyakit utama yang

menyerang tanaman layu bakteri, bercak daun, antraknose, busuk leher akar,

busuk buah dan rebah semai. Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam

varietas tahan hama dan penyakit, atur jarak tanam, dan penggiliran tanaman,

drainase yang baik, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar,

pemangkasan pada daun tua, cabut dan buang tanaman sakit. Apabila harus

menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang aman dan selektif seperti

pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid sintetik (BPTP Jambi, 2014).
8

C. Media Tanam Organik

Keterbatasan media tumbuh dan keberagaman komoditi dalam areal sempit,

mengakibatkan produksi tanaman tidak optimal dan tidak berkelanjutan.

Keterbatasan media tanam yang berupa tanah dapat diantisipasi dengan

memanfaatkan bahan organik dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat. Alternatif pemecahan masalah yaitu dengan mencari bahan-bahan

selain tanah dan tanpa membutuhkan lahan yang luas untuk bercocok tanam.

Berbagai bahan media tanam yang digunakan harus tetap mendukung

pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga produktivitasnya dapat

mejadi lebih baik. Bahan organik memiliki potensi dapat menyimpan air dan

banyak pori kaya udara menjadikan pertumbuhan bibit pada taraf germinasi

sangat bagus, tanah akan selalu gembur sehingga akar baru tumbuh cepat dan

lebat. Agoes (1994), menyatakan bahwa media tanam berfungsi sebagai tempat

melekatnya akar, juga sebagai penyedia hara bagi tanaman. Campuran beberapa

bahan untuk media tanam harus menghasilkan struktur yang sesuai karena setiap

jenis media mempunyai pengaruh yang berbeda bagi tanaman.

Sejalan dengan pendapat Sutedjo dan Kartasapoetra (2006) bahwa media

tanam dapat diperbaiki dengan pemberian bahan organik seperti kompos, pupuk

kandang atau bahan organik lain. Penggunaan limbah organik sebagai pupuk

organik, dan media tanam merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan

kebutuhan hara pada tanah dan tanaman, serta sebagai zat pengantur tumbuh.

D. Peranan Pupuk Kandang Sapi Pada Tanaman

Pupuk kandang sapi memiliki kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk

kandang sapi dapat memberikan beberapa manfaat yaitu menyediakan unsur hara
9

makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan

struktur tanah,meningkatkan porositas, aerase dan komposisi mikroorganisme

tanah, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, daya serap air yang lebih lama

pada tanah (Hartatik dan Widowati, 2010). Komposisi unsur hara yang tergantung

didalam pupuk kandang sapi yaitu: 1,36% N, 0,27% P,dan 0,44% K, 0,57% Ca,

0,11% Mg, (Sutedjo & Kartasapoetra, 2006). Selain itu pupuk kotoran kandang

sapi memiliki unsur hara lengkap seperti N, P, K, Bo, Cu, Fe, Mo dan Zn (Saputri

et al., 2018).

E. Peranan Pupuk Kandang Kambing pada Tanaman

Pupuk kandang kambing berperan bagi tanaman yaitu mengandung bahan

organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses

penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan orgnik

yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung bahan

kering dan nitrogen berturut – turut 40 – 50% dan 1,2 – 2,1%. Kandungan tersebut

bergantung pada bahan penyusun ransum, tingkat kelarutan nitrogen pakan, nilai

biologi ransum, dan kemampuan ternak untuk mencerna ransum. Produksi urin

kambing dan domba mencapai 0,6 –2,5 liter/hari dengan kandungan nitrogen 0,51,

- 0,71%. Variasi kandungan nitrogen tersebut bergantung pada pakan yang

dikomsumsi, tingkat kelarutan protein kasar pakan, serta kamampuan ternak untuk

memanfaatkan nitrogen asal pakan. Kotoran kambing domba yang tersusun dan

feses. Urin dan sisa pakan mengandung nitrogen lebih tinggi dari pada yang hanya

berasal dar feses (Litbang, 2014).


10

F. Peranan Pupuk Kandang Ayam Pada Tanaman

Pupuk kotoran ayam dapat memberikan kontribusi hara yang yang mampu

mencukupi pertumbuhan juga untuk meningkatkan daya mengikat air,

meningkatkan aktivitas mikrobia. tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Pupuk

kandang ayam tidak hanya mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N),

fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), namun pupuk kandang

ayam juga mengandung unsur hara mikro seperti mangan (Mn), besi (Fe),

tembaga (Cu), dan seng (Zn) yang dibutuhkan tanaman untuk memelihara

keseimbangan hara dalam tanah (Anggraeni, 2015).

G. Peranan Pupuk Kandang Kelinci Pada Tanaman

Pupuk kandang kelinci memiliki kandungan unsur hara yang baik bagi

tanaman dalam proses pertumbuhan. Menurut Spreadbury (1978) bahwa kelinci

dengan berat badan 1 kg menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan

mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen dari bakteri atau setara 1,3 g

protein. Berdasarkan hasil diatas maka kotoran kelinci sangat potensi sebagai

pupuk organik untuk tanaman. Kotoran kelinci mengandung zat hara meskipun

lebih sedikit, namun mempunyai kelebihan yang dapat memperbaiki sifat tanah

antara lain memudahkan penyerapan air, mengurangi erosi, memberikan

lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman.


III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di Jln Budi luhur no. 80 Kecamatan Medan

Helvetia, Sumatera Utara, Pada bulan juli – November 2023.

B. Bahan Dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan ialah benih terung varietas antaboga, tanah topsoil,

pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, pupuk kandang ayam dan pupuk

kandang kelinci.

Alat yang digunakan ialah polybag 10 kg, cangkul, meteran, timbangan,

gembor, kamera, dan alat tulis menulis.

C. Model Rancangan

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial

dengan faktornya adalah:

Media tanam organik campuran yang terdiri dari 4 taraf, sebagai berikut :

K1 =Top Soil + Pupuk Kandang Sapi

K2 = Top Soil +Pupuk Kandang Kambing

K3 = Top Soil + Pupuk Kandang Ayam

K4 = Top Soil + Pupuk Kandang Kelinci

Jumlah Ulangan : 5 Ulangan

Jumlah Polybag Per Plot : 4 Polybag

Jumlah Tanaman Per Polybag : 1 Tanaman

Jumlah Tanaman Sampel Per Plot : 2 Tanaman

Jumlah Plot Penelitian : 20 Plot

11
12

Jumlah Tanaman Keseluruhan : 80 Tanaman

Jumlah Tanaman Sampel Seluruhnya : 40 Tanaman

Jarak Antar Plot : 30 cm

Jarak antar ulangan : 75 cm

Luas Plot : 60 cm x 60 cm

D. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan sidik ragam dengan model linier bagai

berikut:

Yij = µ +ρi +Ժj + ɛij

Dimana:

Yij : Hasil pengamatan dari faktor perlakuan beberapa media tanam pada taraf
ke j

µ : Nilai tengah

ρi : Efek dari ulangan ke i

ԺJ : Efek dari faktor perlakuan beberapa media tanam pada taraf ke- j

ɛij : Efek galat pada ulanganke –i dengan faktor perlakuan media tanam pada
taraf ke-j.

E. Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Pertama siapkan lahan untuk penanaman, lalu bersihkan lahan dari

gulmasehingga rapi, kemudian buat plot dengan ukuran60 cm x 60 cm.

Pembuatan media tanam

Sediakan tanah topsoil yang sudah diayak guna untuk menjauhkan dari

gulma-gulma atau bebatuan yang ada, lalu lipat polybag supaya memudahkan

untuk pengisian topsoil dengan manual dan pastikan tidak ada gulma atau
13

bebatuan yang masuk kedalam polybag, setelah semua polybag terisi lakukan

perbandingan 1:1 disetiap perlakuan yaitu; Topsoil dan Pupuk kandang, Topsoil

dan Pupuk kandang kambing, Topsoil dan Pupuk kandang ayam, Topsoil dan

Pupuk kandang kelinci. Lalu setelah semua terisi susun polybag didalam plot yang

telah disediakan dengan rapi dan baik, dengan jarak antar ulangan 75 cm, jarak

antar plot 30 cm, dan ukuran plot 60 cm x 60 cm.

Penyemaian Benih

Bahan Tanaman yang digunakan adalah benih terung varietas antaboga

Benih terung terlebih dahulu sebelum penyemaian benih terlebih dahulu direndam

selama 1 jam, agar proses imbibisi ini berjalan sempurna, untuk mempercepat

benih berkecambah. Penyemaian dilakukan didalam polybag kecil yang berukuran

6 cm x 10 cm hingga 10 hari.

Penanaman

Penanaman Penanaman dilakukan setelah bibit terung berumur 10 hari

setelah semai. bibit selanjutnya dipindahkan ke polybag yang telah disiapkan

Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari

disesuaikan dengan situasi cuaca. Penyulaman dilakukan untuk menggantikan

bibit yang rusak/mati dilakukan pada tanaman umur 8 HST. Penyiangan dan

pengemburan dilakukan secara hati – hati agar tidak merusak perakaran tanaman

jahe, untuk penyiangan dilakukan secara manual terhadap gulma yang tumbuh.

Panen

Tanaman terung dapat dipanen pertama kali pada umur 60 HST. Buah

terung dipanen 4 kali panen dengan interval waktu 5 hari sekali. Panen dilakukan
14

pada pagi dan sore hari dengan cara buah terung diputar dengan hati-hati sampai

terlepas dari tangkainya. Ciri-ciri terung yang sudah siap dipanen adalah memiliki

ukuran yang sudah optimal (umum), warna kulit yang cemerlang mengkilap dan

panjang buah sekitar 15 – 20 cm. Struktur buah terung tersebut padat,

menggembung bentuk oval dan warna merata pada permukaan kulit terung yang

halus (Drost, 2010)

Pengendalian Hama Dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terung yaitu hamanya ulat

buah dan penyakit layu fusarium, bercak daun yang dikendalikan dengan

fungisida berbahan aktif mankozeb dan streptomisin.

F. Parameter Yang Diamati

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman yang baik terdapat pada pengamatan umur 15

HST, 30 HST, 45 HST, dan 60 HST, yang dilakukan dengan mengukur tinggi

tanaman dari pangkal batang di atas tanah sampai pada titik tumbuh tanaman.

Jumlah Daun (helai)

Menghitung jumlah daun keseluruhan pada tanaman sampai daun kedua

yang terbuka pada saat tanaman umur berapa hari setelah tanam (HST) yaitu 15

HST, 30 HST, 45 HST, dan 60 HST.

Umur Berbunga (hari)

Pengamatan umur berbunga dilakukan pada saat tanaman sudah memasuki

umur berbunga.
15

Jumlah Buah Pertanaman (Buah)

Perhitungan jumlah buat tomat pertanaman dilakukan pada saat panen.

Jumlah panen dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval waktu 5 hari.

Bobot Buah Pertanaman (g)

Penimbangan berat buah pertanaman dilakukan setiap kali panen. Jumlah

panen dilakukan sebanyak 3 kali Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan

alat timbangan digital.

Bobot Buah Per Plot (g)

Penimbangan berat buah pertanaman dilakukan setiap kali panen. Jumlah

panen dilakukan sebanyak 3 kali. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan

alat timbangan digital.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tinggi Tanaman

Data rataan tinggi tanaman dan analisis sidik ragam tanaman terung pada

umur 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST, dapat dilihat pada lampiran 3a dan 3b,

4a dan 4b, 5a dan 5b, 6a dan 6b. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa

perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata pada umur 30 HST, 45 HST

dan 60 HST terhadap tinggi tanaman, namun tidak berpengaruh nyata pada umur

15 HST.

Hasil uji beda rataan pengaruh media tanam organik terhadap Tinggi

Tanaman (cm) terung pada umur 15 HST sampai dengan 60 HST dapat dilihat

pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Hasil uji beda rataan pengaruh Media Tanam Organik terhadap Tinggi
Tanaman (cm) Terung umur 15 – 60 Hari Setelah Tanam (HST).
Umur (HST)
Perlakuan
15 30 45 60
K1 7,31 21,58a 27,45a 42,06a
K2 7,64 19,73b 24,04b 38,97b
K3 7,14 18,72b 23,72b 37,84b
K4 7,56 18,07b 23,95b 38,54b
Ket : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
DMRT.

Tabel 1 menujukkan bahwa perlakuan media tanam organik tidak

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman terung umur 15 HST, sedangkan

perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman terung

pada umur 30 HST, 45 HST dan 60 HST. Pada media tanam organik tidak

16
17

berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dimana perlakuan terbaik terdapat pada K 2

(top soil+pupuk kandang kambing) yaitu 7,64 cm perlakuan di ikuti K4 (top

soil+pupuk kandang ayam) yaitu 7,56 cm di ikuti K1 (top soil+pupuk kandang

sapi) dengan rataan yaitu 7,31 cm dan K3 (top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu

7,14 cm. Pada umur 30 HST perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman dimana perlakuan terbaik K1 (top soil+pupuk kandang sapi)

dengan rataan yaitu 21,58 cm di ikuti dengan perlakuan K 2 (top soil+pupuk

kandang kambing) yaitu 19,73 cm di ikuti dengan perlakuan K3 (top soil+pupuk

kandang kelinci) yaitu 18,72 cm dan di ikuti dengan perlakuan K4 (top soil+pupuk

kandang ayam) yaitu 18,07 cm. Pada umur 45 HST perlakuan media tanam

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dimana perlakuan terbaik K 1 (top

soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu 27,45 cm di ikuti dengan perlakuan

K2 (top soil+pupuk kandang kambing) yaitu 24,04 cm di ikuti dengan perlakuan

K4 (top soil+pupuk kandang ayam) yaitu 23,95 cm dan di ikuti dengan perlakuan

K3 (top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu 23,72 cm. Pada umur 60 HST

perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dimana

perlakuan terbaik K1 (top soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu 42,06 cm,

di ikuti dengan perlakuan K2 (top soil+pupuk kandang kambing) yaitu 38,97 cm,

di ikuti dengan perlakuan K3 (top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu 38,54 cm dan

di ikuti dengan perlakuan K4 (top soil+pupuk kandang ayam) yaitu 37,84 cm.

Jumlah Daun

Data rataan jumlah daun dan analisis sidik ragam tanaman terung pada

umur 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST, dapat dilihat pada lampiran 7a dan 7b,

8a dan 8b, 9a dan 9b, 10a dan 10b. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
18

perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata pada umur 15 HST, 30 HST

dan 60 HST terhadap jumlah daun, namun tidak berpengaruh nyata pada umur 45

HST.

Hasil uji beda rataan pengaruh media tanam organik terhadap Jumlah Daun

(helai) terung pada umur 15 HST sampai dengan 60 HST dapat dilihat pada Tabel

2 berikut ini :

Tabel 2. Hasil uji beda rataan pengaruh Media Tanam Organik terhadap Jumlah
Daun (helai) Terung umur 15 – 60 Hari Setelah Tanam (HST).
Umur (HST)
Perlakuan
15 30 45 60
K1 3,70a 9,50a 18,60 29,70a
K2 3,30ab 8,80ab 17,80 28,00b
K3 3,00bc 8,00bc 14,50 26,60c
K4 2,80c 7,90c 16,40 26,10d
Ket : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
DMRT.

Tabel 2 menujukkan bahwa perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata

terhadap jumlah daun terung umur 30 HST, sedangkan perlakuan media tanam

organik berpengaruh nyata terhadap jumlah daun terung pada umur 15 HST, 45

HST dan 60 HST. Pada media tanam organik berpengaruh nyata pada jumlah

dauntanaman terung umur 15 HST dimana perlakuan terbaik terdapat pada K 1 (top

soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu 3,70 cm di ikuti K 2 (top soil+pupuk

kandang kambing) yaitu 3,30 cm perlakuan di ikuti K3 (top soil+pupuk kandang

kelinci) yaitu 3,00 cm dan di ikuti K4 (top soil+pupuk kandang ayam) yaitu 2,80

cm. Pada umur 30 HST perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap

jumlah daun dimana perlakuan terbaik K 1 (top soil+pupuk kandang sapi) dengan

rataan yaitu 9,50 cm di ikuti dengan perlakuan K 2 (top soil+pupuk kandang


19

kambing) yaitu 8,80 cm di ikuti dengan perlakuan K3 (top soil+pupuk kandang

kelinci) yaitu 8,00 cm dan di ikuti dengan perlakuan K4 (top soil+pupuk kandang

ayam) yaitu 7,90 cm. Pada umur 45 HST perlakuan media tanam tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dimana perlakuan terbaik K 1 (top

soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu 18,60 cm di ikuti dengan perlakuan

K3 (top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu 16,40 cm dan di ikuti dengan

perlakuan K2 (top soil+pupuk kandang kambing) yaitu 17,80 cm di ikuti dengan

perlakuan K4 (top soil+pupuk kandang ayam) yaitu 16,40 cm dan di ikuti dengan

perlakuan K3 (top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu 14,50 cm. Pada umur 60

HST perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dimana

perlakuan terbaik K1 (top soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu 29,70

helai, di ikuti dengan perlakuan K2 (top soil+pupuk kandang kambing) yaitu 28,00

helai, di ikuti dengan perlakuan K3 (top soil+pupuk kandang ayam) yaitu 26,60

helai dan di ikuti dengan perlakuan K4 (top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu

26,10 helai.

Umur berbunga

Data rataan umur berbunga dan analisis sidik ragam tanaman terung dapat

dilihat pada lampiran 11a dan 11b. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa

perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata pada umur berbunga.

Hasil uji beda rataan pengaruh media tanam terhadap Umur Berbunga (hari)

terung dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :


20

Tabel 3. Hasil uji beda rataan pengaruh Media Tanam Organik terhadap Umur
Berbunga (hari) Tanaman Terung

Perlakuan Umur berbunga (hari)

K1 45,50b
K2 46,40b
K3 47,00b
K4 47,80a
Ket : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
DMRT.

Tabel 3 menujukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata

terhadap umur berbunga tanaman terung. Pada perlakuan media tanam organik di

atas tanaman umur berbunga yang tertinggi terdapat pada perlakuan K 4 (top

soil+pupuk kandang kelinci) dengan rataan yaitu 47,80 hari, di ikuti dengan

perlakuan K3 (top soil+pupuk kandang ayam) yaitu 47,00 helai, di ikuti dengan

perlakuan K2 (top soil+pupuk kandang kambing) yaitu 46,40 hari dan di ikuti

dengan perlakuan K1 (top soil+pupuk kandang sapi) yaitu 45,50 hari.

Jumlah Buah Per Tanaman

Data rataan jumlah buah per tanaman dan analisis sidik ragam tanaman

terung dapat dilihat pada lampiran 12a dan 12b. Hasil sidik ragam menunjukkan

bahwa perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata pada jumlah buah per

tanaman.

Hasil uji beda rataan pengaruh media tanam terhadap jumlah buah per

tanaman (buah) terung dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:


21

Tabel 4. Hasil uji beda rataan pengaruh Media Tanam Organik terhadap Jumlah
Buah Per Tanaman (buah) Tanaman Terung

Perlakuan Jumlah Buah Per Tanaman (buah)

K1 5,60a
K2 4,80ab
K3 4,10b
K4 3,60b
Ket : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
DMRT.

Tabel 4 menujukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata

terhadap jumlah buah per tanaman tanaman terung. Pada perlakuan media tanam

berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman dimana perlakuan terbaik

K1 (top soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu 5,60 buah dtidak berbeda

nyata dengan perlakuan K2 (top soil+pupuk kandang kambing) yaitu 4,80 buah

namun berbeda nyata dengan perlakuan K 3 (top soil+pupuk kandang ayam) yaitu

4,10 buah dan di ikuti perlakuan K4 (top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu 3,60

buah.

Bobot Buah Per Tanaman

Data rataan bobot buah per tanaman dan analisis sidik ragam tanaman

terung dapat dilihat pada lampiran 13a dan 13b. Hasil sidik ragam menunjukkan

bahwa perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata pada bobot buah per

tanaman.

Hasil uji beda rataan pengaruh media tanam terhadap bobot buah per

tanaman (gram) terung dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:


22

Tabel 5. Hasil uji beda rataan pengaruh Media Tanam terhadap Bobot Buah Per
Tanaman (gram) Tanaman Terung

Perlakuan Bobot Buah Per Tanaman (gram)

K1 492,54a
K2 433,028ab
K3 352,076bc
K4 292,412c
Ket : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
DMRT.

Tabel 5 menujukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata

terhadap bobot buah per tanaman tanaman terung. Pada perlakuan media tanam

berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman dengan perlakuan terbaik

terdapat pada perlakuan K1 (top soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu

492,54 gram tidak berbeda nyata dengan perlakuan K 2 (top soil+pupuk kandang

kambing) yaitu 433,028 gram namun berbeda nyata dengan perlakuan K3 (top

soil+pupuk kandang ayam) yaitu 352,076 gram dan di ikuti dengan perlakuan K4

(top soil+pupuk kandang kelinci) yaitu 292,412 gram.

Bobot Buah Per Plot

Data rataan bobot buah per plot dan analisis sidik ragam tanaman terung

dapat dilihat pada lampiran 15a dan 15b. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa

perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata pada bobot buah per plot.

Hasil uji beda rataan pengaruh media tanam terhadap bobot buah per plot

(gram) terung dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:


23

Tabel 6. Hasil uji beda rataan pengaruh Media Tanam terhadap Bobot Buah Per
Plot (gram) Tanaman Terung

Perlakuan Bobot Buah Per Plot (gram)

K1 1630,02a
K2 1280,56ab
K3 1148,23b
K4 1002,11b
Ket : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
DMRT.

Tabel 6 menujukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata

terhadap bobot buah per plot tanaman terung. Pada perlakuan media tanam

berpengaruh nyata terhadap bobot buah per plot dengan perlakuan terbaik terdapat

pada K1 (top soil+pupuk kandang sapi) dengan rataan yaitu 1630,02 gram tidak

berbeda nyata dengan perlakuan K2 (top soil+pupuk kandang kambing) yaitu

1280,56 gram namun berbeda nyata dengan perlakuan K3 (top soil+pupuk

kandang ayam) yaitu 1148,23 gram dan di ikuti dengan perlakuan K4 (top

soil+pupuk kandang kelinci) yaitu 1002,11 gram.

B. Pembahasan

Pengaruh Faktor Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi


Tanaman Terung (Solanum Melongena L) Varietas Antaboga

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa faktor media tanam pada tanaman

terung memberikan hasil yang tidak nyata pada tinggi tanaman umur 15 HST,

jumlah daun umur 45 HST. Diduga karena umur tanaman yang masih muda,

tanaman belum bisa menyerap unsur hara secara optimal yang diberikan dari

campuran media tanam dengan pupuk kandang sehingga tidak tercukupinya

kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan juga faktor luar seperti serangga yang

dapat menghambat pertumbuhannya. Kelebihan dan kekurangan unsur hara dapat


24

menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan atau terhambatnya pertumbuhan,

tanaman rentan terhadap hama dan penyakit. (Bakht et al.,2010).

Pada jumlah daun media tanam organik berpengaruh nyata pada umur 15

HST, 30 HST dan 60 HST dengan perlakuan media tanam organik di atas

tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan K 0 (top soil+pupuk kandang sapi)

dengan rataan yaitu 29,70 helai. Hal ini diduga pada penambahan media tanam

organik selain membantu memperbaiki struktur tanah juga mengandung unsur

hara yang diperlukan tanaman. Kandungan Unsur hara yang tergantung didalam

pupuk kandang sapi yaitu: 1,36% N, 0,27% P,dan 0,44% K, 0,57% Ca, 0,11%

Mg, (Sutedjo, 2010). Dimana Unsur N dimana unsur hara N memiliki peranan

dalam merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang,

cabang, dan daun. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Lindawati, et al., (2000)

dimana nitogen diperlukan untuk memproduksi protein, lemak, dan berbagai

persenyawaan organik lainnya. Nitrogen penting dalam pembentukan hijau daun

yang berguna sekali dalam proses fotosintesis. Harjanti, et al., (2014)

mengatakan bahwa nitrogen berfungsi mempercepat pertumbuhan tanaman,

menjadikan daun lebih hijau dan segar serta banyak mengandung butir-butir hijau

daun yang penting dalam proses fotosintesis.

Pada umur berbunga diduga karena tercukupinya kebutuhan unsur hara P

bagi tanaman terung yang berasal dari penambahan media tanam organik yang di

serap secara optimal oleh tanaman, dimana unsur hara P tersebut sangat

membantu tanaman dalam pembentukan bunga. Hal tersebut juga didukung oleh

pendapat dari Agromedia (2007), dimana unsur hara P berperan dalam

pembentukan protein dan mineral, mempercepat pembungaan serta pembuahan.


25

Perlakuan terbaik K0 (top soil+pupuk kandang sapi) yaitu 45,50 hari pada umur

berbunga.

Pada parameter panen perlakuan media tanam organik berpengaruh nyata

terhadap jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, dan bobot buah

perplot dengan perlakuan terbaik K0 (top soil+pupuk kandang sapi). Hal tersebut

masih berhubungan dengan umur berbunga, dimana umur berbunga juga

berpengaruh sangat nyata pada perlakuan media tanam organik. Semakin cepat

umur berbunga semakin cepat juga terbentuknya buah, sehingga jumlah buah

yang dihasilkan juga dapat lebih banyak. Dalam media tanam organik pupuk

kandang sapi terdapat unsur hara P dan K yang dimana unsur tersebut berperan

dalam pertumbuhan benih, akar, bunga dan juga buah. Sejalan dengan pernyataan

dari Lingga (2012) dimana banyaknya buah yang terbentuk dipengaruhi oleh

kandungan unsur P (fosfor) dan K (kalium), unsur P membantu pembentukan

bunga dan buah, dan unsur K membantu dalam perkembangan jaringan penguat

pada tangkai buah sehingga mengurangi gugurnya buah. Unsur hara yang

berperan penting dalam pembentukan buah adalah kalium (K). Kalium berguna

untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain

terutama organ tanaman penyimpan karbohidrat dan mengatur pembentukan

protein dan buah (Karsono et al., 2010).


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perlakuan media tanam organik dari pupuk kandang sapi, pupk kandang

kambing, pupuk kandang ayam, dan pupuk kandang kelinci berpengaruh nyata

pertumbuhan dan hasil produksi tanaman terung dengan perlakuan terbaik yaitu

K1 (top soil+pupuk kandang sapi).

B. Saran

Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi dari tanaman terung yang

lebih baik perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan

perlakuan yang lebih tepat untuk peningkatan pertumbuhan tanaman terung

dengan lebih maksimal.

26
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, D. 1994. Berbagai Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta

Anggraini, S., Wignyanto., N. Hidayat. R.Y. Anggarapuri. 2015. Pengaruh

Konsentrasi Penambahan EM-4 dan Lama Waktu Fermentasi pada

Kualitas Teh Kompos Janjang Kosong Kelapa Sawit sebagai Anti-

Fungal pada Ganoderma boninense. Prosiding 2-3 September 2015.

JurusanTeknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Brawijaya. Malang.

Assegaf, A. & Santoni, U. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir

Analisis Melalui Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal

pendidikan manajemen perkantoran. 1(1). [online] tersedia:

http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/3263.

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan

Semusim Indonesia 2018.

Beddes, T and Drost, D. 2010. Peanuts in The Garden. Horticulture. Utah State

University.

Bakht, J., Sharifi, M., Yyiusaf, M., dan Shan, H. U. 2010. Physiologi, Phenology

and yield of sunflower (auntum) as affected by NPK fertilizer and

hybrids, Pakistan J Bot, 42(3): 1909-1922.

BPTP Jambi. 2014. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknik

Pertanian. Jambi.
27
28

Djajakirana, M. 2001. Pengelolaan Bahan Organik. Balai Penelitian Tanaman

Rempah dan Obat. Hlm 83-88

Faisal. 2012. Meraup Untung Jutaan Rupiah dari Budidaya Terong. Diandra

Primamitra Media. Jakarta.

Firmanto, B. 2011.Sukses Bertanam Terung secara Organik. Angkasa ; Bandung

Hartatik dan L.R. Widowati. 2010. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.

http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id.

Harjanti, R. A., & Tohari, S. N. H. U. 2014. Pengaruh Takaran Pupuk Nitrogen

dan Silika Terhadap Pertumbuhan Awal (Saccharum officinarum L.)

Pada Inceptisol. Vegetalika, 3(2): 35-44

Karsono, S., Sudarmodjo, dan Y. Sutiyoso. 2010. Hidroponik: Skala Rumah

Tangga. PT AgroMedia Pustaka. Jakart

Litbang. 2014. Kotoran Kambing-Domba pun Bisa Bernilai Ekonomis.

http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr255039.pdf.

Lindawati, N., Izhar dan H. Syafria. 2000. Pengaruh Pemupukan nitrogen dan

Intervalnya. JPPTP. 2(2): 130-133.

Lingga, 2012. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

Makiyah, M. 2013. Analisis Kadar N,P dan K Pupuk Cair Limbah Cair Tahu

Dengan Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Tithonia

diversifolia). Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang


29

Nuraini, D.N., 2011, Aneka Manfaat Biji-Bijian, Yogyakarta, Gava Media, hal 11-

12.

Putra. 2014. “Ekstraksi Zat Warna Alam dari Bonggol Tanaman Pisang (Musa

Paradisiaca L.) dengan Metode Maserasi, Refluks dan Sokletasi.” Jurnal

Kimia. 8(1): 113-119.

Rukmana, H.R, dan Yudirachman. H.H. 2016. Budidaya & Pascapanen Tanaman

Obat Unggulan. Edisi ke-1. Editor: Maya. Yogyakarta: Lily Publisher.

Rukmana, R. 2002. Bertanam terung. Kanasius, Jogyakarta

Sahid, O.,T Murti, R., dan Trisnowati,S. 2014. Hasil dan mutu enam galur terung

(Solanum melongena L.) Jurnal Vegetalika Vol.3 (2); 45-48

Sakri, F.M. 2012. Meraup Untung Jutaan Rupiah dari Budidaya Terung

Saputri, L, Hastuti, E. D. dan Budihastuti R. 2018. Respon pemberian pupuk Urea

dan Pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan kandungan minyak

atsiri tanaman jahe merah (Zingiber officinale). Jurnal Biologi 7(1), 1-7

Spreadbury, D. 1978. The potensial for meat proction from Rabbits. Farell, D.J

dan Y.C. Rharjo. 1984. Puslibangnak. Bogor Indonesia

Sutedjo, M.M dan Kartasapoetra. 2006. Pupuk dan Cara Pemupukan. Edisi ke-5.

Rineka Cipta. Jakarta.

Sulardi. 2019. Pengujian Beberapa Jenis Mulsa dan POC terhadap Pertumbuhan

Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Pre nursery. Journal of

Animal Science and Agronomy Panca Budi. 4 (1). 1-7.


30

Wijayanti, E dan W. A Susila. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Secara Hidroponik dengan

Beberapa Komposisi Media Tanam. Bul. Agrohorti, 1(1):104–112


31

Lampiran 1. Denah Penelitian Di Lapangan

UI U II UV U III U IV

K1 K4 K2 K4 K3

K3 K2 K1 K1 K1

K4 K3 K4 K3 K2

K2 K1 K3 K2 K4
32

Lampiran 2. Jadwal Penelitian


No Kegiatan Minggu ke :
Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan
lahan

2 Pembuatan
plot

3 Pengisian
media tanam

4 Penanaman
6 Pemeliharaan

7 Panen &
Parameter
Kegiatan penelitian di lapangan ini direncanakan berlangsung selama 3
bulan dengan alokasi waktu seperti tercantum dalam tabel dibawah ini;
33

Lampiran 3a. Data Rataan Tinggi Tanaman 15 HST (Satuan)


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 8,00 7,05 8,10 7,15 6,25 36,55 7,31
K2 8,70 5,95 8,05 8,95 6,55 38,2 7,64
K3 7,25 7,35 7,55 7,15 6,40 35,7 7,14
K4 8,05 8,25 6,80 8,25 6,45 37,8 7,56
Total 32 28,6 30,5 31,5 25,65 148,25
Rerata 8,00 7,15 7,63 7,88 6,41 7,4125

Lampiran 3b. Data Sidik Ragam Tinggi tanaman 15 HST.


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompo
k 4 6,69 1,67 3,37 * 3,18 5,21
Perlakuan 3 0,79 0,26 0,53 tn 3,41 5,74
Galat 13 6,45 0,50
Total 20 13,93

KK = 10%
FK = 1098,90
34

Lampiran 4a. Data Rataan Tinggi Tanaman 30 HST (cm)


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 22,60 22,80 19,60 21,65 21,25 107,90 21,58
K2 20,05 20,80 18,00 19,80 20,00 98,65 19,73
K3 19,00 19,90 18,10 18,95 17,65 93,6 18,72
K4 18,30 17,55 18,00 18,35 18,15 90,35 18,07
Total 79,95 81,05 73,7 78,75 77,05 390,50
Rerata 19,99 20,26 18,43 19,69 19,26 19,525

Lampiran 4b. Data Sidik Ragam Tinggi tanaman 30 HST.


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 8,25 2,06 4,40 * 3,18 5,21
Perlakuan 3 35,15 11,72 24,99 ** 3,41 5,74
Galat 13 6,09 0,47
Total 20 49,50

KK = 4%
7624,5
FK =
1
35

Lampiran 5a. Data Rataan Tinggi Tanaman 45 HST (cm)


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 27,10 28,00 25,10 27,95 29,10 137,25 27,45
K2 24,05 23,60 22,35 25,25 24,95 120,2 24,04
K3 23,50 24,50 23,50 24,10 23,00 118,6 23,72
K4 23,35 23,35 24,95 24,00 24,10 119,75 23,95
Total 98 99,45 95,9 101,3 101,15 495,80
Rerata 24,50 24,86 23,98 25,33 25,29 24,79

Lampiran 5b. Data Sidik Ragam Tinggi tanaman 45 HST.


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 5,15 1,29 1,37 tn 3,18 5,21
Perlakuan 3 47,44 15,81 16,82 ** 3,41 5,74
Galat 13 12,23 0,94
Total 20 64,82

KK = 4%
FK = 12290,88
36

Lampiran 6a. Data Rataan Tinggi Tanaman 60 HST


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 41,50 41,40 38,55 42,15 46,71 210,31 42,06
K2 38,75 37,90 37,45 39,50 41,25 194,85 38,97
K3 38,20 37,70 36,40 38,80 38,10 189,2 37,84
K4 38,20 38,60 36,45 40,00 39,45 192,7 38,54
Total 156,65 155,6 148,85 160,45 165,51 787,06
39,35
Rerata
39,16 38,90 37,21 40,11 41,38 3

Lampiran 6b. Data Sidik Ragam Tinggi tanaman 60 HST.


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 37,99 9,50 7,55 ** 3,18 5,21
Perlakuan 3 52,18 17,39 13,83 ** 3,41 5,74
Galat 13 16,35 1,26
Total 20 106,52

KK = 3%
FK = 30973,17
37

Lampiran 7a. Data Rataan Jumlah Daun 15 HST


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 3,50 4,00 3,50 3,50 4,00 18,50 3,70
K2 2,50 3,00 4,00 3,50 3,50 16,5 3,3
K3 3,00 2,50 3,50 3,00 3,00 15 3
K4 2,50 2,50 3,00 3,00 3,00 14 2,8
Total 11,5 12 14 13 13,5 64,00
Rerata 2,88 3,00 3,50 3,25 3,38 3,2

Lampiran 7b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 15 HST


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 1,07 0,27 2,64 tn 3,18 5,21
Perlakuan 3 2,30 0,77 7,52 ** 3,41 5,74
Galat 13 1,33 0,10
Total 20 4,70

KK = 10%
FK = 204,80
38

Lampiran 8a. Data Rataan Jumlah Daun 30 HST


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 8,50 10,00 9,50 9,00 10,50 47,50 9,50
K2 7,50 8,50 9,50 9,00 9,50 44 8,8
K3 8,00 7,50 8,00 8,50 8,00 40 8
K4 7,50 8,00 8,00 8,50 7,50 39,5 7,9
Total 31,5 34 35 35 35,5 171,00
Rerata 7,88 8,50 8,75 8,75 8,88 8,55

Lampiran 8b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 30 HST


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 2,58 0,64 2,13 tn 3,18 5,21
Perlakuan 3 8,45 2,82 9,33 ** 3,41 5,74
Galat 13 3,92 0,30
Total 20 14,95

KK = 6%
FK = 1462,05
39

Lampiran 9a. Data Rataan Jumlah Daun 45 HST


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 16,50 19,50 18,50 19,50 19,00 93,00 18,60
K2 15,50 17,00 19,00 19,00 18,50 89 17,8
K3 16,00 5,50 17,50 17,00 16,50 72,5 14,5
K4 15,50 16,00 17,00 16,50 17,00 82 16,4
Total 63,5 58 72 72 71 336,50
Rerata 15,88 14,50 18,00 18,00 17,75 16,825

Lampiran 9b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 45 HST


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 39,70 9,92 1,61 tn 3,18 5,21
Perlakuan 3 48,44 16,15 2,62 tn 3,41 5,74
Galat 13 80,00 6,15
Total 20 168,14

KK = 15%
FK = 5661,61
40

Lampiran 10a. Data Rataan Jumlah Daun 60 HST


Perlakua Blok
Total Rerata
n U1 U2 U3 U4 U5
K1 29,50 30,50 29,00 30,00 29,50 148,50 29,70
K2 24,00 27,00 30,00 30,00 29,00 140 28
K3 25,00 25,50 28,50 27,50 26,50 133 26,6
K4 26,00 26,00 25,50 26,00 27,00 130,5 26,1
Total 104,5 109 113 113,5 112 552,00
Rerata 26,13 27,25 28,25 28,38 28,00 27,6

Lampiran 10b. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 60 HST


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 13,92 3,48 1,99 tn 3,18 5,21
Perlakuan 3 39,10 13,03 7,44 ** 3,41 5,74
Galat 13 22,78 1,75
Total 20 75,80

KK = 5%
FK = 15235,20
41

Lampiran 11a. Data Rataan Umur Berbunga


Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 45,50 45,50 45,50 45,00 46,00 227,50 45,50
K2 47,00 46,50 46,00 45,50 47,00 232 46,40
K3 47,00 47,00 47,00 47,00 47,00 235 47,00
K4 47,50 48,00 48,00 47,50 48,00 239 47,80
Total 187 187 186,5 185 188 933,50
Rerata 46,75 46,75 46,63 46,25 47,00 46,675

Lampiran 11b. Data Sidik Ragam Umur Berbunga


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 1,20 0,30 3,00 tn 3,18 5,21
Perlakuan 3 14,14 4,71 47,12 ** 3,41 5,74
Galat 13 1,30 0,10
Total 20 16,64

KK = 1%
FK = 43571,11

Lampiran 12a. Data Rataan Jumlah Buah Per Tanaman


42

Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 4,50 6,50 5,50 5,50 6,00 28,00 5,60
K2 3,00 3,50 5,50 6,50 5,50 24 4,8
K3 2,50 2,50 4,00 5,50 6,00 20,5 4,1
K4 3,00 3,00 3,00 3,50 5,50 18 3,6
Total 13 15,5 18 21 23 90,50
Rerata 3,25 3,88 4,50 5,25 5,75 4,525

Lampiran 12b. Data Sidik Ragam Jumlah Buah Per Tanaman


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 16,30 4,08 5,25 ** 3,18 5,21
Perlakuan 3 11,34 3,78 4,86 * 3,41 5,74
Galat 13 10,10 0,78
Total 20 37,74

KK = 19%
FK = 409,51

Lampiran 13a. Data Rataan Bobot Buah Per Tanaman


43

Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 323,13 581,66 485,06 482,59 590,28 2462,72 492,54
K2 212,56 291,63 537,59 580,51 542,85 2165,14 433,028
K3 162,52 172,91 362,95 502,60 559,40 1760,38 352,076
K4 198,15 130,06 260,14 341,86 531,85 1462,06 292,412
Total 896,36 1176,26 1645,74 1907,56 2224,38 7850,30
Rerata 224,09 294,07 411,44 476,89 556,10 392,515

Lampiran 13b. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Taanaman


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
289179,6 72294,9
Kelompok
4 3 1 9,36 ** 3,18 5,21
116515,1 38838,3
Perlakuan
3 4 8 5,03 * 3,41 5,74
100366,6
Galat
13 5 7720,51
506061,4
Total
20 1

KK = 22%
3081360,5
FK =
0
44

Lampiran 15a. Tranformasi akar Data Rataan Bobot Buah Per Tanaman
Perlakua Blok
Total Rerata
n U1 U2 U3 U4 U5

1630,0
K1
1239,91 1870,85 1627,31 1607,82 1804,21 8150,10 2
1280,5
K2
885,27 794,20 1500,40 1696,01 1526,92 6402,8 6
1148,2
K3
770,19 785,20 1014,26 1440,30 1731,21 5741,16 3
1002,1
K4
818,92 820,24 812,16 848,43 1710,81 5010,56 1
25304,6
Total
3714,29 4270,49 4954,13 5592,56 6773,15 2
1265,2
Rerata
928,57 1067,62 1238,53 1398,14 1693,29 3

Lampiran 15b. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Plot


F.0
SK DB JK KT Fh F.05
1
Kelompo 1415992,1 353998,0
k 4 8 4 5,44 ** 3,18 5,21
1081131,8 360377,2
Perlakuan
3 3 8 5,54 * 3,41 5,74
Galat 13 845869,93 65066,92
3342993,9
Total
20 4

KK = 20%
45

32016189,6
FK =
7

Lampiran 16a. Tranformasi Data Rataan Bobot Buah Per Plot (g)
Blok
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3 U4 U5
K1 35,22 43,26 40,35 40,10 42,48 201,41 40,28
176,96
K2
29,76 28,19 38,74 41,19 39,08 5 35,3929
167,21
K3
27,76 28,03 31,86 37,96 41,61 9 33,4437
156,28
K4
28,63 28,65 28,51 29,14 41,37 6 31,2571
Total 121,36816 128,128 139,45 148,387 164,546 701,88
Rerata 30,34 32,03 34,86 37,10 41,14 35,094

Lampiran 16b. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Plot


SK DB JK KT Fh F.05 F.01
Kelompok 4 290,13 72,53 5,53 ** 3,18 5,21
Perlakuan 3 222,25 74,08 5,65 * 3,41 5,74
Galat 13 170,50 13,12
Total 20 682,88
46

KK = 10%
FK = 24631,74

Lampiran 17. Dokumentasi

Pembuatan Media Tanam Tanaman Terung


47

Ulat Daun Penyakit Kuning

Tanaman Terung Ungu Panen

Supervisi

Anda mungkin juga menyukai